Bab 1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah dari waktu ke waktu mengalami peningkatan. Sejak berdirinya Dubai Islamic Bank pada tahun 1975 sebagai bank swasta pertama di dunia yang bebas bunga bank, memacu berkembangnya perbankan Islam (syariah) di negara-negara lain dan menjadi sangat fenomenal di dunia (Olson & Zoubi, 2008). Kemunculan perbankan syariah di Indonesia sendiri masih relatif baru dan operasinya belum dikenal secara luas dan merata. Perbankan syariah mulai beroperasi di Indonesia pada tahun 1992 dengan berdirinya Bank Muamalat. Namun pengaturan mengenai perbankan syariah pada saat itu masih sangat terbatas, dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan belum diatur secara tegas mengenai perbankan syariah. Kemudian dilakukan perubahan-perubahan atas UU tersebut, dengan diberlakukannnya UU No.10 Tahun 1998, yaitu menentukan kegiatan usaha bank harus disempurnakan dan menerapkan prinsip kehati-hatian, dan landasan operasi perbankan syariah semakin kuat dengan keluarnya UU No.30 tahun 1999 tentang bank berlandaskan prinsip bagi hasil. Upaya mengembangkan sistem perbankan syariah yang sehat dan amanah terus dilakukan oleh Bank Indonesia dengan mengeluarkan Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia sampai tahun 2011. Bank Indonesia mengeluarkan Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia sebagai peletak posisi dan cara pandang Bank Indonesia dalam
1
mengembangkan perbankan syariah di Indonesia dan berfungsi sebagai pedoman bagi para stakeholder perbankan syariah ( Mutasowifin, 2003). Perkembangan perbankan syariah di Indonesia juga didukung dengan tetap bertahannya perbankan syariah dimasa-masa krisis pada tahun 1998, dimana pebankan konvensional juga terkena dampak dari krisis tersebut. Ini berarti bahwa perbankan syariah masih dapat menunjukan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan perbankan konvensioanl yang juga ikut mengalami krisis pada tahun tersebut. Bunga bank konvensional yang cukup tinggi, membuat masyarakat lebih memilih perbankan syariah yang menggunakan prinsip bagi hasil. Prinsip bagi hasil untung dan rugi (profit and lost sharing) ini, lebih dipilih masyarakat karena tidak terpengaruh oleh bunga bank, jadi keuntungan yang dapat diperoleh merupakan hasil dari bentuk kerja sama yang saling menguntungkan atau atas dasar kesejahteraan bersama. Dalam konsepsi Islam, aktivitas komersial, jasa dan perdagangan harus disesuaikan dengan prinsip Islam diantaranya, “bebas bunga”, hal inilah yang juga menjelaskan mengapa pada tahap awal bank Islam atau bank syariah juga dikenal sebagai bank bebas bunga (Setiawan, 2006). Menurut Arifin (2000), pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu (1) Produk Penyaluran Dana (financing), (2) Produk Penghimpunan Dana (funding), dan (3) Produk Jasa (service). Dari ketiga produk perbankan syariah ini, salah satu yang paling banyak diminati oleh nasabah adalah Produk Penghimpunan Dana (funding), yaitu Tabungan Syariah yang menggunakan prinsip bagi hasil. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh MARS Indonesia, mengungkapkan bahwa
2
hampir semua nasabah (98,9%) awere terhadap produk rekening tabungan pada level top of mind awareness atau merek yang disebutkan pertama kali (http://majalahqalam.com). Motivasinya beragam, ada yang untuk keamanan, kebutuhan transaksi, ataupun untuk mendapatkan keuntungan dari jumlah uang yang disimpan. Pada kategori ini, tingkat keuntungan bank dan nasabah ditentukan dari nisbah yang telah disepakati dimuka. Melihat tujuan dari perbankan syariah yang menerapkan prinsip kemitraan, yaitu salah satunya dengan prinsip bagi hasil yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan melihat dari kuantitas penduduk yang sebagian besar pemeluk agama muslim, serta keberadaannya yang masih relatif baru, menimbulkan beberapa pertanyaan seperti, apakah nasabah hanya sekedar ikutikutan tanpa mengetahui bagaimana prinsip bagi hasil diterapkan dan perhitungannya, atau nasabah mengerti benar bagaimana prinsip bagi hasil tersebut diterapkan dan perhitunganya, kemudian apakah nasabah berusaha untuk mencari tahu atau tidak, serta adakah faktor- faktor yaitu karakteristik dari nasabah yang mempengaruhui dalam pemahaman nasabah, seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dari nasabah tersebut. Mengingat masih sangat terbatasnya pemahaman masyarakat akan sistematis pembagian bagi hasil pada perbankan syariah, di sini bank syariah juga mempunyai peran yang sangat penting untuk meberikan layanan informasi dan transparansi terhadap perhitungan atas bagi hasil tersebut, sehingga nasabah juga dapat mengetahui apa dan bagaimana sistem bagi hasil dijalankan dalam operasional perbankan syariah, khususnya dalam sistem bagi hasil simpanan pada
3
perbankan syariah, apakah sudah sesuai atau belum dengan pembagian bagi hasil yang telah disepakati, agar nasabah dapat mempertimbangkan keputusannya untuk menghimpun dana
dari segi efektif dan efisien. Sehingga dengan
pengetahuan yang banyak, nasabah dapat mengelola dan memberikan informasi yang baik. Informasi yang baik yang diberikan oleh nasabah dapat memberi dampak yang baik pula untuk pertumbuhan bank syariah. Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai Pemahaman Nasabah terhadap Tabungan Bagi Hasil (Mudharabah), karena produk bank syariah yang paling banyak diminati (dengan hampir 2 juta nasabah) adalah Tabungan Bagi Hasil (Mudharabah) ( http://ekonomi.kompasiana.com), akan tetapi sampai saat ini belum ada yang melakukan penelitian tersebut (sepanjang penelahaan yang dilakukan oleh peneliti), hal ini dikarenakan keberadaan bank syariah yang masih relatif baru, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (a) apakah nasabah perbankan syariah paham mengenai prinsipprinsip bagi hasil pada tabungan bagi hasil (mudharabah), (b) apakah nasabah paham tentang perhitungan bagi hasil pada tabungan tersebut dan (c ) adakah perbedaan tingkat pemahaman nasabah terhadap tabungan bagi hasil dengan karakteristik. Penelitian ini dilakukan di Bank Mandiri Syariah karena bank tersebut yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian. Bank Mandiri Syariah merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia (www.bisnis.com), dan telah dinobatkan sebagai bank syariah terbaik 2012 versi majalah investor (www.syariahmandiri.co.id). Banyak penghargaan yang telah diperoleh oleh Bank Mandiri Syariah, beberapa diantaranya yaitu, Penghargaan Anugerah Perbankan
4
Indonesia 2012 dan Best Islamic Bank in Indonesia sebagai bank syariah terbaik di Indonesia tahun 2012 (www.syariahmandiri.co.id).
5