BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 1.1
Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT.DDT merupakan perusahaan yang bergerak dibidang alat berat yang
menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol. Berikut adalah beberapa uraian kewajiban yang harus dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) , sebagai berikut : 1. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP); PT.DDT sudah mengukuhkan usahanya sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan dikukuhkan dikantor Pelayanan Pajak Cibinong. 2. Memungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang terhutang; 3. Menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang terhutang; serta 4. Melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang terhutang. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) di dalam perusahaan tidak terjadi karena PT.DDT tidak melakukan transaksi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
49
Menjadi Pengusaha Kena Pajak menunjukan bahwa PT.DDT telah melakukan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak(BKP) atau Jasa Kena Pajak(JKP) tetapi PT.DDT hanya melakukan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak sehingga PT.DDT memiliki siklus pembelian dan penjualan barang ke perusahaan lain yaitu untuk siklus pembelian adalah perusahaan memesan alat – alat yang dibutuhkan untuk pembuatan barang dengan menggunakan permohonan pembelian (SPP) setelah itu SPP diubah menjadi surat Purchase Order (PO) oleh bagian pembelian kemudian bagian penjual akan membuat pesanan yang dipesan oleh pembeli , dan penjual akan mengirim bahan yang dipesan beserta surat jalan dan pihak gudang akan menerima barang dan mengecek kembali apakah sesuai dengan pesanan PT.DDT, selanjutnya bagian akuntansi akan menulis pembelian sebagai hutang jika dibayar dengan kredit, kemudian penjual akan mengirim faktur pajak atau invoice, arus kas timbul dari bukti pembayaran yang dilakukan oleh PT.DDT. Siklus penjualan yang terjadi untuk PT.DDT adalah transaksi ekspor kebeberapa perusahaan. Tahap dalam transaksi ekspor yang pertama adalah menyiapkan barang yang akan dikirim atau di ekspor sesuai dengan pesanan setelah itu pembuatan invoice dan packing list untuk Ekspor kemudian mengambil barang yang sudah siap untuk dikirim yang ada ditempat pembuatan setelah barang diambil dari tempat pembuatan dan di cek bahwa kondisi sudah sesuai dengan pesanan dan dalam keadaan baik untuk dikirim maka barang akan dikirim ketempat yang dituju.
50
4.2
Analisis Pajak Masukan
Pajak Masukan merupakan Pajak Pertambahan Nilai ( PPN) yang seharusnya dibayarkan Pengusaha Kena Pajak (PKP) karena perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean atau impor Barang Kena Pajak, pengenaan Pajak Pertambahan Nilai tersebut adalah 10% (sepuluh persen) dari dasar Pengenaan Pajak di setiap transaksi yang dilakukan. Pembelian yang dilakukan PT.DDT adalah pembelian alat – alat yang digunakan untuk pembuatan produk untuk perusahaan tersebut seperti peralatan untuk pengadukan pasir dan batu, pengecekan alat perlengkapan perusahaan. Faktur pajak yang ada adalah sebagai bukti terjadinya pembelian yang dilakukan oleh perusahaan dan telah membayar pajak masukan atau PPN Masukan. Cara untuk menghitung PPN Masukan : Pajak Masukan
: 10 % X Dasar Pengenaan Pajak
Sebagai contoh penulis akan mencantumkan transaksi yang terjadi di dalam perusahaan dan cara perhitungan Pajak Masukan. Contoh : pada bulan januari PT.DDT melakukan transaksi pembelian kepada PT.CG PS sebesar RP.1.961.448.682. Cara perhitungan Pajak Masukannya adalah : DPP
: Rp. 1.961.448.682
Tarif PPN
: Rp. 10%
Pajak Masukan
: Rp. 2.157.593.551
51
Berdasarkan hasil penelitian pada dokumen-dokumen berupa SPT Masa 2009, 2010 dan 2011 faktur pajak masukan, penulis menemukan masalah yang terdapat pada faktur pajak di perusahaan PT.DDT. Menurut Pasal 13 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, Faktur Pajak Wajib diisi dengan lengkap, benar, dan jelas. Lengkap berarti semua unsur yang tercantum dan lampiran yang diisyaratkan harus lengkap dan ditandatangani. Benar berarti sesuai dengan Undang-Undang material. Jelas berarti setiap tulisan maupun angka harus jelas sehingga tidak dapat ditafsirkan lain. Dari unsur jelas ini, diantaranya termasuk dengan memberikan coretan pada bagian yang tidak perlu dari kalimat (Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/ Termin**) sesuai dengan keadaan pada saat pembuatan Faktur Pajak Standar. Jika penyerahan Barang Kena Pajak Dasar Pengenaan Pajaknya adalah Harga Jual, maka baris tersebut yang bukan Harga Jual harus dicoret, menjadi seperti berikut : Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin*
XXX
Tapi, sebagai pembeli kita dapat mengkreditkan pajak masukan yang telah kita bayar. Seperti yang sudah di atur dalam Undang-Undang PPN No 42 Tahun 2009 Pajak masukan yang sudah dibayar bisa kreditkan dengan syarat pajak masukan yang tidak lebih dari tiga bulan masanya. Tetapi Jika lewat dari tiga bulan perusahaan bisa menganggapnya sebagai biaya. Pembelian yang dilakukan oleh PT.DDT selama 3 Tahun (2009, 2010, dan 2011) menghasilkan Pajak Masukan sebagai berikut :
2009 sebesar Rp. 2.034.563.779 (Lihat di tabel 4.1) 2010 sebesar Rp. 2.499.044.512 ( Lihat di tabel 4.2) 2011 sebesar Rp. 1.891.124.531 (Lihat di tabel 4.3)
52
TABEL 4.1 PT.DDT Pajak Masukan tahun 2009 Bulan
DPP
Pajak Masukan
(Rp)
(Rp)
Total Pembelian (Rp)
Januari
2.099.119.060
209.911.906
2.309.030.966
Februari
1.711.994.866
171.199.064
1.883.193.930
Maret
895.614.767
89.561.474
985.176.241
April
2.131.024.314
213.102.423
2.344.126.737
Mei
1.654.956.824
165.495.681
1.820.452.505
Juni
1.696.476.104
169.647.602
1.866.123.706
Juli
2.371.000.615
237.100.061
2.608.100.676
Agustus
1.526.434.219
152.643.421
1.679.077.640
September
1.226.206.608
122.620.657
1.348.827.265
Oktober
1.542.876.658
154.287.657
1.697.184.315
November
1.664.423.339
166.442.330
1.806.737.873
Desember
1.825.515.065
182.551.503
2.008.066.568
20.345.642.439
2.034.563.779
22.356.098.422
TOTAL
Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2009 PT.DDT
Dari Perhitungan Tabel 4.1 dapat dilihat rincian transaksi – transaksi yang dilakukan oleh PT.DDT atas pembelian alat – alat untuk pembuatan beton jalan tol dan perlengkapan – perlengkapan yang dibutuhkan oleh perusahaan selama tahun 2009 sehingga menghasilkan Pajak Masukan yaitu sebesar Rp.2.034.563.779 Dapat dilihat juga besarnya pembayaran Barang Kena Pajak yaitu sebesar Rp. 20.345.642.439 DPP
: Rp. 20.345.642.439
Tarif PPN
: Rp. 10% 53
Pajak Masukan
: Rp. 2.034.563.779
Penerapan Pengkreditan Pajak Masukan untuk Tahun 2010 telah sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2000 dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/ PMK.03/2010 (pedoman perhitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak). TABEL 4.2 PT.DDT Pajak Masukan Tahun 2010 Bulan
DPP
Pajak Masukan
(Rp)
(Rp)
Total Pembelian (Rp)
Januari
1.839.442.725
183.944.269
2.023.386.994
Februari
1.782.373.249
178.237.319
1.960.610.568
Maret
1.595.789.620
159.578.958
1.755.368.578
April
1.420.945.492
142.094.545
1.563.040.037
Mei
1.466.418.395
146.641.836
1.613.060.231
Juni
2.204.528.870
220.452.901
2.424.981.771
Juli
2.350.644.053
235.064.394
2.585.708.447
Agustus
2.566.265.128
256.626.508
2.822.891.636
694.426.275
69.442.624
763.868.899
Oktober
5.278.644.180
527.864.418
5.806.508.598
November
2.147.164.206
214.716.417
2.361.880.623
Desember
1.643.803.320
164.380.323
1.808.183.643
24.990.445.513
2.499.044.512
27.489.490.025
September
TOTAL
Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2010 PT.DDT
Dari Perhitungan Tabel 4.2 dapat dilihat rincian transaksi – transaksi yang dilakukan oleh PT.DDT atas pembelian alat – alat untuk pembuatan beton jalan tol dan 54
perlengkapan – perlengkapan yang dibutuhkan oleh perusahaan selama tahun 2010 sehingga menghasilkan Pajak Masukan yaitu sebesar Rp.2.499.044.512 Dapat dilihat juga besarnya pembayaran Barang Kena Pajak yaitu sebesar Rp. 24.990.445.513 dan untuk Dasar Pengenaaan Pajak (DPP) dapat dilihat dari perhitungan pajak dibawah ini : DPP
: Rp. 24.990.445.513
Tarif PPN
: Rp. 10%
Pajak Masukan
: Rp. 2.499.044.512
Penerapan Pengkreditan Pajak Masukan untuk Tahun 2010 telah sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2000 dan telah berapa kali diubah dengan Undang – undang Nomor 42 Tahun 2009 dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/ PMK.03/2010 (pedoman perhitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak)
TABEL 4.3 PT.DDT Pajak Masukan tahun 2011 Bulan Januari
DPP (Rp)
Pajak Masukan
Total Pembelian
934.231.556
93.423.153
1.027.654.709
Februari
2.826.162.566
282.616.243
3.108.778.809
Maret
1.247.324.057
124.732.392
1.372.056.449
April
1.708.757.444
170.875.725
1.879.633.169
Mei
1.492.989.229
141.753.917
1.642.288.146
Juni
1.985.519.457
198.551.934
2.184.071.391
Juli
1.528.633.980
152.863.398
1.681.497.378
845.721.418
84.572.136
930.293.554
Agustus
55
September
1.609.835.855
160.983.584
1.770.819.439
Oktober
1.449.595.013
144.959.498
1.594.554.511
November
1.099.165.985
109.916.598
1.209.082.583
Desember
2.258.809.518
225.880.953
2.484.690.471
TOTAL
18.986.746.078
1.891.124.531
20.885.420.609
Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2011 PT.DDT
Dari Perhitungan Tabel 4.3 dapat dilihat rincian transaksi – transaksi yang dilakukan oleh PT.DDT atas pembelian alat – alat untuk pembuatan beton jalan tol dan perlengkapan – perlengkapan yang dibutuhkan oleh perusahaan selama tahun 2010 sehingga menghasilkan Pajak Masukan yaitu sebesar Rp.1.891.124.531 Dapat dilihat juga besarnya pembayaran Barang Kena Pajak yaitu sebesar Rp. 18.986.746.078 dan untuk Dasar Pengenaaan Pajak (DPP) dapat dilihat dari perhitungan pajak dibawah ini : DPP
: Rp. 18.986.746.078
Tarif PPN
: Rp. 10%
Pajak Masukan
: Rp.
1.891.124.531
Penerapan Pengkreditan Pajak Masukan untuk Tahun 2011 telah sesuai dengan Undang – undang Nomor 42 Tahun 2009 dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/ PMK.03/2010 (pedoman perhitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak).
56
1.3
Analisis Pajak Keluaran Pajak Keluaran merupakan Pajak Pertambahan Nilai yang wajib dipungut
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak berwujud, ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud atau ekspor Jasa Kena Pajak. Sesuai dengan UU PPN No.42 tahun 2009 pasal 3A ayat (1) yang mengatur tentang kewajiban Pengusaha Kena Pajak mempunyai kewajiban untuk melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, memungut, menyetor dan melaporkan PPN dan PPnBM yang terutang PT.DDT sebagai Pengusaha Kena Pajak wajib memungut Pajak Pertambahan Nilai dari pihak yang sudah membeli barang dari perusahaan ini, dan pembeli wajib membuat Faktur Pajak sebagai bukti bahwa PT.DDT sudah memungut Pajak Pertambahan Nilai yang dapat disebut sebagai pajak Keluaran. Setelah memungut pajak keluaran maka perusahaan harus menyetorkan kepada kas negara dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). Pajak yang dipungut sendiri dari hasil penjualan yang dilakukan oleh PT.DDT selama 3 tahun (2009, 2010, 2011) Sebagai berikut: 2009 sebesar Rp. 2.403.945.431 (Lihat di tabel 4.4) 2010 sebesar Rp. 2.830.759.428 ( Lihat di tabel 4.5) 2011 sebesar Rp. 2.149.514.103 (Lihat di tabel 4.6) Berikut tabel yang dapat digunakan sebagai perincian Pajak Keluaran untuk tahun Pajak Keluaran 2009, 2010 dan 2011. 57
TABEL 4.4 PT.DDT Pajak Keluaran 2009 Bulan
DPP
Pajak Keluaran
(Rp)
(Rp)
Total Penjualan (Rp)
Januari
1.921.651.392
192.165.140
2.113.816.532
Februari
1.525.147.328
152.514.731
1.677.662.059
Maret
1.389.614.680
138.961.469
1.528.576.149
April
2.715.303.043
271.530.304
2.986.833.347
Mei
2.393.637.679
239.363.769
2.633.001.448
Juni
1.636.165.506
163.616.552
1.799.782.058
Juli
3.001.532.973
300.153.298
3.301.686.271
887.339.958
88.733.996
976.073.954
September
1.966.650.488
196.665.049
2.163.315.537
Oktober
1.781.921.603
178.192.159
1.960.113.762
November
2.345.085.112
234.508.512
2.579.593.624
Desember
2.475.404.536
247.540.452
2.722.944.988
TOTAL
24.039.454.298
2.403.945.431
26.443.399.729
Agustus
Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2009 PT.DDT
Dari Perhitungan Tabel 4.4 dapat dilihat rincian transaksi – transaksi yang dilakukan oleh PT.DDT atas penjualan
alat – alat dan perlengkapan – perlengkapan yang
dibutuhkan oleh perusahaan lain, dari data tabel diatas dapat dilihat transaksi
selama
tahun 2009 sehingga menghasilkan Pajak Keluaran yaitu sebesar Rp. 2.403.945.431.
58
Dan untuk Dasar Pengenaaan Pajak (DPP) dapat dilihat dari perhitungan pajak dibawah ini :
DPP
: Rp. 24.039.454.298
Tarif PPN
: Rp. 10%
Pajak keluaran
: Rp.
2.403.945.431
Penerapan Pengkreditan Pajak Keluaran untuk Tahun 2009 telah sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2000 dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/ PMK.03/2010 (pedoman perhitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak)
TABEL 4.5 PT.DDT Pajak Keluaran 2010 Bulan
DPP (Rp)
Pajak
Total Penjualan
Keluaran(Rp) Januari
2.020.086.882
202.008.686
2.222.095.568
Februari
1.414.820.103
141.482.011
1.556.302.114
Maret
2.009.559.481
200.955.949
2.210.515.430
April
1.092.116.576
109.211.657
1.201.328.233
Mei
2.029.598.126
202.959.814
2.232.557.940
Juni
2.528.293.584
252.829.359
2.781.122.943
Juli
984.685.409
98.468.540
1.083.153.949
Agustus
1.263.115.926
126.311.594
1.389.427.520
September
3.261.172.959
326.117.295
3.587.290.254
59
Oktober
1.692.234.441
169.223.445
1.861.457.886
November
6.946.535.557
694.653.558
7.641.189.115
Desember
3.065.375.188
306.537.520
3.371.912.708
TOTAL
28.307.594.232
2.830.759.428
31.138.353.660
Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2010 PT.DDT
Dari Perhitungan Tabel 4.5 dapat dilihat rincian transaksi – transaksi yang dilakukan oleh PT.DDT atas penjualan alat – alat dan perlengkapan – perlengkapan yang dibutuhkan oleh perusahaan lain, dari data tabel diatas dapat dilihat transaksi selama
tahun
2010
sehingga
Rp.2.830.759.428, dan untuk
menghasilkan
Pajak
Keluaran
yaitu
sebesar
Dasar Pengenaaan Pajak (DPP) dapat dilihat dari
perhitungan pajak dibawah ini : DPP
: Rp. 28.307.594.232
Tarif PPN
: Rp. 10%
Pajak keluaran
: Rp.
2.830.759.428
. Analisis untuk Pajak Keluaran 2010 terdapat terjadi kesalahan pada pencatatan Pembelian yang dilakukan oleh PT.UNELEC INDONESIA.pada
05 april 2010
perusahaan tetap mencantumkan nama perusahaan pembeli, tanggal dan NPWP tetapi tidak mencatat nominal Pembelian yang terjadi pada 05 april 2010 sehingga perusahaan harus melakukan revisi terhadap SPT untuk tahun 2010, karena untuk nominal SPT tahun 2010 akan berubah jika masa pajak 05 april 2010 dilakukan pencatatan nominal. Untuk Pajak Keluaran 2010 untuk masa pajak januari sampai dengan maret sudah sesuai dengan Undang – undang nomor 18 Tahun 2000 dan untuk Masa Pajak April sampai dengan desember sudah sesuai dengan Undang- undang Nomor 42 Tahun 2009. 60
TABEL 4.6 PT.DDT Pajak Keluaran 2011 Bulan
DPP (Rp)
Januari
Pajak Keluaran
Total Penjualan
2.254.112.678
225.412.268
2.479.523.946
736.001.704
73.600.171
809.601.875
Maret
2.186.567.049
218.656.705
2.405.223.754
April
2.651.852.591
265.185.260
2.917.037.851
Mei
1.882.778.332
188.277.833
2.071.056.165
Juni
2.385.916.308
238.591.633
2.624.507.941
Juli
1.471.446.494
147.144.648
1.618.591.142
Agustus
1.107.097.982
110.709.795
1.217.807.777
September
1.264.347.772
126.434.775
1.390.782.547
794.277.620
79.427.760
873.705.380
November
2.153.748.811
215.374.878
2.369.123.689
Desember
2.606.983.766
260.698.377
2.867.682.143
TOTAL
21.495.131.107
2.149.514.103
23.644.644.210
Februari
Oktober
Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2011 PT.DDT
Dari Perhitungan Tabel 4.6 dapat dilihat rincian transaksi – transaksi yang dilakukan oleh PT.DDT atas penjualan alat – alat dan perlengkapan – perlengkapan yang dibutuhkan oleh perusahaan lain, dari data tabel diatas dapat dilihat transaksi 61
selama
tahun
2011
sehingga
Rp.2.149.514.103 dan untuk
menghasilkan
Pajak
Keluaran
yaitu
sebesar
Dasar Pengenaaan Pajak (DPP) dapat dilihat dari
perhitungan pajak dibawah ini :
DPP
: Rp. 21.495.131.107
Tarif PPN
: Rp. 10%
Pajak keluaran
: Rp. 2.149.514.103
Penerapan Pengkreditan Pajak Keluaran untuk Tahun 2011 telah sesuai dengan Undang – undang Nomor 42 Tahun 2009 dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/ PMK.03/2010 (pedoman perhitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak)
TABEL 4.7 Kertas Kerja Analisis Penyerahan Barang Kena Pajak PT.DDT 2009 Penyerahan Barang Kena Pajak Bulan
January February March April Mei Juni Juli Agustus September
(a) SPT Masa PPN (Rp)
(b) Buku Penjualan (Rp)
1.921.651.392 1.525.147.328 1.389.614.680 2.715.303.043 2.393.637.679 1.636.165.506 3.001.532.973 887.339.958 1.966.650.488
1.921.651.392 1.525.147.328 1.389.614.680 2.715.303.043 2.393.637.679 1.636.165.506 3.001.532.973 887.339.958 1.966.650.488 62
Selisih (a-b) (Rp) -
PPN Keluaran
192.165.140 152.514.731 138.961.469 271.530.304 239.363.769 163.616.552 300.153.298 88.733.996 196.665.049
October November December Jumlah
1.781.921.603 2.345.085.112 2.475.404.536
1.781.921.603 2.345.085.112 2.475.404.536
-
178.192.159 234.508.512 247.540.452
24.039.454.298
24.039.454.298
-
2.403.945.431
Sumber : Rincian Buku Pembelian dan SPT Masa PPN periode 2009 PT.DDT
Dari analisis yang dilakukan oleh penulis tidak terdapat perbedaan antara buku penjualan dengan SPT Masa 2009. Dan sebagai bukti penulis mencantumkan tabel 4.7 untuk masa januari sampai dengan desember 2009. Dan nominal perbedaan sebagai berikut : Untuk SPT Masa 2010
:Rp. 24.039.454.298
Untuk Buku Pembelian 2010
:Rp. 24.039.454.298
Selisih
Rp.
–
TABEL 4.8 Kertas Kerja Analisis Penyerahan Barang Kena Pajak PT.DDT 2010 Penyerahan Barang Kena Pajak Bulan
(a) SPT Masa PPN (Rp)
(b) Buku Penjualan (Rp)
January February March April May June July
2.020.086.882 1.414.820.103 2.009.559.481 1.092.116.576 2.029.598.126 2.528.293.584 984.685.409
2.020.086.882 1.414.820.103 2.009.559.481 1.177.489.168 2.029.598.126 2.528.293.584 984.685.409 63
Selisih (a-b) (Rp) -
PPN Keluaran
202.008.686 141.482.011 200.955.949 109.211.657 202.959.814 252.829.359 98.468.540
1.263.115.926 3.261.172.959 1.692.234.441 6.946.535.557 3.065.375.188
1.263.115.926 3.261.172.956 1.692.234.441 6.946.535.557 3.065.375.188
-
126.311.594 326.117.295 169.223.445 694.653.558 306.537.520
28.307.594.232
28.830.759.428
-
2.830.759.428
August September October November December Jumlah
Sumber : Rincian Buku Penjualan dan SPT Masa PPN periode 2010 PT.DDT
Dari analisis yang dilakukan oleh penulis tidak terdapat perbedaan. Dan sebagai bukti penulis mencantumkan tabel 4.8 untuk masa januari sampai dengan desember 2010. Dan nominal perbedaan sebagai berikut :
Untuk SPT Masa 2010
:Rp. 28.830.759.428
Untuk Buku Penjualan 2010
:Rp. 28.830.759.428
Selisih
Rp.
–
TABEL 4.9 Kertas Kerja Analisis Penyerahan Barang Kena Pajak PT.DDT 2011 Penyerahan Barang Kena Pajak Bulan
(a) SPT Masa PPN (Rp)
(b) Buku Penjualan (Rp)
January February March April May June July
2.254.112.678 736.001.704 2.186.567.049 2.651.852.591 1.882.778.332 2.385.916.308 1.471.446.494
2.254.112.678 736.001.704 2.186.567.049 2.651.852.591 1.882.778.332 2.385.916.308 1.471.446.494 64
Selisih (a-b) (Rp) -
PPN Keluaran
225.412.268 73.600.171 218.656.705 265.185.260 188.277.833 238.591.633 147.144.648
1.107.097.982 1.264.347.772 794.277.620 2.153.748.811 2.606.983.766
-
110.709.795 126.434.775 79.427.760 215.374.878 260.698.377
21.495.131.107 21.495.131.107
-
2.149.514.103
1.107.097.982 1.264.347.772 794.277.620 2.153.748.811 2.606.983.766
August September October November December Jumlah
Sumber : Rincian Buku Penjualan dan SPT Masa PPN periode 2011 PT.DDT
Dari analisis yang dilakukan oleh penulis tidak terdapat perbedaan. Dan sebagai bukti penulis mencantumkan tabel 4.9 untuk masa januari sampai dengan desember 2011. Dan nominal perbedaan sebagai berikut :
1.4
Untuk SPT Masa 2011
:Rp. 21.495.131.107
Untuk Buku Penjualan 2011
:Rp. 21.495.131.107
Selisih
Rp.
–
Analisis Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai pada PT.DDT Besarnya Pajak Pertambahan Nilai untuk Perhitungan Lebih bayar atau kurang
bayar dapat dilihat dari analisis perhitungan data Pajak Keluaran dan Pajak Masukan yang ada pada penjabaran sebelumnya, dan jika Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan maka Pajak Pertambahan Nilai lebihnya adalah Kurang Bayar sehingga perusahaan harus atau berkewajiban membayar kekurangan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai yang disetor kepada kas negara setelah itu perusahan dapat melaporkan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya untuk tahun 2009 dan 2010 dan untuk tahun 2011 dapat dilaporkan paling lambat 30 hari setelah akhir masa pajak berakhir atau akhir bulan berikutnya.
65
Apabila diperusahaan terjadi kelebihan pembayaran Pajak maka dapat dilakukan 2 (dua) cara untuk diminta kembali, yaitu :
1. Menggunakan kompensasi di Masa Pajak berikutnya sehingga kelebihan pembayaran dapat menjadi kredit Pajak di Masa berikutnya 2. Menggunakan restitusi yang disetiap masa pajak selalu mengalami kelebihan pembayaran sehingga perusahaan disetiap akhir Tahun Pajak akan melakukan restitusi, dan jika perusahaan tidak mengalami kelebihan pajak disetiap masa Pajak maka perusahaan dapat meminta kembali kelebihan bayar dengan cara pembayaran tunai.
TABEL 4.10 PT.DDT Lebih Bayar PPN pada tahun 2009
Bulan
Pajak
Pajak masukan
Keluaran
(Rp)
Kompensasi (Rp)
Kurang Pembetulan (lebih) bayar (Rp)
(Rp) Januari
192.165.140
209.911.906
Februari
152.514.731
171.199.064
17.746.766
(36.431.099)
Maret
138.961.469
89.561.474
36.431.099
12.968.896
Maret P1
134.502.338
89.561.474
April
271.530.304
213.102.423
5.928.889
52.498.992
Mei
239.363.769
165.495.681
4.459.131
69.408.957
Juni
163.616.552
169.647.602
4.459.131
(10.490.181)
Juli
300.153.298
237.100.061
10.490.181
52.563.056
66
-
(17.746.766)
36.431.489
8.509.375
Agustus
88.733.996
152.643.421
-
(63.909.425)
September
196.665.049
122.620.657
Oktober November Desember
178.192.159 234.508.512 247.540.452
154.287.657 166.442.330 184.744.939
-
23.904.502 68.066.182 (62.795.513)
Desember P1
247.540.452
182.551.503
-
64.988.949
63.909.425
10.134.967
Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2009 PT.DDT
Berikut adalah rincian kompensasi yang terjadi selama tahun 2009 :
a. Februari Kompensasi pajak lebih bayar dari bulan januari 2009. b. Maret Kompensasi pajak lebih bayar dari bulan februari 2009
dan memiliki
pembetulan sebanyak 1 (satu) kali. c. April Kompensasi yang ada di bulan april adalah kompensasi yang berasal dari kompensasi kelebihan PPN.karena pembetulan SPT PPN Masa Pajak. d. Mei Kompensasi yang ada di bulan mei adalah kompensasi yang berasal dari kompensasi kelebihan PPN.karena pembetulan SPT PPN Masa Pajak. e. Juni Kompensasi yang ada di bulan juni adalah kompensasi yang berasal dari kompensasi kelebihan PPN.karena pembetulan SPT PPN Masa Pajak. f. Juli Kompensasi pajak lebih bayar dari bulan juni 2009. g. September 67
Kompensasi pajak lebih bayar dari bulan agustus 2009.
TABEL 4.11 PT.DDT Lebih Bayar PPN pada tahun 2010 Pajak masukan (Rp)
Bulan
PPN yang Dipungut sendiri(Rp)
Kompensasi Masa Lalu (Rp)
Kurang (lebih) bayar(Rp)
Januari Februari Maret Maret P1 Maret P2 April April P1 April P2 April P3 Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
202.008.686 141.482.011 200.955.949 200.955.949 200.955.949 117.748.916 117.748.916 117.748.916 117.748.916 202.959.814 252.829.359 98.468.540 126.311.594 326.117.295 169.223.445 694.653.558 306.537.520
183.944.269 178.237.319 159.578.958 159.578.958 159.578.958 142.094.545 142.094.545 142.094.545 142.094.545 146.641.836 220.452.901 235.064.394 256.626.508 69.442.624 527.864.418 214.716.417 164.380.323
36.755.308 36.755.308 36.755.308 24.345.629 146.004.854 276.319.768 358.640.973 -
18.064.417 (36.755.308) 4.621.683 4.621.683 4.621.683 (24.345.629) (24.345.629) (24.345.629) (24.345.629) 31.972.349 32.376.450 (146.004.854) (276.319.768) (19.645.097) (358.640.973) 121.296.168 142.157.197
Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2010 PT.DDT
68
Dari tabel diatas penulis menemukan beberapa masalah dalam pelaporan SPT Masa PPN yaitu terjadinya kesalahan penulisan kompensasi / kurang bayar , yaitu : 1. Pada SPT Masa PPN untuk pembetulan ketiga pada bulan april terjadi kesalahan pencatatan jumlah kurang atau lebih bayar pada Bukti Penerimaan Surat. Dalam Bukti Penerimaan Surat tertulis lebih bayar 8.537.259, seharusnya adalah 24.345.629
Berikut adalah rincian kompensasi yang terjadi selama tahun 2010 : a. Maret Kompensasi yang terjadi di bulan maret adalah kompensasi masa pajak sebelumnya dan terjadi pembetulan sebanyak 2(dua) kali. b. April Terjadi kurang bayar dan ada pembetulan sebanyak 3(tiga) kali. c.
Mei Kompensasi yang terjadi di bulan mei adalah kompensasi masa pajak sebelumnya.
d. Agustus Kompensasi yang terjadi dibulan agustus adalah kompensasi masa pajak sebelumnya . e. September Kompensasi yang terjadi dibulan September adalah kompensasi masa pajak sebelumnya. f. November
69
Kompensasi yang terjadi dibulan November adalah kompensasi masa pajak sebelumnya.
TABEL 4.12 PT.DDT Lebih Bayar PPN pada PT.DDT tahun 2011 PPN yang Dipungut Bulan
sendiri (Rp)
Pajak masukan (Rp)
Kompensasi Masa Lalu(Rp)
Kurang (lebih) bayar (Rp)
Januari
225.411.268
93.423.153
-
131.989.115
Februari
73.600.171
282.616.243
-
(209.016.072)
Maret
218.656.705
124.732.392
209.016.072
(116.352.859)
April
265.185.260
170.875.725
116.352.859
(22.043.324)
Mei
188.277.833
141.753.917
22.043.324
24.480.592
Juni
238.591.633
188.738.214
-
49.853.419
Juni P1
238.591.633
198.357.934
-
40.233.699
Juli
147.144.648
152.863.398
-
(6.413.750)
Agustus
110.709.795
84.585.886
September
126.434.775
160.483.584
Oktober
79.427.760
144.959.498
34.548.809
(100.080.547)
November
215.374.878
109.916.598
100.080.547
5.377.733
Desember
260.698.377
225.880.953
2.142.900
32.674.524
6.413.750 -
19.710.159 (34.548.809)
Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2011 PT.DDT
70
Dari tabel diatas penulis menemukan beberapa masalah dalam pelaporan SPT Masa PPN yaitu terjadinya kesalahan penulisan kompensasi / kurang bayar , yaitu : 1. Pada SPT Masa PPN bulan mei terjadi kesalahan penulisan jumlah kurang bayar pada Bukti Penerimaan Surat. Dalam Bukti Penerimaan Surat tertulis Kurang Bayar sebesar Rp.16.935.592, seharusnya adalah Rp. 24.480.592,sesuai dengan perhitungan PPN yang ada. 2.
Pada SPT pembetulan bulan juni terjadi kesalahan penulisan jumlah pada Bukti Penerimaan Surat. Dalam Bukti Penerimaan Surat tertulis Lebih Bayar sebesar Rp.9.619.720 dan seharusnya adalah Kurang bayar sebesar Rp. 40.233.699.
Berikut adalah rincian kompensasi yang terjadi selama 2011 : a.
Maret Kompensasi yang terjadi dibulan Maret adalah kompensasi masa pajak sebelumnya
b. April Kompensasi yang terjadi dibulan april adalah kompensasi masa pajak sebelumnya c. Mei Kompensasi yang terjadi dibulan mei adalah kompensasi masa pajak sebelumnya. d. Agustus Kompensasi yang terjadi dibulan agustus adalah kompensasi masa pajak sebelumnya 71
e. Oktober Kompensasi yang terjadi dibulan oktober adalah kompensasi masa pajak sebelumnya
f. November Kompensasi yang terjadi dibulan November adalah kompensasi masa pajak sebelumnya g. Desember Kompensasi yang ada di bulan desember adalah kompensasi yang berasal dari kompensasi kelebihan PPN.karena pembetulan SPT PPN Masa Pajak.
1.4.1
Analisis Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai
Penjelasan di Pasal 3 Undang-Undang KUP, dijelaskan bahwa bagi pengusaha Kena Pajak fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah untuk melaporkan tentang pengkreditan Pajak Masukan atas Pajak Keluaran, pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kena pajak dan melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak yang ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.
Dan berdasarkan Undang – Undang
Nomor 08 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali dirubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009, karena
72
peneliti melakukan peneliti pada tahun 2009, 2010 dan 2011 maka penyetoran untuk setiap tahun berbeda sesuai dengan undang – undang yang berlaku disetiap tahunnya. untuk tahun 2009 dan 2010 menggunakan undang – undang nomor 18 Tahun 2000 , penyetoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang Kurang Bayar (KB) dilakukan paling lambat tanggal 15 (lima belas) untuk pelaporan paling lambat tangal 20 (dua puluh) setelah berakhirnya masa pajak Setiap bulannya menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang dibuatkan 5 (lima) rangkap sebagai berikut : a. Lembar ke-1 untuk Pengusaha Kena Pajak. b. Lembar ke-2 untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). c. Lembar ke-3 untuk dilampirkan pada Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT PPN). d. Lembar ke-4 untuk Bank atau Kantor Pos dan Giro. e. Lembar ke-5 untuk arsip Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.
Sedangkan untuk tahun 2011 menggunakan undang – undang yang sesuai untuk tahun 2011 yaitu Undang – undang Nomor 42 Tahun 2009 , penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang kurang bayar dilakukan paling lambat 1 bulan berikutnya.
Untuk Tahun 2009 dan 2010 sampai dengan akhir maret jika perusahaan melakukan keterlambatan dalam Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) kurang bayar Maka akan dikenakan, yaitu :
73
2% X jumlah Pajak Terhutang X jumlah bulan (max 24 bulan).
Sedangkan untuk keterlambatan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan dikenakan sanksi sebesar 500.000. Untuk Tahun 2011 jika perusahaan melakukan keterlambatan dalam Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) kurang bayar maka akan dikenakan sanksi, yaitu :
2% X jumlah Pajak Terhutang X jumlah bulan (max 24 bulan)
Sedangkan untuk keterlambatan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan dikenakan sanksi sebesar 500.000. Dan jika dalam suatu Masa Pajak, jumlah Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan maka selisihnya adalah Pajak Pertambahan Nilai yang masih harus dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak. Dan sebaliknya, jika jumlah Pajak Masukan lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka selisihnya adalah kelebihan pajak yang dapat dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya. Berikut adalah salah satu contoh perhitungan Pajak Pertambahan Nilai kurang bayar pada PT. DTD , yang diambil Masa Pajak Maret 2009 : Pajak Keluaran
Rp
74
138.961.469
Pajak Keluaran yang dipungut oleh pemungut PPN
Rp
-
Pajak Keluaran yang dibebaskan dari pengenaan PPN
Rp
-
Pajak Keluaran yang dipungut sendiri
Rp
138.961.469
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
Rp
125.992.963
Pajak Kurang Bayar Desember 2009
Rp
12.968.506
tetapi setelah bagian adminitrasi melakukan pengecekan kembali untuk masa pajak bulan maret 2009 ternyata masih terdapat Pajak Keluaran dan Pajak Masukan yang belum dilaporkan sehingga untuk bulan maret 2009 harus dilakukan pembetulan kembali menjadi seperti : Pajak Keluaran
Rp
138.961.469
Penyerahan dengan Faktur Pajak Sederhana
Rp
-
Pajak Keluaran yang dipungut oleh Pemungut PPN
Rp
-
Pajak Keluaran yang dipungut sendiri
Rp
138.961.469
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
Rp
125.992.963
Pajak yang sudah dibayarkan
Rp
8.509.375
Pajak lebih dibayar pada pembetulan SPT
Rp
12.968.506
Pajak Lebih Bayar karena pembetulan
Rp
(4.459.131)
Berdasarkan beberapa kondisi yang ada di PT.DDT dalam melakukan penyetoran, pelaporan Pajak Pertambahan Nilai PT.DDT secara keseluruhan sudah memahami prosesnya sesuai dengan Undang – undang yang berlaku. Karena dari hasil penelitian penulis perusahaan masih sedikit melakukan kesalahan dalam penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai. Berikut akan dibahas mengenai temuan yang ada 75
berdasarkan peneltian yang dilakukan penulis di PT.DDT yang berkaitan dengan penyetoran dan pelaporan yang dirinci pada masing – masing tabel pada tahun 2009, 2010, 2011 dibawah ini :
TABEL 4.13 PT.DDT Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode januari – Desember 2009 Masa
Kurang / lebih
Tanggal
Tanggal
Sesuai / tidak dengan
Pajak
Bayar
Setor
Lapor
UU no 18 Tahun 2000
Januari
3.979.729
27 april 09
Tidak Sesuai dengan UU
Februari
36.431.489
13 maret 09
Sesuai dengan UU
Maret
12.968.506
17 april 09
Sesuai dengan UU
Maret P1
8.509.375
15 mei 09
Sesuai dengan UU
April
52.498.982
12 mei 09
15 mei 09
Sesuai dengan UU
Mei
69.408.957
11 juni 09
19 juni 09
Sesuai dengan UU
Juni
10.490.181
15 juli 09
Sesuai dengan UU
Juli
52.563.056
18 agst 09
Sesuai dengan UU
Agustus
63.909.425
16 sept 09
Sesuai dengan UU
September
10.134.967
13 okt 09
16 okt 09
Sesuai dengan UU
Oktober
23.904.502
13 nov 09
17 nov 09
Sesuai dengan UU
November
68.066.182
14 des 09
17 des 09
Sesuai dengan UU
Desember
62.759.513
14 jan 10
19 jan 10
Sesuai dengan UU
Des P1
64.988.949
21 april 09
14 mei 10
Sesuai dengan UU
14 april 09
13 agst 09
Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2009 PT.DD
76
Berdasarkan tabel di atas untuk tahun 2009 dalam Undang – undang Nomor 18 Tahun 2000 perusahaan belum melakukan kegiatan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai yang sesuai dengan Undang – undang. selama tahun 2009 perusahaan melakukan 1 (satu) kali kesalahan yaitu : 1. Menurut Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang KUP No. 28 Tahun 2007 keterlambat dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) dikenakan administrasi berupa denda sebesar Rp 500,000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai yang belum dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan PT.DDT melakukan keterlambat dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) nya. Seharusnya PT.DDT melakukan pelaporan paling lambat februari 2009 tetapi PT.DDT melakukan pelaporan tanggal 27 april 2009 sehingga PT.DDT dikenakan sanksi keterlambatan sebesar Rp.500.000.
Untuk pembetulan SPT masa yang terjadi selama tahun 2009 perusahaan melakukan pembetulan masih dalam tahun yang sama sehingga untuk pembetulan SPT masa sudah sesuai dengan Undang-Undang KUP pasal 8 ayat (1a) yaitu : dalam hal pembetulan Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan Surat Pemberitahuan harus disampaikan paling lambat dua tahun sebelum daluarsa penetapan.
TABEL 4.14 PT.DDT 77
Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode Januari - Maret 2010 Masa Pajak
Kurang / lebih
Tanggal Setor
Tanggal Lapor
Bayar
Sesuai / tidak dengan uu no 18 tahun 2000
Januari
18.064.417
12 feb 10
16 feb 10
Sesuai dengan UU
Februari
36.755.308
15 maret 10
18 maret 10
Sesuai dengan UU
Maret
4.621.683
21 april 10
23 april 10
Sesuai dengan UU
Maret P1
4.621.683
13 agst 10
Sesuai dengan UU
Maret P2
4.621.683
24 nov 10
Sesuai dengan UU
Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2010 PT.DDT
TABEL 4.15 PT.DDT Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode April - Desember 2010 Masa Pajak
Kurang / lebih
Tanggal
Tanggal
Sesuai / tidak
Bayar
Setor
Lapor
dengan uu no 42 tahun 2009
April
24.345.629
25 mei 10
Sesuai dengan UU
April P1
24.345.629
29 juni 10
Sesuai dengan UU
April P2
24.345.629
13 agst 10
Sesuai dengan UU
April P3
8.537.259
28 feb 11
Sesuai dengan UU
Mei
31.972.349
25 juni 10
29 juni 10
Sesuai dengan UU
Juni
32.376.458
28 juli 10
02 agst 10
Sesuai dengan UU
Juli
146.004.854
13 agst 10
Sesuai dengan UU
Agustus
276.319.768
29 sept 10
Sesuai dengan UU
78
September
19.645.097
27 okt 10
Sesuai dengan UU
Oktober
13.832.384
18 nov 10
20 nov 10
Sesuai dengan UU
November
121.296.168
28 des 10
30 des 10
Sesuai dengan UU
Desember
142.157.197
24 jan 11
26 jan 11
Sesuai dengan UU
Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2010 PT.DDT
Berdasarkan tabel di atas untuk tahun 2010 , perusahaan sudah melakukan kegiatan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dan secara keseluruhan telah sesuai dengan Undang – undang Nomor 18 Tahun 2000 untuk bulan januari sampai maret dan untuk bulan april sampai dengan desember sudah sesuai dengan UU No 42 tahun 2009. Karena untuk bulan juni terjadi pelaporan pada 02 agustus 2010 karena untuk tanggal 31 juli adalah hari sabtu.
TABEL 4.16
PT.DDT Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode januari – Desember 2011 Masa Pajak
Kurang / lebih
Tanggal
Bayar
Setor
Tanggal Lapor
Sesuai /tidak dengan uu no 42 Tahun 2009
Januari
131.989.115
Februari
8.537.259
Maret
93.924.313
April
22.043.324
19 feb 11
15 april 11
79
20 feb 11
Sesuai dengan UU
28 maret 11
Sesuai dengan UU
19 april 11
Sesuai dengan UU
18 mei 11
Sesuai dengan UU
Mei
16.935.592
24 juni 11
28 juni 11
Sesuai dengan UU
Juni
49.659.419
26 juli 11
29 juli 11
Sesuai dengan UU
Juni P1
9.619.720
29 feb 11
Sesuai dengan UU
Juli
6.413.750
19 agst 11
Sesuai dengan UU
Agustus
19.723.909
30 sept 11
Sesuai dengan UU
September
34.548.809
25 okt 11
Sesuai dengan UU
Oktober
100.080.547
25 nov 11
Sesuai dengan UU
23 sept 11
November
5.377.733
21 des 11
28 des 11
Sesuai dengan UU
Desember
32.674.524
25 jan 12
31 jan 12
Sesuai dengan UU
Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2011 PT.DDT
Dari data tabel diatas dapat dilihat pada periode januari sampai desember 2011 tidak terjadi kesalahan baik terlambat penyetoran ataupun terlambat pelaporan sehingga untuk tahun 2011 untuk penyetoran dan pelaporan sudah sesuai dengan Undang – undang nomor 42 Tahun 2011.
Menurut data yang ada selama tahun 2011 perusahaan sudah menyetorkan pajak sudah sesuai dan tepat waktu dan tidak terkena denda bunga sebesar 2% per bulan ( maksimal pengenaan 24 bulan ) karena, ketepatan waktu menyetorkan pajak ke kas Negara selama bulan Januari sampai dengan Desember 2011.
Untuk pembetulan SPT masa yang terjadi selama tahun 2011 perusahaan melakukan pembetulan masih dalam tahun yang sama sehingga untuk pembetulan SPT masa sudah sesuai dengan Undang-Undang KUP pasal 8 ayat (1a) yaitu : dalam hal pembetulan Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan Surat Pemberitahuan harus disampaikan paling lambat dua tahun sebelum daluarsa penetapan.
80
Dalam Pembetulan yang terjadi selama tahun 2011, perusahaan selalu dalam keadaan lebih bayar sehingga perusahaan tidak perlu kena denda 2% per bulan (maksimal 24 bulan) dalam pengenaan sanksinya. Secara keseluruhan 2009, 2010, dan 2010 dari penulis, perusahaan telah teliti dalam melakukan kewajiban didalam pelaporan dan penyetoran tetapi masih sedikit melakukan keterlambatan didalam pelaporan sehingga perusahaan harus membayar denda sebesar Rp.500.000. jika perusahaan dapat lebih teliti lagi maka perusahaan tidak harus membayar denda dan tidak akan merugikan perusahaan.
1.5
perbandingan Retur Pajak Faktur dengan Buku Besar
1.5.1 Proses Terjadinya Retur Pajak Faktur
Retur Pajak Faktur (pengembalian) dapat saja terjadi pada penyerahan baik Barang Kena Pajak(BKP) atau pun Jasa Kena Pajak (JKP) selain itu retur dapat terjadi atas seluruh barang atau hanya sebagian barang saja sesuai dengan kerusakan yang terjadi. Untuk itu ketentuan perpajakan telah mengatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 65/PMK.03/2010.
Menurut Undang – undang Nomor 42 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/PMK.03/2010
1. Pasal 9 ayat (2) Penerbitan Faktur Pajak dimulai dari Nomor Unit 00000001 pada setiap awal tahun kalender mulai bulan Januari, kecuali bagi Pengusaha Kena Pajak yang
81
baru dikukuhkan, Nomor Unit 00000001 dimulai sejak Masa Pajak Pengusaha Kena Pajak tersebut dikukuhkan.
2. Pasal 9 ayat (3) Dalam hal Faktur Pajak diterbitkan oleh Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a, maka Nomor Urut 00000001 dimulai pada setiap awal tahun kalender mulai bulan Januari pada masing-masing Kantor Pusat dan kantor-kantor cabangnya kecuali bagi Kantor Cabang yang baru dikukuhkan, Nomor Urut 00000001 dimulai sejak Masa Pajak Pengusaha Kena Pajak tersebut dikukuhkan.
Di
PT.DDT
terjadi 2 kali retur yaitu di tahun 2010 dan 2011 dan dapat
dibandingkan antara Buku Besar Penjualan dan SPT, dan Untuk perbandingan SPT dengan Buku besar penjualan yang ada pada bulan oktober 2010 untuk PT.CG POWER SYSTEM INDONESIA sebesar (Rp.86.136.494) dengan Nomor Faktur Pajak 001/CN/DTD/X/10 dan bulan Januari 2011 untuk PT.CG POWER SYSTEM INDONESIA sebesar (Rp.7.811.424) dengan Monor Faktur Pajak 000000002 dan untuk retur yang terjadi di PT.DDT tidak tertulis pada SPT tetapi tertulis pada buku besar penjualan, yang seharusnya untuk retur yang terjadi harus tertera di SPT sesuai dengan transaksi yang terjadi di dalam perusahaan DDT. Jika di dalam suatu transaksi terjadi retur tetapi retur tersebut tidak ditulis atau dicantumkan di SPT maka SPT terjadi kesalahan dari harus melakukan pembetulan dibulan dan tahun yang terjadi retur.
82
Setelah Penulis menganalisis Nomor Faktur Pajak di perusahaan sesuai dengan Undang – Undang Nomor 42 Tahun 2009 terdapat kesalahan dalam pencatatan Nomor Faktur, karena di Undang – undang dijelaskan bahwa Nomor Faktur Pajak diterbitkan mulai dari “000000001” pada setiap awal tahun kalender mulai bulan januari sedangkan untuk PT.DDT memiliki Nomor Faktur Pajak “000000002” untuk bulan januari sehingga menurut penulis Nomor Faktur Perusahaan salah atau tidak sesuai dengan Undang – undang yang berlaku, sebagai bukti penulis mencantumkan tabel 4.17 masa oktober 2010 :
TABEL 4.17 BUKU PENJUALAN PT.DDT Masa Oktober 2010 Tgl
No faktur
Nama Pembeli
DPP
PPN
JUMLAH
13/10
PT.UI
(Rp) 449.155.120
(Rp) 44.915.512
(Rp) 494.070.632
21/10
PT.UI
290.394.990
29.039.499
319.434.489
PT.CG PS
582.292.039
58.229.204
640.521.243
PT.CG PS
558.708.372
55.870.837
614.579.209
27.600.000
2.760.000
30.360.000
(86.136.494)
(8.613.649)
(94.750.143)
1.692.234.441
169.223.445
1.861.457.886
29/10
PT.Seneca.I 14
001/CN/DTD/X/
Retun :PT.CG PS
10 TOTAL
83
84