ARTIKEL Judul TRADISI MAKANDAL DALAM UPACARA PERNIKAHAN DI DESA PAKRAMAN SONGAN,KINTAMANI,BANGLI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA
Oleh : Ni Nengah Sariasih, Nim 1214021006
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2016
TRADISI MAKANDAL DALAM UPACARA PERNIKAHAN DI DESA PAKRAMAN SONGAN,KINTAMANI,BANGLI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA Oleh: Ni Nengah Sariasih*, Prof Dr. Nengah Bawa Atmadja, MA.**, Dr Tuty Maryati, M.Pd.*** Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected].
[email protected].
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan (1) Mendeskripsikan latar belakang Tradisi Makandal tetap dipertahankan. (2) Mendeskripsikan tata cara pelaksanaan Tradisi Makandal. (3) Mendeskripsikan nilainilai dari Tradisi Makandal yang dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah di SMA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap; (1) teknik penentuan lokasi penelitian penelitian ini dilakukan di Desa Pakraman Songan, Kintamani, (2) pendekatan penelitian ini mengunakan metode deskriftp kualitatif, (3) teknik penentuan informan, (4) teknik pengumpulan data ini menggunakan tehnik wawancara,observasi dan studi dokumen, (5) teknik validitas atau teknik keabsahan data menggunakan tri angulasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, pemertahanan Tradisi Makandal di latar belakangi karena adanya suatu kepercayaan dan keyakinan yang telah mengakar di masyarakat, di samping adanya alasan membersihkan pengantin dari cuntaka,melegitimasi keanggotaan pada desa pakraman,mengumumkan peresmian pasangana pengantin, mempertunjukan status ekonomi social, memperkuat solidaritas keluarga laki-laki dan perempuan, memperkuat posisi kubayan, memperkuat posisi pemangku,memperkuat struktur desa adat dan desa dinas, memperkuat tradisi agama hindu. Tata cara pelaksanaan tradisi Makandal diantaranya: persiapan dan pelaksanaan upacara (tempat, waktu, perlengkapan, pemimpin dan peserta upacara). Nilai-nilai yang terdapat pada tradisi Makandal diantaranya: nilai religious, nilai ekonomi, nilai estetis, nilai social dan nilai politik dan nilai teoritis. Kata Kunci: Tradisi, Makandal, nilai tradisi.
Abstract This research aims (1) to describe the background of Makandal Tradition that still retained. (2) to describing the procedures of Makandal tradition. (3) to describing the values of Makandal Tradition that used as a source of history teaching in high school. This study used a qualitative method by stages; (1) location determination techniques of research, (2) the research approach, (3) determination techniques informant, (4) techniques of data collection, (5) the validity of the technique or techniques data authenticity. The results of this researched showing that, the background retention of Makandal Tradition in backs because of the people’s credibility and confidence that had been taken root in their community, besides the reason to the grounds bathe the brides from cuntaka, legitimizing the members in Pakraman, announced the inauguration of couple bride, point out their economic status, social, strengthening the solidarity between man and woman’s family, strengthening the position of kubayan, strengthening the position of stakeholders, strengthening the structure of the traditional village and village offices, strengthening the Hindu’s tradition. The procedure for Makandal’s execution traditions include: the preparation and execution of the ceremony (place, time, equipment, leaders and participants of the ceremony).The contained of values in Makandal tradition: religion values, economic values, aesthetic values, social values and political values. Keywords: Tradition, Makandal, the values of tradition. Penulis **Pembimbing I ***Pembimbing I
PENDAHULUAN
perkawinan
Masyarakat/suku merupakan
salah
peraturan
Bali
satu
di
kepulauan
yang
Nusantara,
dengan Tradisi Makandal di dalam upacara pernikahan yang berada di
istiadat yang berbeda-beda pula
Desa
Tradisi
manusia
yang
Desa
)
melangsungkan
dari nenek moyang yang masih
Perkawinan
apabila
sudah
tradisi
tersebut.
Keunikan lain dari Tradisi Mekandal
tetap dipertahankan. Tradisi-tradisi
adalah mempelai pria dan wanita
dalam budaya Bali yang diwarisi berpangkal
Bangli.
pengayah Desa dan masuk ke pura
dilaksanakan secara turun-temurun
ini,
Kecamatan
dianggap sah secara adat (menjadi
telah
berproses dalam waktu lama dan
dewasa
Songan,
Kintamani,
merupakan gambaran sikap dan perilaku
diselesaikan
dharma. Namun berbeda halnya
mayoritas
1993:92)
bisa
artha dan kama yang berdasarkan
beragama Hindu dan memiliki adat
(Widja,
harus
dengan tuntas yaitu mewujudkan
sistem social budayanya. Suku Bali umumnya
perundang-undangan
adat Bali ada dua tujuan hidup
dimana suku ini terikat kepada
pada
menurut
yang berlaku. Dalam perkawinan
dari
beraneka ragam suku bangsa yang ada
dicatat
diiringi oleh kedua keluarga belah
pada
pihak
budaya asli Indonesia khusunya
dengan
berbagai
jenis
banten, dan mempelai pria dan
Bali. (Dharmayuda Suasthawa :
wanita menggunakan pakaian adat
2007,11). Salah satunya dalam
Bali (busana agung). Selain itu
upacara perkawinan.
keunikan lain dari tradisi ini adalah undang-
banten “sampian mebaung” harus
undang Republik Indonesia nomor
dibawa oleh truna (dari keluarga
1 tahun 1974 tentang perkawinan.
mempelai).
Berdasarkan
Berdasarkan
pasal
1:
(1).
Salah
Perkawinan adalah sah, apabila
agama
kepercayaannya.
(2)
upaya
yang
dapat dilakukan untuk melestarikan
dilakukan menurut hukum masingmasing
satu
tradisi Makandal ini adalah dengan
dan
memasukan
tiap-tiap 1
tradisi
Makandal
sebagai
sumber
sejarah
di
Makandal
pembelajaran
sekolah
khususnya
kedalam pembelajaran
sejarah.
sumber pembelajaran sejarah di
Berdasar
pada
latar
SMA yaitu SMAN 1 Kintamani. Hal
belakang permasalahan terdapat
ini
dalam
tiga permasalahan yang dikaji pada
SMA
penelitian ini diantaranya yaitu: 1)
masih belum mengenalkan materi
Mengapa Desa Pakraman Songan
tentang tradisi- tradisi lokal dalam
Melaksanakan Tradisi Makandal?.
materi pembelajaran. Yang mana
2)
dalam buku sejarah SMA kelas X
Tradisi
(Sejarah
Songan,Kintamani,Bangli
dikarenakan
pembelajaran
sejarah
di
Kajian
Masyarakat)
Kehidupan
dalam
materinya
masih
Bagaimana
tata
Makandal
cara di
ritual liDesa ?.
3)
kajian
Nilai-nilai apakah yang terdapat
belum
dalam Tradisi Makandal yang bisa
menyelipkan tentang tradisi lokal
dimanfaatkan
dalam isi materinya yang dapat
pembelajaran Sejarah di SMA?.
memberikan
kontribusi
pembelajaran
terhadap
digunakan
sebagai landasan dalam penelitian
mata
ini adalah 1) pemertahanan tradisi
pelajaran sejarah di SMA kelas X
yang terdiri dari pengertian tradisi,
yakni KD : Mendeskripsikan tradisi
latar belakang munculnya tradisi. 2)
sejarah
masyarakat
sistem ritual yang terdiri dari sistem
Indonesia masa Praaksara dan
keyakinan, sistem ritual/upacara,
aksara. Materi pokok yang dapat
peralatan ritual, tempat dan waktu
dikaitkan terhadap tradisi Makandal
upacara, dan peserta upacara.3)
yaitu tradisi masyarakat masa pra
Sejarah lokal 4) sumber belajar
sejarah (silabus
sejarah, yaitu dengan menjadikan
pada
Hal
yang
sumber
ini
didukung
sejarah).
Teori
pada
silabus
dalam
mata pelajaran
sejarah di SMA kelas X, kurikulum
tradisi
KTSP).
pengayaan
tersebut,
Sejalan dengan hal penulis
mengkaji
dan
masalah
tentang
mengakar Songam
tertarik
untuk
Makandal
sebagai
materi
dalam
pembelajaran sejarah.
menganalisis
Tujuan penelitian ini adalah
tradisi
yang
1) mendeskripsikan latar belakang
di
masyarakat
Desa
tradisi
yang
bernama
tradisi
Makandal
Pakraman 2
di
Songan.
Desa 2)
Mendeskripsikan tata cara Ritual
dikembangkan
Tradisi
snowball. Data dalam penyusunan
Maknadal
Pakraman
di
Desa
Songan.
3)
Mendeskripsikan Tradisi
nilai-nilai
Makandal
dimanfaatkan
sebagai
proses
melalui
penelitian
ini
teknik
diperoleh
dari
melalui data skunder dan data
yang
primer. Data skunder diperoleh dari
sumber
pembelajaran Sejarah.
buku-buku,
arsip/dokumen,
sumber-sumber.
Data
primer
diperoleh melalui observasi wilayah METODE
dan diisi wawancara.
Penelitian ini menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
rancangan deskriptif kualitatif yaitu menghasilkan
data
deskriptif
Hasil
pengumpulan
data
berupa kata-kata tertulis atau lisan
dengan wawancara dan observasi
dari orang-orang dan perilaku yang
yang
diamati. Agar lebih mudah dalam
dengan tradisi Makandal di Desa
mengkaji
Pakraman
permasalahan
yang
diteliti, penelitian ini menggunakan
dilaksanakan
Songan
berkaitan
diantaranya,
yaitu:
beberapa metode yang meliputi : Lokasi
Penelitian,penelitian
dilakukan
di
Desa
Songan, kintamani
1. Latar
ini
Pakraman
Belakang
Pemertahanan
Tradisi
Makandal
Pendekatan
Penelitian ini mengunakan metode
1)
deskriftp
teknik
Pemertahanan tradisi Makandal
informan
dalam
dilakukan oleh masyarakat Desa
dipilih
secara
Pakraman Songan karena diyakini
porposive sampling atau sampel
bahwa tradisi bagi suatu daerah
bertujuan.
pada
kualitatif,
Penentuan penelitian
ini
Informan
merupakan
Adanya sistem keyakinan
dasarnya
harus
tetap
penduduk asli desa Songan yang
dijunjung tinggi pelaksanaannya.
mengetahui
Pemertahan
tentang
tradisi
tradisi
disuatu
Makandal yang dilaksanakan di
tempat akan memberikan warna
desa
bagi corak kehidupan masyarakat,
Prosedur secara
Songan,Kintamani,Bangli. pengambilan purposive
sampel
yang tentunya akan membedakan
kemudian
dengan desa maupun daerah lain. 3
Dalam
mempertahankan
Makandal Songan
di
Desa
kuat
ngaturang pekumel
tradisi
Pakraman
dipengaruhi
penyucian diri.
atau upacara
Tradisi Makandal
oleh
ini mengandung suatu tujuan yaitu
beberapa alasan atau faktor-faktor,
agar pasangan suami istri dapat
yaitu adanya sistem keyakinan,
disucikan secara lahir dan bathin
membersihkan
sehingga
pengantin
dari
cuntaka,melegitimasi keanggotaan pada
3)
pakraman,mengumumkan
Melegitimasi Keanggotaan
Pada Desa Pakraman
peresmian pasangana pengantin, mempertunjukan status ekonomi memperkuat
melakukan
persembahyangan ke pura Desa.
desa
social,
bias
Perkawinan
merupakan
solidaritas
sesuatu yang sangat sakral dan
keluarga laki-laki dan perempuan,
merupakan suatu pranata sosial
memperkuat
kubayan,
yang keramat karena terbentuk
posisi
Grhasta Asrama yaitu tempat untuk
posisi
memperkuat pemangku,memperkuat desa
adat
dan
struktur
desa
melaksanakan
dinas,
Dharma
dan
mengusahakan Artha serta kama.
memperkuat tradisi agama hindu.
Sebagai
akibat
dari
ketentuan
pasal 2 ayat (1) UU No. 1 Tahun 2)
Membersihkan
Pengantin
1974 yang menegaskan bahwa
dari Keletehan/Cuntaka Tradisi
suatu
temurun
secara
oleh
masing-masing pula
Desa
adat
hasil studi pendahuluan di Desa kandal (kumel)
4)
Kemudian
dengan
tradisi
jika
sudah
Makandal,
melaksanakan
Mengumumkan
Pasangan Pengantin
mendapat awalan me sehingga menjadi Makandal
dan
tradisi ini.
Songan Tradisi Makandal berasal
yang artinya kotor.
adat
pernikahan dianggap sah secara
Pakraman Songan. Berdasarkan
dari akar kata
sah
agamanya (Pudja,1975:18). Begitu
turun-
krama
adalah
apabila dilakukan menurut hukum
Makandal
merupakan suatu upacara yang dilaksanakan
perkawinan
yang artinya 4
Peresmian
Pengumuman adalah pesan
kelompok dari orang-orang yang
atau informasi yang disampaikan
disatukan
kepada umum. Dalam
perkawinan,
Makandal
upacara
pengumuman
diperlihatkan
Mempertunjukan
peranan-peranan
sosial bagi suami istri, ayah dan
ketika
ibu, putra dan putri, saudara lakilaki
dan
perempuan,
serta
pemelihara kebudayaan bersama.
Status
Demikian halnya dengan upacara
Ekonomi Sosial Sosial
ikatan-ikatan
ini
pelaksanaannya dilangsungkan. 5)
oleh
Makandal dengan adanya upacara ekonomi
ini
adalah
akan
mengakar itu
sendiri
didalam
kedudukan atau posisi seseorang
masyarakat
dalam
dalam kelompok masyarakat `yang
menjaga dan melestarikan upacara
ditentukan
jenis
aktifitas
Makandal ini dan menjadi salah
pendidikan
serta
satu cara untuk menjaga solidaritas
pendapatan. Begitu pula dalam
sosial dalam berkeluarga sehingga
halnya
bisa
oleh
ekonomi,
tradisi
diperlihatkan
Makandal
dalam
yang
Contonhya
Upacara Makandal di desa
seperti
lain
makanan, banten dan busana.
6)
Memperkuat
kebutuhan dengan
untuk orang
didefinisikan
sebagai
ini
sama dengan Prajuru Dinas yaitu Jro Kubayan yang didampingi oleh Jro Keraman dan Prajuru Adat lainnya termasuk Perbekel (Kepala
dan
Desa) dari desa dinas. Kubayan
berinteraksi
lain.
Upakara
Upacara
dipuput oleh Prajuru Adat bersama-
makhluk sosial karena pada diri dorongan
disebut
dilangsungkan di Bale Agung yang
Solidaritas
Manusia dikatakan sebagai
ada
sering
Maperagat.
Keluarga Laki-Laki dan Perempuan
manusia
untuk
7) Memperkuat Posisi Kubayan
mencerminkan
perbedaan status sosial diantara masyarakat.
sama
melaksanakan upacara Mekandal.
prosesi
pelaksanaanya terdapat berbagai perbedaan
bekerja
yang ada didesa Songan di desa
Keluarga
lain
suatu
disebut
Bendesa
adat.
Kubayan yang ada di Desa songan 5
tugasnya adalah mengatur segala
dalam fungsi religiusnya antara
jenis kegiatan yang ada di desa
Prajuru adat dengan Prajuru Dinas
adat, dan wajib diundang oleh
masih
orang-orang yang memiliki setiap
melakukan tugasnya baik yang ada
upacara agama.
hubungannya dengan Ketuhanan,
duduk
bersama
dalam
kemasyarakatan maupun yang ada 8) Memperkuat Posisi Pemangku
hubungannya dengan pelemahan Desa.
Tingkat
upacara
Yajña, Pitra Yajña
Manusa
Upacara
upacara
dan Bhuta
yang
Makandal mesti
ini
harus
dilakukan oleh masyarakat Songan
Yajña selain para pemimpin adat di
yang
atas juga dipimpin oleh Jro-jro yang
perkawinan, dengan hal ini maka
sesuai dengan fungsinya masing-
struktur
masing. Dalam pelaksanaan tradisi
Desa dinas dapat diperkuat.
Makandal
upacara
telah desa
melangsungkan Pakraman
dngan
byasanya
dipinpin dari awal sampai akhir
10 ) Memperkuat Tradisi Agama
dipinpin oleh Jro Mangku, dengan
Hindu
hal ini maka pemangku yang ada di Desa
Songan
dalam
tetap
upacara
Agama adalah kepercayaan
berfungsi
hidup pada ajaran-ajaran suci yang
keagamaan
diwahyukan
termasuk pernikahan.
oleh
Sang
Hyang
Widhi yang kekal abadi (Mudjahid, 1994: 1) Tradisi adalah kebiasan
9)
Memperkuat
Struktur
Desa
nenek
Pakraman dan Desa Dinas
moyang
yang
masih
dijalankan oleh masyarakat saat ini. Tradisi
Desa Adat Songan berada di
Agama
Hindu
banyak
dijumpai di Indonesia khusunya di
2 (dua) wilayah Desa Dinas yaitu
Bali.
Perbekelan
dan
Hindu yang masih dipertahankan
Namun
sampai sekarang adalah Makandal.
Perbekelan
Songan Songan
A B.
Salah satu tradisi agama
peran Perbekel di Desa Songan
Tradisi Makandal
masih sangat erat hubungannya
eksis
dengan Desa Adat Pakraman baik
kalangan generasi muda. Hal ini
dalam fungsi sosialnya maupun
dan
menunjukan 6
bahkan
masih tetap diikuti
betapa
oleh
mereka
memiliki rasa cinta yang tinggi
Kahyangan Tiga (dewa Brahma)
terhadap tradisi lokal karena mau
sebagai pencipta, selain itu para
menghargai
leluhur
desa
Songan
percaya
bahwa
di
desa
Songan
kebudayaan
sendiri
dengan ikut berpartisipasi.
bersemayam Bhatara Setimaan.. 2.Pelaksanaan Upacara
3 )Waktu Upacara
1 )Peserta Upacara Upacara
Pada setiap pelaksanaan upacara
keagamaan
Makandal
dilaksanakan berdasarkan
yang
ini hari
dilaksanakan oleh umat Hindu ada
baik / Dewasa Ayu yang dipilih
tiga
krama
kelompok
yang
harus
desa
yang
akan
dilibatkan yang disebut dengan Tri
melaksanakan upacara Mekandal
manggalaning
tersebut, yang dilaksanakan dari
Yadnya
yaitu
1)
Sang Sadaka, yaitu pendeta yang
pagi
akan memimpin secara ritual suatu
disesuaikan dengan adat setempat
upacara
atau desa kala patra. Pelaksanaan
keagamaan,
2)
Sang
sampai
sore
ini
Widya, yaitu tukang banten yang
upacara
akan
mengatur
dilaksanakan karena masyarakat
3)
Sang
Desa Pakraman Songan percaya
umat
yang
akan
membuat
upakara
atau
Yajamana,
dan sesaji.
yaitu
menyelenggarakan
Makandal
hal
masih tetap
mitos yang ada. Menurut
penuturan masyarakat jika upacara
upacara
ini
keagamaan itu (Wiana, 1996 :13).
tidak
dilaksanakan
akan
membawa masalah bagi keluarga yang belum melaksanakan tradisi
2). Tempat Upacara Dalam hal ini Makandal yang
ada
Makandal tersebut.
upacara
adalah suatu upacara di
Desa
4). Alat- Alat Upacara/Ritual
Pakraman Pelaksanakan suatu ritual,
Songan, upacara ini dilaksanakan karena hal ini
juga memerlukan alat dan sarana
dipercaya oleh masyarakat Desa
yang sesuai dengan jenis upacara
Pakraman Songan bahwa di pura
keagamaan
Desa merupakan salah satu pura
Adapun
di Pura Desa
7
yang
dilakukan.
peralatan/banten
yang
digunakan dalam tradisi Makandal
pasangan oengantin yang sedang
adalah Banten pangresikan yang
melaksanakan ritual makandal.
terdiri
dari
prayascita,
dur
manggala,lis,
panglukatan,
toya
2. Upacara Pejati Piuning di jaba Sisi
anyar, Banten pinunasan, Kuskus pangantin 2 (dua pasang) warna
Upacara
pejati
piuning
hitam (purusa) dan putih (pradana)
dilakasanakan di Jaba Sisi dengan
dan
dipimpin oleh seorang pemangku
90
kuskus
penigasanaan
biasa,
Salaran,
Pejati pajegan
yang nantinya akan
dan banten pejati piuning di jaba
upacara
sisi.
upacara Pejati sebagai
5). Prosesi upacara
kepada
MakandalTujuan
Ida
Wasa.
Iringan Ke Pura Desa
pengahuturan
dari
anggota
mempelai
yang
dibelakang
iring-iringan
banten
sarana
piuning,
ini
upakara
Nunas ida
dibelah
tirta
bhatara,
menjadi
dan
ke
berada
piuning
duadan
diberikan kepada mempelai laki-laki
hal ini bertujuan supaya sang
Pengantin
urutan
Memakan buah sirih dan pinang
teruna adalah kuskus pengantin,
pelaminan.
pejati
wangsuhpada
khusus yang harus dibawa oleh
menyusul
Widhi
Adapun
pejati
banten ke pura desa. Dan banten
cepat
Sanghyang
menghaturkan
dan
perempuan membantu membawa
bujang
pemberitahuan
adalah sebagai berikut: Pemangku
keluarga
laki-laki
dari
piuning adalah
alat
1. Membawa Banten Dengan Iring-
Semua
memuput
perempuan,
Persembahyangan sembah.
kramaning
Secara
keseluruhan
banten ini memiliki fungsi sebagai
dengan busana agung Bali yang
pemberitahuan.
terlihat sangat bagus. Banten ini biasanya dibawa dengan berjalan kak ke pura desa, masyarakatpun antusias
menonton
tradisi
ini,
dengan hal ini secara tidak sengaja
Gambar
masyarakat menjadi tau bahwa ada
Piunung 8
01
:
Upacara
Pejati
Sebelum
masuk kejeroan
pangastawanya,
Melaksanakan
pengantin laki-laki dan perempuan
tradisi
menginjakan
melaksanakan puja panyineban
kakinya
masing-
mekumel,
Pemangku
masing sebanyak tiga kali, karena angka
tiga
diaanggap
sacral.
Pengantin masuk melalui pintu kiri di pura desa (ngeranjing ) dan keluar di pintu kanan (medal ). Tujuanya adalah diharapkan kedua mempelai
betul-betul
sudah
siap untuk
segala
kewajiban
dibebankan
memang
menanggung yang
sebagai
Gambar 02: Upacara bakti pekumel
akan
di jeroan
anggota 4. Pemutus/Penutup
masyarakat desa yang baru. 3.
Upacara
Ngaturang
Upacara
Bakti dan
Upacara selanjutnya yaitu
pengantin
dan disaksikan oleh kepala desa,
keluarga dari
sudah
kedua mempelai,
berikut :
adalah
mempelai
diberikan
membantu
dengan
dan ke
pura
yang
dalam
boleh desa. lainnya
kegiatan
(Ngejot) dalam istilah Bali.
tirta
menghaturkankan sarana upakara pekumel
sudah
akan diberikan kepada krama yang
pangresikanPemangku
bakti
tanpa
Setelah upacara Makandal selesai
pemangku membuat tirta setelah itu kedua
suci
Banten-banten
sebagai
pangresikan
yang
bersembahyang
Adapun proses jalannya upacara pekumel
berdua
melaksanakn upacara makandal ini
serta
maka upacara akan dilaksanakan.
bakti
melakukan
pemangku, hal ini dimaksudkan
Setelah pengantin berada di jeroan
pemangku
laki-laki
persembahyang
ngaturang bakti pekumel di jeroan.
,
atau
pemuputnya yaitu mepelai wanita
Pekumel di Jeroan
kubayan
puncak
puja 9
ini
yajnya
untuk
melakukan
wujud
bakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa
dan
meminta
perlindungan dari-Nya. Jadi dapat di ketahi bahwa tradisi Makandal memiliki
nilai
religius
dalam
pelaksanaannya dan merupakan Gambar 03 : mempelai laki laki dan
bagian utama dari nilai pendidikan .
wanita bersembahyang
(2)
Tradisi Makandal ini sangat
Adapun hal-hal lain yang
menguntungkan bagi para pelaku
harus dilakukan oleh pengantin setelah
upacara
ekonomi salon,penjual banten dan
keagamaanya
makanan, pemenuhan kesxehatan
selesai adalah sbb :Mendapatarkan
. Ekonomi adalah salah satu factor
diri pada penyarikan (sekertaris
pemertahanan
desa adat), Menghaturkan bakti
rupiah. Rangkain upacara ini sudh
(3)
dilaksanakan, maka kubayan akan kepada
Nilai Estetis
tradisi Makandal, seperti dalam hal seni kidung, tata rias gong, maupun
sebagai anggota desa adat, dan
dalam membuat banten.
waib mengemban tugas-tugas yang
(4)
akan dilimpahkan. dan
Nilai Sosial Dalam pelaksanaan tradisi
Makandal
Pemanfaatan
ajaran dalam
Desa
Pakraman
Agama
Hindu,
yaitu
konsep Tri Hita Karana. Dalam
Upacara
ajaran Agama Hindu, yaitu Tri Hita
Makandal (1)
di
Songan, tentu tidak terlepas dari
Sebagai Sumber Belajar Sejarah
1) Nilai-Nilai
Maknadldi
Nilai estetis terdapat dalam
karma
bahwa pengantin ini telah sah
3.Nilai-Nilai
tradisi
Desa Pakraman Songan.
penigasanaan disertai uang 50 ribu
mengumumkan
Nilai Ekonomi
Nilai Religius
Karana ditekankan untuk menjaga
Upacara sacral Makandal
harmonisasi dengan
merupakan suatu upacara manusa 10
antara sang
manusia penciptanya,
manusia dengan sesame manusia
2) Pemanfaatan Sebagai Sumber
serta manusia dengan alam. (5)
Belajar Sejarah
Nilai Politik
Pemanfaatan
Tradisi terkandung
Makandal nilai
tradisi
Makandal sebagai sumber belajar
politik,dimana
khususnya
dalam
pembelajaran
dalam pelaksanaan upacara ini
sejarah di SMA dapat dilaksanakan
melibatkan pemimpin desa adat
dengan penyesuaian kompetensi
dan desa dinas . Dalam peranan
dasar mata pelajaran sejarah SMA.
prajuru desa dalam upacara ini
Tradisi
sangatlah penting,karena prajuru
digunakan
desa adat dan desa dinas sebagai
materi ajar demi mempermudah
saksi dalam upakara ini. Secara
tercapainya tujuan pembelajaran.
tidak langsung peran dari prajuru
Penyisipan
Makandal
sebagai
desa
pengayaan
materi
dapat
dalam
upacara
ini
akan
Makandal
tersebut
sebagai
pengayaan
memperkuat posisi mereka masing-
dilaksanakan
masing.
pengembangan
(6)
disesuaikan dengan KD di silabus
Nilai Teoritis Dalam
tradisi
Makandal
melalui RPP
yang
pada materi dan pokok bahasan
adapun nilai teoritis yang dimiliki
yang sesuai.
adalah bagaimana latar belakang terjadinya tradisi Makandal, tata urutan
pelaksanaan
Makandal religious,
nilai
tradisi
mengetahui
nilai
ekonomi,
nilai
estetika dan nilai politik
SIMPULAN DAN SARAN Berdasakan hasil temuan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan
yang
Makandal yang dilaksanakan oleh
untuk itu diharapkan kedepanya
masyarakat
bagi generasi muda agar tradisi ini dipelajari
sebagai
berikut. 1) Pelaksanaan Tradisi
terdapat dalam tradisi Makandal,
mampu
hal-hal
Desa
Pakraman
Songan berpedoman pada loka
dan
dresta yaitu tradisi yang sudah
dpertahankan
diterima secara turun temurun oleh masyarakat Songan. 11
Desa Tradisi
Pakraman ini
sampai
sekarang masih dipertahan. Tradisi
yang memiliki nilai-nilai dan dapat
Makandal masih bertahan sampai
di
sekarang
pembelajaran
karena
adanya
implementasikan
ke
sejarah.
dalam Adapun
kepercayaan dari para masyarakat
nilai-nilai dalam Tradisi Makandal di
jika tidak dilaksanaka akan terjadi
Desa
suatu bencana yang melanda desa.
dapat diimplementasikan ke dalam
Selain itu, ada faktor lain yang turut
pelajaran Sejarah di antaranya :
mempengaruhi
nilai religious, teoritis, estetis, sosial
keberlangsungan
tradisi Makandal antara lain adanya
Songan
yang
dan nilai politik.
sistem keyakinan, membersihkan pengantin
Pakraman
Sebagai bagian akhir dari
dari
tulisan ini,
cuntaka,melegitimasi keanggotaan
saran
pada
Masyarakat
desa
penulis memberikan
dan
masukan Desa
kepada Pakraman
pakraman,mengumumkan
Songan,
peresmian pasangana pengantin,
masyarakat
umum,
mempertunjukan status ekonomi
pemerintah.
Masyarakat
social,
Pakraman Darmasaba, hendaknya
memperkuat
solidaritas
siswa
dan
dan Desa
keluarga laki-laki dan perempuan,
pelaksanaan
memperkuat
kubayan,
tetap dipertahankan sebagai suatu
posisi
warisan budaya yang juga memiliki
posisi
memperkuat pemangku,memperkuat desa
adat
dan
Tradisi
guru,
Makandal
struktur
nilai-nilai
karakter
yang
dinas,
dijadikan
sumber
berpijak
desa
dapat dan
memperkuat tradisi agama hindu.
bertindak yang positif. Siswa dan
2)
memiliki
guru,
Tradisi
Makandal
agar
tradisi
beberapa
tata
upacara
diharapkan
sebagaimana
layaknya
upacara
sebagai sumber belajar di luar
pelaksanaan
sekolah sehingga pemahaman dan
lainnya.
Tahap
upacara Makandal yaitu: (1) Tahap
hasil
Persiapan; (2)
berkaitan
ngaturang pejati
dapat
Ngerebeg
belajar
dipergunakan
siswa
khususnya
dengan
sejarah
piuning di jaba sisi (3) ngaturang
kebudayaan
bakti
dan
karakter dapat ditingkatkan, dan
Makandal
khusus untuk guru agar dapat
pekumel
penutup.
3)
di
jeroan
Tradisi
merupakan salah satu budaya lokal
memanfaatkan 12
dan
sarana
pendidikan
teknologi
yang
ada,
strategi
guna
mewujudkan
pembelajaran
Masyarakat dapat
umum,
penelitian
sampai
pada
inovatif.
penyusunan artiel ini; (2) Ibuk Dr.
diharapkan
Tuty Maryati,M.Pd selaku dosen
memfungsikan
Tradisi
Pembimbing II yang telah banyak
Makandal sebagai sumber belajar
memberikan
umum secara positif dan mampu
pengarahan, dan masukan serta
melestarikan hasil budaya leluhur.
dukungan moril dan materiil kepada
Pemerintah
penulis
yang
diharapkan
ikut
terkait,
serta
menjaga
bimbingan,
dalam
penelitian
pelaksanaan
sampai
pada
eksistensi Tradisi Makandal melaui
penyusunan artikel ini; (3) Dr. I
kebijakan-kebijakan
Wayan
menjaga
dan
Tradisi
yang
bisa
mempertahankan
Makandal
Mudana,
M.Si
selaku
Penguji & Pembimbing III dalam
karena
penelitian ini yang telah banyak
merupakan bagian dari warisan
memberikan masukan dan saran
leluhur yang perlu
yang membangun kepada penulis selama
UCAPAN TERIMAKASIH
ini. Serta kepada semua pihak
tidak terlepas dari kontribusi dan
yang
bantuan berbagai pihak yang telah
artikel
ini.
Untuk
satu. Hanya ucapan terimakasih dan
penulis mengucapkan terimakasih setulus-tulusnya
kepada
Beliau: (1) bapak Prof Dr. Nengah
penulis
perencanaan,
dalam
ucapkan,
semoga
kebaikan
dan
bisa semua
penulis amal
pengorbanan imbalan
yang
Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
dan
pengarahan serta dukungan moril kepada
yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha
Pembimbing I yang telah banyak bimbingan
doa
mendapatkan
Bawa Atmadja, MA selaku dosen
memberikan
dalam
dapat penulis sebutkan satu per
dalam
kesempatan yang berbahagia ini,
yang
berkontribusi
maupun tidak langsung yang tidak
menyusun itu
telah
penelitian ini baik secara langsung
memberikan motivasi, arahan dan dalam
penelitian
sampai pada penyusunan artikel
Terselesaikannya artikel ini
bimbingannya
pelaksanaan
dari
pelaksanaan 13
DAFTAR PUSTAKA Dharmayuda,
Menutut I
Suasthawwa.2002.Pe
Wiana,
Desa
Pakraman
Hindu.
Jakarta : Mayasar
Made
ranan
Hukum
K.
2002.
Memelihara
Tradisi Weda. Denpasar:
dakam
BP
Menyelesaikan Kasus Widja . I Gede 1993. Pelestariann
Adat. Denpasar : Biro Hukum
dan
Budaya.Denpasar
HAM
Makna dan Implikasinya
Setda Provinsi Bali
dalam Pudja.
Gde.
1973.
Tentang
:
Pengantar
Proses
Regenerasi. Denpasar :
Perkawinan
PT Upada Sastra.
14