ARTIKEL
Judul
MIGRASI ORANG-ORANG SERAYA KARANGASEM DI DESA GEROKGAK, BULELENG, BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH SOSIAL – EKONOMI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PEMINATAN DI SMA KELAS X BERBASIS KURIKULUM 2013
Oleh NI PUTU TIKA INDRAYANTI 1114023002
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015
MIGRASI ORANG-ORANG SERAYA KARANGASEM DI DESA GEROKGAK, BULELENG, BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH SOSIAL – EKONOMI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PEMINATAN DI SMA KELAS X BERBASIS KURIKULUM 2013 Oleh Ni Putu Tika Indrayanti*, Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A. **, Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum *** Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected] ,
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar Belakang sejarah maupun proses migrasi orang-orang Seraya-Karangasem di Gerokgak; (2) Nilai-nilai di balik peristiwa migrasi orang-orang Seraya-Karangasem yang bisa di aplikasikan dalam pembelajaran sejarah di SMA kelas X berbasis kurikulum 2013; dan (3) kisah migrasi orang-orang Seraya-Karangasem di Gerokgak serta nilai-nilai yang bisa di masukkan ke dalam pembelajaran sejarah di SMA. Penelitian ini menggunakan menggunakan metode penelitian sejarah melalui langkah-langkah berikut ini : (1) Heuristik (teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik studi dokumen); (2) Kritik Sumber yang terdiri dari kritik ekstern dan kritik intern; (3) Interpretasi (Penafsiran), (4) Historiografi (Penulisan Sejarah) Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Kedatangan orang-orang SerayaKarangasem ke Buleleng khususnya di Desa Gerokgak dilatarbelakangi oleh faktor kesulitan ekonomi yang dialami oleh orang-orang Seraya-Karangasem. Latar belakang migrasi orang-orang Seraya-Karangasem ke Desa Gerokgak terbagi menjadi beberapa periode diantaranya yaitu Periode tahun 1660 -1697 (Masa Kerajaan), Periode tahun 1848-1849 (Kalahnya Buleleng dari Belanda), Periode tahun 1917 (Bencana Genjong / gempa bumi yang dasyat), Periode Pasca Kemerdekaan 1945 (Buleleng menjadi ibukota Sunda Kecil) dan Periode tahun 1963 (Bencana Meletusnya Gunung Agung); (2) Nilainilai di balik peristiwa migrasi orang-orang Seraya-Karangasem yaitu: nilai religius, nilai toleransi, nilai kerja keras, nilai kreatif, nilai bersahabat / komunikatif, nilai cinta damai dan nilai tanggung jawab; (3) Pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam peristiwa migrasi orang-orang Seraya-Karangasem sebagai sumber pembelajaran sejarah dapat dijabarkan pada ranah kognitif, ranah afektif, silabus sebagai acuan guru dalam merencanakan pembelajaran dan RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai alat dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.
Kata Kunci: Migrasi, Nilai-nilai, Sumber belajar sejarah.
*Penulis **Pembimbing I ***Pembimbing II
ABSTRACT
This study aims to determine (1) Historical Background and the process of migrating Seraya- Karangasem people in Gerokgak; (2) The values behind the events of migration Seraya- Karangasem people that can be applied in teaching high school history class X-based curriculum, 2013; and (3) the story of the migration Seraya- Karangasem people in Gerokgak and values that can be entered into the teaching of history in high school. This study used history research methods through the steps below: (1) Heuristic (observation techniques, interview techniques, studies document techniques) ; (2) Source criticism (internal criticism, ekternal criticism) ; (3) Interpretation; (4) Historiography (history writing). The results showed that (1) The arrival of the Seraya- Karangasem to Buleleng, especially in the village of Gerokgak motivated by factors of economic difficulties experienced by people Seraya-Karangasem. Background migration of people to the village of Seraya- Karangasem people in Gerokgak divided into several periods among which period of the year 1660 -1697 (The period of the Kingdom), Period 18481849 year (Buleleng defeat of the Netherlands), Period 1917 (Genjong disasters / earthquakes terrible), Post-Independence Period 1945 (Buleleng became the capital of the Sunda Kecil ) and Period of 1963 (Disaster eruption of Mount Agung); (2) The values behind the migration event Seraya- Karangasem namely: religious values, values of tolerance, the value of hard work, creative value, the value of friends / communicative, the value of peace and the values of responsibility; (3) Integration of the values of characters in the event of migration of people Seraya-Karangasem as a source of learning history can be described in the cognitive, affective, syllabus as a reference for teachers in planning learning and RPP (Draft Lesson) as a tool in conveying the material to learners.
Keywords: Migration, values, source of learning history
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting, saat ini pendidikan sudah menjadi suatu kebutuhan dasar bagi setiap orang untuk menunjang masa depan yang lebih baik. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pembelajaran Sejarah pada kurikulum 2013, menggunakan pendekatan konstruktivistik yaitu para siswa menekankan kemampuan dalam mengamati, menanya, mengumpulkan data / informasi, mengolah, dan mengkomunikasikan temuan sebagaimana dikehendaki dalam proses pembelajaran. Dalam konteks lingkungan social di Desa Gerokgak dapat dijadikan sebagai sumber belajar terutama yang berkaitan dengan tema sejarah sosial-ekonomi dengan mengambil sub tema migrasi orangorang Seraya-Karangasem yang menetap di Desa Gerokgak. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara awal dengan Bapak Nengah Sumantra (76 tahun), Orang-orang Seraya telah melakukan migrasi ke Buleleng khususnya di Desa Gerokgak pada masa Reformasi Agraria Pemerintah Kolonial Belanda di Bali Utara sekitar awal abad ke- 20. Migrasi orang-orang Seraya (Karangasem) ke wilayah Gerokgak bermula dari dibukanya hutan negara untuk dirabas dan diperuntukan sebagai Tanah Hak Guna Usaha perkebunan swasta asing. Tenaga kerja akhirnya didatangkan untuk bekerja di perkebunan yang kemudian diberikan sedikit tanah garapanya
sebagai tempat tinggal sampai sekarang. Pada saat ini orang-orang Seraya-Karangasem mulai menetap secara permanen di Desa Gerokgak mereka juga ikut dalam kegiatankegiatan di dalam Desa baik secara dinas maupun adat. Mereka mulai membeli tanah-tanah dari warga asli yang dijual dan mereka membangun rumah sendiri, memiliki tanah pekarangan sendiri termasuk mereka membangun tempat persembahyangan (sanggah dadya) sebagai tempat sembahyang keluarga untuk memuja tuhan dan roh leluhur. Bertolak dari pemikiran itu dirumuskan judul penelitian yakni Migrasi Orang-Orang Seraya Karangasem Di Desa Gerokgak, Buleleng, Bali Dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Sosial – Ekonomi Dalam Pembelajaran Sejarah Peminatan Di SMA Kelas X Berbasis Kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejarah maupun proses migrasi Orang-orang SerayaKarangasem di Gerokgak serta Nilainilai balik peristiwa migrasi orangorang Seraya-Karangasem yang bisa di aplikasikan dalam pembelajaran sejarah di SMA kelas X berbasis kurikulum 2013. Karena migrasi orang-orang SerayaKarangasem tidak saja ada latar belakang sejarahanya tapi juga ada proses dan nilai-nilai tertentu yang terkandung di dalamnya. Kajian teori yang digunakan adalah kajian tentang migrasi, proses migrasi dan nilai. Dalam artian terjadinya migrasi pasti ada penyebabnya yaitu factor penarik dan factor pendorongnya. Migrasi merupakan salah satu dari ketiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, sedangkan faktor lainnya adalah kelahiran dan kematian. Tinjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus mengingat
adanya densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong yang menarik bagi orangorang untuk melakukan migrasi, adanya desentralisasi dalam pembangunan, dilain pihak komunikasi termasuk transformasi semakin lancar (Munir,2004). Peristiwa sejarah pasti mengandung nilai. Pengertian nilai berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia, Nilai adalah, taksiran, sifat-sifat (hal-hal) penting yang dianggap penting atau yang berguna bagi kemanusiaan yang dapat mendorong manusia mancapai tujuannya (KBBI, Edisi ke-2 hal 690). Kupperman (dalam Mulyana, 2004:9) menafsirkan nilai sebagai patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif. Sumber belajar adalah segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. Kita belajar berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap atau normanorma tertentu dari lingkungan sekitar kita dari guru, dosen, teman sekelas, buku, laboraturium, perpustakaan, dan lain-lain. Salah satu sumber belajar yang bisa dimanfaatkan oleh peserta didik adalah Migrasi Orang-Orang Seraya Karangasem Di Desa Gerokgak, Buleleng, Bali yang dapat digunakan Sebagai Sumber Belajar Sejarah Sosial – Ekonomi Dalam Pembelajaran Sejarah Peminatan Di Sma Kelas X Berbasis Kurikulum 2013. METODE PENELITIAN Penelitian mengenai Migrasi Orang-Orang Seraya Karangasem Di Desa Gerokgak, menggunakan metode metode penelitian sejarah dengan langkah-langkah sebagai
berikut yaitu (1) Heuristik teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik studi dokumen; (2) Kritik Sumber yang terdiri dari kritik ekstern dan kritik intern; (3) Interpretasi (Penafsiran), (4) Historiografi (Penulisan Sejarah) HASIL DAN PEMBAHASAN Latar Belakang Migrasi Orangorang Seraya – Karangasem di Desa Gerokgak Sekalipun pembuka awal Desa Gerokgak adalah 22 orang KK (Kepala Keluarga) yang bersal dari lima Desa (Kalopaksa, Yeh Anakan, Karanganyar, Banjar dan Pengastulan), namun dalam perkembangan berikutnya justru banyak orang-orang SerayaKarangasem yang bermigrasi dan menetap di Desa Gerokgak. Pada umumnya faktor ekonomi adalah alasan utama yang mendasari mereka melakukan migrasi. Salah satu tujuannya melakukan migrasi adalah untuk dapat meningkatkan taraf hidup baik itu dibidang ekonomi maupun status sosial. Migrasi orang-orang SerayaKarangasem ke Desa Gerokgak di pengaruhi oleh beberapa faktor penarik dan faktor pendorong yang terbagi menjadi beberapa periode diantaranya yaitu sebagai berikut; 1) Periode tahun 1660 -1697 (Masa Kerajaan) setelah melemahnya kerajaan GelGel, Kerajaan Buleleng tahun 1783 akhirnya jatuh ke tangan kerajaan Karangasem. Raja Karangasem sangat jeli melihat kondisi ini yang merupakan satu celah yang memberi peluang yang sangat baik untuk bisa masuk ke tengah medan perseteruan keluarga dua raja ini, untuk memecah kerajaan Buleleng. Kondisi ini
dilihat jelas oleh pihak kerajaan Karangasem. Sangat berbeda dengan kondisi kerajaan Karangasem waktu itu yang memang sudah menuai suksesnya memperluas kekuasaanya sampai ke Lombok. Dengan memiliki potensi untuk bisa melebarkan kekuasaannya ke wilayah lain seperti Buleleng apalagi didukung oleh para punggawa dan laskar kerajaan Karangasem yang sedang memiliki puncak loyalitas dan mobilitas tinggi. Sejak saat itulah banyak orang-orang Karangasem tinggal di wilayah Buleleng salah satunya adalah orangorang Seraya-Karangasem yang sampai saat ini menetap di desa Gerokgak. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk loyalitas terhadap penguasa / raja mereka. 2) Periode tahun 1848-1849 (Kalahnya Buleleng dari Belanda). Setelah mengalami kekalahan melawan pasukan Belanda dalam Perang Jagaraga raja-raja yang terlibat menyatakan tunduk pada kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda. Dengan hadirnya kekuasaan Belanda secara langsung di Bali Utara dan Bali Barat, membuat daerah itu mulai ditata semakin maju. Pemerintah Belanda mulai menata kemajuan tersebut dengan membangun pelabuhanpelabuhan untuk bisa menguasai perdagangan di Bali Utara dan Bali Barat agar bisa menyaingi Inggris.
Jadi dengan dibangunya banyak pelabuhan dan pusat-pusat dagang tersebut banyak membutuhkan tenaga kerja. Apalagi di Buleleng banyk terdapat pelabuhan yang sudah terkenal seperti pelabuhan Buleleng, pelabuhan di Sangsit, pelabuhan di Labuhan Aji-Temukus, pelabuhan Celukan Bawang, Teluk Pulaki dan lain-lain. Pada saat itu juga banyak orang-orang dari luar Buleleng yang mencari pekerjaan sebagai buruh salah satunya adalah orangorang Seraya-Karangasem. 3) Periode tahun 1917 (Bencana Genjong / gempa bumi yang dasyat). Migrasi orang-orang SerayaKarangasem berikutnya terjadi sekitar 1918 yaitu setahun setelah terjadinya “genjong” di tahun 1917, daerah tujuan migrasi yang pertama adalah Desa Pengulon yang merupakan salah satu desa tetangga yang berada di timur Desa Gerokgak, yang kemudian terus menyebar ke barat sampai di Desa Gerokgak dan desa-desa lain di sekitar Desa Gerokgak. Wilayah Desa Gerokgak dipilih karena di desa Gerokgak merupakan daerah yang masih jarang penduduknya selain itu juga di desa Gerokgak tidak terdapat penduduk Bali mula “Bali Aga”sehingga tidak
akan memicu perebutan lahan.
konflik
4) Periode Pasca Kemerdekaan 1945 (Buleleng menjadi ibukota Sunda Kecil). Pasca proklamasi pusat pemerintahan Provinsi Sunda Kecil ialah Singaraja. Sebagai ibu kota Provinsi Sunda Kecil, Singaraja menjadi daerah tujuan bagi para perantau untuk mencari pekerjaan. 5) Periode tahun 1963 (Bencana Meletusnya Gunung Agung). Desa Seraya-Karangasem yang letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi meletusnya Gunung Agung secara langsung juga terkena dampaknya salah satunya yaitu dibidang pertanian dimana banyak lahan pertanian yang rusak akibat abu vulkanik dari letusan Gunung Agung. Sehingga banyak masyarakat di Desa Seraya mencari tempat yang lebih aman, yang jauh dari daerah vulkanik dan mencari daerah baru untuk bertani. Sehingga kemiskinan akibat dari bencana alam yang sambung menyambung tersebut dapat diatasi yaitu dengan melakukan migrasi. Proses Migrasi Orang-orang Seraya – Karangasem di Desa Gerokgak Migrasi orang-orang SerayaKarangasem berhasil sampai ke Desa Gerokgak tidak dapat
dilepaskan dari proses migrasi itu sendiri. Proses migrasi sangat didukung oleh sarana dan prasarana transportasi yang digunakan oleh para migran untuk menuju daerah tujuan migrasi. Akan tetapi migrasi orangorang Seraya-Karangasem sudah dimulai sejak tahun 1918, yaitu sebelum dibangunnya sarana dan prasarana transportasi. Namun pada saat itu sudah banyak orang SerayaKarangasem telah berhasil melakukan migrasi sampai ke Desa Gerokgak. Proses kedatangan orang-orang Seraya-Karangasem ke Desa Gerokgak dilakukan dengan cara berjalan kaki dan belum menggunakan kendaraan dalam bentuk apapun dalam perjalanannya menuju daerah tujuan migrasi yaitu Desa Gerokgak khususnya pada tahun 1918, sedangkan untuk proses migrasi yang terjadi pada tahun 1936 keatas barulah proses migrasi mulai menggunakan alat transportasi berupa anggkutan umum dan alat transportasi tradisional.
Nilai-Nilai Di Balik Peristiwa Migrasi Orang-Orang SerayaKarangasem yang Bisa Diaplikasikan Dalam Pembelajaran Sejarah Peminatan Kelas X di SMA Berbasis Kurikulum 2013. Untuk membantu meningkatkan pemahaman dan penghayatan yang sebenarbenarnya terhadap nilai-nilai kesejarahan serta gairah belajar, peserta didik dapat melakukan
kegiatan langsung di lapangan yaitu di lingkungannya sendiri, untuk mengkaji jejak-jejak kesejarahan dalam rangka mengumpulkan fakta sejarah. Adapun beberapa nilai-nilai dari 18 nilai karakter yang terdapat di balik peristiwa migrasi orangorang Seraya-Karangasem di Desa Gerokgak yaitu 1) Nilai Religius yang terlihat pada semua orang-orang asli Seraya yang bermigrasi di Desa Gerokgak membawa tradisi-tradisi dan kebudayaan mereka ke Desa Gerokgak, beberapa diantara adalah tradisi Ngurek / Ngunying, Gebug Ende, dan dialek khas Seraya yang masih mereka gunakan, 2) Nilai Toleransi yang terlihat pada kehidupan bermasyarakat di Desa Gerokgak , dimana antara masyarakat Gerokgak dengan orang-orang Seraya-Karangasem terjalin hubungan yang harmonis meskipun mereka bukan berasal dari daerah yang sama, 3) Nilai Kerja Keras terlihat dari adanya keputusan untuk melakukan migrasi ke luar wilayah Karangasem khususnya Desa Seraya untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Hal tersebut membuktikan bahwa orangorang Seraya-Karangasem mau berusaha dan bekerja keras dengan cara mencari pekerjaan di luar daerah untuk dapat mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga dan berusaha untuk keluar dari kemiskinan yang mereka alami akibat kondisi alam yang tidak mendukung di Desa Seraya, 4) Nilai Kreatif terlihat dari adanya usaha untuk mencari jalan keluar dari masalah ekonomi yang mereka hadapi ketika tinggal di Desa Seraya. Selain itu orang-orang Seraya juga memutuskan untuk
melakukan migrasi atas dasar inisiatif / keinginan sendiri tanpa ada paksaan dan program dari pemerintah untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi, 5) Nilai Bersahabat / Komunikatif terlihat pada pola kehidupan social bermasyarakat yang dilakukan oleh orang-orang Seraya-Karangasem, dimana antara masyarakat Gerokgak dengan orang-orang Seraya-Karangasem terjalin hubungan yang harmonis meskipun mereka bukan berasal dari daerah yang sama, 6) Nilai Cinta Damai terdapat pada kisah migrasi orangorang Seraya-Karangasem di Desa Gerokgak terlihat dari amannya Desa Gerokgak dari konflik-konflik atau pertikaian yang disebabkan oleh perbedaan pandangan antar kelompok, ras, suku, etnik, agama, bahasa, satus social dan lain sebagainya, 7) Nilai Tanggung Jawab terlihat peristiwa migrasi orang Seraya-Karangasem di Desa Gerokgak, ini terbukti saat adanya piodalan / rahinan maupun hajatan keluarga di tempat asal mereka yaitu Desa Seraya, jika tidak ada halangan orang-orang Serya selalu meluangkan waktu untuk hadir menghaturkan bakti kepada Tuhan dan para leluhurnya di Seraya.
Kisah Migrasi Orang-Orang Seraya-Karangasem di Desa Gerokgak Serta Nilai-Nilai yang Bisa di Masukkan ke Dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Sebagaimana Tercermin Dalam RPP migrasi
Nilai-nilai dalam kisah orang-orang Seraya Ke
Desa Gerokgak dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah di SMA berdasarkan Kurikulum 2013 dan nilai-nilai tersebut, dapat dikaitkan pada ranah pembelajaran kognitif dan afektif. Ranah kognitif merupakan ranah pembelajaran yang mencakup kegiatan berfikir peserta didik yang berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi tentang materi Penelitian Sejarah sesuai dengan Kompetensi Inti 1.3 yaitu Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Materi yang berkaitan dengan penelitian sejarah nantinya akan mengangkat tentang proses migrasi orang-orang Seraya ke Desa Gerokgak. Nantinya siswa dapat diarahkan untuk membuat membuat laporan hasil penelitian sejarah asal usul migrasi orang-orang SerayaKarangasem di tempat tinggal mereka (Desa Gerokgak).
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Latar belakang sejarah maupun proses migrasi orang-orang Seraya-Karangasem di Desa Gerokgak yaitu karena masalah kesulitan ekonomi, migrasi orangorang Seraya juga disebabkan oleh
bencana alam yang terjadi di Seraya yaitu “genjong” gempa bumi dasyat yang diperkirakan terjadi sekitar tahun 1920-an, dan adanya latar belakang sejarah ketika keturunan Raja Karangasem berkuasa di Buleleng yang mengakibatkan terjadinya migrasi orang-orang Seraya-Karangasem ke luar wilayah Karangasem. Bencana alam lainnya yang terjadi di Karangasem seperti peristiwa meletusnya Gunung Agung yang terjadi pada tahun 1963 juga merupakan salah satu penyebab orang Seraya-Karangasem melakukan migrasi untuk mencari wilayah yang lebih aman. Migrasi orang-orang Seraya-Karangasem didasari oleh keinginan sendiri secara suka rela tanpa ada campur tangan program pemerintah, selain itu juga karena didasari oleh ajakan kerabat dan sanak keluarga yang sudah lebih dulu melakukan migrasi dan sudah berhasil di Desa Gerokgak. Desa Gerokgak dipilih sebagai daerah tujuan migrasi oleh orang-orang Seraya - Karangasem yaitu karena terdapat beberapa alasan seperti : Wilayah Desa Gerokgak yang masih jarang penduduknya, Desa Gerokgak tidak dihuni oleh masyarakat Bali Aga sehingga aman untuk mencari lahan tempat tinggal dan lahan pertanian, Desa Gerokgak secara geografis lebih aman karena tidak terletak di sekitar gunung berapi dan banyak terdapat lapangan pekerjaan dibidang pertanian khususnya sebagai buruh pembuat kopra dan adeng atau arang dari batok kelapa karena daerah Gerokgak ini merupakan daerah penghasil kelapa. Nilai-nilai yang terdapat di balik peristiwa migrasi orang-orang Seraya-Karangasem yang bisa di aplikasikan dalam pembelajaran sejarah di SMA kelas X berbasis kurikulum 2013 yaitu 1) bentuk nilai religius yang terdapat pada migrasi orang-orang Seraya-Karangasem di
Desa Gerokgak yaitu semua orangorang asli Seraya yang bermigrasi di Desa Gerokgak membawa tradisitradisi dan kebudayaan mereka ke Desa Gerokgak, beberapa diantara adalah tradisi Ngurek / Ngunying, Gebug Ende, dan dialek khas Seraya yang masih mereka gunakan. Selain itu bentuk ketaatan orang-orang Seraya-Karangasem terhadap agama / kepercayaannya terlihat saat adanya piodalan / rahinan maupun hajatan keluarga di tempat asal mereka yaitu Desa Seraya, jika tidak ada halangan orang-orang Seraya selalu meluangkan waktu untuk hadir menghaturkan bakti kepada Tuhan dan para leluhurnya di Seraya. 2) bentuk nilai toleransi yang terdapat pada migrasi orang-orang SerayaKarangasem di Desa Gerokgak adalah terlihat pada kehidupan bermasyarakat di Desa Gerokgak , dimana antara masyarakat Gerokgak dengan orang-orang Seraya-Karangasem terjalin hubungan yang harmonis meskipun mereka bukan berasal dari daerah yang sama. 3) Bentuk nilai kerja keras yang terdapat pada migrasi orang-orang Seraya-Karangasem di Desa Gerokgak yaitu berbukti dengan adanya keputusan untuk melakukan migrasi ke luar wilayah Karangasem khususnya Desa Seraya untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Hal tersebut membuktikan bahwa orang-orang Seraya-Karangasem mau berusaha dan bekerja keras dengan cara mencari pekerjaan di luar daerah untuk dapat mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga dan berusaha untuk keluar dari kemiskinan. 4) Nilai kreatif terlihat pada adanya usaha untuk mencari jalan keluar dari masalah ekonomi yang mereka hadapi ketika tinggal di Desa Seraya. Selain itu orang-orang Seraya juga memutuskan untuk melakukan migrasi atas dasar inisiatif / keinginan sendiri tanpa ada
paksaan dan program dari pemerintah untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Berdassarkan hal tersebut membuktikan bahwa orang-orang Seraya memiliki sikap kreatif dalam mengatasi masalah dalam kehidupannya. 5) bentuk sikap bersahabat / komunikatif orangorang Seraya-Karangasem di Desa Gerokgak yaitu ikut berperan aktif dalam kegiatan di Desa adat maupun Desa dinas serta ikut serta dalam kegiatan menyama braya di lingkungan Desa Gerokgak. 6) migran orang-orang SerayaKarangasem memiliki sikap cinta damai. Untuk menghindari konflik mereka lebih memilih membuka lahan-lahan baru di daerah yang sepi seperti Desa Gerokgak. 7) tanggung jawab kepada diri sendiri dan sesama masyarakat juga tercermin dari peran aktif dalam kegiatan di Desa adat maupun Desa dinas serta ikut serta dalam kegiatan menyama braya di lingkungan Desa Gerokgak sebagai bentuk pelaksanaan kewajiban sebagai warga Desa adat, orang-orang Seraya-Karangasem juga mau berusaha dan bekerja keras dengan cara mencari pekerjaan di luar daerah untuk dapat mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga dan berusaha untuk keluar dari kemiskinan yang mereka alami akibat kondisi alam yang tidak mendukung di Desa Seraya dan akhirnya berkat kerja keras banyak orang-orang Seraya-Karangasem yang sukses setelah melakukan migrasi ke Desa Gerokgak. dalam penanaman nilai karakter kepada siswa tidak hanya dapat ditanamkan saat proses belajar mengajar di ruangan kelas, tetapi dengan dengan melibatkan siswa secara langsung dalam proses mencari, menelusuri, mengamati, menyeleksi serta mengkaji nilai-nilai kehidupan dari masa lalu dari jejak-jejak kesejarahan yang masih ada sampai
sekarang seperti halnya dengan kisah migrasi orang-orang SerayaKarangasem di Desa Gerokgak Buleleng-Bali. Oleh sebab itu, kisah ini sangat baik digunakan sebagai sumber belajar sejarah. Saran Bagi Masyarakat diharapkan dapat mengetahui dan memahami arti penting kisah migrasi orangorang Seraya-Karangasem, yang nantinya akan dapat dijadikan sebagai suatu pedoman di dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dikemudian hari tidak menimbulkan konflik di tengah-tengah masyarakat yang majemuk. Bagi Guru diharapkan dapat memanfaatkan sumber belajar yang bervariasi tidak hanya bersumber dari buku tapi juga memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekitar lingkungan siswa dan guru juga diharapkan dapat menanamkan nilainilai dalam pembelajaran untuk membentuk karakter siswa yang lebih baik. Sedangkan bagi Generasi Muda diharapkan agar bisa memupuk rasa peka terhadap orang-orang di sekitarnya, memiliki rasa toleransi terhadap orang-orang sekitar yang berbeda daerah asal-usulnya, sehingga kehidupan di dalam masyarakat suasana yang rukun dan damai dapat tetap terjaga
UCAPAN TERIMAKASIH Terselesaikannya artikel ini tidak terlepas dari kontribusi dan bantuan berbagai pihak yang telah memberikan motivasi, arahan dan bimbingannya dalam menyusun artikel ini. Untuk itu dalam kesempatan yang berbaagia ini, penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada Beliau: (1) Bapak Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A., selaku dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan
pengarahan serta dukungan moril kepada penulis dalam dari perencanaan, pelaksanaan penelitian sampai pada penyusunan artiel ini; (2) Dra. Desak Made Oka Purnawati, M.Hum., selaku dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan serta dukungan moril dan materiil kepada penulis dalam pelaksanaan penelitian sampai pada penyusunan artikel ini; (3) Bapak Dr. I Ketut Margi,M.Si., selaku Penguji & Pembimbing III dalam penelitian ini yang telah banyak memberikan masukan dan saran yang membangun kepada penulis selama pelaksanaan penelitian sampai pada penyusunan artikel ini. Serta kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Hanya ucapan terimakasih dan doa yang bisa penulis ucapkan, semoga semua amal kebaikan dan pengorbanan mendapatkan imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Daftar Rujukan Ardika, dkk.2015. Sejarah Bali Dari PrasejarahHingga Modern.Udayana University Press : Denpasar. Pageh, I Made. 2010. METODOLOGI SEJARAH Dalam Perspektif Pendidikan. Singaraja: FakultasIlmuSosialUniversitas PendidikanGaneshaSingaraja. Permatasari, Indira. Dkk. Bencara yang memukul Bali. Tersedia pada
http://regional.kompas.com/rea d/2012/01/01/15005266/Benca na.yang.Memukul.Bali Widja, I G. 1988. Pengantar Ilmu Sejarah (Sejarah Dalam Perspektif Pendidikan). Semarang :SatyaWacana Wirawan, A.A. Bagus. Renspons Lokal Terhadap Revolusi Indonesia Di Sunda Kecil, 1945-1950. Tersedia pada http://jurnal.ugm.ac.id/jurnalhumaniora/article/download/91 9/766.html (diakses pada tanggal 11 Agustus 2015) Wirosuhadjo, Kartomo.1981.DasarDasar Demografi. Fakultas ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta.