BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1.
Metode yang Digunakan Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif
adalah penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, dan bagaimana tingkat ketergantungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas (Sugiyono, 2008,hal11). Metode penelitian yang digunakan adalah survei, Penggunaan metode survey dipilih karena penelitian dilakukan pada populasi besar, dan data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2008,hal7). Pendekatan survei dalam panelitian ini melalui penyebaran kuesioner yang dilakukan pada konsumen. Unit analisis berupa individu konsumen, yaitu para konsumen Groupon Disdus. Time Horizon adalah Cross Sectional atau penelitian dalam kurun waktu tertentu. Desain Penelitian akan dilakukan seperti berikut : Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian
T-1
Desain Riset Jenis
Metode
Penelitian
Penelitain
Asosiatif
Kuisioner
Unit Analisis
Time Horizon
Individu/
Cross-
Konsumen
sectional
Groupon Disdus
29
30
T-2
Asosiatif
Kuisioner
Individu/
Cross-
Konsumen
sectional
Groupon Disdus T-3
Asosiatif
Kuisioner
Individu/
Cross-
Konsumen
sectional
Groupon Disdus Sumber : Peneliti (2013) Keterangan : •
T-1 = Untuk mengetahui pengaruh antara Perceived Quality (X1) terhadap Buying Decision (Y) ?”
•
T-2 = Untuk mengetahui pengaruh antara Online Store Environment; Website Quality (X2) terhadap Buying Decision (Y) ?”
•
T-3 = Untuk mengetahui pengaruh antara Online Store Environment; Website Brand (X3) terhadap Buying Decision (Y) ?”
3.2.
Operasionalisasi Variabel Penelitian Berdasarkan Umar (2005,hal128), variabel didalam penelitian merupakan
suatu atribut dari sekelimpok objek yang diteliti dan mempunyai variasi antara satu dan lainnya dalam kelompok tersebut. Berikut adalah variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Variabel Independent /bebas (X) : variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau tibulnya variabel terikat. (Sugiyono, 2008, hal33). Dalam penelitian ini ada 3 buah yaitu: •
Perceived Quality (X1)
31
•
Online Store Environment; Website Quality (X2)
•
Online Store Environment; Website Brand (X3)
2. Variabel Dependent (terikat (Y) :merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008, hal33). Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu : •
Buying Decision (Y)
Skala pengukuran untuk instrumen penelitian digunakan adalah Likert dan Nominal. Skala likert dikembangkan oleh Rensis Likert ini akan menunjukan persetujuan atau ketisaksetujuan dari serangkaian pernyataan tentang suatu objek, dan biasanya memiliki lima atau tujuh kategori dari “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju” (Sugiyono, 2008,hal86). Berikut adalah tabel Operasionalisasi Variabel Penelitian ini : Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel
Perceived Quality (Persepsi Kualitas)
Teori
Konsep Variabel
Heriyanti, Persepsi P dan
konsumen
Siek, T.
terhadap
P. (2011)
keseluruhan kualitas
Effect of Word of Mouth Communi cation and Perceived Quality on Decision Making
atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama
Dimensi/ Sub Variabel 1.Performan ce (Kualitas)
Indikator
Kualitas dari produk/ jasa 2.Durability Daya tahan (Daya dari Tahan) produk/ jasa 3.Conforma Sesuai nce with dengan Specification spesifikasi (Kesesuaian yang telah dengan diinformasi spesifikasi) -kan 4. Features Nilai (Nilai tambah dari tambah) produk/ jasa
Skala Pengukuran Ordinal Interval (Skala Likert)
Instrumen Pengukuran Kuisioner Online
32
Moderate d by Gender : Jakarta Blackberr y Smartpho ne
dengan
Online Store Environment (Lingkungan Toko Online)
Chang, Hsin. H, and Chen, S.W. (2008).
Mencakup semua isyarat yang digunakan untuk merancang situs web dan tata letaknya.
Buying Decision (Keputusan Pembelian)
Kotler, P and Amstrong ,G (2001),
The impact of online store environm ent cues on purchase intention, trust, and perceived risk as a mediator.
Principle s of Marketin g,
maksud yang diharapkan
Tahap dalam proses pengambila n keputusan pembeli dimana konsumen benar-
5. Reliable (Kehandalan )
Kehandalan dari produk/ jasa 6.Serviceabil Pelayanan ity dari (Pelayanan) perusahan 7.Fit and Hasil akhir Finish (Hasil dari akhir) produk/ jasa yang didapatkan 8.Brand Nama Name merek (Nama suatu merek) produk/ jasa Website 1.Technical Quality adequancy (Kualitas (Kecukupsitus web) an teknis) 2.Content quality (Kualitas isi) 3.Specific Content (Isi spesifik) 4.Appearan -ce (Penampilan) Website 1.Website Brand Awareness (Merek situs (Kesadaran web) situs web) 2.Website Image (Citra situs web) Purchase 0.Tidak Decision (Tidak beli) 1.Ya (Beli)
Ordinal Interval (Skala Likert)
Kuisioner Online
Nominal
Kuisioner Online
33
Thriteen Edition, Pearson.
benar membeli produk, dan juga menyebutkan bahwa keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan Sumber : Peneliti (2013) 3.3.
Jenis dan Sumber data Penelitian Untuk mendapatkan data yang valid untuk penelitian, yang pertama perlu
diketahui adalah mengenal jenis-jenis data. Data dikelompokkan sebagai beirkut (Sugiyono, 2008, hal10) : 1. Menurut Sifat -
Data kualitatif, yaitu daya yang tidak berbentuk angka (non numeric)
-
Data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka.
2. Menurut Sumber -
Data internal, yaitu daya yang bersumber dari keadaan atau kegiatan suatu perusahaan
-
Data eksternal, yaitu data yang bersumber dari luar perusahaan.
34
3. Menurut cara perolehannya -
Data Primer, yaitu daya yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu perusahaan atau perorangan langsung dari objeknya.
-
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh pihak lain, biasanya dalam bentuk publikasi.
4. Menurut waktu pengumpulannya -
Data Cross Section, yaitu daya yang dikumpulkan dalam suatu periode tertentu yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam periode tersebut.
-
Data Time series (Longitudinal), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu yang bertujuan untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan dari waktu ke waktu.
Gambar 3.1 Jenis dan Sumber Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yang digunakan, yakni primer dan data sekunder. Data primer berupa informasi yang diperoleh dengan melakukan penelitian langsung, data ini didapatkan dari wawancara dan penyebaran kuesioner
35
secara online pada konsumen Groupon Disdus sehubungan dengan informasi yang diperlukan untuk penelitian ini. Sedangkan data sekunder didapatkan dari informasi data- data perusahaan berupa profil perusahaan dan teori- teori berkaitan variabel dalam penelitian ini yang diperoleh di perpustakaan. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data insternal. Data internal yang diperoleh dari perusahaan seperti data profil perusahaa Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Penelitian Tujuan
Data
Sumber Data
Jenis Data
T-1
Perceived Quality
Primer
Kuantitatif
T-2
Online Store
Primer
Kuantitatif
Primer
Kuantitatif
Pnelitian
Environment; Website Quality T-3
Online Store Environment; Website Brand
Sumber : Peneliti (2013)
3.4.
Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dalam memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian ini antara lain dengan cara : 1. Studi Kepustakaan (Library Research) Yaitu teknik pengumpulan data untuk mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian dan dijadikan landasan teori dengan cara
36
membaca buku- buku yang relevan dengan penyusunan skripsi, guna mendapat data-data sekunder. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Berikut ini adalah penelitian lapangan yang dilakukan untuk menghimpun data, yaitu : a. Wawancara Teknik pengumpulan data struktur restoran yang dilakukan dengan wawancara terhadap bagian HR Groupon Disdus yang berwenang. b. Kuisioner Yaitu daftar pernyataan mengenai gambaran umum dari konsumen, serta sebuah set pertanyaan yang merupakan penjabaran dari variabel Perceived Quality (X1), Online Store Environment; Website Quality (X2), Online Store Environment; Website Brand (X3), dan Buying Decision (Y) yang merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah pertanyaan di dalam kuisioner. Dan tiap pertanyaan tersebut merupakan jawaban- jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis guna mendapatkan data-data primer.
3.5.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik Sampling atau teknik pengambilan sampel adalah suatu cara yang
mengambil sampel yang representatif dari populasi dimana pengambilan sampel harus dilakukan sedemikan rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar mewakili dan mengambbarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Riduan dan Kuncoro, 2008, hal40).
37
Terdapat berbagai teknik pengambilan sampel yang dapat digunakan yang digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.2 Teknik Pengambilan Sampel Sumber : Sugiyono (2008) Menurut Sugiyono (2008, hal72), populasi adalah objek peneltian yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimplan. Populasi dalam penelitian ini adalah para konsumen Groupon Disdus yang pernah melakukan pembelian di Groupon Disdus dengan menyebarkan kuisioner online. Teknik pengambilan sampel yang diterapkan dalam penelitian ini adalah dengan nonprobability sampling dengan metode convenience sampling. Convenience sampling adalah tipe nonprobability sampling dimana peneliti dalam memilih unit- unit analisis dengan cara yang dianggap sesuai oleh peneliti, dalam hal ini adalah para pembeli di Groupon Disdus.
38
3.6.
Teknik Pengolahan Sampel Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008;hal38) Populasi adalah keseluruhan
dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah yang memenuhi syarat- syarat tertenu berkaitan dengan masalah penelitian. Secara umum, besarnya konsumen yang mengenal suatu perusahaan jarang diketahui dengan pasti. Dengan menggunakan kuisioner online, maka populasi dalam penelitian ini yaitu jumlah member Facebook di Fanspage Groupon Disdus yaitu sebanyak 124.700 member karena peneliti membagikan kuisioner tersebut kepada member Facebook di Fanspage Groupon Disdus. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan rumus Taro Yamane yaitu : n=
N N.d2 + 1
Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi d = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%) Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :
n=
124.700
= 99,91 responden
124.700(0.1)2 + 1 Maka dapat disimpulkan sampel yang diambil minimal responden 99 responden/ orang yang dibulatkan menjadi 100 responden/ orang.
39
3.7.
Metode Analisis Data Metode analisis data yang dipakai dikaitkan dengan masing-masing tujuan
seperti dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.4 Tabel Metode Analisis Tujuan Pnelitian
Data
T-1 : Pengaruh X1 terhadap Y
Regresi Logistik
T-2 : Pengaruh X2 terhadap Y
Regresi Logistik
T-3 : Pengaruh X3 terhadap Y
Regresi Logistik
Sumber : Peneliti (2013) 3.7.1. Pembobotan Nilai Didalam suatu penelitian, data merupakan hal yang sangat penting.Sebelum melakukan penyebaran kuesioner, penentuan skala pengukuan kuesioner adalah langkah yang pertama dilakukan agar mempermudah proses pengolahan data yang menggunakan program SPSS 20,0 (Statistical Package for Social Science), yaitu software yang dirancang untuk membantu pengolahan data secara statistik. Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey yaitu dengan menggunakan kuesioner dengan menggunakan pertanyaan tertutup berskala simatik (likert) dan nominal. Penggunaan skala simatik dengan lima skala poin untuk Perceived Quality, Online Store Environment; Website Quality, dan Online Store Environment; Website Brand, dimana setiap responden diminta untuk memilih salah satu altematif pilihan yang disediakan oleh peneliti. Sedangkan skala nominal dengan dua skala poin (Ya, Tidak) untuk Buying Decision.
40
Tabel 3.5. Tabel Pembobotan Nilai (Variable X1, X2, X3) Penilaian Sikap
Bobot penilaian
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Netral
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Sumber : Peneliti (2013)
Tabel 3.6 Tabel Pembobotan Nilai (Variable Y) Penilaian Sikap
Bobot penilaian
Tidak
0
Ya
1
Sumber : Peneliti (2013)
3.7.2 Transformasi Data Ordinal menjadi Interval Mentransformasi data ordinal menjadi data interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametric yang mana data setidak- tidaknya berskala interval. Data ordinal dapat ditransformasikan menjadi interval secara manual atau MSI (Method Of Successive Interval) ataupun menggunakan bantuan Software Minitab. Dalam hal ini penulis menggunakan MSI (Method Of Successive Interval) untuk mentransformasi data ordinal menjadi data interval. Langkah- langkah transformasi data ordinal menjadi data interval adalah sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2008,p30) : 1. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket/ kuisioner yang disebarkan;
41
2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4, dan 5 yang disebut sebagai frekuensi; 3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi; 4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan proporsi secara berurutan perkolom skor; 5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh; 6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel tinggi densitas); 7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :
8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus : Y = NS + [1 + NSmin]
3.7.3 Uji Validitas Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrument menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, hal109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesasihan suatu alat ukur. Suatu kuesioner yang baik harus dapat mengukur dengan jelas kerangka penelitian yang akan diukur. Untuk menguji validitas alat ukur,terlebih dulu dicari harga korelasi antara bagian– bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap
42
butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas menggunakan teknik korelasi Pearson product moment. Rumusnya adalah sebagai berikut
R hitung =
Dimana r hitung
= Koefisien Korelasi
∑Xi
= Jumlah skor item
∑Yi
=Jumlah skor total
n
=Total responden t Hitung = r
Dimana : t
= Nilai t hitung
r
= Koefisien korelasi hasil r hitung
n
= Jumlah responden
Distribusi (Tabel t) untuk a- 0,1 dan derajad kebebasan (df = n-2) Kaidah keputusan : t hitung ˃ t table berarti valid sebaliknya t hitung ˃ t table berati tidak valid Uji validitas ini disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang.Dengan jumlah minimal 30 orang ini,distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal.Pada uji validitas ini peneliti menggunakan Corrected ItemTotal Correlation
43
Untuk menguji validitas butir dapat dilakukan dengan program SPSS 20.0.Dengan langkah langkah sebagai berikut: 1. Menentukan hipotesis Ho = Skor butir berkorelasi positif dengan skor factor H1 = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor factor 2. Menentukan nilai r table -
Hitung nilai “df” dengan rumus df =n-2 (n=jumlah responden)
-
Hitung nilai “t” dengan cara : pilih menu “transform”, kemudian pilih sub menu “compute” pada kolom sebelah kiri diisi dengan “t”,dan disebelah kanan diisi dengan rumus “IDF.T(0.95,df). Kemudian “ok”.
-
Hitung nilai “r” dengan cara : pilih menu “transform”,kemudian pilih sub menu”compute variable” pada kolom sebelah kiri diisi dengan “r”,dan sebelah kanan diisi dengan rumus “t/sqrt(df+t**2)”. Kemudian “ok”
3.
Mencari r hasil
-
Masukkan data jawaban responden untuk diolah dengan software SPSS 17.0
-
Pilih menu “analyze” pilih sub menu “scale”,pilih yang “reliability analyze”
-
Kemudian pada kolom item isi dengan variable yang ingin dihitung.
-
Pada bagian “model”,biarkan pilihan pada “alpha”
-
Klik tombol “statistic”.Pada bagian “descriptive for” pilih semuanya (Item,Scale,Scale if item deleted)
-
Kemudian ok,maka akan keluar hasilnya Disini r hasil untuk tiap item bias dilihat padaoutput kolom CORRECTED ITEM-TOTAL CORRELATION pada tampilan software SPSS.
44
4. Mengambil Keputusan Dasar pengambilan keputusan : -
Jika r hasil positif, dan r hasil ˃ r table,maka butir tersebut Valid.
-
Jika r hasil tidak positif, dan r hasil ˃ r table, maka butir tersebut tidak Valid. Jika ada instrument pertanyaan yang tidak valid, maka instrument tersebut dibuang lalu diuji validitas kembali.Setelah pertanyaan dinyatakan semuanya valid, selanjutnya dilakukan uji reabilitas.
3.7.4 Uji Reliabilitas Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (realibel). Sangat disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal, 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. Pada program SPSS akan dibahas untuk uji yang seiring digunakan dalam penelitian yakni metode Alpha (Cronbach’s). Metode Alpha sangat cocok pada skor berskala (misal 1-4,1-5). Langkah yang dilakukan untuk uji reliabilitas adalah sebagai berikut; 1. Menetukan Hipotesis Ho = Skor butir berkorelasi positif dengan komposit faktornya. H1 = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan komposit faktornya.
45
2. Menentukan nilai r table. Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach’s Alpha,dimana suatu kuesioner dianggap reliable apabila Cronbach’s Alpha ˃ 0,6 3. Mencari r hasil Disini r hasil adalah angka ALPHA (terletak di akhir output) dari tampilan software SPSS. 4. Mengambil Kesimpulan : •
Jika r ALPHA positif,dan r APLHA ˃ r table,maka butir tersebut Reliabel.
•
Jika r ALPHA tidak positif, dan r ALPHA ˃ r table,maka butir tersebut tidak reliable
Menurut Sugiyono (2008, p248), tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach’s diukur berdasarkan skala Alpha 0 sampai 1. Apabila skala tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukurlah kemantapan Alpha dapata diinterpretasikan sebagai berikut Tabel 3.7 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Tingkat Reliabilitas
0.00 – 0.20
Kurang Reliabel
>0.20 - 0.40
Agak Reliabel
>0.40 - 0.60
Cukup Reliabel
>0.60 – 0.80
Reliabel
>0.80 – 1.00
Sangat Reliabel
Sumber : Sugiyono (2008)
46
3.7.5 Analisis Statistik Deskriptif Analisis ini dilakukan pada kuesioner yang telah disebarkan dan telah dijawab oleh responden,melalui perhitungan nilai rata-rata dari setiap jawaban dari pernyataan yang ada pada kuesinoer. Statistik deskriptif adalah kumpulan metode yang digunakan untuk menganalisis dan menyajikan data yang jumlahnya relatif besar, dengan tujuan untuk menggambarkan data tersebut agar dapat dimengerti dengan mudah untuk pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis (Santoso 2009, hal20) Statistik deskripstif atau penggambaran, merupakan salah satu teknik statistic dimana bertujuan untuk menggambarkan data – data yang telah dikumpulkan untuk disusun sehingga dapat ditampilkan untuk memudahkan pengguna data melakukan analisis statistic lebih lanjut. Deskriptif atau penggambaran sekumpulan data secara visual dapat dilakukan melalui 2 bagian,yaitu: -
Deskrpsi dalam bentuk tulisan atau teks Terdiri atas bagian yang penting yang menggambarkan isi data secara keseluruhan
-
Deskripsi dalam bentuk gambar atau grafik Grafik sebuah data biasanya disajikan untuk melengkapi deskripsi berupa teks agar data tampak lebih impresif dan komunikatif dengan para penggunanya.
47
3.7.6 Analisis Regression Binary Logistic (Regresi Logistik) Regresi biner digunakan untuk memprediksi besarnya variabel tergantung/ variabel keluarn yang merupakan variabel biner dengan menggunakan variabel bebas berskala interval yang sudah diketahui besarnya (Sarwono dan Herlina, 2012, hal308). Variabel biner ialah data dengan skala nominal (kategorial) yang hanya terdiri dari dua kemungkinan, yaitu “ya (1)” dan “tidak (0)” (Sarwono dan Budiono, 2012, p308). Dalam penelitian ini variabel binernya yaitu “ya (1)” dan “tidak (0)”. Regresi logistik merupakan pengembangan lebih lanjut sebagai multivariate chi square yaitu variabel dependentnya dalam skala data nominal (dikotomis). Regresi logistic termasuk dalam rumpun dari regresi sehingga kedudukannya sama dengan regresi linier, sebagai uji prediksi atau estimasi, namun secara sederhana perbedaan antara regresi biasa dengan permodelan logit ialah hanya pada variabel dependen atau responnya. Dimana pada regresi biasa data variabel berupa data kontinyu, namun pada regresi logistik, data variabel dependennya berupa kategorik, baik Biner (seperti Ya atau Tidak) yang sering disebut dikotomus, atau juga polycotomus (seperti sangat setuju, setuju, biasa, tidak setuju, dan sangat tidak setuju), namun yang sering digunakan adalah untuk variabel dependen dikotomus. Regresi logistik tidak terbatas hanya dapat diterapkan pada kasus dimana variabel X nya bertipe interval atau rasio saja. Tapi regresi logistik juga bisa diterapkan untuk kasus dimana variabel X nya bertipe data nominal atau ordinal. Hal ini seperti ini analog dengan regresi linier dengan variabel dummy.
48
3.7.6.1 Asumsi Regresi Logistik Dalam regresi logistik terdapat beberapa asumsi yang berlaku yaitu sebagai berikut : •
Tidak mengasumsikan hubungan linier antar variabel dependen dan independent.
•
Variabel dependen harus bersifat dikotomi/ biner (2 variabel).
•
Variabel independent tidak harus memiliki keragaman yang sama antar kelompok variabel.
•
Kategori dalam variabel independent harus terpisah satu sama lain atau bersifat eksklusif.
•
Sampel yang diperlukan dalam jumlah relatif besar, minimum dibutuhkan hingga 50 sampel data untuk sebuah variabel prediktor (bebas).
•
Hubungan antar variabel lebih bersifat sigmoidal (berbentuk seperti huruf s) daripada berbentuk linier.
•
Variabel bebas tidak memerlukan asumsi multivariate normality.
•
Variabel bebas tidak perlu dirubah ke bentuk metrik (interval atau skala ratio)
•
Regresi
logistik
dapat
menyeleksi
hubungan
karena
menggunakan
pendekatan non linier log transformasi untuk memprediksi odds ratio. Odd dalam regresi logistik sering dinyatakan sebagai probabilitas.
49
3.7.6.2 Syarat Regresi Logistik Analisis pengujian dengan menggunakan regresi logistik menurut Sarwono dan Herlina (2012, hal310) perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Menilai Kelayakan Model Regresi (goodness of fit test) Langkah pertama adalah menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit) : Ho : Model yang dihipotesakan fit dengan data Ha : model yang dihipotesakan tidak fit dengan data Pengambilan keputusan dalam model ini adalah dengan memperhatikan nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai ChiSquare pada bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow: a) Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima b) Jika probabilitas ≤ 0,05, maka Ho ditolak 2. Menilai Keseluruhan Model (overall model fit) Langkah selanjutnya adalah menilai model fit secara keseluruhan terhadap data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah dengan memperhatikan angka -2 Log Likehood (LL) pada awal (block number =0) dan angka -2 Log Likehood (LL) pada blok number =1. Jika terjadi penurunan angka -2 Log Likehood (blok number = 0 – blok number = 1) menunjukkan model regresi yang baik Log Likehood pada logistic regression mirip dengan pengertian “sum of squarred error” pada model regresi, sehingga penurunan Log Likehood menunjukkan model regresi yang baik. Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression
50
yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari Cox dan Snell’s R Square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Nilai Nagelkerke’s R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. 3. Menguji Koefisien Regresi Logistic Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam uji koefisien regresi adalah: •
Pada umumnya level signifikan yang dapat diaplikasikan untuk pengujian adalah pada level 5% (0,05) - 10% (0.1) untuk riset konsumen. Sehingga level signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10%.
•
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan pada significant p-value (probabilitas value). Jika p-value (signifikan) > α, maka hipotesis diterima. Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis sebagai berikut = β0 + β1X1+ β2X2+ β3X3
Keterangan : P
= Buying Decision (0 = Tidak, 1= Ya)
X1
= Perceived Quality
X2
= Online Store Environment; Website Quality
X3
= Online Store Environment; Website Brand
4. Selanjutnya penelitian ini menggunakan metode stepwise dalam analisa regresi logistiknya. Metode Stepwise adalah prosedur penyeleksian atau
51
penghilangan beberapa variabel dalam model yang didasarkan pada algoritma secara statistik variabel yang nyata terhadap model. Tahap penyeleksian variabel dilakukan secara iterasi sampai didapatkan variabel -variabel penjelas yang nyata terhadap model.
3.8
Rancangan Uji Hipotesis Menurut Sarwono dan Herlina (2012, hal150), hipotesis merupakan istilah
yang lazim digunakan dalam prosedur ilmiah. Sesuatu dikatakan ilmiah apabila prosedur membuat kesimpulan mengikuti prosedur-prosedur ilmiah. Prosedur ilmiah dimulai dengan identifikasi masalah, kemudian mencoba mencari jawaban (sementara) atas permasalahan tersebut dengan membuat hipotesis, kemudian menguji hipotesis tersebut dan mendasarkan hasil pengujian lalu dibuat kesimpulan. Hipotesis pada umumnya dinyatakan dalam bentuk : •
Hipotesis nol (Ho) Hipotesis nol atau dikenal pula dengan istilah null hypothesis, yaitu pernyataan hipotesis yang menunjukan tidak ada perubahan.
•
Hipotesis alternative (Ha) Hipotesis alternative atau dikenal pula dengan istilah alternative hypothesis, yaitu pernyataan hipotesis yang menunjukan hasil yang diharapkan. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diharapkan peneliti dan dinyatakan dalam bentuk hipotesis alternatif. Dalam penelitian ini, tingkat kepercayaan yang digunakan adalah sebesar 95% jadi tingkat kesalahan/ alpha 5%. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
52
Jika sig > 0.05 = Ho diterima atau Ha ditolak Jika sig < 0.05 = Ho ditolak atau Ha diterima Dengan demikian hipotesis yang dibuat adalah : •
Untuk T- 1 Hipotesis : Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel Perceived Quality (X1) terhadap variabel Buying Decision (Y). Ha : Ada pengaruh yang signifikan dari variabel Perceived Quality (X1) terhadap variabel Buying Decision (Y).
•
Untuk T- 2 Hipotesis : Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel Online Store Environment; Website Quality (X2) terhadap variabel Buying Decision (Y). Ha : Ada pengaruh yang signifikan dari variabel Online Store Environment; Website Quality (X2) terhadap variabel Buying Decision (Y).
•
Untuk T- 3 Hipotesis : Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel Online Store Environment; Website Brand (X3) terhadap variabel Buying Decision (Y).
53
Ha : Ada pengaruh yang signifikan dari variabel Online Store Environment; Website Brand (X3) terhadap variabel Buying Decision (Y).
3.9
Rancangan Pemecahan Masalah Dalam penelitian ini membahas beberapa masalah yaitu : ingin mengetahui
bagaimana pengaruh dari variabel Perceived Quality terhadap variabel Buying Decision, pengaruh dari variabel Online Store Environment; Website Quality terhadap variabel Buying Decision, dan
pengaruh dari variabel Online Store
Environment; Website Brand terhadap variabel Buying Decision. Ketiga variabel tersebut dianalisis untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing- masing variabel terhadap pengambilan keputusan. Dari hasil analisis tersebut perusahaan dapat mengetahui seberapa besar Perceived Quality berpengaruh terhadap Buying Decision konsumen Groupon Disdus, mengetahui seberapa besar Online Store Environment; Website Quality berpengaruh terhadap Buying Decision konsumen Groupon Disdus, dan mengetahui seberapa besar Online Store Environment;Website Brand berpengaruh terhadap Buying Decision konsumen Groupon Disdus.