BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Dasar / Umum Sub bab ini berisikan teori-teori yang dipakai dalam pembuatan skripsi mengenai Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi pada PT.verdanco dengan metoda Enterprise Architecture.
2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O’Brien (2005,p22) sistem adalah kelompok komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan output dalam proses perpindahan yang telah diatur. Dia juga mengatakan bahwa sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan yang melakukan fungsi dasar dari sebuah sistem yaitu input, process, output, storage, dan control sehingga memberikan alat pemroses informasi yang berguna bagi user (O’Brien, 2005, p75). Menurut McLeod (2008, p11) sistem adalah sekelompok unsur sistem yang saling terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Lars Mathiassen et al (2000, p9) mengatakan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang mengimplementasikan persyaratan modeling, functions, dan interfaces.
9
10
Berdasarkan pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa sistem adalah sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan terintegrasi untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2.1.2
Pengertian Informasi Menurut Mc Leod (2008, p11), Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti. Laudon (2002, p8), menerangkan bahwa informasi adalah data yang telah disusun ke dalam bentuk yang memiliki arti dan berguna bagi manusia. Sedangkan menurut O’Brien (2005, p27), informasi adalah data yang telah diubah menjadi berarti dan berguna khususnya bagi pengguna akhir. Pendapat dari Whitten, Bentley, Dittman (2004, p27), informasi adalah data yang telah direorganisasi menjadi bentuk yang lebih berarti untuk seseorang. Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa informasi yaitu sekumpulan data yang telah diproses sehingga memiliki konteks dan mempunyai manfaat bagi user.
2.1.3
Pengertian Strategi Informasi Menurut Ward dan Peppard (2002, P44), strategi informasi yaitu kebutuhan organisasi atau perusahaan terhadap informasi dan sistem yang mendukung keseluruhan strategi bisnis yang dimiliki orgnisasi.
11
Sedangkan Chandlers (Rangkuti, 2004, p4) berpendapat bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan.
2.1.4
Pengertian Teknologi Informasi Teknologi Informasi (TI) adalah kumpulan dari komponen teknologi yang diorganisir ke dalam suatu sistem informasi berbasis komputer (Turban et al, 2003, p3). Pendapat lain mengatakan Teknologi Informasi adalah perangkat keras, perangkat lunak, perangkat telekomunikasi, manajemen database dan teknologi pengolahan informasi lainnya yang digunakan di dalam sebuah sistem informasi berbasi komputer (O’Brien, 2005, p6). Teknologi Informasi mengacu pada spesifik mengenai teknologi baik berupa hardware, software, maupun jaringan komunikasi yang mendukung proses pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, serta pertukaran informasi (Ward dan Peppard, 2002, p3).
2.1.5
Pengertian Perencanaan (Robbins and Coulter, 2005, p160), Perencanaan adalah suatu proses yang meilibatkan penentuan sasaran atau tujuan organisasi, menyusun strategi menyeluruh untuk mencapai sasaran yang ditetapkan, termasuk alokasi sumber
12
daya yang diperlukan, jadwal kerja serta tindakan-tindakan lain yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi (Agus Sabardi, 2001, p54).
2.1.6
Pengertian Perencanaan Strategi Menurut McLeod (2008, p46), Perencanaan strategi dikenal sebagai perencanaan jangka panjang karena mengidentifikasi tujuan-tujuan yang akan memberi
perusahaan
pada
posisi
yang
paling
menguntungkan
dalam
lingkungannya, serta menentukan strategi-strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
2.1.7
Pengertian Visi Menurut Wibisono (2006, p43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dariorganisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh Nawawi (2000:122), visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi
13
yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan.
Visi yang efektif antara lain harus memiliki karakteristik seperti : 1. Imagible (dapat dibayangkan). 2. Desireable (menarik). 3. Feasible (realistis dan dapat dicapai). 4. Focused (jelas). 5. Flexible (aspiratif dan responsif terhadap perubahan lingkungan). 6. Communicable (mudah dipahami). Visi bagi organisasi atau perusahaan dapat digunakan sebagai : 1. Penyatuan tujuan, arah dan sasaran perusahaan. 2. Dasar untuk pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya. 3. Pembentuk dan pembangun budaya perusahaan (Corporate culture).
2.1.8
Pengertian Misi Misi (mission) adalah apa sebabnya kita ada (why we exist / what we believe we can do). Menurut Prasetyo dan Benedicta (2004, p8), di dalam misi produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut. Pernyataan misi harus mampu menentukan kebutuhan apa yang dipuasi
14
oleh perusahaan, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut, dimana mereka berada dan bagaimana pemuasan tersebut dilakukan. Menurut Drucker (2000, p87), Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta, 2004, p8). Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p46-47) Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa. Pernyataan misi merupakan sebuah kompas yang membantu untuk menemukan arah dan menunjukkan jalan yang tepat dalam rimba bisnis saat ini. Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada stakeholder, di dalam maupun luar organisasi, tentang alasan pendirian perusahaan dan ke arah mana perusahaan akan menuju. Oleh karena itu, rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam satu bahasa dan komitmen yang dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh semua pihak yang terkait. Langkah penyusunan misi yang umum dilakukan oleh organisasi atau perusahaan adalah dengan mengikuti tahap-tahap berikut ini :
15
1. Melakukan proses brainstorming dengan mensejajarkan beberapa kata yang menggambarkan organisasi. 2. Penyusunan prioritas dan pemfokusan pada kata-kata yang paling penting. 3. Mengkombinasikan kata-kata yang telah dipilih menjadi kalimat atau paragraf yang menggambarkan misi perusahaan. 4. Mengedit kata-kata sampai terdengar benar atau sampai setiap orang kelelahan untuk adu argumentasi berkaitan dengan kata atau fase favorit mereka.
Untuk menjamin bahwa misi yang telah dicanangkan merupakan sebuah misi yang bagus, misi tersebut harus: 1. Cukup luas untuk dapat diterapkan selama beberapa tahun sejak saat ditetapkan. 2. Cukup spesifik untuk mengkomunikasikan arah. 3. Fokus pada kompetensi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan. 4. Bebas dari jargon dan kata-kata yang tidak bermakna.
2.2 Teori Khusus Teori – teori khusus adalah merupakan teori pendukung yang diperolah dari berbagai sumber yang menjadi landasan dalam analisa.
16
2.2.1
Definisi Enterprise Menurut Bernard (2005, p31) Enterprise adalah wilayah kegiatan umum dan tujuan dalam organisasi atau di antara beberapa organisasi, di mana informasi dan sumber daya lainnya dipertukarkan
2.2.2
Definisi Enterprise Architecture Menurut Bernard (2005, p31) Enterprise Architecture adalah profesi dan praktek manajemen yang didedikasikan untuk meningkatkan kinerja suatu enterprise dengan cara membuat perusahaan tersebut mampu secara keseluruhan mengintegrasikan strategi, praktek bisnis, alur informasi, dan sumber daya teknologi. Rumus EA:
EA = S + B + T Enterprise Architecture = Strategy + Business + Technology Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa EA bisa diartikan sebagai cara untuk membuat pandangan abstrak dari sebuah organisasi yang bisa membantu dalam hal perencanaan serta pengambilan keputusan yang lebih baik. EA tidak hanya mencakup perencanaan teknologi, tetapi juga strategi sebagai penggerak utama dari organisasi, dan juga perencanaan bisnis yang merupakan sumber dari kebanyakan program dan kebutuhan sumber daya.
17
2.2.3
Fungsi EA Menurut Bernard (2005, p33) pada prakteknya, EA bisa menjadi management program dan documentation method yang berfungsi memberi pandangan yang terkoordinasi dan mampu dilaksanakan dari arah strategis perusahaan, pelayanan bisnis, arus informasi, dan pemanfaatan sumber daya. EA Digunakan untuk mendokumentasikan strategi, bisnis, dan teknologi yang ada di perusahaan tersebut. Seteleh didokumentasikan lalu dibuatlah usulan EA untuk perusahaan tersebut. Keuntungan perusahaan menggunakan EA adalah dengan adanya EA maka perusahaan dapat menentukan Bisnis yang lebih baik dengan mengembangkan Strategi, Bisnis, dan juga Tekknologi yang ada pada perusahaan tersebut.
2.2.3.1 EA sebagai Program Manajemen Sebagai
management
program
EA
mampu
memberikan
pendekatan strategis serta terintegrasi pada resource planning. EA juga bisa digunakan untuk identifikasi celah performa dari kegiatan bisnis dan kemampuan untuk mendukung pelayanan IT, sistem, serta jaringan (Bernard, 2005, p34).
18
2.2.3.1.1
Resource Aligment EA dapat membantu dalam proses perencanaan strategis serta perencanaan sumber daya lain dengan memberikan gambaran makro dan mikro tentang bagaimana penggunaan sumber daya seefisien mungkin agar sasaran dapat diraih (Bernard, 2005, p35).
Gambar 2.2 Resource Alignment (Sumber: Bernard, 2005, p35)
2.2.3.1.2
Standardized Policy Menurut Bernard (2005, p35) EA mendukung pembentukan kebijakan atas: •
Identifikasi kebutuhan strategis dan operasional
•
Menentukan penyelarasan strategis atas aktivitas dan sumber daya
19
•
Mengembangkan bisnis enterprise-wide dan sumber daya teknologi
•
Memprioritaskan pendanaan dari program dan proyek
•
Mengawasi manajemen dari program dan proyek
•
Identifikasi metric performa dari program dan proyek
•
Identifikasi dan menegakkan standar serta susunan dari manajemen
2.2.3.1.3
Decision Support EA
juga
mampu
memberikan
dukungan
dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan sumber daya IT baik pada tingkat executive, manajemen, bahkan tingkat staff (Bernard, 2005, p36).
2.2.3.1.4
Resource Development EA mampu mendukung evaluasi usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka mengembangkan sumber daya-sumber daya yang dimiliki (Bernard, 2005, p35).
20
2.2.3.2 EA sebagai Metode Dokumentasi
Gambar 2.3 Elements of EA Documentation (Sumber: Bernard, 2005, p37)
6 elemen dalam dokumentasi EA: 2.2.3.2.1
EA Documentation Framework Framework dari EA mengidentifikasi lingkup dari arsitektur yang akan didokumentasikan dan menetapkan hubungan
antar
area-area
arsitektur.
Framework
ini
memberikan gambaran abstrak dari perusahaan sedemikain rupa sehingga mampu mengumpulkan dan mengatur informasi dari arsitektur yang bersangkutan (Bernard, 2005, p38).
21
Gambar 2.4 The EA3 Cube Documentation Framework (Sumber: Bernard, 2005, p38)
2.2.3.2.2
EA Components Bernard (2005, p39) berpendapat bahwa EA components adalah tujuan, proses, standar, serta sumber daya yang masih bisa diubah yang mencakup seluruh perusahaan ataupun ditampung dalam batasan tertentu. Contohnya adalah tujuan strategis, arus informasi, sistem informasi, software aplikasi, dan sebagainya. •
Vertical Component: komponen yang hanya melayani satu lini dari bisnis
22
•
Horizontal Component: komponen flexibel yang melayani lebih dari satu lini dari bisnis
Gambar 2.5 Examples of EA Components (Sumber: Bernard, 2005, p40)
2.2.3.2.3
Current Architecture Ini adalah arsitektur yang ada pada saat sekarang, Gambaran ini digunakan sebagai dasar untuk pembanding dengan rancangan untuk masa depan. Bagian ini terdiri dari “artifak” (dokumen, diagram, data, table, bagan, dsb) pada tiap level framework (Bernard, 2005, p40).
2.2.3.2.4
Future Architecture Elemen ini merupakan EA component sekarang (Current View) yang sudah diperbaiki/dimodifikasi agar bisa menutupi
23
kekurangan yang dimiliki sistem saat ini ataupun ingin mendukung strategi, kebutuhan operasional, ataupun solusi teknis yang baru (Bernard, 2005, p41).
Gambar 2.6 Drivers of Change (Sumber: Bernard, 2005, p41)
2.2.3.2.5
EA Management Plan Elemen ini berfungsi untuk mengartikulasi program serta dokumentasi dari pendekatan EA. EA Management Plan juga memberikan deskripsi dari gambaran
masa kini dan masa
depan dari arsitektur, serta menyusun perencanaan untuk mengatur transisi ke teknologi di masa mendatang (Bernard, 2005, p42).
2.2.3.2.6
Planning Threads Elemen ini berfungsi untuk mengartikulasi program serta dokumentasi dari pendekatan EA. EA Management Plan juga memberikan deskripsi dari gambaran masa kini dan masa
24
depan dari arsitektur, serta menyusun perencanaan untuk mengatur transisi ke teknologi di masa mendatang (Bernard, 2005, p42). 3 elemennya antara lain: • IT Security Keamanan IT harus meliputi seluruh level dari EA Framework dan EA Components. • IT Standards EA harus membuat sebuah standar yang harus diterima baik secara internasional, nasional, dan standar industry dalam rangka untuk medorong penggunaan solusi noneksklusif pada EA Components. • IT Workforce Penting untuk memastikan bahwa staff, keterampilan, serta kebutuhan pelatihan yang berkaitan dengan IT sudah diidentifikasi pada setiap LOB dan mendukung pelayanan aktivitas pada setiap level EA Framework.
2.2.3.3
Memadukan elemen-elemen dokumentasi arsitektur Bila kita sudah mengidentifikasi elemen-elemen dari EA maka kita harus bisa mengerti bagaimana cara kita bisa merangkai dan memadukan elemen-
25
elemen tersebut. Hal ini penting terutama dalam rangka perencanaan EA serta pengambilan keputusan bagi seluruh bagian perusahaan (Bernard, 2005, p43). Dalam hal ini kita bisa menggunakan EA Management Plan dan EA Repository dalam sebagai pendukung komunikasi dalam mengidentifikasi dan menghubungkan elemen-elemen tersebut. 2.2.3.4 EA Repository EA Repository adalah arsip on-line untuk informasi EA dan dokumentasi artifak yang dideskripsi oleh EA Management Plan. Ini pada dasarnya adalah sebuah website yang terhubung dengan EA tools dan resource program EA lainnya (Bernard, 2005, p45).
Gambar 2.7 Example of EA Repository Design (Sumber: Bernard, 2005, p46)
26
2.2.4
EA Components and Artifacts EA Components adalah elemen aktif dari lingkungan operasi bisnis dan teknologi sebuah perusahaan. Termasuk di dalamnya adalah tujuan serta sasaran inisiatif, rantai pasokan, system informasi, aplikasi software, knowledge warehouses, basis data, website, serta jaringan dan solusi kemanan yang berkaitan dengan IT. Sedangkan EA Artifacts adalah jenis dokumantasi yang menggambarkan komponen, termasuk laporan, diagram, bagan, table, arsip video serta informasi tersimpan lainnya (Bernard, 2005, p113).
Berikut ini adalah gambaran detail dari EA components dari setiap level pada EA3 Framework beserta EA Artifacts yang ada pada setiap komponen tersebut:
2.2.4.1 EA components at the Goals and Initiatives Level EA Components: 2.2.4.1.1
Strategic Plan Menghasilkan gambaran tingkat-tinggi dari arahan yang ada pada sebuah perusahaan yang menghasilkan scenario, strategi, tujuan, serta inisiatif jangka panjang sebagai dasar perencanaan opersional jangka pendek yang selalu diperbarui (Bernard, 2005, p114).
27
2.2.4.1.2
E-Commerce/E-Governance Plan Dibutuhkan oleh perusahaan sebagai tambahan bagi Strategic Plan. Ini dikarenakan Strategic Plan umumnya tidak mengenali IT dengan detail yang cukup untuk identifikasi beragam tujuan. E-Commerce/E-Governance Plan lebih sebagai perencanaan taktis karena sifat IT yang dinamis dan prose yang didukung. Ini berarti E-Commerce/E-Governance Plan harus diperbarui setiap 1-2 tahun (Bernard, 2005, p121).
EA Artifacts: •
Strategic Plan (S-1) Strategic perencanaan
plan
dokumen
adalah
kebijakan
tingkat
atas
yang
digunakan
perusahaan
dan untuk
mendokumentasikan arah, strategi kompetitif, pencapaian tujuan, serta menjalankan program dan proyek (strategi inisiatif). •
SWOT Analysis (S-2) Strength, weakness, opportunity, and threat analysis dilakukan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan lalu dilakukan pemetaan untuk membuka area yang dapat ditingkatkan dan difokuskan.
28
•
CONOPS Scenario (S-3) Concept of operations scenario adalah dokumen narasi yang menjelaskan bagaimana perusahaan berjalan saat ini atau akan berjalan beberapa tahun ke depan dengan berbagai keadaan faktor internal dan eksternal yang diidentifikasi data SWOT analysis. Hubungan antara conops dan EA adalah kalau Conops adalah alur bisnis yang ada pada perusahaan tersebut sehingga dapat mengetahui bisnis yang ada pada perusahaan tersebut. Dengan adanya EA maka alur bisnis yang ada pada perusahaan tersebut dapat dikembangkan sehingga lebih efektif dalam menjalankan bisnisnya.
•
CONOPS Diagram (S-4) Concept of operations diagram adalah penggambaran grafikal tingkat atas bagaimana fungsi perusahaan, keseluruhan maupun beberapa area yang terpusat.
2.2.4.2 EA components at the Products and Services Level EA Components: 2.2.4.2.1
Business Service
29
Adalah aktivitas bisnis perusahaan yang secara langsung berkontribusi pada tercapainya misi perusahaan. Contohnya layanan, menufaktur, pengiriman barang, financial, akunting, adminstrasi, dll (Bernard, 2005, p122). 2.2.4.2.2
Business Products Adalah barang nyata dan maya yang dihasilkan perusahaan dalam mengejar bisnis dan tujuannya. Contohnya: Barang manufaktur, instrument financial, kendaraan, SDM, dll. (Bernard, 2005, p122).
2.2.4.2.3
IT Capital Planning Portofolio Adalah aktivitas kunci dari manajemen yang dirancang untuk
merencanakan,
memilih,
mengawasi,
dan
mengevaluasi investasi dalam bidang IT yang dilakukan perusahaan. (Bernard, 2005, p122). EA Artifacts: •
Business Plan (B-1) Business plan adalah deskripsi tingkat atas dari fungsi lini bisnis, dan strategi finansial yang akan menyelesaikan strategic goals dan initiatives.
•
Swim Lane Process Diagram (B-3) Diagram yang menunjukkan stakeholder mana yang terlibat dalam proses lini bisnis, dan waktu terjadinya interaksi tersebut. Diagram
menggunakan
format
swim-lanes
untuk
mengatur
30
stakeholder pada baris, dan waktu pada kolom, lalu meletakkan aktivitas dengan simbol flowchart. •
Business Process Diagram (B-4) Business process diagram menunjukkan breakdown secara terperinci dari aktivitas , termasuk bagaimana setiap langkah dalam aktivitas berelasi dengan lainnya. Artefak ini mengikuti teknik permodelan IDEF-0 untuk menunjukkan input, kontrol, output, dan mekanisme untuk setiap langkah dalam proses.
•
Activity/Product Matrix (B-5)
Business activity & product matrix memetakan siklus hidup dari produk penghasil pendapatan pada berbagai lini bisnis keseluruhan perusahaan. Matriks ini menyoroti siapa pelaku proses bisnis dan produk, serta luasnya rantai pasokan. •
Use Case Narrative and Diagram (B-7) Use
case
narrative
mengikuti
format
UML
untuk
mengidentifikasi kebutuhan bisnis, konteks, stakeholder (aktor), dan aturan bisnis untuk berinteraksi dengan sistem, layanan, dan aplikasi yang diidentifikasi sebagai solusi teknologi yang membutuhkan pengembangan.
2.2.4.3 EA components at the Data and Information Level
31
EA Components: 2.2.4.3.1
Knowledge Warehouses Adalah tempat penyimpanan semua data dan informasi aktivitas dan proses dalam sebuah perusahaan. Bila mampu menyimpan lebih banyak data dan informasi dan dihasilkan melalui “data-mining” yang baik akan memeberi bilai lebih bagi perusahaan karena akan membuat gambaran baru tentang aktivitas dan perusahaan secara umum. (Bernard, 2005, p124).
EA Artifacts: •
Object-State Transition Diagram (D-3) State transition diagram yang menggunakan notasi dari UML untuk menunjukkan bagaimana siklus hidup dari objek data yang spesifik. Diagram ini menunjukkan perubahan atribut, link, dan atau perilaku dari objek “On-Line Order” yang merupakan hasil dari kejadian internal atau eksternal sistem yang memicu perubahan kondisi.
•
Logical Data Model (D-5) Semantic
(berelasi)
data
model
dapat
dibangun
dengan
menggunakan metode struktur tradisional dan simbol (entity relationship diagram), atau dapat juga menggunakan metode object oriented dan simbol UML, yang membuat class diagram dan atau object diagram.
32
•
Activity/Entity (CRUD) Matrix (D-7) Activity/entity
matrix
adalah
pengembangan
dengan
memetakan entitas data yang terpengaruh oleh aktivitas lini bisnis yang
terkait.
Sering
disebut
“CRUD”
matrix
karena
mengidentifikasi tipe dasar dari transformasi yang terjadi pada data (create, read, update, delete) melalui proses bisnis. 2.2.4.4 EA components at the Systems and Application Level EA Components: 2.2.4.4.1
Software Application Adalah
program
software
yang
memberikan
kemampuan untuk sistem IT front-office dan back-office. Pemilihan software yang bisa terintegrasi dengan baik akan meningkatkan kinerja interoperabilitas antar software. (Bernard, 2005, p126).
2.2.4.4.2
Web Services Penggunaan web-service yang memiliki standar universal akan meningkatkan kinerja karena kemudahan penggunaan
serta
penerapan
disbanding
harus
mengembangkan aplikasi baru. (Bernard, 2005, p126).
2.2.4.4.3
ERP Solutions
33
ERP ditawarkan untuk menangani kerja perusahaan yang memiliki lini bisnis yang besar seperti finance, payroll, SDM, SCM, dsb yang bisa dihubungkan dan bisa berbagi informasi. (Bernard, 2005, p127).
2.2.4.4.4
Operating Systems Adalah aplikasi yang memungkinkan komputer untuk memeberikan fungsi dasar jaringan dan pemrosesan data. (Bernard, 2005, p127).
EA Artifacts: •
System Communication Diagram (SA-2) Artefak
ini
menyediakan
deskripsi
bagaimana
data
dikomunikasikan antar sistem pada seluruh perusahaan dan termasuk spesifik mengenai link, path, network, dan media. •
System Data-Flow Diagram (SA-4) System data flow diagram dimaksudkan untuk menunjukkan proses pada sistem seperti pertukaran data dan bagaimana pertukaran tersebut terjadi.
Artefak ini
merupakan pendukung Business
Process Diagram, dan dapat di dekomposisi untuk memperlihatkan rincian tambahan.
34
2.2.4.5 EA components at the Network and Infrastructure Level EA Components:
2.2.4.5.1
Data Networks Dirancang untuk transportasi data dan informasi yang tertulis dalam bentuk digital antar barbagai komputer yang mendukung penyimpanan, pengambilan, pembaruan, dan pemrosesan untuk para end-user. (Bernard, 2005, p129).
2.2.4.5.2
Telecommunication Networks Dirancang untuk transportasi sinyal suara dalam bentuk gelombang suara analog atau digital antar end-users. (Bernard, 2005, p129).
2.2.4.5.3
Video Networks Dirancang untuk transportasi sinyal gambar video baik bentuk analaog maupun digital dari tempat pembuat ke pihak yang menyaksikan. (Bernard, 2005, p130).
2.2.4.5.4
Transmission Backbone Kemampuan transmisi dari sebuah jaringan berdasrkan fondasi sambungan antar jaringan melalui media kabel
35
maupun udara (melalui gelombang radio). “Tulang pungung” inilah
yang
menghubungkan
transmisi
sinyal
yang
dikeluarkan oleh alat dalam jaringan. (Bernard, 2005, p130).
EA Artifacts: •
Newtwork Connectivity Diagram (NI-1) Network connectivity diagram memperlihatkan koneksi fisik antar suara, data jaringan video perusahaan. termasuk WAN, LAN. Serta ekstranet dan intranet.
2.2.4.6 Other EA Artifacts 2.2.4.6.1
Security Security and Privacy Plan (SP-1) Security plan menyediakan deskripsi dari program pengaman yang memiliki efek di seluruh perusahaan. Termasuk fisik, data, personal, dan operasional elemen keamanan dan prosedur.
2.2.4.6.2
Standards Technology forecast (ST-2)
36
Technology forecast mendokumentasikan perubahan yang diharapkan pada masa depan yang tampaknya terjadi atau akan terjadi.
2.2.4.6.3
Workforce Workforce Plan (W-1) Workforce plan menyediakan deskripsi tingkat atas bagaimana sumber daya manusia dikelola pada seluruh perusahaan. Termasuk strategi untuk mempekerjakan, penyimpanan dan pengembangan profesional pada tingkat eksekutif, manajemen, dan staf dalam perusahaan.
Organization Chart (W-2) Organizational chart menunjukkan bagaimana posisi dan personal terorganisir dala diagram hierarki atau format matriks. Organizational chart membantu untuk menunjukan garis kewenangan, hubungan kerja, sebagaimana juga kepemilikan sumber daya, produk, dan proses.
2.2.5
Analisis Internal Lingkungan Perusahaan
37
2.2.5.1
Analisis 5 (Lima) Daya Persaingan Porter Tujuan Strategi bersaing untuk suatu unit usaha dalam sebuah industri adalah menemukan posisi dalam industri tersebut dimana perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan sebaik baiknya terhadap tekanan persaingan atau dapat mempengaruhi tekanan tersebut secara positif. Analisis lima daya porter merupakan strategi kompetitif yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama, berikut lima aspek utama day persaingan Porter: (Ward & Peppard, 2002,p95)
Gambar 2.8 Lima Daya Persaingan Porter 1. Persaingan Industri Sejenis
38
Pesaing dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan, tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : • Jumlah Kompetitor • Tingkat pertumbuhan industri • Karateristik produk • Biaya tetap yang besar • Kapasitas • Hambatan keluar
2. Ancaman Pendatang Baru Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi bagi perusahaan yang sudah ada. Ada beberapa faktor penghambat pendatang baru untuk masuk kedalam suatu industri yaitu : • Skala ekonomi • Diferensasi produk • Kecukupan modal • Biaya peralihan • Akses ke saluran distribusi • Peraturan pemerintah
39
3. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemempuan mereka menaiki harga atau dapat mengurangi kualitas produk dan jasa. Pemasok menjadi kuat apabila beberapa kondisi berikut terpengarruhi : •
Jumlah pemasok sedikit
•
Produk/jassa yang unik
•
Tidak tersedianya produk pengganti
•
Pemasok mampu mengintegrasi ke depan akan mengolah produk yang menghasilkan suatu produk yang sama
4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan kualitas dan mutu produk atau layanan. Kekuatan tawar menawar pembeli akakn kuat apabila perusahaan dihadapkan pada kondisi sebagai berikut : •
Msmpu mrmproduksi sendiri produk sesuai keperluan atau kebutuhan
•
Tidak terdiferensiasi
•
Switching cost pemasok yang rendah
•
Pembeli memiliki pendapatan rendah
40
•
Produk yang dihasilkan perusahaan bukan merupakan kebutuhan mereka atau tidak terlalu penting
5. Ancaman Produk Pengganti Produk pengganti adalah produk yang muncul untuk berbeda tetapi dapat memuaskan kebutuhan seperti produk lain.
2.2.5.2
Analisis PEST Analisis PEST adalah analisis terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik, ekoknomi, sosial, dan teknologi. PEST digunakan untuk memahami pertumbuhan atau kemunduran pangsa pasar untuk unit bisnis perusahaan dan untuk menilai suatu situasi atau strategi, arah perusahaan, rencana pemasaran (Ward & Peppard, 2002, p70). Berikut ini adalah penjelasan analisis PEST : 1.
Politik
Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah – masalah hukum, serta mencakup aturan – aturan formal dan informal dari lingkungan dimana perusahaan melakukan kegiatan. Faktor – faktor pertimbangan politik meliputi stabilitas politik, kebijakan pemerintah, kebijakan perdagangan, rancangan undang – undang, dan ekologi dan isu – isu lingkungan.
41
2.
Ekonomi
Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya pembeli dari pelanggan dan mempengaruhi iklim dari suatu perusahaan. Faktor – faktor pertimbangan ekonomi meliputi situasi ekonomi dalam negri, pertukaran nilai mata uang, perpajakan, prediksi perkembangan ekonomi, tingkat inflasi, dan upah regional.
3.
Sosial
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dan besarnya pangsa pasar yang ada. Faktor – faktor pertimbangan sosial meliputi keadaan sosial masyarakat, trend gaya hidup, perilaku dan pola konsumen, tingkat penghasilan dan pendidikan, budaya negara dan internasional. 4.
Tekhnologi
Faktor Tekhnologi meliputi semua yang dapat membantu dalam menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis. Faktor – faktor pertimbangan teknologi meliputi kebijakan teknologi dalam negri, potensi inovasi teknologi, isu – isu dampak
42
buruk teknologi, komunikasi dan informasi, dan teknologi saaat ini dan masa yang akan datang.
2.2.6
Analisis Internal Lingkungan Perusahaan 2.2.6.1
Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini dilakukan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan Peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats)
(Rangkuti,
2006,
p18).
Jadi
analisis
SWOT
membandingkan antara faktor internal kekuatan dan kelemahan. Fungi dari SWOT digunakan untuk mengetahui Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang ada pada Perusahaan tersebut. Output dari SWOT adalah analisa yang dimana hasilnya yaitu analisa Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan juga Ancaman yang ada pada perusahaan tersebut.
Dibawah ini dijelaskan mengenai (SWOT) Strength, Weakness, Opportunities, Threats :
43
•
Strength : Sumber daya, keterampilan yang lebih dari pada pesaing perusahaan sehingga memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
•
Weakness
:
Keterbatasan
dalam
SDA,
Keahlian
dan
kemampuan yang menghambat kinerja perusahaan •
Opportunities : Situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan suatu poerusahaan. Meskipun trend merupakan hal yang paling penting dalam menganalisis peluang bagi perusahaan.
•
Threats : Situasi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, tapi tidak untuk dihindari namun harus dihadapi sebagai tantangangan. Pengertian terhadap peluang dan ancaman yang ada akan membantu perusahaan untuk mengidentifikasikan pilihan – pilihan nyata yang akan dipilih untuk menyusun strategi yang efektif bagi perusahaan.
2.2.6.2
Matrix SWOT Matrix SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal (EFAS) yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan (IFAS) yang dimilikinya (Rangkuti, 2006, p31).
44
•
Penentuan Strategi Internal (IFAS) Penentuan Strategi Internal (IFAS) adalah setela faktor strategi eksternal diketahui, maka faktor – faktor strategi internal perlu diidentifikasi. Tahapan – tahapan faktor strategi internal sebagai berikut : 1. Tentukan faktor – faktor yang jadi kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam 1 kolom. 2. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala dari 1.0 (Paling penting) sampai 0.0 (Tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor – faktor tersebut dalam posisi strategi perusahaan (Semua bobot tidak boleh melebihi skor total 1.00). 3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing – masing faktor dengan memberikan skala 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor). Berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan. Variabel yang bersifat positif (Semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai +1 sampai dengan +4 (Sangat baik) dengan membandingkannya dengan pesaing utama. Sedangkan Variabel bersifat negatif adalah kebalikannya. 4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam skor 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing –
45
masing daktor yang lainnya bervariasi mulai dari 4.0 (Outstanding) sampai 1.0 (poor). 5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan.
Nilai
total
ini
menunjukan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor strategi eksternalnya. Skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam kelompok yang sejenis.
• Penentuan Strategi Eksternal (EFAS) Penentuan faktor strategi eksternal (EFAS) adalah untuk membuat matriks strategi internal, terlebih dahulu perlu mengetahui faktor – faktor eksternal itu apa saja, faktor tersebut dapat diketahui setelah dilakukan analisis pada perusahaan.
Tahap – tahap faktor strategi eksternal sebagai berikut : 1. Tentukan faktor – faktor yang jadi peluang dan ancaman perusahaan dalam 1 kolom. 2. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala dari 1.0 (Paling penting) sampai 0.0 (Tidak
46
Penting), berdasarkan pengaruh faktor – faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan (semua bobot tersebut tidak boleh melebihi skor total 1.00). 3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing – masing faktor dengan memberikan skala 4 (Outstanding) sampai dengan 1 (poor). Berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan. Variabel yang bersifat positif (Semua variabel yang masuk katergori peluang) diberi dari nilai +1 sampai dengan +4 (Sangat baik) dengan membandingkannya dengan pesaing utama.
Sedangkan
variabel
negatif
adalah
kebalikannya. 4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam skor 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4.0 (Outstanding) sampai 1.0 (poor). 5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan.
Nilai
total
ini
menunjukan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor strategi eksternalnya. Skor ini dapat digunakan
47
untuk membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain dalam kelompok yang sejenis.
Table 2.1 Matrix SWOT (Rangkuti, 2006, p31)
Berikut ini adalah keterangan matrix SWOT : Strategi SO Strategi
ini
dibuat
berdasarkan
jalan
pikir
perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
untuk
merebut
dan
memanfaatkan
peluang sebesar – besarnya.
Strategi ST Strategi dalam menggunakan kekuatan
yang
dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
48
Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WT Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusahan meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Strategi WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal.
2.2.6.3
Diagram Analisis SWOT Setelah didapat hasil tabel bobot skor dari masing – masing IFAS dan EFAS, langkah selanjutnya adalah dengan memasukan angka total bobot skor tersebut kedalam diagram analisis SWOT berikut ini :
49
Gambar 2.9 Diagram Analisis SWOT (Rangkuti, 2006, p19)
Kuadran 1 : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memenfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif (Growth Oriented Strategy).
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
50
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).
Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang yang sangat besar, tetapi di lain pihak perusahaan menghadapi kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah dengan meminimalkan masalah – masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik.
Kuadran 4 : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan. Perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.