ARTIKEL Judul
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 1 Nusa Penida Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015
Oleh I Nyoman Oka Hendrawan NIM 1114021027
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015
1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 1 Nusa Penida Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 Oleh I Nyoman Oka Hendrawan* Dr. Tuty Maryati, M.Pd.**, Ketut Sedana Arta, S.Pd, M.Pd.*** Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertjuan untuk (1) mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida semester genap tahun ajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada pelajaran IPS, (2) mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida semester genap tahun ajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada pelajaran IPS, (3) mengetahui respon siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida semester genap tahun ajaran 2014/2015 terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada pelajaran IPS. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah-langkah yang dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah: (1) penentuan subjek penelitian, (2) membuat rencana tindakan, (3) melaksanakan tindakan, (4) melakukan observasi, (5) melakukan refleksi dan evaluasi. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) motivasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida pada siklus I mencapai rata-rata 60,33 dengan kategori tinggi, pada siklus II meningkat dengan rata-rata menjadi 68,58 dengan kategori sangat tinggi; (2) hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida pada siklus I mencapai rata-rata 73,08% dengan kategori sedang, pada siklus II meningkat dengan rata-rata menjadi 81,45% dengan kategori tinggi; (3) respon siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada siklus I mencapai ratarata 40,33 dengan kategori cukup positif, pada siklus II meningkat dengan rata-rata menjadi 42,50 dengan kategori positif. Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI), Motivasi Belajar, Hasil Belajar, Respon Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ABSTRACT This study aimed (1) to determine the increase of students' motivation in class VIII B on second semester of SMP Negeri 1 Nusa Penida in academic year 2014/2015 through the implementation of cooperative learning model Group Investigation (GI) in social studies, (2) to improve student learning outcomes class VIII B semesteron second semester of SMP Negeri 1 Nusa Penida in the school year 2014/2015 through the implementation of cooperative learning model Group Investigation (GI) in social studies, (3) studied the response of B class VIII on second semester of SMP Negeri 1 Nusa Penida second in academic year 2014/2015 towards the implementation of cooperative learning model Group Investigation (GI) in social studies. This research is a classroom action research (CAR). The steps are performed in a Class Action Research (CAR) are: (1) determining the subject of research, (2) make a plan of action, (3) implement measures, (4) make observations, (5) reflection and evaluation. The results showed: (1) motivation of students of class VIII B of SMP Negeri 1 Nusa Penida in the first cycle reached an average of 60.33 with the high category, on the second cycle increased with the average being 68.58 with the every high category; (2) the results of class VIII B student's SMP Negeri 1 Nusa Penida in the first cycle reached an average of 73.08% with a high category, on the second cycle increased with the average being 81.45% with a high category; (3) response of VIII B class students of SMP Negeri 1 Nusa Penida to the implementation of cooperative learning model Group Investigation (GI) in the first cycle reached an average of 40.33 with a quite positive category, on the second cycle increased with the average being 42,50 with the positive category. Keywords: Cooperative Learning Model Technique Group Investigation (GI), Student Motivation, Learning Outcomes, Student Response, Social Science. *Penulis ** Pembimbing I *** Pembimbing II
2
PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan program pendidikan pada tingkat SD dan menengah yang banyak disorot. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) secara umum termasuk salah satu pelajaran penting yang didapatkan oleh siswa di sekolah. Akan tetapi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dipandang sebagai transfer pengetahuan belum sebagain upaya membangun pengetahuan, keterampilan proses dan sikap. Keraguan mengenai program pendidikan IPS ternyata bukan monopoli kita. Di negara maju pun rupanya hal seperti itu terdapat juga. Seperti diungkapkan oleh Barth dan Shermis (1980) bahwa dari semua materi pengajaran dalam pendidikan umum di Amerika Serikat maka IPS paling membingungkan dan kurang memuaskan. (Djojo, 1992 : 3). Berdasarkan analisis konseptual dan kondisi pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), ternyata tidak sedikit siswa kesulitan dalam mengikuti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) karena metode pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru dirasakan kurang tepat, sebagian besar guru IPS belum terampil menggunakan model pembelajaran yang dapat merangsang motivasi belajar siswa, ketersediaan alat dan bahan belajar di sebagian besar sekolah ikut mempengaruhi proses belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih dilakukan dalam bentuk pembelajaran konvensional. Pemilihan model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Kondisi proses belajar mengajar di kalangan Sekolah Menengah, khususnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih diwarnai oleh penekanan pada aspek pengetahuan. Masih sedikit yang mengacu pada kerterlibatan siswa dalam proses pembelajarandi kelas. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa yang masih rendah seperti siswa jarang mengejarkan tugas yang diberikan oleh guru, dalam
kegiatan diskusi siswa cenderung malas dan lebih suka bermain dengan teman sebangkunya, selain itu juga ketika guru memberikan tugas atau PR siswa belum sepenuhnya mengerjakan tugas atau PR yang sudah diberikan oleh guru. Kondisi seperti ini pun ditemukan pada pembelajaran Ilmu Pngetahuan Sosial (IPS), yaitu pembelajaran hanya menekankan aspek kognitif semata, kurang melibatkan siswa sehingga siswa kurang mandiri dalam belajar, bahkan cenderung pasif. Melihat permasalahan tersebut, maka isu yang sering diangkat oleh media cetak maupun elektronik tentang rendahnya mutu pendidikan kita dewasa ini secara kualitatif diduga disebabkan model pembelajaran yang dianut didasarkan atas asumsi tersembunyi bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu pengetahuan yang bisa dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. (Etin, 2007: 2) Sejalan dengan permasalahan terseut di atas, berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Nusa Penida kegiatan pembelajaran di kelas VIII B khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih bersifat sederhana, dimana ini terlihat dari cara guru yang masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan suatu materi pelajaran yang diberikan ke siswa, akibatnya siswa tidak didorong untuk belajar menemukan makna/konsep pokok materi yang dipelajari secara mandiri, akan tetapi cenderung menerima begitu saja paparan yang disampaikan oleh guru. Di sisi lain hal ini juga disebabkan oleh sistem evaluasi yang masih ditekankan pada hasil akhir siswa dalam bentuk hasil tes (ulangan) saja. Berdasarkan hasil wawancara pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida yang bernama Putri Mardiani mengatakan bahwa sebelumnya dalam proses pembelajaran guru sudah menrapkan model pembelajaran kooperatif, salah satunya pembelajaran kooperatif tipe STAD. Akan tetapi model pembelajaran tersebut masih belum bisa meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa secara
3
maksimal terutama pada mata pelajaran IPS. Dari hasil wawancara dengan guru IPS di SMP Negeri 1 Nusa Penida Gede Kartu S.Pd, menyatakan bahwa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida memiliki hasil belajar yang kurang serta motivasi belajar yang rendah hal ini terlihat dari data hasil wawancara dan analisis nilai pada siswa kelas VIII B diketahui rincian nilai sebagai berikut, yaitu: nilai pada uji kopetensi I sebesar 65, nilai uji kopetensi II sebesar 70, dan nilai pada hasil UH I sebesar 63. Dari rincian nilai tersebut dapat diperoleh rata-rata nilai UTS siswa kelas VIII B sebesar 66. Dari analisis hasil UAS kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida, tidak jauh berbeda dengan analisis hasil UTS, dimana hasil analisis UAS kelas VIII B mencapai rata-rata 60. Dari hasil rerata nilai UTS dan UAS siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015, bahwa nampak jelas penguasaan materi IPS siswa tergolong rendah dan belum mampu mencapai KKM yang sudah ditetapkan di sekolah. Siswa dikatakan tuntas apabila siswa memperoleh nilai minimal 71. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam strategi pembelajaran kooperatif ini adalah tipe Group Investigation (GI). Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok(group process skills).(Nurhadi, 2003 : 64). Adapun kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) yaitu, (1) Pembelajarn kooperatif tipe Group Investigation (GI), mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa, (2) Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerja sama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, (3) Model pembelajarn kooperatif tipe Group Investigation (GI) melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya, (4) Motivasi dan mendorong siswa agar aktif dalm
proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. (Daryanto, 2012 : 229). Adapun penelitian yang relevan yang mempergunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) yaitu dilakukan oleh Ahmad Fauzi pada tahun 2007 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Melalui Strategi Pengajaran Kooperatif Dengan Metode GI (Group Investigation) Dalam Pembelajaran Sejarah Pada siswa Kelas VIII 2 semester 1 SMP Laboratorium Undiksha Singaraja Tahun Ajaran 2006/2007”.Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran sejarah. Penggunaaan model pembelajaran Group Investigation (GI) nantinya diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Untuk mengetahui apakah terjadi perubahan peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), maka peneliti merasa perlu untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015” Adapaun rumusan masalah yang akan menunutun dalam pelaksanaan ini adalah: (1) Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigaton (GI) dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida semester genap tahun ajaran 2014/2015 ?, (2) Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigaton (GI) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida semester genap tahun ajaran 2014/2015?, (3) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group 4
METODE PENELITIAN
Investigation (GI) pada pembelajaran IPS ang diterapkan di kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida semester genap tahun ajaran 2014/2015 ?
Penelitian ini menggunakan beberapa metode yang sesuai dengan tahapan kerja yang ditempuh. Metodemetode yang dimaksud berkaitan dengan jenis penelitian, rancangan penelitian, subyek dan objek penelitian, perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/evaluasi, refleksi, prosedur penelitian, Identifikasi variabel, pengumpulan data, instrument penelitian, analisis data dan indikator keberhasilan tindakan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah bentuk kegiatan refleksi diri dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (1) Praktik-praktik kependidikan mereka, (2) Pemahaman mereka tentang-tentang praktik-praktik tersebut, (3) Situasi di mana praktik-praktik tersebut dijalankan. Adapun tahapan-tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu : (1) Perencanaan (planning), (2) Pelaksanaan tindakan (acting), (3) Observasi/evaluasi (Observing), (4) Refleksi (reflecting). Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini nantinya dapat digunakan untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar (PBM sesuai dengan kondisi dan karakteristik sekolah, siswa dan guru. (Kunandar, 2009:47). Sumber data pada penelitian ini terbagi menjadi data primer dan sekunder. Data primer yaitu diperoleh dari hasil nilai ulangan harian dan persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran sebelum dan sesudah diterapkannya tindakan. Sumber sekunder diluar subjek penelitian didapatkan dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Nusa Penida dan hasil observasi peneliti di SMP Negeri 1 Nusa Penida. Metode pengumpulan data dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, teknik observasi, teknik kuisioner dan teknik tes. Teknik wawancara: yaitu suatu percakapan yang
LANDASAN TEORI Adapun landasan teori yang penulis paparkan dalam penelitian ini yaitu: (1) Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan mata pelajaran yang bersumber dari kehidupan sosial masyarakat ang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep ilmu sosial yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran. (Depdiknas, 2003), (2) Pembelajaran Kooperatif merupakan proses pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku ang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender. (Daryanto, 2012:242), (3) Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa sejak dari proses perencanaan dimana baik baik dalam mementukan topic maupun cara untuk mempelajarinya melaui proses investigasi. Seperti oleh Nurhadi dan Senduk (2003: 64) bahwa metode Group Investigation (GI) menuntut siswa memiliki kemampuan dalam berkomunikasi maupun dalam kemapuan proses kelompok, (4) Motivasi Belajar merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang utnuk berusaha mengadaka perubahan tingkah laku kea rah yang lebih baik dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. (Oemar, 2011:159), (5) Hasil Belajar merupakan akibat adanya suatu proses belajar, antara penilaian hasil dan proses belajar salin berkaitan satu sama lain, sebab tanpa adanya pross tidak aka nada suatu hasil yang diperoleh. ( Sudjana, 2010: 3), (6) Respon merupakan suatu pendapat seseorang sesudah melihat, mendengar maupun merasakan sesuatu yag terjadi pada saat itu jua. (RBE, 2015)
5
belajar siswa, berada di antara 52,5 ≤ X < 67,5 yang berarti motivasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida tergolong “Tinggi”. (2) Data hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah adalah 58. Jumlah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Nusa Penida adalah 24 orang siswa, dimana jumlah nilai dari 24 orang siswa adalah 1754 dengan rata-rata nilai siswa 73,08, rata-rata persen 73,08%, jumlah siswa yang belum bisa mencapai KKM sebanyak 8 orang siswa dan 16 orang siswa lainnya sudah bisa mencapai KKM. Dengan demikian ketuntasan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida diperoleh adalah 66,6%. Jika dilihat dari penggolongan skor hasil belajar berada di rentangan 65 – 79 yaitu kategori “Sedang”. (3) Jumlah respon siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida adalah 968, rata-rata respon siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida terhadap penerapan model pembalajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida adalah 40,33. Jika dilihat dari kriteria tingkat respon siswa, maka respon siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) berada diantara 25 ≤ X 35 yang berarti respon siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida tergolong “Cukup Positif”. Berdasarkan data di atas, secara umum siswa sudah dapat dikatakan mampu mengikuti proses pembelajaran dengan model yang sudah diterapkan, namun belum dapat dikatakan berhasil, karena masih banyak ditemukan hambatan-hambatan dalam prosesnya dan beberapa siswa yang belum mampu mencapai KKM yang telah ditentukan pada mata pelajaran IPS. Oleh karena itu akan dilanjutkan ke siklus II dan pada siklus II diupayakan perbaikan dari hambatan pada siklus I. adapun hambatan-hambatan yang dihadapi pada
bertujuan untuk mendapatkan informasi mngenai model pembelajaran yang diterapkan terhadap siswa. Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru pengampu mata pelajaran IPS di kelas VIII B yaitu bapak Gede Kartu S.Pd. wawancara dilakukan untuk mengetahui situasi kelas VIII B, motivasi siswa, hasil belajar siswa serta bagaimana keadaan siswa saat mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Teknik observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap proses pembelajaran dan keadaan yang berkaitan pelaksanan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunkan model pembelejaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Teknik kuisioner ini digunakan untuk pengumpulan data dengan pertanyaanpertanyaan yang diajukan kepada responden. Teknik kusioner ini diberikan kepada siswa yang berhubunngan dengan motivasi belajar siswa dan repon siswa terhadap penerapaan model pembelajaaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Tes dilakukan untuk mendapatkan nilai hasil belajar siswa. Tes menggunakan tes soal objektif sebanyak 20 butir soal. Pemberian tes belajar digunakan untuk proses pengumpulan data hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa yang diambil dalam hal ini adalah prestasi belajar. Tes hasil belajar dilakukan dengan tertulis dalam bentuk tes pilihan ganda pada akhir siklus. Tes dilaksanakan bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan masing-masing siklus. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus I Berdasarkan hasil analisis data siswa kelas VIII G pada siklus I diperoleh data sebagai berikut: (1) jumlah motivasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida berjumlah 1448 dengan ratarata mencapai 60,33 jika dilihat dari kriteria penggolongan tingkat motivasi 6
siklus I diantaranya: (1) Dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung di dalam kelas baik guru (peneliti) memberikan materi yang dijelaskan di depan kelas masih banyak siswa yang ribut tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Hal tersebut berdampak pada pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang akan didiskusikan, sehingga hasil nilai didapatkan dalam siklus I kurang maksimal. (2) Untuk menyusun skenario pembelajaran secara keseluruhan sudah berjalan dengan lancar tanpa hambatan, akan tetapi dalam menyampaikan langkah-langkah atau menyampaikan metode yang akan digunakan dalam proses diskusi yaitu pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), terdapat siswa yang kurang mengerti dan belum paham mengenai langkah-langkah dan metode yang akan digunakan sehingga peneliti menjelaskan lebih dari satu kali, hal ini nantinya menghabiskan waktu yang cukup lama, sehingga waktu habis dengan sia-sia, (3) Pada proses pembentukan kelompok pada pertemuan pertama siklus I nampak terlihat bahwa siswa cenderung mengelompok dengan teman sepermainannya dan tidak mau dipisahkan karena sudah merasa nyaman, hal ini belum tentu nyaman saat berdiskusi mengerjakan tugas. Ini menyebabkan jumlah anggota kelompok antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya menjadi tidak seimbang. Meskipun sudah dicoba untuk dipindahkan ke kelompok lain, tapi siswa cenderung tidak mau bahkan siswa cenderung menjadi tidak mau bekerja dengan kelompoknya masing-masing, (4) Dalam proses diskusi kelompok, siswa masih kesulitan dalam menyatukan pendapat dari masing-masing anggota kelompok sehingga belum bisa menyelesaikan tugas sesuasi dengan waktu yang sudah ditentukan oleh guru. Akibatnya siswa menjadi terburu-buru mengerjakan tugasnya karena dikejar waktu, akhirnya tugas siswapun tidak diselesaikan dengan maksimal, (5) Proses pembelajaran yang dilakukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) yang diterapkan ini nantinya membutuhkan waktu yang
lumayan banyak, agar semua siswa bisa mengeluarkan pendapat ketika menjawab soal yang diberikan oleh guru. Mengingat waktu yang disediakan sangat terbatas, maka pengaturan waktu yang tepat sangat diperlukan agar proses pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan perencanaan yang sudah di siapkan oleh guru. Hasil Penelitian Siklus II Berdasarkan hasil analisis data siswa kelas VIII G pada siklus II diperoleh data sebagai berikut: (1) jumlah motivasi siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa adalah 1646, dengan rata-rata mencapai 68,25. Jika dilihat dari kreteria penggolongan tingkat motivasi belajar siswa berada diantara 67,5 ≤ X yang berarti motivasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida tergolong “Sangat Tinggi”. (2) Data hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida dapat dilihat bahwa nilai terendah adalah 55 dan nilai tertinggi adalah 95. Jumlah semua siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida adalah 24 orang siswa, dimana jumlah nilai dari 24 orang siswa SMP Negeri 1 Nusa Penida adalah 1955 dengan rata-rata nilai siswa 81,45 rata-rata persen 81,45%, jumlah siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida yang belum mencapai KKM sebanyak 1 orang siswa dan 23 orang siswa lainnya sudah bisa mencapai KKM. Dengan demikian ketuntasan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida yang diperoleh adalah 95,3%. Jika dilihat dari penggolongan skor hasil belajar berada di rentangan 80 - 89 yaitu kategori “Tinggi”. (3) jumlah respon siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida adalah 1020 dengan rata-rata mencapai 42,50. Jika dilihat dari kriteria penggolongan tingkat respon siswa, maka respon siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) berada diantara 35 ≤ X 45 yang berarti 7
sudah tercapainya ketuntasan dan adanya peningakatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida, maka penelitian tindakan kelas ini dirasa cukup dan bisa dihentikan pada siklus II.
respon siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida Tergolong „‟Positif‟‟. Pada siklus II dapat diamati pula hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: (1) Proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik karena adanya motivasi yang tinggi dari masing-masing siswa, (2) Siswa mulai menyukai pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya di depan guru dan temantemanya, (3) Pada saat pembentukan kelompok guru sendiri yang menentukan anggota-anggta kelompok sehingga tidak lagi ada kesenjangan jumlah anggota kelompok yang sudah dibentuk, (4) Keaktifan siswa semakin tinggi, siswa begitu aktif mencatat materi, dan mencatat jawaban yang disampaikam oleh temannya saat berdiskusi kelompok, (5) Siswa lebih berani mengeluarkan pendapatnya, berani menjawab, menyanggah pernyataan temannya dan bahkan mampu menambahkan penadapat temannya yang dirasa kurang, (6) Suasana kelas menjadi lebih kondusif, ini dikarenakan guru memberikan penghargaan dan tepuk tangan kepada setiap kelompok yang melakukan prsentasi dan diskusi, hal ini mampu membangkitkan gairah dan motivasi belajar siswa, (7) Secara umum siswa sudah terbiasa dengan penerapan model pembalajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Hal ini dapat dilihat dari motivasi dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, (8) Dalam proses pembelajaran berlangsung, pemanfaatan waktu oleh guru sudah berjalan dengan baik pada siklus II, (9) Pembelajaran yang berpusat pada siswa menyebabkan siswa lebih mudah untuk memahami materi pelajaran, sehingga meningkatkan motivasi siswa agar bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjawabnya dengan pemikiran sendiri, (10) Kendalakendala yang terjadi pada siklus I sudah bisa diperbaiki pada siklus II sehingga prses pembelajaran bisa berjalan dengan baik terlihat lebih kondusif, (11) Karena
PEMBAHASAN Melihat dari hasil penelitian siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Untuk data peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa akan dipaparkan di bawah ini. Persentase rata-rata motivasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida pada siklus I adalah 60,33 % dengan kategori “Tinggi”, meningkat menjadi 68,58% pada siklus II dengan kategori “Sangat Tinggi”; kemudian ratarata hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida pada siklus I adalah 73,08% dengan kategori “Sedang” meningkat menjadi 81,45%, pada siklus II dengan kategori “Tinggi”, dan skor ratarata respon siswa yaitu 40,33 pada siklus I dengan kategori “Cukup Positif” meningkat menjadi 42,50 pada siklus II dengan kategori “Positif”. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida semester genap tahun ajaran 2014/2015. Dan mendapatkan respon yang positif.
8
SIMPULAN DAN SARAN
VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) positif. Hal ini dapat dapat dilihat dari hasil penyebaran angket respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) yang dimana jumlah nilai yang didapat kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida pada siklus I mencapai 968 dengan rata-rata 40,33. Jika dilihat dari kriteria penggolongan tingkat respon siswa berada diantara 25
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari siklus I dan II pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida. Hal ini dapat dilihat dari hasil siklus I jumlah motivasi siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida mencapai 1448 dengan rata-rata 60,33. Jika dilihat dari kriteria penggolongan tingkat motivasi belajar siswa, berada diantara 52,5 ≤ X <67,5 dengan kategori “Tinggi”. Pada siklus II jumlah motivasi siswa kelas VIII B SMP negeri 1 Nusa Penida mencapai 1646 dengan rata-rata 68,58. Jika dilihat dari kriteria penggolongan tingkat motivasi belajar siswa, berada diantara 67,5 ≤ X dengan kategori “Sangat Tinggi”. Peningkatan motivasi dari siklus I ke siklus II adalah 198 dengan rata-rata peningkatan 8,25%, (2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida. Hal ini dapat dilihat pada siklus I jumlah semua nilai yang diperoleh dari 24 orang siswa adalah 1754 dengan rata-rata 73,08 dengan ketuntasan hasil belajar mencapai 66,6%. Jika dilihat dari kriteria penggolongan hasil belajar berada diantara 65–79 dengan kategori “sedang”. Pada siklus II jumlah semua nilai yang diperoleh dari 24 siswa kelas VIII B SMP Negeri Nusa Penida adalah 1955, dengan rata-rata 81,45 dengan ketuntasan belajar mencapai 95,3%. Dan peningkatan nilai mencapai 192 dengan rata-rata 8%. Jika dilihat dari kriteria penggolongan hasil belajar berada di antara 80 – 89 dengan kategori “Tinggi”, (3) Respon siswa kelas
X 35 dengan kategori “cukup positif”. Sedangkan mencapai 1020 dengan ratarata 42,50. Jika dilihat dari penggolongan tingkat respon siswa, berada diantara 35 ≤ X < 45 dengan kategori “Positif”, (4) Dengan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida, maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) di kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) semester genap tahun ajaran 2014/2015 dikatakan berhasil. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini, dapat diajukan beberapa saran terkait proses pembelajaran yang sudah dilakukan sebagai berikut: (1) Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat digunakan oleh guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai salah satu alternative dalam proses pembelajaran guna nantinya untuk dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas – kelas yang memiliki masalah yang sama dengan yang teridentifikasi oleh peneliti di kelas VIII B SMP Negeri Nusa Penida tahun ajaran 2014/2015, (2) Hasil penelitian ini sangat dibatasi oleh ubjek sasaran yaitu kelas VIII B SMP Negeri 1 Nusa Penida tahun ajaran 2014/2015 dan materi pembelajaran untuk pokok bahasan pengendlian sosial. Oleh karena itu untuk mengetahui kemungkinan hasil penelitian
9
terkait penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) lainnya, peneliti menyarankan agar pihak lain yang melaksanakan penelitian yang sejenis pada subjek sasaran dan materi pembelajaran lainnya, (3) Bagi peneliti dan guru yang ingin melaksanakan penelitian tindaka kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) nantinya diharapkan hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan dalam mencermati kelebihan dan kekurangan yang ditemukan sehingga nantinya akan lebih menyempurnakan hasil penelitian berikutnya, (4) Bagi sekolah diharapkan nantinya pada saat proses pembelajaran kedepannya agar menyediakan sumber buku yang lebih memadai dan menyidakan prasarana-prasarana yang mampu menunjang kegiatan pembelajaran agar proses pembelajaran bisa berlangsung dengan baik.
kesempurnaan artikel ini, (4) Ibu Dr. Tuty Maryati, M.Pd selaku pembimbing I yang juga selalu sabar memberikan bimbingan selama proses konsultasi berlangsung, sehingga artikel ini, (5) Ibu Desak Made Oka Purnawati selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran serta bimbingan sehingga penyusunan artikel ini menjadi lancar, (6) Seluruh Staf Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah banyak membantu dalam meberikan bimbingan pengetahuan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini, (7) Rekanrekan mahasiswa pendidikan sejarah khsususnya rekan-rekan mahasiswa angakatan tahun 2011 History Eleven Community (HEC) yang telah banyak memberikan motivasi, dorongan dan semangat dalam penyelesaian artikel ini. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu terima kasih atas dukungan, semangat dan bantuan kalian. Hanya ucapan terima kasih dan doa yang bisa penulis ucapkan, semoga semua amal kebaikan dan pengorbanan mendapatkan imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
UCAPAN TERIMA KASIH Dalam proses penyusunan artikel ini, penulis banyak mendapatkan semangat, dorongan, bimbingan baik berupa sumbangan pemikiran, gagasan, ide dari berbagai pihak sehingga memberikan kontribusi mental yang membawa secercah hatrapan untuk kesempurnaan hasilnya. Oleh karena itu, melalui tulisan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada yang terhormat: (1) Bapak Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta staf yang juga turut berperan dalam memperlancar penyelesaian artikel ini, (2) Bapak Dr. I Ketut Margi, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah yang berkenan memberikan motivasi, himbauan dan semangat demi kelancaran pembuatan artikel ini., (3) Bapak Ketut Sedana Artha, S.Pd., M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah dan sekaligus menjadi pembinbing II yang senantiasa meluangkan waktu dalam proses bimbingan dan juga atas semua masukan, arahan, serta motivasi yang diberikan demi kelancaran dan
DAFTAR PUSTAKA Djojo, dkk. 1992. Pendidikan IPS 3. Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Daryanto,
Raharjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta : PT. Gava Media
Depdiknas, 2003. Konstektual. Depdiknas
Pendekatan Jakarta :
Hamalik, Oemar Dr. 2001.Tehnik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: PT. Mandarmaju Hasbullah. 2012. Dasar-dasar Ilmu pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers Kunandar. 2008. Penelitian 10
Langkah Tindakan
Mudah Kelas
Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrad. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang : UNM. Rumah Belajar Edelweiss. 2015. “Memberikan Tanggpan, Alasan dan Saran” Tersedia pada http://rumahbelajaredelweiss.blo gspot.com/2015/07memberikantanggapan-alasan-dansaran.html (diakses pada tanggal 14 februari 2015) 14.40) Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
11