10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2007, p6), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Menurut Mathiassen (2009, p9), sistem adalah kumpulan komponen yang mengimplementasikan kebutuhan fungsi dan antar muka pemodelan. Dari dua definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang terintegrasi satu sama lai dan mengimplementasikan kebutuhan fungsi dan antar muka pemodelan untuk mencapai sebuah tujuan. 2.1.1.2 Pengertian Informasi Menurut Hall (2007, p617), Informasi ada fakta yang menyebabkan penggunaannya melakukan tindakan yang tidak akan dapat dilakukan atau tidak dilakukannnya, jika tidak ada fakta tersebut
11 Menurut
Krismiaji
(2010,p4)
menyatakan
bahwa
informasi merupakan suatu data yang telah diorganisasi, dan telah memiliki kegunaan dan manfaat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang telah diatur dan diproses sehingga menghasilkan suatu arti bagi pemakainya. 2.1.1.3 Pengertian Sistem Informasi Menurut Hall (2007, p9), sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada penggunanya. Menurut
Gelinas
dan
Dull
(2008,
p13),
“An
information system (IS) is a men made system that generally consist of an integrated set of computer based components and manual components estabilished to collect, store, can manage data and to provide output information to users” artinya Suatu sistem informasi (IS) adalah sistem buatan manusia yang umumnya terdiri dari serangkaian komponen yang terintegrasi berbasis komputer dan komponen pengguna yang dirancang, untuk mengumpulkan, menyimpan, dapat mengelola data dan memberikan informasi output ke pengguna
12 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kombinasi yang terorganisir dari orang, hardware, software, yang mengumpulkan, memproses, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu dalam sebuah organisasi. 2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Rama dan Jones (2008, p6), sistem informasi akuntansi itu adalah suatu sub sistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, juga informasi lain yang diperoleh dari pengelohan rutin atas transaksi akuntansi Menurut Cushing yang dikutip oleh Bardiwan (2008, p3), sistem informasi akuntansi adalah suatu set sumberdaya manusia dan modal dalam suatu organisasi yang bertugas untuk menyiapkan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan dan pengolahan data transaksi. Dapat disimpulkan pula bahwa sistem informasi akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan data dan mengubah data tersebut menjadi informasi keuangan untuk kemudia dijadikan laporan keuangan yang diberikan kepada manajer dan pihak luar yang membutuhkannya.
13 2.1.1.5 Komponen Sistem Informasi Menurut Krismiaji (2010,p16-17), menyatakan secara garis
besar,
sebuah
sistem
informasi
memiliki
delapan
komponen. Kedelapan komponen tersebut adalah: 1. Tujuan. Setiap sistem informasi dirancang untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara keseluruhan. 2. Input. Data input harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input kedalam sistem, sebagian besar input berupa data transaksi. 3. Output. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem disebut output. Output dalam sebuah sistem informasi akuntansi biasanya berupa laporan keuangan dan laporan internal seperti daftar umur piutang, anggaran, dan proyeksi arus kas. 4. Penyimpan data. Data sering disimpan untuk dipakai lagi dimasa mendatang. Data yang tersimpan ini harus diperbaharui (updated) untuk menjaga keterkinian data. 5. Pemroes. Data harus diproses untuk menghasilkan informasi dengan menggunakan komponen pemroses. Saat ini sebagian besar perusahaan mengolah datanya dengan menggunakan komputer, agar dapat dihsilkan informasi secara tepat dan akurat. 6. Instruksi dan prosedur. Sistem informasi tidak dapat memproses data untu menghasilkan informasi tanpa instruksi dan prosedur rinci. Peangkat lunak (program) komputer dibuat untuk
14 mengnstruksikan komputer melakukan pengolahan data. Instruksi dan prosedur untuk para pemakai komputer biasanya dirangkum dalam sebuah buku yang disebut buku pedoman prosedur. 7. Pemakai.
Orang
yang
berinteraksi
dengan
sistem
dan
menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut dengan
pemakai.
Dalam
perusahaan,
pengertian
pemakai
termasuk didalamnya adalah karyawan yang melaksanakan dan mencatat
transaksi
dan
karyawan
yang
mengola
dan
mengendalikan sistem. 8. Pengamanan dan pengawasan. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem informasi harus akurat, bebas dari berbagai kesalahan, dan terlindungi dari akses secara tidak sah. Untuk mencapai
kualitas
informasi
semacam
itu,
makasistem
pengamanan dan pengawasan harus dibuat melekat pada sistem. Menurut Mardi (2011 ,p8), kegiatan SIA terdiri atas bebarapa unsur penting, yaitu pelaku (orang) yang bertindak sebagai operator sistem atau orang yang mengendalikan dan melaksanakan berbagai fungsi. Prosedur, baik manual maupun yang terotorisasi, yang dalam kegiatan mengumpulkan, memproses, meyimpan data tentang aktivitas bisnis perusahaan. Perangkat lunak (software) dipakai untuk mengolah data perusahaan. Keberadaan perangkat komputer, alat pendukung dan peralatan
untuk
komunikasi
teknologi informasi.
jaringan
merupakan
infrastruktur
15 2.1.1.6 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gondodiyoto (2007, p124), SIA memiliki tujuan atau manfaat sebagai berikut : 1. Untuk melakukan pencatatan (recording) transaksi dengan biaya klerikal seminimal mungkin dan menyediakan informasi bagi pihak intern untuk pengelolaan kegiatan usaha serta para pihak terkait (Stock holder or stake holder). 2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasinya. 3. Untuk
menerapkan
(implementasi)
sistem
pengendalian intern, memperbaiki kinerja dan tingkat keandalan (reliability). Informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban (akuntanbilitas). 4. Menjaga atau meningkatkan perlindungan kekayaan perusahaan. Menurut McLeod (2007, p85) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi melaksanakan empat tugas dasar pengolahan data,
antara
lain
pengumpulan
data,
manipulasi
data,
16 penyimpanan data dan penyimpanan dokumen. Penjelasannya adalah : 1.
Pengumpulan Data Sistem pengolahan data mengumpulkan data yang menjelaskan setiap tindakan internal perusahaan
dan
transaksi
lingkungan
perusahaan. 2.
Manipulasi Data Operasi manipulasi data meliputi : a. Pengklasifikasian. Elemen – elemen data tertentu dalam catatan digunakan sebagai kode. b. Penyortiran. Catatan – catatan disusun sesuai urutan tertentu berdasarkan kode atau elemen data lain. c. Penghitungan operasi aritmatika dan logika dilaksanakan pada elemen – elemen data untuk mengasilkan elemen – elemen data tambahan.
17 d. Pengikhtisaran. Terdapat begitu banyak data yang perlu disintesis menjadi betuk total, subtotal, rata – rata, danseterusnya.
3.
Penyimpanan Data Data disimpan pada media penyimapanan sekunder dan file dapat diintegrasikan secara logis untuk membentuk suatu database.
4.
Penyimpanan Data SIA
menghasilkan
output
untuk
perorangan
dan
organisasi baik di dalam dan di luar perusahaan, output tersebut dipicu dalam dua cara: a. Oleh suatu tindakan. Output dihasilkan jika sesuatu terjadi. b. Oleh jadwal waktu. Output dihasilkan pada suatu saat tertentu. 2.1.1.7 Karakteristik Informasi Untuk menjadi informasi yang bermanfaat bagi penggunanya, maka informasi tersebut harus memiliki beberapa karakteristik. Menurut Romey dan Steinbart yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Amos Kwary (2006,p6), karakteristik tersebut meliputi :
18 1.
Reliable (dapat dipercaya) : informasi harus bebas dari
kesalaan dan harus akurat dalam mempresentasikan suatu kejadian atau kegiatan dari suatu organisasi. Setiap sistem informasi
harus
bebas
dari
kesalahan
dan
dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, misalnya pada saat mengaplikasikan Sistem Informasi tidak terjadi error. 2.
Relevant (cocok atau sesuai) : informasi yang relevant
harus memberikan arti atau (berguna) kepada penggunanya. Informasi ini dapat mengurangi ketidak pastian dan bisa meningkatkan nilai dari suatu kepastian.setiap informasi yang dihasilkan Sistem Informasi harus dapat meningkatkan nilaidari suatu kepastian yang dicari oleh user. 3.
Timely (tepat waktu) : Informasi yang disajikan tepat
wktu
pada
saat
dibutuhkan
(tepat
waktu)
dan
bisa
mempengaruhi proses pengambilan keputusan. 4.
complete (lengkap) : Informasi yang disajikan lengkap
termasuk di dalamnya data – data yang relevant. 5.
Understandable (dapat dimengerti) : Informasi yang
disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh user.
19 2.1.2 Analisa dan Perancangan Sistem 2.1.2.1 Pengertian Analisis Sistem Menurut McLeod (2007 ,p88) analisis sistem adalah penelitian terhadap suatu sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbaharui. Menurut Mardi (2011 ,p124) menjelaskan analisis sistem adalah proses kerja untuk menguji sistem informasi yang sudah ada dengan lingkungannya sehingga diperoleh petunjuk berbagai kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan sistem. Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis sitem adalah penelitian atas sistem yang telah ada agar dapat menetapkan tujuan dan spesifikasi untuk merancang sistem baru. 2.1.2.2 Pengertian Perancangan Sistem Menurut McLeod (2007 ,p238) perancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru, jika sistem itu berbasis komputer, perancangan dapat dinyatakan spesifikasi peralatan yang digunakan. Menurut Mardi MSI (2011 ,p124) menjelaskan bahwa pengembangan sistem idealnya dilaksanakan dalam suatu kerangka
20 rancangan
induk
sistem
yang
mengkoordinasikan
proyek
pengembangan sistem kedalam rancangan strategis perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa perencanaan sistem adalah proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi yang diperlukan oleh sistem yang ada serta untuk menunjang pengembangan sistem yang baru. 2.1.2.3 UML (Unified Modeling Language) Menurut Rama dan Jones (2008 ,p78), menyatakan bahwa UML merupakan suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan, menvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi. Empat aktifitas utama dalam membuat UML class diagram adalah: a.
Menempatkan transaction table yang dibutuhkan pada UML class diagram.
b.
Menempatkan master table yang dibutuhkan pada UML class diagram.
c.
Menentukan hubungan yang dibutuhkan antara masing-masing table (transaction and master).
d.
Menentukan atribut apa saja yang akan dibutuhkan dalam membuat UML
21 Menurut Sholiq (2010 ,p223), menyatakan bahasa pemodelan yang digunakan untuk menganalisis dan merancang sistem informasi yang dimulai dari pemodelan proses bisnis organisasi
sampai
dengan
pemodelan
kelas-kelas
dan
komponen-komponen system. Jadi dapat disimpulkan bahwa UML adalah bahasa modeling yang digunakan untuk menganalisis, mendesain, dan mendokumentasikan sistem yang terkait dengan objek. 2.1.2.4 Activity Diagram 2.1.2.4.1 Pengertian Event Menurut Sirodjuddin (2008), event adalah suatu tindakan yang menyebabkan terjadinya tindakan/kejadian lain. (http://ardansirodjuddin.wordpress.com/2008/05/28/materi-2event-dan-method/) Menurut Rama dan Jones (2008, p3), event adalah berbagai hal yang terjadi pada suatu waktu tertentu. Langkah langkah dalam mengidentifikasi event antara lain : 1. Kenali kejadian pertama dalam suatu proses ketika seseorang atau suatu departemen dalam sebuah organisasi menjadi bertanggung jawab terhadap suatu aktivitas.
22 2. Abaikan aktivitas yang tidak memerlukan keikutsertaan agen internal. 3. Kenali suatu kejadian baru ketika bertanggung jawab dipindahkan dari satu agen internal ke agen internal lainnya. 4. Kenali kejadian baru ketika suatu proses sudah diinterupsi dan dilanjutkan kemudian oleh agen internal yang sama. Setelah interupsi, seseorang di luar organisasi atau proses itu mungkin memulai proses tersebut. Sebagai alternatif, proses itu dapat dilanjutkan pada suatu waktu yang sudah dijadwalkan. 5. Gunakan satu nama kejadian dan uraian yang mencerminkan sifat umum dari kejadian itu. Jadi dapat disimpulkan bahwa event adalah suatu kegiatan yang menimbulkan kegiatan tertentu.
23 2.1.2.4.2 Pengertian Workflow Table Menurut Sholiq (2010, p296), workflow adalah alur kerja yang ada dalam setiap proses bisnis. Menurut Rama (2008, p111), berpendapat table workflow
adalah
mengidentifikasikan
table
dengan
para
pelaku
dua dan
kolom
yang
tindakan
yang
dilakukannya dalam suatu proses. Sehingga dapat disimpulkan bahwa workflow adalah suatu tabel yang mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan oleh para aktor di dalam suatu proses bisnis yang melibatkan pelaksanaan yang terkoordinasi dari entitas. 2.1.2.4.3 Pengertian Activity Diagram Menurut Rama dan Jones (2008, p111), activity diagram adalah diagram yang menunjukan urutan aktivitas dalam suatu proses. Acitivity diagram adalah Aktifitas diagram berfungsi untuk menggambarkan arus pekeerjaan, proses bisnis dan prosedurlainnya. Sumber"http://edutechwiki.unige.ch/en/UML_activity_diagra m")
24 Bedasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan activity diagram adalah suatu aktifitas diagaram yang menunjukkan urutan alur proses bisnis. 2.1.2.4.4 Klasifikasi Activity Diagram 2.1.2.4.4.1 Overview Activity Diagram Menurut Rama dan Jones (2008, p79), menyatakan Overview Diagram adalah menyajikan suatu pandangan tingkat tinggi dari proses bisnis dengan mendokumentasikan kejadian – kejadian penting, urutan kejadian – kejadian ini, dan aliran informasi antar kejadian. Dalam
menyiapkan
Overview
Activity
Diagram
terdapat langkah – langkah sebagai berikut: a. Membaca uraian narasi dan mengidentifikasi kejadian penting. b. Membubuhi keterangan pada narasi agar lebih jelas menunjukkan batasan kejadian dan namanama kejadian. c. Menunjukkan agen yang terlibat di dalam proses bisnis dengan menggunakan swimlaness. d. Membuat kejadian.
diagram
untuk
masing-masing
25 e. Menggambar
dokumen
yang
dibuat
dan
digunakan didalam proses bisnis. f. Menggambar tabel (file) yang dibuat dan digunakan di dalam proses bisnis. 2.1.2.4.4.2 Detailed Activity Diagram Menurut Rama dan Jones (2008, p80), Detailed Activity Diagram adalah diagram yang menyediakan suatu penyajian yang lebih detail dari aktivitas yang berhubungan dengan satu atau dua kejadian yang ditunjukkan pada Overview Activity diagram. Menurut Rama dan Jones (2008, p90), berpendapat dalam menyimpan Detailed Activity iagram terdapat langkah – langkah sebagai berikut: a. Tambah
penjelasan
naratif
untuk
menunjukkan
aktivitas. b.
Membuat workflow table
c. Mengidentifikasi Detailed Diagram yang dibutuhkan. d. Untuk setiap Detailed Activity Diagram, lakukanlah beberapa langkah pendahuluan sebagai berikut :
26 d1. Buatlah swinlane untuk agen-agen yang terlihat pada satu atau beberapa kejadian yang ditunjukkan pada Detail Activity Diagram. d2. Tambahkan segi empat panjang untuk setiap aktivitas di dalam kejadian yang ddidokumentasikan pada detail diagram. d3. Gunakan garis tanpa putus untuk menunjukkan urutan aktivitas. d4. Atur dokumen yang dibuat atau digunakan oleh aktivitas-aktivitas di dalam diagram itu. d5. Gunakan garis putus-putus untuk menghubungkan aktiviatas dan dokumen. d6.
Dokumentasikan
setiap
tabel
yang
dibuat,
dimodifikasi, atau yang digunakan oleh aktivitas dalam diagram yang ada dalam kolom komputer. d7. Gunakan garis putus-putus untuk menghubungkan aktivitas dan tabel. Menurut Rama dan Jones (2008, p111) simbol-simbol dalam Activity Diagram sebagai berikut : Bentuk Simbol
Nama
Keterangan
27 Lingkaran penuh
Memulai proses dalam suatu diagram aktivitas
Segi empat panjang
Kejadian, aktivitas atau pemicu
Garis tidak terputus
Urutan dari satu kejadian atau aktivitas ke yang berikutnya.
Garis putus-putus
Alur informasi antar kejadian
Dokumen
Menunjukkan dokumen sumber atau laporan
Berlian
Sebuah cabang
Table
Suatu file computer dari mana data bisa dibaca atau direkam selama kejadian bisnis
Mata benteng
Akhir dari proses
Catatan
Memberikan acuan bagi pembaca pada diagram atau dokumen lain untuk perinciannya.
Gambar 1.1. Activity Diagram
28 2.1.2.5 UML Class Diagram 2.1.2.5.1 Pengertian Class Diagram Menurut Rama dan Jones (2008, p225), Class Diagram adalah diagram yang dapat digunakan untuk mendokumentasi tabel di SIA, hubungan antar tabel. Menurut Nugroho, (2009, p167) Class Diagram adalah definisi umum (pola, template, atau cetak biru) dari himpunan objek yang sejenis dan abstraksi dari entitas dunia nyata (www.scribd.com/non-santi/d/68727233/118-perkembanganmetode-object-oriented-analysis-and-desain-OOAD)
”materi
ini dipakai oleh politeknik telkom”. Dapat disimpulkan bahwa Class Diagram adalah diagram yang digunakan untuk mendokumentasikan tabel di SIA dan menunjukkan class-class yang saling berhubungan secara struktural.
2.1.2.5.2 Pengertian Atribut Menurut Rama dan Jones (2008, p225) attribute adalah unit data terkecil yang memiliki makna bagi pengguna. Kolom dalam basis data relasional yang ekuivalen dengan field didalam file.
29 Menurut Nugroho (2009, p167) attribute adalah nilai internal suatu objek yang mencerminkan antara lain karakteristik objek, kondisi
sesaat,
koneksi
dengan
objek
lain
dan
identitas
(www.scribd.com/non-santi/d/68727233/118-perkembangan-metodeobject-oriented-analysis-and-desain-OOAD) ”materi ini dipakai oleh politeknik telkom”. .Dapat disimpulkan bahwa attribute adalah deskripsi dari class atau event yang merupakan unit terkecil dari data yang mempunyai arti bagi user. 2.1.2.5.3 Pengertian Behaviour Menurut Nugroho (2009, p167) behaviour adalah perilaku sebuah object mendefinisikan bagaimana suatu object bertindak (beraksi)
dan
memberi
reaksi
(www.scribd.com/non-
santi/d/68727233/118-perkembangan-metode-object-orientedanalysis-and-desain-OOAD) ”materi ini dipakai oleh politeknik telkom”. Behaviour adalah suatu objek mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak (bereaksi) dan memberi reaksi. (sumber http://www.scribd.com/doc/75453038/ooad) Dapat disimpulkan behaviour adalah tindakan sebuah objek yang memberi reaksi dan bereaksi dari objek lain.
30 2.1.2.5.4 Hubungan dalam Class Diagram Menurut Sholiq (2010, p230), 1. One to One Menghasilkan pemetaan sama dengan tidak diberikan nilai multiplicity pada relasi antara dua buah kelas. 2. One to Many Satu kelas harus mengandung seperangkat attribut instan dari kelas lain, kemudian kelas lain tersebut hanya memuat setelah satu attribut instan dari sebuah kelas. 3. Many to Many Relasi dengan nilai multiplicity many to many berarti harus ada sekelompok attribute instan dari kelas yang lain, dan sebaliknya kelas yang lain juga harus mempunyai sekelompok attribute instan dari sebuah kelas tersebut. 2.1.2.6 Usecase Diagram 2.1.2.6.1 Pengertian Usecase Menurut Whitten dan Beentley (2007, p382), Usecase Diagram adalah diagram ini memperlihatkan himpunan usecase dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama
31 sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku dari suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna. Menurut Sholiq (2011, p22), Usecase adalah fungsionalitas atau persyaratan – persyaratan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem yang akan dikembangkan tersebut menurut pandangan pemakai sistem. Bentuk Simbol
Nama
Keterangan
Sistem Boundary
Menggambarkan kelompok sistem
Actor
Menggambarkan simbol alternatif untuk actor
Use Case
Menggambarkan Use Case
Communicates
Menggambarkan communicates
Gambar 1.2 Simbol yang digunakan dalam USE CASE Dapat disimipulkan bahwa usecase menggambarkan hubungan antara aktor dan dengan sistem yang berjalan di dalam perusahaan dengan tujuan tertentu.
32 2.1.2.6.2 Pengertian Actor Menurut Sholiq (2010, p291), actor merupakan semua yang ada diluar lingkup sistem perangkat lunak dan berinteraksi dengan sistem perangkat lunak tersebut. Menurut Rama dan Jones (2008 ,p42), actor adalah orangorang atau unit organisasi yang berada diluar perusahaan maupun didalam perusahaan yang berinteraksi dengan sistem. Dapat disimpulkan bahwa actor adalah orang-orang yang diluar sistem yang berinteraksi dengan sistem . 2.1.2.6.3 Pengertian Database Menurut Connolly (2010, p65), database adalah suatau kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan penjelasan tentang data yang terhubung tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi
yang diperlukan oleh
organisasi. Menurut Whitten dan Beently (2007, p548), database adalah kumpulan file yang saling terkait, database tidak hanya kumpulan file. Record pada setiap file harus memperbolehkan hubungan - hubungan untuk menyimpan file lain.
33 Sehingga dapat disimpulkan bahwa database adalah kumpulan data yang terhubung yang dibutuhkan untuk mendukung operasi organisasi. 2.1.2.6.4 Element Database Menurut Rama dan Jones (2008 ,p203), element database terdiri dari sebagai berikut : 1. Kunci Utama (Primary Key) adalah attribute yang secara unik mengidentifikasi record ditabel. Ketika record ditambahkan ke setiap table, setiap record digunakan sebagai nilai kunci utama yang hanya mengidentifikasi record tersebut. 2. Kunci Asing (Foreign Key) adalah field ditabel yang merupakan kunci utamadibeberapa tabel lainnya. Kunci asing digunakan untuk menghubungkan satu tabel dengan tabel lainnya. 2.1.2.7 Formulir 2.1.2.7.1 Pengertian Formulir Menurut Rama dan Jones (2008 ,p234), formulir adalah dokumen terpola yang berisi field kosong yang dapat diisi pengguna dengan data.
34 Menurut Puspitawati (2011, p67) Formulir dapat definisikan sebagai secarik kertas atau media yang memiliki ruang untuk diisi dengan berbagai informasi sebagai dasar pencatatan transaksi atau aktifitas ekonomi suatu unit organissasi. Dapat disimpulkan bahwa formulir adalah secarik kertas yang memiliki ruang yang terformat dan diisi oleh penggunanya. 2.1.2.7.2 Elemen Rancangan Formulir Menurut Rama dan Jones (2008,p335), menyatakan bahwa elemen - elemen penting dalam formulir terdiri dari : 1. Text Boxes adalah ruang pada formulir yang digunakan untuk memastikan informasi yang ditambahkan ditabel atau menampilkan informasi yang dibaca dari table. 2. Label adalah Label membantu pengguna untuk memahami informasi apa yang perlu dimasukkan. 3. Pencarian fitur (Look up feature) adalah Look up feature sering kali ditambahkan ke kotak text yang digunakan untuk memasukkan kunci asing. 4. Tombol perintah (common button) digunakan untuk melakukan suatu tindakan. Contoh : Save, delete, post, print, dll. 5. Tombol radio (radio button) memungkinkan pengguna untuk memilih salah satu dari perangkat pilihan
35 6. Check Box mirip dengan tombol radio tetapi bisa memilih lebih dari satu opsi. 2.1.2.8 Pengertian Layar Layar adalah perantara yang disediakan untuk user sehingga seorang user dapat mengetahui apa yang terjadi pada sistem yang digunakannya, contoh : interaksi dari mesin komputer ke layar monitor. Menurut Rama dan Jones (2008,p334), layar adalah suatu tampilan yang berfungsi untuk menampilkan dan memasukkan informasi atau melakukan tindakan pada sisten Dapat disimpulkan bahwa layar adalah suatu tampilan yang dibuat untuk meminimalisasi input data serta menyediakan function dan model sistem yang berguna untuk actor. 2.1.2.9 Rancangan Laporan 2.1.2.9.1 Pengertian Laporan Menurut Mulyadi (2008, p5) menuliskan, laporan adalah keluaran sistem informasi akuntansi dan berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer. Menurut Rama dan Jones (2008, p250) berpendapat, laporan adalah presentasi data yang telah terformat dan terorganisasi dengan baik.
36 Dapat disimpulkan bahwa laporan adalah dokumen yang terbentuk dari data yang ada pada database yangtelah terformat dan terorganisir dengan baik sehingga dapat digunakan untuk mendapatkan informasi. 2.1.2.9.2 Tipe Laporan Menurut Rama dan Jones (2008 ,p296), tipe – tipe laporan : 1. Simple event list, laporan yang menyediakan daftar kejadian sederhana selama satu periode waktu yang disusun menurut tanggal
kejadian
atau
nomor
transaksi
tanpa
mengelompokkan atau sub total. 2. Simple list, satu daftar kejadian atau daftar acuan sedeherhana. 3. Single entity report, laporan yang hanya menyediakan perincian mengenai satu entitas seperti barang, jasa, agen atau kejadian. 4. Status report, laporan yang menyediakan data ringkasan mengenai barang, jasa atau agen. 5. Summary report, laporan yang meringkas data kejadian untuk sekelompok record terkait selama periode tertentu. 6. Summary status report, laporan yang medaftar data acuan dan data ringkasan mengenai barang dan jasa atau agent.
37
Menurut Narko (2007 ,p264), empat model laporan berdasarkan pada organisasi data dilaporan, yaitu : 1. Laporan daftar sederhana (Simple list report) adalah daftar transaksi penjualan 2. Laporan perinccian yang dikelompokkan (grouped detail report) adalah daftar transaksi penjualan yang dikelompokkan menurut jenis produk yang dijual dengan subtotal untuk setiap jenis produk. 3. Laporan ringkasan (summary report) hanya memberikan ringkasan angka-angka penjualan seperti total penjualan untuk setiap produk tanpa mendaftar masing – masing transaksi penjualan 4. Laporan entitas tunggal (single entity report) seperti faktur penjualan hanya memberikan perincian megenai satu kejadian 2.1.2.9.3 Elemen Rancangan Laporan Menurut Rama dan Jones (2008, p296), elemen rancangan laporan terdiri dari: 1. Report footer, bagian diakhir laporan sering digunakan untuk menampilkan
seluruh
angka-angka
ringkasan,
seperti
total
semuanya, untuk seluruh data dilaporan. 2. Report header, bagian laporan yang digunakan untuk mendapatkan informasi, seperti judul tanggal diawal laporan. 3. Group footer, bagian dari laporan yang mengikuti rincian kelompok, contoh : menghitung sub total.
38 4. Group header, bagian dari laporan yang mengikuti rincian kelompok dan biasanya digunakan untuk menentukan nama kelompok. 5. Group detail, laporan status perincian berkelompok. 6. Group detail status report, laporan yang menampilkan data ringkasan dan data saldo mengenai barang, jasa atau agent. 7. Group event detail repot, laporan yang memiliki perincian kelompok dan yang menampilkan daftar kejadian selama satu periode biasanya disusun menurut barang, jasa, atau agent. Menurut Narko (2007 ,p278), elemen rancangan laporan terdiri dari : 1. Header laporan (report header) menunjukkan informasi yang diterapkan pada seluruh laporan (misalnya nama laporan perusahaan, tanggal laporan, dan nomor halaman) 2. Header halaman (page header) dapat digunakan untuk menentukan informasi yang tampak dibagian atas setiap halaman. 3. Footer halaman (page footer) tampak dibagian bawah setiap halaman dan biasanya mencakup nomor halaman 4. Footer laporan (report folder) terlihat satu kali dibagian akhir laporan biasanya digunakan untuk menyajikan informasi ringkasan seperti total semuanya 5. Perincian laporan (repot detail) berisi informasi utama dilaporan, biasanya menyajikan data mengenai berbagai entitas (kejadian, agent, produk, dan jasa)
39 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Penjualan 2.2.1.1 Pengertian Penjualan Menurut Kotler (2010, p528), penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual terpenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan. Jadi konsep penjualan adalah cara untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Menurut al (2010, p255), “Sales is the total amount charged customers for merchandise sold, including cash sales and sales on account.” Yang diterjemahkan, Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang dijual, baik penjualan tunai maupun penjualan kredit. Berdasarkan disimpulkan
bahwa
penyerahan
barang
pengertian
tersebut,
penjualan kepada
adalah
pembeli
maka suatu
untuk
dapat
transaksi mendapat
keuntungan yang dapat meningkatkan penghasilan perusahaan.
40 2.2.1.2 Jenis – Jenis Penjualan Menurut Wibowo (2008, p.78-79), “Penjualan tunai adalah
penjualan
barang
dagangan
dengan
menerima
pembayaran kas atau tunai secara lansung dari pelanggan pada saat terjadinya penjualan.” Sedangkan “ Penjualan kredit adalah penjualan barang dagangan dengan kesepakatan antara pembeli dan penjual pada saat transaksi, yaitu pembayaran akan dilakukan pada waktu yang akan datang.” Menurut Mulyadi (2008, p202), penjualan dapat dibedakan atas 2 kelompok, yaitu: 1. Penjualan kredit, yaitu penjualan yang pembayarannya dilakukan beberapa waktu kemudian setelah barang diterima. Jika pesanan dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. 2. Penjualan tunai, yaitu penjualan dimana barang atau jasa perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli.
41 2.2.1.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit Menurut Mulyadi (2008, p210), penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai order yang diterima dari pembeli untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan pada pembeli tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang pertama kepada seorang pembeli selalu didaului oleh analisis terhadap dapat atau tidaknya pembeli tersebut diberi kredit. Umumnya perusahaan manufaktur melakukan penjualan produknya dengan sistem penjualan kredit ini. Menurut tim penyusun modul dan pusdiklan dan bea cukai (2011, p45), penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk mengindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang pertama kepada seorang pembeli, selalu didahului dengan analisa terhadap dapat tidaknya pembeli tersebut diberi kredit. Dapat disimpulan sistem penjualan kredit adalah perusahaan mengirimkan barang sesuai order dari pembeli dan
42 untuk periode tertentu
perusahaan menagih pada pembeli.
Untuk menghindari piutang tidak tertagih, setiap penjualan kredit yang pertama didahului dengan analisa terhadap dapat tidaknya pembeli tersebut diberi kredit. 2.2.1.4 Fungsi yang Terkait dalam Sistem Penjualan Kredit Menurut Narko (2007, p89-90), perusahaan mempunyai bagian-bagian (yang berhubungan dengan transaksi penjualan kredit), dengan fungsinya masing-masing sebagai berikut : 1. Bagian Penjualan : a. Berfungsi menerima dan mengedit pesanan pelanggan serta membuat pesanan penjualan rangkap empat. b. Meminta persetujuan penjualan kredit kepada bagian yang bertanggung jawab atas keputusan tersebut.
2. Bagian Gudang / Pengiriman : a. Barang dikirimkan kepada pembeli. b. Pembeli
diminta
menandatangani
pesanan
penjualan bila sudah menerima barang. c. Mengarsipkan
pesanan
ditandatangani pembeli.
yang
sudah
43 3. Bagian Penagihan : a. Atas dasar tembusan pesanan penjualan, bagian ini membuat faktur rangkap 2. Lembar pertama dikirim kepada pembeli, lembar ke dua dilampiri pesanan penjualan dikirim ke bagian akuntansi. 4. Bagian Akuntansi : a. Atas dasar buki transaksi berupa pesanan penjualan dan faktur, pemegang buku jurnal membukukan ke dalam jurnal penjualan, dan secara periodic membukukan ke rekening buku besar. b. Atas dasar dokumen yang sama, pemegang kartu piutang dan persediaan membukukan ke kartu masing – masing. c. Bukti-bukti kemudian diarsip. Menurut Mulyadi (2008, p211-213), fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit adalah: 1. Fungsi penjualan : Bertanggung jawab menerima surat pemesanan dari pembeli, mengedit pesanan dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum adapada surat pemesana tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan dikirim, serta mengisi surat pesanan pengiriman.
44 2. Fungsi kredit : Fungsi ini berada di bawah fungsi keuangan yang dalam transaksi penjualan kredit, bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan. 3. Fungsi gudang : Bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman. 4. Fungsi pengiriman : Bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat pemesana pengiriman yang diterima dari fungsi penjualan. 5. Fungsi penagihan : Bertanggung jawab membuat dan mengirim
faktur
penjualan
kepada
pelanggan,
serta
menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi. 6. Fungsi akuntansi : Bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan
pernyataan
membuat laporan penjualan.
piutang
kepada
debitur
serta
45 2.2.1.5 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penjualan Kredit Menurut Hall (2007, p223), Aktivitas yang membentuk sistem pemrosesan pesanan penjualan. Proses ini dideskripsikan dalam langkah-langkah berikut : 1. Proses penjualan dimulai dari pelanggan menghubungi departemen
penjualan.
Pelanggan
bisa
menghubungi
perusahaan melalui telepon, surat, atau datang lansung. Departemen penjualan mencatat perincian penting dari peristiwa ini pada pesanan penjualan. Informasi ini memicu beberapa tugas. 2. Langkah pertama dari proses penjualan adalah mengesahkan transaksi dengan meminta persetujuan kredit untuk pelanggan. 3. Saat kredit disetujui, informasi penjualan akan dilanjutkan ke proses penagihan, gudang dan pengiriman. 4. Langkah selanjutnya adalah mengirim barang yang harus dilakukan segera setelah persetujuan kredit diperoleh. Jika waktu tunggu terlalu lama, pelanggan kemungkinan akan membatalkan pesanan dan pergi ke tempat lain. Proses pengiriman merekonsiliasi barang yang diterima dari gudang dengan informasi penjualan yang sudah diterima. Rekonsiliasi ini
digunakan
untuk
memastikan
bahwa
perusahaan
mengirimankan barang yang tepat ke pelanggan. Jika terjadi
46 kesalahan, seperti kesalahan dalam pengambilan barang atau kesalahan dalam jumlah barang, masalah tersebut pasti sudah teridentifikasi pada saat ini. Jika semua kondisi sudah sesuai dengan pesanan, barang akan dikemas dan dikirim ke pelanggan
melalui
perusahaan
angkutan
yang
biasa
digunakan. Kemudian informasi pengiriman akan diteruskan ke proses penagihan. 5. Proses penagihan akan mengumpulkan dokumen-dokumen yang relevan mengenai transaksi tersebut (produk, harga, biaya pegurusan, angkutan, pajak, dan ketentuan potongan harga) dan menagih pelanggan. Proses penagihan kemudan mengirim informasi ini ke proses piutang dagang dan proses pengendalian persediaan. 6. Bagian piutang dagang menerima informasi penagihan dan mencatatnya ke dalam akun pelanggan. 7. Sama halnya, bagian pengendalian persediaan menggunakan informasi dari bagian penagihan untuk menyesuaikan record persediaan untuk mencerminkan penurunan persediaan. 8. Secara berkala (setelah setiap batch, harian, mingguan, bulanan dan seterusnya) prose penagihan, piutang dagang dan pengendalian persediaan mengirim rangkuman informasi ke proses buku bersar umum. Hal ini termasuk (1) total penjualan dari penagihan, (2) total kenaikan piutang dagang,
47 dan (3) total penurunan persediaan. Berdasarkan informasi tersebut, buku besar umum memproses ke akun pengedali yang dipengaruhi oleh transaksi penjualan selama periode berjalan. Sebagai tambahan, proses buku besar umum rekonsiliasi rangkuman yang dikompilasi secara independen ini untuk mengidentifikasi kesalahan pencatatan record. Sebagai contoh, jika aktivitas penagihan gagal menagih pelanggan atau piutang dagang mencatat jumlah yang salah, ketidaksesuaian pada angka rangkuman akan dapat ditemukan dalam proses buku besar umum. Namun, jika rangkumannya sudah sesuai, maka secara keseluruhan proses diasumsikan berfungsi dengan benar. Menurut Narko (2007,p80), prosedur yang membuat sistem : 1. Prosedur pesanan penjualan. Melengkapi pesanan pelanggan, dengan cara apapun pesanan diterima, maka informasi mengenai pesanan pelanggan harus dipindahkan ke formulir tertentu. Menentukan
tanggal
pengiriman,
rute
pengiriman,
alat
transportasi yang digunakan, dari gudang mana yang harus dikirim, dll. 2. Prosedur persetujuan kredit. Diadakan penelaan status kredit dengan melihat kartu pembantu piutang langganan yang hendak membeli secara kredit. Dengan mempelajari kartu piutang tersebut dapat diketahui kredibilitas pelanggan yang bersangkutan
48 3. Prosedur pengiriman barang. Mengupayakan pengiriman secepat mungkin dan dengan biaya serendah mungkin 4. Prosedur pembuatan faktur. Membuat faktur dan mengirimkan secepatnya pada pembeli. 2.2.1.6 Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Penjualan Kredit Menurut Narko (2007, p84), catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit berhubungan dengan metode akuntansi persediaan, yaoitu metode perpetual atau metode periodik. Jika perusahaan menyelenggarakan akutansi persediaan secara perpetual maka catatan akuntansi yang digunakan : 1. Buku jurnal penjualan 2. Rekening buku besar piutang dagang, penjualan, retur dan potongan penjualan, potongan tunai penjualan, persediaan dan harga pokok penjualan 3. Rekening pembantu piutang 4. Rekening pembantu persediaan
49 Bila perusahaan menyelenggarakan akuntansi persediaan secara periodik maka catatan akuntansi yang dipergunakan adalah : 1. Jurnal penjualan 2. Rekening buku besar piutang dagang, penjualan, retur, dan potongan penjualan, potongan tunai penjualan, biaya angkut
penjualan,
pembelian,
retur
dan
potongan
pembelian, potongan tunai pembelian, dan biaya angkut pembelian 3. Rekening pembantu piutang Menurut
Mulyadi
(2008,
p218-219),
catatan
akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah: 1. Jurnal penjualan. Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan baik secara tunai maupun kredit. 2. Kartu piutang. Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu
yang
berisi
rincian
mutasi
piutang
perusahaan kepada tiap – tiap debiturnya. 3. Kartu persediaan. Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan.
50 4. Kartu gudang. Catatan akuntansi ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang disimpan digudang. 5. Jurnal umum. Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga – harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu. 2.2.1.7 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penjualan Kredit Menurut Mulyadi (2008, p214), Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah : 1. Surat Order Pengiriman dan tembusannya Dokumen pokok untuk memproses penjualan kredit kepada pelanggan. 2. Faktur Penjualan dan tembusannya Dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang. 3. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan Dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu 4. Bukti Memorial Dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam jurnal umum.
51 2.2.2
Penjualan Tunai 2.2.2.1 Fungsi yang Terkait Menurut Mulyadi (2008, p462), fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah: a. Fungsi Penjualan Dalam transaksi penerimaan kas dan penjualan tunai, fungsi ini bertanggungjawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut keoada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas. b. Fungsi Kas Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggungjawab sebagai penerima kas dari pembeli.Fungsi gudang.Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan
tunai,
menyimpan barang
fungsi
ini
bertanggungjawab
untuk
yang dipesan oleh pembeli, serta
menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
52 c. Fungsi gudang Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman. d. Fungsi pengiriman Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi
ini
bertanggungjawab
untuk
membungkus
dan
menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli. e. Fungsi akuntansi Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggungjawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan membuat laporan penjualan. Menurut Tim penyusunan Modul dan Pusdiklan dan Bea Cukai (2011, p43 - 45) fungsi yang terkait dalam sistem penjualan tunai sebagai berikut : 1.
Bagian Penjualan a. Menerima order dari pembeli b. Mengisi faktur penjualan tunai
53 c. Mendistribusikan
faktur
penjualan
tunai
sebagai
berikut: -
Lembar ke 1 : diserahkan kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran ke kasir.
-
Lembar ke 2 : di kirim ke Bagian Gudang.
-
Lembar ke 3 : arsip Bagian Penjualan menurut nomor urut faktur tersebut.
2. Bagian Kasir a. Menerima faktur penjualan tunai dari bagian (order) penjualan via pembeli. b. Menerima uang dari pembeli sebesar yang tercantum dalam faktur penjualan tunai. c. Mengoperasikan register kas untuk menghasilkan pita register kas. d. Membubuhkan cap “lunas” diatas faktur penjualan tunai dan menempelkan pita register pada faktur tersebut. e. Menyerahkan faktur penjualan tunai dan pita register kas kepada pembeli untuk kepentingan pengambilan barang ke Bagian Pengiriman Barang. f. Mengisi bukti setor bank rangkap ke -3 pada akhir hari kerja.
54 g. Menyetorkan kas yang diterima dari hasil penjualan tunai. h. Mendistribusikan bukti setor bank sebagai berikut : -
Lembar ke -1, diserahkan kepada bank bersama kas yang disetor.
-
Lembar ke -2, dikirim ke Bagian Akuntansi. Lembar ke -3, arsip Bagian Kasir berdasarkan urutan tanggal setor.
3. Bagian Gudang a. Menerima faktur penjualan tunai lembar ke -2 dari bagian penjualan. b. Menyiapkan barang sebanyak yang tercantum dalam faktur penjualan tunai. c. Mencatat kuantitas barang yang diserahkan ke bagian pengiriman ke dalam kartu gudang. d. Menyerakan barang ke bagian pengirima barang bersama faktur penjualan tunai lembar ke -2.
4. Bagian Pengiriman Barang a. Menerima faktur penjualan tunai lembar ke -2 bersama barang dari gudang. b. Menerima faktur penjualan tunai lembar ke -1 dilampiri dengan pita register kas dari bagian kasir via pembeli.
55 c. Membandingkan faktur penjualan tunai lembar ke -1 dengan lembar ke -2 dan memeriksa pita regster untuk menentukan
apakah
harga
telah
dibayar
oleh
pelanggan. d. Menyerahkan barang kepada pelanggan. 5. Bagian Akuntansi a. Menerima faktur penjualan tunai lembar ke -1 dilamiri pita register kas (struk) dari Bagian Pengiriman Barang. b. Mencatat faktur penjualan tunai. c. Mengirim faktur pnjualan tunai dilampir pita register kas ke Bagian Administrasi persediaan. d. Menerima bukti setor bank lembar ke -2 dari bagian kasir. e. Mencatat bukti setor bank lembar ke -2 ke dalam jurnal penerimaan kas. f. Mengarsipkan bukti setor bank lembar ke -2, dalam arsip berdasarkan urutan tanggal setor. g. Menerima
bukti
memorial
dilampiri
dengan
rekapitulasi harga pokok penjualan dari bagian administrasi persediaan. h. Mencatat bukti memorial ke dalam jurnal umum.
56 i. Mengarsipkan bukti memorial yang dilampiri dengan rekapitulasi harga pokok penjualan, berdasarkan urutan nomor bukti memorial. 6. Bagian Administrasi Persediaan a. Menerima faktur penjualan tunai yang dilampiri pita register kas dari bagian akuntansi. b. Mencatat kuantitas dan harga pokok persedian yang dijual dalam kartu persediaan atas dasar kuantitas dan jenis barang dalam faktur penjualan tunai. c. Mengarsipkan faktur penjualan tunai yang dilampiri pita register kas menurut nomor urut faktur penjualan tunai. d. Secara periodik, membuat rekapitulasi harga pokok penjualan elama periode tertentu, berdasarkan data harga pokok persediaan yang dijual, dalam kartu persediaan. e. Membuat bukti memoria sebagai dasar pencatatan harga pokok persediaan yang dijual selama periode berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan. f. Menyerahkan bukti memorial yang dilampiri dengan rekapitulasi harga pokok penjuaan ke bagian akuntansi.
57 2.2.2.2 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penjualan Tunai Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut : 1. Prosedur Order Penjualan Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli
dan
membuat
faktur
penjualan
tunai
untuk
memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan pada pembeli. 2. Prosedur Penerimaan Kas Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap lunas pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman. 3. Prosedur Penyerahan Barang Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli. 4. Prosedur Pencatatan Penjualan Piutang
58 Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. 5. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank Sistem pengendalian intern pada kas mengharuskan penyetoran dengan segera ke bank semua kas yang diterima pada suatu hari. 6. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkn bukti setor bank yang terima dari bank melalui fungsi kas. 7. Prosedur Pencatatan HPP Dalam prosedur ini fungsi akuntansi membuat rekapitulasi HPP berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan. Menurut Tim penyusunan Modul dan Pusdiklan dan Bea Cukai (2011, p40 - 41), jaringan prosedur yang membentuk prosedur penjualan tunai sebagai berikut : 1. Bagian Penjualan, setelah menerima Order Pembelian (PO) dari pelanggan, membuat Faktur Penjualan Tunai rangkap tiga, lemba asli diserahkan ke pelanggan, lembar ke -2 ke gudang dan lembar ke -3 sebagai arsip. 2. Pelanggan, dengan membawa Faktur Penjualan Tunai (FPT), melakukan pembayaran ke kasir. Setelah menerima pembayaran, kasir
59 memberikan struk pembayaran serta mengembalikan FPT kepada pelanggan. 3. Petugas Gudang, berdasarkan
FPT lembar ke -2, mempersiapkan
pengeluaran barang dan mencatatnya dan menyerahkan ke petugas pengiriman, baik barang maupun fakturnya. 4. Petugas pengiriman menyerahkan barang beserta FPT lembar ke -2 kepada pelanggan setelah membandingkan dengan bukti pembayaran (struk) maupun FPT asli, kemudian mengambil lembar asli tersebut untuk diserahkan ke Bagian Akuntansi. 5. Kasir, atas penerimaan hari itu melakukan penyetoran ke bank dan bukti setor lembar ke -2 diserahkan ke Bagian Akuntansi, sementara lembar lainnya diarsipakan. 6. Bagian Akuntansi mencocokkan lemba setoran tersebut dengan FPT asli yang diterimanya dari petugas pengiriman, dan membukukan penjualan tunai. Bukti setor lembar ke -2 diarsipkan, sementara FPT asli diserahkan ke Bagian Akuntansi Persediaan. 7. Bagian Akuntansi Persediaan, pada setiap akhir bulan akan mengakumulasi seluruh penjualan dan membuat Bukti Memorial untuk pembebanan harga pokok penjualan, yang dikirimkan ke Bagian Akuntansi sebagai dasar pembukuan harga pokok penjualan. Bagian Akuntansi Persediaan mengarsipkn FPT asli tersebut.
60 2.2.2.3 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penjualan Tunai Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan dari penjualan tunai adalah : 1. Faktur Penjualan Tunai Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manejemen mengenai transaksi penjualan tunai. 2. Pita Register Kas (Cash Register Tape) Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengopeasikan mesin register kas. 3. Credit Card Sales Slip Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit dan diserahkan pada perusahaan (merchant) yang menjadi anggota kartu kredit. 4. Bill Of Lading Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang pada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum. 5. Faktur Penjualan COD Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD. 6. Bukti Setor Bank
61 Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. 7. Rekap HPP Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode (misalnya satu bulan). Menurut Tim penyusunan Modul dan Pusdiklan dan Bea Cukai (2011, p38), dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan tunai adalah : 1. Faktur Penjualan Tunai 2. Bukti Setor Bank 3. Pita Register kas (Cash Register Tape) 4. Rekap harga pokok penjualan Menurut Narko (2007 ,p86), dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan tunai adalah : 1. Pesanan Penjualan. Dokumen ini dibuat dalam beberapa rangkap yang dapat berfungsi pula sebagai otoritasi penjualan kredit, informasi pada dokumen ini pada umumnya terdiri dari identitas perusahaan penjual, identitas pembeli, nomor dan tanggal pesanan yang dibuat pelanggan, nomor dan tanggal pesanan penjualan, jenis barang yg dipesan, kuantitas, harga satuan, dan jumlah harga keseluruhan.
62 2. Perintah Pengiriman Barang. Informasi pada dokumen ini hampir sama dengan informasi pada surat pesanan penjualan kecuali harga satuan dan jumlah harga. 3. Faktur (penjualan). Informasi pada dokumen ini sama dengan informasi pada surat pesanan penjualan. Oleh karena itu terdapat kombinasi faktur dan pesanan penjualan. 2.2.2.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Penjualan Tunai Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah : 1. Jurnal Penjualan Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. 2. Jurnal Penerimaan Kas Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari penjualan tunai. 3. Jurnal Imum Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual. 4. Kartu Persediaan
63 Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, tapi persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya HPP yang djual. 5. Kartu Gudang Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan barang yang disimpan dalam gudang. Menurut Tim penyusunan Modul dan Pusdiklan dan Bea Cukai (2011, p38), catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan tunai sebagai berikut : 1. Jurnal Penjualan 2. Jurnal Peneriman Kas 3. Jurnal Umum 4. Kartu Persediaan 5. Kartu Gudang 2.2.3
Piutang 2.2.3.1 Pengertian Piutang Menurut Kieso (2008, p346), piutang adalah klaim uang barang atau jasa kepada pelanggan atas pihak-pihak lainnnya. Menurut Amanugrahani, (2008, p324), mendifisinikan bahwa piutang adalah semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu perusahaan atau organisasi lainnya. Piutang
64 dagang ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari. Dapat disimpulkan pengertian piutang adalah semua klaim dalam bentuk uang, barang atau jasa terhadap pelanggan atas pihak yang bersangkutan. 2.2.3.2 Dokumen yang Digunakan dalam Transaksi Piutang Menurut Mulyadi (2008, p258), dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan dalam kartu piutang adalah: 1. Faktur penjualan. Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit. 2. Bukti Kas Masuk. Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur. 3. Memorial kredit. Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan. 4. Bukti memorial. Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang. Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang adalah :
65 1. Faktur Penjualan. Digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit, yang harus dilampiri dengan surat muat (bill of lading) dan surat pesanan pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi penjualan kredit. 2. Bukti Kas Masuk. Digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur. 3. Memo Kredit. Digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan, yang dikeluarkan oleh bagian pesanan penjualan, dan jika dilampiri dengan Laporan Penerimaan Barang yang dibuat oleh Bagian Penerimaan merupakan dokumen sumber untuk mencatat transaksi retur penjualan. 4. Bukti Memorial (journal voucher). Merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum. Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih lagi. 2.2.3.3 Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Transaksi Piutang Menurut Narko (2007 ,p107), catatan yang digunakan sebagai berikut : 1. Buku-buku pengganti piutang. Fungsi ini sangat penting karena dengan adanya buku pembantu piutang tiap langganan
66 yang memuat indentitas lengkap pelanggan, dan besarnya tagihan, maka mudah bagi perusahaan untuk melakukan penagihan piutang kepada pelanggan tertentu. 2. Blanko surat pernyataan piutang, perusahaan tertentu yang memiliki beberapa pelanggan, dan bila jumlah rupiah piutang pada masing – masing pelanggan relatif besar, sebaiknya mengirimkan surat pernyataan piutang secara periodik. Hal ini dimaksudkan untuk mengingatkan pada pelanggan atas akan kewajibannya. Perlu diingat bahwa surat pernyataan piutang bukan tagihan. Menurut Mulyadi (2008, p218 – 219), catatan akuntansi yang digunakan dalam transaksi piutang dagang adalah : 1. Jurnal penjualan. Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan ini digunakan untuk mencatat timbulnya utang dari transaksi penjualan kredit 2. Jurnal umum. Dalam prosedur pencatatan piutang , catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang yang tidak lagi dapat ditagih. 3. Jurnal penerimaan kas. Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur.
67 4. Kartu piutang. Catatan transaksi ini digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang atas masing – masing debitur. 5. Kartu Persediaan. catatatn akutansi merupakan buku pembant yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan. 2.2.4
Pengendalian Internal 2.2.4.1 Pengertian Pengendalian Internal Menurut COSO (Committee Of Sponsoring Organization) yang dikutip oleh louwers (2008, p 159) “Internal control is a process, effected by an entitiy’s board of directors, management and other personel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following three categories : a. Reliability of financial reporting b. Effectiveness and effiency of operations. c. Compliance with applicable laws and regulations.” Artinya adalah Pengendalian Internal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen untuk meningkatkan lingkungan dalam upaya mencapai
tujuan.
Dihasilkan
dari
perencanaan
pengorganisasian dan kepemimpinan dan
manajement,
yang lainnya (seperti
pengendalian manajemen, pengendalian internal, dan lain lain)”.
68 Menurut Mardi (2011,p59), Pengendalian internal merupakan suatu sistem yang meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme dan ukuran-ukuran yang dipatuhi bersama untuk menjaga seluruh harta kekayaan organisasi dari berbagai arah. Dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah suatu sistem yang meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme dan ukuran-ukuran yang dipatuhi untuk meningkatkan lingkungan dalam upaya mencapai tujuan dan menjaga seluruh harta kekayaan organisasai dari berbagai arah. 2.2.4.2 Tujuan dan Unsur Pengendalian Intern Menurut Mardi (2011 ,p59), Tujuan pengendalian internal, yaitu : 1. Menjaga keamanan harta milik perusahaan 2. Memeriksa ketelitian dan kebanaran informasi akuntansi. 3. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. 4. Membantu kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan. Unsur pengendalian internal yaitu : 1. Struktur organisasi yaitu merupakan suatu kerangka pemisahan tanggung jawab secara tegas berdasarkan fungsi dan unit tingkatan yang dibentuk. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan dalam organisasi. Struktur organisasi harus dilengkapi dengan uraian tugas yang
69 mengatur hak dan wewenang masing-masing tingkatan beserta seluruh jajarannya. 3. Pelaksaan kerja secara sehat, meliputi : a. Unsur kehati-hatian. b. Rolling antar pegawai. c. Melaksanakan berbagai tugas yang diberikan. d. Memeriksa
kekurangan
dalam
pelaksaaan
serta
menghindari kecurangan. 4. Pegawai berkualitas, meliputi pendidikan, pengalaman, dan akhlak serta tanggung jawab. Menurut Gondodiyoto (2007, p260), tujuan sistem pengendalian internal adalah : 1. Meningkatkan pengamanan asset system informasi data/catatan akuntansi yang bersifat logical asset, maupun physical assets seperti hardware, infrastruktur dan sebagainya. 2. Meningkatkan daya integritas data, sehingga dengan data yang benar dan konsisten akan dapat dibuat laporan yang benar. 3. Meningkatkan efektivitas system 4. Meningkatkan efisiensi system
70 2.2.4.3 Pengendalian Intern Sistem Penjualan Kredit Menurut Mulyadi (2008, p220-221), unsur pengendalian intern dalam sistem penjualan kredit sebagai berikut : 1. Organisasi a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit. b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit. c. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas. d. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut. 2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Penerimaan order dari pembeli oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman. b. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tandagan pada credit copy (yang merupakan tembusan surat order pengiriman). c. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap “sudah dikirim” pada copy surat order pengiriman.
71 d. Penetapan
harga
jual,
syarat
penjualan,
syarat
pengangkutan barang dan potongan penjualan berada ditangan Direktur Pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut. e. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan mebubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan. f. Pencatatan kedalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit) g. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung dengan surat order pengiriman dan surat muat. 3. Praktik yang sehat a. Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggung
jawabkan
oleh
fungsi
penjualan. b. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan. c. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account receivable statement) kepada setiap
72 debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut. d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening control piutang dalam buku besar. 2.2.4.4 Pengendalian Transaksi Piutang Dagang Menurut Munawir (2007, p235) upaya memperkecil tingkat resiko dalam pemberian kredit adalah 5 K : -
Karakter : keterangan mengena sifat-sifat pribadi pelanggan, watak dan kejujuran dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya. Sumber keterangannya : mengenal dari dekat, kumpulan aktifitas pembayaran dan dari pendapat rekannya
-
Kapasitas
:
Hal
ini
menyangkut
kemampuan
pimpinan
perusahaan pelanggan beserta staffnya, baik kemampuan dalam manajerial maupun keahlian dalam bidang usahanya. Kapasitas pelanggan dapat dilihat dari angka hasil produksi, angka penjualan dan pembelian. Perhitungan laba rugi dan data financial lainnya. -
Kapital : Hal ini menunjukkan pada posisi financial perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan dalam laporan keuangan dan rasio finansialnya. Dalam melakukan penilaian kali ini perlu diperlihatkan resiko likuiditas, solvabilitas dan rehabilitas dari calon pelanggan
73 -
Kolateral : Hal ini menunjukkan besarnya aktiva yang akan dijadikan sebagau jaminan atas kredi yang diberikan kepada pelanggan. Untuk itu perlu dipertimbangkan kemungkinan jaminan untuk dijadika uang dalam waktu yang relative singkat serta pengikatan barang yang menjadi kepentingan jaminan
-
Kondisi : Hal ini mengacu pada kondisi ekonomi secara umum dari
kondisi
mempengaruhi
pada
sector
usaha
perkembangan
pelanggan
usahanya
yang
serta
dapat
kemampuan
pelanggan untuk membayar.
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p360), limit kredit untuk setiap pelanggan ditetapkan berdasarkan histori kredit pada waktu lampau dan kemampuan pelanggan untuk membayar. Pemeriksaan limit kredit dapat dilakukan dengan membandingkan jumlah harga pesanan yang dilakukan ditambah dengan saldo piutang sebelumnya dengan batas kredit yang diberikan. Menurut Sundjaja dan Barlian (2002, p237) menyebutkan bahwa perushaan dapat membuat batas kredit yaitu jumlah maksimum pelanggan dapat berhutang kepada perusahaan dengan membuat piutang angka kredit. Angka kredit (credit scoring) merupakan prosedur yang dihasilkan dalam bentuk angka untuk mengukur keseluruhan kemampuan si peminjam dalam membayar kredit.
74 Perhitungan Angka Kredit Karakteristik
Angka (0 s/d
Bobot yang
Bobot Angka
Keuangan &
100)
ditentukan
(1)
(2)
(1)x(2)
Refrensi kredit
80
15%
12
Kepemilikan
100
15%
15
80
25%
20
70
25%
17.5
70
10%
7
80
10%
8
Kredit
rumah Tingkat pendapatan Riwayat pendapatan Riwayat pembayaran Lamanya dialamat terakhir Tabel 1.1 Contoh Perhitungan Angka Kredit dan Standar Angka Kredit
Standar Angka Kredit Angka Kredit
Tindakan
>75%
Dapat diberi Kredit
75 65 – 75
Dapat diberi Kredit tetapi terbatas. Jika pelaksanaannya baik setelah 1(satu) tahun dapat diberikan kredit sesuai standar kreit
>65
Ditolak
Tabel1.2 Standar Angka Kredit 2.2.5 Penerimaan Kas Menurut Kieso (2008) yang diterjemahkan oleh Emil Salim, S.E. Pengertian kas adalah aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran standar dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya(h347) Penerimaan kas merupakan hasil dari berbagai aktivitas. Sebagai contoh, Kas diterima dari hasil transaksi pendapatan, pinjaman jangka pendek atau jangka panjang, serta aktiva lainnya. Lingkup bagian ini dibatasi pada penerimaan kas dari penjualan tunai dan penagihan dari pelanggan atas penjualan kredit. Fungsi penerimaan kas yang meliputi pemrosesan penerimaan kas dari penjualan tunai dan kredit, termasuk sub fungsi sebagai berikut : 1.
Menerima penerimaan kas
2.
Menyetorkan ke bank
3.
Mencatat penerimaan kas
76 “Cash is the one asset that is readily convertible in to any other type of asset. It also is easily converted and transported, and is highly desired. Because of this characteristics, cash is the asset most suspectible of fraudulent activities. (Kieso et al 2011)” Kas adalah salah satu aset yang segera dikonversikan ke jenis aset yang lain. Hal ini juga mudah dikonversi dan dipindahkan, dan sangat diperlukan. Berdasarkan jenis karakteristik ini, kas adalah aset yang paling mudah untuk dilakukan kecurangan 2.2.6 Jurnal 2.2.6.1 Pengertian Jurnal Menurut Weygandt et al (2010, p55), “The journal is reffered to as the book of original entry. For each transaction the journal shows the debit and credit effects on specific accounts.” Artinya, Jurnal ini disebut sebagai buku entri asli. Untuk setiap transaksi jurnal menunjukkan efek debet dan kredit dan kredit pada akun khusus. Jurnal-jurnal yang berhubungan dengan transaksi penjualan, piutang usaha, dan penerimaan kas adalah sebagai berikut : Jurnal Penjualan D-Piutang Usaha
xxx
K-Sales D-Harga Pokok Penjualan
xxx xxx
77 K-Persediaan
xxx
Jurnal Penerimaan Kas D-Kas
xxx K-Piutang Usaha
xxx
Menurut Diana (2011, p52), jurnal adalah suatu catatan yang digunakan untuk mencatat transaksi berdasarkan dokumen perusahaan secara kronologis (menurut tanggal terjadinya transaksi) Bedasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan jurnal adalah catatan yang timbul sebagai efek dari transaksi yang terjadi, dimana terdapat debit dan kredit untuk mencatatnya dengan akun yang spesifik.