BAB 3 METODOLOGI
3.1 Metodologi
Gambar 3.1 Kerangka Metodologi
Dari kerangka metodologi yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa terdapat 4 hal yang dilakukan terlebih dahulu yaitu : 1. Analisis Masalah Mencari maupun menanyakan dan mempelajari masalah-masalah apa saja yang dihadapi.
27
28
2. Pemecahan Masalah Penentuan ide atau solusi yang dihadapi dari analisis masalah. Jika belum menemukan solusi dari masalah yang dihadapi, kembali ke langkah pertama yaitu menganalisis ulang dari masalah yang dihadapi. 3. Perancangan dan Implementasi Melakukan perancangan dan implementasi apa yang sudah direncanakan. 4. Evaluasi dan Optimalisasi Langkah selanjutnya yaitu melakukan evaluasi dan optimalisasi untuk mendapatkan hasil dari apa yang direncanakan.
3.2 Analisis Masalah Karena lingkungan Badan Penelitian dan Pengkajian Teknologi
(BPPT)
yang sangat luas, maka dibutuhkan penyampaian informasi secara realtime sehingga Badan Penelitian dan Pengkajian Teknologi (BPPT) ingin melakukan penelitian lebih lanjut agar penyampaian informasi yang dikirim lebih cepat dan akurat karena penyampaian informasi dapat dilakukan secara langsung melalui broadcaster. Akan tetapi terdapat kendala yang dihadapi karena kualitas infrastruktur di BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dalam lingkup PDIS (Pusat Data Informasi dan Standarisasi) cukup baik tetapi belum semua distribution switch dan router mendukung multicast. Sedangkan broadcaster sysmaster itu sendiri menggunakan protokol UDP secara multicast. Dengan demikian dilakukan penelitian lebih lanjut pada lab. PTIK - BPPT.
3.2.1 Analisis Kebutuhan Analisis
kebutuhan
mewawancarai
staff
dalam
penelitian
ini dilakukan
dengan
dan pembimbing di PTIK – BPPT. Setelah
dilakukan wawancara, didapati bahwa PTIK – BPPT
membutuhkan
sebuah teknologi yang memiliki kapabilitas sebagai berikut: 1. Mengirimkan data ke sebuah grup berprotokol UDP secara multicast yang sudah ditentukan dalam waktu yang bersamaan. 2. Mempermudah user untuk bergabung dalam satu grup multicast yang telah dibangun. 3. Paket data dapat dikirimkan menggunakan kecepatan yang didukung
29
jaringan MPLS. Berdasarkan pada hasil wawancara yang sudah didapatkan, maka teknologi multicast MPLS VPLS, merupakan teknologi yang memiliki kapabilitas yang dibutuhkan oleh PTIK – BPPT. Mengacu pada tinjauan pustaka yang sudah dibuat pada bab 2, dapat disimpulkan bahwa, Multicast
merupakan
teknologi
yang
memungkinkan untuk
mengirimkan data ke sebuah grup yang sudah ditentukan secara bersamaan. MPLS merupakan sebuah solusi dalam pengiriman data dengan kecepatan tinggi. VPLS dapat meningkatkan fleksibilitas. QoS Dapat
menjamin
kualitas
layanan
pengiriman
data
yang
telah
dipesan oleh client. Adapun hasil yang didapatkan dalam melakukan penelitian ini akan digunakan oleh PTIK – BPPT sebagai bahan acuan untuk melakukan pengembangan teknologi multicast MPLS VPLS lebih lanjut. Di dalam penelitian ini PTIK – BPPT memiliki peran yaitu merepresentasikan sebuah jaringan Internet Service Provider dalam skala lab (testbed). Pengujian yang dilakukan adalah testbed tersebut berperan sebagai Internet service provider yang akan di digunakan untuk menguji kualitas infrastruktur jaringan yang akan di lewati paket multicast. Jaringan Internet service provider yang
akan
diimplementasikan
berbasis MPLS VPLS. MPLS digunakan sebagai backbone karena MPLS menawarkan kecepatan dalam pengiriman paket data. Setelah jaringan multicast berbasis MPLS VPLS dibangun, maka parameter yang akan diuji adalah seberapa besar jitter, packet delay, packet out of order dan packet loss serta apakah terjadi pengiriman secara multicast pada jaringan atau tidak.
3.2.2 Analisis Sistem Laboratorium PTIK BPPT memiliki testing labs yang mendukung berbagai macam kegiatan internal dan eksternal PTIK. Lab ini memiliki berbagai perangkat dan peralatan yang digunakan untuk mengukur dan meneliti beberapa bidang antara lain :
30
1. ELKON a. Electromagnetic Compatibility and Interference (EMC & EMI) b. Optronic and Photonic c. Telemetry d. Mobile Communication e. Surveillance and Navigation
2. FOSSKOM a. Free/Open Source Software (FOSS) Technology b. Interoperability c. Security d. Advanced Computing
Kegiatan utama dari Lab ELKON dan FOSSKOM adalah : 1. Menetapkan measurement, standarisation, testing, quality (MSTQ). 2. Menetapkan research dan development pada teknologi di bidang yang sebutkan diatas.
Gambar berikut adalah berbagai perangkat yang terdapat di testbed PTIK – BPPT :
Gambar 3.2 – Router Juniper
31
Gambar 3.3 Cisco 2960, Multilayer Switch Cisco 3560, Server Dell
Gambar 3.4 Rack B - Router Cisco 7200 & 2800
Gambar 3.5 - Router Cisco 2800 & Mikrotik Router Board 1200
32
3.3 Perancangan Sistem Dengan ketersediaan perangkat yang ada di PTIK – BPPT, maka perancangan logical dan physical untuk desain adalah sebagai berikut :
3.3.1 Perancangan Sistem Logical Tabel 3.1 Spesifikasi Sistem Logical yang Akan Dibangun Sistem Logical
Keterangan
MPLS
1.Berjenis MPLS VPLS
Multicast
1.Transfer data secara multicast
3.3.2 Perancangan Sistem Physical (Topologi Jaringan) Tabel 3.2 Spesifikasi Sistem Physical yang Akan Dibangun Keterangan CE_1
Router Mikrotik RB751U
CE_2
Router Mikrotik RB1200
PE1
Router Mikrotik RB1200
P
Router Mikrotik RB1200
PE2
Router Mikrotik RB1200
Gambar berikut adalah physical topologi setelah perancangan :
Gambar 3.6 – Router Mikrotik RB 1200 PE1
33
Gambar 3.7 – Router Mikrotik RB 1200 P, PE2 dan CE2
Gambar 3.8 – Router Mikrotik RB 751U
34
Gambar 3.9 Physical Topologi Sesudah Perancangan
Perancangan
topologi
pada
gambar
3.9 dibuat
berdasarkan
keterbatasan perangkat. Skenario trafik, akan dialirkan data video berstandar HD berformat 720p dengan metode streaming secara multicast menggunakan broadcaster sysmaster. Komputer melakukan
streaming
secara multicast dengan tujuan multicast grup 239.0.0.5 lalu komputer host dari CE_2 yang tergabung dalam grup tersebut dapat menerima paket streaming dari server. Komputer server akan berperan sebagai pengirim video streaming secara multicast. Layanan yang umum disewakan kepada pelanggan oleh Internet service provider, yaitu sebesar 2,048 mbps, dengan jaminan bandwidth sebesar 2 mbps untuk layanan video streaming. Perancangan dan pengukuran physical topologi Multicast berbasis MPLS VPLS ini terbagi menjadi beberapa tahapan :
A. Pemilihan Routing Protocol Routing diperlukan pada jaringan MPLS agar tiap router saling bertukar informasi mengenai routing table sehingga dapat mengetahui rute yang akan dituju. Dalam pemilihan routing protocol perlu memperhatikan
35
beberapa
hal,
seperti
ukuran
dari
suatu
jaringan, vendor dari
perangkat jaringan dan skalabilitas. Karena ingin melakukan simulasi sebagai Internet service provider, dalam penelitian
ini akan digunakan
dynamic
routing protocol.
Karena dalam praktek di dunia nyata, jumlah router yang berada di dalam jaringan MPLS dapat berjumlah ratusan, maka routing protocol yang akan digunakan adalah Open Shortest-Path First (OSPF). OSPF merupakan jenis protocol berjenis link-state, dimana setiap router mengetahui informasi mengenai router lain pada jaringan tersebut dan juga jalur yang menghubungkan
antar router. Pada
OSPF, informasi tersebut dibawa oleh Link-State Advertisement (LSA). Setelah suatu router mengetahui keberadaan router dan jalur yang ada, maka router tersebut akan menjalankan algoritma Dijkstra untuk mencari jalur terbaik. Karena semua router menjalankan perhitungan untuk data yang sama, maka setiap router akan
memiliki
gambaran
yang
sama mengenai topologi yang digunakan.
B. Mengaktifkan fitur MPLS Sebelum mengaktifkan fitur MPLS, sebaiknya membuat IP Loopback terlebih dahulu walaupun tidak di wajibkan. IP Loopback memiliki 2 fungsi yaitu a. Dikarenakan hanya 1 LDP session antara 2 router, sebanyak apa pun link yang menghubungkan mereka, IP Loopback akan memastikan bahwa LDP session tidak dapat dipengaruhi oleh status interface dan perubahan IP. b. Memastikan terjadinya popping pada hop ke dua dari belakang ketika menambahkan beberapa label seperti pada VPLS. Untuk mengaktifkan MPLS, setiap router harus mengaktifkan terlebih dahulu fitur Label Distribution Protocol (LDP) yang berfungsi untuk melakukan distribusi label pada jaringan MPLS. Selanjutnya adalah tahap dilakukannya konfigurasi VPLS yang berfungsi sebagai routing untuk setiap router. Setelah itu dilakukan konfigurasi Open Shortest-Path First (OSPF) untuk membawa protokol yang digunakan
36
dalam MPLS VPLS.
C. Mengaktifkan Fitur Transfer Data Multicast Untuk router harus
mengaktifkan
mengaktifkan
fitur
transfer
data
multicast,
setiap
multicast. Fitur multicast dapat
diaktifkan melalui perangkat mikrotik dengan meng-enable multicast package.
3.3.3 Perancangan Metode Pengukuran Perancangan metode pengukuran yang dilakukan bersifat client-toclient dengan menggunakan beberapa macam perangkat lunak seperti :
A. Pengukuran Menggunakan Jperf Pengukuran menggunakan Jperf dilakukan pada router CE1 dan CE2 dengan menjadikan client sebagai media ukur untuk jaringan MPLS VPLS yang telah dirancang.
B. Pengukuran menggunakan PRTG Pengukuran menggunakan PRTG digunakan untuk monitoring jaringan dengan menggunakan mode QoS dalam monitoring-nya. Dalam melakukan monitoring, penggunaan jaringan menggunakan SNMP, Packet Sniffing, WMI, IP SLAs Netflow dan berbagai protokol lainya.
C. Pengukuran menggunakan Wireshark Pengujian ini di lakukan untuk melihat jenis paket data yang kirim oleh broadcaster sysmater dengan tujuan untuk menjukan bahwa konfigurasi multicast sudah berjalan. Hal ini di lakukan dengan cara melihat alamat IP tujuan dari paket yang di kirim adalah IP dari group multicast yang telah di konfigurasi pada client.