ARTIKEL Judul SEJARAH MIGRASI ORANG-ORANG KRISTEN PROTESTAN DI DESA BLIMBINGSARI, KECAMATAN MELAYA, KABUPATEN JEMBRANA, BALI DAN NILAI-NILAI KARAKTER SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA
Oleh : I Putu Yudi Permana Saputra, Nim 1214021011
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2016
SEJARAH MIGRASI ORANG-ORANG KRISTEN PROTESTAN DI DESA BLIMBINGSARI, KECAMATAN MELAYA, KABUPATEN JEMBRANA, BALI DAN NILAI-NILAI KARAKTER SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA Oleh: I Putu Yudi Permana Saputra*, Dra. Desak Made Oka Purnawati M.Hum.**, Ketut Sedana Arta, S.Pd, M.Pd.*** Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui mengapa masyarakat Kristen Protestan migrasi ke Desa Blimbingsari (2) Untuk mengetahui proses terbentuknya komunitas Kristen Protestan di Desa Blimbingsari (3) Untuk mengetahui nilai-nilai karakter dan aspek-aspek apa saja yang ada pada peristiwa migrasinya Umat Kristen Protestan di Desa Blimbingsari yang bisa di aplikasikan dalam pembelajaran Sejarah di SMA kelas XI yang berbasis Kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu: (1) Heuristik (tekhnik observasi, teknik wawancara dan studi dokumen), (2) kritik sumber (kritik eksteren dan kritik internal), (3) interpretasi, (4) historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah migrasi orang-orang Kristen Protestan di Blimbingsari dilatar belakangi oleh adanya kekacauan yang terjadi di desa-desa yang ada di Bali akibat perpindahan agama dan kemudian terjadi konflik. Untuk meredam konflik itu pemerintah Belanda kemudian mengambil kebijakan untuk memindahkan mereka ke Desa Blimbingsari. Nilai-nilai karakter yang ada pada sejarah migrasi ini ada tiga yaitu (1) nilai religius, (2) peduli Sosial, dan (3) gotong royong dan aspek-aspek yang bisa di pakai sebagai sumber belajar sejarah ada dua yaitu gereja dan monumen Blimbingsari dan Jubelium 80 Tahun GKPB. Kata Kunci : Sejarah, Migrasi, Sumber Belajar
ABSTRACT This research aim (1) to know why Protestan people migrated to Blimbingsari Vilage (2) to know the forming process of protestan community in Blimbingsari Village (3) to know the character values and aspects that are existed in the migration of Protestan People in Blimbingsari Village that can be applied in history subject learning process in XI grade of Senior High School based on curriculum 2013. This research used qualitative approach such as: (1) Heuristict (observation technique, interview technique and document study), (2) criticism source (extern criticism and intern criticism), (3) interpretation, (4) historiography. Research result showed that the migration history of Protestan people in Blimbingsari caused by the chaos that was happening in some villages in Bali as the consequence of religion changed done by the society and then there is a conflict, to muffled the conflict Holland government then took policy to move them to Bllimbingsari village. There are three character values that existed in this migration, they are (1) religious value, (2) Social awareness, and (3) mutual cooperation and there are two aspects that can be used as history learning they are Blimbingsari monument and Jubelium 80 years of GKPB. Key Words: History, Migration, Learning Material *Penulis **Pembimbing I ***Pembimbing II
PENDAHULUAN Bali merupakan sebuah pulau yang penduduknya
heterogen,
tetapi
tetap
belakangan
menjadi
populer
sebagai
daerah tujuan wisata dan dikunjungi oleh
dominan yang beragama Hindu. Hal ini
wisatawan
ditunjukkan oleh Kampung-kampung Islam
Sepintas
dan
diantara
bedanya dengan desa tradisional lainnya di
mayoritas
Bali, baik dari bentuk bangunan yaitu khas
Kristen
yang
perkampungan
terselip yang
lokal
maupun
sepertinya
nyaris
tidak
terdapat di perkotaan maupun di pedesaan.
penduduk di desa ini juga menggunakan
Di Kecamatan Melaya ada dua Kampung
nama khas orang Bali, seperti Putu, Made,
Kristen.
Desa
Nyoman dst. Tentu saja karena seperti
Blimbingsari dan kedua di Desa Palasari.
telah disebut di awal, penduduk desa
Dari kedua Kampung Kristen itu, penulis
tersebut adalah orang orang Bali, bukan
tertarik mengkaji tentang migrasi umat
pendatang yang datang dari pulau lain, jadi
Kristen Protestan ke Desa Blimbingsari,
walaupun memeluk agama Kristen, mereka
Kecamatan
Bali.
tetap mempertahankan budaya lamanya.
di
Desa
Inilah yang membuat desa ini menjadi unik
sejarah
yang
dan menarik.
Komunitas Blimbingsari
Melaya, Kristen
ada
di
Jembrana, Protestan
mempunyai
bahkan
ada
Bali,
pertama
bahasa
negeri.
penduduknya beragama Hindu baik yang
Yang
pakaian,
luar
nama
panjang sejak zaman kolonial Belanda, dan sekarang telah berkembang dengan mapan
Pada masa pemerintahan Belanda
yang dilengkapi fasilitas sekolah, Gereja,
di Bali, Belanda memandang bahwa Bali
klinik, balai desa, kantor desa, dan ada
memiliki daya tarik yang berbeda dengan
beberapa home stay.
daerah lainnya yang dijajah oleh Belanda, hal ini tidak terlepas dari sumber daya alam
Desa Blimbingsari didirikan oleh
yang ada di Bali sangat terbatas sehingga
seorang misionaris Belanda yang dibantu
pemerintah
oleh puluhan pengikut orang Bali yang
yang bernama Bali Serring langkah ini
beragama
melakukan
diambil karena Bali dianggap memiliki
mewujudkan
budaya yang sangat menarik, pemerintah
perambahan impian
Kristen hutan
memiliki
yang demi desa
sendiri
yang
bernuansa Kristen, mereka berpindah dari Buduk, Abianbase, Carangsari, Untal-untal, Sading, Plambingan dan Bongan ke Desa Blimbingsari pada tahun 1939. Di desa ini
kolonial
menerapkan
politik
Belanda ingin menjadikan Bali sebagai museum hidup. Ketika pemerintah Hindia Belanda menutup penginjilan bagi orang Bali, namun
langkah ini tidak membuahkan hasil, karena
yang
Kristenisasi
daerah
Pemerintah Belanda tidak suka dengan
pedesaan, menurut Wijaya (2003: 133), hal
kekacauan seperti itu, karena mereka masih
ini terjadi karena adanya peristiwa uwug
menerapkan politik rust en orde, (ketertiban
Mengwi pada tahun 1891 karena kerajaan
dan
Mengwi
upaya-upaya perdamaian, yang kemudian
justru
terjadi
mengalami
di
kekalahan
maka
memperebutkan
ketenangan).
kerajaan Mengwi jatuh ketangan tentara
membuahkan
koalisi Badung
tanah
dan Tabanan.
Hal ini
Untuk
hasil
kuburan,
tanah
itu
berupa
tetapi
dilakukan
pembagian
hal
ini
tidak
karena
tidak
berdampak kepada masyarakat pedesaan
memecahkan
mengalami
kelaparan
menyentuh akar persoalan. Hal ini akhirnya
kemudian datanglah agama Kristen yang
menjadi salah satu faktor pemicu yang
memberikan bantuan kepada orang-orang
menyebabkan
desa yang mengalami kesulitan tersebut.
Jembrana Barat yaitu di tanah partikelir
Tsang To Hang yang ditemani oleh Ang Wie
Candi Kusuma kemudian dijadikan tempat-
Chik
tempat
dan
kemiskinan
I
Goesti
dan
Nyoman
Renda
masalah
kuburan.
terjadinya
migrasi
migrasi
terutama
di
ke
Desa
mengunjungi Made Risin di rumahnya yang
Blimbingsari seluas 250 Ha, di tempat inilah
terletak di Untal-untal, Desa Dalung. Disitu
para imigran Bali yang beragama Kristen
sudah berkumpul orang-orang yang telah
akhirnya bertempat tinggal (Ardika, dkk,
menantikan mereka, dari sanalah kemudian
2013: 463-465).
menjadi cikal bakal pengikut Yesus Kristus melalui baptisan pertama di Sungai Yeh Poh, Banjar Untal-untal, Desa Dalung. Menurut catatan Stamboek Oental-oental baru selanjutnya Made Risin telah dibaptis di Wangaya pada tanggal 30 Desember 1932 bersama-sama dengan teman satu banjar,
dari sanalah kemudian agama
Kristen tersebar di seluruh Bali (Wijaya, 2003 : 85) Pada
Masuknya
pengaruh
kolonial
termasuk pula kewilayah yang sekarang berkembang menjadi Desa Blimbingsari dan Palasari
dalam
bidang
agama
menyebabkan kepercayaan penduduk Bali semakin
heterogen.
Sekarang
Desa
Blimbingsari terkenal sebagai desa wisata yang kaya akan cerita sejarah, sangat menarik untuk dijadikan sumber belajar sejarah dengan diterapkannya Kurikulum
saat
pemerintah
Kolonial
2013. Kurikulum 2013 merupakan sebuah
Belanda mengalami krisis ekonomi pada
kurikulum
tahun
pemahaman,
1930-1940
dan
disusul
konflik
diantara umat Hindu dengan umat Kristen
yang
mengutamakan
skill,
dan
pada
pendidikan
berkarakter, dimana siswa dituntut untuk
paham atas materi, aktif dalam proses
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
berdiskusi dan presentasi serta memiliki
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi.
yang
Kurikulum 2013 menempatkan lingkungan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan
siswa sebagai salah satu sarana untuk
prosedural pada bidang kajian yang spesifik
kegiatan
mengenal
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
lingkungan sekitar mereka sebagai sumber
memecahkan masalah. Sedangkan nilai-
belajar.
nilai yang dapat dikembangkan didalam
pembelajaran
Dalam
mata
pelajaran
sejarah
Indonesia pada kelas XI semester genap nantinya akan mendapatkan materi tentang dampak
politik, budaya, sosial-ekonomi
dan pendidikan pada masa penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia. Ada beberapa kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) kesejarahan yang tepat menurut penulis dalam menambah sumber belajar sejarah dalam program studi
terkait
penyebab
kompetensi
dasar
fenomena
(KD)
Menganalisis dampak
yaitu
dan
3.6
politik, budaya,
sosial-ekonomi dan pendidikan pada masa penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini. Dan 4.6 Menalar dampak
politik, budaya, sosial-ekonomi
dan pendidikan pada masa penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
sejarah Indonesia yang memberi ruang
Dengan digunakannya lingkungan
kepada siswa untuk menggali sumber
sekitar
sejarah lokal yang terkait dalam materi
kegiatan pembelajaran dan menjadikannya
penjajahan Bangsa Belanda di Indonesia
sebagai
serta menemukan nilai-nilai karakter yang
berkaitan dengan sejarah sosial, seperti
terkandung di dalamnya. Dalam kompetensi
migrasi umat Kristen Protestan di Desa
inti (KI) ada dua nilai-nilai karakter yang
Blimbingsari,
dapat dikembangkan yaitu dalam KI-1
Kabupaten
Menghayati
ajaran
berdampak kepada siswa tidak akan bosan
agama yang dianutnya dan dalam KI-3
dalam belajar sejarah, tetapi hal ini akan
Memahami, menerapkan, dan menganalisis
mengakibatkan
pengetahuan
belajar dan lebih tertantang dalam proses
dan
mengamalkan
faktual,
konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin
tahunya
tentang
ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
sebagai
sumber
tempat
belajar
pelaksanaan
sejarah
Kecamatan Jembrana.
siswa
Hal
yang
Melaya, ini
semakin
akan
senang
pembelajaran sejarah Indonesia. Sehubungan dengan latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan masalah
Mengapa
dicapai dalam penelitian ini adalah: (1)
masyarakat Kristen Protestan bermigrasi
Untuk mengetahui mengapa masyarakat
ke Desa Blimbingsari ? (2) Bagaimana
Kristen Protestan bermigrasi
proses
Kristen
Blimbingsari. (2) Untuk mengetahu proses
Protestan di Desa Blimbingsari? (3) Nilai-
terbentuknya komunitas Kristen Protestan di
nilai karakter apa saja yang ada pada
Desa Blimbingsari. (3) Untuk mengetahui
peristiwa
nilai-nilai karakter apa saja yang ada pada
yaitu
sebagai
berikut
terbentuknya
:
(1)
komunitas
migrasinya
Umat
Kristen
Protestan di Desa Blimbingsari yang bisa di
peristiwa
aplikasikan dalam pembelajaran Sejarah di
Protestan di Desa Blimbingsari yang bisa di
SMA kelas XI yang berbasis Kurikulum
aplikasikan dalam pembelajaran Sejarah di
2013?.
SMA kelas XI yang berbasis Kurikulum
Berdasarkan
pada
rumusan
migrasinya
ke Desa
Umat
masalah diatas, maka tujuan yang ingin
2013.
METODELOGI
ini di lakukan dengan tekhnik
Didalam suatu penelitian sejarah kita harus
menggunakan
motode,
metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Kritik Sumber.
mengumpulkan berbagai sumber sejarah dari objek yang diteliti, baik itu dengan observasi secara langsung
dokumen
sumber atau
yang dengan
wawancara
terkait,
menyangkut
verifikasi mengenai
sumber
yaitu
ketepatan
atau
tekhnik-tekhnik
mendapatkan sebuah data yang akurat. dengan
menggunakan
penelitian penelitian
ini
sejarah dikenal dengan cara melakukan kritik
penulis sejarah
mengumpulkan data, maka dalam penelitian
eksternal
dan
kritik
internal
(Sjamsuddin, 2012: 103-104). Interpretasi
study
lainnya yang revelan sehingga penulis
Sesuai
terhadap sumber-sumber pertama. Kritik ini
kebenaran dari sumber itu. Dalam metode
Dalam penelitian ini saya akan
dengan
Kritik sumber umumnya di lakukan
pengujian
Heuristik
observasi,
wawancara dan study pustaka/dokumen.
merupakan suatu prosedur atau proses untuk mendapatkan suatu objek. metode
Kristen
Interpretasi atau penafsiran, adalah suatu kembali
upaya
sejarawan
tentang
untuk
sumber-sumber
melihat yang
didapatkan telah diuji autentisitasnya dan terdapat saling hubungan antara satu dan yang lain. Untuk itu penulis berusaha
menganalisis
data-data
yang
sudah
dianalisis
adalah
penyusunan
hasil
terkumpul secara sistematis dari berbagai
penelitian tentang “Sejarah Migrasi Orang-
sumber
orang
kemudian
melakukan
deskripsi
(uraian sejarah yang ditulis).
Kristen
Protestan
Blimbingsari,
di
Kecamatan
Desa Melaya,
Jembrana, Bali dan Nilai-nilai Karakter Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA)”. Tekhnik penulisan dalam penulisan ini menggunakan pendekatan deduktif. Historiografi HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan
yang
terakhir
yang
dilakukan setelah data terkumpul Latar
Belakang
Migrasi
dan
Masyarakat
Kristen Protestan Di Desa Blimbingsari Pada tahun 1929 merupakan tahun permulaan pekerjaan
Salam dengan
menyebarkan
injil
Watijas
untal yang berpindah agama. Namun cara
memulai
kerja yang dianggap sangat kasar sehingga
bersungguh-sungguh
menimbulkan banyak kesulitan di desa-
sampai
ke
pelosok-
desa
seperti
memperebutkan
tanah
pelosok di Bali. Salam Watijas merasa tidak
kuburan, tidak mendapatkan fasilitas air di
mampu
sawah dan menjelek-jelekan orang Bali
melayani
orang-orang
tersebut
karena ia memiliki tugas pokok sebagai
Hindu.
kolporteur (penjual buku). Beberapa waktu
kesusahan
kemudian datanglah Rev. Dr. R. A Jaffry ke
sebagian
Bali
pembicaraan
walaupun mereka saling mengasihi, dan
Pertemuan ini
saling membantu mereka yang cukup kaya
untuk
mengadakan
dengan Salam Watijas.
kemudian menghasilkan keputusan
Sehingga
Jemaat
memikul sudah
mengalami
beban
hidupnya,
menderita
kelaparan
untuk
sangat terbatas, sehingga tidak mungkin
meminta izin kepada pemerintah Hindia
dapat membantu saudara-saudara seiman
Belanda agar CMA (Chinesse Missionary
dalam waktu lama. Sehingga pemerintah
Alliance) diperbolehkan melayani orang-
kolonial kemudian menjadikan Kabupaten
orang Cina di Bali. Tsang To Hang Kam
Jembrana
Fook datang ke Bali dan dalam waktu yang
orang-orang
singkat berhasil membaptiskan tidak hanya
wawancara
orang
dengan I Made Suka Bagia pada tanggal
Cina
di Wangaya
tetapi
justru
ternyata lebih banyak orang Bali dari Untal-
sebagai Bali yang
23 April 2016
tempat
pemukiman
Kristen. telah
saya
Menurut lakukan
ia mengatakan bahwa di
Jembrana Barat disediakan lahan diwilayah
kepala distrik kemudian mereka menginap
Candi Kusuma yang dikenal dengan Alas
selama
Cekik dan mulai dibuka pada tahun 1937,
berangkat ke Melaya diantar oleh Sedahan
ada tiga lokasi yang disediakan untuk para
Agung Gst. Bagus Wastra Utama (Ayub,
transmigran lokal Bali, yakni Blimbingsari,
2013:43).
Palasari, dan Nusasari. Pembukaan lahan
semalam,
Dengan
besoknya
mereka
persetujuan
Regent
di hutan Blimbingsari mulai disosialisasikan
Jembrana dan Sedahan Agung, orang
pada
Kristen baru ini diperkenankan membuka
tahun
1938
tetapi
baru
dapat
dilakukan pada akhir tahun 1939. Pemerintah
Belanda
hutan
tentu
yang
telah
ditinjau
oleh
tim
sadar
sebelumnya. Untuk persiapan kedatangan
dengan pertimbangan hukum itu, tetapi
orang Kristen dari berbagai desa ke hutan
mereka tidak gegabah menentukan lokasi.
ini, pemerintah telah menugaskan bogolan
Mereka memilih lokasi Alas Cekik yang
untuk membuat sebuah barak di dekat
menurut hasil survei tim medis pada tahun
tibuan buaya yang sekarang disebut Dam
1938 ternyata berpotensi rawan penyakit
Eka Santosa.pada 30 November 1939
malaria. Hal ini tentu akan memberikan rasa
berangkat
puas bagi orang-orang Hindu yang anti
sebanyak
30
dengan penyebaran agama Kristen. Namun
keluarga.
Kemudian
disisi lain pilihan ini justru menyelamatkan
menyusul pada awal Januari 1940 sejumlah
mereka dari gangguan orang-orang Bali
87 orang.
Hindu. Bahaya yang ditimbulkan oleh konflik sosial jauh lebih tinggi dibandingkan bahaya penyakit malaria karena saat itu sudah dikenal obat kina sebagai obat anti biotik penyakit itu.
Kristen
angkatan
orang,
belum angkatan
pertama bersama kedua
Proses Terbentuknya Komunitas Kristen Di Desa Blimbingsari Menurut wawancara yang telah saya lakukan dengan I Made John Ronny (kepala
Pemerintah telah mengijinkan orangorang
migran
baru
ini
Desa Blimbingsari) dan I Made Suka Bagia
membuka
(mantan kepala Desa Blimbingsari) pada
perkampungan baru dan ditunjukan di Bali
Sabtu 23 April 2016 mereka mengatakan
Barat. Pada bulan Agustus 1936 beberapa
ada empat faktor yang mempengaruhi
orang diutus untuk menyelidiki tanah di Bali
diantaranya faktor sosial, ekonomi, budaya
Barat. Orang yang diutus pada waktu itu
dan politik. Pemerintah Belanda mengambil
adalah Pekak Luh Wartini (I Made Sela), I
kebijakan
Nyoman Regig, dan Mas Renggo. Mereka
Kristen Protestan yang berada di daerah
berangkat ke Negara untuk menjumpai
Buduk, Carangsari, Abianbase, Untal-untal,
memindahkan
orang-orang
Bongan,
dan
Desa
rust en orde (ketertiban dan ketenangan)
Blimbingsari untuk meredakan konflik yang
karena pada saat itu terjadi sebuah konflik
terjadi antara umat Kristen Bali dengan
antar umat Bali Kristen dan umat Hindu
umat Hindu Bali pada waktu itu. ada juga
Bali, kemudian untuk meredakan konflik
faktor
mempengaruhi
yang terjadi itu orang-orang Bali Kristen
mereka, ketika umat Kristen ini menggarap
Protestan dipindahkan ke Desa Blimbingsari
sawah
(Ardika, dkk, 2013:463-465).
ekonomi
mereka
Pelambingan
yang
tidak
di
ke
perkenankan
mengaliri sawahnya air, karena mereka
Nilai-Nilai
tidak mengadakan upacara menyembah
Peristiwa Migrasi Umat Kristen Di Desa
Dewi Sri, maka dari itulah padi yang
Blimbingsari Yang Bisa Di Aplikasikan
sebelumnya mereka tanam menjadi layu
Dalam Pembelajaran Sejarah Di SMA
dan
Kelas XI Yang Berbasis Kurikulum 2013
tidak
bisa
dipanen
lagi.
Dengan
demikian mereka mengalami kesusahan sehingga
menimbulkan
niat
untuk
Karakter
Yang
Ada
Pada
Berdasarkan dari hasil analisis dan data-data wawancara dengan I Made John
memisahkan diri dari orang Bali Hindu, dan
Ronny
membuat Kampung Kristen yang damai di
April 2016, saya menemukan tiga nilai
Blimbingsari.
karakter yang terkandung dalam peristiwa
Faktor budaya dan politik juga turut mempengaruhi
terbentuknya
dan I Made Sukabagia Sabtu 23
migrasinya orang-orang Kristen Protestan
komunitas
ke Desa Blimbingsari yang bisa dipakai
Kristen di desa ini, ketika mereka berpindah
sebagai sumber belajar sejarah diantaranya
agama dari Hindu ke Kristen Protestan hak-
sebagai berikut :
hak mereka sebagai orang Bali Hindu menjadi hilang terbukti pada saat orang Bali Kristen ada yang meninggal mereka tidak dibolehkan menguburkan mayatnya di Setra
1.
Religius
2.
Peduli Sosial
3.
Gotong Royong
orang Bali Hindu, sehingga jika ada orang
Aspek-Aspek Yang Ada Dari Peristiwa
Kristen yang meninggal mereka kesulitan
Sejarah
untuk mencari tempat pemakaman oleh
Protestan Ke Desa Blimbingsari Yang
karena itulah mereka kemudian membuat
Bisa Digunakan Sebagai Sumber Belajar
Kampung Kristen ini.
Sejarah Di SMA
Hal ini juga tidak terlepas dari faktor politik,
karena
terbentuknya
Migrasinya
Umat
Kristen
Ada beberapa aspek dari peristiwa
komunitas
migrasinya umat Kristen Protestan ke Desa
Kristen ini telah kita ketahui bahwa pada
Blimbingsari yang bisa digunakan sebagai
masa itu Belanda masih menerapkan politik
sumber belajar sejarah di SMA, aspek-
aspek itu nantinya akan dikaitkan kedalam
bisa dipakai sebagai sumber belajar sejarah
empat KI (kompetensi inti) dalam kurikulum
yaitu Gereja dan Monumen Blimbingsari
2013, ada dua aspek yaitu:
“The Promised Land” serta Jubelium 80
1.
Gereja
Tahun GKPB (Gereja Kristen Protestan
2.
Monumen
Blimbingsari
“The
Bali). Dengan menggunakan lingkungan
Promised Land” dan Jubelium 80 Tahun
sebagai sumber belajar akan membuat
GKPB
siswa
KESIMPULAN DAN SARAN
sejarah
Kesimpulan
pendidik
Ketika banyak orang Hindu Bali
semakin oleh
Protestan
Saran
Bali
Hindu
dalam
belajar
kita
sebagai
itu
mampu
memanfaatkan
sumber daya lingkungan yang ada sebagai sumber belajar.
orang
karena
harus
yang beralih agama ke agama Kristen maka
senang
menganggap bahwa orang Bali Kristen
1.
Protestan sebagai penghianat dan timbulah
hendaknya melalui sejarah migrasi orang-
konflik antara orang Bali Hindu dan orang
orang Kristen Protestan ini dapat dijadikan
Bali Kristen, banyak orang Kristen yang
sebagai
mengalami
tidak
yang dilakukan oleh para Jemaat. Sehingga
mendapatkan tanah kuburan, air untuk
dapat menginspirasi generasi muda dan
mengaliri sawah, di caci maki, dan ada juga
pelajar untuk melakukan hal-hal positif.
yang dianiaya sehingga mereka sangat
Disamping
miskin dan menderita. Untuk meredam
dimanfaatkan
konflik itu agar tidak meluas kemudian
dalam
pemerintah
memanfaatkannya secara maksimal.
penderitaan
Belanda
seperti
mengambil
suatu
Bagi generasi muda atau pelajar
pencerminan
itu
akan
diharapkan sebagai
pembelajaran
Pengembangan
perjuangan
migrasi
sumber
belajar
sejarah
akan
ini
dengan
kebijakan untuk memindahkan mereka ke
2.
kesadaran
Alas Cekik tepatnya di Desa Blimbingsari.
sejarah masa lalu tidak saja diutamakan
Nilai-nilai karakter yang ada pada
pada generasi muda, tetapi juga dapat pula
peristiwa migrasinya orang-orang Kristen
kepada para guru dengan adanya sejarah
Protestan ke Blimbingsari patut dilestarikan
migrasi
bagi
khususnya
generasi
muda lewat
pengajaran
ini
nantinya guru
para sejarah
pengajar dapat
sejarah Indonesia, ada tiga nilai karakter
memfungsikan sejarah migrasi orang-orang
yaitu nilai religius, peduli sosial dan gotong
Kristen Protestan ke Blimbingsari sebagai
royong. Selain itu ada dua aspek yang
sumber pembelajaran yang interaktif bagi
berkaitan dengan peristiwa migrasinya umat
para peserta didiknya, masyarakat juga
Kristen Protestan di Desa Blimbingsari yang
harus tau kejadian yang pernah terjadi di
sekitar kita dan menggunakannya sebagai
moril dan materiil kepada penulis dalam
pencerminan
pelaksanaan
agar
tidak
melakukan
penelitian
sampai
pada
kesalahan dimasa kini,
penyusunan artikel ini; (3) Dr. I Made
3.
Padeh,
penulis menyadari bahwa tulisan ini
M.Hum.,
selaku
Penguji
&
masih jauh dari kata sempurna kritik dan
Pembimbing III dalam penelitian ini yang
saran dari pembaca sangat diharapkan
telah banyak memberikan masukan dan
demi kesempurnaan penulisan skripsi ini
saran yang membangun kepada penulis
dikemudian hari dan bagi peneliti lain
selama
semoga penelitian ini dapat menambah
pada penyusunan artikel ini. Serta kepada
wawasan dan merangsang generasi muda
semua pihak yang telah berkontribusi dalam
dan pihak-pihak lain yang berminat untuk
penelitian ini baik secara langsung maupun
melakukan penelitian sejenis dan nantinya
tidak langsung yang tidak dapat penulis
mampu untuk melengkapi tulisan ini.
sebutkan satu per satu. Hanya ucapan
UCAPAN TERIMAKASIH
terimakasih dan doa yang bisa penulis
Terselesaikannya artikel ini tidak terlepas
dari
kontribusi
dan
pelaksanaan
penelitian
sampai
ucapkan, semoga semua amal kebaikan
bantuan
dan pengorbanan mendapatkan imbalan
berbagai pihak yang telah memberikan
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha
motivasi, arahan dan bimbingannya dalam
Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
menyusun artikel ini. Untuk itu dalam kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terimakasih yang setulustulusnya kepada Beliau: (1) Ibu Dra. Desak Made Oka Purnawati, M.Hum., selaku dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan serta dukungan moril kepada penulis dalam dari perencanaan, pelaksanaan penelitian sampai pada penyusunan artiel ini; (2) Bapak Ketut Sedana Arta, S.Pd, M.Pd., selaku dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan
bimbingan,
pengarahan, dan masukan serta dukungan
DAFTAR PUSTAKA Ardika, I Wayan, Dkk, 2013. Sejarah Bali Dari Prasejarah Hingga Modern. Denpasar: Udayana University Press. Ayub, Suyaga, 2014. Blimbingsari The Promised Land. Yogyakarta: ANDI Priyadi, Sugeng. 2012. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN SEJARAH. Yogyakarta: Ombak Thompson, Paul. 2012. Teori Dan Metode Sejarah Lisan. Yogyakarta: Ombak Wijaya, Nyoman, 2003. Serat Salib Dalam Lintas Bali. Denpasar : Yayasan Samaritan