Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS V SD SEMESTER GANJIL DI GUGUS VI KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I Km. Heriasa1, Ni. Wyn. Arini2, Ni. Wyn. Rati3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:{penulis, pembimbing 1, pembimbing 2}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional pada siswa kelas V di gugus VI Kecamatan Buleleng, (2) mendeskripsikan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas V di gugus VI Kecamatan Buleleng, (3) mengetahui perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan deskripsi antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional pada siswa kelas V di gugus VI Kecamatan Buleleng. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dan menggunakan desain post-test only with non equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD di Gugus VI Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah SD No. 1 Kampung baru sebagai kelas eksperimen dan SD No. 2 Kampung Baru sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel adalah teknik random sampling. Data keterampilan menulis karangan deskripsi siswa diperoleh dengan menggunakan metode tes. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) rata-rata keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelompok kontrol sebesar 46,93 dan berada pada kategori kurang, (2) rata-rata keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelompok eksperimen sebesar 81,79 dan berada pada kategori sangat baik, dan (3) terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis karangan deskripsi antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional (thitung=7,28 > ttabel=1,671). Kata kunci : pendekatan kontekstual, keterampilan menulis deskripsi
Abstrack The research aims to (1) describing writing description essay skills at studedent learned with convensional approach at fifth grade student in group of six buleleng districts, (2) describing writing description essay skills at student learned with contextual at fifth grade student in group of six buleleng district, and (3) determine significantly differences writing description essay skills among student learned with contextual approach and student learned with convensional approach at fifth grade student in group of six buleleng districts. This research was quasi exsperiment research with Post Test Only with Non Equivalent Control Group Design. The population of this research is student class V in lesson 2013/2014 in elementary school gruop of VI Buleleng district. Sample of this research is
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) elemantary school 1 Kampung Baru as control class and elemantary school 2 Kampung Baru as exsperiment class. Sample choosed with random sampling technic. Writing description essay skills data of student collected using method test. The data collected were analyzed with descriptive statistics and inferential statistics ,(t-test). The result of research indicate that (1) writing description essay skills of student control group have average score of 46,93 with less categories, (2) writing description essay skills of student experiment group have average score 0f 81,79 with very high categories and (3) there are differences writing description essay skills in significantly among the group of student learned the contextual approach and group of student that learned the convensional approach (t result = 7,28 > t table = 1,671). Key words : contextual approach, writing description skills
PENDAHULUAN Di sekolah dasar, siswa diajarkan sejumlah mata pelajaran, salah satu di antaranya adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, menulis, membaca, dan berbicara. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Permendiknas No. 22 tahun 2006). Penguasaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sangat membantu siswa untuk memahami mata pelajaran lainnya. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting di sekolah. Menurut Badudu (1996), fungsi pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah 1) sebagai sarana pembinaan dan kesatuan bangsa, 2) sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia dalam rangka pelestarian serta pengembangan budaya, 3) sebagai sarana untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, 4) sebagai sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, dan 5) sebagai sarana pengembangan penalaran. Dalam kehidupan sehari-hari, keterampilan berbahasa merupakan wujud sosialisasi individu untuk mengadakan partisipasi yang penuh dalam masyarakat. Salah satu proses sosialisasi yang lebih
maju adalah memperoleh keterampilan membaca dan menulis. Pada jenjang sekolah dasar keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa, sebab menulis merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa selama menuntut ilmu. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang bersifat produktif. Artinya, menulis merupakan kegiatan yang bersifat menghasilkan atau menulis merupakan kegiatan yang aktif menghasilkan tulisan. Disamping itu, menulis juga merupakan kegiatan yang ekspresif karena dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan gagasan, maksud, pikiran, ataupun pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Selain itu, keterampilan menulis juga sangat diperlukan dalam kehidupan modern. Oleh karena itu, keterampilan menulis memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar dan dalam kehidupan sehari-hari. Dixon dan Nassel (dalam Arini dkk., 2007), mengemukakan beberapa prinsip pembelajaran menulis. Prinsip pembelajaran yang dimaksud adalah 1) dalam kegiatan menulis, siswa bertitik tolak dari topik pribadi yang bermakna. Prinsip ini mengisyaratkan bahwa topik yang dipahami dan diminati oleh siswa, 2) sebelum menulis siswa hendaknya diberi percakapan. Prinsip ini mengisyaratkan agar kegiatan menulis didahului oleh kegiatan menulis pengalaman, pengetahuan, dan kegemaran siswa yang ada kaitannya dengan topik, 3) menulis
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
bukan merupakan keterampilan yang mudah. Prinsip ini mengisyaratkan agar keterampilan menulis diajarkan dalam konteks yang menyenangkan, khususnya bagi penulis pemula. Mereka perlu mendapatkan bimbingan tentang komposisi penulisan yang sederhana agar mereka bergairah menulis dan tidak mempunyai rasa frustasi, 4) menulis hendaknya diberikan dalam bentuk komunikasi. Segala ide yang ditulis hendaknya merupakan sesuatu yang dapat mereka sampaikan. Mereka menjadi yakin bahwa melalui tulisan, ide atau gagasan siswa dapat dikomunikasikan kepada orang lain, dan 5) menghindari pengoreksian kesalahan tulisan. Kesalahan tata bahasa, penyusunan kalimat, dan kesalahan mekanik sebagai akibat keterbatasan kebahasan mereka hendaknya disikapi sebagai hal yang wajar. Pengoreksian kesalahan tata bahasa dan mekanik dilaksanakan setelah siswa lancar dan tidak mengalami keterbatasan menulis. Kegiatan menulis karangan deskripsi memiliki proses yang sangat kompleks, sehingga memunculkan berbagai hambatan atau kesulitan dalam pengembangan dan peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi dalam pembelajaran di sekolah. Adanya hambatan dalam pengembangan dan peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi itu ditemukan pada kelas V di Gugus VI kecamatan Buleleng. Berdasarkan hasil observasi terhadap hasil keterampilan menulis, siswa belum diberikan kebebasan membuat sesuai dengan potensi lingkungan sekolah yang dapat dijadikan sebagai topik-topik karangan deskripsi dengan pendekatan kontekstual sesuai dengan alam. Ada beberapa masalah yang dialami siswa saat mengikuti proses pembelajaran, antara lain: sebagian besar siswa terlihat kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, dalam kegiatan menulis karangan deskripsi siswa kurang mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar terutama pemilihan diksi atau kata yang digunakan pada karangan. Selain itu, dalam kegiatan menulis, siswa juga kurang memperhatikan unsur-unsur yang ada dalam menulis karangan deskripsi seperti,
penggunaan kosakata, struktur kalimat, penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca. Di samping itu, Masalah-masalah tersebut berdampak pada keterampilan menulis karangan deskripsi siswa yang rendah. Untuk mengatasi masalah di atas, maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara penuh dalam proses pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami secara langsung proses pembelajaran serta siswa diberikan kesempatan untuk menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Salah satu pendekatan yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami secara langsung dan terlibat secara penuh dalam proses pembelajaran serta menghubungkan materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata adalah pendekatan kontekstual. Hairuddin, dkk., (2008:43) menyatakan bahwa “pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan seharihari.” Melalui pendekatan kontekstual guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan menulis karangan deskripsi sesuai dengan situasi kehidupan nyata siswa. Dalam pendekatan kontekstual siswa diberikan kesempatan mengekspresikan pikiran dan mengungkapkan idenya dalam bentuk tulisan sesuai dengan kehidupan nyata siswa. Pendekatan kontekstual akan menciptakan ruang kelas yang di dalamnya siswa akan menjadi peserta aktif bukan hanya menjadi pengamat yang pasif. Hal ini dikarenakan ada 7 asas yang melandasi proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual (Sanjaya, 2009) yaitu 1) kontruktivisme, yaitu proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif berdasarkan pengalaman, 2) inkuiri, yaitu proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis, 3) bertanya
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
(questioning), guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya melalui pertanyaan-pertanyaan, 4) masyarakat belajar (learning comunity), proses pembelajaran dapat dilakukan kerjasama dengan orang lain melalui kelompok belajar, 5) pemodelan (modeling), adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa, 6) refleksi (reflection), setiap proses pembelajaran berakhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenung atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya dan siswa dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya, dan 7) penilaian nyata (authentic asessment), adalah proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui siswa sudah benar-benar belajar atau tidak, pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan intelektual maupun mental. Jadi, langkah-langkah dalam pendekatan kontekstual adalah 1) kembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan berlajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya (Asas Konstruktivisme), 2) laksanakan kegiatan menemukan sendiri untuk mencapai kompetensi yang diinginkan (Asas Inkuiri), 3) kembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya (Asas Bertanya), 4) ciptakan masyarakat belajar, kerja kelompok (Asas Masyarakat Belajar), 5) hadirkan model sebagai contoh pembelajaran (Asas Pemodelan), 6) lakukan refleksi di akhir pertemuan, agar peserta didik merasa bahwa hari ini mereka belajar sesuatu (Asas Refleksi), dan 7) lakukan penilaian yang nyata dari berbagai sumber dan cara (Asas Penilaian Nyata). Berdasarkan uraian di atas, maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa adalah dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, akan
dilakukan penelitian eksperimen dengan judul: “Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SD Semester Ganjil Di gugus VI Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mendeskripsikan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional pada siswa kelas V di Gugus VI Kecamatan Buleleng, 2) untuk mendeskripsikan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas V di Gugus VI Kecamatan Buleleng, dan 3) untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kemampuan menulis karangan deskripsi antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V di Gugus VI Kecamatan Buleleng. METODE Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian ini unit eksperimennya berupa kelas, sehingga penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment). Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SD Gugus VI Kecamatan Buleleng pada rentang waktu semester I (ganjil) tahun pelajaran 2013/2014. Populasi yang digunakan adalah keseluruhan siswa kelas V semester ganjil di SD Gugus VI Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 194 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah simple random sampling dengan teknik undian. Sebelum melakukan pengambilan sampel, maka perlu dilakukan uji kesetaraan untuk memastikan bahwa populasi dalam keadaan yang setara. Dari hasil undian diperoleh SD No. 1 Kampung Baru sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 28 siswa dan SD No. 2 Kampung Baru sebagai kelas kontrol dengan jumlah 29 siswa. Siswa kelas eksperimen dibelajarkan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
menggunakan pendekatan kontekstual dan siswa kelas kontrol dibelajarkan menggunakan pendekatan konvensional. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-equivalent posttest only control group design. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes. Instrumen yang digunakan berupa penilaian tes essay digunakan untuk mengetahui keterampilan menulis karangan deskripsi yang terkait dengan kesesuaian isi dan bentuk karangan, keterpaduan kalimat dalam paragraf, keterpaduan antarparagraf, pilihan kata (diksi), ejaan, tanda baca, dan kerapian tulisan. Sebelum tes digunakan, maka dilakukan uji coba instrumen yaitu uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas berkenaan dengan tingkatan atau derajat yang menunjukkan seberapa jauh butir tes dapat mengukur secara konsisten apa yang seharusnya diukur. Rumus korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir tes dalam penelitian ini adalah rumus korelasi product moment. Berdasarkan hasil uji validitas butir tes diketahui bahwa keenam butir tes dinyatakan valid. Sedangkan uji reliabilitas merujuk kepada konsistensi hasil pengukuran apabila instrumen itu digunakan oleh seseorang atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan atau apabila instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas tes diperoleh reliabilitas sebesar 0,21 dan derajat reliabilitas tes berada pada kategori rendah. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Sebelum melakukan uji hipotesis, maka harus dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk menyelidiki frekuensi observasi (fo) dari gejala yang diselidiki tidak menyimpang secara signifikan dari frekuensi harapan dalam distribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok kontrol berdistribusi
normal (χ² hitung < χ² tabel). Rekapitulasi hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
N o
1
2
χ²tabel (taraf signifikan si 5%)
Ketera ngan
7,34
7,815
Normal
6,44
7,815
Normal
χ²hit-
Sampel
ung
Kelompo k Eksperim en Kelompo k Kontrol
Sedangkan hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa varians kedua kelompok homogen (Fhitung < Ftabel). Rekapitulasi hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2
Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Varians antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Sampel
Fhitun g
Kelompok Eksperim en dan Kelompok Kontrol
0,44
Ftabel (taraf signifikan si 5%)
Keterang an
1,93
Homogen
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok eksperimen yang berjumlah 28 siswa diperoleh mean (M) = 81, 79, median (Md) = 87,5, modus (Mo) = 90,95, standar deviasi (s) = 10,91, varians (s2) = 118,92,
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
rentangan (R) = 45, skor maksimal = 95 dan skor minimal = 50. Data keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok eksperimen dapat disajikan dalam bentuk kurve poligon seperti gambar di bawah ini.
10 9 8
Frekuensi
7 10 9
Frekuensi
8
6 5 4 3
7
2
6
1
5
0
4
37.5 43.5 49.5 55.5 61.5 67.5
3
Titik Tengah
2 1 0 53.5 61.5 69.5 77.5 85.5 93.5
Titik Tengah
Gambar 1. Kurve Poligon Data Kelompok Eksperimen Berdasarkan gambar kurve di atas maka diketahui Mo > Md > M. Dengan demikian, kurve poligon di atas membentuk kurve poligon juling negatif. Artinya, sebagian besar skor keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok eksperimen cenderung tinggi. Jika dikonversikan ke dalam PAN skala lima, maka skor rata-rata keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual berada pada kategori sangat baik. Sedangkan data keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok kontrol yang terdiri dari 29 siswa diperoleh mean (M) = 46,93, median (Md) = 44,21, modus (Mo) = 42,5, standar deviasi (s) = 7,22, varians ( s2) = 52,07, rentangan (R) = 31, skor maksimal = 66 dan skor minimal 35. Data keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok kontrol dapat disajikan dalam kurve poligon seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2. Kurve Poligon Data Kelompok Kontrol Berdasarkan gambar kurve poligon di atas diketahui Mo < Md < M. Dengan demikian kurve poligon di atas membentuk kurve poligon juling positif. Artinya, sebagian besar skor keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok kontrol cenderung rendah. Jika dikonversikan ke dalam PAN skala lima, maka skor rata-rata keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional berada pada kategori kurang. Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homegenitas. Dari hasil uji prasyarat tersebut diketahui bahwa data keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal serta varians kedua kelompok homogen. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan t-test independent dengan rumus polled varians karena jumlah anggota sampel tidak sama dan varians antar kelompok homogen. Rekapitulasi hasil perhitungan t-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Tabel 3. Rekapitulasi Hasil perhitungan Ttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.
Data
thitung
ttabel (taraf signifikansi 5%)
Keterampilan menulis karangan deskripsi
7,28
1,671
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa hasil perhitungan t-test diperoleh t hitung sebesar 7,28 dan harga t tabel dengan db = 55 pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,671. Hal ini berarti, t hitung lebih besar daripada t tabel (t hitung > t tabel) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan menulis karangan antara kelompok siswa yang belajar menggunakan pendekatan kontekstual dan kelompok siswa yang belajar menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual, proses pembelajaran berlangsung secara alamiah. Hal ini tampak pada saat proses pembelajaran, siswa bekerja dan mengalami sendiri, bukan berupa pemindahan pengetahuan dari guru kepada siswa. Jadi, pada pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Trianto (2009:104) mengenai pendekatan kontekstual yaitu “pendekatan yang menekankan keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka” . Jadi, siswa didorong untuk aktif mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang dipelajari yang dalam penelitian ini yaitu mengenai keterampilan menulis karangan deskripsi. Keaktifan siswa yang tampak pada proses
pembelajaran sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukandi pada tahun 2011 yang berjudul “Penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan menulis pengumuman bagi siswa kelas IV SDN 1 Wangunsari Bandung Barat”. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia yang ditandai dengan meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa SDN 1 Wangunsari Bandung Barat. Dengan menggunakan pendekatan kontekstual ini siswa menjadi mudah dalam memilih topik atau tema karangan, karena tema-tema yang dipilih adalah tema-tema yang sudah sering dialami oleh siswa dalam kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu, dengan pemilihan tema ini siswa diajak berdiskusi secara klasikal oleh guru. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tematema yang sering dialami oleh siswa dan menjadi kegemaran siswa itu sendiri. Dengan situasi pembelajaran yang demikian, siswa sebagai penulis pemula senang mengikuti proses pembelajaran, sehingga pembelajaran menulis yang awalnya terasa sulit dan membosankan menjadi menyenangkan dan pembelajaran menulis terlaksana secara terarah dan efektif. Pernyataan di atas sudah merupakan pelaksanaan dari beberapa prinsip menulis (Arini dkk., 2007) yaitu 1) dalam kegiatan menulis siswa bertitik tolak dari topik pribadi yang bermakna. Prinsip ini mengisyaratkan bahwa topik yang dipahami dan diminati oleh siswa, 2) sebelum menulis siswa hendaknya diberi percakapan. Prinsip ini mengisyaratkan agar kegiatan menulis didahului oleh kegiatan menulis pengalaman, pengetahuan, kegemaran siswa yang ada kaitannya dengan topik, 3) menulis bukan merupakan keterampilan mudah. Prinsip ini mengisyaratkan agar keterampilan menulis diajarkan dalam konteks yang menyenangkan, khususnya bagi penulis pemula. Mereka perlu mendapatkan bimbingan tentang komposisi penulisan sederhana agar mereka bergairah dalam menulis dan tidak memiiki rasa frustasi, dan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
4) menulis hendaknya diberikan dalam bentuk komunikasi. Segala ide yang ditulis hendaknya merupakan sesuatu yang dapat mereka sampaikan. Mereka menjadi yakin bahwa dengan tulisan ide atau gagasan siswa dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan kontekstual ini menjadikan siswa mampu mengembangkan kemampuan pikirannya, bekerja sendiri, menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilannya. Siswa menjadi memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dengan cara menanyakan pengalaman-pengalaman yang dialami oleh temannya pada saat proses pemilihan tema karangan. Siswa juga belajar bersama-sama untuk melakukan diskusi secara klasikal yang dipimpin oleh guru. Selain melatih keterampilan menulis, secara tidak langsung keterampilan berbicara siswa pun menjadi terlatih melalui penyampaian karya terbaik mereka di depan kelas secara bergiliran dan menambah rasa percaya diri siswa. Jadi, dengan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual menjadikan siswa memiliki rasa bangga karena semua karya yang dibuatnya dikumpulkan dan dinilai oleh guru. Pernyataan di atas telah membuktikan keberhasilan dalam menerapkan asas-asas pendekatan kontekstual yaitu 1) kontruktivisme, yaitu proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif berdasarkan pengalaman, 2) inkuiri, yaitu proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis, 3) bertanya, guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya melalui pertanyaanpertanyaan, 4) masyarakat belajar, proses pembelajaran dapat dilakukan kerjasama dengan orang lain melalui kelompok belajar, 5) pemodelan adalah proses pembelajaran dengan meragakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa, 6) refleksi, setiap proses pembelajaran berakhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenung dan mengingat kembali apa yang telah dipelajari dan siswa dapat menyimpulkan
tentang pengalaman belajarnya, dan 6) penilaian nyata, adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa (Sanjaya, 2009). Penerapan pendekatan konvensional pada proses pembelajaran siswa menjadi tidak aktif karena proses pembelajaran didominasi oleh guru. Siswa hanya mengikuti proses pembelajaran berdasarkan instruksi yang diberikan oleh guru tanpa diberikan kebebasan dalam mengemukakan ide-idenya. Tema karangan pun dipilih oleh guru, sehingga ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis karangan karena mereka sama sekali tidak pernah mengalami dan melihat tema tersebut. Selain itu, penilaian yang dilakukan oleh guru adalah hanya terfokus pada hasil karangan yang sudah jadi secara utuh. Sedangkan tahapan-tahapan dalam penulisan karangan tersebut tidak dinilai oleh guru dan terabaikan begitu saja. Dengan demikian, keterampilan menulis karangan deskripsi siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada keterampilan menulis karangan deskripsi siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu 1) keterampilan menulis siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional memiliki skor rata-rata (mean) sebesar 46,93 dengan kategori kurang dan kurve poligonnya membentuk kurve poligon juling positif. Artinya, sebagian besar skor keterampilan menulis karangan deskripsi siswa cendrung rendah, (2) keterampilan menulis siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual memiliki skor rata-rata (mean) sebesar 81,79 dengan kategori sangat baik dan kurve poligonnya membentuk kurve poligon juling negatif. Artinya sebagian besar skor keterampilan menulis karangan deskripsi siswa cenderung tinggi, dan 3) terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis karangan deskripsi antara kelompok siswa yang dibelajarkan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
dengan pendekatan kontekstual dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional (t hitung = 7,28 > t tabel (taraf signifikansi 5%) = 1,671). Perbedaan yang signifikan ini menunjukkan bahwa, keterampilan menulis karangan deskripsi siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada keterampilan menulis karangan deskripsi siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut 1) Disarankan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dan menghasilkan ide-ide baru, sehingga kreativitas yang dimiliki siswa dapat berkembang, serta menyediakan peluang bagi siswa untuk menjalani proses pembelajaran secara lebih bermakna dalam keterampilan menulis siswa, 2) Dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran untuk menghasilkan keterampilan menulis siswa yang lebih baik, maka guru disarankan untuk menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran, 3) Disarankan kepada kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan khususnya hasil belajar siswa serta memotivasi guru-guru yang lain dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan 4) Disarankan kepada peneliti lain yang menemukan permasalahan yang sama dalam proses pembelajaran di kelas, dapat menggunakan penelitian ini sebagai bandingan dan masukan dalam melakukan penelitian sejenis. DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. Gede. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Negeri Singaraja. Arini, Ni Wayan., dkk. 2005. Implementasi Strategi Aktivitas Melalui Terbimbing dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi pada Siswa Kelas 4 SD Nomor 2 Banjar Bali Singaraja. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan
Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Istitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri. -------. 2007. Pendidikan Bahasa Indonesia 1 (Materi dan Metodologi Dasar Bahasa Indonesia). Singaraja: Jurusan Pendidikan Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha. Badudu,
J.S. 1996. Pintar Berbahasa Indonesia 1. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. 2004. Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD. Jakarta: Puskur, Litbang Depdiknas. Dewi, Ratih Purnama. 2011. Penerapan penilaian portofolio untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV SDN Gempol Sari kecamatan Bandung Kulon, kota Bandung. Skripsi. Jurusan PGSD Siliwangi & Fakultas ilmu pendidikan. Tersedia pada http://www.docstoc.com/docs/38988 376/pembelajaran-kontekstual#. Dibia, I Ketut, dkk. 2005. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah Berorientasi pada Kurikulum 2004. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Permendiknas. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas Sanjaya, Wina.2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.