6 BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Investasi Sisten Informasi dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut James A. O’Brien (2003, p29), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. (James A. O’Brien, 2003, p5). Menurut Turban (2003, p15) information is a collection of facts (data) organized in some manner so that they are meaningful to a recipient. Definisi tersebut dapat dijelaskan sebagai informasi adalah kumpulan dari fakta (data) yang diorganisasikan dalam beberapa cara supaya dapat dimengerti oleh penerima informasi. Menurut Bodnar (1995, p4) sistem informasi merupakan sekelompok perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat. Menurut pendapat Sean (1995, p19) information systems, systems by which data and information flow from one person or department to another. Definisi tersebut dapat dijelaskan sebagai
7 sistem informasi adalah sistem dimana data dan informasi dialirkan dari satu orang atau departemen ke orang atau departemen lainnya. Menurut Sean (1998, p12) information technology is a term used to refer to a wide variety of items and abilities used in the creation stroge, and dispersal of information, it is important to distinguish between data, information and knowledge. Definisi tersebut dapat dijelaskan sebagai teknologi informasi adalah keanekaragaman dan kemampuan yang digunakan untuk membuat, menyimpan, dan menghapus data dan informasi yang sama baiknya dalam menciptakan pengetahuan. Menurut Whitten (2004, p11) information technology a contemporary term that decribes the combination of computer technology (hardware and software) with the telecommunications technology (data,image,and voice network) teknologi informasi adalah sebuah istilah yang menjelaskan kombinasi dari teknologi komputer (hardware dan software) dengan teknologi telekomunikasi (data, gambar, dan jaringan suara). Jadi, berdasarkan teori-teori tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen teknologi informasi (TI) seperti hardware, software, dan jaringan merupakan bagian dari komponen sistem informasi (SI).
2.1.2 Manfaat Teknologi Informasi Menurut
Bysinger
(1996,
p44),
teknologi
dapat
menciptakan
keuntungan strategis untuk sebuah organisasi dalam kemajuan pada beberapa daerah dan kemampuannya, contohnya: a. Pelayanan terhadap pelanggan
8 b. Kemampuan untuk mempercepat kemajuan c. Menyesuaikan produk dan pelayanan d. Mendapatkan pesan untuk stakeholder e. Biaya operasi dan biaya tambahan. Menurut Cassidy (1998, p27) teknologi informasi dapat memperkuat keuntungan yang relatif dari perusahaan, memperbolehkan hal tersebut untuk menangkap nilai dari saingan organisasi mereka. Hal ini dimaksudkan teknologi informasi akan menghasilkan pengurangan pada: a. Hubungan pelanggan yang kuat, b. Pembagian pasar dengan para pesaing, c. Pengeluaran dari pemasok, d. Pembayaran karyawan, e. Pajak dan peraturan pemerintah, Hal ini juga memungkinkan sistem teknologi informasi untuk memperbaiki penggunaaan asset dari perusahaan, memperbolehkan stakeholder untuk meningkatkan pengembalian dari modal yang di investasikan dan menangkap nilai dari deptholder. Hal ini dimaksudkan akan menghasilkan pengurangan. f. Jumlah dari diinvestasikan modal, contohnya sistem peralatan yang dikurangi pada levelnya, dan oleh karena itu modal sangat dibutuhkan. Dari penjelasan mengenai manfaat teknologi informasi informasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa manfaat teknologi informasi yaitu terdiri dari: a.
Meningkatkan pelayanan terhadap para pelanggan
9 b.
Mengurangi biaya operasi dan biaya tambahan
c.
Dapat mengimbangi persaingan dengan perusahaan lain dengan usaha sejenis
d.
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja para karyawan
2.1.3 Fungsi dan Peranan Sistem Informasi bagi Suatu Organisasi Menurut James A. O’Brien (2003, p26) fungsi sistem informasi terdiri dari: a.
Area fungsional utama dari bisnis yang penting dalam keberhasilan bisnis, seperti fungsi akuntansi, keuangan, manajemen operasional, pemasaran, dan manajemen sumber daya manusia.
b.
Kontributor penting dalam efisiensi, produktivitas dan moral pegawai, serta layanan dan kepuasan pelanggan.
c.
Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer dan praktisi bisnis.
d.
Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif, yang memberikan organisasi kelebihan strategis dalam pasar global.
e.
Peluang berkarir yang dinamis, memuaskan, serta menantang bagi jutaan pria dan wanita.
f.
Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur, dan kemampuan perusahaan bisnis yang membentuk jaringan.
10 Menurut James A. O’Brien (2003, p10) terdapat tiga peran utama dari sistem informasi aplikasi bisnis, yaitu: a.
Mendukung proses dan operasi bisnis. Sebagai seorang pelanggan, anda harus berhubungan secara teratur dengan sistem informasi yang mendukung proses dan operasi bisnis di banyak took ritel tempat anda berbelanja.
b.
Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya Sistem informasi juga membantu para manajemen dan praktisi lainnya untuk membantu keputusan yang lebih baik.
c.
Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif Mendapatkan kelebihan strategis atas para pesaing membutuhkan penggunaan yang inovatif atas teknologi informasi.
2.1.4 Komponen Dasar Sistem Informasi Komponen sistem informasi terdiri dari TI, data dan manusia. Teknologi informasi sendiri terdiri atas hardware, software, dan jaringan. Menurut James A. O’Brien (2003, p34) komponen-komponen dari sistem informasi terdiri dari: 2.1.4.1
Sumber Daya Manusia Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem informasi. Sumber daya manusia meliputi pemakai akhir dan pakar sistem informasi.
11 1.
Pemakai akhir (juga disebut sebagai pemakai atau klien) adalah orang-orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkan sistem tersebut. Mereka dapat berupa pelanggan, tenaga penjualan, teknisi, staf adminitrasi, akuntan atau para manajer.
2.
Pakar sistem informasi adalah pekerja ahli, yaitu orangorang yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim serta kelompok kerja, dan membuat, menggunakan, serta menyebarkan informasi.
2.1.4.2
Sumber Daya Hardware Konsep sumber daya pemrosesan informasi. Secara khusus, sumber daya ini meliputi tidak hanya mesin, seperti komputer dan perlengkapan lainnya, tetapi juga semua media data, yaitu objek berwujud tempat data dicatat, dari lembaran kertas hingga disk magnetis atau optical. Contoh-contoh sumber daya hardware dalam sistem informasi berbasis komputer adalah: a.
Sistem komputer, yang terdiri dari unit pemrosesan pusat yang berisi pemrosesan mikro, dan berbagai periferal yang saling berhubungan. Contohnya adalah sistem komputer palmtop, atau desktop. Sistem komputer berskala menengah, dan sistem komputer mainframe besar.
12 b.
Periferal komputer, yang berupa peralatan seperti keyboard atau electronic mouse untuk input data dan perintah, layar video, atau printer
untuk output informasi, dan disk
magnetis atau optikal untuk menyimpan sumber daya data.
2.1.4.3
Sumber Daya Software Konsep sumber daya software meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi. Konsep umum software
ini
meliputi tidak hanya rangkaian perintah operasi yang disebut program, dengan hardware komputer pengendalian dan langsung, tetapi juga rangkaian perintah pemrosesan informasi yang disebut prosedur yang dibutuhkan orang-orang. Merupakan hal yang penting untuk dipahami bahwa bahkan sistem informasi yang tidak menggunakan komputer memiliki komponen sumber daya software. Hal ini benar bahkan untuk sistem informasi terdahulu, atau untuk sistem informasi berbasis mesin dan manual
yang
masih
digunakan
saat
ini.
Mereka
semua
membutuhkan sumber daya software dalam bentuk perintah pemrosesan informasi dan prosedur agar dapat dengan baik menangkap, memproses, serta menyebarkan informasi bagi para pemakai mereka Software meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi.
13 Contoh-contoh sumber daya software adalah: 1.
Software sistem, seperti program sistem operasi, yang mengendalikan serta mendukung operasi sistem operasi
2.
Software aplikasi, yang memprogram pemrosesan langsung bagi penggunaan komputer tertentu oleh pemakai akhir. Contohnya adalah program analisis penjualan, program penggajian, dan program pengolah data (word processing)
3.
Prosedur, yang mengoperasikan perintah bagi orang-orang yang akan menggunakan sistem informasi. Contohnya adalah perintah untuk mengisi formulir kertas atau menggunakan software.
2.1.4.4
Sumber Daya Data Data lebih daripada hanya bahan baku mentah sistem informasi. Konsep sumber daya data telah diperluas oleh para manajer dan pakar sistem informasi. Mereka menyadari bahwa data membentuk sumber daya organisasi yang berharga. Data dapat berupa banyak bentuk, termasuk data alfanumerik tradisional, yang terdiri dari angka dan huruf serta karakter lainnya yang menjelaskan transaksi bisnis dan kegiatan serta entitas lainnya. Data teks, terdiri dari kalimat dan paragraf yang digunakan dalam menulis komunikasi, data gambar seperti bentuk grafik dan angka, serta gambar video grafis dan video serta data audio, suara
14 manusia dan suara-suara lainya, juga merupakan bentuk data yang penting. Sumber daya informasi umumnya diatur, disimpan, dan diakses oleh berbagai teknologi pengelolaan sumber daya data ke dalam: a.
Database yang menyimpan data yang telah diproses dan diatur
b.
Dasar pengetahuan yang menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuknya, seperti fakta, peraturan, dan contoh kasus mengenai praktik bisnis yang berhasil baik.
2.1.4.5
Sumber Daya Jaringan Teknologi telekomunikasi dan jaringan seperti internet, intranet dan eksternet telah menjadi hal mendara bagi operasi ebussiness dan e-commerce yang berhasil, untuk semua jenis organisasi dan dalam sistem informasi berbasiskan komputer. Jaringan
telekomunikasi
terdiri
dari
komputer,
pemroses
komunikasi, dan peralatan lainnya yang dihubungkan satu sama lain melalui media komunikasi serta dikendalikan melalui software komunikasi. Orang-orang dan organisasi menggunakan jaringan dengan berbagai alasan, beberapa alasan yang paling pentingnya yaitu (Sawyer, 2005, p319): a.
Dapat berbagi alat
15 Alat-alat seperti printer, laser, disk drivers, dan scanner dapat mencapai harga yang mahal. Maka dari itu, untuk
memaksimalkan
dari
biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan tersebut, mereka menggunakan jaringan untuk menghubungkan alat-alat tersebut dari beberapa pengguna komputer b.
Dapat berbagi program dan data Di dalam organisasi, orang menggunakan software yang sama dan membutuhkan akses terhadap informasi yang sama pula. Dengan membeli program komputer yang dapat digunakan oleh banyak karyawan akan lebih menghemat pengeluaran perusahaan. Akses yang sama terhadap data informasi yang dibutuhkan karyawan akan membuat para karyawan dapat bekerja lebih cepat karena data yang dibutuhkan mudah untuk didapatkan.
c.
Dapat berkomunikasi lebih baik Salah satu bentuk jaringan yang digunakan adalah electronic mail. Dengan email, setiap orang akan dengan mudah berkomunikasi tentang informasi-informasi yang penting.
d.
Keamanan informasi Sebelum jaringan dikenal secara umum, seorang karyawan biasanya hanya memiliki sedikit informasi, yang
16 disimpan didalam komputer mereka masing-masing. Apabila karyawan tersebut sudah tidak ada, atau ada kebakaran dan bencana lain, maka perusahaan akan kehilangan informasi tersebut. Dengan adanya jaringan, data informasi akan di back up atau di copy kedalam alat penyimpanan yang terdapat dalam jaringan. e.
Akses ke database Dengan adanya jaringan, memungkinkan pengguna untuk dapat mengakses banyak database, database khusus karyawan ataupun database umum yang tersedia online di internet.
2.1.4.6
Infrastruktur LAN Selain peralatan-peralatan yang telah didasarkan
diatas,
dalam implementasi Teknologi Informasi (TI) lainnya juga menggunakan beberapa peralatan pendukung lain misalnya AC, UPS, Stabilizer dan sebagainya.
2.2 Konsep Investasi Teknologi Informasi dengan Metode Information Economics Investasi teknologi informasi merupakan keputusan yang diambil oleh organisasi untuk meningkatkan sumber daya dari pengeluaran biaya yang nyata dari teknologi informasi dengan harapan manfaat dari pengeluaran tersebut mencapai nilai dari apa yang diharapkan.
17 Manfaat dari investasi dapat juga diklasifikasikan dalam bentuk keuntungan berwujud (tangible benefits) dan keuntungan tidak berwujud (intagible benefits). Keuntungan
berwujud
merupakan
keuntungan
yang
berupa
penghematan-
penghematan atau peningkatan-peningkatan didalam perusahaan yang dapat diukur secara kuantitas dalam bentuk satuan nilai uang, keuntungan berwujud diantaranya adalah sebagai berikut: a. Pengurangan-pengurangan biaya operasi b. Pengurangan kesalahan-kesalahan proses c. Peningkatan penjualan d. Pengurangan biaya persedian e. Pengurangan kredit tak tertagih Keuntungan tak berwujud (intangible benefits) adalah keuntungan keuntungan yang sulit atau tidak mungkin diukur dalam bentuk satuan nilai uang. Keuntungankeuntungan ini diantaranya adalah sebagai berikut: a. Peningkatan pelayanan lebih baik kepada langganan b. Peningkatan kepuasan kerja personil c. Peningkatan pengambilan keputusan manajemen yang lebih baik Secara umum investasi teknologi informasi bermanfaat untuk menekan biayabiaya operasi perusahaan, meningkatkan produktifitas dan menyelesaikan masalah bisnis yang spesifik
18 2.3 Metode Evaluasi dengan Menggunakan Information Economics 2.3.1
Pengertian Information Economics Secara ringkas, Information Economics (IE) bertujuan untuk menjembatani aspek kuantitatif dan kualitatif dari manfaat teknologi informasi, isu tangible dan intangible. Hal-hal yang penuh ketidakpastiaan baik secara strategis maupun operasional dan terutama yang berkaitan dengan resiko yang dihadapi. Kelemahannya adalah bahwa untuk menggunakan metode ini diperlukan keahlian spesifik karena sifatnya yang kompleks dan cukup memakan waktu. Menurut Parker (1988, p5) information economis is a collection of computational tools for quantifying benefits and costs for information technology project. Jadi, yang dimaksud dengan pengertian Information Economics (IE) adalah sekumpulan metode untuk menghitung keuntungan dan biaya dari proyek teknologi informasi. IE merupakan dasar dari cost benefit analysis (CBA) yang dapat membantu mengatasi masalah pada strategi bisnis perusahaan. Dalam IE, semua hal yang bersifat kuantitatif dan tangible dapat dengan mudah dikalkulasikan dengan menggunakan metode Return On Investment (ROI) konvensional. Namun untuk proses-proses yang bersifat intangible dan memiliki unsur resiko, diberlakukan sejumlah teknik dengan menggunakan ranking dan scoring. Hasilnya kemudian dinilai kembali oleh para eksekutif untuk menentukan nilai relatif dari aspek yang bersifat tangible dan intangible. Singkatnya, metode ini bertujuan untuk
19 mengidentifikasikan, mengukur, dan meranking dampak ekonomis yang timbul akibat diimplementasikannya sistem baru (perubahan kinerja organisasi).
2.3.2 Bidang yang Dievaluasi 2.3.2.1 Domain Keuangan (Financial Domain) Teknik-teknik dalam justifikasi finansial yang digunakan untuk mengukur dan mengkaji aplikasi TI yang potensial adalah: -
Analisa cost-benefit traditional.
-
Value lingking.
-
Value acceleration. Menurut Parker (1988, p93) ada beberapa pendekatan untuk
mengembangkan cost benefit, pendekatan tersebut dapat digunakan untuk proses pembuatan keputusan. Menurut Parker (1988, pp102pp104) faktor pertama yang harus dipertimbangkan adalah justifikasi secara keuangan dari sebuah proyek teknologi informasi, dengan faktor utama pada kuantitatif dari biaya (selama fase pembangunan dan fase pemeliharaan) dan manfaat dari proyek teknologi informasi tersebut. Sedangkan menurut Porter (1985, p27) keunggulan bersaing menggambarkan cara suatu perusahaan dapat memilih dan melaksanakan suatu strategi generik guna mencapai dan mempertahankan perusahaannya.
20 2.3.2.1.1 Cost, Benefit Analysis Metode Cost, Benefit dan Analysis (CBA) adalah pendekatan yang mencoba untuk menentukan atau menghitung nilai dari setiap elemen teknologi informasi yang memiliki kontribusi terhadap biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh (King et al, 1978). Metode CBA lahir untuk mengantisipasi banyaknya elemen terkait, seperti manfaat dengan teknologi informasi yang tidak memiliki nilai pasar atau harga yang jelas. Di dalam CBA, elemen yang tidak memiliki value yang jelas dicoba untuk dicari nilai padanannya (dalam mata uang) dengan menggunakan
berbagai
teknik
penilaian
(valuation
technique). Hasil dari biaya dan manfaat yang telah di transfer ke dalam satuan mata uang tersebut selanjutnya dapat di proyeksikan ke dalam format alur kas (cash flow) atau dengan menggunakan metode standar ROI yang telah dikenal luas. Kekuatan utama dari metode CBA adalah karena
telah
berhasilnya
manajemen
dalam
mengkuantifikasikan biaya dan manfaat yang bersifat kualitatif maupun intangible. Sementara kelemahan utama dari metode ini menurut kejadian yang sudah-sudah adalah sering terjadi perselisihan atau perdebatan dalam
21 menentukan teknik yang sesuai dalam mencari value elemen yang nilainya tidak jelas tersebut. Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan hubungan antara biaya dan manfaat, diantaranya: Simple Return on Investment (ROI) Teknik ini disebut juga dengan Accounting Rate of Return. Simple ROI ini merupakan rasio rata-rata pendapatan bersih proyek untuk tiap tahun yang dibagi dengan investasi internal dalam proyek. Metode ini merupakan
metode
yang
biasa
digunakan
dalam
pengelolahan data dan proyek sistem informasi. Pendekatan Return on Investment (ROI) ini terdiri dari sejunlah teknik pendekatan formal seperti payback method dimana dicoba dihitung durasi waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi yang telah diperlukan untuk mengembalikan investasi yang telah dialokasikan. Namun sebagian kalangan menganggap pendekatan ini terlampau sederhana. Mereka lebih suka menggunakan metode ireturn on investment (ROI) dimana dicoba diperhitungkan nilai atau value atau manfaat investasi yang akan diperoleh di masa depan dan memproyeksikan besaran nilai tersebut pada saat ini.
22 2.3.2.1.2 Value Lingking Menurut Richardus Eko Indrajit (2004, p66), Value Lingking
adalah
manfaat
yang
diperoleh
berupa
peningkatan kinerja satu atau sejumlah fungsi bisnis atau organisasi
karena
adanya
implementasi
teknologi
informasi. Manfaat yang diperoleh sebagai dampak diimplementasikannya teknologi informasi ini harus diperhitungkan dalam melakukan kajian atau analisa costbenefit.
2.3.2.1.3 Value Acceleration Menurut Richardus Eko Indrajit (2004, p66), Value Acceleration berkembang sebagai konsekuensi logis dari nature atau karakteristik teknologi yang memiliki dimensi “kecepatan” atau mempercepat terciptanya suatu manfaat bagi organisasi semacam perusahaan. Value lingking dan value
acceleration
adalah
berupa
manfaat
yang
merupakan efek keterkaitan dengan adanya teknologi informasi pada organisasi. Value lingking dan value acceleration memburtuhkan persetujuan atas manfaat yang berguna bagi kedua belah pihak yaitu bisnis dan teknologi, misalnya terciptanya komunikasi yang lebih efisien, penurunan biaya, terjadinya penghematan dan
23 penghindaran biaya, mengurangi kegiatan non produktif dan ini berarti meningkatkan produktivitas. Beberapa hal berbentuk penghematan, beberapa hal lagi dapat berupa penyelesaian kerja yang lebih cepat, kinerja yang lebih baik dan peningkatan keuntungan.
2.3.2.2 Domain Bisnis Domain bisnis adalah pengguna dari teknologi informasi yang melengkapi penilaian terhadap aspek-aspek keuangan; domain teknologi adalah pemasok dari layanan teknologi informasi. Pemasok dapat dari departemen sistem informasi atau teknisi ahli pada organisasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap komputer perseorangan. Pada domain bisnis, penggunaan pada sistem komputer bertugas untuk menyimpan dan mengatur data dari domain teknologi yang nerupakan tanggung jawab manajemen: desain sistem, pengembangan software, mengatur data, pengamanan informasi,
dan
autorisasi
karyawan
untuk
mengakui
dan
menggunakan informasi dalam sistem. Pada domain bisnis yang dinilai adalah strategic match, competitive advantage, management information, competitive response, dan project or organizational risk.
24 2.3.2.2.1 Strategic Match Strategic Match merupakan evaluasi atau penilaian terhadap
keterkaitan
hubungannya
antara
dengan
investasi
pencapaian
TI
tujuan
dalam strategis
organisasi. Tahap dari evaluasi ini adalah apakah investasi di bidang TI dan implementasinya adalah sejalan/selaras dengan tujuan jangka panjang perusahaan. Penilaian kesesuaian investasi TI dengan tujuan jangka panjang perusahaan dinyatakan dalam score yang dihitung dari hasil
kuesioner
kepada
responden
yang
mengerti
mengenai manfaat TI dalam kaitannya tujuan perusahaan. Manfaat teknologi informasi diukur melalui seberapa besar dukungannya terhadap pencapaian tujuan strategis organisasi atau besarnya kontribusi terhadap kegiatankegiatan operasional untuk mecapai tujuan tersebut.
2.3.2.2.2 Competitive Advantage Manfaat
teknologi
informasi
diukur
melalui
kontribusinya terhadap pencapaian keuntungan kompetitif organisasi. Penggunaan potensial teknologi informasi adalah untuk menciptakan rintangan persaingan. Dengan demikian, proyek-proyek teknologi yang mendukung
25 sistem antar organisasi (inter-organizational system) memiliki manfaat yang lebih tinggi.
2.3.2.2.3 Management Information Support Kategori
ini
menilai
kontribusi
proyek-proyek
teknologi informasi terhadap kebutuhan manajemen akan informasi dalam pengambilan keputusan.
2.3.2.2.4 Competitive Response Manfaat proyek-proyek teknologi informasi diukur melalui seberapa besar resiko persaingan jika proyek tersebut tertunda atau tidak dilaksanakan. Semakin proyek tersebut tidak dapat ditunda, maka manfaatnya semakin tinggi.
2.3.2.3 Domain Teknologi Domain teknologi tanggung jawab manajemen tetap bertahan walaupun komputer diletakkan pada departemen pusat manajemen atau dikantor bisnis manajer. Tanggung jawab ini berbeda dari tanggung jawab bisnis manajer yang memberikan peningkatan dengan menggunakan data. Ini adalah perbedaan dari tanggung jawab, dan faktanya bahwa domain bisnis digunakan untuk teknologi informasi dalam membuat tanggung jawab pada
26 domain teknologi, yang membuat konsep sangatlah penting. Dalam domain teknologi faktor yang dinilai terdiri dari: strategic IS architecture, definitional uncertainty, technical uncertainty, IS infrastructure risk. Faktor ini menyediakan sebuah hubungan strategi teknologi dalam alternatif investasi teknologi informasi yang dapat dilihat.
2.3.2.3.1 Strategic IS Architecture Manfaat proyek SI/TI diukur melalui tingkat kesesuaian proyek tersebut terhadap perencanaan SI/TI secara keseluruhan. Sampai sekarang, implementasi proyek telah dihilangkan dan dievaluasi secara bebas. Bagaimanapun, domain teknologi sangat natural, dapat menentukan sebuah permintaan dan kepentingan untuk proyek melewati dampak ekonomi domain bisnis. Sistem database, hubungan database, sistem pendistribusian akan dapat mengumpulkan atau menghubungkan penyedia oleh lingkungan teknologi itu sendiri.
2.3.2.3.2 Defitional Uncertainty Manfaat proyek SI/TI diukur dari seberapa besar ketidakpastian akibat perubahan dari target. Dengan
27 adanya perubahan yang tidak tentu. Perubahan teknologi dalam sebuah organisasi dapat ditunjukan dalam banyak langkah. Langkahnya sebuah pekerjaan dapat menjadi terstruktur untuk produktifitas yang banyak; pada akhirnya
sisa
produk
adalah
sama,
tapi
pada
pengertiannya perubahan itu dapat dijalani. Pada akhirnya produk dapat berubah juga, perubahan yang diinginkan atas bagian dalam yang sama baiknya seperti bagian luar dari perusahaan. Perubahaan ini termasuk tingkatan dari resiko. Struktur informasi ekonomi membolehkan untuk menilai resiko dan ketidaktentuan.
2.3.2.3.3 Technical Uncertainty Manfaat proyek SI/TI diukur dari seberapa besar ketergantungan proyek terhadap keahlian, perangkat keras, perangkat lunak dan sistem. Identifikasi lain dari resiko dalam domain teknologi adalah technical uncertainty, yang menilai kesiapan dari domain teknologi untuk menjalankan proyek. Empat penilaian yang terpisah meliputi: pengetahuan yang diinginkan,
pengetahuan
hardware,
ketergantungan
software, dan aplikasi software. Tujuan dari penilaian ini tidak dapat menegaskan resiko penolakan perencanaan.
28 Maksudnya, mengakui resiko dan menegaskan persiapan dan kesiapan yang dibutuhkan untuk kesuksesan proyek. Kepastian
adalah
sesuatu
yang
negatif.
Technical
uncertainty yang tertinggi, yang paling negatif dari hasil evaluasi.
2.3.2.3.4 Infrastructure Risk Manfaat
proyek
SI/TI
diukur
dari
seberapa
pentingnya investasi non proyek untuk mengakomodasi proyek ini. (Parker, 1988, p102). Infrastructure Risk menilai tingkatan dari yang bukan proyek kebutuhan investasi untuk membiayai proyek ini. Lingkupan yang dinilai termausk faktor-faktor seperti data administrasi (seperti permintaan kamus data baru), komunikasi
(contohnya
bentuk
dari
kemampuan
komunikasi yang diinginkan), dan sistem distribusi (seperti metode baru dari penilaian data yang diinginkan).
2.3.3 Membangun Nilai Organisasi Menurut Parker (1988, p86) metode yang digunakan unruk mendapatkan nilai organisasi adalah dengan menentukan seberapa besar dan pentingnya dari setiap kategori nilai dan resiko. Terdapat 10 kategori dalam nilai dan resiko, kemudian kita akan membuat tingkatan dari kategori
29 tersebut terhadap bisnis kita, didistribusikan faktor besaran positif ke 100 nilai dan menggunakan faktor besaran negatif untuk resiko dan keraguan. Dalam menilai organisasi ini kita perlu menganalisis batas bisnis dan dukungan dari sistemnya. Batas bisnis yang dimaksud disini adalah tingkatan pada bisnis yang menguntungkan, kompetitif, sehat, dan memiliki kekuatan dalam menghadapi gejolak bisnis maupun krisis ekonomi. Sedangkan dukungan sistem atau teknologi informasi adalah tingkatan ketergantungan sebuah organisasi terhadap teknologi informasi apakah kuat dan efektif atau tidak. Untuk menggambarkan dari hubungan antara batas dari kegiatan bisnis dan dukungan sistem atau teknologi informasi dibuatlah menjadi empat kuadran yang masing-masing akan menerapkan seberapa besar ketergantungan suatu organisasi terhadap sistem informasi yang mereka gunakan. LINE OF BUSINESS
Kuadran A
Kuadran B
Investment
Strategic
Kuadran C
Kuadran D
Infrastructure
Breakthrough
Lemah
Kuat
Kuat
Derajat Dimana Bisnis Menguntungkan, Bersaing Lemah
Computer Support
Derajat Dimana Komputer yang Ada Cukup Kuat dan Efektif
Gambar 2.1 Nilai Korporat Organisasi (Parker, 1988, p187)
30 Karena keempat perbedaan imilah maka masing-masing kuadran pada Gambar 2.1 memiliki relatif korporat yang berbeda-beda a.
Kuadran A: Investment Pada posisi kuadran A, sebuah organisasi memiliki kekuatan bisnis yang kuat, namun memiliki ketergantungan pada sistem informasi yang lemah. Biasanya organisasi ini baru menginvestasikan sistem informasi
pada
bisnis
mereka,
sehingga
masih
harus
terus
meningkatkan sistem informasi yang mereka punya seiring dengan meningkatkan kekuatan bisnis yang berjalan. Dengan kekuatan bisnis yang ada, mereka memiliki kesempatan untuk meningkatkan investasi yang mereka miliki di masa mendatang, dengan konsekuesi mereka harus terus berfokus pada pembangunan infrastrukturnya. Nilai Korporat pada Kuadran Investasi LIKELY VALUE
RESULTING COMMENT
WEIGHT
BUSSINESS DOMAIN
Medium
2
B. Strategic Match
Low
0
C. Competitive Advantage
Low
0
A. Return on Investment (ROI)
Strenghten Medium
E. Competitive Response
Highest
8
F. Project Organization Risk
Medium
-2
TECHNOLOGY DOMAIN
Management
2
D. Management Information
31
A. Definitional Uncertainty
Medium
-4
B. Technical Uncertainty
Medium
-4
C. Strategic IS Architecture
High
8
D. IS Infrastructure Risk
Low
0 Total Value
20
Total Risk and -10
Uncertainty
Tabel 2.1 Nilai Korporat pada Kuadran Investasi (Parker, 1988. p188) b.
Kuadran B: Strategic Pada kuadran ini menggambarkan adanya kekuatan bisnis yang kuat dengan dukungan sistem informasi yang kuat pula. Organisasi sangat bergantung pada sistem informasi untuk menjalankan bisnis yang mereka jalani. Kedua dari sistem infrastruktur dan backbone systems sangat kuat. Untuk organisasi pada kuadran B mempunyai line bisnis yang kuat dan juga fukungan komputer yang kuat. Mempunyai korporat positif 20 dari nilai korporat negatif -4 (Tabel 2.3)
Nilai Korporat pada Kuadran Strategis LIKELY VALUE
COMMENT
RESULTING WEIGHT
BUSINESS DOMAIN
A. Return on Investment High
2
Highest
4
C. Competitive Advantage
Low
6
D. Management Information
High
2
(ROI) B. Strategic Match
32 Low
4
High
-1
A. Definitional Uncertainty
Medium
-2
B. Technical Uncertainty
Medium
-1
C. Strategic IS Architecture
Highest
1
D. IS Infrastructure Risk
Medium
1
E. Competitive Response F. Project Organization Risk
TECHNOLOGY DOMAIN
Total Value
20
Total Risk and Uncertainty
-4
Tabel 2.2 Nilai Korporat pada Kuadran Strategis (Parker, 1988,p188 c.
Kuadran C: Infrastructure Organisasi yang berada pada kuadran ini digambarkan memiliki kekuatan bisnis yang lemah dan diikuti pula dengan dukungan sistem informasi yang lemah pula. Tingkat ketergantungan organisasi pada sistem informasi dinilai sangat lemah.
Nilai Korporat pada Kuadran Infrastructure LIKELY VALUE
RESULTING COMMENT
WEIGHT
BUSINESS DOMAIN
A. Return on Investment (ROI)
Medium
2
33 Assume B. Strategic Match
High
C. Competitive Advantage
Low
Management Goals
4 6
Strenghten Management
2
D. Management Information
High
E. Competitive Response
Low
F. Project Organization Risk
High
Cannot Afford risk
-1
A. Definitional Uncertainty
Medium
Cannot afford risk
-4
B. Technical Uncertainty
Medium
Cannot afford risk
-1
C. Strategic IS Architecture
Highest
A crucial element
1
D. IS Infrastructure Risk
Medium
4
TECHNOLOGY DOMAIN
1 Total Value
20
Total Risk and Uncertainty
-10
Tabel 2.3 Nilai Korporat pada Kuadran Infrastruktur (Parker, 1988, p189)
d.
Kuadran D: Breakthrough or Management Pada kuadran ini, organisasi memiliki kekuatan bisnis yang lemah namun dukungan dari sistem informasi yang ada senilai kuat. Dengan adanya dukungan dari sistem informasi yang kuat akan memungkinkan terciptanya kekuatan pada potensial bisnis yang ada. Untuk organisasi pada kuadran D mempunyai line bisnis yang lemah dengan dukungan komputer yang sangat kuat. Nilai korporat positifnya 20 dan nilai korporat negatidnya -10 (Tabel 2.8)
34 LIKELY VALUE
COMMENT
RESULTING WEIGHT
BUSINESS DOMAIN
A. Return on Investment High
4
Highest
6
C. Competitive Advantage
Low
0
D. Management Information
High
4
E. Competitive Response
Low
0
F. Project Organization Risk
High
-4
A. Definitional Uncertainty
Medium
-2
B. Technical Uncertainty
Medium
-2
C. Strategic IS Architecture
Highest
6
D. IS Infrastructure Risk
Medium
-2
(ROI) B. Strategic Match
TECHNOLOGY DOMAIN
Total Value
20
Total Risk and Uncertainty
-10
Tabel 2.4 Nilai Korporat pada Kuadran Breakthrough Management (Parker, 1988, p190)
2.4
Information Economics Scorecard Setelah skor perhitungan ROI sederhan diperoleh, skor pembobotan keempat faktor domain bisnis dan ketiga factor domain teknologi juga diperoleh, lalu masing-masing skor tersebut dimasukkan ke dalam scorecard (lembar
35 penilaian). Seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6, seluruh skor dimasukkan ke masing-masing kolom yang telah disediakan. Skor ini kemudian dikalikan dengan nilai relatif korporat untuk memperoleh bobot skor. Masing-masing bobot skor ini lebih lanjut dijumlahkan (nilai positif maupun nilai negatif) untuk mendapatkan total skor proyek.
36
Evaluator (Factor) Business Domain Techonology Domain Weughted Value Where: ROI Measurerement ROI Technology Domain Assessment SA DU TU IR Business Domain Assessment SM CA CR OR
ROI ROI +
Business Domain SM +
CA +
CR +
MI +
Technology Domain OR +
SA +
DU -
Enchanced simple return on investment score Strategic IS Architecture Definitional Uncertainty Technical Uncertainty IS infrastructure risk
: Strategiic Match : Competitive Advantage : Competitive Response Project or organizational risk Gambar 2.2 Information Economics Scorecards Sumber: Parker (1996)
TU -
IR -
Weighted Score
37 2.5 Teori Analisis SWOT Menurut Rangkuti (2004, p18) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategis perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (oppurtunities),
namun
secara
bersamaan
dapat
meminimalkan
kelemahan
(weaknesses) dan ancaman (threats). Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis yang detail. Menurut Thomson dan Strickland (2001, p127), metode SWOT merupakan proses kekuatan dan kelemahan internal perusahaan serta kesempatan dan ancaman yang ditimbulkan oleh lingkungan eksternal perusahaan, yang kemudian ditarik beberapa kesimpulan mengenai: 1.
Bagaimana strategi perusahaan dapat diselaraskan dengan kemampuan sumber daya perusahaan dengan kesempatan yang ada di dalam pasar.
2.
Seberapa penting bagi perusahaan untuk memperbaiki kelemhan sumber daya tertentu dan melindunginya dari ancaman yang ada dalam pasar. Menurut David (2001, p285), matrik SWOT merupakan alat yang penting
untuk menolong manajer dalam mengembangkan empat tipe strategi: strategi SO, strategi WO, strategi ST, strategi WT. Mencocokan faktor kunci eksternal dan internal adalah bagian yang paling sulit dalam mengembangkan matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik, dan tidak ada pencocokan yang terbaik.
38 KEKUATAN
KELEMAHAN
(STRENGTHS)
(WEAKNESS)
1.
1
2.
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
STRATEGI SO
STRATEGI WO
1.
1.
1.
2.
2.
2.
3.
3.
3.
4.
4.
4.
5.
5.
5.
6.
6.
6.
7.
7.
7.
8.
8.
8.
9.
9.
9.
PELUANG (OPPORTUNITY)
39 10.
10.
10.
1-10
(Gunakan
Kekuatan
Untuk 1-10
Memanfaatkan Peluang )
Kelemahan
(Atasi Dengan
Memanfaatkan Peluang)
Tabel 2.5 Tabel Matrik SWOT (Sumber: David, 2001, p287) Penyajian yang sistematis terdapat pada gambar diatas. Perhatikan bahwa matriks SWOT terdiri atas sembilan sel. Seperti yang ditunjukan, ada empat sel faktor kunci, empat sel strategi, dan satu sel yang selalu dibiarkan kosong (sel kiri atas). Tujuan dari matriks ini adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik (David, 2001, p286).