BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PT Golden Energy Mines Tbk bergerak di bidang jasa perdagangan hasil tambang dan jasa pertambangan. Pada tanggal 13 Maret 1997, Perseroan didirikan dengan nama PT Bumi Kencana Eka Sakti yang kemudian berubah nama menjadi PT Golden Energy Mines Tbk pada tanggal16 November 2010. Pada tanggal 17 November 2011, Perseroan menjadi perusahaan publik dan tercatat di papan utama Bursa Efek Indonesia. Melalui Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) tersebut, Perseroan memperoleh dana sebesar Rp 2,205 triliun. Dana tersebut dipergunakan Perseroan untuk pengeluaran modal dan biaya pengembangan sarana dan prasarana pertambangan batubara untuk mendukung rencana ekspansi Perseroan dan Anak Perusahaan, untuk modal kerja Perseroan dan Anak Perusahaan, serta untuk melunasi sebagian hutang dan kewajiban Perseroankepada pihak berelasi. Perusahaan berkedudukan di Sinar Mas Land Plaza Menara II, Lantai 6 Jl. M. H. Thamrin Kav. 51, Jakarta 10350. Perseroan merupakan induk perusahaan dari 13 Anak Perusahaan, 10 di antaranya bergerak dalam bidang pertambangan batubara termal bernilai kalori berkisar antara 5.200-6.100 kkal/KG (adb). Lokasi proyek pertambangan seluruhnya berada di wilayah Indonesia, tersebar di Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Luas area proyek pertambangan dari semua Anak Perusahaan seluas 47.500 hektar. Pada tanggal 13 Juli 2012, Perseroan membentuk Anak Perusahaan, GEMS Coal Resources Pte. Ltd (“GEMSCR”), sebuah perusahaan dengan kepemilikan 100% yang didirikan dan tunduk pada hukum Singapura. GEMSCR merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan yang akan mendukung kegiatan usaha Perseroan dalam melaksanakan aktivitas perdagangan batubara di luar negeri. GEMS Coal Resources Pte Ltd, anak usaha PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS), resmi mengubah namanya menjadi GEMS Trading Resources Pte Ltd. Perubahan nama ini berdasarkan keputusan RUPS Luar Biasa GEMS Trading Resources Pte. Ltd. pada 27 Januari 2014, sehubungan dengan bertambahnya komoditas perdagangan di luar batu bara. GEMS Trading Resources Pte. Ltd. adalah 29
30 perusahaan perdagangan besar yang berbasis di Singapura dan sudah beroperasi sejak 2012. Golden Energy Mines memiliki 100% saham di anak usaha yang memiliki aset per 30 September 2013 sebesar Rp127,2 miliar.
3.1.1.1 Visi dan Misi Perusahaan Visi Menjadi perusahaan pertambangan terkemuka di Indonesia dengan menciptakan nilai tambah bagi para pelangggan dan pemangku kepentingan.
Misi 1.
Membangun budaya korporat yang berpusat pada sumber daya manusia.
2.
Fokus kepada keunggulan kegiatan operasional.
3.
Membangun
pertumbuhan
keselamatan
kerja
yang
berkesinambungan tinggi,
melalui
pengembangan
standar program
kemasyarakatan yang baik dan penggelolaan lingkungan hidup yang tangguh.
3.1.2 Bidang Usaha PT. Golden Energy Mines Tbk bergerak di bidang pertambangan melalui penyertaan pada entitas anaknya dan perdagangan batubara. Pada tanggal 4 Februari 2011, berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 206 K/30/DJB/201, Perusahaan memperoleh izin usaha pertambangan operasi produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan batubara untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang. Perseroan merupakan induk perusahaan dari 13 Anak Perusahaan dengan 10 anak perusahaan bergerak dalam bidang pertambangan batubara termal bernilai kalori berkisar antara 5.200-6.100kkal/kg (adb), dengan proyek pertambangan yang seluruhnya berlokasi di wilayah Indonesia dantersebar di Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Keseluruhan luasarea proyek pertambangan masing-masing anak perusahaan Perseroan seluas 47.500 hektar. Sejak berdiri, Perseroan hanya bergerak di bidang pertambangan melalui Anak Perusahaan dan Perdagangan Batubara. Perseroan juga bergerak di bisnis
31 perdagangan batubara untuk pencampuran kualitas batubara dan melengkapi kebutuhan beberapa pembeli.
Lokasi Pertambangan Lokasi proyek pertambangan dari semua anak perusahaan sekitar 38.165 Hektar.
Gambar 3.1 Lokasi pertambangan PT. Golden Energy Mines Tbk.
3.1.3 Produk-Produk PT. Golden Energy Mines memiliki beragam produk batubara sesuai dengan kadar kualitas yang terkandung di dalamnya.
32 Tabel 3.1 Produk Batubara PT. Golden Energy Mines Tbk. PROXIMATE ANALYSIS Calorific Value
kcal/g As Received
BIB
BIB
KIM
TKS
4000
4300
4700
5300
4000
4300
4700
5300
5500
5700
5700
5600
Calorific Value
g
Air Dried
Total Moisture
%
As Received
38
35
27
24
Moisture
g
Air Dried
15
15
13
14
Ash
%
Air Dried
7
7
15
8
Volatile Matter
%
Air Dried
42
42
39
40
Fixed Carbon
%
Air Dried
41
41
38
39
Total Sulphur
%
Air Dried
0,5
0,5
1,2
2
HGI
%
Approximately
55
55
60
53
Size
%
Min
0-50
0-50
0-50
0-50
Sumber : Data Perusahaan
Penjelasan : BIB 4000 Produk batubara yang berasal dari konsensi Tanah Bambu, Kalimantan Selatan. Batubara ini mempunyai nilai kalori 4000-5500 dengan nilai kadar abu 7% serta total sulphur sebesar 0,5%. BIB 4300 Produk batubara yang berasal dari konsensi Tanah Bambu, Kalimantan Selatan. Batubara ini mempunyai nilai kalori 4300-5700 dengan nilai kadar abu 7% serta total sulphur sebesar 0,5%. KIM 4700 Produk batubara yang berasal dari konsensi Kabupaten Bungo, Jambi. Batubara ini mempunyai nilai kalori 4700-5700 dengan nilai kadar abu 15% serta total sulphur sebesar 1,2%. TKS 5300 Produk batubara yang berasal dari konsensi Kabupaten Barito Utara dan Barito Tengah, Jambi. Batubara ini mempunyai nilai kalori 4700-5700 dengan nilai kadar abu 15% serta total sulphur sebesar 1,2%.
33 3.1.4 Struktur Organisasi
Marketing
Legal
Finance
Logistic
Accounting
Port Operational
Stockeeper
Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Golden Energy Mines Tbk.
Keterangan : 1. Dewan Komisaris Tugas utama Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan secara umum atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan serta memberikan nasihat atas kebijakan Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perseroan. Dewan Komisaris dapat diberikan tanggung jawab atas tugas-tugas lain dari RUPS dari waktu ke waktu. Kinerja Dewan Komisaris dipertanggungjawabkan kepada RUPS.
34 Tugas dan wewenang Dewan Komisaris: a. Dewan Komisaris memiliki wewenang untuk memeriksa buku-buku, suratsurat, serta dokumen lainnya, memeriksa dan mencocokkan kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain serta berhak mengetahui segala tindakan yang dijalankan oleh Direksi. b. Dewan Komisaris berhak meminta penjelasan dari setiap anggota Direksi mengenai segala hal yangmenyangkut kepentingan Perseroan. c. Dewan Komisaris diwajibkan untuk sementara mengurus Perseroan, dalam hal seluruh anggota Direksi diberhentikan untuk sementara atau Perseroan tidak memiliki seorang anggota Direksi
2. Direksi Direksi bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola Perseroan sehingga semua sumber daya yang dimiliki oleh Perseroan dapat digunakan secara berkesinambungan demi kemajuan Perseroan. Dalam melaksanakan pengelolaan Perseroan, Direksi memiliki beberapa batasan dalam hal tertentu untuk mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan atau RUPS. Setiap anggota Direksi memiliki tugas dan wewenangnya masing-masing sesuai dengan pembagian wewenang sebagaimana terurai dalam profil Direksi. Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, Direksi terdiri dari 6 (enam) anggota yang terdiri dari seorang Presiden Direktur, seorang Wakil Presiden Direktur, dan 4 (empat) orang Direktur, dimana sedikitnya terdiri dari 1 (satu) orang Direktur Tidak Terafiliasi.
3.
Komite Audit Komite Audit dibentuk dalam rangka membantu tugas Dewan Komisaris untuk
mendorong
diterapkannya
prinsip
GCG,
terbentuknya
struktur
pengendalian internal yang memadai, meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan, serta mengkaji ruang lingkup, ketepatan, kemandirian dan obyektifitas akuntan publik. Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab Komite Audit berdasarkan Piagam Komite Audit: a. Menelaah informasi keuangan Perseroan antara lain laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya;
35 b. Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan perundangundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan; c. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Internal Audit; d. Melakukan penelaahan atas kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh Akuntan Publik untuk memastikan semua resiko yang penting telah dipertimbangkan; e. Memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris Perseroan mengenai laporan yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris; f. Mengidentifikasi dan melaporkan hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris; dan g. Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi Perseroan.
4.
Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan berperan besar dalam memperlancar hubungan antar Organ Perseroan, hubungan antara Perseroan dengan pemangku kepentingan. Sekretaris Perusahaan merupakan penghubung utama antara Perseroan dengan pemegang saham, otoritas pasar modal dan masyarakat, serta menjalankan peran penting dalam menjaga transparansi Perseroan. Selain itu tanggung jawab utama Sekretaris Perusahaan adalah membantu Direksi dalam menerapkan praktik-praktik GCG dan mematuhi seluruh ketentuan perusahaan publik. Secara khusus, Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab untuk: a. Memantau kepatuhan Perseroan terhadap Undang- Undang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar, ketentuan pasar modal dan peraturan lain yang terkait; b. Memelihara komunikasi secara berkala dengan instansi pemerintah dan otoritas pasar modal, termasuk Bapepam- LK dan Bursa Efek Indonesia, yang berkaitan dengan permasalahan tata kelola, tindakan korporasi, dan transaksi material; c. Mengkordinasikan dan menyelenggarakan aktivitas dan rapat-rapat Dewan Komisaris, Direksi serta Rapat Komite Audit dan mencatat risalah rapat; d. Memberikan informasi terkini mengenai Perseroan kepada pemegang saham, media dan masyarakat umum secara rutin; dan e. Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan RUPS.
36 5.
Internal Audit Unit Internal Audit memberikan layanan konsultasi dan jaminan kemandirian, obyektivitas untuk peningkatan operasional Perseroan. Melalui pendekatan yang sistematis dan berdisiplin dalam mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, proses pengendalian dan tata kelola, hal tersebut akan menunjang Perseroan dalam merealisasikan tujuannya. Berdasarkan Piagam Internal Audit yang ditandatangani 26 September 2011, tanggung jawab Unit Internal Audit mencakup: 1. Membuat perencanaan audit ( tahunan & bulanan ). 2. Melaksanakan kegiatan audit ( financial & operational ) mengacu pada rencana audit yang telah ditetapkan. 3. Membuat laporan audit atas audit yang dijalankan. 4. Menyampaikan hasil audit kepada pihak-pihak yang berkompeten. 5. Memonitor atas tindak-lanjut hasil audit yang dijalankan Auditee.
Unit Audit Internal menyusun rencana audit tahunan melalui konsultasi dengan Presiden Direktur dan Komite Audit, dan mengkomunikasikannya secara rutin dan langsung dengan Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite Audit. Unit ini juga bertugas membuat laporan tertulis mengenai kesimpulan dari setiap audit dan ringkasannya untuk Presiden Direktur dan Dewan Komisaris. Unit Audit Internal bertanggung jawab untuk menindaklanjuti hasil audit untuk memastikan bahwa manajemen telah mengambil tindakan secara efektif atau bahwa manajemen senior telah menerima risiko untuk tidak mengambil tindakan.
6.
Divisi Marketing & Trading Divisi ini bertanggung jawab untuk operasi pemasaran dan penjualan secara keseluruhan dalam perusahaan. Dalam aspek kreatif dari pekerjaan, direktur pemasaran bertanggung jawab untuk mengawasi operasi dan perencanaan kampanye pemasaran. Tugas Marketing & Trading : a.
Mengarahkan pengimplikasian dari strategi bisnis batubara yang telah disetujui diantara divisi penjualan dan pemasaran, serta secara berkala
37 meninjau implementasi dari program untuk memastikan kesuksesan dari rencana dan strategi dari sinarmas. b.
Mendapatkan informasi melalui pelanggan pada pasar batubara yang ada, tentang kebutuhan dan keperluam dari pelanggan untuk meningkatkan secara tepat rencana penjualan dan pemasaran yang sejalan dengan strategi dan organisasi.
c.
Memonitor situasi pasar batubara yang ada, performa dari para pelanggan bisnis dan mengidentifikasi pasar-pasar yang berpotensi dengan tujuan untuk mengantisipasi kesempatan dan ancaman pada pasar.
d.
Berkoordinasi dengan divisi-divisi/departemen yang berhubungan untuk memastikan dokumen-dokumen penjualan yang dibutuhkan agara tepat dengan spesifikasi, pengiriman produk tepat dengan waktunya, dan pembayaran sesuai dengan batas waktu yang telah diberikan dengan tujuan untuk mendukung aktivitas penjualan dan pemasaran secara efektif dan efisien.
e.
Bernegosiasi harga, kondisi dan syarat dengan pelanggan atas nama perusahaan dengan tujuan untuk mencapai hasil yang terbaik.
f.
Membangun dan mengembangkan hubungan yang baik dengan pelanggan yang ada dan kelompok-kelompok lainnya untuk mendukung aktivitas dalam mencapai target dari penjualan dan pemasaran.
g.
Mengelola secara tepat waktu keluhan-keluhan dari pelanggan yang ada dan memastikan syarat dan kebutuhannya sesuai.
h.
Mengembangkan staff-staff dari penjualan dan pemasaran agar searah dengan kebutuhan kerja yang ada, masa depan dari aspirasi karir serta kebutuhan perusahaan.
7. Divisi Pengembangan Bisnis Divisi ini bertanggung jawab terhadap usaha-usaha Merger & Acquisition yang akan dilakukan perusahaan dalam rangka memperluas jaringan bisnis perusahaan. Selain itu, divisi pengembangan bisnis bertanggung jawab terhadap usaha eksplorasi tambang batubara di wilayah proyek pertambangan perusahaan dan Coal Technology Research yang berguna untuk kemajuan usaha perusahaan.
38 8.
Divisi Kepatuhan, Perijinan, dan Administrasi Divisi ini bertanggung jawab untuk mengurus semua dokumen-dokumen yang berkaitan dengan perizinan pertambangan yang berlaku di Indonesia, serta menjamin perusahaan mematuhi segala perundang-undangan yang berlaku.
9. Chief Financial Officer Tugas dan tanggung jawab: a.
Menyusun strategi jangka menengah dan jangka panjang terutama bagian finansial.
b.
Memimpin dan mengawasi pencapaian strategi jangka panjang dan menengah yang telah disusun.
c.
Memimpin rapat pimpinan maupun staff secara berkala maupun dalam waktu tertentu.
d.
Memberikan persetujuan atas segala surat dan dokumen yang berhubungan dengan operasional perusahaan.
e.
Memberikan teguran atau sanksi untuk karyawan bagian finansial yang melanggar prosedur, ketentuan, dan peraturan yang berlaku di perusahaan.
10. Chief Project Officer Tugas dan tanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan seluruh program HSE (Health, Safety and Environment), Geotech, Logistic dan Port Maintenance Production.
11. Chief of Organization & Development Chief of organization & Development bertanggung jawab untuk membangun dan mempertahankan strategi, sistem dan proses pengembangan bisnis organisasi, berfokus kepada pengembangan dan pertumbuhan bisnis, serta menjaga hubungan yang efektif dengan para pemegang saham dan Stakeholders.
3.1.5 Prosedur Penjualan Batubara 1. Bagian Sales membuat Full Corporate Offer (FCO) yang ditujukan kepada calon pembeli.
39 Full Corporate Offer (FCO) diterbitkan perusahaan ini dengan masa berlaku 7 hari kerja. FCO berisi tentang produk, spesifikasi, cara pembayaran penjualan batubara yang ditawarkan perusahaan kepada pembeli. FCO akan dikirimkan langsung oleh perusahaan kepada pembeli. Apabila Pembeli dalam hal dapat menerima atau menyetujui penawaran yang diberikan oleh pihak penjual, maka pembeli akan memberikan surat balasan atas penawaran tersebut. 2. Bagian Lisence akan menyiapkan dokumen-dokumen terkait dengan izin pertambangan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Dokumen yang
dipersiapkan antara lain adalah: IUP, SIUP, NPWP/Surat Keterangan Terdaftar, TDP, Akta Pendirian, Amggaran Dasar, KTP, Form Pernyataan Dokumen Vendor (Original). 3. Pembeli dan bagian production akan melakukan pemeriksaan kualitas batubara berdasarkan standard metode ASTM. Pada setiap sampling batubara di lokasi pengiriman, akan dipreparasi dan dibagi menjadi 5 buah sample, Independent surveyor akan mengeluarkan Certificate of Sampling and Analysis (COA) atas sampel yang sudah dipreparasi dan dianalisa. Pemeriksaan dilakukan untuk meyakinkan pembeli bahwa kualitas batubara sesuai dengan yang ditawarkan pada FCO. 4. Pembeli akan menerbitkan Purchase Order (PO) yang dikirimkan kepada bagian sales. 5. Bagian Sales menyiapkan Draft Purchase & Sales Agreement dengan membuat form pembuatan/review draft perjanjian (A1 & F1) yang diserahkan ke bagian legal berdasarkan negosiasi yang telah dilakukan dengan pembeli. Dokumen A1 berisi skema pembayaran yang akan dilakukan sedangakan F1 berisi tentang ruang lingkup perjanjian, jangka waktu perjanjian, harga dan lain-lain. Form A1 & F1 harus diotorisasi oleh Marketing&Trading Head Departement dan DCEO. Bagian logistic akan menyiapkan surat perintah kerja untuk Ship Instruction dan Ship Particular. Pengiriman batubara dengan menggunakan tongkang maka Bagian Logistic akan berkoordinasi kepada perusahaan pelayaran yang telah ditunjuk untuk mengangkut batubara dari stockpile ke lokasi pengiriman. 6. Setelah kesepakatan negosiasi antara kedua belah pihak telah final maka Purchase & Sales Agreement (PSAB/Perjanjian Jual Beli) ditandatangani
40 antara pembeli dengan perusahaan. PSAB/Perjanjian Jual Beli berlaku untuk jangka waktu 6 bulan/1 tahun atau sampai terpenuhinya seluruh kewajiban para pihak berdasarkan perjanjian. 7. Bagian sales akan menginput sales order berdasarkan PO yang diterbitkan oleh pembeli. 8. Pembeli akan melakukan pembayaran sesuai dengan skema pembayaran yang telah disetujui kedua belah pihak. 9. Apabila, pembeli melakukan pembayaran dengan SKBDN atau L/C maka pembeli diharuskan untuk membuka Account SKBDN pada bank yang ditunjuk dengan total nilai penjualan yang telah disetujui kedua belah pihak. Penjelasan mekanisme: a.
Penjual dan pembeli membuat sales contract. Salah satu syarat yang disepakati adalah pembayaran dilaksanakan dengan L/C atau SKBDN.
b.
Atas dasar syarat pembayaran yang telah disepakati di dalam kontrak, maka pihak pembeli mengajukan permohonan penerbitan L/C atau SKBDN kepada Bank.
c.
Issuing bank selanjutnya menerbitkan L/C atau SKBDN atas dasar permintaan pembeli sebagai Applicant untuk keuntungan penjual sebagai Beneficiary yang disampaikan melalui bank penerus (advising bank) di tempat penjual.
d.
Advising bank menyampaikan asli L/C atau SKBDN kepada penjual (beneficiary) setelah dilakukan verifikasi atau autentikasi terhadap L/C atau SKBDN itu.
e.
Setelah menerima L/C atau SKBDN dari advising bank, beneficiary melakukan pengiriman barang sesuai dengan syarat penyerahan barang (terms of delivery) yang disepakati di dalam sales contract, serta menyiapkan dokumen yang diminta oleh L/C atau SKBDN.
f.
Beneficiary menyerahkan satu set dokumen yang disyaratkan L/C atau SKBDN kepada bank yang ditunjuk atau diberi kuasa (nominated bank) oleh issuing bank yang disebutkan dalam L/C atau SKBDN.
g.
Berdasarkan penyerahan dokumen dari beneficiary, nominated bank selanjutnya melakukan pemeriksaan kesesuaian dokumen dengan syarat dan kondisi L/C atau SKBDN dan ketentuan yang berlaku. Jika dokumen telah memenuhi syarat complying presentation, maka nominated bank dapat memutuskan bertindak sebagai negotiating bank
41 dengan melakukan pembayaran terlebih dahulu sepanjang L/C atau SKBDN mensyaratkan “by negotiation”. h.
Nominated bank meneruskan dokumen kepada issuing bank, terlepas apakah nominated bank telah membayar terlebih dahulu atau belum. Penerusan dokumen ke bank penerbit ini dalam rangka melakukan penagihan
akseptasi,
pembayaran,
atau
pembayaran
kembali
(reimbursement) dalam hal dokumen telah dinegosiasi. i.
Setelah menerima penerusan dokumen dari nominated bank, issuing bank melakukan pemeriksaan dokumen tersebut apakah memenuhi syarat complying presentation atau tidak. Jika dokumen dinyatakan clean, maka issuing bank wajib melakukan akseptasi, pembayaran, atau reimbursement kepada nominated/ negotiating bank. Namun jika terjadi penyimpangan pada dokumen terhadap syarat dan kondisi L/C atau SKBDN (discrepancy), maka issuing bank tidak wajib melakukan akseptasi, pembayaran, atau reimbursement. Yang dilakukan issuing bank adalah menghubungi Applicant sehubungan dengan kondisi dokumen yang discrepant tersebut, dan meminta penegasan Applicant apakah menerima adanya discrepancy tersebut atau menolak kondisi penyimpangan dokumen.
j.
Issuing bank menyerahkan dokumen original kepada Applicant setelah ia
menyelesaikan
kewajiban
dan
pembayarannya.
Selanjutnya,
Applicant melakukan pengeluaran barang dari maskapai pelayaran dengan memenuhi kewajiban kepabeanan (import clearance). 10. Loading Document Bagian stockpile akan berkoordinasi dengan bagian port operational terkait jadwal pemuatan batubara, jadwal tersebut diinformasikan oleh pembeli berdasarkan perkiraan kapal pengangkut atau tongkang yang menjadi tanggungannya tiba di pelabuhan muat. Dokumen-dokumen muat disapkan untuk melakukan shipment. Dokumen-dokumen muat terkait dengan pembelian batubara antara lain: Bill Of Lading, SKAB, COA, COW, Draft Survey, Cargo Manifest. 11. Proses shipment Proses pengiriman dilakukan dari stockpile ke port/jetty pemuatan batubara. Bagian logistik berkoordinasi dengan port operational untuk melakukan pengiriman batubara kepada pihak pelanggan berdasarkan lokasi pengiriman
42 yang telah ditentukan. Bagian logistik menerima nominasi kapal selambatlambatnya 5 hari sebelum laycan date dan tidak dapat diubah kembali dalam kurun waktu 2 x 24 apabila pengangkutan dilakukan dengan jalur laut. Pelanggan akan menginformasikan tanggal kedatangan, jumlah muatan, serta sarana pengangkut batubara kepada bagian logistik. Bagian logistik akan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada bagian port operational untuk mempersiapkan batubara yang akan dimuat ke dalam tongkang. Bagian port operational akan melengkapi pengiriman batubara dengan dokumen-dokumen pengiriman yang resmi dan sah sesuai dengan praktik bisnis serta peraturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di wilayah
Republik
Indonesia.
Dan
apabila
pengiriman
batubara
menggunakan trucking, bagian logistic akan menerima laporan hauling pada setiap pengiriman batubara ke tempat tujuan. 12. Discharging document Penentuan kuantitas batubara dilakukan oleh independent suveyor pada saat setelah pemuatan dalam tongkang. Setelah batubara selesai dibawa ke tempat tujuan, Perusahaan memberikan dokumen-dokumen bongkar kepada pihak pembeli seperti dokumen COA, COW, Draft Survey/BAST. 13. Payment to buyer Pembeli melakukan pembayaran sesuai dengan perjanjian jual beli batubara yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Apabila pembayaran melalui T/T biasanya pembayaran dilakukan 80% pada saat kargo telah diterima oleh pihak pembeli, dan sisanya 20% setelah dilakukan perhitungan kualitas dan COA diterbitkan oleh independen surveyor.
43
Gambar 3.3 Alur Prosedur Penjualan Batubara
44 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Pendekatan Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan studi kasus dengan menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, kemudian menganalisis dan menginterprestasikan data dan fakta yang diperoleh untuk membuat kesimpulan dan rekomendasi dengan membandingkan data yang ada dengan teori yang relevan.
3.2.2 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan deskripsi kasus yang dalam prosesnya mengembangkan kerangka kerja deskriptif untuk mengorganisasikan studi kasus. Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap perencanaan Pada tahap perencanaan, penulis melakukan dua langkah yaitu: a.
Menentukan ruang lingkup pemeriksaan Dalam penelitian ini, ruang lingkup pemeriksaan terletak pada kegiatan pengendalian internal pada prosedur penjualan di PT Golden Energy Mines Tbk.
b.
Merencanakan kegiatan pemeriksaan Langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk kegiatan pemeriksaan, meliputi: 1. Meninjau sasaran pemeriksaan yaitu terhadap pengendalian internal prosedur penjualan PT. Golden Energy Mines Tbk. 2. Melakukan pemeriksaan pendahuluan untuk mendapatkan data dan informasi yang bersifat umum dengan cara memahami latar belakang perusahaan dan pengawasan penjualan batubara. 3. Melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak terkait dengan penjualan.
2. Tahap pengumpulan Data-data dikumpulkan melalui penilaian atas hasil wawancara dan observasi dilapangan. Proses pengumpulan data yang akan dilakukan oleh
45 penulis adalah melakukan tanya jawab dan diskusi dengan bagian yang terkait dengan prosedur penjualan.
Pada tahap perencanaan, penulis melakukan dua langkah yaitu: a. Menentukan ruang lingkup pemeriksaan Dalam penelitian ini, ruang lingkup pemeriksaan terletak pada kegiatan pengendalian internal pada divisi Marketing dan Trading.
b. Merencanakan kegiatan pemeriksaan Langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk kegiatan pemeriksaan, meliputi: 1. Meninjau sasaran pemeriksaan yaitu terhadap pengendalian internal prosedur penjualan PT. Golden Energy Mines Tbk. 2. Melakukan pemeriksaan pendahuluan untuk mendapatkan data dan informasi yang bersifat umum dengan cara memahami latar belakang perusahaan. 3. Tahap mengevaluasi bahan bukti Setelah data-data hasil penelitian yang diperoleh terkumpul, kemudian di analisis dan dilakukan pengujian dari proposisi yang telah dibuat oleh peneliti untuk mengevaluasi pengendalian internal prosedur penjualan pada perusahaan tersebut.
4. Tahap Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan harus disesuaikan dengan keseluruhan hasil dari proses pengumpulan data. Kemudian seluruh temuan penelitian dideskripsikan dan disimpulkan
sehingga
diperoleh
penjelasan
tentang
hasil
evaluasi
pengendalian internal prosedur penjualan.
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian diperlukan data yang akurat dan relevan, oleh karena itu data amat menentukan kualitas suatu penelitian. Dalam melakukan penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif analisis dengan pendekatan metode studi kasus. Metode – metode pengumpulan data yang dilakukan penulis, antara lain :
46 1. Penelitian Literatur (Literature Research) Melalui penelitian ini, dikumpulkan data – data yang berhubungan dengan topik bahasan dari buku – buku, jurnal, dan makalah serta sumber – sumber dari internet sebagai bahan referensi atau landasan teoritis dalam membahas setiap hal yang ditemui untuk dilakukan analisis data.
2. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian berupa tinjauan langsung yang dilakukan pada perusahaan untuk mengetahui efektivitas penerpan pengendalian internal prosedur penjualan batubarapada PT. Golden Energy Mines Tbk.