BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Menentukan objek penelitian adalah langkah awal yang harus diputuskan oleh seorang peneliti, karena objek penelitian adalah tempat dimana peneliti akan melakukan penelitian. Objek penelitian merupakan tempat dimana masalah yang diteliti berada. Menentukan objek penelitian harus selektif, agar data dan kebutuhan yang ingin diteliti sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan. 3.1.1. Sejarah singkat SMK Merdeka Bandung SMK “Merdeka” mulanya bernama STM “Merdeka” berdiri pada tahun 1965 di Bandung. Berdasarkan ketentuan bahwa sekolah swasta harus dibina oleh Yayasan, maka pada tahun 1971 dibentuklah Yayasan yang bertanggung jawab membina SMK “Merdeka” Bandung bernama Yayasan Pendidikan Wahidin yang berdomisili di Jalan Wahidin Bandung. Pada tahun 1979 STM “Merdeka” pindah ke Jalan Ciliwung No. 4 Bandung, dan pada tahun 1981 pindah ke Jalan Pahlawan No. 54 Bandung sampai saat ini. Jenjang akreditasi yang pertama tahun 1985 DIAKUI, kemudian Akreditasi kedua pada tahun 1991 DIAKUI. Pada tahun 1995 akreditasi yang ketiga sebagai satu-satunya STM Swasta di kota Bandung yang DISAMAKAN. Pada tahun 2000 akreditasi ke empat DISAMAKAN. Pada Tahun 2007 akreditasi ke lima "Terakreditasi A". Pada Tahun 2012 akreditasi ke enam "Terakreditasi A". 3.1.2. Visi dan Misi SMK Merdeka Bandung
50
51
1. Visi Terwujudnya SMK Merdeka Menjadi SMK Swasta unggulan di kota Bandung. 2. Misi a. Membentuk tenaga kerja tingkat menengah yang berdisiplin, beriman, dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b. Membekali ketrampilan dalam bidang rekayasa dan jasa yang berwawasan profesional, produktif dan mandiri, hingga mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan dunia usaha / dunia industri. c. Mengembangkan kemampuan berwirausaha dalam menghadapi era globalisasi. d. Membekali ilmu pengetahuan dan teknologi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. e. Membekali ketrampilan berkomunikasi dalam bahasa Inggris 3.1.3. Struktur organisasi
52
Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat dan Industri
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kasie Administrasi Kurikulum dan SDM
Kasie Extra Kurikuler
Ketua Bisnis Center
Kasie Administrasi Humas dan Hubin
Kaur Administrasi Sekolah
Kasie Instalasi / Ketua Kompetensi Keahlian
Kasie Ketaqwaan
Administrasi Sarana Prasarana
Kasie Prakerin
Kaur Keuangan
Kasie Lab Komputer
Kasie Kepemimpinan dan Ketahanan Sekolah
Kasie Bursa Kerja Khusus
Kasie Perpustakaan
Kasie Keputrian
Kasie Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Kasie Administrasi Perpustakaan
Kasie Bimbingan Konseling dan Karier
Wakil Manajemen Mutu
Gambar 3.2 Struktur Organisasi SMK Merdeka Bandung 3.1.4. Deskripsi tugas Adapun deskripsi mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab pada Office International Affair Unikom. Berikut deskripsi mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab yang sesuai dengan penulis teliti : 1. Kepala Sekolah Bertanggung jawab kegiatan SMK Merdeka Bandung terhadap yayasan. 2. Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat dan Industri Bertanggung jawab terhadap kegiatan hubungan masyarakat dan industri sekolah. 3. Kasie Administrasi Humas dan Hubin
53
Bertanggung jawab terhadap wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat dan intustri terhadap kegiatan hubungan masyarakat dan industri sekolah. 4. Kasie Prakerin Bertanggung jawab terhadap kegiatan praktik kerja industri siswa. 5. Kasie Bursa Kerja Khusus Bertanggung jawab terhadap pengadaan kegiatan bursa kerja khusus bagi alumni SMK Merdeka Bandung. 6. Kasie Sistem Informasi Manajemen Sekolah Bertanggung jawab terhadap penggunaan sistem informasi manajemen yang ada di SMK Merdeka Bandung. 3.2. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu mekanisme, teknik atau cara untuk mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun penelitian. Penyusunan penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu mengumpulkan data kemudian menganalisisnya serta memaparkan hasil pengamatan di lapangan. 3.2.1. Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan penulis termasuk kedalam penelitian yang bersifat deskriptif dan action dengan pendekatan kasus di SMK Merdeka Bandung. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh ciri-ciri variabel, dimana dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran
54
tentang kinerja program dirancang dan diimplementasikan kepada pengguna (user) dalam sekolah. Action research merupakan pendekatan yang semakin populer di kalangan peneliti skala kecil dalam bidang ilmu-ilmu komputer, terutama mereka yang bekerja dalam bidang profesional seperti bidang teknologi informasi, sistem komputer, dan sistem informasi manajemen. Penelitian demikian sangat sesuai untuk kebutuhan orang-orang yang melakukan penelitian di tempat kerja serta memiliki fokus pada aspek-aspek perbaikan praktik kerja maupun praktik kolega mereka. Tujuan utama action research adalah memasuki suatu situasi, melakukan perubahan, dan memantau hasilnya. 3.2.2. Jenis dan metode pengumpulan data Metode pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan dan penelitian ini. Pada kasus ini, penulis mengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai objek yang sedang diteliti dengan menggunakan metode pengumpulan data deskriptif. Sedangkan proses pengumpulan data yang penulis lakukan dengan mengelompokan sumber data primer dan data sekunder. 3.2.2.1. Sumber data primer Sumber data atau informasi penelitian ini berdasarkan kepada jenis data yang diperlukan. Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu. Teknik pengumpulan data dalam rangka pengumpulan informasi mengenai objek penelitian ini, yaitu:
55
1. Metode Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam hal ini, peneliti melakukan observasi dengan langsung mengunjungi lokasi ke instansi yang dijadikan objek penelitian yaitu SMK Merdeka Bandung. Hal ini dilakukan untuk melihat secara langsung masalahmasalah yang berhubungan dengan pokok bahasan penelitian. 2. Wawancara Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara bertatap muka antara pengumpul data dan narasumber yang dimaksud. Wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara yang dilakukan terhadap bagian kasie bursa kerja khusus sekolah SMK Merdeka Bandung. 3.2.2.2. Sumber data sekunder Jenis data sekunder yaitu data yang didapat dari dokumentasi-dokumentasi yang ada di instansi. Dilakukan dengan menelaah data sekunder yang digunakan untuk menunjang, melengkapi dan menyempurnakan data primer, diperoleh dari dokumen sekoalah seperti laporan penerimaan rongsokan dan laporan pengeluaran keuangan yang ada hubungannya dengan bahasan ini. 3.2.3. Metode pendekatan dan pengembangan sistem
56
Dalam sub-bab ini akan dijelaskan mengenai metode pendekatan, pengembangan sistem, metode analisis dan alat bantu analisis perancangan. Berikut ini adalah uraian dari metode pendekatan dan pengembangan sistem. 3.2.3.1. Metode pendekatan sistem Metode pendekatan sistem yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan sistem terstruktur. Pendekatan terstruktur di lengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, yang di kembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya di definisikan dengan baik dan jelas. Melalui
pendekatan
terstruktur,
permasalahan-permasalahan
akan
dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel. Pendekatan
sistem
ini
mempunyai
dokumentasi
yang
baik,
sehingga
mengingkatkan produktivitas. Adapaun alat yang diperlukan dalam metode terstruktur ini berupa Diagram Alir (Flow Map), Diagram Konteks (Context Diagram), DFD (Data Flow Diagram), ERD (Entity Relational Diagram), dan Normaliasasi yang berorientasi pada proses dan data.
3.2.3.2. Metode pengembangan sistem Metode waterfall merupakan metode yang sering digunakan oleh penganalisa sistem pada umumnya. Inti dari metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Secara garis besar metode
57
waterfall mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : Analisa, Design, Code dan Testing, Penerapan dan Pemeliharaan. Tahapan penelitian pada model waterfall meliputi metodologi berupa : 1. Analisis dan Rekayasa Sistem (System Engineering) Proses penilaian sistem lama yang sedang berjalan dan studi kelayakan pengembangan sistem baru berdasarkan aspek teknologi, ekonomis dan sumber daya manusia. 2. Analisis Persyaratan (Analysis) Perolehan kebutuhan pengguna sistem dari user serta pilihan solusi jenis sistem informasi yang akan dikembangkan. 3. Perancangan (Design) Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi
ke
dalam
bentuk
software.
Desain
harus
dapat
mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software. 4. Coding Dan Testing Desain harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh komputer, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses Coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap desain yang secara teknis akan dikerjakan oleh programmer. Proses Coding ini harus dilakukan Testing untuk menguji kesalahan-kesalahan program maupun fungsi dari sistem.
58
5. Implementasi Setelah semua fungsi-fungsi software harus di ujicoba agar software bebas dari kesalahan, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya. Maka proses selanjutnya adalah bagaimana sistem baru akan diinstall dan dijalankan di perusahaan dengan pengoperasian yang dilakukan oleh user. 6. Pemeliharaan Pemeliharaan suatu software sangat diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada kesalahan kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi atau perangkat lainnya.
59
Gambar 3.2 Metode Waterfall [2] 3.2.3.3. Alat bantu analisis dan perancangan Adapun alat bantu yang digunakan pada tahap analisis dan perancangan digambarkan dalam bentuk bagan alir dokumen (flowmap), diagram konteks, diagram alir data (data flow diagram), dan kamus data. a. Flow Map Flow Map merupakan bagan alur yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan. Flow Map digunakan untuk menganalisis bagaimana hubungan antara sub kerja yang akan menggerakkan sistem. Setelah diketahui bagian-bagian yang terlibat dalam sistem, maka akan diketahui berapa jumlah entitas yang terkait dengan sistem yang dianalisis dan dirancang. b. Diagram Konteks Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari system. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks. c. Data Flow Diagram Diagram aliran data merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti system yang akan dikerjakan.
60
DFD merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. d. Kamus Data Kamus data merupakan katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan Menggunakan kamus data, analisi sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir berisi informasi tentang struktur database. Kamus data biasanya dipelihara secara otomatis oleh manajemen database. e. Perancangan basis data Bentuk normalisasi yang biasanya digunakan pada normalisasi adalah sebagai berikut : 1. Normalisasi Normalisasi adalah suatu proses untuk mengubah suatu tabel yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah tabel atau lebih, yang tidak lagi memiliki masalah tersebut [2 : 52]. Masalah tersebut biasanya merupakan suatu ketidakkonsistenan (tidak normal) apabila dilakukan penghapusan (delete), pengubahan (update) dan pembacaan (retrieve) pada suatu basis data. Bentuk normalisasi adalah suatu aturan yang dikenakan pada tabel-tabel dalam basis data dan harus dipenuhi oleh tabel-tabel tersebut pada level-level normalisasi. Ada macam-macam bentuk normalisasi, diantaranya adalah bentuk
61
tidak normal, bentuk normal pertama, bentuk normal kedua dan bentuk normal ketiga. Aturan-aturan dalam masing-masing bentuk normalisasi tersebut adalah sebagai berikut [2 : 54] : 1. Bentuk tidak normal Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan disimpan, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi dan data dikumpulkan apa adanya. 2. Bentuk normal pertama Suatu tabel dikatakan dalam bentuk normal pertama (1NF) bila setiap kolom bernilai tunggal untuk setiap baris. Ini berarti bahwa nama kolom yang berulang cukup diwakili oleh sebuah nama kolom (tidak perlu ada indeks dalam memberi nama kolom. 3. Bentuk normal kedua Suatu tabel berada dalam bentuk normal kedua (2NF) jika tabel berada dalam bentuk normal pertama, semua kolom bukan kunci primer tergantung sepenuhnya terhadap kunci primer. Suatu kolom disebut tergantung sepenuhnya terhadap kunci primer jika nilai pada suatu kolom selalu bernilai sama untuk suatu nilai kunci primer yang sama. 4. Bentuk normal ketiga Suatu tabel berada dalam bentuk normal ketiga (3NF) jika tabel berada dalam bentuk normal kedua, setiap kolom bukan kunci primer tidak memiliki ketergantungan secara transitif terhadap kunci primer.
62
2. Tabel Relasi Relationship dalam database menunjukkan relasi antar tabel-tabel. Dengan adanya relasi data dari beberapa tabel dapat ditampilkan sebagai satu kesatuan informasi dalam bentuk query, form atau report. Sebuah relasi dibentuk dengan menyamakan data pada key field dari dua tabel, biasanya field yang memiliki nama yang sama pada kedua tabel, dimana field tersebut biasanya merupakan primary key dari tabel pertama, yang memiliki nilai unique untuk setiap record, dan menjadi foreign key pada tabel kedua. a. Relasi satu ke banyak (one-to-many relationship) Relasi satu ke banyak merupakan bentuk relasi yang paling banyak ditemui. Pada relasi satu ke banyak, data pada tabel A dapat memiliki banyak record yang sama pada tabel B, tetapi data pada tabel B hanya memiliki satu record yang sama pada tabel A. b. Relasi banyak ke banyak (many-to-many relationship) Pada relasi banyak ke banyak, satu record pada tabel A dapat memiliki banyak record yang sama pada tabel B, dan satu record pada tabel B dapat juga memiliki banyak record yang sama pada tabel A. Jenis relasi ini hanya dimungkinkan untuk membentuk tabel ketiga yang disebut junction tabel, dimana yang menjadi primary key pada tabel ketiga ini merupakan gabungan dua field yang merupakan foreign key dari tabel A dan tabel B.
c. Relasi satu ke satu (one-to-one relationship)
63
Pada relasi satu ke satu, tiap record dalam tabel A hanya bisa memiliki satu record yang sama pada tabel B, dan begitu pula sebaliknya. Jenis relasi ini tidak umum, karena kebanyakan informasi yang memiliki hubungan seperti ini berada dalam satu tabel. 3.2.4. Pengujian software Pengujian Software adalah cara atau teknik untuk menguji perangkat lunak, mempunyai mekanisme untuk menentukan data uji yang dapat menguji perangkat lunak secara lengkap dan mempunyai kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan. Perangkat lunak dapat diuji dengan dua cara, yaitu : 1. Pengujian dengan menggunakan data uji untuk menguji semua elemen
program (data internal, loop, logika, keputusan dan jalur). Data uji dibangkitkan dengan mengetahui struktur internal (kode sumber) dari perangkat lunak, biasa disebut White box. 2. Pengujian dilakukan dengan mengeksekusi data uji dan mengecek apakah
fungsional perangkat lunak bekerja dengan baik. Data uji dibangkitkan dari spesifikasi perangkat lunak atau disebut Black Box. Beberapa teknik pengujian yang dapat digunakan untuk menguji perangkat lunak, diantaranya: Pengujian Black Box dan Pengujian White Box. Sementara pengujian software yang penulis pilih adalah pengujian Black Box, dengan alasan pengujian ini diuji oleh user, untuk dinilai apakah sudah sesuai dengan kebutuhan penggunanya, tampilannya
sudah sesuai, dan seluruh fungsinya
dapat
dipergunakan. Selain itu dengan black box diharapkan mampu mengungkap kelas kesalahan yang lebih luas. Pengujian black box adalah pengujian dinilai aspek
64
fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal dari perangkat lunak yang dirancang. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan user. Yang dinilai dari pengujian Black Box adalah sebagai berikut: a) Kesesuaian pengujian perangkat lunak hanya dilihat berdasarkan keluaran yang dihasilkan dari data atau kondisi masukan yang diberikan untuk fungsi yang ada tanpa melihat bagaimana proses untuk mendapatkan keluaran tersebut. b) Digunakan untuk menguji fungsi-fungsi khusus dari perangkat lunak yang dirancang. c) Dari keluaran yang dihasilkan, kemampuan program dalam memenuhi kebutuhan pemakai dapat diukur sekaligus dapat diiketahui kesalahankesalahannya. Beberapa jenis kesalahan yang dapat diidentifikasi dalam pengujian Black Box adalah sebagai berikut : 1. Fungsi tidak benar atau hilang 2. Kesalahan pada struktur data (pengaksesan basis data) 3. Kesalahan antar muka 4. Kesalahan inisialisasi dan akhir program
3.3. Analisis Sistem yang Berjalan Sebelum melakukan perancangan sistem yang diusulkan pada SMK Merdeka Bandung, maka harus terlebih dahulu melakukan analisis sistem agar memperoleh
65
gambaran yang jelas mengenai kelemahan dan kelebihan sistem yang sedang berjalan. Tahap analisis ini merupakan tahap yang paling penting didalam merancang sistem informasi karena apabila pada tahap ini terjadi kesalahan, maka terjadi kesalahan pada tahap berikutnya. 3.3.1. Analisis Dokumen Analisis dokumen merupakan kegiatan pengumpulan informasi mengenai dokumen-dokumen yang digunakan dalam suatu sistem. Dokumen yang digunakan pada SMK Merdeka Bandung adalah sebagai berikut : 1.
Nama Dokumen
: Formulir Survei lulusan
Fungsi
: Untuk pengisian survei lulusan
Sumber
: Kasie Bursa Kerja Khusus
Rangkap
: 1 (satu)
Aliran Data
: Kasie bursa kerja khusus – Alumni – kasie bursa kerja khusus
Attribut
: Nis, nama, jurusan, perguruan tinggi, jurusan perguruan tinggi, perusahaan, tahun lulus.
2.
Nama Dokumen
: Laporan Survei lulusan
Fungsi
: Sebagai laporan survei lulusan
Sumber
: Kasie bursa kerja khusus
Rangkap
: 1 (satu)
Aliran Data
: Kasie bursa kerja khusus – Wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat dan industri
66
Attribut
: Nis, nama, jurusan, perguruan tinggi, jurusan perguruan tinggi, perusahaan, tahun lulus.
3.3.2. Analisis prosedur yang sedang berjalan Pada analisis prosedur ini, harus di ketahui kegiatan apa saja yang dilalui, untuk perancangan kedepannya, apa yang menjadi kebutuhan pemakai serta keluaran yang nantinya dihasilkan. 1. Kasie Bursa Kerja Khusus membuat form survei lulusan untuk alumni. 2. Alumni mengisi formulir survei lulusan lalu menyerahkan kembali formulir survei yang telah diisi ke kasie bursa kerja khusus. 3. Kasie bursa kerja khusus membuat laporan hasil survei lulusan dan diberikan ke wakasek bidang hubungan masyarakat dan industri. 3.2.2.1. Flow map Mengenai sumber dan aliran dokumen dapat digambarkan dalam flowmap yang sedang berjalan sebagai berikut:
67
Alumni
Kasie Bursa Kerja Khusus
Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat dan Industri
Membuat Form Survei
Form Survei
Form Survei
Mengisi Form Survei
Form Survei
Form Survei
Merekap Form Survei
Laporan Survei Lulusan
Laporan Survei Lulusan
Gambar 3.3 Flowmap survei lulusan yang Berjalan 3.2.2.2.Diagram Konteks Diagram konteks berfungsi untuk menggambarkan suatu sistem yang sedang berjalan secara keseluruhan, awal dan akhir dari data yang masuk dan keluar pada sistem tersebut. Adapun diagram konteks sistem yang sedang berjalan terlihat pada gambar di bawah ini : Alumni
Formulir Survei Lulusan
Data Lulusan
Sistem Informasi Survei lulusan SMK Merdeka Bandung
Laporan Survei Lulusan
Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat dan Industri
68
Gambar 3.8 Diagram Konteks sistem yang berjalan 3.2.2.3. Data Flow Diagram DFD (Data Flow Diagram) merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur, DFD ini berfungsi untuk menggambarkan arus dalam sistem yang terstruktur dan jelas. Pembuatan DFD yang sedang berjalan ini bertujuan untuk menggambarkan sistem yang sedang berjalan sebagai jaringan kerja antara proses yang berhubungan satu sama lain dengan aliran data yang ada didalam sistem. Berikut ini adalah DFD Level 1 dari sistem yang sedang berjalan : Alumni
Data Lulusan
Formulir Survei Lulusan
1.0 Pengisian Survei Lulusan
2.0 Perekapan Data Survei Lulusan
Laporan Survei Lulusan Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat dan Industri
Data Lulusan
Data Survei Lulusan
Data Lulusan
Gambar DFD Sistem yang berjalan 3.3.3. Evaluasi Sistem yang berjalan Evaluasi sistem yan berjalan adalah proses menemukan kesalahan, kekurangan, hambatan-hambatan yang terjadi pada sistem lama yang sedang berjalan. Sehingga dapat diusulkan pemecahan suatu masalah agar dapat menghasilkan, mengoptimalkan dan membantu proses pengeloaan Sistem informasi pelayanan konsumen secara lebih baik, cepat dan akurat.
69
Tabel 3.1 Evaluasi Sistem yang Berjalan No 1.
Masalah Kasie Bursa
Usulan Perbaikan
Kerja Khusus harus Membuat sistem informasi yang
merekap / menuliskan kembali isian dapat membantu dalam survei
untuk
membuat
laporan, melakukan proses perekapan
sehingga proses pembuatan laporan laporan hasil pengisian survei membutuhkan waktu yang lama
lulusan