BAB 1 LATAR BELAKANG
Entrepreneurship merupakan proses memulai bisnis baru, yang pada umumnya didasarkan oleh adanya peluang, yang dapat datang atau dipicu dari berbagai hal seperti perkembangan, transformasi, atau produk baru yang dikemukakan oleh Robbins & Coulter (2012) dalam buku management, eleventh edition. Salah satu peluang yang dilihat oleh penulis adalah peluang bisnis di bidang otomotif yang didasari oleh adanya perkembangan ekonomi dan industri di Indonesia yang terlihat dari populasi produktif masyarakat Indonesia yang semakin banyak dan pendapatan per kapita yang terus meningkat. Populasi kaum muda yang tergolong usia produktif di Indonesia berjumlah besar, sehingga memungkinkan untuk memiliki penghasilan yang lebih tinggi, serta kebiasaan belanja dari kelompok usia tersebut tinggi, termasuk kebutuhan untuk kendaraan pribadi, yang secara signifikan akan meningkatkan potensi pasar komponen otomotif (Pardede, 2013). Selain itu tingkat kesejahteraan masyarakat di Indonesia juga terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, terbukti dari data Badan Pusat Statistik dimana pendapatan per kapita di Indonesia mencapai angka 44.360.000 rupiah di tahun 2014.
Gambar 1.1 Pendapatan Per Kapita. Sumber: BPS, 2015 1
2 Di mana peningkatan pendapatan per kapita tersebut menunjang peningkatan kemampuan masyarakat dalam membeli barang. Jumlah kendaraan bermotor terutama di Indonesia tergolong banyak, menurut asosiasi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo menyatakan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia menempati urutan pertama di kawasan Asia Tenggara, di mana populasi kendaraan bermotor di Indonesia sebanyak 50,82 juta unit dibandingkan di Thailand 25,29 juta unit, Vietnam 14,51 juta unit, Malaysia 7,28 juta unit, serta Filipina 2,15 juta unit kendaraan (Arif, 2011). Dari data Badan Pusat Statistik terakhir yaitu di tahun 2013, terdapat 11.484.514 unit mobil penumpang yang ada di Indonesia. Banyaknya kendaraan tersebut juga diimbangi dengan pertumbuhan pasar otomotif yang terus meningkat, bisa dilihat dari data yang dilansir Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, selama beberapa tahun terakhir penjualan mobil di Indonesia selalu meningkat. Penjualan mobil di pasar domestik pada 2011 sebanyak 894.164 unit dan meningkat hingga mencapai 1.208.109 unit tahun 2014. Selain itu pertumbuhan otomotif di Indonesia diyakini mampu mengejar Thailand pada tahun 2018 menurut Vice President Automotive & Transportation Practice Asia Pasifik, Frost & Sullivan Viek Vaidya. Dunia otomotif merupakan salah satu bidang yang banyak disukai, banyak di antaranya masyarakat yang memiliki ketertarikan kepada bidang ini, terutama roda empat. Seringnya muncul trend-trend baru dalam dunia otomotif menjadi daya tarik untuk diikuti, dan membuat potensi bisnis di bidang ini tidak ada matinya (Dminbu, 2015). Salah satu kebutuhan mendasar dalam dunia otomotif adalah spare part dan aksesoris. Bagi pengguna kendaraan, aksesoris menjadi barang pelengkap yang bisa menambah nilai lebih pada kendaraan miliknya, baik itu dari sisi tampilan maupun fungsinya. Barang-barang seperti perangkat audio, knalpot, ban, velg, hingga turbo, dan banyak lagi di antaranya, selalu banyak dicari pemilik kendaraan, terutama para penghobi modifikasi yang senang mengupgrade kendaraannya (Dminbu, 2015). Perkembangan industri otomotif ini juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat seperti yang dinyatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan bahwa daya beli masyarakat Indonesia mulai meningkat menjelang akhir tahun (Abba, 2015). Dengan menguatnya daya beli masyarakat maka sudah pasti kebutuhan primer individu sudah tercukupi dam mulai beralih untuk memenuhi
3 kebutuhan sekunder dan tersier. Hal tersebut memicu perubahan gaya hidup di mana individu akan cenderung mencari hal yang lebih, seperti teori hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow, yaitu seseorang akan terus memenuhi kebutuhannya hingga mencapai self-actualization.
Gambar 1.2 Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. Sumber: Dummies, 2016
Perubahan gaya hidup ini juga berpengaruh dalam bidang otomotif, di mana para pemilik
mobil
untuk
memenuhi
kebutuhan
self-esteem,
mereka
semakin
memerhatikan penampilan mobil mereka hingga melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi agar kendaraan mereka tambil beda dan lebih keren demi mendapat respect lebih dari anggota komunitas atau untuk mendapat achivement dari berbagai ajang perlombaan otomotif. Hal tersebut juga dilihat sebagai peluang bagi penulis, karena para individu tersebut dalam memenuhi kebutuhan self-esteem dan hobi tersebut, mereka rela mengeluarkan dana hingga lebih dari 100 juta rupiah untuk memodifikasi mobil mereka. Perkembangan dunia modifikasi mobil di Indonesia saat ini menunjukkan peningkatan yang sangat tajam, peningkatan yang terjadi tidak hanya dari segi kuantitas saja, tetapi dari segi kualitas modifikasi dan spare part yang digunakan. Hal ini dapat dilihat pada saat kontes modifikasi mobil, banyak inovasi-inovasi yang
4 dilakukan para modifikator serta pentingnya penggunaan spare part original yang akan menambah point penilaian. Selain itu menurut William sebagai Car Builder Consultant di Amerika Serikat mengamati bahwa sekitar 80 hingga 85 persen mobilmobil di Indonesia yang telah mengalami modifikasi masih sekedar mengikuti tren, misalkan terpengaruh dari film “The Fast and the Furious”, tetapi tidak mengerti estetikanya. Berdasarkan pengamatan William terungkap bahwa persentase 80 hingga 85 persen itu bisa menghabiskan dana sebesar satu hingga empat juta rupiah untuk memodikasi mobil. Sementara hanya tiga hingga lima persen yang menghabiskan dana sebesar 50 juta hingga ratusan juta rupiah untuk budget yang sama (Enricko, 2014) Melihat prospek ekonomi dan peningkatan penjualan mobil akan ikut menaikkan permintaan spare part mobil. Margin keuntungan dari usaha penjualan spare part dan aksesori mobil mencapai 20 % – 30 %. Margin penjualan di tingkat ritel untuk suku cadang bisa mencapai hingga 50 %. Pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan daya beli masyarakat membuat prospek bisnis spare part dan aksesoris mobil di Indonesia semakin menjanjikan (Anom, 2015). Selain itu juga didasari latar belakang penulis yang memiliki hobi di bidang otomotif, khususnya dalam modifikasi mobil. Bidang modifikasi ini umumnya sangat disukai oleh pria, baik usia muda maupun dewasa. Kebanyakan pelaku modifikasi mobil ini berasal dari kalangan ekonomi menengah hingga kalangan atas. Melihat perkembangan otomotif di daerah Tangerang Selatan dan sekitarnya, seperti yang yang dilansir Carmudi, dalam acara Modifikasi and Rally Fun lebih dari 20 komunitas klub mobil dari Tangsel, Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang saling unjuk gigi dengan hasil modifikasinya masing-masing. Mulai dari desain interior, sound, dan juga desain rangka mobil diadu dalam kontes tersebut (Tangselpos, 2015). Keputusan untuk membuka bisnis spare part aftermarket mobil ini juga didasarkan pada banyaknya peminat modifikasi, klub-klub mobil, dan kontes modifikasi di Tangerang Selatan, bisa dilihat dari peminat GIIAS di ICE BSD sebagai tempat pameran produk-produk otomotif dan modifikasi yang mencatat angka resmi pengunjung sebanyak 451.654 orang. Hingga Minggu 30 Agustus 2015 malam, jumlah nilai transaksi penjualan mobil dari 25 brand yang ikut serta tercatat sebanyak 17.077 unit dengan nilai transaksi menembus Rp5,4 triliun (Ridho, 2015). Selain itu berdasarkan informasi dari modifikasi.com yang merupakan salah satu
5 media otomotif terbesar di Indonesia menyatakan bahwa terdapat 102 komunitas mobil yang hadir dalam acara GIIAS 2015 tersebut. Hal tersebut membuktikan banyaknya peminat otomotif di wilayah Tangerang dan sekitarnya,
mengingat
jumlah pengunjung GIIAS di ICE BSD ini lebih banyak daripada pameran GIIAS tahun lalu yang digelar di Jakarta yaitu sebanyak 380.000 pengunjung. Selain itu perkembangan juga tidak hanya terjadi pada ajang kontes mobil dan pameran, tetapi juga pada ajang balap mobil yang semakin ramai terutama pada jenis balapan di trek lurus atau drag race. Hal tersebut didasari dengan semakin bertambahnya event drag race, salah satunya adalah diselenggarakannya event drag race ‘Paramount Speed Nation’ di Paramount Gading Serpong, Tangerang Selatan pada akhir tahun 30 dan 31 Desember 2015 sebagai ajang untuk menyalurkan hobi anak muda dengan positif dan dengan tujuan untuk mengurangi balap liar. Acara tersebut juga didukung oleh Kombespol dari pihak kepolisian dan acara tersebut diharapkan dapat diselenggarakan secara rutin (Hutasoit, 2016). Kompetisi drag race sendiri sudah secara rutin diselenggarakan di Sirkuit Sentul, Bogor. Pada tahun 2015 terdapat 4 seri balap sentul yang diselenggarakan, namun setelah seri terahir diselenggarakan, General Manager Sirkuit Sentul, Lola Moenek memutuskan untuk menyelenggarakan 1 seri balap tambahan pada akhir tahun karena menurutnya antusias penggemar drag di Indonesia semakin tinggi. Antusias dragster atau pembalap drag race terlihat dengan kenaikan peserta yang mengikuti event seri terakhir sebanyak lebih dari 600 peserta (Sirkuit Sentul,2015).
1.1 Ide dan Sejarah Perusahaan
Pada pertengahan tahun 2015 dibangun bisnis SpeedZ Racing yang bergerak di bidang suku cadang dan aksesoris mobil dan terspesialisasi pada retail produk aftermarket mobil. SpeedZ Racing menyediakan berbagai jenis dan merek spare part original yang memiliki brand image serta kualitas produk yang baik. Pembangunan bisnis juga didasari oleh ilmu bisnis yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan di School of Business Management, Binus University, serta pengalaman dalam dunia otomotif dimana penulis aktif dalam komunitas dan perkembangan otomotif, serta pengalaman dan pengetahuan penulis mengenai modifikasi serta produk aftrmarket mobil. Pertimbangan didirikannya SpeedZ Racing di Tangerang
6 Selatan adalah untuk mengakomodir kebutuhan spare part aftermarket original terutama di daerah Tangerang Selatan, dengan pilihan yang beragam, bagi yang ingin memodifikasi mobilnya baik skala kecil maupun besar, mengingat besarnya pasar modifikasi di Tangerang Selatan tetapi masih banyaknya penjualan spare part aftermarket replika, dimana produk replika tersebut kualitasnya buruk bahkan bisa menyebabkan kerusakan. Nama SpeedZ Racing ini terdiri dari kata “speed” dalam bahasa inggris yang berati kecepatan, huruf “Z” yang mewakili zone dalam bahasa inggris yang berarti lingkungan atau tempat, dan terakhir “racing” yang berarti balap, sehingga secara garis bessar memiliki arti sebgai tempat produk – produk automotive yang identik dengan kecepatan dan performa mobil. Selain itu juga menggambarkan bahwa bisnis ini sebagai zona atau tempat spare part aftermarket modifikasi yang memiliki konsep racing. Dalam penjualan produknya, SpeedZ Racing menyediakan produk spare part aftermarket mulai dari spare part mesin, suspensi, pengereman, indikator, sistem pengapian, ECU dan sistem kelistrikan. Di mana spare part yang dijual di impor langsung dari Amerika dan Jepang sehingga keaslian barang yang dijual terjamin.
1.2 Pernyataan Misi
Berikut adalah visi dan misi SpeedZ Racing sebagai acuan dalam menjalankan bisnis,
Visi : Menjadi penyedia produk aftermarket mobil terkemuka.
Misi : •
Meningkatkan promosi dan marketing
•
Merekrut staff yang berkompeten
•
Mencari dan menjaga pelanggan
•
Meningkatkan eksistensi
7