BAB 1 LATAR BELAKANG Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana bisnis unit usaha telur asin. Pembahasan dalam penelitian ini meliputi rencana kegiatan pemasaran, SDM, operasi, dan keuangan unit usaha telur asin. Sebagai pengantar, dalam bab latar belakang diuraikan mengenai faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perusahaan serta rumusan masalah, tujuan, dan manfaat dari penelitian. Pada subbab lingkungan eksternal, dijelaskan mengenai faktor dari luar perusahaan yang mempengaruhi berdirinya unit usaha. Pada subbab lingkungan internal, dijelaskan mengenai faktor internal perusahaan yang berpengaruh terhadap berdirinya unit usaha telur asin. 1.1. Lingkungan Eksternal Perusahaan Di Indonesia, bisnis makanan dan minuman merupakan hal yang menarik untuk dijalankan. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) memperkirakan bahwa nilai penjualan produk makanan dan minuman pada 2015 menembus Rp 1.000 triliun (bankmandiri.co.id, 2015). Selain itu, pertumbuhan ratarata tahunan indeks penjualan riil makanan juga mengalami peningkatan sebesar 17,7 persen dari 7,4 persen pada tahun 2013 menjadi 25,1 persen pada tahun 2014 (Setiawan, 2014). Kementrian Perindustrian menyatakan bahwa
nilai investasi
PMDN industri makanan dan minuman pada Januari – September 2014 sebesar Rp. 13,93 triliun atau meningkat sebesar 7,95 persen dari periode yang sama tahun 2013 (kemenperin.go.id, 2015).
1
1.1.1. Peluang Di Indonesia, penggunaan pendapatan untuk belanja produk makanan meningkat dari tahun 2010 hingga 2013. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 tentang pengeluaran rata-rata perkapita perbulan untuk produk makanan. Tabel 1.1. Rata-Rata Pengeluaran per Kapita Sebulan untuk Produk Makanan (dalam ribuan) Tahun
2010
2011
2012
2013
Pengeluaran
Rp 240.325
Rp 300.108
Rp 309.791
Rp 356.435
Sumber : BPS, 2015
Tabel 1.1 menunjukkan adanya peningkatan rata-rata pengeluaran per kapita penduduk untuk produk makanan sebesar 48,31 persen sejak tahun 2010 hingga 2013, 13,08 persen dari tahun 2012 hingga 2013, dan peningkatan terbesar terjadi pada kurun waktu 2010 hingga 2011 yaitu 24,9 persen. Peluang lain dari bisnis makanan di Indonesia dapat dilihat dari data pelaku belanja dalam jaringan yang dikemukakan oleh Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII). Menurut APJII, pengguna internet di Indonesia mencapai 88,1 juta jiwa, dimana 27 persen diantaranya adalah pelaku belanja dalam jaringan internet (kominfo.go.id, 2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kominfo (2014), ditemukan hasil bahwa 3 persen pelaku belanja dalam jaringan di Yogyakarta melakukan pembelian atas produk makanan. Posisi Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai tujuan wisata menyebabkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta tergolong tinggi. Mencapai 3.346.180 jiwa pada 2014, meningkat
17,9%, dari tahun 2013 yang 2
berjumlah 2.837.967 jiwa (Widiyanto, 2015). Hal tersebut menunjukkan adanya potensi penjualan dapat dilakukan pada wisatawan yang datang ke Yogyakarta. 1.1.2. Pesaing Pengetahuan mengenai pesaing menjadi acuan untuk melakukan penyusunan strategi pemasaran atas produk yang akan kita keluarkan (Dwiarnie, 2012). Pesaing adalah pihak lain yang menjual barang serupa atau barang substitusi yang bisa dijadikan alternatif oleh konsumen (Kotler dan Keller, 2012). Calon pelaku bisnis baru harus memiliki pengetahuan mengenai pesaing bisnisnya. Pengetahuan mengenai pesaing dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat kompetisi yang ada serta mencari celah yang ada di dalam persaingan melalui kegiatan pengembangan atas produk yang telah ada (Dwiarnie, 2012). Bisnis telur asin merupakan bisnis yang memiliki tingkat kompetisi tinggi. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan pada beberapa laman internet seperti
OLX.co.id, Bukalapak.com, Tokopedia.com, dan Indonetwork.co.id, ditemukan 168 iklan atas produk telur asin dengan persebaran seperti pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Jumlah Iklan Telur Asin di Toko Dalam Jaringan Laman Internet OLX.co.id Bukalapak.com Tokopedia.com Indonetwork.com Sumber: Data diolah
Rebus 83 penjual 20 penjual 33 penjual 6 penjual
Oven 7 penjual 2 penjual -
Jumlah iklan Panggang Lain-lain 4 penjual 6 penjual 1 penjual 5 penjual 1 penjual -
Total 94 penjual 29 penjual 38 penjual 7 penjual
3
Pengamatan langsung yang dilakukan pada Juni 2015 pada 25 toko oleh-oleh di wilayah Yogyakarta dan 10 warung makan mendapatkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 1.3. Tabel 1.3. Hasil Observasi pada Toko Oleh-oleh dan Warung Makan Jumlah Temuan Oven 2 temuan
Lokasi
Rebus 4 temuan Toko Oleh-oleh 8 temuan Warung Makan Sumber: Data diolah
Panggang/Bakar 1 temuan
Total 7 temuan 8 temuan
Sebagai gambaran, berbagai produk telur asin yang dijual di pasaran antara lain dapat dilihat dalam Tabel 1.4: Tabel 1.4. Variasi Telur Asin Gambar
Keterangan
Sumber
Pengolahan: Rebus Harga: Rp2500-Rp3000 per butir
www.wisatakuliner.com
Pengolahan: Oven Harga: Rp3000-Rp4000 per butir
www.bukalapak.com
Pengolahan: Bakar atau asap Harga: Rp4000-Rp5000 per butir
www.bakoelndog.com
Sumber: Data diolah
4
Tabel 1.4 menunjukkan berbagai bentuk variasi dari produk telur asin yang beredar di pasaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa persaingan dalam bidang bisnis kuliner adalah tentang menentukan satu produk khusus serta menawarkan varietas yang paling unik (Dwiarnie, 2012). 1.1.3. Pemasok Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk telur asin SE51 adalah telur bebek baik mentah maupun telur bebek yang sudah diolah menjadi telur asin rebus. Telur asin rebus dapat digunakan sebagai bahan baku karena telur asin SE51 merupakan produk olahan lanjutan dari telur asin rebus. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada beberapa laman internet seperti OLX.co.id, Bukalapak.com, Tokopedia.com, dan Indonetwork.co.id ditemukan hasil sebagai berikut: Tabel 1.5. Penjual Telur Asin Rebus Laman Internet OLX.co.id Bukalapak.com Tokopedia.com Indonetwork.com Jumlah
Jumlah Iklan 83 penjual 20 penjual 33 penjual 6 penjual 142 penjual
Sumber: Data diolah
Tabel 1.5 adalah gambaran jumlah pemasok bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk telur asin SE51. Tabel 1.5 menunjukkan bahwa pemasok bahan baku bagi produk telur asin SE51 cukup banyak yaitu 142 penjual. Hal tersebut
5
menunjukkan bahwa tidak terdapat hambatan dalam hal ketersediaan bahan baku produksi. Permasalahan mengenai pemasok bahan baku tersebut, menjadi keunggulan tersendiri bagi telur asin SE51 dibandingkan dengan produk olahan telur asin lain yang ada di pasaran. Hal tersebut karena produk telur asin lain sangat bergantung pada bahan baku berupa telur bebek mentah. Berikut adalah Tabel penjual telur bebek mentah yang didapat dari hasil observasi pada laman OLX.co.id, Bukalapak.com, Tokopedia.com, dan indonetwork.co.id. Tabel 1.6. Penjual Telur Asin Mentah Laman Internet OLX.co.id Bukalapak.com Tokopedia.com Indonetwork.com Jumlah Sumber: Data diolah
Jumlah iklan Lokasi Pencarian Yogyakata 6 penjual 6 penjual
Semua lokasi 47 penjual 1 penjual 6 penjual 12 penjual 66 penjual
Tabel 1.6 menunjukkan bahwa pemasok bahan baku berupa telur bebek mentah di Yogyakarta lebih sedikit dibandingkan dengan hasil pencarian di semua lokasi, yaitu sebanyak 6 penjual. Hal tersebut diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan kepada bapak Sapto, salah seorang mantan pengusaha telur asin di Yogyakarta. “Telur bebek di Jogja susah dan kalaupun ada harganya mahal. Untuk memenuhi kebutuhan telur bebek, setiap lima hari sekali saya ambil telur dari Klaten.” (Sapto, 2015)
6
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemasok telur bebek di Yogyakarta tidak mampu memenuhi permintaan yang ada di wilayah Yogyakarta. Hal ini menyebabkan penjual telur asin harus mencari bahan baku dari luar wilayah Yogyakarta. 1.2. Lingkungan Internal Perusahaan Telur asin adalah telur itik atau bebek yang diasinkan dengan proses tertentu dengan syarat mutu dan jenis uji meliputi: keadaan, garam, dan cemaran mikroba (BSN, 2015). Sesuai dengan pengertian tersebut, pada dasarnya SE51 adalah produk telur itik yang diasinkan. Meskipun SE51 adalah telur asin, namun SE51 berbeda dengan produk telur asin yang umum dijumpai di pasaran yang hanya terbatas pada produk telur asin rebus, oven, dan panggang. Telur asin SE51 adalah produk olahan lanjutan telur asin varian baru, yaitu telur asin oven dengan isian saus. Saus yang akan digunakan untuk pengisian telur adalah, saus pedas, saus lada hitam, saus asam manis, saus bolognese, dan saus tabasco. Keunggulan lain yang dimiliki oleh produk SE51 adalah pengemasan SE51 yang cenderung lebih eksklusif sehingga dapat dikatakan bahwa SE51 adalah produk premium telur asin, ketahanan produk SE51 hingga mencapai 14 hari sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengiriman ke luar Kota Yogyakarta yang memakan waktu dua sampai empat hari, dan pemasaran yang dilakukan melaui toko-toko online di internet juga dapat mempermudah calon konsumen SE51 untuk mendapatkan produk telur asin SE51. Selain itu, produk SE51 merupakan produk olahan lanjutan 7
dari telur asin yang bahan baku pembuatannya tidak terbatas pada penggunaan telur bebek mentah. Telur asin rebus juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk SE51. Hal tersebut dapat mengatasi masalah keterbatasan pemasok telur bebek mentah di Yogyakarta. Produk SE51 dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kesulitan tersendiri untuk ditiru oleh pesaing. Hal tersebut karena proses pembuatan produk telur asin SE51 diperlukan kombinasi yang tepat antara lama proses pemanggangan dan jumlah telur yang dipanggang. Apabila kombinasi tersebut tidak sesuai, telur yang dipanggang akan kurang tingkat kekeringannya, terlalu kering, atau telur yang dipanggang akan pecah. Selain itu, resep serta takaran yang digunakan dalam proses pembuatan serta penyuntikan saus pada telur hanya diketahui oleh perusahaan. Berdasarkan penuturan Fairuz, seorang pedagang telur asin di daerah Godean, perizinan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu produk telur asin SE51 dibuat sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan ijin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Sedangkan badan usaha yang akan dijalankan adalah Persekutuan Komanditer. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan lingkungan eksternal dan internal di atas, dapat dilihat bahwa produk telur asin yang notabene merupakan produk makanan masih memiliki peluang untuk berkembang di Indonesia. Hal tersebut didasarkan pada kegiatan belanja melalui jaringan internet di Indonesia. Peluang bagi produk SE51 muncul 8
karena salah satu bentuk pemasaran yang akan dilakukan atas produk SE51 adalah melalui jaringan internet. Selain itu, peluang bagi SE51 dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Peluang tersebut akan menjadi lebih besar saat produsen dapat memposisikan SE51 sebagai alternatif oleh-oleh dari Yogyakarta. Namun, peluang tersebut masih belum dioptimalisasikan dengan suatu rencana bisnis yang komprehensif. 1.4. Tujuan Penelitian Menyusun rencana bisnis untuk produk telur asin SE51 dengan menggunakan konsep sembilan blok kanvas model bisnis. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian mengenai rencana bisnis ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa: 1. Bagi wirausahawan, menjadi acuan dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis telur asin SE51, 2. Bagi akademisi, memberikan gambaran model rencana bisnis telur asin SE51, 3. Bagi calon investor, mengetahui peluang dan hambatan bisnis SE51 yang berpengaruh atas kelayakan bisnis sehingga dapat menjadi dasar pengambilan keputusan investasi. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis akan terdiri dari lima bab yang dimulai dari Bab I (pendahuluan), Bab II (landasan teori), Bab III (metode penelitian), Bab IV (strategi dan rencana) dan Bab V (rencana aksi). 9
1. BAB I PENDAHULUAN Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang penyusunan rencana bisnis unit usaha telur asin SE51 dengan memperhatikan faktor dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan laporan yang digunakan dalam penulisan rencana bisnis ini. 2. BAB II LANDASAN TEORI Bagian ini menjelaskan mengenai landasan teori yang mendasari penulisan laporan ini. Terori yang digunakan antara lain mengenai telur asin; rencana bisnis, meliputi rencana pemasaran, rencana operasi, rencana sumber daya manusia, dan rencana keuangan; peta empati; model bisnis; strategi keluar. 3. BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini membahas level analisis, sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data untuk mengolah data yang diperoleh ke dalam penulisan rencana bisnis ini. 4. BAB IV STRATEGI DAN RENCANA Bagian ini membahas pendekatan strategi dan rencana pemasaran, operasi, sumber daya manusia, keuangan, dan strategi keluar yang dipilih dan digunakan dalam bisnis SE51. 5. BAB V RENCANA AKSI Bagian ini membahas mengenai pelaksanaan strategi secara rinci yang berupa rencana detail kegiatan yang dilakukan. 10