BAB 2 LANDAS AN TEORI
2.1
Teori Umum 2.1.1
Pengertian Sistem M ulyadi (2001, p2) suatu sistem pada dasarnya sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya, yang akan berfungsi untuk mencapai tujuan tententu. Hall (2001, p5) Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen yang saling berkaitan atau sub sistem – sub sistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. O’brien (2005, p29) sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2.1.1.1 Komponen S istem O’brien
(2005,
p8),
komponen dasar yaitu :
7
Komponen
sistem
memiliki
3
8 1. Input M enangkap dan mengubah elemen-elemen yang dimasukan ke dalam sistem untuk diproses. 2. Processing Proses mengubah input menjadi Output. 3. Output M engirim elemen-elemen yang telah dihasilkan melalui proses transformasi yang telah ditentukan.
2.1.2
Pengertian Informasi M cLeod (2001, p15), Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti. Hall (2001, p13), Informasi didefinisikan sebagai data yang diproses. Informasi ditentukan oleh efeknya pada para pemakai, bukan pada bentuk fisiknya. Romney (2003, p9), informasi adalah data yang telah diorganisas i dan diproses untuk memberikan suatu arti. Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diproses untuk menghasilkan suatu arti yang berguna bagi user.
9 2.1.3
Pengertian Sistem Informasi Hall (2001, p7) Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi
informasi
dan
didistribusikan kepada para pemakai. O’brien (2005, p5) Sistem informasi dapat merupakan kombinas i teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
adalah
kombinasi dari pengguna,
hardware,
software,
komunikasi jaringan dan sumber-sumber data yang mengubah data yang dikumpulkan menjadi informasi yang lalu
didistribusikan kepada para
pemakai.
2.1.4
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Jones dan Rama (2003, p13), Sistem Informasi Akuntansi adalah Subsistem dari Sistem Informasi M anajemen yang menyediakan informasi keuangan dan akuntansi seperti informasi lainnya yang didapat dari kegiatan rutin transaksi akuntansi. Romney (2003, p473), sistem informasi akuntansi adalah sumber daya manusia dan modal dalam sebuah organisasi yang bertanggung jawab terhadap persiapan informasi keuangan dan informasi yang dihasilkan dari mengumpulkan dan memproses transaksi perusahaan.
10 Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sistem berbarsis komputer yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi akuntansi dan keuangan yang diperoleh dari hasil megumpulkan dan memproses sebagai transaksi perusahaan. 2.1.4.1 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi Jones dan Rama (2003, p6-7), Tujuan dan kegunaan sistem informasi akuntansi ada lima yaitu : 1. M enghasilkan Laporan Eksternal Bisnis
menggunakan
menghasilkan
sistem
laporan-laporan
informasi khusus
akuntansi untuk
untuk
memenuhi
kebutuhan informasi investor , kreditor , pertugas pajak, agen pengatur dan lain-lain. 2. M endukung aktifitas yang rutin M anager memerlukan sistem informasi akuntansi
untuk
menangani keigatan operasional rutin dalam siklus operasional perusahaan, antara lain menerima order dari pelanggan, pengiriman barang dan jasa, menagih pelanggan, serta penerima kas. 3. M endukung keputusan Informasi juga dibutuhkan dalam pengambilan keputusan non rutin pada setiap level dalam sebuah organisasi. Contohnya termasuk mengetahui produk mana yang terjual paling banyak, dan pelanggan mana yang melakukan transaksi paling banyak.
11 4. Pengendalian dan Perencanaan Sistem
informasi
dibutuhkan
untuk
merencanakan
dan
mengedalikan aktivitas. Informasi mengenai budget dan biaya standar , disimpan dalam sistem informasi, dan laporan didesain untuk membandingkan jumlah budget dengan jumlah saat ini. 5. Pengimplementasian pengendalian internal Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi asset perusahaan dari kehilangan atau penggelapan dan untuk menjaga keakuratan data keuangan. Hal tersebut dapat berhasil yaitu dengan membangun
suatu
sistem
informasi
akuntansi
yang
terkomputerisasi.
2.1.5
Analisis dan perancangan sistem 2.1.5.1 Pengertian Analisis Sistem M cLeod (2001, p190) analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbarui. Tahap-tahap analisis sistem adalah sebagai berikut : 1.
M engumumkan penelitian sistem
2.
M engorganisasikan tim proyek
3.
M endefinisikan kebutuhan informasi
4.
M endefinisikan kriteria kinerja sistem
5.
M enyiapkan usulan rancangan
12 6.
M enyetujui atau menolak rancangan proyek M ulyadi (2001,p41) analisis sistem dapat dibagi menjadi 4
tahap : 1.
Analisis pendahuluan
2.
Penyusunan usulan pelaksanaan analisis sistem
3.
Pelaksanaan analisis sistem
4.
Penyusunan laporan hasil analisis system
2.1.5.2 Pengertian Perancangan Sistem M ulyadi (2001, p51) perancangan sistem adalah proses menerjemahkan kebutuhan pemakaian informasi kedalam alternatif dan rancangan sistem informasi yang diajukan kepada pemakai informasi untuk dipertimbangkan. M cLeod (2001, p192)Perancangan sistem informasiadalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Tahap- tahap perancangan sistem informasi adalah sebagai berikut : 1.
M enyiapkan rancangan sistem yang terperinci
2.
M engidentifikasikan berbagai alternatif pengendalian
3.
Kebebasan dalam menentukan metode berbagai alternatif konfigurasi sistem
4.
M enyiapkan usulan penerapan
5.
M enyetujui atau menolak penerapan sistem.
sistem
13 2.2
Analisa dan Perancangan Sistem Informasi berbasis Orientasi pada objek 2.2.1
Rich Picture M athiassen, (2000, p26), Rich Picture adalah “sebuah gambaran informal yang digunakan oleh pengembang sistem untuk menyatakan mereka terhadap situasi dari sistem yang sedang berlangsung. Rich Picture juga dapat digunakan sebagai alat yang berguna untuk memfasilitasi komunikasi yang baik antara pengguna dan sistem. Rich Picture difokuskan pada aspek-aspek penting dari sistem tersebut, yang ditentukan sendiri oleh pengembang sistem dengan mengunjungi perusahaan untuk melihat bagaimana perusahaan tersebut beroperasi, berbicara dengan banyak orang untuk mengetahui apa yang harus terjadi atau seharusnya terjadi, dan mungkin melakukan beberapa wawancara formal.
2.2.2
UML (Unified Modeling Language) 2.2.2.1 Pengertian UML (Unified Modeling Language) Jones dan Rama (2003, p87), UML adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk spesifikasi, visualisasi, konstruksi, dan mendokumentasikan sistem informasi. Dari definisi diatas, UML adalah sebuah bahasa pemodelan yang digunakan untuk menspesifikasi, memvisualisasi, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi.
14 2.2.2.2 Pengertian Activity Diagram Jones dan Rama (2003, p87) UML activity diagram adalah diagram yang menunjukkan urutan aktivitas-aktivitas dalam suatu proses. 2.2.2.2.1 Indentifikasi Event Jones dan Rama (2003, p21), Event adalah Kejadian / peristiwa yang terjadi pada suatu waktu tertentu. Panduan dalam mengenali event adalah sebagai berikut: 1. Kenali event pertama dalam proses yang terjadi ketika seseorang atau departemen dalam organisasi menjadi bertanggung jawab atas 2. Abaikan
aktivitas
sebuah aktivitas.
yang
tidak
mememerlukan
partisipasi dari internal agent. 3. Kenali suatu event baru ketika tanggung jawab diserahkan dari satu internal agent ke lainnya. 4. Kenali suatu event baru ketika suatu proses terhenti dan dilanjutkan kembali oleh internal agent yang sama. Setelah interupsi, proses akan dilanjutkan kembali pada waktu yang terjadwal. 5. Gunakan
nama
event
dan
deskripsi
menggambarkan perencanaan dari event tersebut.
yang
15 2.2.2.2.2 Klasifikasi Activity Diagram Jones dan Rama (2003, p61) activity
diagram
dapat diklasisfikasikan menjadi dua yaitu : 1. Overview activity diagran (OAD) Sebuah
UML
activity
diagram
yang
mempresentasikan gambaran umum proses Pada
level
tinggi
(high-level)
bisnis dengan
mendokumentasikan event kunci, urutan event, dan aliran informasi diantara event tersebut. Jones dan Rama (2003, p65), dalam menyiapkan overview activity diagram terdapat langkah - langkah sebagai berikut : a. M embaca narasi dan mengidentifikasi event- event yang penting. b. M encatat
narasi
secara
jelas
mengidentifikasi event-event
untuk
yang terlibat
di
dalamnya. c. M enggambarkan agent (aktor) yang terlibat dalam proses bisnis yang terjadi. d. M embuat
diagram masing-masing event dan
menunjukkan urutan event yang terjadi. e. M enggambarkan digunakan
dokumen
dalam
yang
proses
dibuat
bisnis,
dan serta
16 menggambarkan aliran informasi dari dokumen tersebut. 2. Detailed Activity Diagram (DAD) Sebuah UML activity diagram yang menyediakan representasi terinci dari aktivitas yang berhubungan dengan satu atau dua event yang diperlihatkan pada Overview Activity Diagram. Jones dan Rama (2003, p80), dalam menyiapkan detailed activity diagram terdapat langkah-langkah sebagai berikut : a. M encatat narasi untuk menunjukkan aktivitas. b. M enyiapkan workflowtable. c. M engidentifikasi
detailed
diagram
yang
dibutuhkan.
2.2.2.2.3 WorkFlow table Jones dan Rama (2003, p87), Workflow table adalah
sebuah
table
dengan
dua
kolom
yang
mengidentifikasi aktor dan aktivitas dalam suatu proses. Aktor yang melakukan aktivitas yang spesifik ditulis pada kolom sebelah kiri. Sedangkan aktivitas yang berkaitan ditulis disebelah kanan.
17 2.2.2.3 UML Class Diagram 2.2.2.3.1 Pengertian Class M athiassen (2000, p53), Class adalah Kumpulan dari object yang saling berbagi structure, behavioral pattern dan attributes.
2.2.2.3.2 Pengertian S tructure M athiassen (2000, p69), Structure adalah kegiatan kedua dalam analisis problem-domain ini bertujuan untuk mencari hubungan struktual yang abstrak dan umum antara kelas-kelas dan mencari hubungan yang konkrit dan spesifik antara objek-objek dalam problem-domain. M athiassen (2000, p72-p74), Terdapat dua jenis Struktur antar kelas, yaitu Generalisasi dan Cluster : 1. Generalisasi Adalah Hubungan antara dua atau lebih kelas yang lebih khusus (sub-kelas) dengan sebuah kelas yang lebih
umum
(super-kelas).
Dimana
hubungan
spesialisasi tersebut dinyatakan dengan rumus “is-a”. 2. Cluster Adalah Kumpulan kelas yang saling berhubungan yang membantu
memperoleh
dan
menyediakan
ringkasan problem-domain. Sebagai contoh : cluster
18 “mobil”, berisi semua kelas yang berhubungan dengan jenis kelas dan komponen-komponennya.
2.2.2.3.3 Pengertian Attribute M athiassen (2000, p92), Attribute adalah Deskriptif properti sebuah kelas atau suatu kejadian.
2.2.2.3.4 Pengertian Event Lars M athiassen (2000, p51), Event Adalah sebagai suatu kejadian instant yang melibatkan satu obyek atau lebih. Jones dan Rama (2003, p4) , Event adalah aktivitas yang terjadi pada suatu waktu tertentu. Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa event adalah aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam suatu rangkaian sistem yang berjalan dalam perusahaan.
2.2.2.3.5 Pengertian UML Class Diagram Jones dan Rama (2003, p181), “UML Class adalah adalah
diagram
yang
dapat
digunakan
untuk
mendokumentasikan (a) table dalam SIA (b)hubungan antar table dan (c) M enentukan atribut antar table.
19 Jones dan Rama (2003, p172-p173), Langkahlangkah pengembangan Class Diagram adalah sebagai berikut : 1. Letakkan table transaksi yang diperlukan pada UML class diagram -
Identifikasi event – event dalam proses bisnis.
- Putuskan event apa yang membutuhkan table transaksi. Abaikan
event-event
yang
tidak
memerlukan
pencatatan dalam sistem computer dan abaikan query, laporan, dan event pemeliharaan - M emulai UML class diagram dengan menunjukkan sebuah kotak untuk setiap event yang memerlukan table transaksi. Dalam setiap kotak, letakkan nama untuk event tersebut. Urutkan kotak-kotak, satu dibawah, didalam urutan dimana event-event secara normal terjadi. 2. Letakkan table master yang dibutuhkan pada UML class diagram - Untuk setiap event pada UML class diagram, tentukan hubungan barang, jasa, atau entity agen. - Tentukan mana yang diidentifikasi entity yang membutuhkan table master.
20 - Pertimbangkan
penggunaan
table
master
untuk
menjejaki penempatan kas dan akibat dari event-event pada neraca saldo dalam buku besar. - Tambahkan table master yang diperlukan untuk memprioritaskan sisi dari UML class diagram. Gambar garis yang menghubungkan table master untuk menghubungkan table transaksi. 3. Tentukan hubungan antara table-table - Untuk setiap garis-garis yang terhubung, tentukan cardinality dari hubungan antara table-table. - Tuliskan cardinality berikutnya ke garis antara entity. - Jika ada hubungan many to many, ubah ke hubungan one to many dengan menambahkan sebuah table simpangan. Table simpangan harus meliputi primary key dari setiap table dalam hubungan many to many. 4. Tentukan atribut yang dibutuhkan - Tentukan primary key untuk setiap table. Tuliskan primary key dalam kotak untuk entitas/table. - Hubungkan
table-table
yang
berkaitan
dengan
menambahkan sebuah primary key pada pasangan dalam sebuah hubungan. Tuliskan foreign key dalam kotak entiti. - Tentukan
atribut
lain
jika
dibutuhkan
untuk
menyediakan isi informasi. Akan ada kemungkinan
21 tidak cukup tempat untuk memasukkan atribut dalam kotak. Sebagai gantinya, siapkan sebuah tabel yang menunjukkan informasi atribut untuk setiap entiti.
2.2.2.4 Use Case Diagram 2.2.2.4.1 Actor Jones dan Rama (2003, p288) berkata bahwa aktor dapat berupa orang, komputer, atau sistem lain. M enurut M athiassen (2000, p119), Aktor adalah abstraksi dari user atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem sasaran. Dari definisi di atas dapat di simpulkan jadi aktor adalah pengguna atau pemeran, yang bisa berupa orang maupun sistem eksternal, yang berinteraksi secara langsung dengan sistem.
2.2.2.4.2 Use case M enurut Jones dan Rama (2003, p288), usecase adalah urutan langkah yang melibatkan interaksi antara seorang aktor dan sistem untuk tujuan tertentu. M athiassen (2000, p120) berkata usecase adalah sebuah pola untuk interaksi antara sistem dengan aktor dalam application domain.
22 Jadi, sebuah use case mempresentasikan sebuah interraksi antara aktor
dengan
sistem. Use case
merupakan pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem mencatat penjualan atau mencetak laporan.
2.2.2.4.3 Pengertian Use Case Diagram Jones dan Rama (2003, p288) use case adalah daftar-daftar yang menggunakan kasus terjadi dalam aplikasi dan yang menunjukkan aktor yang bertanggung jawab untuk setiap use case.
2.2.3
Pengertian Rancangan Database Connolly dan begg (2002, p279), Database adalah proses pembuatan sebuah rancangan untuk sebuah basis data yang mendukung operasi dan tujuan perusahaan. M cLeod (2001, p258), Database adalah suatu koleksi data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan, dan disimpan dengan suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali. 2.2.3.1 Tahap-Tahap Rancangan Database Connolly dan Begg (2002, p281-282) Rancangan database dibagi menjadi 3 tahapan utama:
23 a. Conceptual database design Proses membangun sebuah model data dari informasi yang diperoleh dalam suatu organisasi, tetapi bebas dari semua pertimbangan fisik. b. Logical database design Proses membangun sebuah model informasi yang diperoleh dari sebuah organisasi berdasarkan model data khusus tetapi bebas dari hal yang berkaitan dengan DBMS dan
pertimbangan
fisik lainnya. d. Physical database design Proses pembuatan gambaran suatu implementasi database pada media penyimpanan kedua.
2.2.4
Pengertian Rancangan Formulir M ulyadi (2001, p3), formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Jones dan Rama (2003, p156), Formulir adalah dokumen yang telah diatur sedemikian rupa yang didalamnya terdapat ruang-ruang kosong yang dapat diisi data oleh pemakai. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa formulir adalah suatu dokumen yang diisi oleh user sehingga memberikan informasi dari transaksi tertentu. M ulyadi (2001, p78), dalam perusahaan, formulir bermanfaat untuk:
24 a. M enetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan. b. Untuk merekam data transaksi bisnis perusahaan. c. Untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua kejadian dalam bentuk tulisan. d. Untuk menyampaikan informasi pokok dari orang satu ke orang lain di dalam organisasi yang sama atau ke organisasi lain.
2.2.4.1 Jenis Tipe Input Form M enurut Jones dan Rama (2003, p316-p318), Formulir yang digunakan untuk menginput data terbagi menjadi tiga tipe yaitu : 1. Single-Record Entry Form Sebuah single-record entry form hanya menunjukkan satu record dalam pada satu waktu. Formulir ini digunakan untuk menambah, menghapus, atau memodifikasi sebuah record dalam satu table tertentu. Formulir jenis ini sering digunakan untuk memelihara data dalam file master, seperti Master Persediaan, Master Pelanggan, dan sebagainya. 2. Tabular Entry Form Tabular entry form memiliki desain seperti spreadsheet untuk memasukkan beberapa record dalam sebuah table. Tipe formulir ini biasanya digunakan untuk mencatat sekumpulan event, seperti sekumpulan cash receipt yang perlu disimpan.
25 3. Multi-Table Entry Form Multi-table entry form digunakan untuk menambah data ke lebih dari satu table. Contoh seperti menyimpan data pada table Order dan Order Detail.
2.2.4.2 Elemen-elemen Formulir M enurut Jones dan Rama (2003, p326-p327), Elemen yang harus ada pada formulir, antara lain: 1. Text Boxes Text Boxes adalah ruang didalam formulir yang digunakan untuk memasukkan informasi yang ditambahkan ke dalam sebuah tabel atau untuk menampilkan informasi yang dibaca dari sebuah tabel. 2. Labels Labels membantu user agar mengerti informasi apa yang perlu dimasukkan. Contoh label “Date”
diletakkan disebelah
text box dimana user memasukkan tanggal. 3. Look-Up Features Sebuah look-up feature biasanya ditambahkan pada text boxes yang digunakan untuk memasukkan foreign keys, contohnya ketika akan memasukkan Customer, sebuah daftar nomor pelanggan yang valid akan muncul berikut nama pelanggan, user tinggal memilihnya.
26
4. Command Buttons Command buttons digunakan untuk menjalankan suatu aksi, seperti “Add”, “Date”,”Save” dan lain sebagainya. 5. Radio Buttons Radio buttons memungkinkan user untuk memilih satu dari sekumpulan opsi. Contohnya, radio buttons pada formulir memungkinakan user untuk memilih satu dari tiga tipe pembayaran berikut : tunai, cek atau kartu kredit. 6. Check boxes Fungsi check boxes hampir sama dengan radio buttons hanya saja opsi yang dipilih bisa lebih dari satu.
2.2.5
Pengertian Rancangan Layar M athiassen (2000, p151) interface adalah fasilitas yang membuat model sistem dan fungsi dapat berinteraksi dengan aktor. Jadi rancangan layar adalah perancangan interfaces atau tampilan layar diusulkan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. 2.2.5.1 Elemen Rancangan Layar M athiassen (2000, p158) elemen - elemen yang tedapat dalam merancang layar adalah : 1. Screen Layout. Beris i menu selection, karakter set, tulisan, warna, gambar, dan presentasi yang berisi urutan elemen.
27 2. Input and output. Berisi tampilan keyboard, control cursor, spesial alat lain, tanggapan dari waktu dan frekuensi update layer. 3. Action sequences, Berisi menipulasi langsung, click, perpindahan syntax dan urutan perintah suatu fungsi. 4. Training, Berisi bantuan secara langsung , pembelajaran dan users manual.
2.2.6
Pengertian Rancangan Laporan M ulyadi (2001, p5), Laporan adalah informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi dan berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer. Jones dan Rama (2003, p284), Laporan adalah presentasi data yang telah diformat dan diatur sedemikiran rupa. Dari Defini diatas dapat disimpulkan Laporan adalah suatu ringkasan informasi untuk masing-masing transaksi yang terjadi di perusahaan dan biasanya diperlukan bagi manajemen tingkat atas. 2.2.6.1 Tipe Laporan 1. Simple List Adalah suatu daftar dari transaksi penjualan. 2. Grouped Detail Report Adalah suatu daftar dari transaksi penjualan yang dikelompokan berdasarkan tipe produk yang dijual dengan subtotal untuk masing-masing produknya.
28 3. Summary Report Adalah gambaran penjualan seperti total penjualan untuk tiap produk. 4. Single Entity Report Adalah seperti invoice yang berisi detail tentang suatu event tertentu. Contoh : laporan pemasangan iklan.
2.2.7
Navigator Diagram M athiassen (2000, p344), Navigation diagram adalah suatu statechart diagram yang khusus dan menekan terhadap keseluruhan perubahan dari user interface. Diagram ini menunjukkan keterlibatan dan transisi diantara windows.
2.3
Teori Khusus 2.3.1
Penjualan Penjualan merupakan aktivitas yang cukup penting dalam suatu perusahaan, karena penjualan dapat menghasilkan pendapatan bagi perusahaan sekaligus dapat menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Penjualan terjadi apabila ada perpindahan hak atas barang atau jasa dan timbulnya suatu pembayaran. M ulyadi (2001, p202), menyatakan bahwa kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang dan jasa, baik secara tunai maupun secara kredit.
29 2.3.2
Pengertian Penjualan Tunai M ulyadi (2001, p455),
Penjualan
tunai dilaksanakan
oleh
perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. 2.3.2.1 Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan tunai M ulyadi (2001, p462), bahwa fungsi yang terkait dalam sistem penjualan tunai antara lain : 1. Fungsi Penjualan Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas. 2. Fungsi Kas Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli. 3. Fungsi Gudang Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapakan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman. 4. Fungsi Pengiriman Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
30 5. Fungsi Akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.
2.3.2.2 Informasi yang dibutuhkan mengenai penjualan tunai M ulyadi (2001, p462), informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari penerimaan kas dari penjualan tunai adalah : 1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu. 2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai. 3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu. 4. Nama dan Alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan produk tertentu, namum pada umunnya informas i nama dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan tunai. 5. Kuantitas produk yang dijual. 6. Nama Wiraniaga yang melakukan penjualan 7. Otorisasi pejabat yang berwenang.
2.3.3
Pengertian Penjualan Kredit M ulyadi (2001, p202) mengatakan kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun secara tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan dipenuhi
31 dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Kegiatan penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan kredit. 2.3.3.1 Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit M ulyadi (2001, p211-213) berkata bahwa fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Penjualan Bertanggung jawab melayani kebutuhan barang pelanggan. Fungsi penjualan memungkingkan
mengisi surat order pengiriman untuk fungsi
gudang
dan
fungsi
pengiriman
melaksanakan penyerahan barang kepada pelanggan. 2. Fungsi Kredit Fungsi ini bertanggung jawab dalam meneliti status kredit pelanggan dan memberikan kredit kepada pelanggan terpilih. 3. Fungsi Gudang Fungsi yang bertanggung jawab dalam penyimpanan dan penyerahan barang yang harus dipesan pelanggan kepada fungs i pengiriman. 4. Fungsi Pengiriman Bertanggung jawab untuk menyerahkan barang yang kualitas, mutu, dan sfesifikasinya sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur penjualan yang diterima dari fungsi kredit.
32 5. Fungsi Penagihan Bertanggung jawab dalam membuat surat tagihan secara periodik kepada pelanggan. 6. Fungsi Akuntansi Bertanggung jawab untuk mencatat transaksi bertambahnya piutang kepada pelanggan kedalam kartu piutang berdasarkan faktur penjualan yang diterima dari fungsi pengiriman.
2.3.3.2 Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit M enurut M ulyadi (2001, p214), dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah : 1. Surat Order pengiriman dan tembusannya Surat Order pengiriman merupakan dokumen pokok untuk memproses penjualan kredit kepada pelanggan. 2. Faktur penjualan dan tembusannya Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang. 3. Rekapitulasi harga pokok penjualan Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu. 4. Bukti memorial Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam jurnal umum. Dalam sistem penjualan
33 kredit, bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.
2.3.3.3 Informasi yang dibutuhkan mengenai penjualan kredit M engacu pendapat M ulyadi (2001, p213), informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan kredit adalah : 1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu. 2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit. 3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu. 4. Nama dan Alamat pembeli atau pelanggan 5. Kuantitas produk yang dijual. 6. Nama Wiraniaga yang melakukan penjualan 7. Otorisasi pejabat yang berwenang.
2.3.3.4 Jaringan prosedur yang membentuk sistem M enurut M ulyadi (2001, p219-220), jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut :
34 1. Prosedur order penjualan Fungsi
penjualan
menerima
order
dari
pembeli
dan
menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat surat order pengiriman dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order dari pembeli. 2. Prosedur persetujuan kredit Fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit. 3. Prosedur pengiriman Fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman. 4. Prosedur Penagihan Fungsi
penagihan
membuat
faktur
penjualan
dan
mengirimkannya kepada pembeli. Dalam metode tertentu faktur penjualan dibuat oleh fungsi penjualan sebagai tembusan pada waktu bagian ini membuat surat order pengiriman. 5. Prosedur pencatatan piutang Fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu
piutang
atau
dalam
metode
pencatatan
tertentu
mengarsipkan dokumen tembusan menurut abjad yang berfungs i sebagai catatan piutang.
35 6. Prosedur distribusi penjualan Fungsi akuntansi mendistribusikan
data penjualan
menurut
informasi yang diperlukan oleh manajemen. 7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan Fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.
2.3.3.5 S tandar Kredit Niswonger (1999, p326), standar kredit digunakan oleh banyak perusahaan untuk memustuskan pelanggan mana yang layak mendapat kredit dan berapa besar kredit yang dapat mereka terima.Penentuan standar kredit mengharuskan perusahaan untuk menilai “kredibilitas” dan “kualitas kredit” pelanggan. Secara Tradisional penilaian kredibilitas
pelanggan melibatkan atas
pertimbangan 5K. M asing-masing dari 5K itu adalah : 1. Karakter M engacu pada probabilitas bahwa pelanggan akan menghormati kewajibannya. Karakter mencerminkan kejujuran pelanggan dan tanggung
jawab
moral
yang
dimiliki
pelanggan
untuk
menghormati utang. Para manajer kredit seringkali mencari informasi mengenai karakter pelanggan dengan menyelidiki suatu komunitas bisnis .Penyelidikan semacam ini dapat
36 dilakukan melalui bankir-bankir lokal, kreditor lain dan bahkan pesaing. 2. Kapasitas M engacu kepada kemampuan pelanggan untuk membayar. M anajer kredit menilai faktor ini dengan mengkaji ulan g pembayaran
pelanggan
dimasa lalu,
pengetahuan
umum
mengenai bisnis pelanggan, dan barangkali observasi fisik atau operasi pelanggan. 3. Kapital M engacu pada kondisi umum bisnis pelanggan seperti yang diperlihatkan oleh laporan keuangan. M anajer kredit biasanya memberikan perhatian khusus pada ukuran solvensi, likuiditas serta rasio-rasio seperti modal kerja dan rasio lancar. 4. Kolateral M engacu kepada aktiva-aktiva yang ingin diberikan pelanggan sebagai jaminan untuk kredit, Kolateral bisa berbentuk aktiva apapun seperti tanah, bangunan atau persediaan. 5. Kondisi M engacu pada tren-tren ekonomi nasional dan regional yang bis a mempengaruhi kemampuan pelanggan untuk membayar. Sebagai contoh: Sewaktu resesi ekonomi manajer kredit biasanya memperketat
standar
kredit
sebagai
menurunnya kemampuan pelanggan.
antisipasi
terhadap
37 2.3.4
Pengertian Piutang Warren, reeve, fess (2005, p314), mengemukakan bahwa transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang atau jasa secara kredit, piutang dicatat dengan mendebet akun piutang usaha. M ulyadi (2001, p257) mutasi piutang adalah disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan dan penghapusan piutang. Dari Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa piutang adalah suatu akun yang muncul selama pelanggan masih mempunyai utang pada perusahaan maupun pada waktu pelunasan. 2.3.4.1 Dokumen yang digunakan dalam sistem Piutang M ulyadi (2001, p258) Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam piutang. 1. Faktur Penjualan Dalam pencatatan piutang dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit. 2. Bukti Kas M asuk Dalam pencatatan piutang dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur. 3. M emo Kredit Dalam pencatatan piutang dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan.
38 4. Bukti M emorial Bukti M emorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi kedalam jurnal umum. Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang.
2.3.4.2 Informasi manajemen yang dibutuhkan mengenai piutang M ulyadi (2001, p257), informasi yang dibutuhkan oleh manajemen mengenai piutang adalah : 1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur 2. Riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur. 3. Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu.
2.3.4.3 Umur Piutang Usaha M enurut Niswonger (1999, p330), titik awal dalam menentukan umur piutang adalah tanggal jatuh tempo piutang tersebut. Skedul umur piutang terdiri dari kolom-kolom yang memperlihatkan jumlah piutang dalam masing-masing kelompok umur. Suatu skala persentase yang terus naik berdasarkan industri atau
pengalaman
masa
lalu
perusahaan,
digunakan
untuk
mengestimasi jumlah piutang tak tertagih dalam masing-masin g kelompok.
39 2.3.5
Pengertian Penerimaan Kas M ulyadi (2001, p455), Penerimaan kas berasal dari dua sumber utama: Penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang. Berdasarkan sistem
pengendalian intern yang baik, sistem
penerimaan kas dari penjualan tunai
mengharuskan :
1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check. 2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas. Dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menajdi tiga prosedur sebagai berikut ini : 1. Prosedur penerimaan kas dari over-the-counter sales Dalam penjualan ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan
barang
atau
produk
yang akan
dibeli,
melakukan
pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Dalam over-the-counter sales ini, perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal check), atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card, sebelum barang diserahkan kepada pembeli. 2. Prosedur penerimaan kas dari cash-on-delivery sales (COD Sales) COD sales adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan barang dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD sales merupakan
40 sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan penerimaan kas bagi perusahaan penjual. 3. Prosedur penerimaan kas dari Credit Card Sales Credit Card merupakan saran pembayaran bagi pembeli, baik dalam Over the Counter Sales maupun COD sales. Pembeli memberikan persetujuan tertulis penggunaan kartu kredit dalam pembayaran harga barang, sehingga memungkinkan perusahaan penjual melakukan penagihan kepada Bank atau perusahaan penerbit kredit.
2.3.6
Pajak Pertambahan Nilai M enurut Djoko M uljono (2008, p1), PPN atau value added tax merupakan pajak penjualan yang dipungut atas dasar nilai tambah yang timbul pada setiap transaksi. Nilai tambah adalah setiap tambahan yang dilakukan oleh penjual atas barang atau jasa yang dijual, karena pada prinsipnya setiap penjual menghendaki adanya tambahan tersebut yang bagi penjual merupakan keuntungan. M enurut M ardiasmo (2006, p254-258) hal-hal yang berkaitan dengan pajak pertambahan nilai sebagai berikut : 1.
Pajak keluaran adalah PPN terutang yang wajib dipungut oleh pengusaha kena pajak yang melakukan penyerahan BKP, penyerahan JKP, atau ekspor BKP.
41 2.
M asa pajak adalah jangka waktu yang lamanya dengan 1 (satu) bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan M enteri Keuangan paling lama 3 (tiga) bulan takwim.
3.
Barang Kana Pajak (BKP) adalah barang terwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau tidak bergerak, dan barang tidak berwujud yang dikenakan pajak berdasarkan UndangUndang PPN.
4.
Jasa Kena Pajak (JKP) adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesanan yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang PPN 1984.
5.
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan yang dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya
menghasilkan
barang,
mengimpor
barang,
mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean. 6.
Pengusaha kena pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak atau penyerahan jasa kena pajak yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang PPN 1984, tidak termasuk pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan dengan
42 Keputusan M enteri Keuangan, kecuali pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak.
2.3.6.1 Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai M enurut M ardiasmo (2006, p254), Undang-Undang yang mengatur pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang M ewah (PPn BM ) adalah Undang-Undan g Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang M ewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dangan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000. Undang-Undang ini disebut Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984.
2.3.6.2 Rumus Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai M enurut M ardiasmo (2006, p254-258) rumus perhitungan Pajak Pertambahan Nilai adalah sebagai berikut : PPN = dasar pengenaan pajak x tarif pajak
2.3.7
Sistem Pengendalian Intern M ulyadi (2001, p163) Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kehandalan
data
43 akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. 2.3.7.1 Unsur dari Pengendalian Intern M enurut M ulyadi (2001,p164) unsur pokok dari sistem pengendalian intern adalah : 1. Struktur organisai yang memisahkan tanggung jawab fungsional 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
2.3.7.2 Tujuan dari Pengendalian Intern M enurut M ulyadi (2001, p163-164) tujuan pokok sistem pengendalian intern dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Pengendalian Intern Akutansi M erupakan bagian dari sistem-sistem pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisai dan mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi.
44 2. Pengendalian Intern Administratif M eliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
terutama untuk
mendorong efisiensi dan
dipatahuinya kebijakan manajemen.
2.3.7.3 Pengendalian Intern dalam Sistem penjualan kredit M ulyadi (2001, p220-221) Unsur-unsur pengendalian intern terhadap sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut : 1. Organisasi a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit. b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit. c. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas. c. Transaksi
penjualan
harus
dilaksanakan
oleh
fungsi
penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut. 2. Sistem Otorisasi dan Prosedur pencatatan a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan pengiriman.
dengan
menggunakan
formulir
surat
order
45 b. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan surat order pengiriman). c. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap “sudah dikirim” pada copy order surat pengiriman. d. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan potongan penjualan berada di tangan Direktur Pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut. e. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan. f. Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit). g. Pencatatan
terjadinya piutang didasarkan
pada faktur
penjualan yang didukung degan surat order pengiriman dan surat muat. 3. Praktik yang Sehat a. Surat
order
pengiriman
bernomor
urut
tercetak
dan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
46 b. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan. c. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang ( account receivable statement ) kepada setiap debitur untuk
menguji
ketelitian
catatan
piutang
yang
diselenggarakan oleh fungsi tersebut. d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang dalam buku besar.
2.3.7.4 Pengendalian Internal dalam Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai M ulyadi (2001, p470-471) Unsur-unsur pengendalian internal terhadap sistem penerimaan kas dari penjualan Tunai adalah sebagai berikut : 1. Organisasi a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas. b. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. c. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi akuntansi, fungsi kas. 2. Sistem Otorisasi dan Prosedur pencatatan a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir penjualan tunai.
47 b. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada Faktur Penjualan Tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut. c. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit. d. Penyerahan barang terotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cap “sudah disahkan” pada Faktur Penjualan Tunai. 3. Praktik yang Sehat a. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggunjawabkan oleh fungsi penjualan tunai. b. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang asma dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya. c. Perhitugan saldo kas yang ada ditangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.
2.3.7.5 Pengendalian Intern dalam sistem Penerimaan Kas dari Piutang M ulyadi (2001, p490-491), Unsur pengendalian intern dalam sistem penerimaan kas dari piutang, terdiri dari : 1. Organisasi a. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas. b. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
48 2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan a. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama atau dengan cara pemindah bukuan (girobilyet). b. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. c. Pengkreditan
rekening pembantu
piutang
oleh
fungsi
akuntansi (bagian piutang) harus didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur. 3. Praktik yang sehat a. Hasil perhitungan kas harus direkam dalam berita acara perhitungan kas dan disetor penuh ke bank dengan segera. b. Para Penagih dan kasir harus diasuransikan (fidelity bond insurance). c. Kas dalam perjalanan (baik yang ada ditangan bagian kasa maupun ditangan penagih perusahaan) harus diasuransikan (cash in safe dan cash-in-transit insurance).
2.3.7.6 Dokumen yang digunakan sistem Penerimaan Kas dari Piutang M ulyadi (2001, p490-491) dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah : 1. Surat pemberitahuan
49 Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud pembayaran yang dilakukannya. 2. Daftar surat pemberitahuan Daftar surat pemberitahuan merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan. 3. Bukti setor bank Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank. 4. Kuitansi Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang mereka.
2.3.8
Pengertian Iklan Pengertian iklan menurut Jeff (2007, p274) adalah presentasi penjualan yang bersifat nonpersonal yang dikomunikasikan dalam bentuk media atau nonmedia dengan tujuan untuk mempengaruhi sejumlah besar pelanggan.