BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1
Sejarah Perusahaan Carrefour adalah salah satu jaringan hypermarket terbesar di dunia yang berasal dari Perancis.Carrefour,dalam bahasa Perancis,berarti perempatan, karenaCarrefour pertama kali dibuka di dekat perempatan Annecy, Perancis, pada 1 Januari 1958. Sampai saat ini, Carrefour telah membuka lebih dari 9500 gerai di 32 negara di dunia (termasuk Indonesia).Di Indonesia,gerai Carrefour dibuka pertama kali di Cempaka Putih, Jakarta, pada tahun 1998.Sampai saat ini, 83 gerai Carrefour sudah tersebar di 28 kabupaten di Indonesia.
4.2
Hasil Observasi Lapangan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang hanya memaparkan hasil data yang ada dengan alat statistika sederhana, seperti diagram batang dan persentase, sehingga data tidak memerlukan pengujian reabilitas dan validitas. Hasil observasi lapangan tahap satu berupa data kuesioner.Pertanyaanpertanyaan pada kuesioner tahap satuantara lain mengenai minat pelanggan pada green bag, jenis green bag yang disukai, faktor-faktor yang penting ada pada masing-masing green bag, dan respon terhadap program go green. Kuesioner yang dibagikan kepada 357 pelanggan terdiri dari 15 pertanyaan, dimana 13 pertanyaan dijawab dalam bentuk checklist dan dua pertanyaan mengenai harga maksimal tas kain dan tas kertas dijawab dalam bentuk isian(lihat lampiran 3halaman L3).
4.3
Pengumpulan, Pengolahan,dan Analisis DataTahap Satu Data
kuesionertahap satu
(lihat lampiran
4
halaman
L4-L20)
dikumpulkan dan diolah untuk mengevaluasi persentase jawaban pelanggan (lihat lampiran 8 halaman L78-L82).Kesimpulan mengenai jawaban dari 357 pelanggan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
25 Tabel 4.1Perbandingan Tas Kain, Plastik, dan Kertas Data Total
Plastik Kain Kertas
Favorit
49%
39%
11%
Ramah Lingkungan
20%
42%
36%
Dipilih jika, Ramah Lingkungan
39%
19%
33%
Tahan Lama
18%
31%
19%
Gratis
32%
20%
18%
Desain
7%
18%
18%
Blank
5%
11%
11%
Berdasarkan persentase jawaban pelanggan (lihat lampiran 8 halaman L78-L82),alasan pelanggan berbelanja di Carrefour adalah karena lengkap (39%) dan lokasi strategis (37%), sedangkan harga murah berada di urutan ketiga (19%), yang berarti jika diperlukan kenaikan harga untuk mendukung program go green, tidak akan berdampak terlalu besar pada pelanggan. Hampir seluruh pelanggan setuju untuk menggalakkan produk ramah lingkungan(95%)dan mendukung Carrefour untuk menjadi retailer terdepan dalam menjalankan program ramah lingkungan (98%). Namun, pelanggan memilih tas plastik sebagai tas belanja yang disukai (49%), walaupun tas plastik memiliki persentase paling kecil sebagai tas belanja yang dianggap ramah lingkungan (20%). Hal ini dikarenakan tas plastik diperoleh secara gratis dan dapat digunakan kembali untuk keperluan lainnya (89%). Tas kertas tidak begitu disukai (11%), walau dianggap sebagai tas belanja yangdianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan tas plastik (36%). Sementara itu, tas kain cukup disukai (39%)dan dianggap ramah lingkungan (43%). Setelah mendapatkan hasil seperti diatas, data yang ada disegmentasikan berdasarkan jenis kelamin, wilayah geografis, dan usia,dengan tujuan untuk mengetahui apakah faktor tersebut mempengaruhi jawaban kuesioner. Dilihat dari segmentasi jenis kelamin, pilihan utama pria dan wanita cenderung sama. Namun, selisih persentase antara tas plastik dan tas kain sebagai tas favorit pada wanita lebih kecil, seperti yang dapat dilihat pada
26 Tabel 4.2. Perbedaan persentase tas belanja favorit pada pria antara tas plastik dantas kain mencapai 19%, sementara pada wanita hanya 7%. Tabel 4.2Tas Belanja Favorit Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Tas
Favorit
Wanita Pria
Plastik
48% 53%
Kain
41% 34%
Kertas
11% 11%
Hal lainnya yang cukup berbeda adalah pria lebih memilih tas kertas sebagai tas yang ramah lingkungan.Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3Tas Belanja Ramah Lingkungan Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Tas Wanita Pria
Ramah Lingkungan
Plastik
24%
12%
Kain
44%
38%
Kertas
31%
48%
Perbedaan kecil lainnya adalah faktor pemilihan tas kain, pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa wanita berpendapat desain merupakan faktor penting setelah tahan lama, sementara pria memilih faktor gratis.Data selengkapnya mengenai
data
segmentasi
berdasarkan
jenis
kelamin
dapat
dilihat
padalampiran 8 halaman L78-L82. Tabel 4.4Faktor Pemilihan TasKain antara Pria dan Wanita Faktor Ramah Lingkungan
Wanita Pria 16%
27%
32%
30%
Gratis
18%
24%
Desain
22%
11%
Kain, jika Tahan Lama
Berikutnya adalah segementasi berdasarkan wilayah geografis.Pada segmentasi berdasarkan wilayah, perbedaan yang ada tidak terlalu mencolok, namun Jakarta Utara sedikit memiliki hasil yang berbeda dalam pemilihan tas favorit. Di wilayah ini, tas plastik dan tas kain memiliki persentase yang sama besar. Data ini dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.
27 Tabel 4.5Tas Belanja Favorit Berdasarkan Wilayah Geografis Jenis Tas Favorit
JakBar
JakPus JakSel JakTim JakUt
Plastik
44%
54%
46%
55%
46%
Kain
37%
34%
41%
37%
46%
Kertas
17%
11%
11%
8%
7%
Pada Tabel 4.6 berikut ditunjukkan bahwa bagi Jakarta Utara dan Jakarta Selatan,faktor gratis menempati urutan terakhir, yang berarti pelanggan lebih bersedia membeli tas kain.Data selengkapnya mengenai data segmentasi berdasarkan wilayah geografis dapat dilihat pada lampiran 8 halaman L83-L87. Tabel 4.6 Faktor Pemilihan Kain Berdasarkan Wilayah Geografis Faktor Kain, jika
JakBar JakPus JakSel JakTim JakUt
Ramah Lingkungan
12%
23%
20%
11%
30%
Tahan Lama
31%
39%
30%
24%
34%
Gratis
29%
19%
19%
17%
15%
Desain
17%
13%
30%
13%
20%
Yang terakhir adalah segmentasi berdasarkan usia. Usia disegmentasikan tiap interval 5 tahun, mulai dari 16-20 sampai dengan 60-65. Untuk segmentasi berdasarkan usia, melalui Gambar 4.1 berikut dapat ditunjukkan bahwa pelanggan berusia 30 tahun kebawah, lebih memilih tas kain sebagai tas belanja favorit. Data selengkapnya mengenai data segmentasi berdasarkan usia dapat dilihat pada lampiran 8 halaman L88-L97.
Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Tas Belanja Favorit Berdasarkan Usia
Dapat disimpulkan,hasil segmentasi tidak terlalu berbeda dengan hasil utama, meskipun terdapat sedikit perbedaan antara hasil utama dengan hasil segmentasi berdasarkan jenis kelamin, usia, dan wilayah geografis. Oleh
28 karena itu, dalam menggalakkan program go green melalui green bag, tas kain merupakan tas belanja yang paling tepat untuk menggantikan tas plastik. Hal inidikarenakan tas kain merupakan tas belanja yang diminati dan ramah lingkungan menurut pelanggan. Dan berdasarkan data di atas, tingkat keberhasilan program penggantian tas plastik menjadi tas belanja kain yang paling tinggi adalah pada pelanggan wanita berusia dibawah 30 tahun yang berlokasi di Jakarta Utara. Dalam rangka meningkatkan kesuksesan penggantian tas plastik menjadi taskain,tas kain harus dirancang sesuai dengan keinginan pelanggan. Melalui data yang ada pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pelanggan berminat menggunakan tas kain karena tahan lama, namun pelanggan tidak inginmembelitas kain tersebut dan berpendapat desain juga merupakan faktorpenting bagi tas kain. Oleh karena itu, pemberian tas kain harus dilakukan secara cuma-cuma (dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya) dan pembuatan tas kain harus sesuai dan menarik. Kriteria pembuatan tas kain yang harus diperhatikan adalah: 1. Bahan Untuk memenuhi keinginan pelanggan yaitu tahan lama, maka bahan yang digunakan harus sesuai. Selain tahan lama, kenyamanan pelanggan terhadap bahan tas juga harus menjadi pertimbangan. Bahan yang diusulkan untuk pembuatan taskain adalah belacu, kanvas, spunbond nonwoven, dan goni. 2. Ukuran Ukuran
yang
digunakan
harus
sesuai
dengan
kebutuhan
pelanggan.Ukuran panjang dan lebar yang ditawarkan untuk menjadi prioritas pemilihan ada tiga yaitu, kecil (15x20x35 cm), sedang (10x32x35 cm), dan besar (20x40x35cm). 3. Desain Desain yang menarik juga harus dipikirkan. Desain yang digunakan harus mengusung tema go greendan dapat mengajak pelanggan lainnya untuk mendukung program tersebut. 4. Bentuk Yang dimaksud bentuk disini adalah cara membawa tas, baik itu berupa ransel, jinjing, bahu, atau selempang.
29 4.4
Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data Tahap Dua Agar rancangan tas kain ini benar-benar sesuai dengan keinginan pelanggan, dilakukan pengambilan data melaluiwawancara singkat dengan 350 pelanggan Carrefour. Pelanggan yang menjadi narasumber dalam wawancara ini adalah pelanggan Carrefour Tamini Square (Jakarta Timur) dan Emporium Pluit (Jakarta Utara).Kedua wilayah ini dipilih karenamemiliki prakiraan tingkat kesuksesan tertinggi (Jakarta Utara) dan terendah (Jakarta Timur) pada kuesioner tahap satu. Pelanggan diminta untuk memilih satu pilihan mengenai kriteria-kriteria tas kain di atas, yaitu mengenai desain, ukuran, bahan, dan jenis tas kain yang disukai (lihat lampiran 9 halaman L99).
4.4.1 Perancangan Tas Kain Melalui wawancara singkat dengan 350 pelanggan, didapat data mengenai rancangan tas kain yang diminati (lihat lampiran 10 halaman L100L115).Data ini, seperti pada kuesioner tahap satu, disegmentasikan berdasarkan jenis kelamin, wilayah geografis, dan usia(lihat lampiran 11-13 halaman L116L170).Dimana rangkuman hasil persentase baik keseluruhan dan setelah segmentasi dapat dilihat pada lampiran 14 halamanL171-L180.Melalui rangkuman hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelanggan menyukai tas kain
bahu
(59.43%),
ukuran
besar
(55.14%),dan
bahan
spunbond
nonwoven(51.71%). Pelanggan memilih desain nomor 3 (66.86%) yaitu desain berbentuk daun.Melalui pemilihan desain ini diketahui bahwa pelanggan menyukai desain yang ceria dan mencolok. Berdasarkan wilayah geografis, Jakarta Timur dan Utara memilih pilihan yang sama untuk semua kriteria tas. Berdasarkan jenis kelamin, pria dan wanita memilki perbedaan dalam memilih ukuran tas. Wanita memilih tas kain uku ran besar sedangkan pria lebih memilih tas kain ukuran sedang.Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut. Tabel 4.7 Pemilihan Ukuran Tas Kain Berdasarkan Jenis Kelamin Wanita 1. kecil Ukuran
Pria
4.09%
8.64%
2. sedang
35.32%
54.32%
3. besar
60.59%
37.04%
30 Pada segmentasi berdasarkan usia pun, melalui Gambar 4.2 berikut terlihat perbedaan pada pemilihan ukuran tas kain. Pelanggan berusia di bawah 20 tahun lebih memilih tas ukuran sedang, sedangkan pelanggan berusia 20 tahun keatas memilih tas kain ukuran besar.
Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Pemilihan Ukuran Tas Kain Berdasarkan Usia
Untuk kriteria desaintas kain, pelanggan berusia 60 tahun keatas memiliki pilihan desain yang berbeda-beda. Pada bahan tas sendiri, pelanggan berusia 50-54 tahun lebih memilih goni sebagai bahan tas yang diminati (41.67%). Melalui data mengenai kriteria tas kain yang disukai pelanggan, maka tujuan untuk merancang tas kain sesuai dengan keinginan pelanggan dapat dilaksanakan. Agar tas kain yang dibawa tahan lama, ukuran harus dapat menahan beban yang ada. Berikut adalah beberapaukuran tas kain yang diuji secara numerik: 1. Lebar dan panjang tas dibuat sesuai ukuran contoh tas kain besar yang diminati oleh pelanggan, yaitu 200 mm dan 400 mm. Agar tahan lama kekuatan tas harus sesuai dengan beban yang ditampung. Beban maksimal yang dapat diangkut dengan satu tangan oleh 75% wanita dewasa di US menurut Peterson (2007) adalah 5.0 kg (diasumsikan beban maksimal wanita dewasa US tidak berbeda dengan wanita dewasa Indonesia). Maka gaya yang dihasilkan adalah:
= 5 kg x 9.8 m/s2 = 49 N
31 Bahan spunbond nonwoven yang digunakan adalah polypropylene dengan berat 100g/m2, tebal 0.51mm, dan besartensile strength untuk transverse direction (CD) 79.3 N/50 mm atau
= 3.1098 N/mm2 Agar tetap kuat menanggung beban, makadesign stressx safety factorharus lebih kecil dari tensile strength, dimanabesar safety factor untuk nonwoven adalah 3 (Crouse, 2002).
< 1.0366 N/mm2 Oleh karena itu: design
Maka, ukuran panjang dan lebar tas dapat menanggung beban yang diharapkan.
Gambar 4.3 Kerusakan Bagian Badan Tas
32 2. Lebar tali yang ada disesuaikan dengan lebar tas kain besar yang menjadi pilihan pelanggan, yaitu 35 mm. Lebar tali yang ada mempengaruhi kekuatan terhadap tekanan massa muatan tas. Oleh karena itu, lebar tali harus dipastikan dapat menahan berat muatan. Tali yang didesain untuk tas kain ini adalah dua tali dengan masing-masing ujungnya direkatkan pada tas. Oleh karena beban akan ditahan oleh 4 ujung tali, maka beban yang harus ditanggung dapat dibagi 4. F masing-masing tali = 49 / 4 = 12.25 N Oleh karena itu: design
Maka lebar tali 3.5 cm dinyatakan dapat digunakan untuk mengangkut beban yang ada.
Gambar 4.4Kerusakan Bagian Tali Tas 4.4.2 House of Quality Untuk meninjau keseluruhan aspek dan mengetahui hubungannya, maka dibuat house of quality dari desain tas kain ini.
33
Gambar 4.6House of QualityTas Kain
4.5 Analisis Biaya Produksi Tas Kain Biaya pembuatantas kain ditentukan dari bahan tas dan ukuran dan warna desain. Menurut ANC biaya untuk membuat 1 tas kain5 warna dengan ukuran
34 40x20x35 dengan bahan propylene 100 gr/m2 adalah sebesar Rp 5,000.00 dengan minimal pemesanan 3,000 unit.Biaya ini dapat ditanggulangi dengan: 1. Biaya untuk pembelian plastik degradable2 warnamenurut CV Intan Polyndo Plastikdengan ukuran 40x60x0.3adalah Rp 650/unit dengan minimal pemesanan 10,000 unit. Oleh karena itu, BEP akan dicapai jika pelanggan membawa kembali tas kain sebanyak 7 kali. 2. Kenaikanharga yang sangat kecil setiap produk dengan penjualan terbanyak.
4.6
Cara Pendistribusian Tas Kain Dukungan masyarakat terhadap penggantian tas plastik menjadi tas kain ditunjukkan di kota Solo. Komunitas Earth Hour Solo ini menunjukkan animo dukungan masyarakat dengan mengadakan program penukaran dua kantong plastik dengan satu tas kain untuk memperingati Hari Anti-Kantong Plastik. Sebanyak 700 tas kain habis dalam waktu kurang dari tiga jam oleh anak-anak, remaja, dan orang tua (Berindra&Rejeki, 2012). Melalui fakta ini, terlihat bahwa masyarakat bersedia mengganti tas plastik dengan tas kain jika tidak perlu membayar. Oleh karena itu, selain dalam perancangannya, cara mendistribusikan tas kain kepada pelanggan merupakan salah satu hal yang harus dipikirkan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mendistribusikan tas kepada pelanggan: 1. Carrefour mengadakan pengumpulan kupon bagi pelanggan yang hadiahnya berupa tas kain ramah lingkungan. Setiap pembelanjaan sebesar Rp 50,000, maka pelanggan berhak mendapatkan 1 kupon. Ketetapan Rp 50,000 didasarkan pada jumlah pembelanjaan standar pada program pengumpulan kupon. Jika pelanggan sudah memiliki kupon sejumlah ketentuan yang berlaku, maka pelanggan berhak menukarkannya dengan tas kain yang ada, dan berlaku kelipatannya. 2. Carrefour akan memberikan tas kain kepada pelanggan yang telah berbelanja dengan minimal tertentu dan berlaku kelipatan. 3. Carrefour mencari sponsor untuk pemberian tas kain secara cuma-cuma. Jumlah tas kain yang diberikan secara cuma-cuma berdasarkan jumlah target dan besar dana sponsor yang diperoleh. Pemberian tas kain berdasarkan jumlah tas kain yang diperlukan. Kualitas tas kain berdasarkan besar dana sponsor yang diperoleh.
35
Cara ketiga merupakan cara yang hanya dapat ditentukan oleh Carrefour dan sponsornya. Sedangkan cara pertama dan kedua melibatkan kehendak pelanggan dalam menentukan kesuksesan pendistribusiannya. Oleh karena itu, bersamaan dengan wawancara, pelanggan diminta untuk mengisi kuesioner tahap dua untuk mengetahui cara mana yang lebih disukai oleh pelanggan (lihat lampiran 9 halaman L98). Data pilihan pelanggan yang telah didapat melalui kuesioner ini (lihat lampiran 10 halaman L100-L115) dibuat dalam tabel yang berisi hasil persentase total dan segmentasinya (lihat lampiran 14 halaman L171-180). Melalui data tersebut didapat kesimpulan bahwa pelanggan mendukung program penggantian tas plastik menjadi tas kain (95.43%) dengan cara setiap pembelanjaan minimum sesuai ketentuan akan mendapatkan satu buah tas kain (68%). Melalui segmentasi yang dilakukan, pria dan wanita memiliki tanggapan yang sama terhadap program penggantian tas plastik menjadi tas kain. Hal yang serupa juga terjadi pada wilayah geografis yang berbeda, yaitu Jakarta Utara dan Timur yang pada kuesioner awal memiliki perbedaan yang cukup signifikan.