BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan asosiatif. Menurut Nazir
(2003,p.54) Penelitian asosiatif yaitu metode untuk mencari korelasi atau hubungan kausal (mananyakan apakah ada hubungan atau terhadap variable independent mempengaruhi variabel dependent).
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan
Jenis dan Metode
T-1
Asosiatif-Survei
Individu Æ Karyawan
One Shoot – Cross Section
T-2
Asosiatif-Survei
Individu Æ Karyawan
One Shoot – Cross Section
Unit Analisis
Time Horizon
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Keterangan : T-1 => Untuk mengetahui dan menganalisis kontribusi gaya kepemimpinan dan budaya organisasi secara simultan terhadap profesionalisme karyawan Klinik Citra Insani. T-2=> Untuk mengetahui dan menganalisis kontribusi gaya kepemimpinan,budaya organisasi dan profesionalisme secara simultan terhadap kepuasan kerja karyawan Klinik Citra Insani.
1.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel
Dimensi
Berorientasi tugas Gaya Kepemimpinan (X1)
Penilaian kerja karyawan Motivasi pimpinan Tingkat kedisiplinan karyawan
Instrumen Ukuran
Skala
Skala Pengukuran
Kuesioner
Interval
Likert
Kuesioner
Interval
Likert
Kuesioner
Interval
Likert
Kuesioner
Interval
Likert
Kuesioner
Interval
Likert
Kuesioner
Interval
Likert
Kuesioner
Interval
Likert
Hubungan baik Berorientasi hubungan
Sosialisasi
Budaya Organisasi (X2)
Indikator
Perhatian pimpinan Komunikasi pimpinan Perhatian pimpinan atas prestasi kerja Interaksi Rasa percaya Rasa hormat
Bahasa Seleksi
Kesatuan Bahasa Pengetahuan Keterampilan
Skills Profesionalisme (Y)
Knowledge
Kemampuan menerapkan ilmu Kemampuan menyelesaikan tugas Kemampuan menyelesaikan masalah Penguasaan ilmu Bersifat intelektual
Penguasaan iptek Tanggung jawab Menghormati nilai sosial Jujur Behavior
Bisa dipercaya
Kuesioner
Interval
Likert
Kuesioner
Interval
Likert
Kuesioner
Interval
Likert
Kuesioner
Interval
Likert
Loyal/setia
kerja yang secara mental menantang
Kepuasan kerja karyawan (Z) Imbalan yang pantas
Rekan kerja Yang mendukung
Terbuka pada kritik keleluasaan bekerja Kesempatan mengerjakan tugas yang beraneka ragam Kesempatan menyampaikan keluhan dan ide Pekerjaan sesuai keahlian Menyenangi tugas yang diberikan Kesetaraan jumlah imbalan dengan perusahaan sejenis Pendapatan yang memadai Kesesuaian imbalan dengan kontribusi yang diberikan Tunjangan Bimbingan pimpinan Sapaan atasan Kebijakan pimpinan adil
Rekan kerja menghargai hasil kerja Kesempatan berinteraksi dengan rekan kerja
Kondisi kerja Yang mendukung
Peralatan kantor yang memadai Ruang kerja yang terbaik Kondisi keamanan di lingkungan kerja Kondisi kesehatan di tempat kerja
Kuesioner
Interval
Likert
Sumber : Data Penelitian
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Data yang diperlukan untuk kepentingan penelitian ini dikelompokan dalam dua golongan, yaitu : 1.
Data Primer Data yang diperoleh secara langsung berupa tanggapan, saran, kritik, pertanyaan, dan penilaian dari karyawan sebagai responden, penjelasan dan keterangan pihak Klinik Citra Insani serta keterangan hasil pengamatan secara langsung atas wawancara terhadap karyawan Klinik Citra Insani.
2.
Data Sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung, didapatkan dari data atau arsip Klinik Citra Insani.
Adapun mengenai keterangan data primer dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut :
Data
Sumber Data
Data Gaya Kepemimpinan Data Budaya Organisasi Data Profesionalisme
Data primer dari kuesioner karyawan Data primer dari kuesioner Karyawan Data primer dari kuesioner karyawan Data primer dari kuesioner karyawan
Data Kepuasan kerja
Tujuan T-1 T-2 √
√
√
√
√
√ √
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Sumber : Data Penelitian
3.4. Tempat dan waktu penelitian Tempat yang peneliti tentukan adalah Klinik Citra Insani, Gedung Citra Insani Foundation Jl. Selabintana No 113 Sukabumi Jawa Barat. Dan sebagai objek dari penelitian ini adalah karyawan Klinik Citra Insani. Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Juli tahun 2009.
3.5. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang akan diolah, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Lapangan/ Riset Lapangan (Field Research) •
Observasi, tinjauan langsung ke lapangan untuk membantu pengidentifikasian perilaku pasien.
•
Kuesioner, menggunakan format pertanyaan yang menggunakan skala
2. Studi kepustakaan/ Riset kepustakaan (Library Research) Studi yang dilakukan dengan cara mempelajari buku- buku wajib (textbooks), buku-buku pelengkap atau referensi, majalah, jurnal, laporan resmi dari perusahaan, internet research dan catatan kuliah yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.Dengan studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dan landasan teori sebagai bahan untuk studi perbandingan.
3.6. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menduga/ mewakili nilai suatu populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah
Karyawan Klinik Citra
Insani Teknik Pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane sebagai berikut:
Dimana:
n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d2 = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
3.7. Metode Analisis Metode Analisis Berdasarkan Tujuan Penelitian Tabel 3.4 Metode Analisis Berdasarkan Tujuan Penelitian Tujuan
Alat analisis
T-1
Path Analysis dan Korelasi Pearson
T-2
Path Analysis dan Korelasi Pearson
Sumber : Data Penelitian
Ha: Variabel X memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y Dasar pengambilan keputusan Sig ≥ α Æ Ho diterima, Ha ditolak Sig < α Æ Ho ditolak, Ha diterima Ket: α (alpha) = tingkat presisi, batas ketidakakuratan (1-tingkat kepercayaan)
B.
Path Analysis Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an
oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog & Sorbom, 1996; Johnson & Wichern,
1992). Path Analysis
diartikan
oleh Bhornstedt
(1974
dalam
Kusnendi,
2005,p.1)yang dikutip oleh Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro (2007,p.1) bahwa “a
technique for estimating the effect’s a set of independent variables han on a dependent caribale from a set of observed correlations, given a set of hypothesized causal asymmetric relation among the varibales.” Sedangkan Tujuan utama path analysis adalah ….. a method of measuring the direct influence along each separate path in such a system and thus of finding the degree to which variation of a given effect is determined by each particular cause. The method depend on the combination of knowledge og the degree of correlation among the variables in a system with such knowledge as may possessed of the causal relations (Maruyama, 2000,p.16). Jadi, model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variable dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variable terikat (endogen). Teknik analisis jalur ini akan digunakan dalam menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur hubungan kausal
antara variable X1, X2 dan X3 terhadap Y serta dampaknya kepada Z. Analisis korelasi dan regresi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur. Al Rasyid dalam Sitepu (1994,p.24) yang dikutip oleh Riduwan dan Kuncoro (2007, p.115) mengatakan bahwa dalam penelitian social tidak semata-mata hanya mengungkapkan hubungan variable sebagai terjemahan statistic dari hubungan antara variable alami, tetapi terfokus pada upaya untuk mengungkapkan hubungan kausal antar variable. Manfaat lain model path analysis adalah untuk: (1) Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti; (2) Prediksi nilai variable terikat (Y) berdasarkan nilai variable bebas (X), dan prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif; (3) Faktor determinan yaitu penentuan variable bebas (X) mana yang berpengaruh dominan terhadap variable terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y); (4) Pengujian model, menggunakan theory trimming, baik untuk uji reliabilitas (uji kejegan) konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru. Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007, p.2), asumsi-asumsi yang mendasari path
analysis sebagai berikut: 1. Pada model path analysis, hubungan antar variable adalah bersifar linier, adaptif dan bersifat normal. 2. Hanya system aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik. 3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio. 4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. 5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrument pengukuran valid dan reliable) artinya variable yang diteliti dapat diobservasi secara langsung.
6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artnya model teori yang dikaji atau dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variable yang diteliti. Pada diagram jalur digunakan dua macam anak panah, yaitu: (a) anak panah satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah variable eksogen [variable penyebab (X)]
terhadap
sebuah
variable
endogen
[variable
akibat
(Y)],
misalnya:
dan (b) anak panah dua anak yang menyatakan hubungan korelasional antara variable eksogen, misalnya
Langkah-langkah menguji Path Analysis sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis dan persamaan structural Struktur: Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy ε1 2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan. Hipotesis: Naik turunnya variable endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh variable eksogen (X1 dan X2). b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan: Persamaan regresi ganda: Y = a + b1X1 + b1X2 + ε1 Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresiyang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien
jalur yang distandarkan (standardize path coefficient) ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh (bukan memprediksi) variable bebas (eksogen) terhadap variable lain yang diberlakukan sebagai variable terikat (endogen). Koefisien path ditunjukkan oleh output yang dinamakan Coefficient atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada diagram jalur sederhana mengandung satu unsur hubungan antara variable eksogen dengan variable endogen, maka koefisien path-nya adalah sama dengan koefisien korelasi r sederhana.
3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan) Uji secara keseluruhan hipotesis statistic dirumuskan sebagai berikut Ha: ρyx1 = ρyx2 = ....... = ρyxk ≠ 0 Ho: ρyx1 = ρyx2 = …….. = ρyxk = 0 a. Kaidah pengujian signifikansi secara manual: Menggunakan Tabel F
Keterangan: n= jumlah sampel k= jumlah variable eksogen R2yxk= R Jika F
square
hitung
F
hitung
≥F ≤F
tabel,
maka tolak Ho artinya signifikan dan
tabel,
terima Ho artinya tidak signifikan
Dengan taraf signifikan (α) = 0,05 Carilah nilai F F
tabel
=F
tabel
menggunakan Tabel F dengan menggunakan rumus:
{(1-α) (dk=k), (dk=n-k-1)
Cara mencari F
tabel
: nilai
atau F
(dk=k)
{(1-α) (v1=k), (v2=n-k-1)}
atau V1 disebut sebagai nilai pembilang
Nilai
(dk=n-k-1)
atau V2 disebut sebagai nilai penyebut
b. Kaidah pengujian signifikansi: Program SPSS -
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
-
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
4. Menghitung Koefisien jalur secara Individu Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistic berikut: Ha: ρyx1 > 0 Ho: pyx1 = 0 Secara individual uji statistic yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus (Kusnendi, 2005,p.12)
Keterangan: Statistik SeρX1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi setelah data ordinal ditansformasi ke interval. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut. -
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
-
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya siginifikan.
5. Meringkas dan menyimpulkan Kemudian setelah didapat hasil perhitungan maka dibuatlah ringkasan dari hasil penelitian
tersebut
kemudian
dianalisis
dan
disimpulkan
yang
berguna
untuk
pengambilan keputusan penelitian.
3.8. Uji Validitas Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrument menurut Riduwan (2004,p.109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan suatu alat ukur. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur yang digunakan rumus:
Dimana: r
hitung
= Koefisien korelasi
∑ Xi
= Jumlah skor item
∑ Yi
= Jumlah skor total
n
= Jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :
Dimana: t
= Nilai t
r
= Koefisien korelasi hasil r
n
= Jumlah responden
hitung
hitung
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajad kebebasan (dk = n-2) Kaidah keputusan : Jika t
hitung
>t
table
berarti valid seblaiknya
t
hitung
table
berarti tidak valid
Jika instrument itu valid, maka dilihat criteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut: Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0600 – 0,799 : tinggi Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 – 0,399 : rendah Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah
3.9. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrument) yang digunakan. Uji reliabilitas instrument dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha. Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut: Langkah 1: Menghitung Varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
Dimana: = Varians skor tiap-tiap item
Si
Σ Xi2 = Jumlah kuadrat item Xi (ΣXi)2 = Jumlah item Si dikudratkan N
= Jumlah responden
Langkah 2: Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus: Σ Si = S1 + S2 + S3……. Sn Dimana: Σ Si
= Jumlah Varians semua item
S1 + S2 + S3……. Sn = Varians item ke- 1,2,3…….n Langkah 3: Menghiting Varians total dengan rumus:
Dimana: = Varians total
St ΣX
2 t
= Jumlah kuadrat X total
(Σ X t)2 = Jumlah X total dikuadratkan
Langkah 4: Masukkan nilai Alpha dengan rumus:
Dimana: r11
= Nilai Reliabilitas
Σ Si
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
St
= Varians total
K
= Jumlah item
Kemudian diuji dengan uji Reliabilitas instrument dilakukan dengan rumus Korelasi Pearson
Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:
Harga r akhir.
xy
atau rb ini baru menunjukkan reabilitas setengah tes. Oleh karenanya disebut r
awal-
Untuk mencari reabilitas seluruh tes digunakan rumus spearman Brown yakni:
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk alpha 0,05 atau alpha 0,01 dengan derajad kebebasan (dk = n-2). Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan r table. Adapun kaidah keputusan: Jika r11 >r
tabel
berarti reliabel dan r
11
tabel
berarti Tidak Reliabel
3.10. Rancangan Uji Hipotesis Rancangan Uji Hipotesis menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana tingkat presisi (α) = 5%=0,05 Dasar Pengambilan Keputusan: ‐
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
‐
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya siginifikan.
Variabel: X1 = Gaya Kepemimpinan
X2 = Budaya Organisasi Y = Profesionalisme Z = Kepuasan Kerja Karyawan 1. Tujuan 1 (T-1) Tujuan 1 (T-1) berdasarkan substruktur sebagai berikut: Y= ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy ε1
X1
ρyX1
ε1 Y
X2
ρyX2
Sumber: Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro
Gambar 3.1 Substruktur 1 Analisis Jalur a. Uji korelasi variable X1 dengan variable Y Hipotesis penelitian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: Ho : ρyX1 = 0 Ha : ρyX1 >0 Hipotesis bentuk kalimat: Ho: X1 tidak ada hubungan yang signifikan dengan variable Y Ha: X1 ada hubungan yang signifikan dengan variable Y Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
Keterangan: Statistik Se
ρX1
diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk dianalisis
regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval b. Uji korelasi variable X2 dengan variable Y Hipotesis penelitian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: Ho :ρyX2 = 0 Ha : ρyX2 > 0 Hipotesis bentuk kalimat: Ho: X2 tidak ada hubungan yang signifikan dengan variable Y Ha: X2 ada hubungan yang signifikan dengan variable Y Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
Keterangan: Statistik Se
ρX2
diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk dianalisis
regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval c.
Pengujian secara keseluruhan. Hipotesis statistic dirumuskan sebagai berikut: Ho: ρyX1 = ρyX2 ≠ 0 Ha: ρyX1 = ρyX2 = 0 Hipotesis dalam bentuk kalimat: Ho: Variabel X1 dan X2 tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Variabel Y Ha: Variabel X1 dan X2 berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variable Y
2. Tujuan 2 (T-2) Tujuan 1 (T-1) berdasarkan substruktur sebagai berikut: Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz ε2
ε1
X1
ε2 ρZX1
ρyX1
Y
ΡZY
Z
ρyX2 ρZX1
X2
Sumber: Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro
Gambar 3.2 Substruktur 2 Analisis Jalur
a. Uji korelasi variable X1 dengan variable Z Hipotesis penelitian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: Ho : ρzX1 = 0 Ha : ρzX1 >0 Hipotesis bentuk kalimat: Ho: X1 tidak ada hubungan yang signifikan dengan variable Z Ha: X1 ada hubungan yang signifikan dengan variable Z Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
Keterangan: Statistik Se
ρX1
diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk dianalisis
regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval b. Uji korelasi variable X2 dengan variable Z Hipotesis penelitian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut:
Ho : ρzX2 = 0 Ha : ρzX2 >0 Hipotesis bentuk kalimat: Ho: X2 tidak ada hubungan yang signifikan dengan variable Z Ha: X2 ada hubungan yang signifikan dengan variable Z Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
Keterangan: Statistik Se
ρX2
diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk dianalisis
regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval c.
Uji korelasi variable Y dengan variable Z Hipotesis penelitian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: Ho : ρzy = 0 Ha : ρzy >0 Hipotesis bentuk kalimat: Ho: Y tidak ada hubungan yang signifikan dengan variable Z Ha: Y ada hubungan yang signifikan dengan variable Z Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
Keterangan: Statistik Se
ρy
diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk dianalisis
regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval d. Pengujian secara keseluruhan. Hipotesis statistic dirumuskan sebagai berikut: Ho: ρzy = ρzX2 = ρzX1 ≠ 0 Ha: ρzy = ρzX2 = ρzX1 = 0
Hipotesis dalam bentuk kalimat: Ho: Variabel X1, X2 dan Y tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Variabel Z Ha: Variabel X1 , X2
dan Y berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap
variable Z Persamaan Struktural diagram Jalur adalah: Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy ε1 Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz ε2
3.11 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu setelah semua data dan hasil analisis telah selesai dikumpulkan, maka selanjutnya dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada karyawan Klinik Citra Insani, akan digunakan untuk menggambarkan bagaimana hubungan antara implementasi gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap profesionalisme dan dampaknya terhadap kepuasan kerja karyawan Klinik Citra Insani. Dari analisis diatas, apabila terdapat pengaruh dan hubungan yang kuat antara implementasi gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap profesionalisme maka artinya gaya kepemimpinan yang di miliki pimpinan Klinik Citra Insani sudah baik karena mampu menciptakan nilai yang baik kepada profesionalisme. Jika dilihat dari profesionalisme yang sudah baik atau tinggi maka karyawan seharusnya menjadi puas akan pekerjaan mereka. Jika gaya kepemimpinan dan budaya organisasi sudah baik, profesionalisme tinggi tetapi tidak membuat karyawan merasa puas akan pekerjaan mereka, berarti ada faktor lain yang menyebabkan hal ini, begitu juga sebaliknya.
A.
Koefisien Korelasi Pearson Berdasarkan Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro (2007,p61) untuk mengetahui
hubungan antara variable X1 dengan Y dan X2 dengan Y dan X1 dan X2 terhadap Y digunakan teknik korelasi. Analisis korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment, dengan rumus:
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (1≤r≤+1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r=0 artinya tidak ada korelasi; dan r=1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan ditampilkan pada Tabel Intepretasi Nilai r sebagai berikut.
Tabel 3.5 Intepretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,40 – 0,599
Cukup Kuat
0,20 – 0,399
Rendah
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
Sumber: Riduwan dan Kuncoro (2007:62)
Untuk mencari makna generalisasi, maka perlu melakukan uji signifikansi dari hubungan antara variable X terhadap Y. Uji signifikansi adalah sebagai berikut: Hipotesis Ho: Variabel X tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y
Dengan adanya gambaran ini, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi mengenai gaya kepemimpinan dan budaya organisasi yang telah ada selama ini dalam meningkatkan profesionalisme agar karyawan menjadi puas akan hasil pekerjaan mereka.