BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1
Latar Belakang Pemilihan Usaha Semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia mengakibatkan
peningkatan kebutuhan akan konsumsi makanan yang harus di sediakan, makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, maka pemenuhan akan kebutuhan makanan tersebut bersifat mutlak bagi manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Industri makanan dan minuman pun merupakan salah satu penunjang dalam pembangunan ekonomi suatu Negara. Melihat potensi pasar yang diakibatkan dari pertumbuhan penduduk juga gaya hidup masyarakat yang semakin berkembang maka penulis memutuskan untuk menjalankan bisnis di bidang industri kuliner yang semakin menarik seiring berkembangnya zaman. Pertumbuhan kuliner di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Industri kuliner saat ini tumbuh sangat subur. Ada beberapa hal yang mengindikasikan hal tersebut. Hal ini setidaknya terlihat dari pola konsumsi yang mulai bergeser ke makanan dan minuman siap saji (BPS, 2012). Dengan masuknya industri kuliner ke dalam bagian pengembangan industri kreatif merupakan bukti bahwa pemerintah sadar akan besarnya potensi dari industri makanan tersebut dan membutuhkan perhatian khusus karena jumlah penduduk dan keanekaragaman kuliner lokal yang Indonesia miliki. Menurut pengamat kebijakan publik Pattrick Wauran, hasil survey BPS itu seharusnya dapat dioptimalkan oleh pemerintah dalam meningkatkan daya saing Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir 2015 mendatang. Khususnya pada industri skala mikro dan kecil. Penguatan, pendampingan dan dukungan perbankan, sangat bisa di berikan oleh pemerintah. Agar industri makanan skala mikro tersebut bisa bersaing di dalam negeri, khususnya bagi industri makanan skala mikro yang mengangkat makanan yang menjadi ciri khas dari suatu daerah di Indonesia. Peningkatan jumlah industri makanan tersebut berarti semakin terbuka lebar akan lowongan kerja bagi masyarakat Indonesia yang berada di sekitar lokasi industri tersebut.
1
2 Berdasarkan data dari BPS (2015), Meski lingkup bisnis kuliner tidak terbatas, salah satu parameter yang dapat di jadikan berkembangnya bisnis adalah semakin banyaknya jumlah restoran di Indonesia. Jumlah pemain bisnis kuliner di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2012 tercatat sebanyak 2.812.747 yang kemudian tumbuh pesat pada tahun 2013 sebanyak 74.268 perusahaan mikro menjadi 2.887.015 perusahaan. Kemudian angka tersebut melonjak sekitar 450% dari tahun sebelumnya sebanyak 333.548 perusahaan di seluruh Indonesia, dan akan terus bertambah di tahun-tahun berikutnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), rumah makan atau restoran dari tahun 2012 ke tahun 2014 semakin meningkat seperti yang tertulis di tabel dibawah ini: Tabel 1.1 Peningkatan Industri Kuliner di Indonesia
Tahun
Jumlah Perusahaan Mikro
2012
2.812.747 Perusahaan
2013
2.887.015 Perusahaan
2014
3.220.563 Perusahaan
Sumber: https://www.bps.go.id/ (2015) Secara makro, bisnis kuliner yang terdapat pada sub-industri restoran di Indonesia, memiliki kontribusi sebesar 2% terhadap produk domestik bruto, dan hal tersebut hampir sama kontribusinya dengan industri pengolahan minyak dan gas.
3
Grafik 1.1 Kontribusi Sub-Industri Restoran terhadap PDB Sumber: https://www.bps.go.id/ (2013) Data lain terkait bisnis kuliner, adanya peningkatan dari tahun ke tahun mengenai kontribusi sub-industri restoran terhadap produk domestik bruto meski pertumbuhannya menurun. Pertumbuhan terbesar terjadi pada tahun 2008 sebesar 12,36% dan pertumbuhan terkecil sebesar 9,13% di tahun 2012 (BPS, 2013)
Grafik 1.2 Peningkatan Sub-Industri Restoran terhadap PDB Sumber: https://www.bps.go.id/ (2013)
4 Dari data-data diatas menunjukan bahwa bisnis kuliner di Indonesia terus berkembang pesat dan memberikan kontribusi bagi Negara Indonesia. Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya zaman industri kuliner tidak hanya berperan sebagai pemenuhan kebutuhan dasar manusia namun berubah menjadi sebuah lifestyle atau gaya hidup baru di kalangan masyarakat. Menurut
Peraturan
Menteri
Perdagangan
R.I.
Nomor:
07/M-
DAG/PER/2/2013 menyatakan bahwa Rumah Makan adalah usaha penyediaan makanan dan minuman dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses penyimpanan dan penyajian, di dalam 1 (satu) tempat yang tidak berpindah-pindah. Pada setiap sudut kota di Indonesia banyak masyarakat yang menjalankan bisnis kuliner. Saat ini sudah mulai bermunculan kafe dan rumah makan yang menyediakan kuliner tradisional dan modern. Bahkan saat ini sudah banyak rumah makan yang menjual makanan tradisional Indonesia yang di kemas secara modern. Banyaknya masyarakat yang tergiur dengan keuntungan besar pada bisnis kuliner tersebut, persaingan di dalam bisnis kuliner ini semakin ketat. Selain memberikan cita rasa yang nikmat, para pebisnis rumah makan terus berinovasi dan melakukan pemasaran yang menarik untuk menghadapi persaingan di dalam bisnis kuliner tersebut agar bisnis yang di jalankan nya tidak mengalami gulung tikar. Rumah makan tidak hanya sekedar tempat makan, banyak masyarakat yang menjadikan rumah makan sebagai tempat bersosisalisasi dengan teman, keluarga maupun komunitasnya melalui layanan dan jasa yang disediakan. Hal itu ditinjau dari gaya hidup masyarakat masa kini yang cenderung senang bersantai dan berbincang. Sudah menjadi suatu kebutuhan masyarakat untuk bersosialisasi dan mereka membutuhkan sarana untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, rumah makan dipastikan dapat menjadi sarana yang mampu merealisasikan kebutuhan masyarakat tersebut. Pemenuhan gaya hidup merupakan sesuatu hal yang banyak menjadi perhatian masyarakat masa kini. Sudah biasa di kalangan masyarakat kita menjadikan rumah makan menjadi bagian dari bersosialisasi dan menunjukan status sosial nya. Akan tetapi, ketika pebisnis kuliner mampu menyediakan pemenuhan
5 gaya hidup tersebut dan dapat memfasilitasinya dengan baik maka akan mendapat banyak konsumen. Bisnis kafe yang mulai banyak bermunculan membuat penulis berpikir lebih kreatif lagi untuk membuat konsep kafe yang berbeda dari kafe – kafe yang sudah ada. Hal ini dimaksudkan agar kafe yang akan didirikan mampu menarik simpati para konsumen untuk menikmati produk dan jasa yang disediakan. Pada umumnya sebelum mendirikan kafe, para pelaku bisnis melakukan survey terlebih dahulu untuk mengetahui tren masyarakat yang sedang berkembang saat ini. Masyarakat biasanya menyukai sesuatu yang unik dan berbeda dari yang sudah ada. Baik itu dari segi tempat, makanan juga fasilitas yang memadai. Melihat dari peluang tersebut penulis tertarik untuk membuka sebuah kafe yang berkonsep tradisional Betawi di padukan dengan gaya vintage motorcycle yang digemari anak muda. Wabaji didirikan pada tanggal 10 Desember 2015 oleh penulis dan sahabat yaitu Muhamad Rizky yang ingin mendirikan sebuah kafe untuk berkumpul keluarga dan teman-teman dengan makanan ringan dengan rasa nikmat yang disajikan menarik. Pada awal berdirinya Wabaji diberi nama “Kedai Asik”, kemudian setelah berjalan selama tiga bulan berganti nama menjadi “WABAJI” (Warung Baba Haji) yang terinspirasi dari “Baba Haji”, panggilan orang tua dari salah satu owner yang memiliki semangat yang gigih dalam mengembangkan usaha yang telah puluhan tahun dijalankannya. Selain itu, Baba Haji merupakan investor kafe tersebut. WABAJI (Warung Baba Haji) merupakan suatu usaha yang bergerak dibidang food & beverages, menyediakan varian makanan dan minuman yang banyak digemari masyarakat. Pada awalnya menu yang disajikan hanya Roti Panggang, Pisang Bakar dan Mie Instan. Setelah dua bulan kafe didirikan, owner melakukan observasi ke kafe-kafe ternama guna mencari inovasi berbagai macam makanan dan minuman yang dapat disajikan di Wabaji. Saat ini menu yang disajikan di Wabaji cukup variatif diantaranya Kue cubit, Sosis Monster, Spaghetti yang dibuat dengan resep rahasia.
6 Wabaji bertempat di Jalan Jawa Nomor 18 RT 004/005 Bintaro Kecamatan Pondok Aren Tangerang Selatan. Mengunjung konsep tradisional Betawi dipadukan dengan vintage motorcycle, pengunjung kafe Wabaji dapat memilih tempat duduk dengan kursi atau duduk lesehan dengan alas karpet yang sangat nyaman. Wabaji juga menyediakan fasilitas Free Wifi dan Televisi yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan “Nobar” (Nonton Bareng) ketika ada pertandingan sepakbola setiap minggunya maupun pertandingan-pertandingan sepakbola besar lainnya. Dengan begitu para pengunjung akan merasa santai untuk menikmati sajian makanan dan minuman di kafe Wabaji.
Gambar 1.1 Logo Wabaji Sumber: Ilham Firdaus (2015) Logo Wabaji diatas adalah sebuah roti yang memakai helm vintage motorcycle yang owner artikan sebagai kafe roti yang bertemakan vintage motorcycle. Kaca mata detektif yang menggambarkan kecerdasan, ketelitian dan kejelian, dimaksudkan agar Wabaji handal dalam melihat peluang pasar yang ada dan menentukan strategi yang tepat dan jitu untuk dapat menguasai industri kuliner yang di jalankan. Kemudian kumis yang terdapat pada logo merupakan kumis khas
7 jawara betawi yang di maksudkan agar Wabaji bisa menjadi jawara atau jagoan dalam industri kuliner di Indonesia, maksud lain dari kumis tersebut merupakan bahwa Wabaji akan membantu melestarikan kebudayaan betawi. Misi dan tujuan perusahaan akan menentukan pokok-pokok yang ingin di capai oleh perusahaan. Misi diuraikan menjadi sejumlah tujuan yang membentuk dasar strategi dan kebijakan organisasi secara keseluruhan, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. 1.2 Pernyataan Visi Dan Misi 1.2.1 Visi: Menjadi perusahaan rumah makan yang terkemuka dalam skala nasional dan berorientasi pada kepuasan pelanggan serta mampu menghadapi persaingan global. 1.2.2 Misi: 1. Mampu menyajikan makanan yang nikmat, higienis dan dikemas menarik. 2. Mengutamakan mutu pada bahan baku yang digunakan untuk membuat menu yang akan di sajikan kepada pelanggan. 3. Memberikan pelayanan yang terbaik untuk pelanggan dengan konsep 3S (Senyum, Salam dan Sapa) dan selalu berinovasi demi kepuasan pelanggan. 4. Mampu memberikan harga yang terjangkau agar dapat mengahadapi persaingan di dalam bisnis kuliner. 5. Membangun serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan mengajarkan agar memiliki kemampuan dalam bidang kuliner.
1.3 Ide dan Tujuan Bisnis 1.3.1 Ide Bisnis Wabaji adalah sebuah bisnis yang bergerak dalam bidang food and beverages yang menargetkan produk Wabaji untuk semua kalangan tetapi Wabaji berfokus kepada segmen anak muda yang memiliki gaya hidup yang senang berkumpul atau “Nongkrong” dengan teman, keluarga juga komunitas yang setiap minggunya rutin mengadakan pertemuan, menjadi
8 salah satu ide Wabaji untuk menyediakan tempat dengan konsep yang sederhana, namun nyaman berlama – lama menghabiskan waktu untuk berkumpul. Penyediaan delivery service melalui media sosial seperti Instagram, Line, BBM. Melihat dari lokasi Wabaji yang terletak di lingkungan perumahan maka muncul ide untuk menawarkan layanan pesan antar tersebut. Ide bisnis tersebut juga muncul dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan gaya hidup masyarakat yang semakin konsumtif, namun menginginkan kebutuhannya terpenuhi dengan cara yang instan. Sehingga Wabaji memberikan solusi kepada masyarakat dengan membuka warung makanan dengan tempat yang nyaman dan menyediakan layanan pesan antar (Delivery Service). 1.3.2 Tujuan Bisnis Tujuan dari Wabaji adalah menjadi tempat favorite semua kalangan masyarakat untuk melakukan aktifitas sosial dengan tempat nyaman yang menyajikan makanan dan minuman baik modern maupun tradisional dari bahan baku berkualitas, namun dengan harga yang terjangkau. Mengangkat kembali makanan ringan tradisional agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. Selain itu, Wabaji juga mempunyai tujuan bisnis dalam mencapai target penjualan yang telah ditentukan serta memberikan kualitas pelayanan yang terbaik dalam menjamin loyalitas konsumen. Wabaji juga berusaha membantu mensejahterakan masyarakat sekitar dengan memakai jasa mereka dari pembangunan outlet Wabaji, mempekerjakan sebagai karyawan, dan membeli bahan baku untuk memperkuat rantai bisnis di lokasi outlet Wabaji. Keikutsertaan Wabaji dalam membantu acara yang diadakan masyarakat sekitar menjadi salah satu cara dan tujuan untuk eksistensi perusahaan agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. Wabaji terus melakukan inovasi dalam memenuhi permintaan masyarakat sehingga dapat bersaing dengan kafe-kafe lainnya. Senantiasa
9 mengembangkan produk dan jasa dengan mengeluarkan menu-menu baru, membuka cabang di kota-kota besar di Indonesia, selalu mengutamakan kenyamanan pelanggan dengan pelayanan yang Senyum, Salam dan Sapa juga terus memperbaiki kualitas bahan-bahan agar dapat kepercayaan lebih dari konsumen. 1.4
Tujuan Jangka Panjang Wabaji Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen, namun terdapat beberapa hal yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam bisnisnya, diantaranya: 1. Mengembangkan WABAJI ini, dengan membuka cabang-cabang baru di Jakarta ataupun luar Jakarta. 2. Menjaga nama baik (reputasi) sehingga masyarakat tetap percaya terhadap produk yang Wabaji berikan, yang kemudian membuat usaha Wabaji lebih dikenal dan dapat berkembang.