BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
4.1.
Pengumpulan Data
4.1.1. Alternatif Jenis Pembangkit Diantara beberapa jenis pembangkit tenaga listrik seperti yang diuraikan di Bab 2, maka berdasarkan studi pendahuluan dan wawancara dengan responden hanya ada tiga jenis pembangkit yang sesuai untuk diterapkan di industri manufaktur, yaitu : - Generator Gas Engine - Generator Diesel Engine - Turbin Uap dual fuel (diesel – natural gas) Ketiga pembangkit diatas mempunyai kelebihan untuk dipakai di industri yaitu : 1. Mampu menghasilkan daya hingga tingkat menengah (125 kW – 2MW) 2. Ukurannya relatif compact, sehingga bisa ditempatkan sedekat mungkin dengan fasilitas produksi. 3.
Tidak banyak memerlukan infrastruktur pendukung, mudah dalam prosedur pengoperasian dan perawatan.
4. Bahan bakar relatif mudah diperoleh. Dengan alternatif diatas maka dilakukan pemilihan berdasarkan kriteria yang ditetapkan PT.AHM untuk pembangkit, yaitu :
90
-
Biaya investasi
-
Biaya produksi listrik
-
Kualitas tenaga listrik
-
Kemudahan operasional, maintenance dan trouble shooting
-
Kontinuitas bahan bakar
Berdasarkan alternatif dan kriteria diatas maka dibuat kuosioner (lampiran) sebagai input metode AHP yang akan dipakai melakukan pemilihan alternatif. Kuosioner diberikan kepada tiga kelompok responden yang cukup mewakili proyek pembangunan power plant, yaitu : 1. Owner (pemilik proyek), dalam hal ini manajemen PT.Astra Honda Motor, yang diwakili oleh : - Facility Provider Plant 1
: 2 orang
- Facility Provider Plant 2
: 2 orang
- Facility Provider Plant 3
: 2 orang
2. Kontraktor Power, Mechanical and Electrical, terdiri dari : - PT. Prima Jaya Guna Engineering : 2 orang - PT. Taiyo Sinar raya Teknik
: 1 orang
- PT. Indah Yamamitra
: 1 orang
- PT. Quantum Intra Teknik
: 1 orang
3. Konsultan Power, Mechanical and Electrical, yaitu : - PT. Gistama Inti Semesta Total Jumlah Responden
: 2 orang : 12 orang
+
91
Berikut adalah tabel yang menunjukkan kesimpulan hasil kuosioner. Point dengan tanda (*) merupakan rata-rata scoring skala prioritas responden terhadap pilihannya. Tabel 4.1 Kesimpulan hasil kuosioner Alternatif Pembangkit No.
1
2
3
4
Biaya Investasi
Biaya Produksi Listrik
Kualitas Tenaga Listrik
Pilihan 2
Gas Engine (GE)
Diesel Engine (DE)
Diesel Engine (DE)
1
2
3*
4
5
6
7
8
9
Gas Engine (GE)
Turbin Uap (TU)
Turbin Uap (TU)
1
2*
3
4
5
6
7
8
9
Diesel Engine (DE)
Turbin Uap (TU)
Diesel Engine (DE)
1
2
3
4*
5
6
7
8
9
Gas Engine (GE)
Diesel Engine (DE)
Gas Engine (GE)
1
2
3
4
5*
6
7
8
9
Gas Engine (GE)
Turbin Uap (TU)
Gas Engine (GE)
1
2
3
4*
5
6
7
8
9
Diesel Engine (DE)
Turbin Uap (TU)
Turbin Uap (TU)
1
2
3*
4
5
6
7
8
9
Gas Engine (GE)
Diesel Engine (DE)
Gas Engine (GE)
1
2
3*
4
5
6
7
8
9
Gas Engine (GE)
Turbin Uap (TU)
Gas Engine (GE)
1
2
3*
4
5
6
7
8
9
Point
Diesel Engine (DE)
Turbin Uap (TU)
Diesel Engine (DE)
1
2*
3
4
5
6
7
8
9
Kemudahan Operasional,
Gas Engine (GE)
Diesel Engine (DE)
Gas Engine (GE)
1
2*
3
4
5
6
7
8
9
Maintenance dan Trouble
Gas Engine (GE)
Turbin Uap (TU)
Gas Engine (GE)
1
2
3
4*
5
6
7
8
9
shooting
5
Pilihan 1
Pembangkit Pilihan Responden
Kriteria
Kontinuitas Bahan Bakar
Diesel Engine (DE)
Turbin Uap (TU)
Diesel Engine (DE)
1
2
3
4*
5
6
7
8
9
Gas Engine (GE)
Diesel Engine (DE)
Diesel Engine (DE)
1
2*
3
4
5
6
7
8
9
Gas Engine (GE)
Turbin Uap (TU)
Turbin Uap (TU)
1
2
3*
4
5
6
7
8
9
Diesel Engine (DE)
Turbin Uap (TU)
Turbin Uap (TU)
1
2
3*
4
5
6
7
8
9
4.1.2. Daya dan Tarif Listrik Saat ini PT.AHM Plant III berlangganan listrik dari PT.Cikarang Listrindo dengan kelas I-4. Suplai dari PT.CL untuk PT.AHM Plant II terdiri dari dua cabang, yaitu : 1. Gardu Utility 1, dengan kapasitas terpasang 6000 kVA (kilo Volt Ampere). 2. Gardu Utility 2, dengan kapasitas terpasang 4600 kVA (kilo Volt Ampere).
92
Maka kapasitas total terpasang efektif PT.AHM Plant III per bulan adalah :
⎡ 6000 + 4600 ⎤ ⎢ ⎥ × 22 × 24 = (10,600/0.8) x 22 x 24 = 4,477,440 kWh 0.8 ⎣ ⎦ Dimana 0.8 adalah faktor transisi dari kVA ke KW (1 kVA = 0.8 kW). Sedangkan tarif yang diberlakukan oleh PT.Cikarang Listrindo adalah sebagai berikut (data per Juli 2007) : -
Untuk pemakaian saat WBP (waktu beban puncak/Rate 1) antara pukul 07.00 – 22.00 = Rp.742.59/kWh.
-
Untuk pemakaian saat LWBP (luar waktu beban puncak/Rate 2) antara pukul 22.00 – 07.00 = Rp.742.59/kWh.
-
Biaya beban (capacity charge) = Rp. 39,836/kVA.bulan, biaya ini selalu sama tiap bulannya (identik dengan biaya abonemen).
4.1.3. Pemakaian Daya Listrik
Data pemakaian listrik yang diambil adalah data aktual pemakaian listrik untuk Gardu Utility 1 dan Gardu Utility 2 dimulai dari periode Juli 2006 sampai dengan Juni 2007. Nama setiap bulan diganti dengan penomoran untuk mempermudah pengolahan data, seperti ditunjukkan oleh tabel 4.2, sedangkan pola pemakaian listrik dapat dilihat pada grafik 4.1
93
Tabel 4.2 Data pemakaian daya listrik aktual periode Juli 2006 – Juni 2007
Tahun
2006
2007
Notasi
Jumlah Produksi (Unit)
Jul-06
1
Aug-06
2
Bulan
Gardu Utility 1 (kWh)
Total LWPB
Total WBP
867,700
1,041,300
2,017,600
Total Pemakaian Daya Listrik Plant III (kWh) 3,058,900
598,700
1,346,500
1,254,300
2,866,400
4,120,700
Gardu Utility 2 (kWh)
LWBP (kWh)
WBP (kWh)
LWBP (kWh)
WBP (kWh)
66,000
494,100
1,149,900
547,200
86,000
655,600
1,519,900
Sep-06
3
94,923
673,000
1,413,300
461,900
1,357,600
1,134,900
2,770,900
3,905,800
Oct-06
4
63,840
636,200
1,303,600
427,000
1,477,500
1,063,200
2,781,100
3,844,300
Nov-06
5
120,215
677,000
1,402,100
610,900
1,359,800
1,287,900
2,761,900
4,049,800
Dec-06
6
110,188
720,200
1,454,800
832,300
1,463,300
1,552,500
2,918,100
4,470,600
Jan-07
7
66,301
659,600
1,343,800
695,100
1,089,000
1,354,700
2,432,800
3,787,500
Feb-07
8
66,619
582,700
1,262,200
703,500
1,009,400
1,286,200
2,271,600
3,557,800
Mar-07
9
63,272
536,900
1,130,100
627,400
922,400
1,164,300
2,052,500
3,216,800
Apr-07
10
62,051
545,100
1,142,400
632,900
939,100
1,178,000
2,081,500
3,259,500
May-07
11
71,350
663,400
1,392,700
762,400
1,298,600
1,425,800
2,691,300
4,117,100
Jun-07
12
67,900
682,400
1,409,200
574,400
1,308,900
1,256,800
2,718,100
3,974,900
4.1.4. Data Jam dan Hari Kerja
Jumlah hari kerja normal tanpa overtime per bulan adalah 22 hari kerja. PT.AHM Plant III dalam keadaan produksi normal (juga tanpa overtime) menerapkan dua shift kerja, dimana : - Jam kerja shift 1 dimulai dari jam 07.00 – 16.00. - Jam kerja shift 2 dimulai dari jam 16.00 – 24.00. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk inisialisasi (persiapan run) mesin sendiri kurang lebih 1 jam. Dan juga setelah jam kerja shift 2 berakhir, masih ada beberapa mesin seperti pompa-pompa dan penerangan umum yang tetap bekerja secara otomatis. Sehingga diasumsikan jam kerja per hari adalah 24 jam.
94
4.2.
Pengolahan Data
4.2.1. Penentuan Jenis Pembangkit Listrik
Penentuan jenis pembangkit dilakukan dengan metode AHP (Analythical Hierarchy Process) dengan input data berupa kesimpulan hasil kuosioner seperti
ditunjukkan oleh tabel 4.1. Tahap - tahap penentuan jenis pembangkit dengan metode AHP adalah sebagai berikut : 1. Membuat Matriks pairwise comparison untuk alternatif pada setiap kriteria keputusan yang ditetapkan, yaitu : biaya investasi, biaya produksi listrik, kualitas tenaga listrik, kemudahan operasional dan kontinuitas bahan bakar
Tabel 4.3 Matriks Pairwise Comparison untuk alternatif pada setiap kriteria Kriteria 1. Biaya Investasi Pembangkit
Kriteria 2. Biaya Produksi Listrik
GE
DE
TU
Pembangkit
GE
DE
TU
GE
1
1/3
1/2
GE
1
5
4
DE
3
1
4
DE
1/5
1
1/3
TU
2
1/4
1
TU
1/4
3
1
Kriteria 4. Kemudahan Operasional, Maintenance & Trouble shooting
Kriteria 3. Kualitas Tenaga Listrik Pembangkit
GE
DE
TU
GE
1
3
3
DE
1/3
1
TU
1/3
½
GE
DE
TU
GE
1
2
4
2
DE
1/2
1
4
1
TU
1/4
1/4
1
Kriteria 5. Kontinuitas Bahan Bakar Pembangkit
GE
DE
TU
GE
1
2
1/3
DE
1/2
1
1/3
TU
3
3
1
Pembangkit
95
2. Menjumlahkan nilai pada setiap kolom Tabel 4.4 Penjumlahan nilai setiap kolom Kriteria 1. Biaya Investasi Pembangkit
Kriteria 2. Biaya Produksi Listrik
GE
DE
TU
GE
1
1/3
½
DE
3
1
4
TU
2
1/4
Jumlah
6
1 7/12
GE
DE
GE
1
5
4
DE
1/5
1
1/3
1
TU
1/4
3
1
5 1/2
Jumlah
1 9/20
9
5 1/3
TU
Kriteria 4. Kemudahan Operasional, Maintenance & Trouble shooting
Kriteria 3. Kualitas Tenaga Listrik Pembangkit
Pembangkit
GE
DE
TU
GE
1
3
3
DE
1/3
1
2
Pembangkit
GE
DE
TU
GE
1
2
4
DE
1/2
1
4
TU
1/3
1/2
1
TU
1/4
1/4
1
Jumlah
1 2/3
4 1/2
6
Jumlah
1 3/4
3 1/4
9
Kriteria 5. Kontinuitas Bahan Bakar Pembangkit
GE
DE
TU
GE
1
2
1/3
DE
1/2
1
1/3
TU
3
3
1
Jumlah
4 1/2
6
1 2/3
3. Membagi nilai tiap kolom terkait dengan hasil penjumlahan, kemudian hasil tiap kolom dijumlahkan lagi, hasilnya harus sama dengan 1. Tabel 4.5 Pembagian nilai kolom dengan hasil penjumlahan Kriteria 1. Biaya Investasi
Kriteria 2. Biaya Produksi Listrik
Pembangkit GE
GE 1/6
DE 4/19
TU 1/11
Pembangkit GE
GE 20/29
DE 5/9
TU 3/4
DE
1/2
12/19
8/11
DE
4/29
1/9
1/16
TU
1/3
3/19
2/11
TU
5/29
1/3
3/16
Jumlah
1
1
1
Jumlah
1
1
1
96
Lanjutan Tabel 4.5 Pembagian nilai kolom dengan hasil penjumlahan Kriteria 4. Kemudahan Operasional, Maintenance & Trouble shooting
Kriteria 3. Kualitas Tenaga Listrik Pembangkit
GE
DE
TU
Pembangkit
GE
3/5
2/3
1/2
GE
GE
DE
TU
4/7
8/13
4/9
DE
1/5
2/9
1/3
DE
2/7
4/13
4/9
TU
1/5
1/9
1/6
TU
1/7
1/13
1/9
Jumlah
1
1
1
Jumlah
1
1
1
Kriteria 5. Kontinuitas Bahan Bakar Pembangkit
GE
DE
TU
GE
2/9
1/3
1/5
DE
1/9
1/6
1/5
TU Jumlah
2/3 1
1/2 1
3/5 1
4. Merubah nilai kolom ke bentuk desimal dan mencari nilai rata-rata tiap baris. Tabel 4.6 Nilai Rata-rata tiap baris Kriteria 1. Biaya Investasi
Kriteria 2. Biaya Produksi Listrik
Pembangkit
GE
DE
TU
Ratarata
Pembangkit
GE
DE
TU
Ratarata
GE
0.167
0.211
0.091
0.156
GE
0.690
0.556
0.750
0.665
DE
0.500
0.632
0.727
0.620
DE
0.138
0.111
0.063
0.104
TU
0.333
0.158
0.182
0.224
TU
0.172
0.333
Jumlah
1.000
0.188
0.231
Jumlah
1.000
Kriteria 4. Kemudahan Operasional, Maintenance & Trouble shooting
Kriteria 3. Kualitas Tenaga Listrik Pembangkit
GE
DE
TU
Ratarata
Pembangkit
GE
DE
TU
Ratarata
GE
0.600
0.667
0.500
0.589
GE
0.571
0.615
0.444
0.544
DE
0.200
0.222
0.333
0.252
DE
0.286
0.308
0.444
0.346
TU
0.200
0.111
0.167
0.159
TU
0.143
0.077
0.111
0.110
Jumlah
1.000
Jumlah
1.000
97
Lanjutan Tabel 4.6 Nilai Rata-rata tiap baris Kriteria 5. Kontinuitas Bahan Bakar GE
DE
TU
Ratarata
GE
0.222
0.333
0.200
0.252
DE
0.111
0.167
0.200
0.159
TU
0.667
0.500
0.600 Jumlah
0.589 1.000
Pembangkit
Tabel 4.7 Resume Tabel 4.6 Pembangkit
Biaya Investasi
Biaya Produksi Listrik
Kualitas Tenaga Listrik
Kemudahan Operasional, Maintenance & troubleshooting
Kontinuitas Bahan Bakar
Gas Engine (GE)
0.156
0.665
0.589
0.544
0.252
Diesel Engine (DE)
0.620
0.104
0.252
0.346
0.159
Turbin Uap (TU)
0.224
0.231
0.159
0.110
0.589
5. Membuat tabel matriks order of importance untuk kriteria Tabel 4.8 Order of importance Kriteria Biaya Investasi
Biaya Produksi Listrik
Kualitas Tenaga Listrik
Kemudahan Operasional, Maintenance & troubleshooting
Kontinuitas Bahan Bakar
Biaya Investasi
1
1/2
2
2
2
Biaya Produksi Listrik
2
1
2
3
3
Kualitas Tenaga Listrik
½
1/2
1
2
3
Kemudahan Operasional, Maintenance dan Trouble shooting
½
1/3
1/2
1
2
Kontinuitas Bahan Bakar
½
1/3
1/3
1/2
1
Kriteria
98
6. Mengulangi langkah 2 sampai dengan 4, sehingga didapat resume berupa tabel berikut. Tabel 4.9 Nilai Rata-rata tiap baris untuk kriteria Biaya Investasi
Biaya Produksi Listrik
Kualitas Tenaga Listrik
Kemudahan Operasional, Maintenance & troubleshooting
Kontinuitas Bahan Bakar
Ratarata
Biaya Investasi
0.222
0.188
0.343
0.235
0.182
0.234
Biaya Produksi Listrik
0.444
0.375
0.343
0.353
0.273
0.358
Kualitas Tenaga Listrik
0.111
0.188
0.171
0.235
0.273
0.196
Kemudahan Operasional, Maintenance dan Trouble shooting
0.111
0.125
0.086
0.118
0.182
0.124
Kontinuitas Bahan Bakar
0.111
0.125
0.057
0.059
0.091
0.089
Kriteria
Jumlah
1.000
Nilai rata-rata dari tabel 4.9 diatas merupakan nilai eigen vector yang akan dijadikan faktor pengali untuk matriks alternatif pembangkit, berikut adalah tabel eigen vector.
Tabel 4.10 Eigen vector Kriteria Biaya Investasi
0.234
Biaya Produksi Listrik
0.358
Kualitas Tenaga Listrik
0.196
Kemudahan Operasional, Maintenance dan Trouble shooting
0.124
Kontinuitas Bahan Bakar
0.089
99
7. Mengalikan matriks alternatif pembangkit (tabel 4.7) dengan matriks eigen vector (tabel 4.10)
Tabel 4.11 Perkalian matriks alternatif dan kriteria
bangkit
Biaya Investasi
Biaya Produksi Listrik
Kualitas Tenaga Listrik
Kemudahan Operasional, Maintenance & troubleshooting
Kontinuitas Bahan Bakar
Gas Engine (GE)
0.156
0.665
0.589
0.544
0.252
Diesel Engine (DE)
0.620
0.104
0.252
0.346
0.159
Turbin Uap (TU)
0.224
0.231
0.159
0.110
0.589
Kriteria
Biaya Investasi
0.234
Biaya Produksi Listrik
0.358
Kualitas Tenaga Listrik
0.196
Kemudahan Operasional, Maintenance dan Trouble shooting Kontinuitas Bahan Bakar
8. Dari perkalian matriks diatas didapat scoring akhir sebagai berikut : - Gas Engine
= (0.156x0.234) + (0.665x0.358) + (0.589x0.196) + (0.544x0.124) + (0.252x0.089) = 0.4794
- Diesel Engine = (0.620x0.234) + (0.104x0.358) + (0.252x0.196) + (0.346x0.124) + (0.159x0.089) = 0.2884 - Turbin Uap
= (0.224x0.234) + (0.231x0.358) + (0.159x0.196) + (0.11x0.124) + (0.589x0.089) = 0.2321
Dari hasil scoring diatas diperoleh nilai tertinggi 0.4974 untuk Gas Engine, sehingga untuk pembangkit yang akan direncanakan dipilih jenis Gas Engine Generator.
0.124 0.089
100
4.2.2. Peramalan Pemakaian Tenaga Listrik Konsumsi Daya Listrik Plant 3 5,000,000 4,500,000
4,470,600
4,000,000
4,120,700
3,905,800 3,844,300
4,117,100
4,049,800 3,787,500
3,500,000
3,974,900
3,557,800 3,216,800
Daya (kWh)
3,259,500
WB P
3,000,000 3,058,900
2,500,000
LWB P
2,000,000
To tal
1,500,000
Linear (To tal)
1,000,000
Linear (LWB P ) Linear (WB P )
500,000 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Bulan
Grafik 4.1 Pola pemakaian tenaga listrik Pola data pemakaian listrik seperti pada Grafik 4.1 dapat dikelompokkan sebagai jenis pola data stasioner, tetapi mempunyai kecenderungan ke arah pola trend. Untuk itu data tersebut akan dianalisis dengan tiga metode peramalan yaitu Single Moving Averages, Single Exponential Smoothing, dan Regresi linier dengan deret waktu.
Hasil perhitungan dari ketiga metode tersebut hanya ditampilkan resumenya saja, sedangkan detailnya ditampilkan pada lampiran. Perhitungan peramalan adalah sebagai berikut : Peramalan pertama menggunakan metode Single Moving Averages. Pada metode ini digunakan 3 macam periode yaitu 2, 4 dan 5 periode. Pengolahan data dengan metode ini menghasilkan perhitungan seperti pada tabel berikut.
101
Tabel 4.12 Hasil forecast Daya Metode Single Moving Average Notasi Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Actual Data (Xi) 3,058,900 4,120,700 3,905,800 3,844,300 4,049,800 4,470,600 3,787,500 3,557,800 3,216,800 3,259,500 4,117,100 3,974,900
MSE MAPE
SMA 2 periode
SMA 4 periode
SMA 5 periode
3,589,800 4,013,250 3,875,050 3,947,050 4,260,200 4,129,050 3,672,650 3,387,300 3,238,150 3,688,300 206,163,884,500 10.37
3,732,425 3,980,150 4,067,625 4,038,050 3,966,425 3,758,175 3,455,400 3,537,800 261,236,983,438 13.17
3,795,900 4,078,240 4,011,600 3,942,000 3,816,500 3,658,440 3,587,740 277,444,311,257 13.72
Peramalan kedua menggunakan metode Single Exponential Smoothing. Pada metode ini digunakan smoothing constant (α) yang bernilai 0.1, 0.6, dan 0.95. Penentuan α dilakukan dengan cara trial and error. Pengolahan data dengan metode ini menghasilkan perhitungan seperti pada tabel berikut. Tabel 4.13 Hasil forecast Daya Metode Single Exponential Smoothing Notasi Periode 1 2 3 4 5 6 7
Actual Data (Xi) 3,058,900 4,120,700 3,905,800 3,844,300 4,049,800 4,470,600 3,787,500
α = 0.1
α = 0.6
α = 0.95
3,058,900 3,165,080 3,239,152 3,299,667 3,374,680 3,484,272
3,058,900 3,695,980 3,821,872 3,835,329 3,964,012 4,267,965
3,058,900 4,067,610 3,913,891 3,847,780 4,039,699 4,449,055
102
Lanjutan Tabel 4.13 Hasil forecast Daya Metode Single Exponential Smoothing 8 9 10 11 12
3,557,800 3,216,800 3,259,500 4,117,100 3,974,900
MSE MAPE
3,514,595 3,518,915 3,488,704 3,465,783 3,530,915 424,089,763,718 14.19
3,979,686 3,726,554 3,420,702 3,323,981 3,799,852 257,175,072,542 10.67
3,820,578 3,570,939 3,234,507 3,258,250 4,074,158 251,377,581,676 9.67
Peramalan ketiga menggunakan metode Regresi Linier dengan deret waktu. Pengolahan data dengan metode ini menghasilkan perhitungan seperti pada tabel berikut. Tabel 4.14 Hasil forecast Daya Metode Regresi Linier dengan deret waktu Notasi Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Actual Data (Xi) 3,058,900 4,120,700 3,905,800 3,844,300 4,049,800 4,470,600 3,787,500 3,557,800 3,216,800 3,259,500 4,117,100 3,974,900
MSE MAPE
y' 3,776,022 3,776,801 3,777,581 3,778,360 3,779,139 3,779,919 3,780,698 3,781,477 3,782,257 3,783,036 3,783,816 3,784,595 166,235,019,026 9.3
Dari ketiga metode diatas dapat dibuat ringkasan seperti ditunjukkan oleh tabel berikut.
103
Tabel 4.15 Resume forecasting pemakaian daya listrik Opsi
Metode
MSE
MAPE
Nilai Tracking Signal
Tracking Signal
Keputusan
1 2 3
SMA 2 periode SMA 4 periode SMA 5 periode
206,163,884,500 261,236,983,438 277,444,311,257
10.4 13.2 13.7
-2.23 s/d 2.86 -2.56 s/d 2 -2.5 s/d 1
OK OK OK
Diterima Diterima Diterima
4
Single Exponential Smoothing (a = 0.1)
424,089,763,718
14.2
1 s/d 9.12
NO OK
Ditolak
5
Single Exponential Smoothing (a = 0.6)
257,175,072,542
10.7
1 s/d 5
NO OK
Ditolak
6
Single Exponential Smoothing (a = 0.95)
251,377,581,676
9.7
1 s/d 3.8
OK
Diterima
7
Regresi Linier deret waktu
166,235,019,026
9.3
-1 s/d 2.48
OK
Diterima
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan : -
MSE terkecil = 166,235,019,026
-
MAPE terkecil = 9.3
-
Metode : Regresi linier deret waktu
Sehingga dipilih metode Regresi linier deret waktu untuk melakukan peramalan pemakaian daya listrik. Berdasarkan ketentuan dari manajemen PT.AHM bahwa umur ekonomis suatu mesin yang bekerja terus menerus diperkirakan sekitar 8 tahun, maka peramalan akan dilakukan selama 8 tahun berjalan ditambah 1 tahun masa pelaksanaan proyek pembangunan power plant, dengan tiap tahun terdiri atas 12 bulan. Hasil peramalan ini seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
104
Tabel 4.16 Hasil forecasting pemakaian daya listrik metode Regresi Linier deret waktu
Periode/
Tahun Data year
0 (Project Completion year)
1
2
3
4
5
6
7
8
Jul 06 Jun 07
July 07 June 08
July 08 June 09
July 09 June 10
July 10 June 11
July 11 Jun 12
July 12 June 13
July 13 June 14
July 14 June 15
July 15 June 16
1
3,776,022
3,785,374
3,794,727
3,804,079
3,813,432
3,822,784
3,832,136
3,841,489
3,850,841
3,860,194
2
3,776,801
3,786,154
3,795,506
3,804,859
3,814,211
3,823,563
3,832,916
3,842,268
3,851,621
3,860,973
3
3,777,581
3,786,933
3,796,285
3,805,638
3,814,990
3,824,343
3,833,695
3,843,048
3,852,400
3,861,753
4
3,778,360
3,787,712
3,797,065
3,806,417
3,815,770
3,825,122
3,834,475
3,843,827
3,853,179
3,862,532
5
3,779,139
3,788,492
3,797,844
3,807,197
3,816,549
3,825,902
3,835,254
3,844,606
3,853,959
3,863,311
6
3,779,919
3,789,271
3,798,624
3,807,976
3,817,328
3,826,681
3,836,033
3,845,386
3,854,738
3,864,091
7
3,780,698
3,790,050
3,799,403
3,808,755
3,818,108
3,827,460
3,836,813
3,846,165
3,855,518
3,864,870
8
3,781,477
3,790,830
3,800,182
3,809,535
3,818,887
3,828,240
3,837,592
3,846,945
3,856,297
3,865,649
9
3,782,257
3,791,609
3,800,962
3,810,314
3,819,667
3,829,019
3,838,371
3,847,724
3,857,076
3,866,429
10
3,783,036
3,792,389
3,801,741
3,811,093
3,820,446
3,829,798
3,839,151
3,848,503
3,857,856
3,867,208
11
3,783,816
3,793,168
3,802,520
3,811,873
3,821,225
3,830,578
3,839,930
3,849,283
3,858,635
3,867,988
12
3,784,595
3,793,947
3,803,300
3,812,652
3,822,005
3,831,357
3,840,710
3,850,062
3,859,414
3,868,767
Bulan
4.2.3. Perhitungan Kapasitas dan Jumlah Gas Engine Generator
Dari hasil forecast diperoleh perkiraan pemakaian daya listrik terbesar adalah 3,868,767 kWh/bulan. Manajemen PT.AHM mempunyai kebijakan pemberian toleransi 10% dari hasil forecast ini untuk mengatasi terjadinya forecast error dan untuk mengantisipasi apabila terjadi overtime, sehingga jumlah terbesar pemakaian daya efektif adalah : 3,868,767 x 1.1 = 4,255,644 kWh/bulan
105
Dengan 22 hari kerja perbulan dan 24 jam kerja per hari maka diperoleh kapasitas Gas Engine Generator (P) :
P=
4,255,644 = 8059.931 kW 22 × 24
Berikutnya dicari merk Gas Engine Generator yang mempunyai kapasitas mendekati kebutuhan diatas. Dari hasil sourcing ke beberapa maker Genset diperoleh data kapasitas per unit genset. Kapasitas dan jumlah genset yang mendekati kebutuhan seperti ditunjukkan tabel berikut. Tabel 4.17 Perbandingan Daya beberapa merk Gas Engine Merk Gas Engine Deutz GE Jenbacher Cummins
Daya (kW)
Jumlah
2934 2433 2000
2 3 4
Daya Total (kW) 5868 7299 8000
Pemilihan jumlah genset berpedoman pada hal-hal berikut : -
Jumlah genset harus lebih dari satu unit untuk menjamin keandalan instalasi.
-
Total daya tidak boleh melebihi kebutuhan agar tidak ada kapasitas genset yang terbuang.
-
Total daya harus sedapat mungkin mendekati kebutuhan agar dapat mengurangi pemakaian daya dari PT.CL semaksimal mungkin.
Berdasarkan hal diatas maka untuk pembangkit Gas Engine Generator dipilih merk Cummins dengan kapasitas 2000 kW dan dipilih jumlah genset 4 unit dengan
106
daya total tersedia 8000 kW, sehingga kapasitas terpasang efektif power plant per bulan adalah : 8000 x 24 x 22 = 4,224,000 kWh.
4.2.4. Perhitungan Load Sharing Daya Listrik dengan Pendekatan Model Linear Programming
• Biaya berlangganan listrik dari PT.Cikarang Listrindo meliputi : -
Biaya beban (capacity charge) = Rp. 39,836/kVA.bulan, dengan kapasitas terpasang total 10,600 kVA, maka biaya beban per bulan = 10,600 x Rp.39,836 = Rp. 422,261,600.00
-
Biaya pemakaian Rp.742.59/kWh (untuk WBP dan LWBP).
• Biaya pengadaan listrik menggunakan power plant adalah biaya pemakaian Natural gas untuk bahan bakar genset, dimana : -
Konsumsi bahan bakar genset = 500 m3/jam
-
Harga natural gas = Rp.1953/m3, (kurs 1 USD = Rp.9000 ; Juli 2007). Maka total biaya untuk 4 unit genset per bulan adalah :
500 × 1953× 4 × 22 × 24 = Rp. 2,062,368,000.00 Sehingga biaya gas per kWh =
2,062,368,000 = Rp.488.25 / kWh 4,224,000
Dalam perumusan fungsi tujuan, perhitungan biaya operasional genset dipisah tersendiri. Dari data-data diatas dibuat input yang digunakan untuk pemodelan dalam Linear Programming sebagai berikut :
107
Tabel 4.18 Data Input Pemodelan Linear Programing Kap.Suplai (kWh) PT.CL Power Plant 4,477,440 4,224,000 742.59 488.250
Daya tersedia (kWh) Biaya (Rp/kWh)
Kebutuhan maks. (kW) 4,255,644
Dari tabel diatas dapat diformulasikan bentuk linier programming sebagai berikut : Variabel keputusan : - Kapasitas suplai PT.CL = X1 - Kapasitas suplai Power plant = X2 Fungsi tujuan : Zmin = 742.59.X1 + 488.25.X2 Fungsi kendala : X1 + X2 ≤ 4,255,644 X1 ≤ 4,477,440 X2 ≤ 4,224,000 X1, X2 ≥ 0 (kendala non negatifitas) Pemecahan masalah linier programming diatas menggunakan metode grafis dengan urutan sebagai berikut : - Untuk kendala pertama, bila X1 = 0, maka X2 = 4,255,644, dan bila X2 = 0, maka X1 = 4,255,644, jadi bila ditarik garis lurus akan seperti terlihat pada grafik 4.2. - Untuk kendala pertama yang berpotongan dengan kendala kedua dan ketiga, X1 + X2 = 4,255,644 bila X1 = 4,477,440
X2 = 4,255,644 - 4,477,440 = -221,796 (tidak memenuhi syarat X1, X2 ≥ 0)
bila X2 = 4,224,000
X1 = 4,255,644 - 4,224,000 = 31,644
108
X2
5 juta
4 juta
C
X2 ≤ 4,224,000
A
X1 + X2 ≤ 4,255,644 3 juta X1 ≤ 4,477,440 2 juta
Ruang Solusi
1 juta
B 0
1 juta
2 juta
3 juta
4 juta
X1 5 juta
Grafik 4.2 Metode penyelesaian grafis load sharing daya Suatu daerah yang secara bersamaan memenuhi ketiga kendala (daerah solusi) ditunjukkan oleh area yang diarsir. Dari grafik diatas diperoleh koordinat minimasi (titik ABC) dengan penyelesaian sebagai berikut : -
Titik A (31,644 , 4,224,000), nilai Z = 742.59.X1 + 488.25.X2 = (31,644 x 742.59) + (4,224,000 x 488.25) = 2,085,866,213.
109
-
Titik B (4,255,644 , 0), nilai Z = 742.59.X1 + 488.25.X2 = (4,255,644 x 742.59) + (0 x 488.25) = 3,160,198,373.
-
Titik C (0 , 4,224,000), nilai Z = 742.59.X1 + 488.25.X2 = (0 x 742.59) + (4,224,000 x 488.25) = 2,072,133,000
Tidak memenuhi syarat (Daya
disuplai = 4,224,000, sedangkan demand daya = 4,255,644).
Jadi untuk permasalahan diatas dapat disimpulkan : -
Diperoleh solusi biaya minimal sebesar Rp. 2,085,866,213, dengan pembagian daya 31,644 kWh diambil dari PT.CL dan 4,224,000 kWh (kapasitas maksimal) diambil dari power plant.
-
Untuk persoalan jumlah kebutuhan daya periode peramalan yang lain agar biaya tetap minimal, maka sedapat mungkin diambil proporsi daya terbesar (kapasitas maksimal) dari power plant.
4.3. Analisis Data 4.3.1. Aspek Pemasaran 4.3.1.1. Potensi Pasar
Aspek pasar adalah salah satu faktor dominan dalam penentuan suatu proyek atau investasi termasuk dalam pembangunan power plant ini. PT. Astra Honda Motor sebagai satu-satunya produsen sepeda motor merk Honda yang sudah dikenal dan menjadi pilihan pertama dari segala merk sepeda motor. PT. Astra Honda Motor dalam memproduksi sepeda motor terus mengalami peningkatan produksi. Kenaikan
110
produksi tersebut secara signifikan dari tahun 2000 ~ 2006. Pada tahun 2006 produksi sepeda motor mencapai 2.340.168 unit, dan pada tahun 2007 mencapai 2.141.015 (data AISI Januari 2008), menurun sekitar 8.5% akan tetapi ini memang dikarenakan pasar motor secara keseluruhan memang sedang mengalami penurunan daya beli unit motor. Kendati demikian, AHM masih mampu mempertahankan market share (pangsa pasar) nasional sebesar 45,7 persen dibandingan kompetitornya. Dengan melihat data penduduk Indonesia tahun 2007 yang mencapai kurang lebih 250.000.000 jiwa dengan asumsi setiap 4 jiwa membentuk satu keluarga (ratio 1 : 4) dengan kebutuhan 1 (satu) unit sepeda motor, maka dapat diketahui bahwa pasar sepeda motor di Indonesia masih sangat besar karena pada saat ini penjualan baru mencapai 4,685,078 unit motor
Ratio pemenuhan =
4.685.078 × 4 = 7.5% 250.000.000
Dari data tersebut bisa dianggap sebagai sebuah pasar potensial karena Indonesia adalah negara berkembang dengan tingkat pendapatan masyarakat yang belum mencapai margin kelas atas. Sebagian besar masih dalam kategori dengan pendapatan menengah (Rp.2.500.000) per bulan, maka kemungkinan untuk memanfaatkan sepeda motor sebagai sarana transportasi masih sangat besar.
111
4.3.1.2. Market Share Penjualan Motor
Data penjualan sepeda motor di Indonesia yang mencapai angka 4,685,078 unit pada tahun 2007 dengan rincian penjualan sebagai berikut : Tabel 4.19 Market Share Penjualan Motor di Indonesia tahun 2007 No
Produsen
Total Penjualan (unit) 2,141,015
Prosentase
1,833,506
39.1
1
Honda
2
Yamaha
3
Suzuki
637,103
13.6
4
Merk lain (Kawasaki, Kanzen, Bajaj, TVS, Kymco, dll)
73,454
1.6
4,685,078
100
TOTAL
45.7
(sumber data market share diambil dari : www.republika.co.id ) Sepeda motor Honda menjadi Market Leader dalam industri sepeda motor dengan market share sebesar 45.7%. 1.6% 13.6% Honda Yamaha 45.7% Suzuki
39.1%
Lain-lain (Kaw asaki, Kanzen, Bajaj, TVS, Kymco)
Grafik 4.3 Pie Chart market share sepeda motor tahun 2007
112
Dengan melihat pie chart diatas terbukti bahwa sepeda motor Honda masih menjadi market leader, sehingga kedepannya produksi sepeda motor Honda juga berpotensi mengalami peningkatan. Ini ditunjang dengan hasil peramalan pemakaian daya listrik pada tabel 4.16, dimana selama masa lifetime power plant, kebutuhan daya listrik yang identik dengan jumlah produksi unit selalu mengalami peningkatan dari tahin ke tahun. Disamping itu kebutuhan penduduk akan alat transportasi sepeda motor dari seluruh lapisan masyarakat yang juga belum terpenuhi (rasio 7.5%).
4.3.1.3. Strategi Pemasaran
Dari data permintaan pasar, PT. Astra Honda Motor selalu memperhatikan strategi pemasaran yang selalu digunakan untuk menjaga target penjualan. Sedikit gambaran strategi pemasaran yang digunakan antara lain : 1. Customer satisfaction ( pemberian pelayanan, perawatan dan beberapa fasilitas lainnya dengan adanya H1, H2, dan H3 untuk kategori pelayanannya ) 2. Kemudahan pembelian sepeda motor dengan sistem kredit melalui dealer dan lembaga keuangan seperti FIF (Federal International Finance). 3. Mengeluarkan model baru yang untuk menyeimbangkan dengan keinginan pasar atau selera customer yang berjiwa muda. 4. Ikut serta dalam berbagai event, baik yang bertema olahraga (misalnya Honda One Make Race), maupun yang bertema sosial (misalnya servis gratis untuk korban bencana gempa di Yogya).
113
4.3.2. Aspek Teknis 4.3.2.1. Komparasi alternatif-alternatif Power Plant
Berikut adalah tabel yang menunjukkan perbandingan antara beberpa alternatif power plant yang feasibel untuk diterapkan di industri. Tabel 4.20 Perbandingan Alternatif Power Plant
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa power plant jenis Gas Engine lebih unggul dibandingkan Diesel Engine maupun Turbin Uap dual fuel meskipun biaya investasinya lebih mahal daripada jenis power plant yang lain.
114
4.3.2.2. Prinsip Kerja Gas Engine
Gas engine dari Generator bekerja sesuai dengan prinsip mesin pembakaran dalam (internal combustion engine), seperti ditunjukkan gambar berikut. Spark plug Saluran bahan bakar
Ruang Bakar Baterai
Piston
Flywheel
Gambar 4.1 Prinsip pengapian mesin pembakaran dalam
Urutan kerja Gas Engine adalah sebagai berikut : 1. Bahan bakar Natural Gas masuk ke dalam ruang bakar, karena substansinya sudah berupa gas maka tidak diperlukan proses pengkabutan melalui nozzle. 2. Tekanan gas dinaikkan sehingga temperaturnya naik, kemudian terjadi pencampuran antara udara bahan bakar. 3. Spark plug akan memicu pengapian,sehingga terjadi proses pembakaran. 4. Energi hasil pembakaran akan mendorong Piston bergerak secara translasi.
115
5. Gerakan Piston akan memutar poros engkol (flywheel) yang pada akhirnya akan memutar poros generator dan menghasilkan listrik. Natural gas yang dipakai sebagai bahan bakar untuk power plant ini sesuai standar suplai dari PGN yaitu dengan nilai kalor 9,500 kcal/kg, sedangkan nilai kalor solar/light oil hanya 9000 kcal/kg. Sehingga dengan Natural gas sebagai bahan bakar, akan lebih mengoptimalkan kinerja engine karena pembakarannya lebih sempurna.
4.3.2.3. Proses pembangkitan tenaga listrik
Setiap Gas Engine generator akan dioperasikan dengan kapasitas penuh untuk mensuplai daya. Urutan kerja power plant adalah sebagai berikut : 1. Genset akan membangkitkan daya dengan tegangan 11 kilo Volt (kV) tiga phasa dan menyalurkannya ke cubicle 11 kV sebagai panel outgoing genset. 2. Dari cubicle outgoing tegangan listrik dialirkan menuju transformator step up 11kV/20 kV berkapasitas 1000 kVA yang berfungsi menaikkan tegangan menjadi 20 kV sehingga sama dengan tegangan dari PT.CL. 3. Dari transformator, listrik dialirkan ke rangkaian panel proteksi terdiri dari cubicle incoming 20 kV, cubicle metering, lightning arrester, cubicle outgoing 20 kV dan cubicle VT. 4. Berikutnya tenaga listrik dari tiap genset akan disinkronkan oleh panel sinkron yang bekerja dengan cara mengatur governor tiap genset sampai didapat kesamaan frekuensi dan tegangan sehingga output dari keempat
116
genset bisa digabung menjadi satu suplai output. Panel sinkron juga berfungsi untuk sinkronisasi dengan sumber listrik dari PT.CL (waktu sinkron dengan PT.CL, karakteristik listrik PT.CL menjadi master bagi genset). 5. Daya listrik hasil proses sinkronisasi didistribusikan ke Gardu Utility 1 dan Utility 2 melalui MDB (Main distribution Bar) sebagai panel pembagi utama. 6. Dari MDB daya listrik selanjutnya akan didistribusikan melalui SDB (Sub Distribution Bar) yang dibuat berdasarkan lini suplainya, misalkan SDB Painting, SDB Assembing, dan seterusnya sampai ke tiap mesin. Lebih jelasnya flow tenaga listrik power plant dapat dilihat pada gambar berikut. G4
GENSET
G3
GENSET
G2
GENSET
G1
GENSET
PARALEL OPERATION SYNCHRONIZER
DARI PLN
KE GARDU 1
KE GARDU 2
Gambar 4.2 Single line diagram flow tenaga listrik power plant
117
Sistem distribusi demikian sangat memudahkan proses switching, yaitu proses pengalihan sumber tenaga listrik dari PT.CL ke power plant atau sebaliknya apabila terjadi suatu masalah pada salah satu sumber atau jika akan melakukan proses repair and maintenance pada power plant. Dengan demikian tidak akan terjadi pemadaman listrik, sehingga kendalan suplai listrik ke lini produksi akan lebih terjamin.
4.3.2.4. Kebutuhan Main Equipment
Untuk membuat power plant dengan sistem seperti diatas maka selain gas engine generator, perlengkapan utama yang harus ada ditunjukkan oleh tabel berikut. Tabel 4.21 List Main Equipment No
Nama Mesin
Maker
Spesifikasi
Satuan
Jumlah
1
Panel Output Genset DM1-A, 11 kV
Merlin Gerin
Panel DM1-A, Cap.630 A, 11 kV, SF6 Protection, Motorized, CT dan VT, SEPAM 1000+
unit
4
2
Transformator Step Up 11kV / 20kV
Trafindo
11kV/20 kV, 1000 kVA, 50Hz
unit
4
3
Panel Output Trafo IM, 20 kV
Merlin Gerin
unit
5
4
Panel Metering
Merlin Gerin
Panel IM, Cap. 630 A, 20 kV, Manual Operation VT & CT, HV Fuse, PM 850, Wiring kit
unit
1
5
Panel Distribusi DM1-A, 20 kV
Merlin Gerin
Panel DM1-A, Cap.630 A, 20 kV, SF6 Protection
unit
4
6
Lightning Arrester Cubicle
Merlin Gerin
GAM-LA + Earthing Switch
unit
1
7
Cubicle VT
Merlin Gerin
20 kV
unit
1
8
ATS Control PLN - Genset (20 kV)
Merlin Gerin
20 kV, Automatic Operation
unit
1
9
Panel Sinkron PLN - Genset
Cummins
Digital Master Control, 20 kV, Syncro & Load
unit
1
10
Incoming Cubicle From PLN, IM, 20 kV
Merlin Gerin
unit
1
11
Outgoing Cubicle From PLN, DM1A, 20 kV
Merlin Gerin
Panel IM, Cap. 630 A, 20 kV, Manual Operation Panel DM1-A, Cap.630 A, 20 kV, SF6 Protection
unit
1
118
4.3.2.5. Lokasi Power Plant
Power plant ditempatkan di area belakang Gudang Parts. Bangunan yang menjadi gedung power plant sendiri sudah dibuat sejak pembangunan pabrik (2004 – 2005), sehingga tidak diperlukan biaya pembangunan baru, hanya saja perlu disesuaikan building peripheral power plant baru dengan bangunan lama.
4.3.3. Aspek Keuangan 4.3.3.1. Rencana Anggaran Biaya
Perkiraan Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan power plant dibuat berdasarkan data harga material dari Purchase Departement dan data penawaran harga/spesifikasi awal equipment dari Facility Provider Departement, detail RAB ini dapat dilihat di lampiran. Sedangkan resume RAB adalah sebagai berikut. Tabel 4.22 Resume Rencana Anggaran Biaya Power Plant No
Item Pekerjaan
Biaya Pekerjaan (Rp)
1
Generator Set Equipment
2
Natural Gas Supply
3
Main Electrical Distribution
7,298,500,000
4
Building Peripheral
1,009,888,550
5
Supporting Material Area Genset
68,750,000
6
Engineering Cost
158,612,000
Total Biaya Material PPN (10%)
38,293,278,000 985,000,000
47,814,028,550 4,781,402,855
Total Biaya Investasi
52,595,431,405
Pembulatan Nilai
52,595,500,000
119
Sehingga diperoleh jumlah investasi total yang diperlukan untuk pembangunan power plant di PT.AHM Plant III adalah sebesar Rp.52,595,500,000.00. Dari jumlah tersebut dapat dibuat klasifikasi berdasarkan sifat material atau item pekerjaan seperti ditunjukkan tabel berikut. Tabel 4.23 Klasifikasi Item Rencana Anggaran Biaya Power Plant No 1
Nama Item
Maker
Satuan
Jumlah
Investasi Per Satuan
Investasi Total
Cummins
unit
4
9,500,000,000
38,000,000,000
Aktiva Tetap
1.1
Natural Gas Engine & Alternator
1.2
Panel Output Genset DM1-A, 11 kV
Merlin Gerin
unit
4
180,000,000
720,000,000
1.3
Transformator Step Up 11kV / 20kV
Trafindo
unit
4
200,000,000
800,000,000
1.4
Panel Output Trafo IM, 20 kV
Merlin Gerin
unit
5
45,000,000
225,000,000
1.5
Panel Metering
Merlin Gerin
unit
1
150,000,000
150,000,000
1.6
Panel Distribusi DM1-A, 20 kV
Merlin Gerin
unit
4
180,000,000
720,000,000
1.7
Lightning Arrester Cubicle
Merlin Gerin
unit
1
45,000,000
45,000,000
1.8
Cubicle VT
Merlin Gerin
unit
1
45,000,000
45,000,000
1.9
ATS Control PLN - Genset (20 kV)
Merlin Gerin
unit
1
324,000,000
324,000,000
Cummins
unit
1
500,000,000
500,000,000
Merlin Gerin
unit
1
45,000,000
45,000,000
Merlin Gerin
unit
1
180,000,000
180,000,000
TOTAL AKTIVA
41,754,000,000
1
2,745,000,000
2,745,000,000
158,612,000
1.10 1.11 1.12
Panel Sinkron PLN - Genset Incoming Cubicle From PLN, IM, 20 kV Outgoing Cubicle From PLN, DM1-A, 20 kV
2
Kabel Distribusi (3 x N2XSY 1 x 120 mm2)
lot
3
Engineering Cost
lot
1
4
Accessories umum
lot
1
5
PPN
lot
1
158,612,000 3,156,485,145 4,781,402,855
TOTAL
52,595,500,000
4.3.3.2. Biaya Operasi dan Salvage Value
Biaya operasi power plant yang dihitung disini meliputi biaya penggantian periodik spare parts Genset, biaya utilitas (air dan udara bertekanan untuk
120
pendingingan dan untuk proses maintenance), serta karena pekerja yang diperlukan untuk power plant ini sifatnya hanya monitoring dan maintenance (system berjalan otomatis) maka termasuk pekerja tak langsung, sehingga dimasukkan juga dalam perhitungan. Detail perhitungan adalah sebagai berikut. Tabel 4.24 Perincian Biaya Operasional Power plant per tahun No
Item
Spesifikasi
Merk
Satuan
Volume
Harga Satuan (Rp)
Total Harga (Rp)
A
Maintenance Part
(3 unit Gas Engine)
1
Fuel Water Separator
as fig.
FleetGuard
unit
24
250,000
6,000,000
2
Element lubricating Oil filter
as fig.
FleetGuard
unit
24
150,000
3,600,000
3
Element corrotion resistor
4
Timer + socket
as fig.
FleetGuard
unit
24
200,000
4,800,000
H3CR, 220 VAC
Omron
set
4
75,000
300,000
5
MCB 1 phase
NC45N, 6 kA, 10A
Merlin Gerin
unit
8
124,000
992,000
6
Fuse base 1 phase
Fuse tabung 10A
Merlin Gerin
pcs
16
700,000
11,200,000
7
Relay + socket
MY 4N, 24VDC
Omron
set
16
100,000
1,600,000
8
Relay + socket
MY 4N, 12VDC
Omron
set
16
100,000
1,600,000
9
Relay + socket
MY 2N, 220VAC
Omron
set
16
100,000
1,600,000
11
Air Accu biasa
Pafecta
ltr
80
40,000
3,200,000
12
Air Accu zuur
13
Radiator Coolant
14
Oli Mesin
15
Grease
B
Man Power Cost
1
Teknisi (6 orang)
C
Utility Cost
1
Biaya angin dan air
Pafecta
ltr
40
50,000
2,000,000
Silkolene
pail
4
710,000
2,840,000
SAE 15W - 40
Mesran
pail
80
500,000
40,000,000
Trust G677HT
Trust
pail
4
1,100,000
4,400,000
Rp/bulan
72
1,500,000
108,000,000
lot
12
810,000
9,720,000
Golongan 1
TOTAL BIAYA OPERASIONAL (Rp)
Sedangkan adalah Salvage Value atau nilai sisa adalah nilai sisa asset pada akhir umur ekonomis atau pada saat lifetime suatu barang berakhir. Perkiraan besarnya nilai
201,852,000
121
sisa bervariasi, dalam hal ini dipakai acuan yang diberikan oleh Facility Provider Dept. PT.AHM (dengan masa pemakaian 8 – 10 tahun) yaitu : - Untuk mesin yang bekerja 24 jam = 30% Nilai awal/unit - Untuk equipment distribusi listrik = 40% Nilai awal/unit - Untuk kabel listrik = ± Rp.50,000/kg - Untuk accessories (Material bongkaran umum) = 15% Nilai awal/lot Tabel berikut adalah perkiraan nilai sisa instalasi power plant dengan masa pemakaian 8 tahun, kecuali item engineering cost yang tidak mempunyai nilai sisa, karena sifatnya adalah expense (habis pada saat itu juga). Tabel 4.25 Perkiraan Nilai Sisa Instalasi Power plant No
Nama Equipment
Maker
Jumlah
Satuan
Nilai Investasi awal (Rp/satuan)
Faktor Koreksi
Perkiraan Nilai Sisa
1
Natural Gas Engine & Alternator
Cummins
4
unit
9,500,000,000
30%
11,400,000,000
2
Panel Output Genset DM1-A, 11 kV
Merlin Gerin
4
unit
180,000,000
40%
288,000,000
3
Transformator Step Up 11kV / 20kV
Trafindo
4
unit
200,000,000
40%
320,000,000
4
Panel Output Trafo IM, 20 kV
Merlin Gerin
5
unit
45,000,000
40%
90,000,000
5
Panel Metering
Merlin Gerin
1
unit
150,000,000
40%
60,000,000
6
Panel Distribusi DM1-A, 20 kV
Merlin Gerin
4
unit
180,000,000
40%
288,000,000
7
Lightning Arrester Cubicle
Merlin Gerin
1
unit
45,000,000
40%
18,000,000
8
Cubicle VT
Merlin Gerin
1
unit
45,000,000
40%
18,000,000
Merlin Gerin
1
unit
324,000,000
40%
129,600,000
Cummins
1
unit
500,000,000
40%
200,000,000
9
ATS Control PLN - Genset (20 kV)
10
Panel Sinkron PLN - Genset
11
Incoming Cubicle From PLN, IM, 20 kV
Merlin Gerin
1
unit
45,000,000
40%
18,000,000
12
Outgoing Cubicle From PLN, DM1-A, 20 kV
Merlin Gerin
1
unit
180,000,000
40%
72,000,000
13
Kabel Listrik (uk.120 mm2 = 1.28 kg/m)
4710
meter
2,745,000,000
Rp.50,000/kg
301,440,000
14
Accessories umum
1
lot
3,156,485,145
15%
473,472,772
TOTAL
13,676,512,772
Pembulatan
13,676,500,000
122
4.3.3.3. Perkiraan Perubahan Harga Gas, Biaya Operasional dan Tarif Listrik PT.Cikarang Listrindo
Besarnya perubahan harga gas untuk power plant dan tarif berlangganan listrik PT.CL diasumsikan sama, karena keduanya menggunakan natural gas sebagai bahan bakar pembangkit (biaya beban diasumsikan tetap). Perkiraan naiknya harga sendiri didasarkan pada besarnya inlasi yang pada akhir tahun 2007 sebesar 6.59% (data Bank Indonesia, Januari 2008). Hal yang sama juga diperhitungkan untuk kenaikan harga suku cadang dan barang consumable untuk perawatan power plant yang berakibat pada berubahnya biaya operasional. Berikut ini adalah tabel perkiraan perubahan harga gas, biaya operasional dan tarif listrik PT.CL berdasarkan inflasi. Tabel 4.26 Perkiraan perubahan harga gas selama 8 tahun (mulai Juni 2008) Tahun ke
1
0
0%
Harga Natural Gas (Rp) 1953
2
1
6.59%
128.70
2,081.70
3
2
6.59%
137.18
2,218.89
4
3
6.59%
146.22
2,365.11
5
4
6.59%
155.86
2,520.97
6
5
6.59%
166.13
2,687.10
7
6
6.59%
177.08
2,864.18
8
7
6.59%
188.75
3,052.93
9
8
6.59%
201.19
3,254.12
No
Inflasi
Harga Setelah Inflasi (Rp)
123
Tabel 4.27 Perkiraan perubahan biaya operasional selama 8 tahun (mulai Juni 2008) No
Tahun ke
1 2
Biaya Setelah Inflasi (Rp)
Inflasi
Biaya (Rp)
0
0%
201,852,000
1
6.59%
13,302,047
215,154,047
3
2
6.59%
14,178,652
229,332,698
4
3
6.59%
15,113,025
244,445,723
5
4
6.59%
16,108,973
260,554,696
6
5
6.59%
17,170,554
277,725,251
7
6
6.59%
18,302,094
296,027,345
8
7
6.59%
19,508,202
315,535,547
9
8
6.59%
20,793,793
336,329,340
Tabel 4.28 Perkiraan perubahan tarif PT.CL selama 8 tahun (mulai Juni 2008) No
Tahun ke
Inflasi
Tarif (Rp)
Harga Setelah Inflasi (Rp)
1
0
0%
742.59
2
1
6.59%
48.94
791.53
3
2
6.59%
52.16
843.69
4
3
6.59%
55.60
899.29
5
4
6.59%
59.26
958.55
6
5
6.59%
63.17
1,021.72
7
6
6.59%
67.33
1,089.05
8
7
6.59%
71.77
1,160.82
9
8
6.59%
76.50
1,237.32
4.3.3.4. Proyeksi Keuntungan (Benefit) Investasi Power Plant
Keuntungan atau benefit yang didapat oleh perusahaan disini adalah saving cost yang diperoleh dari selisih antara pemakaian daya listrik penuh dari PT.CL dan pemakaian kombinasi (power plant – PT.CL) dengan rasio daya yang telah ditentukan untuk meminimasi biaya. Detail proyeksi keuntungan terdapat di lampiran,
124
sedangkan tabel berikut menunjukkan resume benefit investasi dikurangi biaya operasional. Tabel 4.29 Proyeksi benefit investasi atas biaya operasional Tahun ke
Saving Cost (Rp)
Biaya Operasional (Rp)
Benefit (Rp)
12 bulan proyek
0
0
0
0
12 bulan pertama
1
13,313,532,417
215,154,047
13,098,378,371
12 bulan kedua
2
14,294,882,411
229,332,698
14,065,549,712
12 bulan ketiga
3
15,348,037,733
244,445,723
15,103,592,010
12 bulan keempat
4
16,477,656,306
260,554,696
16,217,101,610
12 bulan kelima
5
17,688,973,006
277,725,251
17,411,247,755
12 bulan keenam
6
18,906,877,440
296,027,345
18,610,850,095
12 bulan ketujuh
7
20,152,915,200
315,535,547
19,837,379,653
12 bulan kedelapan
8
21,504,088,479
336,329,340
21,167,759,139
Periode
4.3.3.5. Depresiasi Instalasi Power Plant
Nilai depresiasi instalasi power plant hanya dibebankan kepada aktiva tetap, kabel instalasi dan accesories umum saja, sedangkan pajak dan engineering cost, karena sifatnya expense maka tidak dihitung nilai depresiasinya. Maka dengan metode depresiasi garis lurus diperoleh besarnya depresiasi tiap tahun : IC − S n Dimana : IC = Initial cost = Total investasi – PPN – Engineering Cost Dt =
= 52,595,500,000 – 4,781,402,855 – 158,612,000 = 47,655,500,000 S = Salvage value = nilai sisa power plant (tabel 4.24) = 13,676,500,000 n = periode penyusutan = 8 tahun
125
Dt =
47,655,500 ,000 − 13,676 ,500,000 = 4,247 ,375,000 8
Berikut adalah tabel depresiasi selengkapnya. Tabel 4.30 Nilai Depresiasi Instalasi Power Plant Periode
Depresiasi
Nilai buku
Tahun ke 0
0
47,655,500,000
Tahun ke 1
4,247,375,000
43,408,125,000
Tahun ke 2
4,247,375,000
39,160,750,000
Tahun ke 3
4,247,375,000
34,913,375,000
Tahun ke 4
4,247,375,000
30,666,000,000
Tahun ke 5
4,247,375,000
26,418,625,000
Tahun ke 6
4,247,375,000
22,171,250,000
Tahun ke 7
4,247,375,000
17,923,875,000
Tahun ke 8
4,247,375,000
13,676,500,000
4.3.3.6. Proyeksi Aliran Kas
Aliran kas masuk disini merupakan keuntungan/benefit yang diperoleh dari penghematan biaya pengadaan listrik antara memakai sumber lama dari PT.CL dan sumber kombinasi PT.CL – Power plant (Metode taksiran selisih/incremental). Modal/investasi pembangunan power plant sepenuhnya adalah 100 % biaya dari PT. Astra Honda Motor, sehingga cash flow yang ada tidak dipengaruhi oleh bunga Bank, selain itu karena hanya merupakan transaksi pembayaran rekening listrik atau rekening gas, maka transaksi ini tidak dikenai pajak. Sedangkan waktu pelaksanaan proyek termasuk lead time pembelian genset adalah satu tahun, dengan asumsi biaya pekerjaan dibayarkan total pada saat selesainya proyek (akhir tahun). Berikut adalah proyeksi aliran kas selama delapan tahun.
126
Tabel 4.31 Proyeksi Aliran Kas ITEM CHECK
TAHUN -1 (Rp)
TAHUN 0 (Rp)
TAHUN 1 (Rp)
TAHUN 2 (Rp)
TAHUN 3 (Rp)
Fixed Investasi
0
52,595,500,000
0
0
0
Initial Cash Flow
0
52,595,500,000
0
0
0
Benefit
0
0
13,098,378,371
14,065,549,712
15,103,592,010
Penyusutan
4,247,375,000
4,247,375,000
4,247,375,000
Operational Cash Flow
17,345,753,371
18,312,924,712
19,350,967,010
Arus Kas Bersih (Rp)
0
52,595,500,000
17,345,753,371
18,312,924,712
19,350,967,010
ITEM CHECK
TAHUN 4 (Rp)
TAHUN 5 (Rp)
TAHUN 6 (Rp)
TAHUN 7 (Rp)
TAHUN 8 (Rp)
Fixed Investasi
0
0
0
0
0
Initial Cash Flow
0
0
0
0
0
Benefit
16,217,101,610
17,411,247,755
18,610,850,095
19,837,379,653
21,167,759,139
Penyusutan
4,247,375,000
4,247,375,000
4,247,375,000
4,247,375,000
4,247,375,000
Operational Cash Flow
20,464,476,610
21,658,622,755
22,858,225,095
24,084,754,653
25,415,134,139
20,464,476,610
21,658,622,755
22,858,225,095
24,084,754,653
25,415,134,139
Arus Kas Bersih (Rp)
Aliran kas dapat digambarkan kedalam diagram cash flow sebagai berikut Rp.25,415,134,139 Rp.24,084,754,653 Rp.22,858,225,095 Rp.21,658,622,755 Rp.20,464,476,610 Rp.19,350,967,010 Rp.18,312,924,712 Rp.17,345,753,371 Periode Operasi
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Periode Investasi
Rp.52,595,500,000
Gambar 4.3 Cash flow investasi
127
4.3.4. Analisis Kelayakan Investasi
Metode yang dipakai untuk analisis investasi power plant ini adalah sebagai berikut : 4.3.4.1. Metode Pemulihan Investasi (Payback Period Method)
Metode pemulihan investasi yang dipakai disini menggunakan acuan arus kas kumulatif, karena arus kas yang diterima setiap tahunnya (A) tidak seragam. Dari data arus kas pada tabel 4.30, maka perhitungan payback period arus kumulatif adalah sebagai berikut. Tabel 4.32 Perhitungan Payback Method arus kumulatif Tahun Investasi
Item
Arus Kas Tahunan (Rp)
Arus Kas Kumulatif (Rp)
Waktu (Tahun)
0
0
1
Io
0
(52,595,500,000)
2
A1
17,345,753,371
(35,249,746,629)
1
3
A2
18,312,924,712
(16,936,821,917)
1
4
A3
16,936,821,917
0
0.88 *)
5
A4
6
A5
7
A6
8
A7
9
A8
0
Jumlah
Keterangan : *) =
52,595,500,000
2.88
16,936,821,917 = 0.88 19,350,967,010
Jadi pemulihan modal untuk proyek investasi power plant adalah 2.88 tahun.
128
4.3.4.2. Metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return Method)
Sebelum menghitung IRR, terlebih dahulu harus ditentukan MARR (Minimum Attractive rate of return) yaitu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan oleh investor. MARR dapat dirumuskan sebagai berikut : MARR = suku bunga pinjaman bebas inflasi + tingkat inflasi + risk factor (faktor resiko) Dimana : risk factor = koreksi tingkat suku bunga terhadap inflasi = tingkat suku bunga x inflasi MARR = 8.25% (SBI) + 6.59% + (8.25% x 6.59%) = 15.38% Data – data lain yang diperlukan untuk mencari IRR adalah : -
Payback period = 2.88 tahun
-
Usia ekonomis = 8 tahun
Dari tabel nilai sekarang anuitas / present value of annuity Appendix A-2 (lampiran) dengan masa pemulihan modal 2.88 tahun, maka didapatkan faktor pengurangan kumulatif adalah 21% (2.926) dan 22% (2.864). Tingkat bunga ini akan digunakan untuk menghitung net present value dengan faktor diskon yang terdapat pada tabel nilai sekarang / present value Appendix A-1 (lampiran). Perhitungan net present value untuk faktor diskon 21% dan 22% adalah sebagai berikut.
129
Tabel 4.33 Perhitungan present value pada tingkat diskon 21% Tahun Investasi
Tahun Operasi
Arus Kas (Rp)
Faktor Diskon (I = 21%)
Nilai Sekarang (Rp)
0
-1
0
1.000
0
1
0
(52,595,500,000)
0.826
(43,443,883,000)
2
1
17,345,753,371
0.683
11,847,149,552
3
2
18,312,924,712
0.564
10,328,489,538
4
3
19,350,967,010
0.467
9,036,901,594
5
4
20,464,476,610
0.386
7,899,287,971
6
5
21,658,622,755
0.319
6,909,100,659
7
6
22,858,225,095
0.263
6,011,713,200
8
7
24,084,754,653
0.218
5,250,476,514
9
8
25,415,134,139
0.180
4,574,724,145
TOTAL NPV
Rp 18,413,960,173
Tabel 4.34 Perhitungan present value pada tingkat diskon 22% Tahun Investasi 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tahun Operasi -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Arus Kas (Rp) 0 (52,595,500,000) 17,345,753,371 18,312,924,712 19,350,967,010 20,464,476,610 21,658,622,755 22,858,225,095 24,084,754,653 25,415,134,139 TOTAL NPV
Faktor Diskon (I = 22%) 1.000 0.820 0.672 0.551 0.451 0.370 0.303 0.249 0.204 0.167
Nilai Sekarang (Rp) 0 (43,128,310,000) 11,656,346,265 10,090,421,516 8,727,286,122 7,571,856,346 6,562,562,695 5,691,698,049 4,913,289,949 4,244,327,401 Rp 16,329,478,342
130
Dari perhitungan net present value diatas, maka perhitungan IRR adalah : IRR = 21% +
18,413,960,173 × (22% − 21% ) 18,413,960,173 + 16,329,478,342
= 21% + 0.53% = 21.53%
4.3.4.3. Metode Nilai Sekarang (Net Present Value Method)
Variabel yang digunakan dalam perhitungan nilai sekarang adalah arus kas tahunan, biaya investasi inisial dan besarnya faktor diskon yang diperoleh dari tabel nilai sekarang / present value Appendix A-1 (lampiran). Faktor diskon yang digunakan disini adalah sama dengan MARR, yaitu 15.38%. dari tabel Appendix A-1 nilai ini berada diantara 15% dan 16% sehingga perlu dilakukan interpolasi linier. Misalnya : A1 = B, A3 = C, A2 = X Maka persamaan interpolasi linier adalah : ⎡⎛ A − A1 ⎞ ⎤ ⎟⎟ × (C − B )⎥ X = B + ⎢⎜⎜ 2 ⎣⎝ A3 − A1 ⎠ ⎦
Berikut ini adalah tabel hasil interpolasi faktor diskon Tabel 4.35 Interpolasi Faktor diskon Tahun ke
I = 15%
I = 16%
I = 15.38%
1
0.87
0.862
0.867
2
0.756
0.743
0.751
3
0.658
0.641
0.652
4
0.572
0.552
0.564
131
Lanjutan Tabel 4.35 Interpolasi Faktor diskon 5
0.497
0.476
0.489
6
0.432
0.41
0.424
7
0.376
0.354
0.368
8
0.327
0.305
0.319
9
0.284
0.263
0.276
Dan tabel perhitungan NPV adalah sebagai berikut. Tabel 4.36 Perhitungan Net present value Tahun Investasi
Tahun Operasi
Arus Kas (Rp)
Faktor Diskon (I = 15.38)
Nilai Sekarang (Rp)
0
-1
0
1.000
0
1
0
(52,595,500,000)
0.867
(45,598,194,680)
2
1
17,345,753,371
0.751
13,027,701,526
3
2
18,312,924,712
0.652
11,931,602,967
4
3
19,350,967,010
0.564
10,921,685,781
5
4
20,464,476,610
0.489
10,007,538,352
6
5
21,658,622,755
0.424
9,175,458,944
7
6
22,858,225,095
0.368
8,403,597,874
8
7
24,084,754,653
0.319
7,674,366,223
9
8
25,415,134,139
0.276
7,015,085,325
TOTAL NPV
32,558,842,311
Dari perhitungan pada tabel diatas diperoleh nilai NPV = 32,558,842,311
132
4.3.4.4. Metode Indeks Kemampulabaan (Profitability Index Method)
Dari perhitungan net present value diatas, dapat dihitung pula nilai profitability index (PI) untuk investasi power plant, dimana PI merupakan perbandingan antara
total nilai sekarang dari arus kas tahunan dengan biaya investasi. PI =
TPV , dimana TPV = Σ arus kas masuk tabel 4.35 I0
PI =
78,157,036,991 = 1.49 52,595,500,000