Arsip Nasional Republik Indonesia
LEMBAR PERSETUJUAN
Substansi Prosedur Tetap tentang Pengujian Sarana dan Prasarana Penyimpanan Arsip telah saya setujui.
Disetujui di Jakarta Pada tanggal
September 2011
DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,
MUSTARI IRAWAN
Arsip Nasional Republik Indonesia
PROSEDUR TETAP NOMOR 11 TAHUN 2011
TENTANG PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP
BAB I PENDAHULUAN
A. Umum Arsip merupakan bukti akuntabilitas kinerja organisasi dan warisan budaya yang perlu dilestarikan terutama terhadap informasi yang terkandung di dalamnya sehingga dapat didayagunakan untuk berbagai kepentingan baik pemerintah maupun masyarakat. Di dalam arsip akan tercermin dinamika kegiatan pemerintah dan pembangunan serta kehidupan berbangsa dan bernegara secara nyata, lengkap dan benar. Agar informasi tersebut tidak rusak atau hilang karena berbagai faktor perusak maka harus diupayakan pelestarian medianya. Untuk pengelolaan arsip, Pemerintah dalam hal ini Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai penyelenggara kearsipan nasional mengembangkan sarana dan prasarana kearsipan sesuai standar kearsipan. Pengembangan sarana dan prasarana kearsipan dilakukan dengan menetapkan standar kualitas dan spesifikasi sarana dan prasarana kearsipan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang sangat menunjang dalam rangka preservasi arsip. Salah satu sarana kearsipan yang digunakan dalam preservasi arsip adalah depot atau tempat penyimpanan arsip statis yang memiliki nilai permanen. Kualitas preservasi arsip di tempat penyimpanan akan sangat tergantung pada lingkungan tempat penyimpanannya dan semua aspek pendukungnya. Agar arsip dapat tahan lama atau tidak cepat rusak karena berbagai faktor perusak maka tempat penyimpanan harus merupakan tempat dengan kondisi yang ideal bagi fisik arsip tersebut. Selain itu diperlukan juga prasarana dengan kualitas sesuai standar kearsipan. Diantaranya untuk menyimpan arsip kertas, diperlukan kertas pembungkus dan boks yang berkualitas,
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-2sedangkan untuk penyimpanan arsip film diperlukan pengemas/can yang memenuhi syarat sesuai arsip film yang disimpan. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, untuk mendukung pelaksanaan kegiatan dalam rangka preservasi arsip guna mengetahui kualitas/mutu sarana dan prasarana penyimpanan arsip, maka perlu diatur dalam bentuk Prosedur Tetap Pengujian Sarana dan Prasarana Penyimpanan Arsip.
B. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Prosedur Tetap tentang Pengujian Sarana dan Prasarana Penyimpanan Arsip adalah untuk memberikan petunjuk dan acuan dalam melaksanakan salah satu kegiatan pengujian yang sangat menunjang kelancaran kegiatan preservasi arsip. Tujuannya adalah untuk menjamin arsip yang bernilai permanen tetap terpelihara dimana fisik arsipnya dapat terawat, dan informasinya dapat terselamatkan sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap pengguna arsip, baik sebagai bahan pendukung pelaksanaan fungsi manajemen maupun kegiatan penelitian berbagai ilmu pengetahuan.
C. Ruang Lingkup Prosedur Tetap tentang Pengujian Sarana dan Prasarana Penyimpanan Arsip ini berlaku dan digunakan oleh Subdirektorat Instalasi Laboratorium dan unit kerja yang terkait di Lingkungan Direktorat Preservasi. Prosedur Tetap tentang Pengujian Sarana dan Prasarana Penyimpanan Arsip ini meliputi Pengujian Sarana Penyimpanan Arsip yang Dilakukan pada Tempat Penyimpanan Arsip Konvensional dan Media Baru dan Pengujian Prasarana Penyimpanan Arsip yang Dilakukan Terhadap Bahan-Bahan Pendukung Kearsipan.
D. Dasar 1.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071);
2.
Keputusan Presiden Nomor 105 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Arsip Statis (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 143);
3.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintah;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas;
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-35.
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana telah dua kali diubah dengan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2010;
6.
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Prosedur Tetap di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia.
E. Pengertian Dalam Prosedur Tetap ini yang dimaksud dengan: 1.
Pengujian Laboratorium adalah kegiatan teknis, terdiri atas penetapan, penentuan satu atau lebih sifat atau karakteristik dari suatu produk, bahan, peralatan, organisme, fenomena fisik, proses atau jasa, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkannya.
2.
Pengujian Sarana Penyimpanan Arsip adalah pengujian yang dilakukan pada tempat penyimpanan arsip konvensional dan media baru, terdiri atas dua pengujian yaitu:
3.
a.
Cara Uji Suhu dan Kelembaban Ruang Penyimpanan Arsip.
b.
Cara Uji Intensitas Cahaya dan Sinar UV (Ultra Violet).
Pengujian Prasarana Penyimpanan Arsip adalah pengujian yang dilakukan terhadap bahan-bahan pendukung kearsipan berupa tempat/wadah penyimpanan arsip seperti kertas pembungkus arsip, boks arsip, amplop foto, dan can film untuk penyimpanan arsip film serta bahan arsipnya itu sendiri yaitu kertas yang akan digunakan dalam tata kearsipan.
4.
Metode adalah proses atau cara keilmuan atau tersistem untuk memperoleh pengetahuan atau mencapai tujuan yang dikehendaki secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
5.
Sampling/pengambilan contoh adalah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan pengambilan sebagian dari populasi. Jika sampling dilakukan dengan metode yang tepat, analisis statistik dari suatu sampel dapat digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan populasi. Metode sampling banyak menggunakan teori probabilitas dan teori statistika.
6.
Parameter uji adalah ukuran atau patokan dari pengujian atau penelitian yang harus diperkirakan dalam tiap contoh.
7.
Kertas arsip adalah bahan kertas yang digunakan sebagai sarana penyimpanan isi informasi arsip dan sarana penyimpanan arsip statis, atau kertas yang akan digunakan untuk dokumen yang akan disimpan lama atau permanen.
8.
Boks arsip adalah sarana tempat penyimpanan arsip inaktif dan arsip statis dalam bentuk boks yang diletakkan dalam rak arsip, terbuat dari beberapa lapisan kertas medium bergelombang dengan kertas lainer sebagai penyekat dan pelapisnya.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-4BAB II PROSEDUR PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP
Prosedur pengujian sarana dan prasarana penyimpanan arsip dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut: 1.
a. Direktur Preservasi memerintahkan melakukan pengujian terhadap sarana dan prasarana penyimpanan arsip yang berasal dari luar Lingkungan Direktorat Preservasi. b. Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Instalasi Laboratorium melakukan koordinasi kerja tentang pelaksanaan kegiatan pengujian sarana dan prasarana penyimpanan arsip dengan Kasubdit Penyimpanan Arsip.
2.
a. Kasubdit Instalasi Laboratorium menerima perintah untuk melaksanakan kegiatan pengujian untuk sampel dari luar. b. Kasubdit Instalasi Laboratorium menerima permohonan untuk melaksanaan kegiatan pengujian sarana dan prasarana penyimpanan arsip.
3.
Kasubdit Instalasi laboratorium menganalisis kesiapan dan kesanggupan melaksanakan pengujian kemudian menginstruksikan Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti untuk melakukan pengujian sarana dan prasarana penyimpanan arsip.
4.
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti menerima perintah dan contoh uji sarana dan prasarana penyimpanan arsip kemudian mencatat kebutuhan untuk pelaksanaan pengujian.
5.
Analis laboratorium, Arsiparis dan Peneliti melakukan sampling dan mengidentifikasi contoh uji sarana dan prasarana penyimpanan arsip sesuai dengan metode dan parameter yang telah ditentukan.
6.
Analis laboratorium, Arsiparis dan Peneliti melakukan pengujian sarana dan prasarana penyimpanan arsip dengan menggunakan metode dan parameter yang telah ditentukan (bagan alir): a. Pengujian sarana penyimpanan arsip: 1) Cara Uji Suhu dan Kelembaban Ruang Penyimpanan Arsip. 2) Cara Uji Intensitas Cahaya dan Sinar UV Ruang Penyimpanan Arsip. b. Pengujian prasarana penyimpanan arsip: 1) Cara Uji Gramatur Pada Kertas dan Boks Arsip. 2) Cara Uji Kualitatif Lignin Pada Kertas dan Boks Arsip. 3) Cara Uji pH Permukaan Pada Kertas dan Boks Arsip. 4) Cara Uji Kadar CaCO3 (Alkali reserve) Pada Kertas Arsip. 5) Cara Uji Kekuatan Sobek Pada Kertas Arsip. 6) Cara Uji Ketahanan Lipat Pada Kertas Arsip. 7) Cara Uji Ukuran dan Ketebalan Pada Boks Arsip.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-58) Cara Uji Ukuran dan Ketebalan Can Arsip Film dan Mikrofilm. 9) Cara Uji Bahan Penyusun Arsip Film. 7.
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti mencatat hasil pengujian sementara yang dituangkan dalam formulir hasil pengujian sarana dan prasarana penyimpanan arsip.
8.
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti mencatat kembali hasil pengujian dalam logbook hasil pengujian dan mengolah data-data hasil pengujian.
9.
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti membuat dan menyerahkan laporan hasil pengujian sarana dan prasarana penyimpanan arsip dan menyerahkan kepada Kasubdit Instalasi Laboratorium untuk dikoreksi.
10. Kasubdit Instalasi Laboratorium mengoreksi laporan dan menyampaikan hasil pengujian prasarana dan sarana penyimpanan arsip kepada pemohon yang meminta dilakukan pengujian. 11. Kasubdit Instalasi Laboratorium menyampaikan hasil kegiatan pengujian prasarana dan sarana penyimpanan arsip kepada Direktur Preservasi. 12. Direktur Preservasi menerima laporan hasil kegiatan pengujian prasarana dan sarana penyimpanan arsip.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-6BAB III PENUTUP
Prosedur Tetap tentang Pengujian Sarana dan Prasarana Penyimpanan Arsip ini merupakan acuan umum untuk melaksanakan kegiatan pengujian laboratorium di Lingkungan Direktorat Preservasi dalam rangka preservasi arsip. Penjabaran pelaksanaan kegiatan teknis yang lebih terperinci dapat dituangkan dalam prosedur teknis pengujian yang menjadi lampiran prosedur tetap ini. Prosedur Tetap tentang Pengujian Sarana dan Prasarana Penyimpanan Arsip ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
September 2011
DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,
MUSTARI IRAWAN
Arsip Nasional Republik Indonesia
LAMPIRAN PROSEDUR TETAP NOMOR 11 TAHUN 2011
TENTANG PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-1-
DAFTAR LAMPIRAN PROSEDUR TETAP TENTANG PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP
LAMPIRAN 1
DIAGRAM
ALIR
PENGUJIAN
SARANA
DAN
PRASARANA
PENYIMPANAN ARSIP LAMPIRAN 2
BAGAN PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP
LAMPIRAN 3
TABEL STANDAR PENGUJIAN SARANA PENYIMPANAN ARSIP
LAMPIRAN 4
CONTOH FORMULIR HASIL PENGUJIAN SARANA PENYIMPANAN ARSIP
LAMPIRAN 5
CARA UJI SUHU DAN KELEMBABAN RUANG PENYIMPANAN ARSIP
LAMPIRAN 6
CARA UJI INTENSITAS CAHAYA DAN SINAR UV (ULTRAVIOLET) PADA RUANG PENYIMPANAN ARSIP
LAMPIRAN 7
TABEL STANDAR PENGUJIAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP
LAMPIRAN 8
CONTOH
FORMULIR
HASIL
PENGUJIAN
PRASARANA
PENGUJIAN
PRASARANA
PENYIMPANAN ARSIP (KERTAS) LAMPIRAN 9
CONTOH
FORMULIR
HASIL
PENYIMPANAN ARSIP (BOKS) LAMPIRAN 10
CARA UJI GRAMATUR PADA KERTAS DAN BOKS ARSIP
LAMPIRAN 11
CARA UJI KUALITATIF LIGNIN PADA KERTAS DAN BOKS ARSIP
LAMPIRAN 12
CARA UJI PH PERMUKAAN PADA KERTAS DAN BOKS ARSIP
LAMPIRAN 13
CARA UJI KADAR CACO3 (ALKALI RESERVE) PADA KERTAS ARSIP
LAMPIRAN 14
CARA UJI KEKUATAN SOBEK PADA KERTAS ARSIP
LAMPIRAN 15
CARA UJI KETAHANAN LIPAT PADA KERTAS ARSIP
LAMPIRAN 16
CARA UJI UKURAN DAN KETEBALAN PADA BOKS ARSIP
LAMPIRAN 17
CARA UJI UKURAN DAN KETEBALAN CAN ARSIP FILM DAN MIKROFILM
LAMPIRAN 18
CARA UJI BAHAN PENYUSUN ARSIP FILM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-2Lampiran 1 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
DIAGRAM ALIR PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP Unit Penyelesaian
No
Tahap Kegiatan
1
a. Direktur Preservasi memerintahkan melakukan pengujian terhadap sarana dan prasarana penyimpanan arsip yang berasal dari luar lingkungan Direktorat Preservasi b. Kasubdit Instalasi Laboratorium melakukan koordinasi kerja tentang pelaksanaan kegiatan pengujian sarana dan prasarana penyimpanan arsip
2
a. Menerima perintah untuk pelaksanaan kegiatan pengujian untuk sampel dari luar b. Menerima permohonan untuk pelaksanaan kegiatan pengujian
3
Menganalisis kesiapan dan kesanggupan melaksanakan pengujian kemudian menginstruksikan untuk pelaksanaan kegiatan pengujian
4
Menerima contoh uji dan mencatat kebutuhan untuk pelaksanaan pengujian
5
Melakukan sampling dan mengidentifikasi contoh uji dengan metode dan parameter yang telah ditentukan
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti
Kasubdit Instalasi Laboratorium
Kasubdit Penyimpanan Arsip
Direktur Preservasi
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-3Unit Penyelesaian
No
Tahap Kegiatan
6
Melakukan pengujian dengan menggunakan metode dan parameter yang telah ditentukan
7
Mencatat hasil pengujian sementara yang dituangkan dalam formulir hasil sarana dan prasarana penyimpanan arsip
8
Mencatat kembali hasil pengujian dalam logbook hasil pengujian dan mengolah data-data hasil pengujian
9
Membuat dan menyerahkan laporan hasil pengujian untuk dikoreksi
10
Mengoreksi laporan dan menyampaikan hasil pengujian kepada pemohon yang meminta dilakukan pengujian
11
Melaporkan hasil kegiatan pengujian
12
Menerima hasil kegiatan pengujian
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti
Kasubdit Instalasi Laboratorium
Kasubdit Penyimpanan Arsip
Direktur Preservasi
Norma Waktu: 1. Pengujian sarana arsip dilakukan secara rutin setiap minimal 2 minggu sekali dan dilaporkan setiap awal bulan. Pengujian membutuhkan waktu 3 jam untuk setiap ruangan penyimpanan. Pelaksanaan seluruh kegiatan diselesaikan maksimal 20 hari kerja. 2. Pengujian prasarana arsip membutuhkan waktu 3 hari kerja setiap sampel. Pelaksanaan seluruh kegiatan diselesaikan maksimal 7 hari kerja.
DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,
MUSTARI IRAWAN
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-4Lampiran 2 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
BAGAN PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP
Persiapan
Pelaksanaan Pelaksanaan
Pelaporan
Cara Uji Suhu dan Kelembaban Ruang Penyimpanan Arsip
Mulai Pengujian Sarana Penyimpanan Arsip Penyediaan Peralatan dan Bahan
Cara Uji Intensitas Cahaya dan Sinar UV Ruang Penyimpanan Arsip
Pengolahan Data Cara Uji Gramatur Kertas dan Boks Arsip
Cara Uji Kualitatif Lignin pada Kertas dan Boks Arsip Cara Uji pH Permukaan Kertas dan Boks Arsip
Kalibrasi Peralatan
Penentuan jenis paramater Uji
Pengujian Prasarana Penyimpanan Arsip (kertas, pembungkus arsip, boks, amplop foto, can film /mikrofilm)
Penyusunan Laporan
Cara Uji Kadar CaCO3 (Alkali reserve) Kertas Arsip Cara Uji Kekuatan Sobek Kertas Arsip
Cara Uji Ketahanan Lipat Pada Kertas Arsip
Cara Uji Ukuran dan Ketebalan Boks Arsip
Penyampaian Rekomendasi dan Laporan
Ukuran dan Ketebalan Can Arsip Film dan Mikrofilm Cara Uji Bahan Penyusun Arsip Film
Selesai
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-5Lampiran 3 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
TABEL STANDAR PENGUJIAN SARANA PENYIMPANAN ARSIP No 1
2
3
4
Jenis Bahan / Objek Uji
Parameter
Standar
Ruang Penyimpanan Arsip Konvensional Arsip kertas
Suhu
20C 2C
Kelembaban
50%RH 5%
Arsip peta atau kartografik Gambar teknik
Intensitas UV
Maks 75 (µW/Mx)
Grafik atau diagram
Intensitas cahaya
Maks 55 lux
Ruang Penyimpanan Media Baru (fotografik hitam putih) Sheet film (klise, slide negatif) Cine film (reel film 8mm 16mm, 35mm, 70 mm) Xrays (hasil foto rontgen) Microforms (mikrofilm, mikrofis) Glass plate photos
Suhu
<18C 2C
Kelembaban
35% RH
Intensitas UV
Maks 75 (µW/Mx)
Intensitas cahaya
Maks 55 lux
Ruang Penyimpanan Media Baru (fotografik berwarna) Sheet film
Suhu
<5C
Kelembaban
35% RH 5%
Cine film
Intensitas UV
Maks 75 (µW/Mx)
Intensitas cahaya
Maks 55 lux
Suhu
18C 2C
Kelembaban
35% RH 5%
Intensitas UV
Maks 75 (µW/Mx)
Intensitas cahaya
Maks 55 lux
Ruang Penyimpanan Media Baru (Media magnetik) Computer tapes and disks (disket) Kaset video (umatic, betacam, VHS, SVHS) Kaset rekaman suara
Referensi Pedoman Preservasi Arsip Statis, ANRI, 2010
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-6Lampiran 4 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CONTOH FORMULIR HASIL PENGUJIAN SARANA PENYIMPANAN ARSIP
PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN SARANA PENYIMPANAN ARSIP I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. 2. 3. 4. 5. 5.
Nama Ruang Jenis Arsip Lokasi/gedung Kondisi Ruang Waktu Uji Metode Uji
No
= = = = = =
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _________________________ lantai = ____________________________ _____________________________________________________________________ _________________________ s.d _____________________________ ____________________________________
Parameter Uji
Alat Uji/Metode
1
Suhu (oC)
2
Kelembaban (%)
3
Intensitas UV (µW/M
4
Intensitas Cahaya (lux)
Hasil Rerata
Standar
Keterangan
x
)
II. KESIMPULAN _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________
Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
Penguji,
(.......................................)
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-7Lampiran 5 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI SUHU DAN KELEMBABAN RUANG PENYIMPANAN ARSIP (Cara Uji Nomor 1) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji suhu dan kelembaban ruang penyimpanan arsip dengan menggunakan termohygrograph, dicksonware data logger, thermohygrometer dan Psychrometer. B.
Definisi 1. Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda atau ruang penyimpanan arsip. 2. Kelembaban relatip (RH) adalah perbandingan antara berat kandungan uap air di dalam udara pada suhu dan tekanan tertentu dengan berat kandungan air maksimal yang dapat dicapai oleh udara pada suhu dan tekan tersebut, dinyatakan dalam persen (%). 3. Termohygrograph adalah alat pengukur suhu dan kelembaban ruang penyimpanan arsip yang hasil pengukurannya berupa grafik. 4. Thermohygrometer adalah alat pengukur suhu dan kelembaban ruang penyimpanan arsip yang hasil pengukurannya berupa skala digital atau analog. 5. Data logger Thermohygrometer adalah alat pengukur suhu dan kelembaban ruang penyimpanan arsip yang hasil
pengukurannya berupa skala digital atau analog dan
pengukurannya dapat diatur berdasarkan rentang waktu dan disimpan dalam data digital. 6. Psychrometer adalah alat pengukur suhu dan kelembaban udara, hasil pengukuran alat ini dapat dipakai sebagai nilai acuan untuk kalibrasi peralatan pengukuran suhu dan kelembaban lainnya. C. Peralatan dan Bahan 1. Termohygrograph atau thermohygrometer atau data logger thermohygrometer; 2. Psychrometer dilengkapi dengan tabel psychrometric, kaos pelembab/kapas pembalut dan air suling. D. Cara Uji 1. Thermohygrograph a.
Pemasangan kertas grafik 1)
Buka pintu ruang grafik dan sekrup pengencang drum.
2)
Tarik pena yang menempel pada drum grafik dengan menarik tuas penarik pena.
3)
Angkat drum, untuk memudahkan pemasangan kertas grafik.
4)
Tempatkan kertas grafik disekeliling drum, pasangkan penjepit kertas pada drum.
5)
Tempatkan drum grafik pada ruang grafik, kencangkan sekrup pengencang
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-8drum.
b.
6)
Tempatkan pena diatas permukaan grafik dengan mendorong tuas penarik pena.
7)
Sesuaikan skala waktu pada grafik dengan penempatan pena hitam (pena suhu).
8)
Thermohygrograph siap untuk dipakai.
Pengujian 1)
Thermohygrograph disimpan dilokasi ruang penyimpanan (arsip konvensional atau media baru) yang akan diukur suhu dan kelembabannya, sebaiknya disimpan diantara arsip atau rak penyimpanan ditengah ruangan.
2)
Pastikan lokasi penyimpanan alat bebas dari guncangan dan getaran.
3)
Putar kenop pengatur waktu putaran drum.
4)
Sesuaikan skala waktu pada grafik dengan awal penempatan alat. Catat lokasi dan waktu penempatan alat.
5)
Setelah seminggu (jika menggunakan kertas grafik untuk waktu satu minggu) kertas grafik diganti, sesuai huruf a.
c.
Pemeliharaan 1)
Pastikan alat selalu dalam keadaan bersih dan disimpan ditempat yang aman bebas dari getaran dan guncangan, terutama bagian pelat suhu dan benang rambut pengukur kelembaban.
2)
Biarkan pena dalam keadaan bebas (tidak menempel pada grafik) jika alat tidak digunakan.
3)
Kalibrasi alat secara berkala.
2. Dickson Ware Data Logger a.
Persiapan alat 1)
Pasang software data logger kedalam komputer yang akan dipakai untuk mengolah data.
2)
Pastikan kondisi baterai alat masih dalam keadaan baik. Kapasitas memori alat masih cukup untuk melakukan pengujian.
3)
Atur interval waktu pengujian, tanggal mulai pengujian dan yang lainnya yang diperlukan pada alat melalui menu setup Dicksonware pada komputer.
4) b.
Data logger siap untuk digunakan.
Pengujian 1)
Data logger disimpan dilokasi ruang penyimpanan (arsip konvensional atau media baru) yang akan diukur suhu dan kelembabannya, sebaiknya disimpan diantara arsip atau rak penyimpanan ditengah ruangan.
2)
Pastikan lokasi penyimpanan alat bebas dari guncangan dan getaran.
3)
Catat lokasi dan waktu penempatan alat.
4)
Setelah seminggu, ambil data pada data logger dengan mengunduh data pada komputer.
c.
Pemeliharaan
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-91)
Pastikan alat selalu dalam keadaan bersih, tidak menyala dan disimpan ditempat yang aman bebas dari getaran dan guncangan setelah alat tidak digunakan.
2)
Ganti baterai alat, jika pada alat sudah menunjukan lowbattery.
3)
Kalibrasi alat secara berkala dengan menggunakan bantuan psychrometer.
3. Thermohygrometer a.
Pemasangan probe kelembaban 1)
Disiapkan peralatan thermohygrometer Swema Air 300 dan probe pengukur suhu dan kelembaban (probe hygroclip).
2)
Pasangkan probe pengukur kelembaban pada alat Swema Air 300. Pastikan alat dalam keadaan mati ketika menyambungkan probe tersebut.
3)
Nyalakan alat dengan menekan ON Mode, dan pilih antara AP, AS, LOG and LOGP dengan menggunakan tombol MAX atau MIN.
4) b.
Pilih status alat dalam keadaan AP Mode.
Pengujian 1)
Kondisikan alat dititik pengujian minimal selama 5 menit sebelum mengukur suhu dan kelembaban.
2)
Nyalakan alat Thermohygrometer, baca hasil pengukuran dan simpan dengan hasil pengukuran dengan menekan tombol ENTER.
3)
Ulangi pengukuran pada point 4.2.2.1 dan 4.2.2.2, pada sepuluh titik diruang penyimpanan arsip.
4)
Setelah sepuluh titik pengukuran, data rata-rata hasil pengukuran dapat dilihat dengan menggunakan tombol AVG, nilai minimum dengan tombol MIN dan nilai maksimum dengan tombol MAX.
c.
Pemeliharaan 1)
Pastikan alat selalu dalam keadaan bersih, tidak menyala dan disimpan ditempat yang aman bebas dari getaran dan guncangan setelah alat tidak digunakan.
2)
Ganti baterai alat, jika pada alat sudah menunjukan lowbat.
3)
Kalibrasi alat secara berkala dengan menggunakan bantuan psychrometer.
4. Psychrometer a.
Persiapan alat 1)
Buka ventilator dengan memutarnya kearah kiri alat.
2)
Buka termometer (yang berwarna hitam) dan pasangkan kaos pelembab pada bagian ujung termometer.
b.
3)
Ikat erat bagian ujung sisa kaos dengan menggunakan benang jahit .
4)
Potong bagian ujung kaos yang berlebih.
5)
Masukkan kembali termometer dan ventilator pada alat.
Pengujian 1)
Thermohygrograph disimpan dilokasi ruang penyimpanan (arsip konvensional atau media baru) yang akan diukur suhu dan kelembabannya, sebaiknya disimpan diantara arsip atau rak penyimpanan ditengah ruangan.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 10 2)
Isikan alat pelembab dengan air suling atau air bersih hingga tanda garis.
3)
Set alat pelembab sehingga tabung gelas menghadap keatas, kemudian tekan bulp hingga air mencapai tanda garis.
4)
Pasangkan alat pelembab pada bagian tabung psychrometer yang berwarna hitam untuk membasahi kain sarung pada alat (pasangkan dari bagian bawah dan pastikan semua bagian telah basah).
5)
Putar kenop pemutar pada psychrometer hingga maksimum dan biarkan kipas berputar hingga 3-4 menit.
6)
Catat nilai pada termometer dan bandingkan dengan tabel psychrometrik untuk menentukan nilai kelembaban.
7)
Pengukuran pada ruangan penyimpanan arsip dilakukan pada sepuluh titik yang mewakili ruangan yaitu pada empat titik sudut ruangan; empat titik tengah panjang dan lebar ruangan dan dua titik di tengah ruangan.
c.
Pemeliharaan Pastikan alat selalu dalam keadaan bersih, kering dan disimpan ditempat yang aman bebas dari getaran dan guncangan.
d.
Perhitungan Suhu Pengukuran pada termometer putih (dry termometer) Kelembaban dilihat dari tabel Misal :
Termometer putih (dry termometer)
= 240C
Termometer hitam (wet termometer)
= 290C
Selisih
= 50C
Maka berdasarkan tabel diperoleh kelembaban sebesar 60% (lihat gambar). Tabel Psychrometric
60% (kelembaban)
5oC (selisih)
24oC (dry thermometer)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 11 -
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Suhu dan Kelembaban Ruang Penyimpanan Arsip” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir Hasil Pengujian Suhu dan Kelembaban Ruang Penyimpanan Arsip
PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN SUHU DAN KELEMBABAN RUANG PENYIMPANAN ARSIP
I.
1.
Nama Ruang
=
_________________________________________________________________
2.
Kondisi ruangan
=
_________________________________________________________________
HASIL UJI No
Tanggal
Jam
Kondisi
1
2
Hasil Uji 3
4
5
Rerata
Keterangan
o
Suhu ( C) Kelembaban (%)
1 2 3 4 dst II. KESIMPULAN
_____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________
Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
(.......................................)
Penguji,
(.......................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 12 Lampiran 6 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI INTENSITAS CAHAYA DAN SINAR UV (ULTRAVIOLET) PADA RUANG PENYIMPANAN ARSIP (Cara Uji Nomor 2 ) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji intensitas cahaya dan sinar UV ruangan penyimpanan arsip. B.
Definisi 1.
Intensitas cahaya adalah adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut. Satuan standar internasional dari intensitas cahaya adalah Candela (Cd).
2.
Intensitas UV adalah adalah besaran radiasi elektromagnetis terhadap panjang gelombang yang lebih pendek dari daerah dengan sinar tampak, namun lebih panjang dari sinar-X yang kecil.
3.
UV lightmeter adalah alat untuk mengukur besaran intensitas cahaya dan intensitas UV.
C. Peralatan dan Bahan ELSEC UV Lightmeter. D. Cara Uji 1.
Disiapkan peralatan ELSEC UV Light Meter. Pastikan alat dalam kondisi baik dan bersih.
2.
Kondisikan alat dititik pengujian minimal selama 5 menit sebelum mengukur intensitas cahaya.
3.
Nyalakan alat, arahkan probe pengukuran menghadap pada sumber cahaya. Tekan tombol UV untuk mengukur intensitas UV dan tombol Lux untuk mengukur intensitas cahaya.
4.
Baca dan catat hasil pengukuran pada alat untuk intensitas cahaya dan UV.
5.
Ulangi pengukuran pada point 4.3, pada kondisi ruang penyimpanan arsip dalam keadaan gelap dan pada saat semua lampu dinyalakan pada sepuluh titik pengukuran berbeda.
6.
Setelah sepuluh titik pengukuran, data rata-rata hasil pengukuran dicatat dan dilaporkan dalam formulir pengujian.
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Intensitas Cahaya dan Sinar Ultra Violet Pada Ruang Penyimpanan Arsip” seperti contoh berikut:
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 13 Contoh Formulir Hasil Pengujian Intensitas Cahaya dan Sinar Ultra Violet Pada Ruang Penyimpanan Arsip
PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN INTENSITAS CAHAYA DAN SINAR ULTRA VIOLET PADA RUANG PENYIMPANAN ARSIP
I.
1.
Nama Ruang
=
_________________________________________________________________
2.
Kondisi ruangan
=
_________________________________________________________________
HASIL UJI No
Tanggal
Jam
Kondisi
1
2
Hasil Uji 3
4
5
Rerata
Keterangan
Intensitas Cahaya (Cd) Intensitas UV (u watt/lumen)
1
2 3 4 dst II. KESIMPULAN _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________
Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
(.......................................)
Penguji,
(.......................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 14 Lampiran 7 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
TABEL STANDAR PENGUJIAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP No.
Jenis Bahan/Objek Uji
1
Kertas arsip 2. Kertas untuk dokumen yang akan disimpan lama atau permanen, bahan pemeliharaan restorasi arsip kertas seperti untuk menambal bagian belakang arsip peta dan lain-lain; 3. Amplop arsip foto; 4. Kertas pelapis pada bagian permukaan dalam boks arsip; 5. Kertas pembungkus arsip.
2
Boks
Parameter
Standar
Gramatur
≥ 70 g/m2
Komposisi serat
Non kayu
Lignin
Negatif
pH permukaan
7.5 – 10.0
Alkali reserve
0.4 mol asam/kg 20 g CaCO3/kg kertas
Kekuatan sobek (metode elmendorf)
≥ 350 mN
Ketahanan lipat (MIT), 1 kg
≥ 2.18 setara dengan jumlah lipatan 150.
pH permukaan
≥ 7.5 minimal pada bagian dalam yang bersentuhan langsung dengan arsip
Gramatur dan ketebalan
1) 112 g, 0.18-0.20 mm 2) 125 g, 0.20-0.23 mm 3) 150 g, 0.24-0.27 mm
Referensi Pedoman Penggunaan Kertas untuk Arsip/ dokumen Permanen, ANRI, 2009
Keputusan Kepala ANRI Nomor 11 Tahun 2000 Tentang Standar Boks Arsip
Ukuran
Arsip Film
7.
Boks besar
(plt) 37 x 19 x 27 cm
8.
Boks kecil
(plt) 37 x 9 x 27 cm
Ketahanan tekan lingkar
1) 11,2 kgF, (110 N) 2) 12,5 KgF, (123 N) 3) 15,0 KgF, (147 N)
Ketahanan tekan datar
1) 11,2 kgF, (110 N) 2) 12,5 kgF, (122 N) 3) 14,7 kgF, (145 N)
Ukuran dan Ketebalan Can
Sesuai dengan panjang dan jenis reel film
Bahan penyusun film
Safety film - acetate base film - polyester base film
www.nfsa.gov. au/preservation/ha ndbook/
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 15 Lampiran 8 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CONTOH FORMULIR HASIL PENGUJIAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP (KERTAS)
PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP (KERTAS) I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah 2.
= = =
Kondisi Ruangan
No
Parameter Uji
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ =
_____________ Suhu
Alat Uji/metode
: _________
o
C
RH
Hasil Rerata
:
Standar
1
Warna
Putih
2
Ukuran
Disesuaikan
3
Ketebalan
4
Gramatur
5
Lignin
6
Komposisi serat
7
pH permukaan
8
Alkali reserve
9
Kekuatan sobek
(metode elmendorf)
≥ 350 mN
10
Ketahanan lipat
(MIT), 1 kg
≥ 2.18 setara dengan jumlah lipatan 150.
Mikrometer
___________ %
Keterangan
Disesuaikan ≥ 70 g/m2
phloroglusinol
Negatif Non kayu
Horiba pH meter
7.5 – 10.0 0.4 mol asam/kg 20 g CaCO3/kg kertas
II. KESIMPULAN _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________
Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
(.......................................)
Penguji,
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 16 Lampiran 9 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CONTOH FORMULIR HASIL PENGUJIAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP (BOKS)
PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP (BOKS) I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah
= = =
2.
=
Kondisi Ruangan
No
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
Parameter Uji
Suhu
_______ :
Alat Uji/metode
o
C ________ RH
Hasil Rerata
:
%
Standar
1
Warna
Disesuaikan
2
pH permukaan
≥ 7.5 minimal pada bagian dalam yang bersentuhan langsung dengan arsip
3
Gramatur dan ketebalan
112 g, 0.18-0.20 mm
Keterangan
125 g, 0.20-0.23 mm 150 g, 0.24-0.27 mm 4
Ukuran 9.
Boks besar
10. Boks kecil
(plt) 37 x 19 x 27 cm (plt) 37 x 9 x 27 cm
II. KESIMPULAN _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________
Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
Penguji,
(.......................................)
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 17 Lampiran 10 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI GRAMATUR PADA KERTAS DAN BOKS ARSIP (Cara Uji Nomor 3) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji gramatur pada kertas dan boks arsip. B.
Definisi Gramatur adalah massa lembaran kertas atau karton dalam gram dibagi dengan satuan luasnya dalam meter persegi, diukur pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Neraca dengan kepekaan 0,25% atau neraca analitik untuk ukuran contoh uji yang lebih kecil;
2.
Plat logam berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar dengan ukuran tertentu seperti dan pisau atau cutter.
D. Cara Uji 1.
Persiapan contoh a.
Ukuran luas contoh uji paling baik adalah 200 mm x 250 mm untuk kertas dan 250 mm x 400 mm untuk karton. Akan tetapi bila keadaan tidak memungkinkan dapat juga dipakai ukuran 100 mm x 100 mm sejumlah 5 lembar untuk kertas dan 10 lembar untuk karton untuk tiap kali penimbangan.
b.
Untuk menjamin ketelitian hasil uji yang diperoleh maka contoh lebih dahulu harus disimpan dalam ruangan sesuai dengan Kondisi Ruang Pengujian selama 24 jam.
2.
3.
Pengujian a.
Potong contoh uji sesuai dengan poin 1a.
b.
Catat luas contoh uji yang akan ditimbang.
c.
Timbang contoh uji tersebut dalam neraca.
d.
Ulangi perlakuan poin 2a sampai dengan 2c paling sedikit 5 kali pengujian.
Perhitungan G
=
dimana :
A a G A a
= = =
gramatur lembaran g/m2 massa lembaran yang diuji, luas lembaran yang diuji, m2
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 18 E.
Lapon Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Gramatur Pada Kertas dan Boks Arsip” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir Hasil Pengujian Gramatur Pada Kertas dan Boks Arsip
PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN GRAMATUR PADA KERTAS DAN BOKS ARSIP I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah 2.
= = =
Kondisi Ruangan
No
Jenis Kertas
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ =
_____________ Suhu
Berat ( A gram)
Panjang (p cm)
: _________ Lebar (l cm)
o
C
RH
:
___________ %
Luas ((P x l)cm /100) m2
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 dst II. KESIMPULAN _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
Penguji,
(.......................................)
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 19 Lampiran 11 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KUALITATIF LIGNIN PADA KERTAS DAN BOKS ARSIP (Cara Uji Nomor 4) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji kualitatif lignin pada kertas dan boks arsip. B.
Definisi Uji kualitatif lignin adalah pengujian yang dilakukan untuk menentukan apakah kertas dan karton (boks arsip) mengandung lignin/kayu atau tidak.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Phloroglusin;
2.
Methanol;
3.
HCl (p);
4.
Gelas piala;
5.
Gelas ukur;
6.
Botol coklat;
7.
Bahan restorasi yang akan diuji.
D. Cara Uji 1.
Persiapan a.
Ditimbang phloroglusin sebanyak ± 1 gram kemudian dilarutkan dengan 25 ml alkohol dan 12,5 ml HCl dalam gelas piala. Aduk hingga merata (lakukan diruang asam atau diruang yang berfentilasi baik.
b. 2.
Larutan phloroglusinol disimpan dalam botol coklat bertutup.
Prosedur pengujian a.
Siapkan bahan dan peralatan untuk pengujian. Sebaiknya larutan phloroglusinol yang digunakan adalah larutan yang masih segar.
b.
Teteskan satu atau dua tetes larutan phloroglusin diatas permukaan kertas atau karton yang akan diuji. Amati perubahan yang terjadi.
c.
Apabila
terjadi perubahan berwarna
merah/ungu maka contoh positif
mengandung lignin, sedangkan jika tidak terjadi perubahan warna maka contoh tidak mengandung lignin. E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Kualitatif Lignin Pada Kertas dan Boks Arsip” seperti contoh berikut:
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 20 -
Contoh Formulir Hasil Pengujian Kualitatif Lignin Pada Kertas dan Boks Arsip PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN KUALITATIF LIGNIN PADA KERTAS DAN BOKS ARSIP I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1.
Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah
= = =
2. Kondisi Ruangan
No
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
=
___________ Suhu : ________ oC
Jenis kertas
Hasil Uji lignin (+) atau ( -)
RH
:
__________ %
Keterangan
1 2 3 dst II. KESIMPULAN _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________
Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
Penguji,
(.......................................)
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 21 Lampiran 12 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI PH PERMUKAAN PADA KERTAS DAN BOKS ARSIP (Cara Uji Nomor 5)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji pH (keasaman) permukaan kertas dan boks arsip. B.
Definisi pH permukaan kertas atau keasaman kertas adalah konsentrasi ion hidrogen pada air dipermukaan kertas.
C. Peralatan dan Bahan 1.
pH meter Horiba atau pH meter lain yang dilengkapi dengan elektroda khusus untuk mengukur pH pada permukaan kertas;
2.
Gelas piala 100 cc;
3.
Plastik mylar;
4.
Labu semprot;
5.
Aquadest;
6.
Larutan buffer pH 4 dan pH 7;
7.
Kertas saring.
D. Cara Uji 1.
Persiapan Contoh Uji Disiapkan contoh uji kertas dan boks yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu.
2.
Pengujian a.
pH meter dikalibrasikan dengan larutan Buffer pH 4 dan pH 7.
b.
Kertas atau boks arsip yang akan ditentukan pH-nya dialasi dengan plastik mylar kemudian ditetesi dengan satu atau dua tetes air suling.
c.
Pada tetesan air tersebut ditempelkan elektroda pH meter, kemudian diukur nilai pHnya.
d.
Tunggu beberapa saat sampai pembacaan skala pH pada pH meter stabil.
e.
Catat skala pH yang terukur, kemudian keringkan sisa air pada kertas atau boks arsip dengan menggunakan kertas saring.
f.
Lakukan pengujian tiga kali (triplo) untuk contoh yang sama pada tempat yang berbeda.
3.
Perhitungan Membaca langsung nilai keasaman arsip kertas pada skala pH meter.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 22 -
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian pH Permukaan Pada Kertas dan Boks Arsip” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir Hasil Pengujian pH Permukaan Pada Kertas dan Boks Arsip
PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN PH PERMUKAAN PADA KERTAS DAN BOKS ARSIP I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1.
Contoh uji - Jenis contoh - Asal lokasi - Jumlah
= = =
2. Kondisi Ruangan =
No
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
___________ __ Suhu : ________ oC
Jenis Kertas/Boks Arsip
1
Hasil Uji 2
RH
3
:
_________ %
Rerata
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
II. KESIMPULAN _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________
Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
Penguji,
(.......................................)
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 23 Lampiran 13 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KADAR CACO3 (ALKALI RESERVE) PADA KERTAS ARSIP (Cara Uji Nomor 6) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji kadar CaCO3 pada kertas arsip. B.
Definisi Alkali reserve adalah kandungan senyawa buffer (CaCO3) pada kertas yang berfungsi untuk menetralkan asam pada kertas yang timbul karena masa penyimpanan atau dari polusi atmosfer.
C. Peralatan dan Bahan 1.
2.
Peralatan a.
Neraca Analitik dengan ketelitian 0,1 mg;
b.
Buret 50 ml dan statif;
c.
Pipet 20 ml dan 25 ml;
d.
Erlemeyer 250 ml;
e.
Pemanas;
f.
Gelas piala.
Bahan a.
Larutan HCl 1 N;
b.
Larutan standar HCl 0,1 N;
c.
Larutan standar NaOH 0,1 N;
d.
Indikator merah metil (Metil Red;)
e.
Air suling (Aquades).
D. Cara Uji 1.
Penentuan Kualitatif CaCO3 a.
Masukkan ± 0,5 g contoh kertas kedalam tabung reaksi.
b.
Tambahkan larutan HCl 1 N ke dalam tabung reaksi hingga tinggi larutan ± 10 mm.
c.
Amati timbulnya gelembung udara pada larutan yang menunjukkan keberadaan CaCO3 (gelembung udara yang timbul sebagai akibat penyerapan udara oleh contoh kertas, tidak menunjukkan keberadaan CaCO3).
2.
Penentuan Kadar Kuantitatif CaCO3 a.
Timbang 1 g contoh kertas dengan ketelitian 0,1 mg.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 24 b.
Contoh dimasukkan kedalam erlemeyer 250 ml dan kemudian ditambahkan sebanyak 25 ml air suling.
c.
Pipet 20 ml HCl 0,1 N ke dalam erlemeyer tesebut, kemudian dipanaskan.
d.
Biarkan mendidih selama ± 1 menit, kemudian dinginkan hingga suhu kamar.
e.
Tambahkan 3 tetes indikator merah metil Catatan : untuk 1 g contoh, 20 ml HCl 0,1 N cukup untuk menetralkan 10 % karbonat dalam kertas, namun jika larutan tidak berubah warna menjadi merah, maka dipipet lagi 10 ml HCl kedalam larutan hingga berwarna merah.
f.
Titrasi contoh dengan larutan NaOH 0,1 N yang telah distandarisasi hingga perubahan warna merah menjadi kuning lemon.
g. 3.
Lakukan pengerjaan duplo.
Perhitungan Hasil Kadar CaCO3 dalam contoh dihitung bedasarkan rumus: CaCO3
=
(
× )
– (
× )
× ,
×
0,05 adalah bobot setara CaCO3 (mili) B adalah massa contoh sesudah dikeringkan (gram) Sedangkan penerimaan basa (Alkaline Reserve) dapat dihitung melalui rumus: Alkaline Reserve (mol/kg) = E.
[(
× )
(
× )
]
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Kadar CaCO3 (Alkali Reserve) Pada Kertas Arsip” seperti contoh berikut:
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 25 -
Contoh Formulir Hasil Pengujian Kadar CaCO3 (Alkali Reserve) Pada Kertas Arsip PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN KADAR CACO3 (ALKALI RESERVE) PADA KERTAS ARSIP I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah
= = =
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
2.
=
_________________ Suhu
No
Kondisi Ruangan
Jenis Kertas
Massa kertas (B) gram
HCl N
: _________
Volume HCl
NaOH
Volume
N
o
C
Volume NaoH Volume
RH
:
Kadar CaCO3 dalam %
___________ %
Alkali Reserve mol/kg
Ket
1 2 3 4 5 dst II. KESIMPULAN _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
Penguji,
(.......................................)
(..................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 26 Lampiran 14 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KEKUATAN SOBEK PADA KERTAS ARSIP DENGAN METODE ELMENDORF (Cara Uji Nomor 7)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji kekuatan sobek pada kertas arsip dengan metode Elmendorf. B.
Definisi Kekuatan Sobek adalah daya tahan kertas atau tenaga yang dibutuhkan untuk menyobek kertas.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Alat pengukur ketahanan sobek kertas “Elmendorf Tearing Tester” dengan perlengkapan sebagai berikut : a.
Pendulum, terdiri dari beberapa jenis dengan peruntukan yang berbeda. Umumnya untuk mengukur ketahanan sobek kertas digunakan jenis pendulum B dengan jumlah contoh sebanyak 4 lembar disobek secara bersamaan;
b.
Skala Ketahanan Sobek;
c.
Jarum Penunjuk Skala;
d.
Base Pendulum;
e.
Tuas Penahan Pendulum;
f.
Pisau Penyobek Contoh;
g.
Kelem (Penjepit Contoh).
2. Kacip/ Pemotong Kertas/Cutter 3. Penggaris
Pendulum.
Skala Ketahanan Sobek
Jarum Penunjuk Skala
Kelem Penjepit Contoh
Pisau Penyobek Contoh
Tuas Penahan Pendulum
Base Pendulum
Seperangkat alat uji ketahanan sobek, Elmendorf Tearing Tester model M.453 (ME-1643)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 27 -
D. Cara Uji 1.
Persiapan Contoh Uji Pada pengukuran ketahanan sobek dengan metode standar, disiapkan contoh yang terdiri dari empat lembar contoh. Keempat contoh tersebut dipotong bersamaan menggunakan pemotong sampel dengan ukuran 63 x 76 mm. Contoh yang dipilih harus bebas dari semua jenis kotoran yang melekat dan setiap sampel yang dipotong tidak termasuk bagian sisi dari lembaran kertas atau reel dengan jarak minimal 15 mm. Jika pada contoh terdapat watermark maka harus dicantumkan dalam laporan. Contoh disimpan pada kondisi ruang pengujian yaitu suhu 27 ± 1 C dan kelembaban (RH) 65 ± 2 % selama minimum 24 jam (SNI.14-0402-1999).
2.
Pengujian a.
Pendulum diset pada posisi kerja dimana posisi pendulum vertikal dengan ditahan oleh tuas penahan, sehingga posisi kelem pendulum dan kelem diam sejajar.
b.
Tempatkan sampel pada penjepit kelem dengan posisi tegak (panjang contoh menjadi alas) dan sisi wire kertas menghadap pendulum. Jepit contoh pada posisi yang sesuai dimana sisi bawah contoh menempel pada dasar penjepit dan sisi-sisi contoh sejajar dengan sisi kelem.
Posisi Sampel dan Celah pada Contoh
c.
Buat celah pada contoh dengan menekan tuas pisau pemotong yang terdapat pada alat, biarkan pisau kembali pada posisi semula.
d.
Jarum penunjuk skala ditempatkan pada posisi vertikal ke bawah (menempel pada posisi STOP).
e.
Tekan tuas penahan dan tahan sehingga pendulum dapat mengayun bebas, tangkap pendulum pada ayunan balik pendulum tanpa mengganggu posisi jarum penunjuk skala.
f.
Baca pembacaan skala yang ditunjukan oleh jarum penunjuk (untuk menghindari kesalahan paralaks pada saat pembacaan skala maka pembacaan skala dilakukan dengan posisi mata pengamat sejajar dengan jarum penunjuk).
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 28 g.
Kembalikan pendulum pada posisi kerja dan tahan dengan tuas penahan.
h.
Pindahkan sampel yang telah diuji. Pengujian dilakukan dengan beberapa kali ulangan (biasanya hingga 10 kali), dengan posisi contoh sisi wire menghadap pendulum dan membelakangi pendulum. 1)
Jalur sobekan mungkin menyimpang dari arah sobekan pisau. Jika simpangan melebihi 10 mm, maka uji harus diulang dengan contoh baru. Jika terdapat dua atau lebih contoh yang menyimpang lebih dari 10 mm maka hasil pengujian dimasukan dalam laporan sesuai dengan fakta.
2)
Jika pada pengujian kertas mengelupas sehingga membuka lapisan lebar pada permukaan sobek, maka dilakukan pengujian ulang seperti pada kriteria poin diatas.
3)
Jika hasil uji ketahanan sobek bahan dengan menggunakan empat contoh kurang memuaskan, maka pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan satu lembar contoh dan hasilnya ditulis dalam laporan sesuai dengan kondisinya.
3.
Perhitungan Hasil Pengujian Setiap pendulum mempunyai skala 0-1000 dan dapat dikonversikan menjadi ketahanan sobek contoh dengan mengkalikannya dengan faktor pendulum. Ketahanan sobek bahan yang diuji ditentukan dengan membaginya dengan jumlah contoh yang diuji. Faktor pendulum: Jenis pendulum
Faktor pengali
‘A’ light (ringan)
8
‘B’ medium (sedang)
16
‘C’ heavy (berat)
32
‘D’ extra heavy (sangat kuat)
64
‘E’ extra light (sangat ringan)
2
‘F’ light (ringan)
4
Ketahanan sobek adalah: a =
SxP dengan satuan mN n a
=
Ketahanan Sobek
S
=
Rata-rata Skala
P
=
Faktor Pendulum
n
=
Jumlah Kertas
Faktor Sobek ditentukan dengan membagi ketahanan sobek dengan nilai gramatur bahan.
F =
100 a w
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 29 F
=
Faktor Sobek
a
=
Ketahanan Sobek
w
=
Gramatur (g/m2)
Dengan satuan mN/m2/g E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Kekuatan Sobek pada Kertas Arsip dengan Metode Elmendorf” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir Hasil Pengujian Kekuatan Sobek Pada Kertas Arsip dengan Metode Elmendorf
PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN KEKUATAN PADA KERTAS DENGAN METODE ELMENDORF I.
No
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah
= = =
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
2.
Kondisi Ruangan
=
_________________ Suhu
3.
Jenis pendulum
=
_________________ Faktor pendulum (P) = _______
Jenis Kertas
Jumlah kertas (n)
: _________
Hasil Uji 1
2
3
4
5
o
C
RH
Rerata (S)
:
___________ %
Ketahanan sobek (mN)
Ket
1 2 3 4 5 dst II. KESIMPULAN _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
Penguji,
(.......................................)
(..................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 30 Lampiran 15 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KETAHANAN LIPAT PADA KERTAS ARSIP DENGAN METODE MIT (Cara Uji Nomor 8)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji kekuatan lipat pada kertas arsip. B.
Definisi Ketahanan lipat adalah angka yang menunjukkan berapa kali kertas tersebut dapat dilipat sampai putus pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Alat pengukur ketahanan lipat kertas MIT Folding Indurance Tester “toyoseiki “Elmendorf Tearing Tester” dengan perlengkapan sebagai berikut: a.
Penjepit yang dihubungkan dengan pegas penarik dan dapat diatur dari beban 0,5-1,5 kg. Dihubungkan dengan alat penghitung jumlah lipatan;
b.
Kepala pelipat dengan penjepit yang dapat berputar pada sudut 2 x 135˚ ± 5˚. Lengkungan ujung pelat bergaris tengah 0,38 ± 0,03 mm. Panjang ujung pelat pelipat tidak kurang dari 19 mm;
c.
Pengatur penggerak kepala pelipat dengan kecepatan 175 ± 25 lipatan per menit.
2. Kacip/ Pemotong Kertas/Cutter; 3. Penggaris; 4. Contoh Uji. D. Cara Uji 1.
Persiapan Contoh uji dipotong dengan ukuran (130-150) mm x (15 ± 0,2) mm sebanyak 10 contoh masing-masing untuk arah mesin (MD) dan silang mesin (CD). Contoh merupakan kertas yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu, setiap contoh yang dipotong tidak termasuk bagian sisi lembaran kertas dengan jarak minimal 15 mm. Contoh disimpan pada kondisi ruang pengujian yaitu suhu 27 ± 1 C dan kelembaban (RH) 65 ± 2 % selama minimum 24 jam.
2.
Pengujian a.
Atur folding head/kepala pelipat hingga celah terbuka dan tempat contoh uji lurus dengan plunger / tuas beban yaitu dengan mengatur posisi adjuster;
b.
Tekan ujung plunger ke bawah hingga jarum skala menunjukkan beban yang
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 31 dikehendaki (biasanya digunakan beban 0,5 atau 1,0 kg), kemudian kencangkan stopper / penahan tarikan contoh; c.
Jepitkan contoh uji kertas pada alat penjepit sehingga berada pada satu bidang (pastikan untuk tidak menyentuh bagian lipatan kertas dengan tangan);
d.
Putar counter / penghitung jumlah lipatan hingga menunjukkan angka nol;
e.
Kendorkan stopper hingga beban berada dalam keadaan bebas;
f.
Nyalakan alat (saklar pada posisi on) hingga contoh uji yang terlipat putus;
g.
Matikan alat (saklar pada posisi off);
h.
Catat jumlah lipatan yang dibaca pada counter dan besarnya beban yang digunakan. Angka yang terbaca adalah ketahanan lipat contoh uji;
i.
Lakukan masing-masing 10 contoh uji untuk arah mesin (MD) dan silang mesin (CD) Plunger / tuas beban
Scale indicator / Skala beban Counter/ penghitung jumlah lipatan
Stopper / penahan tarikan
Folding head / Kepala pelipat
Adjuster / pengatur posisi contoh
Saklar on / off
Alat Pengukur Ketahanan Lipat Metode MIT (MIT Folding Indurance Tester “toyoseiki”)
Penjepit contoh uji Contoh uji (berada dalam satu bidang) Penjepit contoh uji
Penempatan Contoh Uji Kertas 3.
Perhitungan Ketahanan lipat dapat langsung dilihat pada alat ketahanan lipat yaitu dibaca pada counter (penghitung jumlah lipatan) dan dilaporkan sebagai nilai rata-rata.
x =
x n
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 32 Keterangan :
x
= Rata-rata ketahanan lipat = Jumlah lipatan seluruh contoh uji = Jumlah contoh uji
∑x n E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Ketahanan Lipat pada Kertas Arsip” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir Hasil Pengujian Ketahanan Lipat Pada Arsip Kertas dengan Metode MIT
PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN KETAHANAN LIPAT PADA ARSIP KERTAS DENGAN METODE MIT I.
No
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah
= = =
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
2.
Kondisi Ruangan
=
_________________ Suhu
3.
Beban MIT
=
_________________ kg
Jenis Kertas
: _________
o
C
RH
:
___________ %
Hasil Uji 1
2
3
4
5
6
rerata 7
8
9
Ket
10
1 2 3 4 5 dst II. KESIMPULAN _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
Penguji,
(.......................................)
(..................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 33 Lampiran 16 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI UKURAN DAN KETEBALAN BOKS ARSIP (Cara Uji Nomor 9) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji ukuran dan ketebalan boks arsip. B.
Definisi 1.
Ukuran adalah panjang, lebar, dan tinggi boks diukur dengan satuan milimeter.
2.
Tebal kertas atau karton adalah jarak tegak lurus antara dua permukaan kertas atau karton pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Alat pengukur ketebalan, micrometer Tuas kaki penekan
Display pengukuran
Kaki penekan
kertas
landasan
2.
Penggaris.
D. Cara Uji 1.
Persiapan contoh Disiapkan contoh uji boks yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu.
2.
Pengujian a.
Boks diukur panjang, lebar dan tingginya dengan menggunakan penggaris hingga satuan millimeter.
b.
Sebelum dilakukan pengukuran ketebalan lembaran karton boks, permukaan landasan dan kaki penekan pada micrometer dibersihkan terlebih dahulu, sehingga pada saat kaki penekan menyentuh landasan skala menunjukan nol.
c.
Tempatkan contoh uji pada permukaan landasan secara tegak lurus dengan arah kaki penekan (gambar 1).
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 34 d.
Turunkan kaki penekan secara perlahan-lahan keatas permukaan contoh uji sehingga kaki penekan dalam posisi bebas menekan landasan, diamkan selama 2-5 detik.
e.
Catat pembacaan skala pada skala micrometer.
f.
Pengukuran dilakukan pada suatu garis ke arah panjang contoh uji, minimal pada 5 tempat yang berbeda.
3.
Perhitungan Ukuran boks dibandingkan dengan ukuran standar boks. Satuan ketebalan dan ukuran adalah millimeter.
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian ukuran dan ketebalan boks arsip” seperti contoh berikut: Contoh Formulir Hasil Pengujian Ukuran dan Ketebalan Boks Arsip
PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN UKURAN DAN KETEBALAN BOKS ARSIP I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah
= = =
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
2.
Kondisi Ruangan
=
_________________ Suhu
3.
Jenis boks
=
_________________
No
Jenis contoh
Hasil Uji Ketebalan (mm) 1
2
3
4
5
: _________
Rerata ketebalan (mm)
o
C
Panjang (mm)
RH
:
Lebar (mm)
___________ %
Tinggi (mm)
Ket
1 2 3 4 5 dst II. KESIMPULAN _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
Penguji,
(.......................................)
(..................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 35 Lampiran 17 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI UKURAN DAN KETEBALAN CAN ARSIP FILM DAN MIKROFILM (Cara Uji Nomor 10) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji ukuran dan ketebalan can arsip film dan mikrofilm. B.
Definisi 1.
Ukuran adalah panjang, lebar, dan tinggi boks diukur dengan satuan milimeter.
2.
Tebal can film adalah jarak tegak lurus antara dua permukaan can film/mikrofilm pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Alat pengukur ketebalan, micrometer;
2.
Penggaris.
D. Cara Uji 1.
Persiapan contoh Disiapkan contoh uji can film/mikrofilm yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu.
2.
Pengujian a.
Can diukur diameter dan tingginya dengan menggunakan penggaris hingga satuan millimeter. Pengukuran dilakukan pada bagian alas dan tutup can.
b.
Kontainer mikrofilm diukur panjang, lebar dan tingginya dengan menggunakan penggaris hingga satuan millimeter.
c.
Ketebalan can diukur dengan menggunakan micrometer.
d.
Catat pembacaan skala pada skala mikrometer.
e.
Pengukuran dilakukan pada suatu garis ke arah panjang contoh uji, minimal pada 5 tempat yang berbeda.
3.
Perhitungan Ukuran can dibandingkan dengan ukuran standar can sesuai jenis film dan panjang reel. Satuan ketebalan dan ukuran adalah millimeter.
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam Formulir Hasil Pengujian ukuran dan ketebalan can dan container arsip film dan mikrofilm seperti contoh berikut:
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 36 -
Contoh Formulir Hasil Pengujian Ukuran dan Ketebalan Can Arsip Film dan Mikrofilm PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN UKURAN DAN KETEBALAN CAN ARSIP FILM DAN MIKROFILM I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah
= = =
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
2.
Kondisi Ruangan
=
_________________ Suhu
3.
Jenis can/container =
No
Jenis contoh
o
C
RH
:
___________ %
_________________
Hasil Uji Ketebalan (mm) 1
: ________
2
3
4
5
Rerata ketebalan (mm)
Panjang (mm)
Lebar/ diameter (mm)
Tinggi (mm)
Ket
1 2 3 dst II. KESIMPULAN _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________
Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
Penguji,
(.......................................)
(..................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 37 Lampiran 18 Prosedur Tetap Nomor : 11 Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI BAHAN PENYUSUN ARSIP FILM (Cara Uji Nomor 11) A. Ruang Lingkup 1.
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji, dan laporan pengujian bahan penyusun arsip film.
2.
Metode ini digunakan untuk membedakan jenis bahan penyusun pada arsip film apakah merupakan jenis asetat, nitrat dan polyester.
3. B.
Standar ini meliputi pengujian dengan cara uji nyala, uji apung dan uji tanda tepi.
Definisi Base film adalah substrat atau lapisan transparan yang berfungsi sebagai penyanggga atau pembawa lapisan emulsi fotosensitif yang berada diatas permukaannya. Hingga saat ini jenis base film yang digunakan adalah nitro-selulosa (selulosa nitrat), selulosa asetat, (triasetat, diasetat, selulosa asetat propionate dan selulosa asetat butirat), dan polyester (polietilen tereptalat (PET/ ESTAR).
C. Peralatan dan Bahan 1.
Gelas piala;
2.
Corong Buchner;
3.
UV lamp.
D. Cara Uji 1.
Persiapan a.
Sediakan contoh uji film untuk 3 kali pengujian, yaitu pada arsip film yang rusak atau tidak mengandung nilai informasi lagi.
b.
Pada film yang masih dalam kondisi baik, dipotong contoh pada bagian leader yang tidak mengandung informasi arsip.
2.
Pengujian a.
Burn Test (Uji Nyala) 1)
Disiapkan ± 5 cm potongan contoh film.
2)
Kemudian bagian ujung contoh dibakar pada nyala api.
3)
Jika nyala api pada film langsung mati ketika contoh dijauhkan dari nyala maka base film termasuk jenis asetat, sedangkan jika masih menyala maka base film termasuk jenis nitrat.
b.
Floating Test (Uji Apung) 1)
Disiapkan 200 ml air suling dalam gelas piala 500 ml.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 38 2)
Contoh film dipotong dalam bentuk kotak dengan lebar ± 1 cm.
3)
Contoh film diapungkan kedalam permukaan air suling. Jika contoh film tetap mengapung pada permukaan air maka film termasuk jenis base asetat, sedangkan jika film tenggelam maka termasuk jenis base nitrat.
c.
Uji Tanda tepi 1)
film asetat diamati diatas UV lamp dengan dinyalakan lampu biasa.
2)
Jika pada bagian tepi film terdapat tulisan safety film maka film termasuk jenis base asetat, sedangkan jika tidak maka termasuk jenis base nitrat.
d.
Uji polarisasi 1)
Lembaran film diamati diatas lampu.
2)
Jika film termasuk jenis polyester maka cahaya akan terpolarisasi menembus base sedangkan jenis base lainnya (asetat dan nitrat) tidak. (lihat gambar).
Pengujian identifikasi film diunjukan pada gambar berikut:
Base lainnya Base poliester
(a) Burn test
(b) Float test
(c) Edge marking
(d) polarisasi test
Gambar 4. Pengujian Identifikasi Film
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Pengujian Bahan Penyusun Arsip Film” seperti contoh berikut:
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 39 Contoh Formulir Pengujian Bahan Penyusun Arsip Film
PENGUJIAN SARANA DAN PRASARANA PENYIMPANAN ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN BAHAN PENYUSUN ARSIP FILM
Nama sampel/Arsip Keterangan contoh Kondisi Ruangan
: ____________________ Nomor : _________________ Tahun : ______________ : ____________________ Film/mikrofilm : ____________ : ____________________ Suhu : ________________oC RH : ______________% Metode Uji
No.
Nama Arsip
Uji Nyala
Uji Apung
Uji Tanda Tepi
Uji Polarisasi
Reel (mm)
Feet
Jenis Base
Keterangan
1 2 3 4 5
KESIMPULAN _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________
Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab
(.......................................)
Penguji
(...................................)