BAB 3 OBYEK PENELITIAN
3.1 Profil Perusahaan Metro TV 3.1.1
Sejarah Singkat Metro TV adalah televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang mulai
mengudara pada tanggal 25 November 2000. Metro TV merupakan salah satu anak perusahaan dari MEDIA GROUP yang dimiliki oleh Surya Paloh. Surya Paloh merintis usahanya di bidang pers sejak mendirikan surat kabar harian PRIORITAS yang dibredel oleh pemerintah pada tanggal 29 juni 1987 karena dinilai terlalu berani. Pada tahun 1989, ia mengambil alih Media Indonesia yang kini tercatat sebagai media surat kabar dengan oplah terbesar setelah Kompas di Indonesia. Oleh karena kemajuan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah televise berita mengikuti perkembangan teknologi dari media cetak ke media elektronik. Metro TV bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita, Metro TV juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya, dan lainnya lagi guna mencerdaskan bangsa. Metro TV terdiri dari 70% berita (news), yang ditayangkan dalam 3 bahasa yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin, ditambah dengan 30% program non berita (non news) yang edukatif. Metro TV mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 dengan 12 jam tayang. Dan sejak 1 April 2001 Metro TV sudah mulai mengudara selama 24 jam.
39
40
Metro TV dapat ditangkap secara teresterial di 280 kota yang tersebar di Indonesia, yang dipancarkan dari 25 transmisi. Selain secara teresterial, siaran Metro TV dapat ditangkap melalui televise kabel di seluruh Indonesia, melalui Satelit Palapa 2 ke seluruh Negara-negara ASEAN, termasuk di Hongkong, Cina Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian Australia serta Jepang. Metro TV melakukan kerjasama dengan beberapa televise asing yaitu kerjasama dalam pertukaran berita, kerjasama pengembangan tenaga kerja dan banyak lagi. Stasiun televise tersebut adalah CCTV, Channel 7 Australia, dan Voice of America (VOA). Selain bekerjasama dengan stasiun televise internasional, Metro TV juga memiliki Internasional kontributor yang tersebar di Jepang, China, USA, dan Inggris. Dengan kerjasama internasional ini Metro TV berusaha untuk memberikan sumber berita mengenai keadaan dalam negeri yang dapat dipercaya dan komprehensif kepada dunia luar dan juga hal ini mendukung Metro TV untuk menjadi media yang secara cepat, tepat dan cerdas dalam mendapatkan beritanya. Metro TV juga memiliki 19 buah mobile satellite untuk dapat menayangkan secara live kejadian-kejadian yang berlangsung setempat. Peralatan tersebut berupa:
3.1.2
-
12 buah mobil SNG ( Satellite News Gathering)
-
7 buah mobil ENG ( Electronic News Gathering)
Visi dan Misi
3.1.2.1 Visi -
Untuk menjadi stasiun televise Indonesia yang berbeda dengan dan menjadi nomor satu dalam program beritanya, menyajikan program
41
hiburan dan gaya hidup yang berjualitas. Memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari pemirsa maupun pemasang iklan.
3.1.2.2 Misi -
Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan Bangsa dan Negara melalui suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetisi global, dengan menjunjung tinggi moral dan etika.
-
Untuk memberikan nilai tambah di industry pertelevisian dengan memberikan padangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang berbeda dan memberikan hiburan yang berkualitas.
-
Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan menambah
asset
perusahaan,
untuk
meningkatkan
kualitas
dan
kesejahteraan para karyawannya dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham.
3.1.3
Target Audience Target audience Metro TV adalah : Tabel 3.1 Target Audience Stasiun TV Lain - Me-too
product
Metro TV :
Entertainment dan 10% News
90%
- Berita/informasi : 70 % news dan 30% non news
- Sign on- sign off
- 24 hours
- 15-25% in house production
- 75-85% in house production
- Target audience : all segment
- Target audience : segmented M/F, AB, 20+
42
Keterangan : M/F
: Male / Female ; Pria / Wanita
20+
: Umur di atas 20 tahun
Segment
: Segmentasi dari pemirsa yang bisa dipilah-pilah berdasarkan berbagai
kategori
seperti
jenis
kelamin,
umur,
domisili,
expenditure. Expenditure : Besarnya pengeluaran rata-rata per bulan oleh tiap individu untuk memenuhi kebutuhannya dan tidak termasuk tabungan.
Expenditure terbagi dalam kelas-kelas:
3.1.4
A1
= di atas Rp 3.500.000/bulan
A2
= Rp 2.500.001 – Rp 3.500.000/bulan
B
= Rp 1.750.001 – Rp 2.500.000/bulan
C1
= Rp 1.250.001 – Rp 1.750.000/bulan
C2
= Rp 900.001 – Rp 1.250.000/bulan
D
= Rp 600.001 – Rp 900.000/bulan
E
= di bawah / sama dengan Rp 600.000/bulan
Logo dan Arti Metro TV Logo Metro TV dirancang tampil dalam citraan tipografis sekaligus citraan
gambar. Oleh karena itu komposisi visualnya merupakan gabungan antara tekstual (diwakili huruf-huruf : M-E-T-R-T-V) dengan visual (diwakili simbol bidang elips emas kepala burung elang). Elips emas dengan kepala burung elang pada tempat diposisi huruf ”O”, dengan pertimbangan kesamaan struktur huruf “O” dengan elips emas, dan menjadi pemisah bentuk-bentuk teks M-E-T-R dengan T-V. Hal itu
43
mengingat, dirancang agar pelihat akan menangkap dan membaca sekaligus melafalkan METR-TV sebagai METROTV. Logo Metro TV dalam kehadirannya secara visual tidak saja dimaksudkan sebagai simbol informasi atau komunikasi MetroTV secara institusi, tetapi berfungsi sebagai sarana pembangunan image yang cepat dan tepat dari masyarakat terhadap institusi Metro TV. Melalui tampilan logo, masyarakat luas mendapatkan gerbang masuk, mengenal, memahami serta meyakini visi, misi serta karakter Metro TV sebagai institusi. Logo Metro TV dalam rancang rupa bentuknya berlandaskan pada hal-hal sebagai berikut : - Simple, tidak rumit - Memberi kesan global dan modern - Menarik dilihat dan mudah diingat - Dinamis dan luas - Berwibawa namun familiar - Memenuhi syarat-syarat teknis dan estetis untuk aplikasi print, elektronik dan filmis. - Memenuhi syarat teknis dan estetis untuk metamorfosis dan animatif. Selain menampilkan unsur simbol teks / huruf, Metro TV menampilkan juga simbol gambar yaitu : Bidang Elips dan Kepala Burung Elang. Bidang Elips Emas Sebagai latar dasar teraan kepala burung elang, merupakan proses metamorfosis atas beberapa bentuk, yaitu :
44
a) Bola Dunia Sebagai simbol cakupan yang global dari sifat informasi, komunikasi dan seluruh kiprah operasional institusi Metro TV. b) Telur Emas Sebagai simbol bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupakan simbol kesempurnaan dan merupakan image suatu bentuk (institusi) yang secara struktur kokoh, akurat dan artistic sedangkan tampilan emas adalah sebagai simbol puncak prestasi dan puncak kualitas. c) Elips Sebagai simbol citraan lingkar (ring) benda planet, tampil miring kekanan sebagai kesan bergerak, dinamis. Lingkar (ring) planet sendiri sebagai simbol dunia cakrawala angkasa, satelit sesuatu yang erat berkait dengan citraan dunia elektronik dan penyiaran. d) Elang Simbol kewibawaan, kemadirian, keluasaan penjelahan dan wawasan. Simbol kejelian, awas, tajam, tangkas namun penuh keanggunan gerak hidupnya anggun.
Gambar 3.1 Logo Metro TV
45
3.1.5
Susunan Direksi dan Struktur Organisasi Metro TV
3.1.5.1 Susunan Direksi - Presiden Director Adrianto Machribie
- Deputy Presiden Director and Finance & Administration Director Andre Burhanudin
- News Director Suryopratomo
- Sales & Marketing Director Lestary Luhur
- Technical Director John Balonso
- Editor-in-Chief Elman Saragih
46
General Affairs
Secretary
Fin. & Adm. Director
3.1.5.2 Struktur Organisasi Metro TV
HR. Div
HR Emloyment HR Management Pepople Development MIS Collection
Fin. & Acc. Div
Purchasing
Secretary
Finance
Secretary
Technical Director
Accounting
Bugdet Control IT Engineering Tranmisiion Business Development Sales Event Dept. Head Multimedia & Others Account Dept. Head VI Account Dept. Head V
Secretary
Account Dept. Head III Account Dept. Head II Account Dept. Head I
Mak. & Buss. Dev.
Research Planning
Ass. Director
Sales & Mark. Director
Account Dept. Head IV
Sales Adm Support Traffic & Promotion
Program & Dev. Div
Prod. & Creative Programming News Secretariat
Secretary
Production Services
News Graphic
Ass. Chief
News Service Technical opreate Media Services
Deputy Chief Editor
News Talent Cont. & On Air Pres.
Secretary
Chief Editor
News Director
Corporate Comm
Internal Control
President Director
Sales Div.
Multimedia
Deputy Chief Editor
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Metro TV
Litbang Assigment Editor
47
3.1.6
Biro-biro dan Alamat Metro TV Untuk mempermudah koordinasi berbagai informasi antara kantor pusat
dengan daerah, saat ini Metro TV ada 6 kantor cabang biro yang terletak di kotakota besar, antara lain di daerah : - Biro Yogyakarta - Biro Medan - Biro Makasar - Biro Surabaya - Biro Bandung - Biro Pekanbaru Adapun Alamat Metro TV berada di: Jalan Pilar Mas Raya Kav A-D, Kedoya, Kebun Jeruk Jakarta 11520, Indonesia. Phone : (021)-583 000 77 (Hunting), Fax : (021)- 583 000 66 (General), (021)-583 02139 (Redaksi), (021)-581 6216 (PR & Publicity).
3.2 Profil Program Sentilan Sentilun Metro TV Sentilan Sentilun merupakan sebuah program televisi yang berkonsep sketsa talkshow yang memakai unsur drama. Sebuah kisah yang berlangsung di keluarga kecil miniature ketiga atau yang mana tokoh Sentilan diperankan oleh Slamet Rahardjo dan Sentilunnya diperankah oleh Butet Kertaradjasa.
48
Sentilan mewakili seorang kapitalis atau orang kaya dan biasa disebut dengan sebutan “ndoro” yang sewenang-wenang tetapi juga mempunya sebuah sudut pandang atau pernyataan sikap yang bisa mengayomi Sentilun yang selalu protes posisi keadaan yang mewakili rakyat diluar sana. Cerita yang digunakan dalam program tersebut, di ambil dari kasus-kasus atau isu-isu yang sedang terjadi dilingkungan sekitar dan setiap minggunya cerita selalu di update disesuaikan dengan kasus terjadi. Sentilan Sentilun ini tayang setiap hari senin pukul 22.30 – 23.00 (durasi 30 menit) yang dibagi menjadi 3 segmen. Di segmen satu menampilkan sebuah prolog sebagai pengantar dan memunculkan narasumber, segmen dua pendalaman materi dan segmen tiga juga pendalaman materi serta memberikan rekomendasi atau simpulan dari acara tersebut. Tujuannya ingin mencerdaskan kehidupan bangsa, menghadirkan acara berkualitas, memiliki sisi edukasi yang tinggi, sisi kritisme dan sebuah kondisi nasional yang dikemas dalam bentuk hiburan komedi yang tidak menyudutkan orang. Tujuan besarnya mengajak semua orang untuk tidak diam dan merubah dari diri kita sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar.
3.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2009 : 13), metode kuantitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
49
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisi data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Inilah proses dalam melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif : Pengujian Instrumen Populasi & Sampel
Rumusan Masalah
Landasan Teori
Perumusan Hipotesis
Pengembangan Instrumen
Pengumpulan Data
Analisi Data Kesimpulan dan Saran
Gambar 3.3 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1
Data Primer Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner (angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet. (Sugiyono, 2009 : 199). Dalam menyusun kuesioner, peneliti berpedoman pada prinsip – prinsip dalam penulisan kuesioner (angket). Prinsip ini menyangkut pada :
50
-
Isi dan tujuan pertanyaan atau pernyataan
-
Bahasa yang digunakan
-
Tipe dan Bentuk pertanyaan atau pernyataan
-
Pertanyaan tidak mendua
-
Tidak menanyakan yang sudah lupa
-
Pertanyaan tidak menggiring
-
Panjang pertanyaan
-
Urutan pertanyaan atau pernyataan Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner dalam bentuk
pernyataan karena disesuaikan dengan judul yang ingin memperoleh tanggapan dari responden mengenai masalah dalam penelitian ini. Pernyataan ini dalam bentuk pernyataan tertutup yaitu responden telah disediakan pilihan jawaban dari pernyataan yang tersedia sehingga responden hanya memberikan tanggapan / pernyataannya melalui pilihan jawaban tersebut. Bahasa kuesioner dalam bentuk bahasa Indonesia. Kuesioner berisi berdasarkan operasional konsep yaitu terdiri dari Variabel X ( berkaitan dengan informasi, hiburan, pendidikan dan pengawasan) dan Variabel Y (berkaitan dengan afektif, koginitif dan konatif). 3.4.2
Data Sekunder Data sekunder dalam pengumpulan data di penelitian ini yaitu studi
kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari referensi buku yang digunakan sebagai acuan serta untuk memperoleh landasan ilmiah yang berbentuk teoritis maupun definisi-definisi guna mendapatkan pengertian dari topik dan permasalahan dalam pelaksanaan penelitian.
51
3.5 Teknik Pengukuran Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepesi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.(Sugiyono 2009 : 132) Cara pengkajian informasi yang digunakan dalam Skala Likert adalah jenis pernyataan tertutup. Dimana responden hanya akan menjawab dengan memilih lima pilihan jawaban yang telah tersedia. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata sebagai berikut : -
Sangat Setuju (SS), bernilai 5
-
Setuju (ST), bernilai 4
-
Ragu-ragu (RR), bernilai 3
-
Tidak Setuju (TS), bernilai 2
-
Sangat Tidak Setuju (STS), bernilai 1 5
SS
4
3
2
1
ST
RR
TS
STS
52
Jumlah nilai tertinggi untuk seluruh item = 5 (SS) dan jumlah nilai terendah untuk seluruh item = 1 (STS).
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono 2009 : 115). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i aktif Binus University jurusan marketing communication peminatan broadcasting angkatan 2008 yang berjumlah 130 orang. (sumber : Layanan Informasi Mahasiswa Binus University). Dalam penelitian ini mahasiswa/I digunakan sebagai populasi yang nantinya akan diambil sampelnya untuk melakukan penelitian karena mahasiswa dikenal sebagai kaum yang intelektual yang bisa memberikan tanggapan yang cerdas berdasarkan pernyatan-pernyatan yang ada dalam kuesioner (angket). 3.6.2
Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel tersebut, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus represntatif. Agar sampel tersebut representatif maka dalam pengambilan sampel harus menggunakan teknik sampling. Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel dari populasi yang akan digunakan
53
dalam penelitian. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Penghitungan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus SLOVIN yang mana : n =
N
keterangan : n = sampel (Number of Sampel) N = Populasi ( Total Population) e = Tingkat kesalahan atau ketelitian (Nilai Kritis) Dengan menggunakan tingkat atau batas kesalahan 10% maka sampel yang diperoleh dari jumlah populasi 130 orang adalah : n =
N
n =
130 1 + (130 x 0.1x0.1)
n = 130 1 + 1.3
n = 56.521739 n = 56 orang Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 56 orang dari jumlah populasi. Sampel digunakan dikarenakan waktu yang tidak terlalu banyak dalam proses penyeberan kuesioner dan pengumpulan data nantinya.
54
3.7 Metode Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. (Sugiyono 2009 : 206). Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan di antara dua atau lebih dari dua variabel. Kekuatan hubungan
yang menunjukkan derajat hubungan ini disebut
koefisien asosiasi (korelasi). (Rachmat Kriyantono 2010 : 172). Untuk mengukur hubungan antara variabelnya penulis menggunakan korelasi product moment. Korelasi ini digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat
kekuatan
hubungan
dan
membuktikan
hipotesis
hubungan
antara
variabel/data/skala interval dengan interval lainnya. Teknik ini digunakan tanpa melihat apakah suatu variabel tertentu tergantung kepada variabel lainnya. Rumus yang digunakan dalam korelasi product moment sebagai berikut :
Keterangan: rxy = Koofiensi korelasi
n = Sampel
40
x = Variabel bebas
∑ = Jumah keseluruhan
y = Variabel terikat 3.8 Validitas dan Reliabilitas Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Kalo dalam obyek berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul memberikan data berwarna putih maka hasil penelitian tidak valid. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam obyek kemaren berwarna merah maka sekarang dan besok tetap berwarna merah. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.