e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBASIS DISCOVERY DENGAN PENILAIAN PROYEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 1 PEGUYANGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ni Wyn Desiari1, I Kt Adnyana Putra2, I Wyn Sujana3 1,2,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbasis discovery dengan penilaian proyek dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VA SD N 1 Peguyangan tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri 1 Peguyangan tahun pelajaran 2015/2016, sebanyak 40 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode tes. Metode tes digunakan untuk memperoleh data penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia mengenai keterampilan menulis karangan, tes yang digunakan adalah tes esay. Data yang didapatkan dari metode tes dianalisis dengan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif dan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkanpada siklus I rata-rata kemampuan menulis karangan sebesar 69,1% dengan kategori sedang, dan pada siklus II rata-rata kemampuan menulis karangan sebesar 91,25% dengan kategori sangat tinggi. Dengan demikian terdapat peningkatan keterampilan menulis karangan siswa dari siklus I ke siklus II naik sebesar 22,15%. Dengan demikian disimpulkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbasis discovery dengan penilaian proyek dapat meningkatan keterampilan menulis karangan dalam pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VA SD Negeri 1 Peguyangan tahun pelajaran 2015/2016. Kata kunci : penerapan pendekatan pembelajaran santifik berbasis discovery, portofolio (proyek), kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia.
Abstract This classroom action research aims to improve writing skills through the application of scientifically-based discovery learning approach to the assessment of the project in the Indonesian Language class students VA SD N 1 Peguyangan the school year 2015/2016. The subjects were students of class VA SD Negeri 1 Peguyangan the school year 2015/2016, 40 students. Collecting data in this study conducted with test method. The test method used to obtain data on the mastery of competencies Indonesian knowledge to improve writing skills through essays, the test used is a test essays. The data obtained from the test method were analyzed with descriptive statistical analysis of quantitative and qualitative descriptive analytical method. The results showed in the first cycle average writing ability 69.1% with medium category, and the second cycle average of 91,25% with the ability to fabricate too high category. Thus there is an increase writing ability of students from the first cycle to the second cycle increased by 22.15%. Thus concluded that the application of scientifically-based discovery learning approach to project assessment can improve writing skills, especially writing in the Indonesian
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 language teaching VA grade students of SD Negeri 1 Peguyangan the academic year 2015/2016. Keywords: application-based learning approach santifik discovery, portfolio (projects), the competence of Indonesian knowledge.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu Negara. Oleh karena itu, meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan dengan sungguh-sungguh. Pendidikan memberikan kemungkinan pada siswa untuk memperoleh kesempatan, harapan dan pengetahuan. Besarnya kesempatan dan harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikannya. Pendidikan yang berkualitas tentunya melibatkan siswa untuk aktif belajar dalam membentuk pengetahuan sendiri. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Pada waktu bayi, bayi menguasai keterampilan-keterampilan yang sederhana, seperti memegang botol dan mengenal orang-orang di sekelilingnya. Ketika menginjak masa anak-anak dan remaja, sejumlah sikap, nilai, dan keterampilan berinteraksi sosial dicapai sebagai kompetensi. Di Indonesia, bahasa Indonesia merupakan sarana yang sangat penting karena berfungsi sebagai alat komunikasi bagi bangsa Indonesia. Dengan adanya bahasa, maka setiap orang dapat berkomunikasi dengan sesama dan lingkungan sosialnya. Komunikasi memungkinkan tiap orang untuk dapat menyesuaikan diri dengan sesamanya, serta lingkungan di mana orang tersebut berada, dan dapat pula mempelajari kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan serta latar belakangnya masing-masing. Bahasa Indonesia juga mencerminkan nilai-nilai sosial budaya sosial budaya yang mendasari ras kenasionalan. Penggunaan Bahasa Indonesia di dalam kehidupan sehari-hari ada secara lisan dan ada juga secara
tertulis. Pemakaian bahasa secara lisan dapat dijumpai dalam acara televisi, acara radio, dan dalam percakapan, baik yang bersifat formal maupun non formal, sedangkan pemakaian bahasa secara tertulis dapat dijumpai dalam kegiatan karang-mengarang, surat-menyurat, menulis, mencatat dan pembuatan laporan-laporan. Bahasa memegang peranan penting sebagai alat perhubungan antara anggota masyarakat yang lainnya, dengan demikian menentukan pula pergaulan di masyarakat Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi siswa. Oleh karena itu, maka perlu adanya perubahan atau perbaikan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan zaman. Di Indonesia, kurikulum telah mengalami beberapa perubahan, di samping kurikulum sebelumnya harus disempurnakan tetapi juga satu kurikulum yang akan di terapkan mampu menjawab tantang zaman yang terus berubah tanpa dapat dicegah, dan untuk mempersiapkan siswa yang mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian menyempurnakan tahap Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran tematik integratif. Dalam pendidikan di SD, pembelajaran tematik diterapkan pada kelas rendah, yaitu I,II,II. Tapi dengan diterapkannya kurikulum 2013 pembelajaran tematik diterapkan mulai dari kelas I hingga VI. Kurikulum 2013 menekankan pada keseimbangan aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik siswa. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai intrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi : (1) manusia yang berkualitas yang mampu dan produktif
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah ; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga Negara yang demokratis, bertanggungjawab. Pada intinya, pengembangan kurikulum 2013 adalah terciptanya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pengembangan kurikulum 2013 yang berakar pada budaya lokal, sosial, pengetahuan, keterampilan dan karakteristik bangsa. Kurikulum 2013 menerapkan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah atau yang dikenal dengan pendekatan saintifik (scientific approach). Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikaan rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapantahapan mengamati, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami, berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi biasa berasal dari mana saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Pendekatan saintifik merupakan penyelenggaraan pembelajaran berpusat pada tema sehingga materi pada tiap mata pelajaran dikembangkan atas dasar kompetensi yang melekat dalam jaring tema. Adapun langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah mengamati, menanya, mengumpulan informasi, menalar, mencoba, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan. Keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajarmengajar di sekolah banyak ditentukan oleh kemampuan menulis. Oleh karena itu, pengajaran terampil menulis mempunyai kedudukan yang sangat stategis dalam pendidikan dan pengajaran bahasa. Keterampilan menulis harus
dikuasai oleh anak sedini mungkin dalam kehidupan sekolah. Seseorang yang tidak mampu menulis dengan baik juga akan menghadapi berbagai kendala dalam mengomunikasikan. Menulis surat pribadi, surat dinas, nota, pesan kepada kawan dan berbagai macam bentuk komunikasi yang lain memerlukan keterampilan menulis. Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang sangat vital dalam pengajaran bahasa Indonesia mempunyai urutan penguasaan terakhir di antara tiga keterampilan lainnya. Hal itu disebabkan oleh rumit dan sulitnya keterampilan tersebut dalam penerapannya (Suparno, 2004:52). Tampaknya salah satu faktor penyebabnya adalah karena rendahnya pengajaran bahasa Indonesia terutama dalam karya tulis. Pendidikan di SD merupakan jenjang pendidikan dasar yang berfungsi sebagai dasar-dasar peletakan keilmuan dan membantu mengoptimalkan anak melalui pembelajaran yang dibimbing oleh guru. Anak yang mengenyam pendidikan sekolah dasar merupakan anak usia antara 6 tahun sampai 12 tahun. Sesuai dengan karakteristis anak usia sekolah dasar yang suka bermain, memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, mudah terpengaruhi oleh lingkungan, dan gemar membentuk kelompok sebaya. Oleh Karena itu, pembelajaran di sekolah dasar diupayakan untuk terciptanya suasana yang kondusif dan menyenangkan. Dalam proses pembelajaran, menulis merupakan kegiatan yang komplek karena siswa dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisan serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulis dan konvensi penulis lainnya. Di balik kerumitannya, menulis mengandung banyak manfaat bagi pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang. Menulis dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya insiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian, serta merangsang kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Sayangnya, tidak banyak orang yang menyukai tulis-menulis kerena mungkin 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
merasa tidak berbakat, serta tidak tahu untuk apa dan bagaimana harus menulis. Keadaan ini tentu saja tak lepas dari lingkungan dan pengalaman belajar menulis di sekolah dengan segala mitos atau miskonsepsi tentang menulis dan pembelajarannya. Siswa belajar aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk mempunyai pengalaman-pengalaman dan menghubungkan pengalamanpengalaman tersebut untuk menemukan prinsip-prinsip bagi mereka sendiri. Metode Pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam belajar dan proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya. Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu :(1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggambungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. Langkah-langkah pembelajaran discovery yakni, seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan; seleksi bahan, problema atau tugas-tugas; membantu dan memperjelas tugas/problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa; mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan; pengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan; memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan; membantu siswa dengan informasi/data jika diperlukan oleh siswa; memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengindentifikasi masalah; merangsang terjadi interaksi antara siswa dengan siswa; membantu siswa merumuskan prisnsip dan generalisasi hasil penemuannya. Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah
metode discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini : (1) merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; (4) dengan menggunakan stategi discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri; (5) siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sindiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata. Discovery telah banyak aplikasinya dalam dunia keilmuan, sebagai contoh beberapa museum sains ada beberapa selinder yang memiliki ukuran dan berat yang berbeda-beda, beberapa ada yang ringan dan yang lain berat. Siswa didorong untuk mengamati secara detail perbedaan-perbedaan selinder tersebu. Dengan melakukan ekperimen, akhirnya siswa dapat menemukan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan silinder tersebut, di antarany adalah menentukan kecepatan silinder tersebut. Discovery mempunyai beberapa kelebihan dalam belajar, antara lain siswa memiliki motivasi dari dalam dalam diri sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan sampai mereka menemukan jawabanjawaban atas ploblem yang dihadapi mereka. Selain itu, siswa juga belajar untuk mandiri dalam memecahkan problem dan memiliki berpikir kritis, karena mereka harus menganalisis dan mengelola informasi. Sedangkan kelemahan penerapan Discovery yaitu metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. Project based learning (PJBL) merupakan stategi belajar mengajar yang melibatkan siswa yang mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat atau lingkungan. PJBL, dikemukakan beberapa karakteristik pembelajaran sebagai berikut: (1) fokus pada permasalahan untuk penguasaan konsep penting dalam perlajaran; (2) pembuatan proyek melibatkan siswa dalam melakukan investigasi kontruktif; (3) proyek harus realistis; (4) proyek direncanakan oleh siswa. Ada beberapa keuntungan menggunakan pembelajaran berbasis proyek yaitu: (1) meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan penting; (2) meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah; (3) membuat siswa lebih aktif dalam menyelesaikan permesalahan yang komplek; (4) meningkatkan kemampuan siswa dalam kerja sama; (5) mendorong siswa mempraktikkan keterampilan berkomunikasi (6) meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber daya; (7) memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasikan proyek, mengalokasikan waktu, dan mengelola sumber daya seperti peralatan dan bahan untuk menyelesaikan tugas; (8) memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk berkembangkan sesuai kondisi dunia nyata; (9) melibatkan siswa untuk belajar mengumfulkan informasi dan menerapkan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan dunia nyata; (10) membuat suasana belajar menjadi menyenangkan. Sementara itu, beberapa kelemahan PJBL yaitu: (1) membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk; (2) membutuhkan biaya yang cukup; (3) membutuhkan biaya yang terampil dan mau belajar; (4) membutuhkan fasilitas, dan bahan yang memadai; (5) tidak sesuai untuk siswa yang mudah menyerah dan tidak memilih pengetahuan serta keterampilan yang
dibutuhkan; (6) kesulitan melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan bahasa yang digunakan untuk mengomunikasikan secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Tulisan adalah suatu sistem komunikasi manusia yang menggunakan tanda-tanda yang dapat dibaca atau dilihat dengan nyata. Sedangkan kegiatan mengarang itu dikatakan apabila seseorang menggunakan buah pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman atau lainnya ke dalam bentuk bahasa tulisan. Untuk menyampaikan gagasan ke dalam bahasa tulisan, seseorang harus memiliki pembendaharaan kata yang memadai serta terampil menyusun kata-kata. Unsur mengarang terbagi menjadi empat bagian. Pertama, pencarian (narration) bentuk pengungkapan yang menyampaikan sesuatu peristiwa/pengalaman. Kedua pelukisan (description) bentuk pengungkapan yang menggambarkan pengindaran, tentang macam-macam hal yang berada dalam susunan ruang (misalnya, indah lagu merdu). Ketiga pemeparan (exposition) bentuk pengungkapan yang menyajikan secara fakta yang bermaksud member penjelasan kepada pembaca mengenai suatu ide, persoalan, proses atau peralatan. Keempat, perbincangan, (argumentation) bentuk pengungkapan dengan maksud menyalin pembicara agar mengubah pikiran, pendapat atau sikapnya sesuai dengan dengan yang dihadapi pengarang. Proses keterampilan menulis dibentuk mulai dengan paragraf-paragraf, sedangkan paragraf itu sendiri dibentuk dengan kalimat-kalimat. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf itu merupakan rangkaian yang berhubungkan dari kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya dan seterusnya, sehingga membentuk satu kesatuan gagasan utuh. Selanjutnya, paragraf-paragraf pun merangkai secara utuh membentuk sebuah wacana yang memiliki tema yang utuh. Berikut proses keterampilan menulis yaitu: 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
1) Kata/kosa kata, setiap gagasan pikiran atau perasaan dituliskan dalam bentuk kata-kata. Kata adalah perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang digunakan dalam bahasa lisan atau tulisan. Untuk dapat menyampaikan gagasan , pikitan dan perasaan dalam tulisan karangan, seseorang perlu memiliki perbendaharaan kata yang memadai dan memilihan kata yang tepat. Dalam memilih kata itu harus diberikan dua persyaratan pokok yaitu (1) ketepatan (2) kesesuaian. Persyaratan ketetapan kata-kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin dingungkapkan hingga pembaca juga dapat menafsirkan kata-kata tersebut tepat seperti maksud penulis. Persyaratan kesesuaian menyakut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan kesempatan/situasi dengan pembaca, apakah pilihan kata dan gaya bahasa yang dipergunakan sesuai dengan keadaan/kenyataan yang sesungguhnya serta tidak menyinggung perasaan orang lain. 2) Kalimat-kalimat yang dipergunakan dalam karangan berupa kalimat yang efektif yaitu kalimat yang benar dan jelas sehingga mudah dipahami orang lain. Sebuah kalimat efektif harusnya memiliki kemampuan utuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pandangan atau pembaca sepeti apa yang terdapat pada pikiran penulis. Kalimat efektif dalam bahasa tulis haruslah (1) dapat mewakili gagasan penulis serta (2) sanggup menciptakan gagasan yang sama tempatnya dalam pikiran pembaca seperti yang dipikirkan penulis. 3) Paragraf, Paragraf adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari pada kalimat, paragraf merupakan kumpulan kalimat yang berkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Paragraf terkadung suatu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kaliamat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Dilihat dari fungsinya dalam karangan, paragraf berfungsi (1) sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide keseluran karangan, (2) memudahkan
pemahaman pikiran atau ide pokok karangan. Sedangkan persyaratan paragraf yang baik dan efektif, harus (1) kohesi (kesatuan), (2) koherensi (kepaduan) dan (3) memiliki pengembangan/ kelengkapan paragraf. Teori-teori yang melandasi tersebut diterapkan model pembelajaran santifik berbasis discovery diharapkan siswa dapat menceritakan kembali dalam bentuk tulisan tentang apa yang mereka sudah pelajari tentang bagaimana cara menulis dengan benar, diantaranya dalam penempatan huruf kapital, penggunaan tanda baca, kerapian tulisan, ketepatan struktur kalimat sehingga hasil belajar bahasa Indonesia (keterampilan menulis) siswa yang diinginkan. Hal ini terlihat dari belum tercapainya tujuan dari bahasa Indonesia secara optimal. Untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka perlu adanya paradigma baru dalam pembelajaran yakni dari pembelajaran berpusat kepada guru menjadi berpusat kepada siswa, sehingga siwa dapat menikmati suasana yang lebih menyenangkan dan hasil belajar yang dapat dioptimalkan. Berdasarkan uraian di atas, maka dilaksanakan penelitian yang berjudul “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Saintifik Berbasis Discovery dengan Penilaian Proyek dalam Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Kelas VA SD Negeri 1 Peguyangan Tahun Pelajaran 2015/2016.” METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan menulis dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri dari refleksi awal, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi. Setiap siklus terdiri dari empat pertemuan, tiga kali pelaksanaan pembelajaran dan satu kali untuk tes akhir siklus. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Peguyangan. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VA SD Negeri 1 Peguyangan 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
tahun pelajaran 2015/2016. Siswa kelas VA ini berjumlah 40 orang yang terdiri dari 19 siswa perempuan dan 21 siswa lakilaki. . Sementara objek dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbasis discovery dengan penelitian proyek untuk meningkatkan keterampilan menulis pada siswa kelas VA SD N 1 Peguyangan tahun pelajaran 2015/2016. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai penguasaan kompetensi pengetahuan Bahasa Indonesia siswa dalam menulis karangan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes untuk penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia siswa dalam keterampilan menulis. Penguasan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia siswa jdwhygfhf dalam keterampilan menulis dinilai dengan menggunakan tes esay. Penilaian instrumen tes esay digunakan untuk mengukur penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia dalam hal keterampilan menulis. Uji validitas isi dilakukan dengan cara menyesuaikan butir tes dengan cara menyesuaikan butir tes dengan indikator, kompetensi dasar dan kompetensi inti. Validitas isi dilakukan dengan cara membuat kisi-kisi soal dan uji validitas isi
juga dilakukan dengan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru kelas VA SD Negeri 1 Peguyangan. Dalam menganalisis data digunakan metode analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Setelah data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data. Analisis data ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis siswa kelas VA. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data yaitu (1) mengumpulkan dan mengkaji hasil lembar kerja siswa melalui proyek, (2) menentukan modus dari masing-masing pertemuan dalam satu siklus, (3) menetukan nilai rata-rata kelas dengan menggunakan rumus:
M=
∑fx N
(Koyan,2012:15) Keterangan : M = mean (rata-rata) ∑fx = frekuensi x skor N = Banyaknya siswa Nilai akhir yang diperoleh untuk ranah keterampilan menulis siswa diambil dari nilai modus (nilai yang terbanyak muncul). (4) nilai akhir dikonvensikan ke dalam tabel konvensi kemampuan menulis berikut:
Tabel 01. Penilaian Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia Persentase Kriterita Hasil Belajar Pengetahuan Konseptual 0 – 100 Sangat Tinggi 80 – 89 Tinggi 65 – 79 Sedang 55 – 64 Rendah 0 – 54 Sangat Rendah Sumber (Agung, 2010) (5) menyajikan nilai akhir sikap sosial ke Skor Penguasaan Kompetensi = SP dalam grafik poligon. Kemudian langkahx4 langkah untuk menentukan nilai S kemampuan menulis karangan siswa yaitu (Diadopsi dari Permendikbud 104 Tahun sebagai berikut. (1) Setelah diperoleh skor 2014) penguasaan kompetensi , maka Keterangan: ditentukan nilai masing – masing siswa SP : skor perolehan siswa secara dengan rumus : individu SM : skor maksimal ideal
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
(2) Menentukan nilai rata – rata kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut: M = ∑fx N (Koyan,2012:15)
b1 = frekuensi kelas model dikurangi kelas internal terdekat sebelumnya b2 = frekuensi kelas model dikurangi kelas interval terdekat berikutnya (5) selanjutnya data disajikan ke dalam grafik polygon. (6) kemudian, menentukan perkembangan kemampuan mengarang pada siswa dapat dihitung dengan membandingkan rata-rata persen (M%) dengan kriteria Penilaian Acuan patokan (PAP) skala lima. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sampai tercapainya indikator keberhasilan yaitu untuk keterampilan menulis minimal mencapai nilai 70.
Keterangan : M = Mean ( rata – rata) Ʃfx = frekuensi x skor N = Banyaknya siswa (3) menghitung median menggunakan rumus: 1 N F Md= b +p 2 . f (Koyan,2012:14) Keterangan: Md = Median b = batas bawah, dari daerah median. p = panjang kelas (interval) n = banyak data /jumlah sampel F = frekuensi kumulatif sebelum kelas median f = frekuensi kelas atau daerah median (4) mencari modus data tunggal dapat dilakukan dengan rumus:
HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menulis siswa dengan penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbasis discovery dengan penilaian proyek. Selanjutnya data yang telah dikumpulkan dianalisis sesuai dengan teknik analisi data yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh data keterampilan menulis siswa kelas VA SD Negeri 1 Peguyangan sebagai berikut:
b1 Mo = b + p b1 b2 (Koyan,2012:13) Keterangan : b = batas bawah kelas model, ialah kelas internal dengan frekuensi terbanyak p = panjang kelas model
No. 1.
Tabel 02.Tabel Rekapitulasi Nilai pada Siklus I Siklus I Objek Ketercapaian Mean Median Modus Penguasaan 69,1 67,1 66,6 69,1% keterampilan menulis
Berdasarkan perolehan data keterampilan menulis pada siklus I tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, maka penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II dengan melakukan beberapa penyempurnaan untuk memperoleh hasil yang lebih optimal dan indikator keberhasilan tercapai.
Kategori Penguasaan Sedang
Pada siklus II ini mengacu pada hasil refleksi siklus I bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbasis discovery dengan penilaian proyek. Hasil penelitian siklus II dapat dipaparkan sebagai berikut:
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Tabel 03. Tabel Rekapitulasi Nilai Keterampilan Menulis Siswa Kelas VA SD Negeri 1 Peguyangan Siklus I dan Siklus II No
Objek
1
Penguasaan keterampilan menulis
M
Siklus I Mdn
Mo
Ketercapaian Siklus I
69,1
67,1
66,6
69,1%
M 91,2 5
Siklus II Mdn 94,2
Mo 90, 5
Ketercapaian Siklus II
Kategori Penguasaan
91,25%
Sangat Tinggi
Keterangan: M = Mean Mdn = Median Mo =Modus Tabel 04. Tabel Rekapitulasi Penguasaan Keterampilan Menulis Siswa Kriteria Siklus I Siklus II Peningkatan Persentase 69,1% 91,25% 22,15% Grafik Rekapitulasi Menulis Siswa 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00%
Keterampilan
rata ketrampilan menulis sebesar 69,1% dengan kategori sedang, dan pada siklus II rata-rata kemampuan mengarang sebesar 91,25% dengan kategori sangat tinggi. Dengan demikian terdapat peningkatan ketrampilan menulis siswa dari siklus I ke siklus II naik sebesar 22,15%. Jadi dapat disimpulkan bahwa, penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbasis discavery dengan penilaian proyek dalam pelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas VA SD Negeri 1 Peguyangan tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan simpulan dalam penelitian ini maka dapat diajukan saran kepada berbagai pihak sebagai berikut: 1) Kepala Sekolah, agar dapat merekomendasikan kepada guru untuk mempertimbangkan serta mengembangkan penerapan model pembelajaran saintifik berbasis discovery dengan penilaian proyek. 2) Guru, disarankan agar dapat menerapkan model pembelajaran saintifik berbasis discovery dengan penilaian proyek untuk meningkatkan perkembangan kognitif siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. 3) Anak, agar dapat terus bersemangat dan aktif hingga penerapan aktivitas pembelajaran dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan nyata dan tidak hanya semata di dalam kelas saja. 4) Peneliti lain, yang ingin dan tertarik untuk melaksanakan penelitian menggunakan model pembelajaran saintifik berbasis discovery dengan penilaian proyek di sarankan agar
69,10% 91,25% 22,15% Siklus I
Siklus II Meningkat
Melalui proses perbaikan kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan tindakan siklus I maka pada pelaksanaan di siklus II telah tampak adanya peningkatan proses pembelajaran yang diperlihatkan melalui kemampuan menulis siswa kelas VA SD Negeri 1 Peguyangan Tahun Pelajaran 2015/2016. Terbukti dengan adanya rata-rata persentase kemampuan menulis pada siklus I sebesar 69,1% dengan kategori sedang, meningkat menjadi sebesar 91,25% pada siklus II dengan kategori sangat tinggi, ini menunjukkan adanya rata-rata persentase perkembangan kemampuan menulis pada siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 22,15%. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di depan, dapat ditarik simpulan bahwa penerapan model pembelajaran saintifik berbasis discovery learning dengan penilaian proyek dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia kelas VA SD Negeri 1 Peguyangan Tahun Pelajaran 2015/2016. Pada siklus I rata-
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabet. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenanda Media Grup. Suparno,P 2004. Teori Inteligensi Genda dan Aplikasinya di Sekolah : Cara menerapkan Teori Multiple Intelligences Howard Garner. Jogjakarta: Kanisius. Suyanto, Adi, 1996. Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Slavin, R.E 1992. Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice. Englewoord Cliffs, Nj: Prentice Hall. Tarigan. H.G (2010). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan kajian sebagai pertimbangan untuk meneliti masalah lain dengan cakupan yang lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A. Gede. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganrsha. Agung, A.A. Gede. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganrsha. Agus, dkk. (1996/1997). Petunjuk praktis penulis. Jakarta: Depdikbud. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tinakan kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Daryanto.2014 Pendekatan pembelajaran Saintifik kurikulum 2013 Yogjakarta: Gava Media. Fudyartanto, Ki RBS. 2002 . Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Jogjakarta: Global Pustaka Ilmu. Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Muliti Presindo. Kemendikbud. 2013 Peraturan menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 81a tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta. Kosasih. 2014. Stategi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Yrama Widya koyan 2012. Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen Pendidikan. Singaraja: Undiksha. Kunandar. 2015. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin. 2014. Sukses mengimplentasikan kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena. Nurkancana, Suartana,1980. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Soekamto, T & Winatapura, U.S. 1997. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Dirjen Pendidkan Tinggi Depdikbud. Solahudin. (2007). Artikel Pendididkan Nasional .http//www.google. com (20 Desember 2009).
10