BAB 1 LATAR BELAKANG
1.1
Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan terluas di dunia dengan lebih
dari 17.000 Pulau serta dengan luas perairan yang berupa danau, selat, teluk serta lautan sebesar 2/3 dari luas wilayah Indonesia atau sekitar 5.800.000 km2. Sebagai negara maritim maka Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam bahari yang melimpah berupa sumber daya alam hewani ataupun nabati. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya produk perikanan yang dihasilkan setiap tahun selalu meningkat signifikan termasuk jenis cumi-cumi
Gambar 1.1 Perkembangan Produksi Sektor Perikanan di Indonesia Sumber : Maritimenews.id – 2015
Cumi-cumi merupakan salah satu jenis makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tingkat konsumsi masyarakat akan makanan yang berasal dari laut seperti cumi-cumi semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan nutrisi bagi tubuh. Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (2013), konsumsi produk perikanan termasuk cumi-cumi mengalami kenaikan rata-rata sebesar 5,21% pada tahun 2007-2012. Cumi-cumi merupakan pangan hasil laut jenis cephalopoda yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Di bidang perikanan komersial, cumi-cumi merupakan salah satu komoditas perikanan yang menempati urutan ketiga setelah 1
2 ikan dan udang. Menurut data statistik Kementerian Kelautan dan Perikanan (2012), produksi cumi-cumi di Indonesia berkisar kurang lebih 93.049,5 ton pertahun. Kebutuhan pokok manusia terbagi atas 3 golongan besar, yakni pangan, sandang dan papan. makanan (pangan) merupakan kebutuhan primer semua makhluk hidup terutama manusia didunia karena makanan akan memberikan zat-zat yang akan digunakan untuk keberlangsungan hidup. Namun, hal tersebut tampaknya tidak berlaku lagi sekarang. Pangan bukan lagi produk konsumsi untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia semata. Pangan saat ini menjadi sebuah gaya hidup baru di kalangan masyarakat. Pangan berubah menjadi sebuah industri kuliner yang tidak hanya memberikan cita rasa tapi juga kebutuhan lain manusia untuk bersosialisasi maupun beraktualisasi. Sebab, industri kuliner yang berkembang saat ini juga menyediakan ruang bagi konsumen untuk bisa bersosialisasi dengan komunitasnya melalui layanan ruangan . Permintaan pangan sendiri terjadi peningkatan dikarenakan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Gambar 1.2 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Sumber : Statistik Indonesia (BPS) – 2014
3 Perubahan
zaman
mempengaruhi
pola
konsumsi
masyarakat
yang
beranekaragam memunculkan konsep penghidangan makanan yang praktis, salah satunya adalah jenis makanan cepat saji, yang menuntut manusia untuk menjalani hidup serba praktis dan serba cepat. menjadikan kebanyakan masyarakat saat ini memilih mengonsumsi makanan yang instan dan cepat saji, Terlebih dengan masuknya budaya barat dibanyak negara berkembang terutama di Indonesia. sehingga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia sering mengonsumsi makanan cepat saji . makanan cepat saji kini sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Indonesia dan sudah menjadi santapan sehari – hari, terlebih bagi anak muda Indonesia. Makanan yang termasuk dalam kategori makanan cepat saji tersebut sekarang sangatlah mudah didapat di mall - mall, supermarket bahkan di pasar tradisional sekalipun. Kemunculan makanan cepat saji sendiri dimulai sejak awal abad 19 ketika dimulainya industrialisasi di amerika serikat. Saat kebanyakan orang mulai mengikuti rutinitas industri, maka terbentuklah poa kebiasaan yang baru. Dengan jam kerja industry, mereka dituntut untuk memanfaatkan waktu istirahat dengan efisien. Sehingga makanan cepat saji menjadi solusi untuk persoalan makan ditengah waktu istirahat yang terbatas. Disisi lain, keterlibatan perempuan dalam dunia industri menjadikan mereka memiliki waktu yang terbatas, termasuk waktu untuk memasak. Keadaan inilah yang semakin mendorong kesuksesan kios-kios makanan cepat saji. Dari data pasar size yang berasal dari beberapa sektor industri di Indonesia (SWA, 2008) Pertumbuhan industri makanan di Indonesia terus meningkat hingga mencapai 19,4% pada tahun 2008. Fakta tersebut menunjukkan bahwa terjadi pula peningkatan konsumen makanan cepat saji setiap tahunnya. Hasil survey ACNielsen kepada 100 online customer pada tahun 2008 mengungkapkan masyarakat Indonesia sebanyak 28% mengonsumsi makanan cepat saji minimal satu minggu sekali dimana 33% diantaranya mengonsumsi saat jam makan siang. Karena hal tersebut, tak heran jika Indonesia menjadi negara ke 10 yang paling banyak mengonsumsi makanan cepat saji (http://repository.upi.edu). Industri makanan dan minuman kini menjadi lahan bisnis yang paling digemari oleh banyak pemain. Hal ini mengigat negara Indonesia merupakan negara yang konsumtif dan tingkat pemenuhan kebutuhan akan makanan dan minuman yang tinggi dari tahun ke tahun.
4
Gambar 1.3 Pertumbuhan Penjualan Produk Makanan dan Minuman Sumber : GAPMMI - 2015
1.2
Pernyataan VISI dan MISI Visi: Menjadi tempat makan cepat saji yang termodern dan terfavorit dalam segi produk,pelayanan dan fasilitas.
Misi: 1. Memperkuat citra merek Ya-ya Giant Squid dengan strategi-strageti dan ideide yang inovatif. 2. Mempertahankan konsistensi dalam pemberian produk dan layanan serta fasilitas yang diberikan oleh Ya-ya Giant Squid.
1.3
Sejarah Perusahaan Bisnis Startup yang akan diajukan ini adalah bisnis pada bidang makanan dan
minuman yang bernama Ya-ya Giant Squid, berdiri pada tanggal 17 April 2015 karena untuk pertama kalinya Ya-ya Giant Squid memasarkan produknya pada tanggal 17 April 2015 di Mall Alam Sutera . Sebelumnya Ya-ya Giant Squid selalu melakukan eksplorasi terhadap produk yang ditawarkan oleh Ya-ya Giant Squid, guna meningkatkan kualitasnya , sehingga para penikmat makanan cepat saji dapat merasa tertarik dan loyal terhadap produk yang di tawarkan Ya-ya Giant Squid.
5 Nama Ya-ya Giant Squid di ambil karena Ya-ya memiliki nama yang mudah diucap dan diingat oleh setiap orang, dan nama Giant Squid dipilih karena produk utama yang ditawarkan adalah Cumi goreng raksasa yang berukuran ±20-30cm. Setelah menetapkan nama Ya-ya Giant Squid sebagai brand. Ternyata arti dari Ya-ya adalah dari bahasa Indonesia, yang dimana sering dipakai untuk nama anak bayi lakilaki yang mengartikan berhasil dengan baik, cerdas dan beruntung. Jadi Ya-ya yang biasa dipakai untuk nama anak bayi laki-laki artinya usaha Ya-ya Giant Squid ini dimulai benar-benar dari awal dan arti dari yaya menyebutkan berhasil dengan baik, cerdas dan beruntung. Sehingga dari situlah ditetapkan Ya-ya Giant Squid sebagai merek untuk bisnis ini. Setelah penetapan merek Ya-ya Giant Squid maka saya mencari ide untuk membuat logo dari Ya-ya Giant Squid, berikut logo Ya-ya Giant Squid beserta penjelasannya :
Gambar 1.4 Logo Ya-Ya Giant Squid Sumber : Penulis – 2016
Gambar 1.5 Maskot Ya-Ya Giant Squid Sumber : Penulis – 2016
6 1. Maskot Cumi-cumi mengartikan produk ini adalah cumi-cumi 2. Maskot cumi-cumi ini adalah laki-laki 3. Bahasa mandarin di atas topinya mengartikan besar yang dimana Bayi Cumi laki-laki ini akan tumbuh besar dan juga Cumi yang kita jual berukuran besar. Ya-ya Giant Squid memilih untuk menggunakan maskot bayi Cumi laki-laki karena arti dari Ya-ya adalah dari bahasa Indonesia, yang dimana sering dipakai untuk nama anak bayi laki-laki yang mengartikan berhasil dengan baik, cerdas dan beruntung
Gambar 1.6 Tagline Ya-Ya Giant Squid Sumber : Penulis – 2016
4. Bahasa mandarin disini Mengartikan Cumi goreng raksasa, dan mengartikan bahwa Produk ini adalah produk makanan / snack dari Taiwan. 5. Bahasa inggris disini membantu untuk menjelaskan kepada orang-orang bahwa makanan ini adalah snack dari Taiwan. Konsep logo yang di ambil lebih ke Taiwanese karena kebanyakan jenis makanan cepat saji yang sedang tren dimasa kini kebanyakan didatangkan dari Taiwan oleh investor-investor yang memiliki modal yang cukup banyak.
1.4
Ide dan Tujuan Bisnis
Ide Bisnis Ya-ya Giant Squid adalah sebuah bisnis yang bergerak di dalam bidang makanan dan minuman yang menyediakan produk Cumi-cumi goreng berukuran sebagai menu utama dan berbagai macam produk seperti Bento, Kentang Goreng, serta gorengan lainnya sebagai produk tambahan dengan penyediaan berbagai macam pilihan rasa.
7 Ide bisnis ini muncul dikarenakan Indonesia merupakan Negara kepulauan dan Negara yang tergolong konsumtif , serta masyarakat sekarang ini yang dituntut untuk serba praktis dan cepat untuk mendapatkan keinginannya. Tidak hanya itu, masyarakat sekarang ini pun senang menghabiskan waktu kosong untuk berkumpul bersama dengan teman , komunitas maupun keluarganya. Sehingga di sini Yaya Giant Squid memanfaatkan kekayaan Negara Indonesia sebagai Negara kepulauan serta memberi solusi kepada masyarakat dengan menyediakan tempat untuk menghabiskan waktu kosong untuk berkumpul bersama teman, komunitas maupun keluarganya. Yaya Giant Squid bertujuan untuk memberitahu kepada masyarakat akan manfaat cumi-cumi. cumi-cumi merupakan jenis hewan yang dagingnya mudah dicerna, juga mengandung asam amino esensial serta kaya akan mineral seperti fosfor, kalsium dan protein yang cukup besar. Tidak hanya goreng-gorengan yang kami tawarkan, Yaya Giant Squid juga menyediakan produk minuman-minuman yang dapat dinikmati oleh konsumen. Produk yang disediakan tersaji dengan prosedur yang sama dengan yang dipakai oleh standar prosedur restoran makanan cepat saji lainnya. Baik dari segi kualitas, kebersihan dan keamanannya. Yaya Giant Squid kini sudah berlokasi di Baywalk Mall Pluit. mall tersebut memiliki potensi yang cukup tinggi karena berada didaerah pusat perbelanjaan, kantor , sekolah dan apartemen. Tujuan Bisnis Tujuan dari Yaya Giant Squid adalah menjadi restoran makanan cepat saji yang dapat dikenal dan dipercaya oleh seluruh masyarakat Indonesia akan kualitasnya dan konsepnya yang menarik. Selain itu Yaya Giant Squid juga mempunyai tujuan dalam mencapai target penjualan yang telah ditentukan serta memberikan kualitas pelayanan yang terbaik dalam menjamin loyalitas konsumen. Long-term objectives Untuk target jangka panjang Yaya Giant Squid yang akan mendatang adalah : 1. Mengembangkan Yaya Giant Squid ini dengan cara membuka cabang-cabang baru atau membuka franchise di Jakarta maupun luar Jakarta. 2. Menjaga nama baik (Reputasi) sehingga masyarakat merasa aman dan tetap percaya terhadap produk dan jasa yang kami berikan, yang kemudian dapat membantu usaha kami untuk lebih dikenal oleh masyarakat luas.
1