Arsip Nasional Republik Indonesia
LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi telah saya setujui.
Disetujui di Jakarta Pada tanggal
September 2011
DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,
MUSTARI IRAWAN
Arsip Nasional Republik Indonesia
PROSEDUR TETAP NOMOR 12 TAHUN 2011
TENTANG PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
BAB I PENDAHULUAN
A. Umum Arsip merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan terutama terhadap informasi yang terkandung di dalamnya sehingga dapat didayagunakan untuk berbagai kepentingan baik pemerintah maupun masyarakat. Di dalam arsip akan tercermin dinamika kegiatan pemerintah dan pembangunan serta kehidupan berbangsa dan bernegara secara nyata, lengkap dan benar. Seiring dengan bertambahnya waktu, semua jenis arsip akan mengalami kerusakan
selama dalam penyimpanan tidak terkecuali arsip statis yang
tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Kerusakan yang terjadi pada fisik arsip statis akan berbeda-beda tergantung dari jenis arsip, kondisi arsip sebelumnya dan kondisi lingkungan tempat penyimpanan arsip dengan faktor-faktor perusak yang mempercepat kerusakan arsip. Agar fisik arsip statis serta informasi yang melekat pada fisik arsip tersebut tidak mudah rusak atau hilang karena berbagai macam faktor perusak maka harus diupayakan perawatan arsip statis. Perawatan arsip statis diantaranya dilakukan melalui kegiatan restorasi terhadap kondisi fisik arsip statis yang mengalami kerusakan. Sedangkan untuk kepentingan penyelamatan arsip statis dilakukan dengan membuat duplikat arsip statis dan/atau mengalihbentukan arsip statis ke dalam bentuk media yang lain atau disebut reproduksi. Mengingat jumlah khasanah arsip statis yang tersimpan di ANRI begitu banyak, maka tidak mungkin untuk melakukan restorasi maupun reproduksi untuk semua khasanah yang tersimpan tetapi dilakukan berdasarkan prioritas. Salah satu prioritas yang diberlakukan adalah berdasarkan tingkat kerusakan arsip, karena keterlambatan penanganan kerusakan arsip statis akan memperparah kerusakan fisik arsip sehingga kemungkinan tidak bisa diselamatkan.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-2Secara umum, berdasarkan media penyusunnya arsip dibagi dua yaitu arsip kertas yang disebut arsip konvensional, dan arsip non kertas atau yang disebut arsip media baru. Arsip media baru lebih rentan terhadap kerusakan daripada arsip kertas. Akibat dari proses dekomposisi dan deteriorasi yang diakibatkan baik oleh bahan penyusunnya itu sendiri maupun karena berbagai kondisi penyimpanan yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan pada arsip statis. Jenis kerusakan pada arsip konvensional ditandai dengan perubahan warna kertas menjadi kecoklatan, rapuh, dimakan serangga dan lain sebagainya. Dan yang terjadi pada arsip media baru seperti kerusakan pada arsip film biasanya ditandai dengan pengerasan pada gulungan film, bau asam akibat vinegar syndrome atau keluarnya lapisan endapan putih perak (silvering out) pada film yang berbahaya baik bagi arsip film itu sendiri maupun bagi pengelola atau petugas arsip. Dalam rangka penyelamatan dan pelestarian arsip statis yang tersimpan di ANRI, dan untuk mengetahui tingkat kerusakan arsip statis sehingga diketahui penyebab kerusakan dan tindakannya untuk segera direstorasi atau direproduksi agar preservasi arsip dapat berjalan optimal, maka perlu dilakukan pengujian arsip dengan cara mengidentifikasi fisik arsip berdasarkan parameter pengujian yang tidak merusak terhadap fisik arsip statisnya sesuai dengan kaidah kearsipan.
B. Maksud dan Tujuan Penyusunan Prosedur Tetap tentang Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi adalah untuk memberikan petunjuk dan acuan dalam melaksanakan salah satu kegiatan pengujian yang sangat menunjang kelancaran kegiatan preservasi arsip. Tujuannya adalah untuk menjamin arsip yang bernilai permanen tetap terpelihara dimana fisik arsipnya dapat terawat, dan informasinya dapat terselamatkan sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap pengguna arsip, baik sebagai bahan pendukung pelaksanaan fungsi manajemen maupun kegiatan penelitian berbagai ilmu pengetahuan.
C. Ruang Lingkup Prosedur Tetap tentang Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi ini berlaku dan digunakan oleh Unit Subdirektorat (Subdit) Instalasi Laboratorium dan seluruh unit kerja yang terkait di Lingkungan Direktorat Preservasi. Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi yang dimaksud merupakan pengujian arsip konvensional dan media baru yang akan direstorasi dan atau direproduksi karena kondisi fisik arsip mengalami kerusakan sehingga perlu dilestarikan baik fisik maupun informasinya.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-3Materi dari Prosedur Tetap Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi ini meliputi Pengujian Arsip Kertas yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi dan Pengujian Arsip Media Baru yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi.
D. Dasar 1.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071);
2.
Keputusan Presiden Nomor 105 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Arsip Statis (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 143);
3.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintah;
4.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas;
5.
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2010;
6.
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Prosedur Tetap di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia.
E. Pengertian Dalam Prosedur Tetap ini yang dimaksud dengan: 1.
Pengujian adalah kegiatan teknis, terdiri atas penetapan, penentuan satu atau lebih sifat atau karakteristik dari suatu produk, bahan, peralatan, organisma, proses atau jasa, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
2.
Metode adalah proses atau cara keilmuan atau tersistem untuk memperoleh pengetahuan atau mencapai tujuan yang dikehendaki secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
3.
Sampling/pengambilan contoh adalah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan pengambilan sebagian dari populasi. Jika sampling dilakukan dengan metode yang tepat, analisis statistik dari suatu sampel dapat digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan populasi. Metode sampling banyak menggunakan teori probabilitas dan teori statistika.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-44.
Parameter uji adalah ukuran atau patokan dari pengujian atau penelitian yang harus diperkirakan dalam setiap contoh.
5.
Restorasi Arsip adalah suatu tindakan dan prosedur yang dilalui dalam proses merehabilitasi atau memperkuat kondisi fisik arsip/dokumen yang mengalami kerusakan (deteriorate) atau mengalami penurunan kualitas secara fisik.
6.
Reproduksi Arsip adalah suatu penggandaan isi dokumen tapi tidak selalu dalam bentuk dan penampilan yang sama dengan sumber asalnya.
7.
Arsip Konvensional atau arsip kertas adalah arsip yang isi informasinya berupa teks, gambar atau grafik dan terekam dalam media kertas.
8.
Arsip Media Baru adalah arsip yang isi informasi dan bentuk fisiknya direkam dalam media magnetik menggunakan perangkat elektronik. Termasuk kategori arsip media baru adalah: arsip elekronik dan arsip jenis lain yang tidak berbasis kertas.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-5BAB II PROSEDUR PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
Prosedur Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut: 1.
a.
Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Instalasi Laboratorium melakukan koordinasi kerja tentang pelaksanaan kegiatan pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi dengan Kasubdit Penyimpanan Arsip Konvensional dan Kasubdit Penyimpanan Arsip Media Baru.
b.
Kasubdit Instalasi Laboratorium menerima daftar arsip untuk pelaksanaan pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi dan menganalisis bahan-bahan dan datadata arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi.
2.
Kasubdit Instalasi Laboratorium menginstruksikan analis laboratorium, pejabat fungsional arsiparis dan peneliti untuk pelaksanaan pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi.
3.
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti menerima daftar arsip dan mencatat kebutuhan untuk pelaksanaan pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi.
4.
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti melakukan sampling dan mengidentifikasi arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi sesuai dengan metode dan parameter yang telah ditentukan.
5.
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti melakukan pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi dengan menggunakan metode: a.
Pengujian Arsip Kertas yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi yang terdiri atas 6 (enam) parameter cara uji yaitu: 1) Cara Uji Identifikasi Kerusakan Arsip Kertas, 2) Cara Uji Ketebalan Arsip Kertas, 3) Cara Uji Ukuran dan Gramatur Arsip Kertas dalam Bentuk Lembaran, 4) Cara Uji Ukuran dan Berat Arsip Kertas dalam Bentuk Bundel/Jilidan, 5) Cara Uji pH Permukaan Arsip Kertas, 6) Cara Uji Iron Gall Ink pada Arsip Kertas.
b.
Pengujian Arsip Media Baru yang Perlu Direstorasi dan Direproduksi dengan parameter Cara Uji Kondisi Keasaman Pada Arsip Film dan Mikrofilm.
6.
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti mencatat hasil pengujian sementara yang dituangkan dalam formulir hasil pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-67.
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti mencatat kembali hasil pengujian dalam logbook hasil pengujian dan mengolah data-data hasil pengujian.
8.
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti membuat laporan hasil pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi dan menyerahkan kepada Kasubdit Instalasi Laboratorium untuk dikoreksi.
9.
Kasubdit Instalasi Laboratorium mengoreksi laporan hasil pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi.
10. Kasubdit Instalasi Laboratorium menyampaikan hasil pengujian kepada Kasubdit Penyimpanan Arsip Konvensional dan Kasubdit Penyimpanan Arsip Media Baru. 11. Kasubdit Instalasi Laoratorium melaporkan hasil kegiatan pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi kepada Direktur Preservasi.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-7BAB III PENUTUP
Prosedur Tetap tentang Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi ini dapat menjadi petunjuk dan acuan dalam melaksanakan pengujian laboratorium yang sangat menunjang kelancaran kegiatan preservasi arsip untuk menjamin arsip yang bernilai permanen tetap terpelihara dimana fisik arsipnya dapat terawat, dan informasinya dapat terselamatkan sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap pengguna arsip baik sebagai bahan pendukung pelaksanaan fungsi manajemen maupun kegiatan penelitian berbagai ilmu pengetahuan. Prosedur Tetap tentang Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal
September 2011
DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,
MUSTARI IRAWAN
Arsip Nasional Republik Indonesia
LAMPIRAN PROSEDUR TETAP NOMOR 12 TAHUN 2011
TENTANG PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-1-
DAFTAR LAMPIRAN PROSEDUR TETAP TENTANG PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
LAMPIRAN 1
DIAGRAM ALIR PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
LAMPIRAN 2
BAGAN
PENGUJIAN
ARSIP
YANG
PERLU
DIRESTORASI
ATAU
DIRESTORASI
ATAU
DIREPRODUKSI LAMPIRAN 3
TABEL
STANDAR
ARSIP
YANG
PERLU
DIREPRODUKSI LAMPIRAN 4
CONTOH FORMULIR
PENGUJIAN ARSIP KERTAS YANG PERLU
DIRESTORASI DAN DIREPRODUKSI LAMPIRAN 5
CARA UJI IDENTIFIKASI KERUSAKAN ARSIP KERTAS
LAMPIRAN 6
CARA UJI KETEBALAN ARSIP KERTAS
LAMPIRAN 7
CARA UJI UKURAN DAN GRAMATUR ARSIP KERTAS DALAM BENTUK LEMBARAN
LAMPIRAN 8
CARA UJI UKURAN DAN BERAT ARSIP KERTAS DALAM BENTUK BUNDEL/JILIDAN
LAMPIRAN 9
CARA UJI PH PERMUKAAN ARSIP KERTAS
LAMPIRAN 10
CARA UJI IRON GALL INK PADA ARSIP KERTAS
LAMPIRAN 11
CONTOH FORMULIR
PENGUJIAN ARSIP MEDIA BARU YANG PERLU
DIRESTORASI DAN DIREPRODUKSI LAMPIRAN 12
CARA UJI KONDISI KEASAMAN PADA ARSIP FILM DAN MIKROFILM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-2Lampiran 1 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
DIAGRAM ALIR PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI Unit Penyelesaian
No
Tahap Kegiatan
1
a. Melakukan koordinasi kerja tentang pelaksanaan kegiatan pengujian arsip yang akan direstorasi atau direproduksi b. Menerima daftar arsip untuk pelaksanaan kegiatan pengujian dan menganalisis bahanbahan
2
Menginstruksikan untuk pelaksanaan kegiatan pengujian
3
Menerima daftar arsip dan mencatat kebutuhan untuk pelaksanaan pengujian
4
Melakukan sampling dan mengidentifikasi arsip dengan metode dan parameter yang telah ditentukan
5
Melakukan pengujian dengan menggunakan metode dan parameter yang telah ditentukan
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti
Kasubdit Instalasi Laboratorium
Kasubdit Penyimpanan Arsip Konvnsional/ Media Baru
Direktur Preservasi
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-3Unit Penyelesaian
No
Tahap Kegiatan
6
Mencatat hasil pengujian sementara yang dituangkan dalam formulir pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi
7
Mencatat kembali hasil pengujian dalam logbook hasil pengujian dan mengolah data-data hasil pengujian
8
Membuat dan menyerahkan laporan hasil pengujian untuk dikoreksi
9
Mengoreksi laporan hasil pengujian
10
Menyampaikan hasil pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi
11
Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pengujian arsip
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti
Kasubdit Instalasi Laboratorium
Kasubdit Penyimpanan Arsip Konvnsional/ Media Baru
Direktur Preservasi
Norma Waktu: 1. Pengujian arsip konvensional yang perlu direstorasi atau direproduksi membutuhkan waktu 90 menit untuk setiap satu sampel arsip. Pelaksanaan seluruh kegiatan diselesaikan maksimal 20 hari kerja. 2. Pengujian arsip media baru yang perlu direstorasi atau direproduksi membutuhkan waktu 60 menit untuk setiap satu sampel arsip. Pelaksanaan seluruh kegiatan diselesaikan maksimal 20 hari kerja. DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,
MUSTARI IRAWAN
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-4Lampiran 2 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
BAGAN PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
Persiapan
Pelaksanaan
Pelaporan
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-5Lampiran 3 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
TABEL STANDAR ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
No 1
Jenis Bahan / Objek Uji Arsip Konvensional Arsip kertas Arsip peta atau kartografik
Parameter Uji
Standar
Referensi
Identifikasi kerusakan
- Ringan : tidak ada informasi arsip yang rusak atau hilang. - Sedang : kerusakan berpotensi menyebabkan hilangnya informasi arsip - Berat : kerusakan menyebabkan hilangnya sebagian informasi arsip.
Archives Damage Atlas A Tool for Assessing Damage.
Ketebalan
Sesuai dengan jenis kertas
Ukuran dan gramatur (lembaran)
Sesuai dengan jenis kertas
Ukuran dan berat (bundel/jilidan)
Sesuai bundel/jilidan
pH permukaan
≤5
Pelestarian bahan pustaka
Iron gall ink
Positif
www.preservation equipment.com
Rekomendasi :
Ringan reproduksi Sedang restorasi dan reproduksi Berat secepatnya restorasi dan reproduksi
Kondisi keasaman
Grade A pH film > 5 Grade B pH film 3 s.d 5 mulai terdeteriorasi Grade C pH film < 3, Terdeteriorasi
Rekomendasi :
Grade A reproduksi Grade B restorasi dan reproduksi Grade C secepatnya restorasi dan reproduksi
Gambar teknik Grafik atau diagram
2
Arsip Media Baru Arsip Film Arsip Mikrofilm
IPI Storage Guide for Acetate Films, 1993
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-6Lampiran 4 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CONTOH FORMULIR HASIL PENGUJIAN ARSIP KERTAS YANG PERLU DIRESTORASI DAN DIREPRODUKSI
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN ARSIP KERTAS YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1.
2.
Contoh uji - Nama Khasanah - Tahun - Jumlah - Warna kertas Kondisi ruangan
= = = = =
_____________________ No Arsip = _________________________ _____________________ Asal/lokasi = _________________________ _____________________ Jenis jilidan = Soft cover / hard cover _____________________ _________________________________________________________________
1. Pengujian Identifikasi kerusakan Beri tanda pada kerusakan Jilidan 1 Perubahan bentuk/ melengkung 2 Punggung 3 Jahitan 4 Permukaan
Ringan
Sedang
Berat
Keterangan
Kimia 1 Api 2 Foxing (noda) 3 Korosi Tinta 4 Korosi Tembaga 5 Selotape 6 Karat 7 Perbaikan sebelumnya Mekanik 1 Penggunaan 2 Kekerasan Serangga dan Tikus Air 1 Noda 2 Rapuh 3 Jamur 4 Lengket 2. Pengujian bundle/jilidan arsip Uraian 1 Ketebalan (cm) 2 Ukuran (cm3) 3 Bobot (g)
1. p=
2. l=
Hasil uji 3. Pxl=
Keterangan
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-73. Pengujian lembaran arsip 1 Ketebalan (mm) 2 Ukuran (p x l) mm2 p= l= Pxl= 3 Gramatur (gram/m2) 4 pH Permukaan 1 2 3 5 Jenis kertas 6 Tanda khusus/watermark 7 Iron Gall Ink II. KESIMPULAN __________________________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab Penguji
(.......................................)
(.......................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-8Lampiran 5 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI IDENTIFIKASI KERUSAKAN ARSIP KERTAS (Cara Uji Nomor 12) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji,
dan laporan hasil uji identifikasi
kerusakan pada arsip kertas. Cara uji identifikasi kerusakan pada arsip kertas dilakukan berdasarkan jenis kerusakan dan tingkatan kerusakan berpedoman pada Archives Damage Atlas. B.
Definisi 1.
Identifikasi kerusakan arsip kertas adalah penentuan kondisi kerusakan berdasarkan tingkatan kerusakan ringan, sedang dan berat serta jenis penyebab kerusakan berdasarkan Archives Damage Atlas A Tool for Assessing Damage.
2.
Watermark/tanda air adalah tanda pada kertas yang hanya bisa dilihat dengan menerawang bagian kertas pada sumber cahaya, atau dengan menggunakan bantuan lampu UV.
3.
UV Mark adalah tanda pada kertas yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan bantuan lampu UV.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Kamera Digital;
2.
Senter/lampu tampak;
3.
Lampu UV;
4.
Archives Damage Atlas A Tool for Assessing Damage;
5.
Arsip kertas yang akan diuji.
D. Cara Uji 1.
Catat identifikasi arsip yang diuji (asal arsip, koleksi, nomor boks, lokasi, nomor arsip).
2.
Amati kondisi fisik arsip, dan catat jenis kerusakan yang terjadi pada fisik arsip berdasarkan jenis dan tingkatan kerusakan. Identifikasi kerusakan dilakukan baik terhadap jilidan/bendel maupun terhadap lembaran arsip.
3.
Identifikasi dilakukan berdasarkan Archives Damage Atlas dan dituangkan dalam formulir pengujian identifikasi kondisi arsip kertas.
4.
Jika diperlukan kerusakan yang terjadi dapat didokumentasikan dengan menggunakan kamera.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-95.
Jika pada arsip kertas yang diuji terdapat tanda air (watermark) atau tanda khusus lainnya maka gambar tanda air didokumentasikan dengan bantuan UV lamp.
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Pengujian Identifikasi Kerusakan Arsip Kertas” seperti contoh berikut:
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 10 Contoh Formulir Pengujian Identifikasi Kerusakan Arsip Kertas
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN IDENTIFIKASI KERUSAKAN ARSIP KERTAS I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1.
2. 3.
Contoh uji - Nama Khasanah - Tahun - Jumlah - Warna Kertas Metode Restorasi Kondisi ruangan
= = = = = =
_____________________ No Arsip = _________________________ _____________________ Asal/lokasi = _________________________ _____________________ Jenis jilidan = Soft cover / hard cover _____________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________
Beri tanda pada kerusakan Jilidan 1 Perubahan bentuk/ melengkung 2 Punggung 3 Jahitan 4 Permukaan Kimia 1 Api 2 Foxing (noda) 3 Korosi Tinta 4 Korosi Tembaga 5 Selotape 6 Karat 7 Perbaikan sebelumnya Mekanik 1 Penggunaan 2 Kekerasan Serangga dan Tikus 1 Serangga 2 Tikus Air 1 Noda 2 Rapuh 3 Jamur 4 Lengket
Ringan
Sedang
Berat
Keterangan
II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab
(.......................................)
Penguji
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 11 Lampiran 6 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KETEBALAN ARSIP KERTAS (Cara Uji Nomor 13)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji ketebalan arsip kertas. B.
Definisi Tebal kertas atau karton adalah jarak tegak lurus antara dua permukaan kertas atau karton pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan 1.
2.
Alat pengukur ketebalan: a.
Jangka sorong, untuk mengukur ketebalan arsip yang sudah berbentuk jilidan atau bundel;
b.
Mikrometer, untuk mengukur ketebalan lembaran kertas atau arsip kertas.
Arsip kertas yang akan diuji.
D. Cara Uji 1.
Persiapan contoh Disiapkan contoh uji arsip kertas yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu, atau untuk contoh kertas arsip yang berdebu sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu.
2.
Pengujian a.
Sebelum dilakukan pengukuran ketebalan lembaran kertas dan arsip kertas, permukaan landasan dan kaki penekan pada mikrometer dibersihkan terlebih dahulu, sehingga pada saat kaki penekan menyentuh landasan skala menunjukan nol.
b.
Tempatkan contoh uji pada permukaan landasan secara tegak lurus dengan arah kaki penekan (gambar 1).
Tuas kaki penekan
Display pengukuran Kaki penekan
Contoh uji
landasan
Gambar 1. Penempatan Contoh Uji Pada Mikrometer
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 12 c.
Turunkan kaki penekan secara perlahan-lahan keatas permukaan contoh uji sehingga kaki penekan dalam posisi bebas menekan landasan, diamkan selama 2-5 detik.
d.
Catat pembacaan skala pada skala mikrometer.
e.
Pengukuran dilakukan pada suatu garis ke arah panjang contoh uji, minimal pada 5 tempat yang berbeda.
f.
Pengukuran ketebalan untuk arsip kertas dilakukan dengan menggunakan jangka sorong sama seperti langkah e.
3.
Perhitungan Ketebalan arsip kertas dilaporkan sebagai nilai rata-rata dan bila diperlukan dapat dilengkapi dengan nilai maksimum dan minimum. Satuan ketebalan adalah milimeter (mm).
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Pengujian Ketebalan Arsip Kertas” seperti contoh berikut:
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 13 Contoh Formulir Hasil Pengujian Ketebalan Arsip Kertas
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN KETEBALAN ARSIP KERTAS
I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1.
2.
Contoh uji - Nama Khasanah - Tahun - Asal/lokasi - Jumlah Kondisi ruangan
No
Jenis Kertas
= = = = =
_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________
No berkas/ arsip
1
2
Hasil Uji 3
4
5
Rerata
Keterangan
1 2 3 4 5 6 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab
Penguji
(.......................................)
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 14 Lampiran 7 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI UKURAN DAN GRAMATUR ARSIP KERTAS DALAM BENTUK LEMBARAN (Cara Uji Nomor 14)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji ukuran dan gramatur arsip kertas dalam bentuk lembaran. B.
Definisi 1.
Ukuran adalah panjang dan lebar kertas diukur dengan satuan milimeter dalam kondisi standar.
2.
Gramatur adalah massa lembaran kertas atau karton dalam gram dibagi dengan satuan luasnya dalam meter persegi, diukur pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Penggaris;
2.
Neraca analitik dengan kepekaan 0,01 gram;
3.
Arsip kertas yang akan diuji.
D. Cara Uji 1.
Persiapan contoh Disiapkan contoh uji arsip kertas yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu, atau untuk contoh kertas arsip yang berdebu sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu.
2.
Pengujian a.
Bagian lembaran kertas diukur panjang dan lebarnya dengan menggunakan penggaris hingga satuan millimeter. Pastikan posisi kertas lurus mendatar, tidak ada yang terlipat.
b.
Lembaran arsip ditimbang dengan menggunakan neraca analitik dengan kepekaan alat 0,01 g.
3.
c.
Tunggu hasil pembacaan neraca stabil. Catat hasil berat arsip.
d.
Catat hasil pengukuran.
Perhitungan Lembaran arsip dihitung nilai gramaturnya dengan cara perhitungan sebagai berikut: , dimana :
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 15 -
E.
G
=
gramatur lembaran g/m2
A
=
berat lembaran yang diuji, gram
a
=
luas lembaran yang diuji, m2
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Pengujian Ukuran dan Gramatur Arsip Kertas” Dalam Bentuk Lembaran seperti contoh berikut: Contoh Formulir Pengujian Ukuran dan Gramatur Arsip Kertas Dalam Bentuk Lembaran
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN UKURAN DAN GRAMATUR ARSIP KERTAS DALAM BENTUK LEMBARAN I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1.
Contoh uji - Nama Khasanah - Tahun - Asal/lokasi - Jumlah Kondisi ruangan
2.
No
Jenis Kertas
= = = = =
No berkas/ arsip
_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________
Berat (A gram)
Panjang (p cm)
Lebar (l cm)
Luas ((P x l)cm /100) a m2
Gramatur (A/a) gram/m2
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 dst
II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab
(.......................................)
Penguji
(.......................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 16 Lampiran 8 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI UKURAN DAN BERAT ARSIP KERTAS DALAM BENTUK BUNDEL/JILIDAN (Cara Uji Nomor 15)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji ukuran dan berat arsip kertas dalam bentuk bundel/jilidan. B.
Definisi 1.
Ukuran adalah panjang, lebar dan tebal bundel arsip kertas diukur dengan satuan centimeter dalam kondisi standar.
2.
Berat adalah massa bundel atau jilidan arsip dalam gram diukur pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Penggaris;
2.
Neraca portable dengan kepekaan 1 gram (maks 10 kg) untuk arsip yang berbentuk bendel atau neraca analitik dengan kepekaan 0,01 gram untuk arsip lembaran;
3.
Jangka sorong/mikrometer;
4.
Arsip kertas yang akan diuji.
D. Cara Uji 1.
Persiapan contoh Disiapkan contoh uji arsip kertas yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu, atau untuk contoh kertas arsip yang berdebu sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu.
2.
Pengujian a.
Bagian lembaran kertas diukur panjang (p cm) dan lebarnya (l cm) dengan menggunakan penggaris hingga satuan milimeter. Pastikan posisi kertas lurus mendatar, tidak ada yang terlipat.
b.
Ketebalan bundel diukur dengan menggunakan jangka sorong (t cm).
c.
Bundel arsip ditimbang dengan menggunakan neraca analitik dengan kepekaan alat 1 gram.
d.
Tunggu hasil pembacaan neraca stabil. Catat hasil berat arsip (A gram).
e.
Catat hasil pengukuran.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 17 3.
Perhitungan Hasil pengukuran dicatat langsung sesuai pembacaan pada skala neraca (gram) dan jangka sorong (cm).
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Pengujian Ukuran dan Berat Arsip Kertas Dalam Bentuk Bundel/Jilidan” seperti contoh berikut: Contoh Formulir Pengujian Ukuran dan Berat Arsip Kertas Dalam Bentuk Bundel/Jilidan
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DI RESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN UKURAN DAN BERAT ARSIP KERTAS DALAM BENTUK BUNDEL/JILIDAN I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1.
Contoh uji - Nama Khasanah - Tahun - Asal/lokasi - Jumlah Kondisi ruangan
2.
No
Jenis Kertas
= = = = =
_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________
No berkas/ arsip
Jenis Jilidan
Panjang (p cm)
Lebar (l cm)
Tebal (cm)
Berat ( A gram)
Keterangan
1 2 3 4 5 6 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________
Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab
Penguji
(.......................................)
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 18 Lampiran 9 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI PH PERMUKAAN ARSIP KERTAS (Cara Uji Nomor 5)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji pH (keasaman) permukaan arsip kertas. B.
Definisi pH permukaan kertas atau keasaman kertas adalah konsentrasi ion hidrogen pada air dipermukaan kertas atau arsip kertas.
C. Peralatan dan Bahan 1.
pH meter Horiba atau pH meter lain yang dilengkapi dengan elektroda khusus untuk mengukur pH pada permukaan kertas;
2.
Gelas piala 100 cc;
3.
Plastik mylar ;
4.
Labu semprot;
5.
Aquadest;
6.
Larutan buffer pH 4 dan pH 7;
7.
Kertas saring;
8.
Etanol 70%;
9.
Arsip kertas yang akan diuji.
D. Cara Uji 1.
Persiapan Contoh Uji Disiapkan contoh uji kertas yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu. Untuk Arsip kertas yang akan diuji keasamannya, dipilih sebisa mungkin pada bagian yang tidak ada informasinya (tidak terkena tinta).
2.
Pengujian a.
pH meter dikalibrasikan dengan larutan Buffer pH 4 dan pH 7.
b.
Kertas atau arsip kertas yang akan ditentukan pHnya dialasi dengan plastik mylar kemudian ditetesi dengan satu atau dua tetes air suling.
c.
Pada tetesan air tersebut ditempelkan elektroda pH meter, kemudian diukur nilai pHnya.
d.
Tunggu beberapa saat pembacaan skala pH pada pH meter stabil.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 19 e.
Catat skala pH yang terukur, kemudian keringkan sisa air pada kertas atau arsip kertas dengan menggunakan kertas saring. Untuk memudahkan proses pengeringan dapat disemprot dengan alkohol 70%.
f. 3.
Lakukan pengujian dua kali (duplo) untuk contoh yang sama pada tempat yang berbeda.
Perhitungan Membaca langsung nilai keasaman arsip kertas pada skala pH meter.
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Pengujian pH Permukaan Arsip Kertas” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir Pengujian pH Permukaan Arsip Kertas
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN pH PERMUKAAN ARSIP KERTAS I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1.
Contoh uji - Nama Khasanah - Tahun - Asal/lokasi - Jumlah Kondisi ruangan
2.
No
Jenis Kertas
= = = = =
_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________
No berkas/ arsip
Hasil Uji 1
2
Rerata
Keterangan
1 2 3 4 5 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab
Penguji
(.......................................)
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 20 Lampiran 10 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI IRON GALL INK PADA ARSIP KERTAS (Cara Uji Nomor 16)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji iron gall ink pada arsip kertas. B.
Definisi 1.
Iron Gall Ink adalah tinta yang mengandung logam besi (Fe II), biasa digunakan sebagai tinta tahan air. Logam besi pada tinta ini umumnya bersifat asam dan akan merusak kertas.
2.
Cara uji Fe pada tinta adalah pengujian untuk menentukan ada tidaknya kandungan logam besiII pada tulisan yang terdapat pada arsip kertas.
C. Perlatan dan Bahan 1.
Pipet tetes;
2.
Kertas saring;
3.
Asam asetat 5%;
4.
Potassium Ferrocyanida 1 % atau potassium sulfocyanida 1% atau NaOH 4 %;
5.
Plastik mylar;
6.
Ethanol 75%;
7.
Arsip kertas yang akan diuji.
D. Cara Uji 1.
Dipilih bagian tulisan yang berada di tepi lembaran pada arsip yang akan diuji.
2.
Bagian belakang tulisan yang akan diuji dialasi dengan plastik mylar.
3.
Teteskan satu tetes asam asetat 5% ke dalam ujung tulisan tersebut, setelah beberapa saat diserap dengan menggunakan kertas saring.
4.
Teteskan satu tetes potassium ferricyanida 1 % pada noda basah di kertas saring. Jika terdapat besi pada tinta maka kertas saring akan berubah warna menjadi warna biru.
5.
Atau teteskan satu tetes NaOH 4 % pada tulisan, serap kelebihan pelarut dengan blotter, jika ada besi menunjukkan warna coklat kemerahan.
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Pengujian Iron Gall Ink pada Arsip Kertas” seperti contoh berikut:
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 21 Contoh Formulir Pengujian Iron Gall Ink pada Arsip Kertas
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN IRON GALL INK PADA ARSIP KERTAS I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1.
Contoh uji - Nama Khasanah - Tahun - Asal/lokasi - Jumlah Kondisi ruangan
2.
No
Contoh
= = = = =
_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________
Hasil Uji (positif/negative)
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________
Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab
(.......................................)
Penguji
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 22 Lampiran 11 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CONTOH FORMULIR PENGUJIAN ARSIP MEDIA BARU YANG PERLU DIRESTORASI DAN DIREPRODUKSI
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN ARSIP MEDIA BARU YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
Nama sampel/Arsip Lokasi sampel/Arsip Keterangan contoh Kondisi Ruangan Jenis Base
: : : : :
____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________
Nomor : ________________ Lantai : ________________ Film/mikrofilm : ____________ Suhu : _______________ oC Metode uji : ________________
Tahun Rak Jumlah RH
: : : :
__________________ __________________ __________________ __________________ %
Kondisi Keasaman No.
Nama Arsip
Reel (mm)
Feet
Grade A
Grade B
Grade C
Penampakan fisik contoh
II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________
Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab
Penguji
(.......................................)
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 23 Lampiran 12 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KONDISI KEASAMAN PADA ARSIP FILM DAN MIKROFILM (Cara Uji Nomor 17)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji, dan laporan hasil pengujian kondisi keasaman pada film dan mikrofilm. B.
Definisi Kondisi keasaman adalah kondisi memburuknya (deteriorasi) pada arsip film dan mikrofilm yang dapat diamati dengan perubahan warna pada indikator bromocresol green yang diakibatkan oleh adanya perubahan pH pada udara dalam can/wadah arsip.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Label Indikator ABC (Asam Bromo Cresol);
2.
Senter;
3.
Label bulat dengan warna kuning, hijau dan biru;
4.
Arsip film dan mikrofilm yang akan diuji.
D. Cara Uji 1.
Persiapan Disiapkan indikator ABC baik dalam bentuk label maupun kertas indikator.
2.
Pengujian a.
Pengujian dilakukan langsung diruang penyimpanan arsip film/mikrofilm tanpa merubah urutan dan susunan penyimpanan arsip film.
b.
Pengujian dilakukan berdasarkan urutan penyimpanan arsip film/mikrofilm.
c.
Kertas indikator dimasukkan kedalam can film/ kotak mikrofilm kemudian
ditutup
kembali. Untuk label indikator ditempelkan pada bagian tutup bagian dalam. d.
Setelah beberapa lama (30 menit), diamati perubahan warna pada indikator, kemudian dibandingkan kondisi grade arsip film dengan tabel warna dibawah ini:
Jika warna kertas indikator tetap biru maka film masih dalam kondisi baik, nilai keasaman (pH) > 5 (grade A).
Jika berubah menjadi warna hijau maka arsip film mulai terdeteriorasi dan mengeluarkan asam sehingga mempunyai nilai pH 3 s.d 5 (grade B).
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 24
Jika kertas indikator berubah kuning maka arsip film mempunyai keasaman yang tinggi yaitu pH < 3 dan membutuhkan penanganan secepatnya (grade C).
e.
Hasil perubahan warna/grade arsip film dicatat, dan pada bagian luar can/wadah arsip film diberi tanda/label bulat dengan warna yang sesuai dengan perubahan warna indikator untuk menandai arsip yang sudah dilakukan pengujian dan untuk memudahkan petugas arsip melakukan pemindahan dan pengambilan untuk kegiatan restorasi atau reproduksi arsip film atau mikrofilm. Pada catatan hasil pengujian juga dicatat nomor kode arsip film dan jenis arsip film (16 mm atau 35 mm).
Grade C
Grade B
Grade A
Kuning
Hijau
Biru
pH < 3.8
3.8< pH< 5.4
pH > 5.4
Perubahan Warna Indikator
f.
Perubahan warna pada label indikator pada arsip film sebaiknya diperiksa secara rutin 1 bulan sekali dan diganti minimal setahun sekali untuk menentukan kondisi keasaman arsip film. Label indikator yang sudah berubah warna menjadi hijau atau kuning sebaiknya di ganti setelah arsip film mendapat perlakuan restorasi.
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Pengujian Kondisi Keasaman Pada Arsip Film dan Mikrofilm” seperti contoh berikut:
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 25 Contoh Formulir Hasil Pengujian Kondisi Keasaman Pada Arsip Film dan Mikrofilm
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN KONDISI KEASAMAN PADA ARSIP FILM DAN MIKROFILM
Nama sampel/Arsip Lokasi sampel/Arsip Keterangan contoh Kondisi Ruangan
: : : :
____________________ ____________________ ____________________ ____________________
Nomor : ________________ Lantai : ________________ Film/mikrofilm : ____________ Suhu : _______________ oC
Tahun Rak Jumlah RH
: : : :
__________________ __________________ __________________ __________________ %
Kondisi Keasaman No.
Nama Arsip
Reel (mm)
Feet
Grade A
Grade B
Grade C
Penampakan fisik contoh
II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________
Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab
Penguji
(.......................................)
(...................................)