e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPS TEMA CITA-CITAKU SISWA KELOMPOK IV DITINJAU DARI KARAKTERISTIKPERTANYAAN GURU DI SD NEGERI 28 DANGIN PURI Dewa Ayu Desi Oka Ratningsih1, I Wayan Sujana2, Ni Wayan Suniasih3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji siswa kelompok IV SD Negeri 28 Dangin Puri. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan the static group pretest-postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV di SD Negeri 28 Dangin Puri yang berjumlah 98 orang. Sampel penelitian ini berjumlah 63 orang yang ditentukan menggunakan teknik random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis objektif bentuk pilihan ganda biasa dengan empat pilihanan jawaban. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh t hitung = 1,08 dan dengan taraf signifikansi 5% dan dk = n1 + n2 – 2 diperoleh ttabel = 2,000. Sehingga Ho diterima. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan pertanyaan menguji. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil belajar pengetahuan IPS siswa kelas IV ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru di SD Negeri 28 Dangin Puri. Kata kunci: pendekatan saintifik, pertanyaan memotivasi, pertanyaan menguji, hasil belajar pengetahuan IPS Abstract This research have a purpose to find out the significant different of student’s social science achievement between students who teach by scientific approach using motivating questions with students who teach by scientific approach using examining question in fourth grade of SD Negeri 28 DanginPuri This research is an experiment design with the static group pretest-postest design. The populations of this research are ninety seven of fourth grade students of SD Negeri 28 DanginPuri. The sample of this research are 58 students which done by random sampling technique. Data collection method used is the method of testing. According to data analysis there are thitung = 1,08 with 5% significance standard and dk = n1 + n2 – 2 ontainable ttabel = 2,000. With the result that Ho accepted. This means there is no significant difference
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 between the learning outcome of knowledge IPS group that learned through scientific approaches used to motivate questions with the group that learned through scientific approach using test questions. Keywords : scientific approach , motivating questions, examine questions, social science achievement
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan unsur utama dalam pengembangan manusia seutuhnya oleh karenanya pengelolaan pendidikan harus berorientasi kepada bagaimana menciptakan perubahan yang lebih baik. Salah satu upaya itu ditempuh dengan menerapkan kurikulum 2013 yang disusun dengan dilandasi pemikiran tantangan masa depan. Perubahan kurikulum adalah sesuatu yang tidak terelakkan dalam proses pengembangan pendidikan. Dimana pun di dunia ini, kurikulum selalu mengalami penyesuaian dengan perkembangan masyarakat. Perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan niat untuk perbaikan sistem pendidikan. Meskipun pada kenyataannya setiap kurikulum pastilah memiliki kekurangan dan perlu dievaluasi serta diperbaiki agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik. Tujuan pengembangan Kurikulum 2013 terutama adalah untuk mengatasi masalah dan tantangan berupa kompetensi riil yang dibutuhkan untuk membangun kualitas manusia yang berakhlak mulia, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab (Kurniasih dan Sani, 2014). Melalui kurikulum 2013 siswa diharapkan lebih aktif di dalam pembelajaran dan tidak sebagai objek dalam belajar. Siswa mampu mengemukakan pikiran, perasaan, sikap, dan pengalamannya. Namun pada kenyataannya proses pembelajaran di sekolah kurang mengaktifkan siswa. Pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima ceramah guru tentang pengetahuan.
Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai siswa dengan optimal adalah IPS. IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang – cabang ilmu – ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. ”Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai” (BSNP, 2006). Di masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat mengalami perubahan setiap saat, oleh karena itu materi pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Menurut Kosasih, (2014) menyatakan Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana siswa tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas IV di SD Negeri 28 Dangin Puri yang dilakukan pada bulan Desember 2014, dalam proses pembelajaran IPS masih banyak kelemahan dan kendala yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 Beberapa kelemahan dan kendala tersebut yaitu, dengan adanya perubahan kurikulum guru tidak dapat mengajar secara optimal. Selain itu, dalam proses pembelajaran kurangnya interaksi sosial antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan sumber belajarnya, sehingga partisipasi aktif siswa sangat kurang. Pelaksanaan pembelajaran di kelompok perlu didesain menggunakan pendekatan yang sesuai dan tepat dengan memperhatikan karakteristik perkembangan siswa kelas IV SD pada tahap operasional konkret. Hal tersebut memungkinkan siswa untuk dapat melihat, berbuat sesuatu, melibatkan diri dalam pembelajaran, serta mengalami langsung pada hal-hal yang dipelajari. Selain itu, diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan hasil belajar pengetahuan siswa pada materi pelajaran IPS. Sebagai langkah untuk memberikan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran maka dalam penelitian ini penelitian mencobakan suatu pendekatan pembelajaran aktif yaitu pendekatan saintifik. Menurut Daryanto (2014:51) “pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkontruksi konsep, prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi-materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Pertanyaan guru juga memegang peranan penting dalam pembelajaran. Melalui pertanyaan dari guru siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya. Pada umumnya tujuan bertanya adalah untuk memperoleh informasi, namun kegaiatan bertanya yang dilakukan oleh guru tidak bertujuan untuk memperoleh informasi saja tetapi juga meningkatkan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa akan
berpengaruh terhadap jawaban siswa. Untuk mengembangkan kemampuan berfikir siswa perlu diberikan pertanyaan yang dapat memicu kemampuan berfikir siswa yaitu pertanyaan memotivasi dan pertanyaan menguji. Pertanyaan memotivasi adalah pertanyaan yang mengarahkan atau menuntun siswa belajar tentang hal yang belum diketahui serta berfikir lebih luas. Pengertian ini didukung oleh Marno dan Idris (2014) yang menyatakan bahwa pertanyaan mengarahkan/menuntun diajukan untuk memberi arahan kepada siswa dalam pengembangan proses berfikirnya, sedangkan pertanyaan menguji pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk menguji seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang sudah dijelaskan. Pengertian ini didukung oleh Sani (2014) yang menyatakan bahwa pertanyaan interpretasi yang menguji pemahaman siswa tentang konsekuensi dari sebuah ide. Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Pengetahuan IPS Tema CitaCitaku Siswa Kelas IV Ditijau Dari Karakteristik Pertanyaan Guru Di SD Negeri 28 Dangin Puri. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji siswa kelas IV SD Negeri 28 Dangin Puri? Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Saintifik yaitu pendekatan pembelajaran ilmiah yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik aktif dalam pembelajaran. Dalam hal ini siswa yang lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran yaitu mencari informasi sendiri yang berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 Kegiatan pokok dalam proses pembelajaran menggambarkan keseluruhan urutan alur yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran. Menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, mengkomunikasikan. Bertanya adalah salah satu dari delapan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh guru. Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong anak didiknya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik (Kurniasih dan Sani, 2014:42). Salah satu pertanyaan tersebut yaitu pertanyaan yang memotivasi dan pertanyaan menguji. Pertanyaan memotivasi adalah pertanyaan yang mengarahkan siswa belajar tentang hal yang belum diketahui. Pertanyaan Menguji pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan tentang materi yang sudah dijelaskan. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat, memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini mungkin. Karena pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata, tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berfikir kritis. Hasil belajar pengetahuan IPS merupakan kemampuan yang dimilki siswa dalam hal perubahan tingkah laku yaitu menemukan masalah ataupun ideide yang menurut mereka menarik dari pengalaman yang mereka dapatkan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan yang signifikan
hasil belajar pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji siswa kelas IV SD Negeri 28 Dangin Puri. METODE
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pra eksperimen, karena penelitian ini melakukan perlakuan (Treatment) atau manipulasi variabel. Arikunto (2006:3) menyatakan, Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminisasi atau mengurangi atau menyisihkan faktorfaktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam melakukan eksperimen, peneliti memanipulasikan suatu stimulan atau kondisi-kondisi eksperimen kemudian mengobservasi pengeruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut (Zuriah, 2009:57). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen digunakan dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini memberikan perlakuan kepada kedua kelompok, dalam hal ini membandingkan pembelajaran yang mana dapat mengoptimalkan hasil belajar pengetahuan IPS. Desain pra eksperimen yang digunakan adalah desain Prates-Pascates Kelompok Statis (The Static Group Pretest-Postest Design). Langkah -langkah yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan akhir eksperimen. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 Persiapan Eksperimen, pada Tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu, 1) menyusun media pembelajaran (RPP, media manipulative, LKS, dll) yang akan digunakan selama proses pembelajaran pada kelompok eksperimen; 2) menyusun instrumen penelitian berupa tes hasil belajar pengetahuan IPS siswa; 3) mengkonsultasikan istrumen penelitian dengan guru kelas dan dosen pembimbing; 4) mengadakan validasi instrument penelitian yaitu tes hasil belajar pengetahuan IPS. Pada tahapan pelaksanaan eksperimen langkah-langkah yang dilakukan yaitu, 1) menentukan sampel penelitian berupa kelas dari populasi yang tersedia dengan cara random; 2) dari sampel yang telah diambil kemudian diundi untuk menentukan 2 kelompok; 3) melaksanakan penelitian yang memberikan perlakuan kepada masing-masing kelompok berupa pendekatan saintifik dengan pertanyaan memotivasi dan pendekatan saintifik dengan pertanyaan menguji. Perlakuan pendekatan saintifik dengan pertanyaan memotivasi diberikan 6 kali pertemuan sesuai dengan bobot materi yang diambil dan 1 kali posttes dan perlakuan pendekatan saintifik dengan pertanyaan menguji yang juga akan dilakukan selama 6 kali pertemuan sesuai dengan bobot materi dan 1 kali posttes. Langkah yang dilakukan pada tahapan pengakhiran eksperimen adalah memberikan posttest pada akhir penelitian. “Populasi adalah sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian dengan ciri mempunyai karakteristik yang sama” (Supangat, 2008:3). Sugiyono (2012:117) memberikan pengertian bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan data yang menjadi perhatian dalam penelitian untuk diteliti. Populasi dalam penelitian ini diambil dari siswa kelas IV SD Negeri 28 Dangin Puri yang terdistribusi ke dalam 3 kelas. Dalam
pemilihan populasi penelitian ini dipilih 2 kelas yang dipilih secara acak (random). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 28 Dangin Puri tahun pelajaran 2014/2015. Secara lebih detail populasi penelitian ini akan disajikan dalam tabel berikut. Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri 28 Dangin Puri tidak terdapat kelas unggulan.Pernyataan itu didukung oleh pendapat dari kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar di kelas IV SD 28 Dangin Puri. Jika meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Menurut Suharsimi, (2006:131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti atau secara lebih sederhana sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”. Menurut Sugiyono (2012:118), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik random sampling. Menurut Gunawan, (2013:5) “random sampling adalah teknik menarik sampel dari sebuah populasi, sampel mempunyai peluang yang sama untuk dipilih”. Pemilihan sampel penelitian ini tidak dilakukannya pengacakan individu, karena tidak bisa mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti dan tidak dilakukannya pengacakan individu, kemungkinan pengaruh-pengaruh dari keadaan subjek mengetahui dirinya dilibatkan dalam eksperimen dapat dikurangi sehingga penelitian ini benar-benar menggambarkan pengaruh perlakuan yang diberikan. Cara pengambilan sampel dengan teknik random sampling ini, dilakukan dengan undian dimana masingmasing kelas ditulis dalam secarik kertas. Kertas tersebut kemudian digulung dan dikocok. Dari hasil random tersebut, diperoleh dua kelas yaitu kelas IVB sebagai kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pertanyaan memotivasi dan kelas
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 IVC sebagai kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pertanyaan menguji. Variabel penelitian merupakan salah satu komponen penelitian yang perlu diketahui terlebih dahulu. Menurut Sugiyono (2012:9) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang dijelaskan sebagai berikut, 1) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat Sukardi (2009:179) menjelaskan “variabel bebas merupakan variabel yang dimanipulasi secara sistematis”. “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan variabel terikat” (Swatiningsih, 2006:9). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru. 2) Variabel terikat. Sugiyono (2012:61) menjelaskan, “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. “Variabel terikat yang sering disebut kriterium merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya perubahan variabel bebas” (Swatiningsih, 2006:9). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar pengetahuan IPS. Penelitian ini menggunakan data berupa hasil belajar pengetahuan IPS. Pengumpulan data dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 28 Dangin Puri. Data yang dikumpulkan berupa hasil belajar pengetahuan IPS tersebut dilakukan dengan metode tes. Menurut Arifin (2011:118) ”tes adalah suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh siswa untuk mengukur aspek prilaku siswa. Berdasarkan pendapat tersebut, disimpulkan bahwa tes merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.
Penelitian ini berfokus pada pengetahuan IPS, menggunakan tes sebagai instrument penelitian. Sebelum tes digunakan untuk mengukur hasil belajar pengetahuan IPS terlebih dahulu dilakukan validasi. “Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus diuji cobakan dan memenuhi persyaratan tes yaitu memiliki validitas dan reliabilitas” (Suharsimi, 2013:57). Sebelum tes hasil belajar diuji cobakan, terlebih dahulu dikonsultasikan dengan guru di SD Negeri 28 Dangin Puri dan Dosen Pembimbing di jurusan PGSD Undiksha. Tes yang baik adalah yang sudah dilakukan uji validitas. “Validitas merupakan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai” (Sudjana,2013:12). Uji validitas isi dilakukan dengan cara menyesuaikan butir tes dengan indikator dan standar kompetensi. Uji validitas isi dilakukan dengan membuat blue print atau kisi-kisi soal. “Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu” (Arifin, 2011:93). Kisi-kisi instrumen untuk mengukur variabel hasil belajar pengetahuan IPS siswa terdiri dari 34 soal dengan tema Cita-citaku. Tes hasil belajar pengetahuan IPS yang berbentuk tes objektif, pengujian validitas butir tes dilakukan dengan menggunakan rumus Point Biserial. “Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama” (Sukmadinata, 2012:20). Maka reliabilitas akan dianalisis dengan menggunakan rumus Kuder Richardson20 (KR-20). Tes yang baik salah satunya mempunyai daya beda. “Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum atau kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu” (Arifin, 2011:273). Salah satu syarat tes yang baik adalah memiliki tingkat kesukaran.Menurut Arifin (2011:266)
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 “tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal”. Jika soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut naik. Suatu tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Teknik yang digunakan untuk menganalisis hasil belajar pengetahuan IPS dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik yaitu uji-t. Sebelum dilaksanakannya uji-t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah uji hipotesis dengan statistik parametrik bisa dilakukan atau tidak. Apabila sebaran data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik bisa dilakukan. Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut dengan menggunakan statistik non parametrik. Untuk mengetahui apakah sebaran data skor hasil belajar siswa masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak, digunakan analisis ChiKuadrat. Kriteria pengujian adalah jika 𝑥 2hit <𝑥 2tabel, maka H0 diterima (gagal ditolak) yang berarti data berdistribusi normal. Uji Homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan varians antar kelas, bukan sebagai akibat perbedaan dalam kelompok. Persyaratan agar pengujian homogenitas dapat dilakukan adalah apabila kedua datanya telah terbukti berdistribusi normal (Usman, 2008). Uji homogenitas dapat dilakukan apabila kelas data tersebut berdistribusi normal. Uji homogenitas varians dilakukan dengan uji F. Kriteria pengujian, jikaFhit < Ftabel maka sampel homogen. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji beda mean (uji-t) dengan rumus separated varians. Rumus separated varians digunakan apabila jumlah anggota sampel berbeda dan varians tidak homogen.
Kriterianya jika harga thitung< ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, dan jika harga thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) atau taraf kepercayaan 95%. INTERPRETASI HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS Berdasarkan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk = 29+29-2=56) diperoleh batas penolakan hipotesis nol pada ttabel = 2,000 dan hasil analisis data diperoleh thitung 1,08. Berarti thitung = 1,08 < ttabel = 2,000 maka hipotesis nol yang diajukan berbunyi tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji diterima dan melolak hipotesis alternatif yang berbunyi terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji. Jadi dapat diinterpretasikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan uji hipotesis diperoleh thitung = 1,08 sedangkan pada taraf signifikansi 5% dan dk = 56 diperoleh harga ttabel = 2,000. Dengan demikian, thitung = 1,08< ttabel = 2,000, sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Data hasil uji-t dapat dilihat pada tabel berikut.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Kelompok
x
Kelompok yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik 83,90 menggunakan pertanyaan memotivasi
Tabel 1. Tabel Uji Hipotesis n thitung ttabel
29
1,08
2,000
Kesimpulan
thitung
Kelompok yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik 80,76 menggunakan pertanyaan menguji Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji. Melalui analisis data, diperoleh nilai rata-rata kelompok yang dibelajarkan menggunakan pertanyaan memotivasi = 83,90 dan rata-rata kelompok yang dibelajarkan menggunakan pertanyaan menguji = 80,76. Ini menunjukkan bahwa kelompok yang dibelajarkan menggunakan pertanyaan memotivasi = 83,90> = 80,76 kelompok yang dibelajarkan menggunakan pertanyaan menguji memiliki perbedaan namun perbedaan tersebut tidak terlampau jauh yaitu hanya 3,14. Berdasarkan hasil temuan tersebut, dapat dinyatakan bahwa kedua kelompok yang memiliki kemampuan sama setelah diberikan perlakuan berupa pertanyaan yang berbeda, diperoleh hasil belajar yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari kelompok yang dibelajarkan menggunakan pertanyaan memotivasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang dibelajarkan menggunakan pertanyaan menguji. Walaupun terdapat perbedaan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan menggunakan
pertanyaan memotivasi dan kelompok yang dibelajarkan menggunakan pertanyaan menguji, namun perbedaan hasil belajar pengetahuan IPS yang terjadi tidak signifikan. Hasil ini dapat dilihat dari uji hipotesis yang membandingkan nilai thitung dengan ttabel yang menyatakan bahwa thitung= 1,08 < ttabel= 2,000 yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang dibelajarkan menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok yang dibelajarkan menggunakan pertanyaan menguji. Hal ini disebabkan karena perlakuan yang diberikan kepada kedua kelompok hanya dibedakan dari pertanyaan saja yaitu pertanyaan memotivasi dan pertanyaan menguji. Pertanyaan dalam interaksi belajar mengajar adalah penting karena dapat menjadi perangsang yang mendorong siswa untuk giat berfikir dan belajar, untuk itu pertanyaan tersebut tidak bisa dibedakan atau dikelompokkan. Karena pada dasarnya setiap pembelajaran selalu ada kegiatan bertanya dari guru dan pertanyaan tersebut tidak hanya diberikan di akhir pembelajaran ataupun di awal kegiatan pembelajaran namun bisa juga diberikan di tengah-tengah kegiatan pembelajaran. Dalam bertanya, tidak hanya satu jenis pertanyaan yang digunakan oleh guru, melainkan berbagai jenis pertanyaan. Pertanyaan guru merupakan sebagian kecil dari desain pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga jika perlakuan yang diberikan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 hanya berupa pertanyaan, hasil belajar siswa tidak akan terbentuk secara optimal. Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik) sehingga pendektan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran saat ini. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan kepada kedua kelompok tidaklah jauh berbeda karena kelompok yang dibelajarkan menggunakan pertanyaan memotivasi dan kelompok yang dibelajarkan menggunakan pertanyaan menguji menggunakan pendekatan yang sama yaitu pendekatan saintifik dan hanya dibedakan dari pertanyaannya saja yaitu pertanyaan memotivasi dan pertanyaan menguji. Kedua pertanyaan tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masingmasing. Kedua pertanyaan tersebut tidak bisa dipisahkan karena pertanyaan memotivasi dan pertanyaan menguji saling berkaitan. Sehingga hasil belajar pengetahuan IPS siswa antara kelompok yang dibelajarkan menggunakan pertanyaan memotivasi dan kelompok yang dibelajarkan menggunakan pertanyaan menguji tidak jauh berbeda. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa bertanya memainkan peran penting dalam pembelajaran sebab pertanyaan yang tersusun dengan dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu: 1) meningkatkan partisipasi siswa dalam kegaiatan belajar-mengajar; 2) membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi dan dibicarakan; 3) mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berfikir itu sendiri sesunguhnya adalah bertanya; 4) menuntut proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar menentukan pertanyaan yang baik; 5) memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas (Usman, 2011). Selain itu tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik
menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji dikarena kedua kelompok dalam penelitian ini menggunakan rancangan pembelajaran, media pembelajaran, dan pendekatan sama yaitu pendekatan saintifik, siswa dapat mengkontruksi pengetahuannya sendiri melalui pengalaman belajar pokok yaitu, mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Dengan demikian pertanyaan guru tidak terlalu berdampak pada hasil belajar siswa. Dengan demikian, perbedaan hasil belajar pengetahuan IPS siswa antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji pada siswa kelas IV tema citacitaku di SD Negeri 28 Dangin Puri tahun ajaran 2014/2015 tidak signifikan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan nilai rata-rata yang diperoleh antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi yaitu = 83,90 dengan kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji yaitu = 80,76. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji-t diperoleh thitung= 1,08< ttabel= 2,000). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil belajar pengetahuan IPS tema Cita-citaku siswa kelas IV ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru di SD Negeri 28 Dangin Puri tahun pelajaran 2014/2015. Adapun saran yang dapat disampaikan setelah melaksanakan dan memperoleh hasil dari penelitian yaitu, Bagi Siswa, dengan diterapkannya pendekatan pembelajaran saintifik disertai penggunaan variasi berbagai jenis pertanyaan dari guru, disarankan kepada siswa agar aktif
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 dalam proses pembelajaran dan membangun pengetahuannya sendiri. Bagi Guru, berdasarkan temuan pada penelitian ini disarankan kepada guru agar dapat menggunakan berbagai jenis pertanyaan dalam pembelajaran untuk membangkitkan kemampuan berpikir siswa sehingga siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran. Bagi Sekolah, berdasarkan temuan pada penelitian ini disarankan kepada sekolah agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menciptakan kondisi yang mampu mendorong guru untuk mencoba menerapkan pendekatan saintifik menggunakan berbagai jenis pertanyaan, agar pembelajaran lebih maksimal. Bagi Peneliti Lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melaksanakan penelitian. DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Zainal.2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Badan Standar Nasioal Pendidikan. 2006. Standar kompetensi Lulusan. Jakarta: BNSP. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media. Gunawan, Muhammad Ali. 2013. Statistik untuk Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Parama Publishing. Hamzah, H dan B. Uno. 2009. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara Kemendikbud. 2013a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Lampiran IV Pedoman Umum Pembelajaran. Jakarta: Kemendikbud
Kosasih.
2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Yrama Widya Kunandar. 2014. Penelitian Autentik (Penelitian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Sukses mengimplementasikan kurikulum 2013. Kata Pena. Marjan, Johari. 2014. Pengaruh Pembelajaran Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi Dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA MU’allimat NW Pancor Selong Kabupaten Lompok Timur Nusa Tenggara Barat. Tesis Program Studi Pendidikan IPA, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Marno dan M. Idris. 2014. Strategi, Metode, Dan Teknik Mengajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Masyhuri dan Zainuddin M. 2009. Metodologi Penelitian, Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sardiman, 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT Rineka Cipta. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta ---------- Arikunto. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 Sukardi.
2009. Metodelogi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Supangat, Andi. 2008. Statistik dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametik. Jakarta: Kencana Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Uno, Hamzah B. dan Satria Koni. 2012. Assessemt Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2008. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara Zuriah, Nurul. 2009. Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan, teori, dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara