BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN 3.1
PT. Merantau Films 3.1.1
Sejarah Perusahaan Penelitian tentang Pengaruh Film ini penulis lakukan pada organisasi
Minang yang ada di Universitas Bina Nusantara yaitu Labah Rantau. Namun sebelumnya penulis ingin menjabarkan sedikit tentang Rumah Produksi yang memproduksi film MERANTAU. Adapun nama Production House tersebut adalah dengan nama perusahaan PT. Merantau Films, dimana alamat kantornya : Jl. KH Fachrudin No. 6, Jakarta 10250, Telepon : 021-3912373, Fax : 0213902374. Merantau films adalah sebuah rumah produksi yang terletak di Jakarta, Indonesia. Dan spesialis dalam memproduksi film untuk tingkat Internasional dan lokal dan lebih terfokuskan terhadap proyek film ber-genre action. PT. Merantau Films berdiri 2009 dan diketuai oleh Gareth Evans yang merupakan seorang pembuat film dari Inggris. Ia telah menyutradari film “Footstep” pada 2006, dokumenter “Land of Moving Shadow: Pencak Silat” bersama Christine Hakim dan Iko Uwais’ di debut “Merantau” pada 2009. Hingga saat ini PT. Merantau Films telah memproduksi 3 film, yaitu: •
Merantau (2009)
39
40
•
The Raid (2012)
•
Berandal (coming soon)
3.1.2
Logo Perusahaan
Gambar 3.1 Logo perusahaan bergambar orang silat di ambil dari film pertama yang beredar, yaitu film Merantau. Seperti yang dijelaskan diatas PT. Merantau Films merupakan Production House yang fokus terhadap proyek ber-genre action. 3.1.3
Film Merantau Merantau adalah sebuah judul film action dengan unsur budaya yang di
produksi 6 agustus 2009 lalu. Penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut efek yang di timbulkan oleh film ini terhadap anak Minang di Universita Bina Nusantara
41
Synopsis film Merantau; In Minangkabau, West Sumatera, Yuda a skilled practitioner of Silat Harimau is in the final preparations to begin his "Merantau" a century's old rites-of-passage to be carried out by the community's young men that will see him leave the comforts of his idyllic farming village and make a name for himself in the bustling city of Jakarta. After a series of setbacks leave Yuda homeless and uncertain about his new future, a chance encounter results in him defending the orphaned Astri from becoming the latest victim of a European human trafficking ring led by the wildly psychotic, Ratger and his right-hand man Lars. With Ratger injured in the mêlée and seeking both his "merchandise" and bloody retribution, Yuda's introduction to this bustling city is a baptism of fire as he is forced to go on the run with Astri and her younger brother Adit as all the pimps and gangsters that inhabit the night hound the streets chasing their every step. With escape seemingly beyond their grasp, Yuda has no choice but to face his attackers in an adrenaline charged, jaw-dropping finale. Written by PT. Merantau Films
Beberapa penghargaan yang di terima film ini antara lain; •
Winner Audience Choice Award, Austin Fantastic Film Festival, USA 2009.
•
Official Selection Hawaii, International Film Festival, USA 2009.
•
Official Selection Setges, International Film Festival, Spain 2009.
•
Official Selection Palm Springs, International Film Festival, USA 2009.
42
•
Closing Film Puchon, International Fantastic Film Festival, Korea 2009.
Sumber: www.merantaufilms.com 3.2
Labah Rantau 3.2.1
Sejarah Labah Rantau Disini peneliti akan menjabarkan mengenai sebuah organisasi yang
menjadi objek penelitian yang diambil. Penelitian ini merujuk pada sebuah organisasi mahasiswa Minang di universitas BINUS, yaitu “Labah Rantau”. Bermula dari sebuah bencana alam yang melanda Sumatera Barat tepatnya gempa 30 sept 2009, membuat para mahasiswa/i Minang di universitas BINUS melakukan penggalangan dana untuk membantu saudara-saudara mereka yang terkena musibah tersebut. Bekerja sama dengan organisasi arsitek universitas BINUS, dana tersebut langsung diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Semenjak penggalangan dana tersebut mahasiswa/i Minang yang ada di universitas BINUS sering melakukan interaksi dengan berkumpul bersama-sama, futsal bersama dan lain-lain. Adanya ikatan yang kuat antar mahasiswa, maka munculah ide untuk membentuk sebuah organisasi atau komunitas baru untuk mempekuat silaturrahmi antar mahasiswa Minang di universitas BINUS. Organisasi tersebut adalah “Labah Rantau”.
43
Sebelumnya di universitas BINUS sendiri telah ada forum dan perkumpulan mahasiswa Minang, yaitu; “Binus Minang Community” dan “Urang Minang BINUS”. Namun dua perkumpulan ini sebelumnya tidak efektif melihat banyaknya mahasiswa minang di BINUS yang berasal dari daerah yang berbeda-beda juga seperti; Bukittinggi, Padang, Payakumbuh, bahkan ada juga yang berasal dari Jambi dan Pekan Baru. Akhirnya pada awal tahun 2010 setelah dilakukan musyawarah dalam acara “duduak basamo” maka di dapatkan sebuah kesepakatan yaitu untuk menggabungkan “Binus Minang Community” dan “Urang Minang Binus”, yang dimana dari kesepakatan tersebut dihasilkan nama baru dan lebih universal untuk anak Minang di universitas Binus yaitu “Labah Rantau” Nama Labah Rantau tersebut sengaja di ambil agar lebih terkait dengan universitas BINUS. Labah Rantau adalah Binusian yang berasal dari daerah, khususnya daerah etnis Minang. Labah yang artinya Lebah, lebah merupakan icon dari universias bina nusantara. Dan rantau adalah mahasiswa rantau, rantau merupakan kata yang biasa digunakan oleh orang Minang bagi anak-anak mereka yang melakukan perjalanan keluar dari daerah mereka untuk mencari nafkah dan mengenyam pendidikan. Jadi Labah Rantau itu adalah anak-anak rantau yang berasal dari etnis Minang dan mengenyam pendidikan di universitas Bina Nusantara.
44
Hingga saat ini Labah Rantau telah memiliki anggota lebih kurang 120 orang, namun jumlah tersebut hanya anggota yang terdaftar belum termasuk mahasiswa/i angkatan-angkatan baru di universitas bina nusantara. 3.2.2
Logo, Visi dan Misi Organisasi Logo Labah Rantau
Gambar 3.2 VISI Visi dari organisasi ini lebih luas, bekerja sama dengan KMM Jaya (Keluarga Mahasiswa Minang) untuk mempromosikan kebudayaan Minang. Penggunaan kata “promosi” tersebut dimaksudkan agar budaya Minang lebih di kenal di masyarakat Indonesia dan untuk meningkatkan mutu kebudayaan, meningkatkan perekonomian masyarakat minang itu sendiri dari segi pariwisata, makanan khas, dan lain-lain.
45
MISI Misi dari organisasi ini lebih terkait antara mahasiswa/i dengan universitas BINUS, antara lain; -
Mempererat silaturrahmi antar mahasiswa/i Minang di unversitas BINUS
-
Saling membantu dan sumber informasi tentang universitas Binus bagi anak rantau yang ingin kuliah di universitas BINUS
-
Menyatukan anak rantau dari berbagai kalangan (Bukittinggi, Padang, Jambi, Pekan Baru, dan lain-lain)
3.2.3 Struktur Organisasi
Gambar 3.3 Ketua Muhammad Hidayat (jurusan SI, Binusian 2011)
Wakil Ketua Andre Ismi (jurusan IT, Binusian 2011)
Sekretaris 1 Anggre (jurusan IT, Binusian 2012)
Sekretaris 2 Mellyna (jurusan IT, Binusian 2013)
Bendahara Dewi Putri (jurusan Manajemen, Binusian 2013) Humas 1 Ridwan Anas (jurusan IT, Binusian 2012)
Humas 2 Fandi (jurusan DKV, Binusian 2012)
46
3.3
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu merupakan salah satu pendekatan yang ada dalam ilmu sosiologi. Pendekatan ini menekankan pada prosedur yang ketat dalam menentukan variabel-variabel penelitiannya. Keketatan pendekatan ini sudah terlihat dari asumsi dasar penelitian kuantitatif. Pembahasan asumsi dasar yang dipakai dalam penelitian kuantitatif. Asumsi dasar itu meliputi ontologim epistemologim hakikat dasar manusia serta aksiologi (Kountur, 2003:13).
Asumsi Dasar Pendekatan Kuantitatif, didasarkan pada empat asumsi, yaitu ontologi (hakikat dasar gejala sosial), epistemologi (hakikat dasar ilmu pengetahuan), hakikat dasar manusia, serta aksiologi (tujuan dilakukannya suatu penelitian).
Implikasi
Pemakaian
Pendekatan
Kuantitatif
dalam
Penelitian
Penggunaan pendekatan kuantitatif, membuat peneliti harus mengikuti suatu pola yang sesuai dengan karakteristik pendekatan kuantitatif. Implikasi yang terjadi, antara lain pola linear yang terjadi dalam tahap-tahap penelitian. Pola linear ini juga berakibat peneliti harus melakukan tahap demi tahap yang ada di dalam suatu proses penelitian.
Demikian pula dalam merumuskan permasalahan, karena asumsi aksiologi penelitian kuantitatif adalah mencari penjelasan-penjelasan dan Untuk memperdalam pemahaman kita mengenai materi di atas, maka permasalahan
47
yang dirumuskan dalam pendekatan kuantitatif lebih mengarah pada hal-hal yang bersifat umum. Hasil dari penelitian kuantitatif akan digeneralisasi, sehingga penggunaan sampel yang semakin mendekati jumlah populasi cenderung dilakukan di dalam penelitian kuantitatif.
3.4
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dikenal metode riset (Bungin, 2008:22) yaitu survey, analisis isi, dan eksperimen. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode survei (survey eksplanatif/analitik). Istilah survei biasanya dirancukan dengan istilah observasi dalam pengertian seharihari. Pada hal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda, walaupun keduanya merupakan kegiatan yang saling berhubungan.
Menurut kamus Webster (2003:781), pengertian survei adalah suatu kondisi tertentu yang menghendaki kepastian informasi, terutama bagi orangorang yang bertanggung jawab atau yang tertarik. Tujuan dari survei adalah memaparkan data dari objek penelitian, dan menginterpretasikan dan menganalisisnya secara sistematis. Kebenaran informasi itu tergantung kepada metode yang digunakan dalam survei.
Survei adalah (Kriyantono, 2008:59) metode riset dengan menggunakan kuesioner
sebagai
instrumen
pengumpulan
datanya.
Tujuannya
untuk
memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi terstentu. Dalam survei proses pengumpulan data dan analisis data
48
sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan tekhnik sampling yang benar sangat menentukan kualitas riset. Dalam penulisan ini diadakan riset mengenai pengaruh film “Merantau” terhadap minat “Mambangun Nagari” mahasiswa/i Minang di BINUS atau labah rantau yang menjadi responden melalui kuesioner untuk diisi.
Secara umum metode survei terdiri dari dua jenis, yaitu deskriptif dan eklsplanatif. Pembagian ini berdasarkan pada tataran atau cara periset menganalisis data yang telah dikumpulkan dan jumlah variabel yang diteliti. Dalam penulisan ini akan menggunakan survei eklplanatif. Jenis ini digunakan (Kriyantono, 2008:60) bila periset ingin mengetahui situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Periset tidak sekedar menggambarkan terjadinya fenomena tapi telah mencoba menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya. Dengan kata lain, periset ingin menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Periset dituntut untuk membuat hipotesis sebagai asumsi awal untuk menjelaskan hubungan antarvariabel yang diteliti.
49
3.5
Tekhnik Pengukuran
Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu program acara. (Kriyantono, 2006:138) “Skala ini pertama kali dikembangkan oleh Rensis Likert dan sering disebut sebagai Method of Summated Ratings, yang berarti nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan itu dijumlahkan sehingga mencapai nilai total”. (Ruslan, 2004 : 196) Cara pengkajian informasi yang digunakan dalam Skala Likert ini adalah jenis daftar pertanyaan tertutup. Dimana responden hanya akan menjawab lima pilihan jawaban yang telah tersedia. Pemilihan metode pengumpulan data ini ditujukan untuk menghindari jawaban responden yang terlalu beragam sehingga dapat menyebabkan kebiasaan. Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument penelitian yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban dari setiap item instrument mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata–kata sebagai berikut: a.
Sangat Setuju ( SS ), bernilai 5
b.
Setuju ( S ), bernilai 4
50
c.
Ragu-ragu ( R ), bernilai 3
d.
Tidak Setuju ( TS ) bernilai 2
e.
Sangat Tidak Setuju ( STS ), bernilai 1
100
200
STS
3.6
300
TS
400
RG
500
ST
SS
Populasi dan Sampel
Dalam penelitian kuantitatif, penggunaan populasi dan sampel memegang peran yang penting. Bukan, saja kita dituntut untuk memahami dengan baik, apa yang dimaksud dengan populasi dan sampel, namun kita juga harus dapat menerapkannya dengan baik dan benar. Banyak hal yang harus dijadikan pertimbangan ketika kita akan melakukan proses penarikan sampel. Perlu tidaknya kita mengambil sampel, juga merupakan satu hal yang perlu kita pertimbangkan. Demikian pula besar kecilnya sampel perlu kita pertimbangkan dengan benar. Segala pertimbangan tersebut dapat berakibat pada kebenaran ilmiah dari hasil laporan yang kita lakukan.
Dalam mempelajari populasi dan sampel, terdapat beberapa konsep yang harus kita pahami baik-baik, yaitu populasi target, populasi survei, sampling unit, sampling element, unit analisis dan unit observasi, yang semua konsep tersebut
51
saling terkait. Dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan, maka sebaiknya pertimbangan yang sifatnya praktis, seperti pertimbangan akan masalah biaya, waktu dan tenaga, jangan sampai pertimbangan praktis tersebut menjadi bahan pertimbangan utama.
3.6.1
Populasi
Menurut Sugiyono(2002) dikutip oleh Kriyantono (2006:153), Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh atau wilayah generalisasi yang terdiri dari suatu objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk di pelajari, dan kemudian ditarik kesimpulannya.. Sedangkan menurut Rakhmat (2004), Objek penelitian dapat berupa orang, organisasi, kelompok, lembaga, buku, kata–kata, surat kabar dan lain–lain.
Populasi dalam penelitian ini adalah penonton film Merantau yang diambil dari organisasi Labah Rantau BINUS yang mempunyai jumlah populasi 120 mahasiswa/i.
3.6.2
Sampel
“Sampel adalah bagian dari populasi “. Dengan kata lain, sampel
merupakan bagian–bagian tertentu yang berfungsi sebagai representatif atau perwakilan dari seluruh elemen yang terdapat dalam populasi. (Kriyantono, 2006:153)
52
Menurut Sugiyono (2002), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel akan dapat diberlakukan untuk populasi, oleh karena itu sampel yang diambilkan dari populasi harus betul-betul representatif atau mewakili. Prosedur penarikan sampel disebut teknik sampling. Dalam riset komunikasi dikenal dua jenis teknik sampling, yaitu; probabilitas dan nonprobabilitas (Kriyantono, 2006:154). Dalam penelitian ini penulis menggunakan probabilitas sampling dengan rancangan samplingnya adalah sampling random sederhana. Sampling Random sederhana memungkinkan setiap anggota populasi memiliki pelluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel (2006:154).
Jumlah
sample
dalam
penelitian
ini
akan
ditentukan
dengan
menggunakan Rumus Yamane. Rumus ini dipergunakan untuk populasi yang lebih besar sehingga diperoleh pendugaan proporsi populasi. Misalnya berapa persentase dari suatu khalayak populasi penonton acara televisi tertentu dan berapa yang bukan penonton. (Kriyantono, 2006:164)
Rumus Yamane adalah sebagai berikut:
n =
N Nd2 + 1
53
Keterangan : n = Berapa besar sampel yang diperlukan
N = Populasi d2= Persisi yang diinginkan
n =
N Nd2 + 1
=
120 120 (0,1)2+1
=
120
1,2+1
=
54,54 yang dibulatkan menjadi 54 orang
Jumlah sampel 54 orang ini akan diambil dari mahasiswa/i rantau di BINUS yang termasuk dalam organisasi Labah Rantau. Penentuan mahasiswa BINUS yang termasuk dalam organisasi Labah rantau sebagai sampel adalah karena mereka kebanyakan benar-benar berasal dari Minang dan melakukan perantauan serta kuliah di BINUS.
54
3.7
Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data adalah prosedur yang sangat menentukan baik tidaknya riset. Jika pengumpulan data ini tidak dirancang dean baik aau bila salah dalam pengumpulan data maka data yang diperoleh pun tidak sesuai dengan permasalahan penelitian. Seorang periset sebaiknya memperoleh data yang relevan, artinya data yang ada kaitannya langsung dengan masalah yang diteliti dan mutakhir, artinya data yang diperoleh masih hangat dibicarakan dan diusahakan orang pertama.
Data yang dikumpulkan dalam penelitain ini hanya data primer yang didapat dari responden yang mengisi kuesioner penelitian.Hal ini karena penelitian ini merupakan penelitian survey. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang dilakukan peneliti (Kriyantono, 2006:24). Sumber data ini bisa responden atau subjek penelitian, dari hasil survey dengan kuisioner. Peneliti ingin mengetahi bagaimana pengaruh film terhadap mahasiswa Minang , kemudian peneliti langsung memberikan kuesioner terhadap mahasiswa yang menjadi respondennya maka data yang diperoleh yaitu hasil pengisian kuesioner adalah data primer. Data primer didapatkan dengan instrument kuesioner yang berjenis self administered questionaires yaitu kuesioner yang diisi sendiri oleh reponden
55
tanpa bantuan peneliti. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Dengan menggunakan kuesioner, analisis berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam survey, selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam suatu survei. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan (Kriyantono, 2006:97)
3.8
Metode Analisis Data Pada tahap analisis data peneliti “membaca” data melalui proses pengkodingan data sehingga mempunyai makna. Proses pengkodingan ini mencakup proses mengatur data, mengorganisasikan data kedala suatu kategori. Maleong(2000) dikutip Kriyantono mendefinisikan analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (2006:167).
56
3.8.1
Analisis Bivariat Dalam riset kuantitatif, dikenal beberapa jenis analisis. Hal ini tergantung
pada banyaknya variabel yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini akan menggunakan analisis Bivariat. Analisis Bivariat (Kriyantono, 2006:168) yang dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel. Kedua variabel tersebut merupakan variabel pokok, yaitu variabel pengaruh (bebas) yang didalam penelitian ini variabel pengaruhnya adalah tayangan film “Merantau” dan variabel terpengaruh (tak bebas) yaitu minat “mambangun nagari” yang dihasilkan setelah menonton film yang dengan unsur budayanya tersebut. Hubungan antarvariabel ini mempunyai beberapa kemungkinan: 1. Simetris Ada
hubungan
tetapi
sifat
hubungan
simetris
atau
tidak
saling
mempengaruhi. Perubahan pada variabel satu tidak disebabkan oleh variabel lainnya. 2. Dua variabel mempunyai hubungan dan saling mempengaruhi (timbal-balik) 3. Asimetris Sebuah variabel mempengaruhi variabel yang lain atau sebuah variabel berubah disebabkan oleh variabel lain.
57
3.8.2
Analisis Regresi Korelasi dan regresi keduanya mempunyai hubungan yang erat. Setiap
regresi dipastikan terdapat korelasinya. Tetapi, belum tentu korelasi dilanjutkan dengan regresi. Analisis regresi dilakukan jika korelasi antara dua variabel mempunyai hubungan kausal (sebab akibat) atau hubungan fungsional. Menurut Mustikoweni (2002:1) regresi ditujukan untuk mencari bentuk hubungan dua variabel atau lebih dalam bentuk fungsi dan persamaan, sedangkan analisis korelasi bertujuan untuk mencari derajat keeratan hubungan dua variabel atau lebih. Untuk menetapkan kedua variabel mempunyai kausual atau tidak, maka harus didasarkan pada teori atau konsep-konsep tentang dua variabel tersebut. Analisis regresi digunakan bila: 1. Kita ingin mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen (prediktor), secara individual. 2. Kita ingin memustuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independen. 3. Terdapat hubungan kausual atau fungsional antara dua variabel yang diteliti. Dalam beberapa riset, sering dijumpai seorang periset merumuskan permasalahan dengan menggunakan konsep “pengaruh”, misalnya pengaruh X terhadap Y. Pada dasarnya pengaruh ini dapat dimasukan kedalam teknik analisis asosiatif. Pengaruh disini diartikan sebagai sesuatu yang menjadi penyebab
58
terjadinya
sesuatu.
Menurut
Umar
(2002:168),
periset
sering
ingin
memperkirakan suatu keadaan tertentu yang mungkin disebabkan oleh faktorfaktor tertentu. Namun perlu diketahui, sebelum meriset mengenai pengaruh, tentunya kita harus meriset terlebih dulu apakah ada hubungan antara variabel yang diriset. Selain itu dalam ilmu-ilmu sosial uji pengaruh ini jarang ditemukan dalam riset kuantitatif, karena sulit meramalkan manusia sebagai objek riset. Untuk meriset apakah memang ada hubungan atau pengaruh yang signifikan atau tidak antara sebab-akibat tersebut, maka digunakan rumus regresi. Karenanya bentuk hubungan ini disebut regresi. Regresi ada dua, linear dan non-linear. Regresi linear terjadi apabila kumpulan data dapat dinyatakan berada pada suatu garis lurus (linear) dan sebaliknya terjadi pada non-linear.
Regresi linear sederhana Jika terdapat data dari dua variabel riset yang sudah diketahui yang mana variabel bebas X dan yang mana variabel terikat Y, sedangkan nilai-nilai Y lainnya dapat dihitung atau diprediksi berdasarkan suatu nilai X tertentu . Rumus: Y = a + bX
59
Dimana; Y
= variabel tidak bebas (subjek dalam variabel tak bebas/dependen yang diprediksi)
X
= variabel bebas (subjek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu)
a
= nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0
b
= koefesien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variabel.
nilai a dan b dihitung dengan rumus: a = ∑Y(∑X²)-∑X∑XY n∑X²-(∑X)² b = n∑XY-∑X∑XY n∑X²-(∑X)²
60
3.9
Definisi dan Operasional Konsep
Definisi operasional variabel dapat diukur (Bungin, 2008:99-100), sementara variabel merupakan definisi dari satu konsep atau merupakan penurunan tingkat abstraksi dari konsep ketingkat yang lebih rendah yang lebih dekat dengan pernyataan empiris yang hendak diukur. Ada dua variabel yang terdapat didalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Jadi variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi. Dalam penelitian ini, film “MERANTAU” adalah variabel bebas.
Tabel 3.1
Variabel X
Dimensi Pengetahuan
Indicator 1. pengetahuan tentang film 2. pengetahuan tentang unsur budaya Minang di dalam film 3. pengetahuan tentang jalan cerita film
61
Informasi
4. informasi tentang lokasi syuting film 5. informasi tentang pemeran utama didalam film 6. informasi mengenai peran
Pengaruh Film Merantau yang dimainkan oleh pemeran (X)
utama
7. Adegan silat didalam film Hiburan 8. Terdapat beberapa scene yang humoris dan menghibur. 9. Adegan dan background didalam film sangat bagus menghibur
62
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang terjadi akibat adanya variabel bebas. Bisa juga disebut dengan variabel tidak bebas, yaitu variabel yang diduga sebagai akibat dari variabel yang mendahuluinya. Dalam hal ini adalah pengaruh film “MERANTAU” terhadap minat “Mambangun Nagari”.
Tabel 3.2
Variabel Y
Dimensi
Sub Dimensi
Terhadap
Kognitif
Pengetahuan
Indikator 1. Penonton jadi mengetahui
mahasiswa Minang
kekayaan dari kebudayaan
di BINUS dalam
Minang itu sendiri
Minat
2. penonton jadi mengetahui
“Mambangun
banyak
Nagari”
dibanggakan dr kebudayaan
(Y)
hal
yang
bisa
Minang 3. penonton jadi mengetahui jalan cerita film merantau sangat berhubungan dengan kebudayaan minang kabau.
63
Afektif
Emosi
4.
penonton menjadi tertarik untuk mengunjungi Sumatra barat yang menjadi lokasi atau latar belakang film tsb.
5. penonton
menjadi
ingin
lebih mengenal tokoh utama setelah melihat film tsb. 6. Penonton menjadi tertarik untuk
menjadi
karakter
yang
diperankan
pamain
utama
Konatif
Sikap
7. Mendorong penonton untuk bersungguh-sungguh menetapkan tujuan rantau 8. Mendorong penonton untuk melestarikan kebudayaan di minang kabau. 9. Mendorong penonton untuk lebih
bangga
terhadap
kebudayaan – kebudayaan minang kabau.
64
3.10
Keabsahan Penelitian Teknik yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa kuantitatif melalui metode statistik, dimana data-data yang bersifat bukan angka dinyatakan dengan angka. Data ini diperoleh dengan pengukuran langsung maupun dari angka-angka yang diperoleh dengan mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Data kuantitatif bersifat objektif dan bisa ditafsirkan sama oleh semua orang
3.10.1 Reliabilitas Reliabilitas adalah pengujian alas ukur yang bertujuan untuk melihat stabilitas dan konsistensi dari suatu definisi operasional. Suatu alas ukur dikatakan reliabel jika kita selalu mendapatkan hasil yang tetap sama dari pengukuran gejala yang sama, meski dilakukan pada waktu yang berbeda-beda. (Singarimbun,2008) Uji Realibitas Alat ukur yang disebut reliable bila alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau jawab yang sama terhadap gejala yang sama, walau digunakan berulang kali, reabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan (dependable). (Kriyantono, 2006 : 145)
65
TABLE 3.3 Uji Realibitas Variabel X (pengaruh Film Merantau) dimensi Pengetahuan, Informasi, dan Hiburan.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.901
9
Item-Total Statistics Scale Mean Scale if Item Variance if Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Film Merantau merupakan film yang mengangkat unsur kebudayaan
30.3519
36.232
.688
.888
Unsur budaya minangkabau yang ada didalam film Merantau cukup terlihat
30.6111
38.091
.667
.891
Alur cerita film Merantau sangat menarik dan bagus
30.7778
36.667
.645
.892
Lokasi tempat film Merantau ini di buat di tempat-tempat yang bagus dan terkenal di Sumatera Barat
30.6852
36.446
.674
.890
66
Pemeran utama di film Merantau sangat cocok diperankan oleh Iko Uwais
30.8519
35.412
.686
.889
Karakter pemeran utama di film Merantau sangat menonjol
30.9630
37.697
.614
.894
Pemeran utama sangat mahir dalam bidang silat
30.6667
35.774
.725
.885
Beberapa adegan di film merantau ada yang lucu sebagai selingan
30.8333
37.349
.665
.890
Latar belakang tempat atau lokasi film Merantau sangat menarik
30.7037
36.590
.671
.890
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi X pada dimensi pengetahuan, informasi, dan hiburan reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,901 yang artinya indikator pernyataan-pernyataan yang terdapat pada variabel X dimensi pengetahuan, keterampilan, dan informasi dapat dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pernyataan atau indikator yang digunakan harus dihapus.
67
TABLE 3.4 Uji Reliabilitas Variabel Y (Mahasiswa Minang di Binus – Labah Rantau) Dimensi Kognitif, Afektif, dan Konatif pada Sub Dimensi Pengetahuan, Emosi, dan Sikap.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.866
9
Item-Total Statistics Scale Mean Scale if Item Variance if Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Setelah menonton film Merantau anda menjadi mengetahui kebudayan minang kabau yang beragam
29.5370
31.687
.590
.852
Anda menjadi bangga sebagai pemuda minang kabau dengan adanya film merantau yang memperlihatkan sisi positif dari sumatera barat
29.8704
32.719
.604
.852
Anda menjadi tahu alur cerita yang diangkat dalam film Merantau sangat berhubungan dengan budaya minang kabau
29.7222
32.053
.616
.850
68
Anda menjadi tertarik untuk mengunjungi tempat yang menjadi lokasi film Merantau
29.7963
32.392
.553
.855
Anda menjadi sangat tertarik untuk mengenal lebih dekat tokoh utama film Merantau, karena tokoh tersebut berperan sebagai orang minang
29.8704
30.907
.582
.853
Anda menjadi tertarik untuk meniru karakter yang diperankan oleh tokoh utama di film Merantau
30.1111
31.836
.590
.852
Anda menjadi mempunyai tekad untuk menerpakan budaya merantau
29.9630
30.753
.651
.846
Anda menjadi sangat tertarik untuk melestarikan kebudayaan minang kabau
30.1481
31.147
.584
.853
Anda menjadi bangga akan kebudayan minang kabau yang diangkat dalam film Merantau
30.1667
28.670
.643
.849
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa variabel Y pada dimensi kognitif, afektif, dan konatif reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha
69
diatas 0,5, yaitu sebesar 0,866 yang artinya indikator pernyataan-pernyataan yang terdapat pada variabel Y dimensi kognitif dengan sub dimensi pengetahuan, dimensi afektif dengan sub dimensi emosi, dan dimensi konatif dengan sub dimensi sikap dapat dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pernyataan atau indikator yang digunakan harus dihapus.
3.10.2 Validitas
Validitas adalah untuk melihat apakah definisi operasional telah benarbenar mengukur atau sesuai dengan definisi konseptual. Dengan kata lain, validitas berkenaan dengan tingkat kesesuaian antara definisi konseptual dan definisi operasional dari variabel.
Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa faktor sehingga akan diperoleh nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO), yaitu uji statistik yang digunakan untuk menunjukkan ketepatan analisis faktor terhadap variabelvariabel yang diukur. Bila nilai KMO > 0,5 dengan nilai signifikansi < 0.005 maka variabel tersebut dapat diukur dengan menggunakan teknik faktor analisis untuk mengertahui apakah indikator yang dibuat memang berada pada satu kelompok dengan indikator lainnya yang masih dalam satu variabel. Berikut ini adalah table interpretasi KMO MSA :
70
TABLE 3.5 Interpretasi KMO Nilai KMO
Tingkatan Varian
0.90-1.00
Marvellous (Sangat Bermanfaat)
0.80-0.89
Meritorius (Bermanfaat)
0.70-0.79
Middling (Cukup Bermanfaat)
0.60-0.69
Mediocre (Sedang)
0.50-0.59
Miserable (Tidak Bermanfaat)
0.00-0.49
Unacceptable (tidak bisa diterima) Sumber: Kaiser, 1974
Hasil penelitian adalah valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data sesungguhnya terjadi pada obyak yang diteliti. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode KMO. (sugiyono, 2012:137).
71
TABLE 3.6 Uji Validitas menggunakan KMO Variabel X Dimensi Pengetahuan, Informasi, dan Hiburan.
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.787 264.292 36 .000
Dari hasil tabel diatas, hasil uji KMO menunjukkan hasil sebesar 0.787 yang berarti lebih besar dari 0.5. Dengan demikian data dianggap valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Hal ini diperkuat dengan hasil uji Bartlett’s Test of Sphericity sebesar 264.292 dengan nilai sig sebesar 0.000. Nilai sig tersebut lebih kecil dari 0.005, sehingga data dinyatakan valid.
TABLE 3.7 Uji Validitas menggunakan KMO Variabel Y Dimensi Kognitif, Afektif, Konatif Sub Dimensi Pengetahuan, Emosi, Sikap.
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.799 197.520 36 .000
72
Dari hasil tabel diatas, hasil uji KMO menunjukkan hasil sebesar 0.799 yang berarti lebih besar dari 0.5. Dengan demikian data dianggap valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Hal ini diperkuat dengan hasil uji Bartlett’s Test of Sphericity sebesar 197.520å dengan nilai sig sebesar 0.000. Nilai sig tersebut lebih kecil dari 0.005, sehingga data dinyatakan valid.
3.11
Hipotesis Hipotesis berasal dari kata hypo dan thesis, hypo berarti kurang dan thesis berarti pendapat. Dari kedua kata itu dapat diartikan bahwa hipotesis adalah pendapat yang kurang, maksudnya adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar berstatus tesis atau belum tentu kebenarannya (Kriyantono, 2006:28). Hipotesis
merupakan
kebenaran
sementara
yang
perlu
diuji
kebenarannya, oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori. Rancangan uji hipotesis penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan adalah 90%, jadi tingkat presisi atau batas ketidak akuratan sebesar α = 10% = 0,1. Variabel X = Film MERANTAU Variabel Y = Minat “Mambangun Nagari”
73
Permaslahan: Adakah pengaruh antara Film MERANTAU terhadap minat “Mambangun Nagari” mahasiswa/i minang di universitas BINUS? Hipotesis: H0 : tidak ada pengaruh Film MERANTAU terhadap minat “Mambangun Nagari” mahasiswa/i minang di universitas BINUS. H1 : ada pengaruh Film MERANTAU terhadap minat “Mambangun Nagari” mahasiswa/i minang di universitas BINUS.