BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini bersifat asosiatif, penelitian asosiatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Pelaksanaan metode yang dilakukan adalah survei, yaitu penelitian yang dilakukan pada suatu populasi besar maupun kecil dengan menganalisis data yang diperoleh dari populasi itu sendiri. Unit analisis yang diteliti adalah karyawan bagian biro umum Sekretariat Jenderan Dewan Energi Nasional dengan informasi yang dikumpulkan satu kali pada waktu tertentu yang disebut dengan cross sectional. Hal ini ditunjukkan dalam tabel 3.1 berikut ini : Tabel 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian Tujuan Jenis
Metode
Unit
Time
Penelitian
Penelitian
Analisis
Horizon
Asosiatif
Survei
Individu
Penelitian
Cross T–1
Sectional Cross T–2
Asosiatif
Survei
Individu Sectional Cross
T–3
Asosiatif
Survei
Individu Sectional
Sumber: Penulis, 2013
26
27 Keterangan: T – 1 : Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara variabel Locus of Control Internal (X1) terhadap variabel Komitmen Organisasi (Y). T – 2 : Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara variabel Kepuasan Kerja (X2) terhadap variabel Komitmen Organisasi(Y). T – 3 : Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara variabel Locus of Control Internal (X1) dan Kepuasan Kerja (X2) terhadap variabel Komitmen Organisasi(Y).
3.2 Operasinalisasi Variabel Penelitian Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p11). Definisi operasional variabel adalah merupakan penjabaran dari variabel atau sub variabel, sehingga dapat diamati dan diukur dengan menentukan hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Variabel adalah karakteristik yang dapat diamati dan sesuatu (objek), dan mampu memberikan macam-macam nilai atau beberapa kategori. Penggunaan skala pada awal penelitian adalah skala ordinal karena data yang diperoleh dari kuesioner akan berbentuk ordinal, yaitu hanya menyatakan peringkat tanpa disertai jarak atau interval antar peringkat (Indriantoro dan Supomo, 2009, p98). Kemudian dalam pengolahan akan diubah menjadi data interval dengan transformasi data karena ini merupakan salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval (Riduwan dan Kuncoro, 2008, p30).
28 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Skala Variabel
Dimensi
Indikator
Pengukur an
Model Skala Pengukur an
Locus of
Locus of
• Kemampuan kerja
Ordinal
Skala
Control
Control
• Kepribadian
yang
Likert
(XI)
Internal
Tingkat dimana
ditransfor • Keberhasilan dalam kerja
m menjadi
• Kepercayaan diri
interval
• Kegagalan kerja individu bukan
individu yakin
disebabkan karena hubungan
bahwa
dengan mitra kerja
mereka adalah penentu nasib mereka sendiri.
Sumber: Robbins (2007,p139) Kepuasan
1. Pekerjaan
Kerja (X2)
itu sendiri
• Pekerjaan
sesuai
dengan Ordinal yang
keahlian
ditransfor Hasil dari
• Tugas yang penting
persepsi
• Peluang
karyawan
keputusan
dalam
m menjadi mengambil interval
Skala Likert
29 mengenai
2. Gaji
seberapa
• Gaji sesuai standar perusahaan • Gaji sesuai tuntutan pekerjaan
baik • Bonus
pekerjaan mereka memberika n hal yang dinilai
dengan
kemampuan 3. Kesempatan
• Kesempatan
Promosi
secara
promosi
sesuai
adil
Promosi
penting.
• Kesempatan
prestasi karyawan
Sumber: Luthans
sesuai
4. Atasan
(2006,p243)
• Memberikan pekerjaan yang menantang • Pemahaman
akan
pendapat
Karyawan 5. Rekan Kerja
• Kesempatan
berinteraksi
dengan rekan kerja • Rekan kerja sebagai sumber semangat
Komitmen
1.
• Emosional karyawan
Ordinal
Skala
Organisasi
Komitmen
• Identifikasi sikap karyawan
yang
Likert
(Y)
Afektif
ditransfor • Keterlibatan dalam organisasi
Tingkat dimana seseorang karyawan memihak
2. Komitmen
• Kerugian keluarnya
Kelanjutan organisasi
m menjadi interval
yang berhubungan karyawan
dari
30 sebuah
3.Komitmen
organisasi
Normatif
• Perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi
serta tujuantujuan dan keinginan untuk mempertah ankan keanggotan dalam organisasi tersebut.
Sumber: Robbins dan Judge (2008,p100) Sumber: Operasional Varibel Peneliatian Penulis, 2013
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, ada beberapa data yang diperlukan dalam penelitian ini. Jenis dari masing-masing data adalah kuantitatif, yaitu data-data yang berbentuk angka atau kualitatif yang diangkakan berupa angka (Sugiyono, 2007, p13). Dalam penelitian ini memiliki sumber data yang terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari sumbernya data tanpa melalui perantara. Sedangkan data sekunder
31 adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media dan perantara lain. Dalam penelitian ini, data yang lebih banyak digunakan adalah data primer, data primer tersebut didapat dengan cara menyebar kuesioner dan menggunakan data sekunder yang didapat dari perusahaan sebagai bahan referensi.
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis dan Sumber Data Tujuan Penelitian
Jenis
Sumber
Data
Data
Data
Locus of Control Internal dan
Data Primer dari Data Kuantitatif
T–1 Komitmen
Kuesioner
Organisasi Kepuasan Kerja Data Primer dari T–2
dan Komitmen
Data Kuantitatif Kuesioner
Organisasi Locus of Control Internal , Kepuasan T–3 Kerja, dan Komitmen Kerja Sumber: Penulis, 2013
Data Primer dari Data Kuantitatif Kuesioner
32 3.4 Tehnik Pengambilan Data Dalam penelitian ini pada dasarnya menggunakan data primer dan didukung oleh data sekunder. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa metode pengumpulan data yang terdiri dari: 1) Library Research Data yang dikumpulkan berupa data sekunder, baik dari data yang dimiliki oleh perusahaan, buku, jurnal, internet, atau sumber-sumber lainnya. 2) Field Research (a) Kuesioner Menurut
Sugiyono
(2004:135),
Kuesioner
merupakan
teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan / pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner dibuat menggunakan skala pengukuran likert. Skala Likert yaitu skala yang didasarkan pada penjumlahan sikap responden dalam merespon penyataan berkaitan indikator – indikator suatu konsep atau variabel yang sedang diukur menurut Sanusi (2011:59). Penyusunan pernyataan dirancang agar dapat dijawab dengan 5 tingkatan jawaban yang berbeda, di mana tingkatan jawaban tersebut sebagai berikut: Tabel 3.4 Alternatif Jawaban Responden 1
Sangat Tidak Setuju
Diberi Skor 1
2
Tidak Setuju
Diberi Skor 2
33 3
Kurang Setuju
Diberi Skor 3
4
Setuju
Diberi Skor 4
5
Sangat Setuju
Diberi Skor 5
Sumber: Supranto (2003:p132) Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran Nilai dan kategori batas penelitian dapat dilihat dengan memperhitungkan: Nilai terendah = 1, yaitu jika jawaban responden adalah “Sangat Tidak Setuju”. Nilai tertinggi = 5, yaitu jika jawaban responden adalah “Sangat Setuju”. Besar interval dapat ditentukan sebagai berikut: व॓ख़ोॗज़े॑= शेॗेॐमे॓फ़ेॐ षो॑ेक़= ॄ॒ेढ़−ॄ॒ॎ॓/ॐ= 5−15=0,80
(b) Wawancara (interview) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2007, p130). Melakukan wawancara dengan pihak perusahaan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel Menurut Sanusi (2011:95) Purposive Sampling dapat disebut pula dengan Judgment sampling, yaitu pengambilan sample yang didasarkan pada pertimbangan – pertimbangan tertemtu.
34 Menurut Rocco J. Perla, EdD dan Lloyd P. Provost, MS (2012) judgment sampling adalah jenis sampel non probability yang dipilih berdasarkan pengetahuan dari ahli subyek dengan pengetahuan tentang proses yang sedang dipelajari. Menurut Uma Sekaran (2007:237) judgment sampling merupakan desain pengambilan sampel nonprobabilitas dengan tujuan yang jelas dimana subjek sampel dipilih berdasarkan kemampuan individu untuk memberikan jenis informasi khusus yang diperlukan oleh peneliti. Menurut Uma
Sekaran
(2006:137) pengambilan
sampel berdasarkan
pertimbangan tertentu (judgement sampling) melibatkan pemilihan subjek yang berada di tempat yang paling menguntungkan atau dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang diperlukan. Dari definisi para ahli diatas dan dari hasil penelitian pendahuluan yang subjek penelitian berjumlah 65 responden, penulis menghasilkan 52 responden locus of control internal dan 13 responden locus of control eksternal, maka penelitian ini penulis hanya mengambil sample 52 responden yang locus of control internal.
3.6 Metode Analisis Dalam penelitian ini metode analisis yang akan digunakan adalah metode analisis asosiatif kuantitatif untuk T-1, T-2, dan T-3. Analisis diawali dengan instrument penelitian, yaitu kuesioner. Dari hasil kuesioner tersebut didapatkan data yang akan dianalisis lebih lanjut untuk menjawab tujuan dari penelitian, yaitu dengan uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji korelasi, uji regresi sederhana, dan uji
35 regresi berganda. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan dengan program SPSS 16.0.
3.6.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner yang diberikan kepada karyawan. Uji validitas dan reliabilitas tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Uji validitas Dilakukan untuk menguji seberapa baik suatu instrument yang dibuat untuk dapat mengukur konsep tertentu (Haryadi Sarjono & Julianita, 2011). Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus korelasi pearson product moment. Rumusnya adalah sebagai berikut: rxy =
n ∑ XY − ( ∑ X )( ∑ Y )
[n ∑ X
2
][
− (∑ X ) 2 . n ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
]
Keterangan : r = koefisien relasi X = skor X Y = skor Y n = banyakanya sampel dalam penelitian
36 Dasar pengambilan keputusan uji validitas adalah: Jika r hitung positif, serta r hitung ≥ r tabel, maka variabel tersebut valid Jika r
hitung
tidak positif, serta r
hitung
< r
tabel,
maka variabel tersebut tidak
valid. Jika r hitung > r tabel, tapi bertanda negatif, maka variabel tersebut tidak valid. 2) Uji Reliabilitas Kendalan (reliabilitas) merupakan suatu pengukuran untuk menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan) dan membantu menilai ketepatan sebuah pengukuran (Haryadi Sarjono & Julianita, 2011). Dalam penelitian ini, teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah Cronbach’s Apha untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya merupakan rebtangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala. Berikut rumusnya:
Keterangan : r11 = reliabilitas instrument k = banyak butir pertanyaan = varians total = jumlah varians butir
Uji reliabilitas memiliki dasar pertimbangan sebagai berikut: Jika r Alpha (Cronbach’s Alpha) positif, serta r Alpha ≥ r tabel, maka variabel tersebut reliabel Jika r Alpha (Cronbach’s Alpha) tidak positif, serta r Alpha < r tabel, maka variabel tersebut tidak reliable
37 3.6.2 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk data berskala ordinal, interval, dan rasio. Jika analisis menggunakan statistik parametik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu berasal dari distribusi yang norjmal. Data yang dinyatakan berdistribusi normal jika signifikan lebih besar dari 5% atau 0,05 dan terdapat juga gambar kurva normal. Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas: Nilai sig. atau signifikan atau nilai probabilitas <0.05, distribusi adalah tidak normal. Nilai sig. atau signifikan atau nilai probabilitas >0.05, distribusi adalah normal.
3.6.3 Uji Korelasi Berdasarkan Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p61-62), korelasi Pearson Product Moment (selanjutnya disingkat PPM) termasuk teknik statistik parametik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu, misalnya dapat dipilih secara random, datanya berdistribusi normal, data yang dihubungkan berpola linier, dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Rumus yang digunakan korelasi PPM (sederhana) adalah: rxy =
n ∑ XY − ( ∑ X )( ∑ Y )
{n ∑ X
2
}{
− (∑ X ) 2 . n ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
Keterangan : r
}
: Koefisiensi yang dicari
Σ xy
: Jumlah nilai variabel x dan y
Σx
: Jumlah nilai variable x
38 Σy
: Jumlah nilai variable y
X²
: Kuadrat x
Y²
: Kuadrat y
n
: Banyaknya responden
Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r = -1, artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan ditampilkan pada tabel interprestasi nilai r sebagai berikut: Tabel 3.5 Interprestasi koefisien korelasi nilai r Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,40 – 0,599
Cukup Kuat
0,20 – 0,399
Rendah
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2007, p62)
Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y ditentukan oleh rumus koefisien determinan sebagai berikut: KP = r2 x 100% Keterangan: KP = nilai koefisien determinan r = nilai koefisien relasi Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p62), pengujian signifikasi berfungsi apabila penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
39 mencari makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap varibel Y, maka hasil korelasi PPM tersebut duji dengan uji signifikasi sebagai berikut: Hipotesis: Ho = Tidak ada hubungan yang signifikasi antara variabel X dan variabel Y Ha = Ada hubungan yang signifikasi antara variabel X dan variabel Y Dasar pengambilan keputusan: (1) Jika nilai probabilitas 0,05 ≤ Sig, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. (2) Jika nilai probabilitas 0,05 ≥ Sig, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
3.6.4 Regresi Sederhana dan Berganda Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p83), regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan dating berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Regresi juga dapat diartikan sebagai usaha memprediksikan perubahan. Regresi sederhana merupakan suatu variabel terikat (variabel dependent) tergantung pada satu atau lebih variabel bebas (variabel independent), hubungan antara kedua variabel tersebut dapat dicirikan melalui model matematik (statistik). Sedangkan regresi berganda digunakan oleh peneliti, apabila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan variabel dependent, apabila dua atau lebih variabel independent sebagai faktor predictor dimanipulasi. Jadi, analisis
40 regresi berganda akan dilakukan apabila jumlah variabel independent minimal dua (Sugiyono, 2006, p210). Rumus umum regresi sederhana :
Y = a + bX
Keterangan : Y = variabel terikat
a = konstanta
X = variabel bebas Rumus umum regresi berganda :
Keterangan: Y = variabel terikat
b = kemiringan Y = a + b1X1 + b2X2 + ... + bnXn
bn = kemiringan ke-n
a = konstanta
X1 = variabel bebas ke-1
b1 = kemiringan ke-1
X2 = variabel bebas ke-2
b2 = kemiringan ke-2
Xn = variabel bebas ke-n
3.7 Rancangan Uji Hipotesis Setelah mengetahui hasil analisi regresi kemudian kita harus menguji hasil persamaan regresi tersebut. Untuk menguji persamaan regresi berganda, dapat menggunakan program SPSS 16.0 dengan menggunakan uji Regression Linear. Dengan asumsi: (1) Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. (2) Jika Sig ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hipotesis adalah suatu dugaan yang belum tentu kebenarannya. Perumusan hipotesis yang akan diuji akan diberi symbol Ho (biasanya bermakna negatif), sedangkan hipotesis alternatife diberi simbol Ha (biasanya bermakna positif). Maka setalah itu perumusan hipotesis untuk penelitian ini yaitu:
41 (1) T-1: Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara locus of control internal (X1) terhadap komitmen organisasi (Y) pada bagian Biro Umum Di Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional Indonesia. Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara locus of control internal (X1) terhadap komitmen organisasi (Y) pada bagian Biro Umum Di Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional Indonesia. (2) T-2: Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja (X2) terhadap komitmen organisasi (Y) pada bagian Biro Umum di Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional Indonesia. Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja (X2) terhadap komitmen organisasi (Y) pada bagian Biro Umum di Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional Indonesia. (3) T-3: Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara locus of control internal (X1) dan kepuasan kerja (X2) terhadap komitmen organisasi (Y) pada bagian Biro Umum di Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional Indonesia. Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara locus of control internal (X1) dan kepuasan kerja (X2) terhadap komitmen organisasi (Y) pada bagian Biro Umum di Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional Indonesia.
3.8 Rancangan Pemecahan Masalah Setelah semua data didapatkan secara primer yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada para pegawai di bagian biro umum Sekjen Dewan Energi Nasional dan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan. Data-data tersebut kemudian akan
42 digunakan untuk menganalisis hubungan dan pengaruh dari Locus of Control Internal (X1), Kepuasan Kerja (X2), dan Komitmen Organisasi (Y). Dari analisis diatas, apabila terdapat hubungan dan pengaruh yang besar dari locus of control Internal, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi, maka perusahaan harus lebih memperhatikan para individunya untuk mencapai hasil dan kepuasan kerjanya selama di perusahaan jika, kedua faktor tersebut terbukti mempengaruhi komitmen organisasi secara signifikan. Dengan adanya gambaran ini, dapat dijadikan evaluasi bagi perusahaan untuk menyatukan para pegawainya agar berkomitmen dengan orgnisasi . Dengan menjadikan para pegawai berkomitmen dengan organisasi maka akan membuat para pegawai loyal dan yakin dapat mencapai tujuan organisasi.