Bab III Objek dan Metode Penelitian
31
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1
Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian atribut produk dan keputusan pembelian
pada perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan ringan. Perusahaan tersebut adalah PT BSD (Berkah Sabang Delapan), khususnya produk Keripik Jawara dimana kantornya terletak di Jalan Pasang no. 29 Bandung. Yang menjadi objek penelitian adalah konsumen keripik JAWARA yang mayoritas berjenis kelamin perempuan usia antara 22 sampai 30 tahun dan rata – rata berprofesi sebagi pelajar/mahasiswa. (Sumber: PT BSD, 2012.) 3.2
Sejarah Singkat Perusahaan Sekarang, makanan camilan yang sedang populer di kalangan masyarakat.
Bentuknya sederhana, yaitu keripik. Tapi mereka yang menikmatinya memiliki rasa bangga karena bukan saja tahu rasanya, tapi juga tidak ketinggalan zaman. Inilah sebuah proses yang terjadi karena pengaruh teknologi informasi. Hanya karena dikabarkan lewat internet, sebuah makanan camilan berupa keripik pedas mendadak banyak dicari orang. Beramai – ramai orang mencari camilan tersebut dengan cara memesan atau melakukan info berantai. PT Berkah Sabang Delapan (BSD) didirikan (Iman, Nanda, Fido, Mario, Awie, Helmi, Dame, Melly) PT BSD mencoba membuat sebuah terobosan dengan menyajikan camilan namun memasarkannya dengan cara modern. Pilihan camilan
Bab III Objek dan Metode Penelitian
32
berbentuk makanan kecil yang terbuat dari kentang, singkong, slondok, dan baso goreng (basreng). Dikatakan camilan karena memang bentuknya kecil – kecil, tidak seperti keripik singkong pedas dengan potongan besar. Bentuk kecil ini membuat makanan tersebut mudah dibawa. Keripik Jawara ini baru "Soft Launching" tanggal 1 Oktober 2011 di Barcode, Kemang Jakarta Selatan. Nama "Jawara" didapatkan dari hasil lomba melalui akun twitter @ApeNamenye. Logo dan packaging Keripik Jawara ini dibuat oleh (Farid Stevy Asta). Keripik Jawara ini dibuat di pabrik yang memproduksi keripik maicih, namun terhitung sejak 1 oktober 2011, keripik maicih sudah tidak lagi produksi di pabrik tersebut. (Sumber: PT BSD, 2012.)
3.2.1
Visi Perusahaan PT BSD PT BSD adalah perusahaan yang memiliki visi membantu perkembangan
Indonesia. Membuat produk (keripik) menggunakan bahan baku yang berasal dari tanah Indonesia serta di proses langsung dengan tangan – tangan terampil warga negara Indonesia, dengan konsep packaging dan promosi yang moderen agar melahirkan produk baru khas jawara. (Sumber: PT BSD, 2012.)
3.2.2
Misi Perusahaan PT BSD
Untuk mewujudkan visi tersebut maka PT BSD melakukan : 1. Membuat bumbu yang berasal dari rempah – rempa hasli Indonesia. 2. Membuat packaging yang menarik dan mencerminkan bahwa produk kami adalah produk asli Indonesia.
Bab III Objek dan Metode Penelitian
33
3. Mengangkat camilan khas Indonesia yang telah ada sebelumnya, di padukan dengan rempah – rempah khas daerah tersebut juga packaging dan sistempromosi yang moderen. (Sumber: PT BSD, 2012.)
3.2.3 Struktur Organisasi PT BSD
Struktur merupakan bagaimana bagian – bagian dari sesuatu berhubungan satu dengan lain atau bagaimana sesuatu tersebut disatukan sedangkan Organisasi merupakan sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa. Jenis Struktur Organisasi yang digunakan oleh PT BSD adalah Organisasi Fungsional. Pada jenis Organisasi fungsional, semakin besar organisasi maka semakin dalam pula hirarkinya dan semakin terspesialisasi pekerjaannya. Keuntungan dari Organisasi Fungsional adalah kesederhanaan dalam komunikasi dan efisiensi proses yang berulang. Kerugiannya bila menghadapi sebuah proyek antar divisi, pergerakan dari tiap anggota tim akan terbatasi oleh sekat-sekat divisi
Bab III Objek dan Metode Penelitian
34
dan manajer proyek dapat merangkap menjadi manajer salah satu divisi yang mengakibatkan keputusannya terpengaruh kedudukannya pada divisi. Kerugian lainnya yaitu komunikasi menjadi sangat terbatas dan kreatifitas terbatasi oleh rangkaian persetujuan birokrasi.
Berikut Struktur Organisasi PT BSD Bandung : KOMISARIS
DIREKTUR
DIVISI
DIVISI
DIVISI
DIVISI
MARKETING
OPRASIONAL
Keuangan
RESET & DEVELOPMEN DEVELOPMEN
STAFF
STAFF
STAFF
STAFF
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT BSD Bandung (Sumber: PT BSD, 2012.)
Tugas dan tanggung jawab dari masing – masing bagian dapat diuraikan sebagai berikut : 1. KOMISARIS
Memiliki wewenang dan tanggung jawab pada semua kegiatan perusahaan yang dipimpinnya.
Bab III Objek dan Metode Penelitian
35
Memberikan kebijaksanaan pada setiap divisi dibawahnya untuk mengelola setiap divisi sesuai dengan divisinya masing-masing.
Menetapkan program pengembangan dan pengawasan perusahaan.
Mengevaluasi hasil produksi dan memimpin jalannya rapat.
2. DIREKTUR
Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan manager sebagai salah satu keterkaitan fungsi.
Mengkoordinir dan memimpin setiap divisi yang ada dibawahnya.
Memberikan kebijaksanaan pada setiap divisi dibawahnya untuk mengelola setiap divisi sesuai dengan divisinya masing-masing.
3. DIVISI MARKETING
Membuat tinjauan umum tentang pasar.
Merancang system promosi .
Menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan relasi.
4. DIVISI OPRASIONAL
Mengkoordinasikan teknis produksi, seperti peralatan, permesinan, pengendalian.
Mengelola secara umum jalannya proses produksi dari pra produksi, produksi sampai quality control.
Membuat
jadwal
produksi
dikordinasikan oleh direktur
sesuai
target
dan
angaran
yang
Bab III Objek dan Metode Penelitian
36
5. DIVISI KEUANGAN
Merumuskan pokok – pokok tujuan, kebijakan dan strategi keuangan untuk pengembangan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Melakukan pelaporan yang berhubungan kegiatan usaha atas persetujuan direktur.
Bertanggung jawab atas perputaran uang yang ada di PT BSD.
Mendata keluar dan masuk nya barang.
6. DIVISI Research & Development
Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan mengembangkan pengelolaan sumber daya manusia dan organisasi berdasarkan strategi perusahaan.
Melakukan riset produk dan pasar yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan.
Mencari informasi mengenai pesaing dan permintaan pasar.
3.3. Produk PT BSD. Salah satu bumbu khas Indonesia yang digunakan dalam peracikan Keripik Jawara adalah Kecombrang. Terkenal sebagai rempah yang digunakan dalam berbagai masakan tradisional, menjadikan kecombrang salah satu kekuatan rasa yang dominan dalam cita rasa Jawara. Selain bermanfaat di dunia kuliner, bunga kecombrang juga memiliki manfaat lainnya. Bunganya dikenal mampu menghilangkan bau badan, memperbanyak air susu ibu dan pembersih darah. Ini karena zat aktif yang terkandung di dalamnya, yaitu saponin, flavonida, dan
Bab III Objek dan Metode Penelitian
37
polifenol. Karena itu kecombrang masuk ke dalam nominasideodoran alami. Selain itu kecombrang juga kaya akan vitamin, mineral dan antioksidan. Bahkan kandungan antioksidan di daunnya jauh lebih tinggi dibandingkan di bunga dan rimpangnya. Dengan slogan, “Rasakan Indonesia dalam Satu Gigitan Jawara”, mengandung arti, dimana dalam setiap gigitan Jawara anda dapat menjelajah seluruh Indonesia,inilah istilah yang sekarang populer dengan “Wisata Kuliner”, manifestasi rasa suatu makanan yang menggambarkan kekhasan suatu bangsa.Adapun produk – produk yang dihasilkan oleh PT BSD adalah : Tabel 3.1 Jenis Produk PT BSD NO
JenisProduk
BahanDasar
Tingkat Pedas
1
Keripik
Kentangjenis granola dan atlantik dari pangalengan
53 %
Kentang
(Jawa Barat) ditanam oleh petani tradisional dengan
88 %
jarak panaen 3 – 4 kali dalam satu tahun. 2
Keripik
Ketelapohon / singkongdaricililin (Jawa Barat),
53 %
Singkong
Pati&Magelang (Jawa Tengah), ditanam oleh petani
88 %
tradisional denganjarakpanen 1 – 2 kali dalam satu tahun. 3
4
BasoGoreng
Terbuat dari baksoikan kualitas tinggi dari daerah
53 %
(BASRENG)
Demak (Jawa Tengah) di proses menjadi kerupuk.
88 %
SELONDOK
Ketelapohon / singkongdaricililin (Jawa Barat),
53 %
Pati&Magelang (Jawa Tengah), ditanam oleh petani
88 %
tradisional denganjarakpanen 1 – 2 kali dalam satu tahun di proses menjadikerupuk.
(Sumber: PT BSD, 2012.
Bab III Objek dan Metode Penelitian
38
3.4 MetodePenelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode explanatory. Metode explanatory yaitu Penelitian yang bertujuan menelaah kausalitas antar variabel yang menjelaskan suatu fenomena tertentu. (Zulganef 2008 : 11)
3.4.1 Variabel Penelitian Menurut Sekaran yang dikutip Zulganef (2008:63) menyatakan definisi dari variabel adalah : Segala sesuatu yang dapat dibedakan atau mempunyai variasi nilai. Berdasarkan kerangka pemikiran dan hipotesis yang telah disajikan sebelumnya, maka penulis membedakan objek penelitian kedalam dua variable yaitu : 1. Variabel bebas (independent variabel) Yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel bebas atau variabel independen adalah atribut produk (X). 2. Variabel terikat ( dependent variabel) Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel terikat atau variabel dependen adalah keputusan pembelian (Y).
3.4.2
Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau variabel x
adalah atribut produk sedangkan variable dependen atau variabel y adalah
Bab III Objek dan Metode Penelitian
39
keputusanpembelian. Berdasarkan variabel penelitian diatas, maka operasional variabel dapat digambarkan dalam table bawah ini : Variabel Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Atribut Produk Konsep Sub Variabel
Variabel
Variabel Independe nt :Atribut Produk
Atribut Produk merupakan pengembang an suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. (Kottler dan Armstrong, 2007:206)
Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
Kemasan
Kemasan Produk
Kemasan mudah dibawa, menarik dan melindungi produk
Merek (Visualisasi Pelabelan)
Lebel Merek
Desain, Pengunaan Ordinal kertas dan penempatan label
Rasa
Kualitas rasa
Rasa dan varian rasa
Ordinal
Volume
Volume produk
Volume dalam 1 kemasan
Ordinal
Kualitas
Kandungan produk
Kandunagn gizi dan zat – zat
Ordinal
Lokasi penjualan
Lokasi dan banyak nya penjual
Ordinal
Ketersediaan
Ordinal
Bab III Objek dan Metode Penelitian
40
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Keputusan Pembelian
Variabel
Konsep Variabel
Indikator
Skala
Variabel
Keputusan pembelian
nominal
Dependen:
merupakan tahap
membeli atau tidak membeli
Keputusan
proses keputusan
Pembelian
dimana konsumen
Konsumen
secara aktual melakukan pembelian produk
3.4.3 Sumber Data Dalam Suatu penelitian diperlukan data – data untuk dijadikan sebagai bahan penelitian. Data yang diperoleh untuk kepentingan penelitian ini dikelompokan kedalam dua golongan, yaitu : 1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti yang dapat berupa tanggapan, saran, kritik, pernyataan dan penilaian dari konsumen sebagai responden, penjelasan, serta hasil pengamatan secara langsung atas atribut produkdan keputusan pembelian pada produk Keripik Jawara.
Bab III Objek dan Metode Penelitian
41
2. Data Sekunder Merupakan data – data pendukung yang diperoleh dari buku – buku ilmiah, majalah – majalah ilmiah serta literatur lainnya ataupun sumber bacaan lainnya yang dianggap relevan dengan topik penelitian.
3.4.4 Teknik Pengumpulan Data Definisi dari teknik pengumpulan data menurut Sekaran yang dikutip Zulganef (2008:161) adalah : Suatu cara untuk memperoleh data yang diperlukan. Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu penulis mengumpulkan data yang berupa fakta atau gejala lainnya di lapangan, antara lain : a. Wawancara Yaitu
mengadakan
pembicaraan
langsung
dengan
pihak
perusahaan, baik pada pimpinan maupun karyawan mengenai masalah – masalah yang berhubungan dengan topik yang di bahas dalam penyusunan skripsi ini. b.
Kuesioner Teknik pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yakni teknik pengumpulan data dengan memberi
pertanyaan
kepadakonsumen.
yang
sudah
disiapkan
lebih
dahulu
Bab III Objek dan Metode Penelitian
42
c. Observasi Penulis mengumpulkan data dengan mengamati langsung sumber data yang dianalisis kemudian diuraikan dalam data tertulis. 2. Penelitian Kepustakaan (library research) Yaitu pengumpulan data sekunder dengan cara mempelajari dan membaca buku – buku literature serta sumber – sumber lainnya yang ada hubunganya dengan objek penelitian. Selanjutnya data tersebut akan dijadikan sebagai landasan teori dalam penelitian ini.
3.4.5 Populasi dan Sampel Penelitian ini memerlukan pengumpulan data untuk dapat memberikan informasi serta keterangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti,sehingga perlu adanya pengambilan sampel dari populasi. Pengertian populasi menurut Sekaran yang dikutip Zulganef (2008:133) adalah sebagai berikut : Keseluruhan kelompok orang ,kejadian, atau hal – hal yang menarik bagi
peneliti untuk ditelaah.
Sedangkan definisi sampel menurut Zulganef (2008:134) adalah: Sebagai bagian atau subset dari populasi yang terdiri dari anggota – anggota populasi yang terpilih. Dalam penentuan jumlah sampel, menurut Roscoe yang dikutip Sekaran (2006: 160) menyatakan bahwa : Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.
Bab III Objek dan Metode Penelitian
43
Berdasarkan pernyataan di atas, maka peneliti menetapkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 150 responden.
3.4.6
Uji Validitas dan Reliabilitas
3.4.6.1 Uji Validitas Kuisioner yang digunakan untuk melakukan pengumpulan data memiliki dua syarat untuk disebarkan, yaitu kuisioner tersebut haruslah valid dan reliable. Sehingga peneliti perlu menguji tingkat validitas dan reliabilitas hasil penelitian ini. Menurut Cooper dan Schindler yang dikutip Zulganef (2008:110) definisi dari validitas adalah : Sejauh mana suatu pengukuran (uji) variabel benar – benar mengukur (menguji) variabel yang ingin diukur. Langkah dalam menguji validitas dilakukan dengan cara menguji jumlah pertanyaan yang ada dalam kuisioner tersebut, apakah valid dan reliable. Jika pertanyaan – pertanyaan tersebut valid dan reliable, berarti pertanyaan – pertanyaan tersebut dapat mengukur konsep. Semua item kuisioner yang digunakan mengukur atribut produk dan keputusan pembelian konsumen akan diuji validitasnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : r=
n xy x y n x 2 x 2 n y 2 y 2
keterangan:
Bab III Objek dan Metode Penelitian
r
= koefisien validitas item yang dicari
X
= skor yang diperoleh dari subyek setiap item
Y
= skor yang diperoleh dari subyek seluruh item
∑x
= jumlah skor dalam distribusi X
∑y
= Jumlah skor dalam distribusi Y
∑x2
= jumlah kuadrat pada masing – masing skor X
∑y2
= jumlah kuadrat pada masing – masing skor Y
n
= Jumlah responden
44
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus : t=
r n2 1 r2
Dimana: t
= Nilai t hitung
r
= Koefisien korelasi hasil t hitung
n
= jumlah responden Distribusi (tabel t) maka α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2),
kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
jika t hitung > t tabel ; df n 2 maka pernyataan dinyatakan valid.
jika t hitung < t tabel ; df n 2 maka pernyataan dinyatakan tidak valid.
Untuk menghitung uji validitas menggunakan software SPSS 17.
Bab III Objek dan Metode Penelitian
45
3.4.6.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuisioner dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Pengertian reliabilitas menurut Zulganef (2008 : 114 ) adalah : Kehandalan suatu alat ukur untuk mengukur suatu variabel tanpa suatu kesalahan (bias). Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila diuji cobakan secara berulang – ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan internal consistency dengan teknik split half yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown, untuk keperluan itu maka butir – butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok instrumen genap. Selanjutnya skor data tiap kelompok itu disusun tersendiri. Kelompok ganjil dan skor butirnya dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total, begitu juga dengan kelompok genap, selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya. Setelah dihitung maka akan didapat koefisien korelasinya. Koefisien korelasi ini selanjutnya ke dalam rumus Spearman Brown.
Dimana :
= Reliabilitas instrumen = index korelasi antar dua belahan instrumen
Bab III Objek dan Metode Penelitian
46
Seteleh diketahui dari hasil perhitungan besarnya korelasi, kemudian dibandingkan dengan tabel r Product moment dengan α = 0,05 dengan kriteria sebagai berikut :
Jika
hitung
0,70, maka reliabel
Jika
hitung
0,70, maka tidak reliabel
Untuk menghitung uji reliabilitas menggunakan software SPSS 17.
3.4.7 Teknik Sampling Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah konsumen keripik jawara, untuk menentukan pengambilan sample (sampling) menggunakan metode Non Probability Sampling. Pengertian metode non-probability sampling sendiri menurut Sekaran yang dikutip Zulganef (2008:146) adalah : Metode penarikan sampel yang dilakukan ketika unsur – unsur populasi tidak diketahui atau tidak mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan teknik convenience sampling. Definisi teknik convenience sampling menurut Zulganef (2008:146) adalah : Metode mengumpulkan informasi dari anggota – anggota populasi yang secara convenience dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Sehingga umumnya responden dipilih karena berada di tempat dan waktu yang tepat (right place at right time) atau secara kebetulan.
Bab III Objek dan Metode Penelitian
3.4.8
47
Metode Pengolahan Data Setelah penulis memperoleh data, data tersebut kemudian diolah dan di
analisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. 1. Analisis Kualitatif Yaitu suatu analisis dimana data yang diperoleh mengenai objek penelitian yang merupakan data kualitatif dianalisis berdasarkan perbandingan antara teori dengan kenyataan yang diperoleh penulis selama penelitian dilakukan di perusahaan. 2. Analisis Kuantitatif Yaitu suatu analisa data dengan menggunakan rumus statistika berupa analisis koefisien korelasi, koefisien determinasi, dan uji hipotesis. Untuk keperluan analisis, penulis mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh dari kuesioner dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap pertanyaan berdasarkan skala Likert. Menurut Zulganef(2008 : 102) pengertian skala likert adalah : Skala yang didesain untuk menguji kekuatan “setuju” atau “tidak setuju” subjek terhadap suatu pernyataan pada skala 5 titik. Skala Likert digunakan untuk mengukur sifat, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sesuai. Adapun bobot penilaian terhadap jawaban kuesioner adalah sebagai berikut :
Bab III Objek dan Metode Penelitian
48
Tabel 3.4 Bobot Penilaian Jawaban Kuesioner Variabel X (Atribut Produk) Pilihan Jawaban Pertanyaan Bobot atau skor Sangat Setuju (SS)
5
Setuju (S)
4
TidakBerpendapat (TB)
3
Kurang Setuju (KS)
2
Tidak Setuju (TS)
1
Untuk variabel keputusan pembelian atau variabel Y digunakan skala nominal yang merupakan skala yang menggolongkan data secara terpisah, secara diskrit, atau kategori. Adapun bobot penilaian terhadap jawaban kuesioner adalah sebagai berikut : Tabel 3.5 Bobot Penilaian Jawaban Kuesioner Variabel Y ( keputusan Pembelian) Kategori Skor Beli
1
Tidak Beli
0
Untuk pengolahan data digunakan alat bantu statistik, dimana dengan alat tersebut dapat memudahkan penafsiran untuk menganalisa apakah ada hubungan antara variabel X dan variabel Y dan seberapa besar pengaruhnya, yang akhirnya akan diperoleh suatu pedoman untuk menarik kesimpulan.
Bab III Objek dan Metode Penelitian
49
3.5 Analisis Data
3.5.1 Analisis Deskriptif Analisis
deskriptif
persentase
digunakan
untuk
mendeskripsikan
persentase masing – masing variable bebas yaitu variable atribut produk dan terhadap keputusan pembelian. Dalam analisis deskriptif persentase ini perhitungan yang digunakan untuk mengetahui tingkat persentase skor jawaban dari masing – masing objek yang diambil sampel dengan rumus sebagaiberikut :
Dimana: n = Jumlah skor jawaban responden. N = Jumlah skor jawaban ideal. % = Tingkat keberhasilan yang dicapai. (Muhammad Ali,1987:184) Kesimpulan deskriptif: Sangatsetuju
=5
Setuju
=4
Ragu – ragu
=3
Tidaksetuju
=2
Sangat tidak setuju
=1
Penentuan table kategori sebagai berikut : a. % tertinggi = (5/5) x 100 % = 100 % b. % terendah = (1/5) x 100 % = 20 % c. Rentangandalam % = 100 % − 20 % = 80 %
Bab III Objek dan Metode Penelitian
50
d. Interval % = 80 % / 5 = 16 % Tabel 3.6 Interval % dan Kategori Interval
Kategori
persentase 85 % - 100 %
Sangattinggi
69 % - 84 %
Tinggi
53 % - 68 %
Sedang
37 % - 52 %
Rendah
21 % - 36 %
Sangatrendah
3.5.2 Model Binary Logistic Regression Regresi logistik memiliki cakupan yang lebih luas dari pada model logit. Model logit dengan dua pilihan sering disebut sebagai Binary Logistic Regression. Karena model yang dihasilkan dengan regresi logistik bersifat non linear, persamaan yang digunakan untuk mendiskripsikan hasil sedikit lebih kompleks dibanding dengan regresi berganda. Variabel hasil adalah probabilitas mendapatkan dua hasil atau lebih berdasarkan fungsi non linear dari kombinasi linear dari sejumlah variabel (predictors). Persamaan umum untuk regresi logistik dengan dua pilihan (Binary Logistic Regression) hasil dinyatakan sebagai berikut (Kuncoro, 2011: 274) :
Yi = Dimana Yi adalah probabilitas yang diestimasi dengan kasus sebanyak (i =1,….n) dan “u” adalah persamaan regresi biasa :
Bab III Objek dan Metode Penelitian
51
u : A + b1 X1 + b2 X2 + …. + bk Xk Dengan konstanta A, koefisien bi dan variabel bebas Xj dengan jumlah k (j=1,2,…. K). Sehingga dalam Penelitian ini dapat disusun model persamaan fungsi sebagai berikut : Y = βο + β1 atribut produk + μ Y = Keputusan Melakukan pembelian. β = Koefisien variabel independen μ = Faktor gangguan. Kelebihan metode regresi logistik adalah lebih fleksibel dibanding dengan teknik lain, yaitu (Kuncoro, 2011: 273) :
Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam model. Artinya, variabel penjelas tidak harus memiliki distribusi normal, linear, maupun memiliki varian yang sama dalam setiap group.
Variabel bebas dalam regresi logistik bisa campuran dari variabel continue, diskrit, dan dikotomis.
Regresi logistik amat bermanfaat digunakan apabila distribusi respon atas variabel terikat diharapkan non linear dengan satu atau lebih variabel bebas.
3.5.3 Analisis Binary Logistik Analisis ini digunakan untuk menganalisis model pada skenario yang telah dirancang. Model yang dapat memberikan hasil estimasi yang paling baik, dalam arti tingkat signifikansi statistik, kesesuaian tanda koefisien parameter hasil
Bab III Objek dan Metode Penelitian
52
estimasi dengan teori atau kesesuaian implikasinya di lapangan dipilih sebagai model yang sesuai (best fit) bagi penelitian ini. Pengolahan dan analisis data penelitian menggunakan bantuan paket program komputer SPSS 17 for Windows. 3.5.4 Uji Kelayakan Model a. Untuk menentukan justifikasi statistik kelayakan model (Goodness of Fit), dilakukan uji Hosmer and Lameshow dengan pendekatan metode Chi square. Apabila nilai signifikansi di atas 0,05, maka model itu sudah memenuhi (fit). Sebaliknya jika nilai signifikansi di bawah 0,05, maka model tersebut tidak memenuhi. b. Uji kelayakan secara keseluruhan (Overall Fit Test) dilihat dari nilai -2 log likelihood. Nilai -2 log likelihood yang semakin rendah dibandingkan dengan nilai awal, menunjukkan bahwa model akan semakin fit secara keseluruhan. c. Uji kemaknaan koefisien regresi overall fit test juga dapat dilakukan dengan menggunakan Nilai Nagelkerke R Square dapat digunakan untuk menunjukkan besarnya variasi keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh atribut produk, karena nilai Nagelkerke R Square merupakan modifikasi lebih lanjut dari nilai Cox & Snell R Square (Uyanto, 2009 : 261). d. Hipotesis Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi yang dihasilkan signifikan atau tidak. Uji hipotesis dilihat pada tabel variable in the equation. Langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
Bab III Objek dan Metode Penelitian
53
Menentukan Ho dan Ha : Ho : b = 0, Artinya atribut produk tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Ha : b ≠ 0, Artinya atribut produk berpengaruh positif dan signifikan terdapat keputusan pembelian konsumen. Menentukan taraf signifikan : Jika nilai signifikan > 0,05
: Terima
dan tolak
, artinya tidak
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara atribut produk terhadap keputusan pembelian. Jika nilai signifikan < 0,05 : Tolak
dan terima
, artinya terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara atribut produk terhadap keputusan pembelian. Uji hipotesis dilihat pada tabel variable in the equation. Parameter yang digunakan adalah membandingan antara nilai signifikansi setiap variabel dengan taraf nyata 5%.