BAB 4 KONSEP DESAIN
4.1
Landasan Teori 4.1.1 Teori Komunikasi Menurut Stappers dari berbagai contoh teori komunikasi yang ada, maksud dan tujuan dari komunikasi dapat dikatakan sebagai berikut: o Komunikasi memadukan atau menyatukan pihak yang terlibat(Weiner, 1997) o Komunikasi menuju kebersamaan diantara
yang terlibat (Schramm,
1997) o Komunikasi adalah untuk mempengaruhi (Hartley and Hartley, 1997) Dari tiga poin tersebut penulis mengimplementasikan hal tersebut dan diterapkan di proses penyampaian informasi secara visual dalam buku ini. Pada setiap kasus informasi dikomunikasikan dengan alur dan bentuk visual yang membantu dalam menyatukan pembaca dengan penulis, membersamakan sehingga informasi tersebut akan tercapai ke pembaca buku ini.
4.1.2 Teori Ilustrasi Ilustrasi dapat berupa diagram, pemetaan, tabel, kartun, gambar, ilustrasi berguna untuk menceritakan atau menjelaskan komponen dari atom. Bahkan ilustrasi merupakan cara yang efektif untuk menunjukkan ide atau konsep serius. Dikutip dari buku : Graham, Lisa. (2002). Basic of Design Layout and Typhography. Penulis, memilih gaya ilustrasi yang diadaptasi melalui kartun Jepang, yang mengaplikasikan konsep humoris yang dapat menghibur target audience.
4.1.3 Teori Tipografi dan Layout 4.1.3.1 Tipografi Menurut Alan Pipes dalam buku Production for Graphic Designers (1997, p40), tipografi adalah seni memilih jenis huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dengan menggunakan ketebalan dan ukuran berbeda dan menandai naskah untuk proses typesetting. Pada 14
15
umumnya, prinsip tipografi, untuk mempermudah adalah : o Visibility : Terfokus pada apakah jenis huruf tertentu dapat dilihat atau tidak. o Readibility : Kualitas dan jenis huruf, lebih ke arah pemilihan huruf yang tepat untuk teks yang tepat o Legibility : Menekankan apakah dapat terbaca atau tidak, ada jenis huruf yang indah. tetapi jika digunakan daam teks akan mengakibatkan pembaca meninggalkan teks tersebut. o Clearly : Kejelasan huruf, mempunyai fungsi jelas dan mudah terbaca. Bovee mengatakan ada hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih suatu type huruf, yakni: keterbacaan, adalah hal yang berperan penting dalam memilih suatu jenis huruf.Dalam pembuatan proyek ini tipografi dipakai sesuai pemikiran Rudy Vanderlans dan Suzanne Licko Emigre “ Karakter tipografi akan lebih berarti dalam pencaharian bentuk dan visual dalam mengkomunikasikan suatu informasi. Pertanyaannya bukan hanya mengapa, namun bagaimana menarik audience akan mau membaca. Dalam projek buku yang dibuat penulis, visibility, readibility, legibility, dan clearly adalah unsur penting karena dalam penyampaian informasi tentang sejarah dan asal-usul dibutuhkan halhal seperti diatas. Penulis juga mengikuti style “The International Typographic Style” yang mengutamakan kebersihan, keterbacaan dan tujuan. Namun penulis juga memberikan kedinamisan typography di dalam layout dengan menggabungkan gaya typography post- modern untuk memberikan ‘emosi’ di dalam lay-out.
4.1.3.2 Layout Sebuah layout dalam desain komunikasi visual adalah menuangkan pengolahan bahan tulisan dan seni (foto, ilustrasi, atau gambar lain) pada suatu bidang kerja. Layout yang baik dapat berfungsi dengan benar apabila ada perencanaan yang akan dilakukan, penentuan tujuan dari karya, penentuan target audience, perencanaan kemana atau dimana akan ditempatkan dan bagaimana cara pendistribusiannnya. Layout yang baik teratur, dapat mengarahkan dan menggambarkan rentetan informasi untuk dipahami. Setiap unsur desain komunikasi visual di atas sangat penting keberadaannya. Untuk
16
menghasilkan suatu visual yang baik setiap unsur tersebut perlu diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan konsep yang ada, (dikutip dari: Puspitasari, Dyah Gayatri (2000), Desain dan Layout; Layout Terencana Menghasilkan Desain yang Baik.(ed). Jurnal Aksen, p61-72. Biro Publikasi Universitas Bina Nusantara, Jakarta). Sistem layout yang dipakai penulis untuk buku ini tentunya lebih ke arah yang teratur yang akan memudahkan pembaca untuk mempelajari buku ini.
4.1.3.3 Grid System Menurut Josef Muller-Brockmann grid adalah pola dari aksis horizontal dan vertikal yang berhubungan dengan interval regular di desain dan tipografi
grid
system
adalah
metode
dari
mengorganisasikan
dan
mengklarifikasi teks dalam sebuah halaman mendukung hirarki dan dalam pengarahan arti atau informasi. Biasanya orang membagi menjadi 3 kolom vertikal dan 3 kolom horizontal karena adanya hukum The Golden Three namun bentuk grid sistem harus disesuaikan dengan bentuk medianya dan pada penerapannya tidak hanya terbatas pada garis horizontal dan vertikal namun juga grid akan membuat sebuah aksis baru karena grid sistem yang telah dibuat. Karena menurut Hans Neuberg bahwa, “Grid System tercipta karena terciptanya pembagian-pembagian di mata kita, sehingga mata kita akan menciptakan sistem di dalam sistem”. Hans Neuberg juga berkata, “Grid adalah aturan main para desainer yang digunakan untuk mempermudah desainer dalam menaruh penempatan tipografi, komposisi, dan layout, namun yang lebih penting adalah bagaimana kita mendapatkannya dan bagaimana kita membuat aturannya.”
4.1.4
Teori Warna Dari semua bentuk komunikasi nonverbal, warna merupakan metode
paling tepat untuk menyampaikan pesan dan tujuan. Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda benda yang mengenainya. Warna adalah bagian dari proses perlengkapan identitas.Hal terpenting dari warna bagi seorang desainer adalah efek psikologis, emosional dan persepsi yang dapat di hasilkannya.
17
Menurut Martha Gill maknawarna pada target audience bisa berbeda-beda dipengaruhi oleh : o Basic personality, bagaimana kepribadian target audience itu sendiri (memiliki pola pikir yang terbuka, berani menerima sesuatu yang baru) o Culture, warna hitam dan putih adalah warna yang paling netral o dandapat diterima semua budaya o Trend, trend banyak dipengaruhi oleh lingkungan, etnik dan juga media. o Age, usia juga mempengaruhi persepsi seseorang terhadap warna.
Warna juga dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu terang, sedang, gelap dan sebagai pertimbangan dari daya lihat target audience, maka daya pantul cahaya dapat dinilai sebagai berikut :
o Warna terang adalah warna yang disukai muda-mudi, yang dapat membuat produk menjadi lebih besar dan lebih dekat ke mata. o Warna keras/ hangat seperti merah, oranye, kuning, warna-warna ini dapat menjadi daya tarik dan dampak sangat besar, dan sangat tepat diaplikasikan pada media o Warna lembut/dingin seperti hijau dan biru, warna ini sangat dinamis dan cocok untuk produk-produk tertentu o Warna tua, seperti coklat dan hitam, warna ini harus dikomposisikan dengan warna yang tingkat pantulnya tinggi serta latar belakang yang harus diletakkan dengan warna yang lebih kontras.
4.1.5
Teori Eklektik Eklektik adalah mencampur gaya atau style suatu jenis seni dan
menggabungkannya menjadi satu. Menurut Helen D. Hume di dalam bukunya The Art Teacher’s Book of List (1997) eklektik adalah menggabungkan gaya dari berbagai sumber dan menjadikannya ke dalam suatu bagian. Teori ini dipakai di dalam buku ini yaitu menggabungkan antara seni pola/pattern tradisional yang di miliki Sumatera Barat dan digabungkan dengan jenis layout yang modern.
18
4.1.6 Teori Semiotik Charles Sanders Peirce, seorang filsuf berkebangsaan Amerika membedakan semiotika menjadi sintaksis semiotik, semantik semiotik, dan pragmatik semiotik. Sintaksis semiotik mempelajari hubungan antartanda. Hubungan ini tidak terbatas pada sistem yang sama. Contoh: teks dan gambar dalam wacana iklan merupakan dua sistem tanda yang berlainan, akan tetapi keduanya saling bekerja sama dalam membentuk keutuhan wacana iklan. Semantik semiotik mempelajari hubungan antara
tanda, objek, dan
interpretannya. Ketiganya membentuk hubungan dalam melakukan proses semiotis. Konsep semiotik ini akan digunakan untuk melihat hubungan tandatanda dalam iklan (dalam hal ini tanda non-bahasa) yang mendukung keutuhan wacana. Pragmatik semiotik mempelajari hubungan antara tanda, pemakai tanda, dan pemakaian tanda.Teori ini dipakai di dalam buku ini dikarenakan buku ini memakai ikon juga simbol-simbol dalam layout dan infografisnya.
4.2 Strategi Kreatif 4.2.1
Strategi Komunikasi Menjadikan media tersebut menjadi media publikasi yang dapat
memperkenalkan Jepang secara klasik-otentik, kepada anak di Indonesia, serta diharapkan menarik minat para masyarakat awam yang belum terlalu apresiatif terhadap budaya Jepang dan aspek lainnya, menjadi dapat tertarik.
4.2.1.1
Fakta Kunci Dari
strategi
komunikasi
yang
bertujuan
untuk
mengedukasikanmasyarakat Indonesia (khususnya anak) dalam mengenal Jepang dan berbagai aspeknya, maka fakta kunci yang mendukung strategi tersebut adalah: 1. Pembaca harus punya ketertarikan dan apresiasi terhadap budaya Jepang. 2. Budaya dan tradisi Jepang yang umum dikenal oleh masyarakat hanya mencakup Manga, Anime, dan kulinernya, budaya otentik Jepang hampir terlupakan dan tidak diketahui.
19
3. Buku tentang Jepang yang ditemukan di toko buku di Indonesia, masih belum ada yang dikemas secara bagus dan menunjukkan kualitas tinggi, yang ada hanya buku import dan berbahasa Inggris.Buku masih menjadi pilihan yang efektif untuk dibaca.
4.2.2
Isu yang Dikomunikasikan
1. Teknis ilustrasi yang menarik. 2. Tampilan / layout yang menarik, dan mencerminkan gaya grafis Jepang 3. Sistempenulisan yang mudah, dan menarik untuk dibaca 4. Desain yang menarik untuk dilihat dan dikoleksi dan disesuaikan dengan profil target. 5. Memberikan pengalaman akan Jepang secara visual.
4.2.2.1
Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi dari buku “Discover Japan from A to Z” ini
adalah:Mengangkat kembali eksottisme tradisi, budaya, dan festival Jepang yang dulunya dikagumi oleh masyarakat Indonesia, memenuhi kebutuhan media publikasi danedukasi sekaligus semi-collectible bagi audienceyang apresiatif akan budaya Jepang. Selain itu juga bertujuan agar membuat masyarakat yang awam akan Jepang menjadi lebih mengetahui dan apresiatif terhadap budaya Jepang.
4.2.3
Big Idea
“JOURNEY TO JAPAN'S CULTURE”
4.2.4
Keyword
Dalam buku “Discover Japan from A to Z” ini memaparkan berbagai aspek mengenai Jepang, maka keyword untuk buku ini adalah: o Journey o Japan o Education
20
4.2.5
Strategi Desain
4.2.5.1
Looks, Mood, Tone, and Manner Buku ini akan bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas
dengan visual dan layout yang menarik dan menerapkan prinsip desain grafis Jepang, dan disesuaikan untuk usia target audience. Maka looks, mood, tone & manner yang dipergunakan adalah: o Asymmetrical o Simplicity o Colorful o Pattern
4.2.5.1.2
Strategi Verbal Sesuai dengan profil target audience dan konsep buku ini maka
digunakanlah gaya bahasa yang sesuai dan menarik bagi masyarakat, yaitu sopan dan bertata bahasa baik. Sesuai dengan kebutuhan dari segi usia dan background target. 4.2.5.1.3
Strategi Visual Approach Warna Varian Merah, oranye, coklat, kuning, hijau, biru. Warna- warna alam yang calm, dan soft, banyak dipakai dalam desain grafis khas Jepang Namun warna ini akan berperan penting sebagai alat bantu penyampai informasi dan mood Jepang, yang disesuaikan dengan target audience. Tipografi Penggunaan jenis tipografi akan ada penggabungan antara san serif dan serif, dan huruf dekoratif “Japan style” ini dilakukan agar menyampaikan mood dan gaya Jepang, serta formal dan casual. Layout Elemen dan motif desain disesuaikan dengan mood yang diinginkan,
yaitu
lebih
mengarah
kearah
pattern
dan
ilustrasiLayout diharapkan dapat memberikan visualisasi desain grafis Jepang. Lay out diharapkan dapat menyampaikan
21
informasi melalu simplicity, namun tetap eskploratif dan tidak membosankan. Ilustrasi Jenis illustrasi yang digunakan dalam materi buku ini adalah ilustrasi vector bergaya Jepang. Vector dengan style outlinedan shading, dan berwarna, akan menjadi alat bantu data yang menjadi informasi.
4.2.6 Pemilihan Item Pendukung Item – item yang mendukung buku ini adalah : o Pembatas buku o Kartu pos o Poster