FUNCTIONAL TESTING DAN INTEGRATION TESTING UNTUK IMPLEMENTASI SAP BUSINESS ONE DAN INTEGRATED RETAIL APPLICATION – POINT OF SALES (IREAP POS) OLEH PT. STERLING TULUS CEMERLANG Armi BINUS University, Jakarta, Indonesia,
[email protected]
Yolanda Chintanu BINUS University, Jakarta, Indonesia,
[email protected]
Delia BINUS University, Jakarta, Indonesia,
[email protected]
Win Ce Binus University, Jakarta, Indonesia, (021) 53696969,
[email protected]
ABSTRAK Pengujian dilakukan untuk menilai apakah aplikasi IReap POS dan SAP Business One layak untuk diimplementasikan atau tidak. Dalam pengujian ini, metodologi untuk perencanaan pengujian mencakup analisis proses bisnis dengan activity diagram, analisis requirement dengan product dan technical design specification, dan analisis prioritas submodul yang akan diuji dengan FMEA. Untuk pembuatan test case, konfigurasi, pengaturan dan transisi pengujian dilakukan berdasarkan aspek pengujian bertahap yaitu functional dan integration testing. Untuk pelaporan hasil pengujian digunakan pendekatan bug report, open-closed chart, serta rekap temuan bug berdasarkan sub sistem dan resiko kualitas. Hasil pengujian dihasilkan berdasarkan proses bisnis, product dan technical design specification sesuai prioritas pengujian sub modul yang didapat dari FMEA serta rancangan functional test case sebanyak 58 untuk IReap POS, 57 untuk SAP Business One serta rancangan integration test case sebanyak 53. Pada IReap POS ditemukan sebanyak 36 bug dari 22 sub modul yang diuji. Pada SAP Business One ditemukan sebanyak 23 bug dari 22 sub modul yang diuji. Diakhir fase pengujian masih terdapat 9 bug pada IReap POS dan 6 bug pada SAP Business One yang tergolong high dan medium risk serta masih berstatus open. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aplikasi IReap POS dan SAP Business One belum layak untuk diimplementasikan saat ini. (AH, YC, DC) Kata kunci: Functional, Integration, Testing, SAP Business One, Point of Sales, Retail
ABSTRACT Testing is conducted to assess whether IReap POS and SAP Business One are feasible to be implemented. In this test, methodologies used for testing preparation including business processes modeling using activity diagram, requirement analysis using product and technical design specification, risk analysis to prioritize sub modules to be tested using Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Test case, testing configuration, testing setting, and testing transition were done based on phase test approach i.e. functional and integration testing. Testing results are reported using bug report, open-closed chart, quality risk breakdown chart and subsystem breakdown chart. Testing results are generated based on business processes, product and technical design specification for sub modules that have been prioritized using FMEA and design of functional test cases as many as 58 for IReap POS, 57 for SAP Business One and design of integration test cases as many as 53. 36 bugs have been found in 22 sub modules of IReap POS and 23 bugs have been found in 22 sub modules of SAP Business One. At the end of the testing phase, there are 9 bugs in IReap POS and 6 bugs in SAP Business One which are still in open state and categorized as high and medium risk. Thus, it can be concluded that IReap POS and SAP Business One are still not feasible to be implemented at this time. (AH, YC, DC) Keywords: Functional, Integration, Testing, SAP Business One, Point of Sales, Retail
PENDAHULUAN Penggunaan teknologi dalam suatu perusahaan tidak terlepas dari keuangan perusahaan. Dibutuhkan suatu metode yang tepat untuk memastikan suatu teknologi siap diimplementasikan pada perusahaan untuk menghindari kerugian yang mungkin timbul akibat kegagalan implementasi, yaitu dengan penilaian kelayakan teknologi tersebut. Salah satu dari metode untuk menilai kelayakan suatu teknologi adalah pengujian. Tanpa adanya penilaian kelayakan teknologi yang akan diimplementasi, ketidakstabilan kinerja akan terjadi pada proses pengembangan, bahkan lebih buruknya, ketidakstabilan tersebut dapat muncul ketika produk tersebut telah sampai ke tangan customer. (Clausing dan Holmes, 2010, 52-59). PT. Dragon Computer & Communication adalah perusahaan IT dengan tingkat distribusi terbesar dan berskala nasional, dengan produk unggulan ACER, INKTEC, LITEON, telah berdiri selama 32 tahun, dan termasuk pelopor dalam memperkenalkan komputer di pasar Indonesia. Sebagai salah satu industri ritel di Indonesia, PT. Dragon Computer & Communication yakin bahwa penggunaan sistem informasi terintegrasi akan mendatangkan keuntungan kompetitif bagi mereka dan mempermudah mereka dalam ekspansi pasar. Mengikuti jejak perusahaan-perusahaan yang merupakan satu grup dengan PT. Dragon Computer & Communication, seperti PT. Mitra Buana Komputindo dan PT. Visiland Dharma Sarana dan berdasarkan survei serta pemahaman yang didapat oleh para shareholder PT. Dragon Computer & Communication, maka diambil sebuah keputusan untuk mengimplementasikan Integrated Retail Application Point of Sales (IReap POS) dan SAP Business One pada perusahaan tersebut. Dalam proses implementasi ini, pengujian menjadi salah satu tahapan penting bagi kesuksesan implementasi sistem informasi terintegrasi pada PT. Dragon Computer & Communication. Oleh karena itu, penting bagi PT. Dragon Computer & Communication untuk melakukan proses pengujian melalui suatu pendekatan terstruktur dan terstandarisasi untuk memastikan bahwa sistem informasi yang akan diimplementasikan tersebut berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhannya ketika digunakan. Pengujian yang akan dilaksanakan mencakup functional dan integration testing untuk semua modul yang ada pada aplikasi IReap POS serta modul sales, banking (hanya untuk sub modul incoming payment) dan inventory pada SAP Business One. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah kedua aplikasi tersebut sesuai dengan standar kualitas yang telah tertera dalam proses bisnis, product specification dan technical design specification, menentukan submodul yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan pengujian serta menilai apakah kedua aplikasi tersebut sudah layak untuk diimplementasikan.
METODOLOGI Pengujian untuk aplikasi IReap POS dan SAP Business One dilakukan berdasarkan pendekatan pengujian bertahap dengan fokus pengujian behavioral (black-box testing). Metodologi yang digunakan untuk persiapan pengujian mencakup permodelan proses bisnis dengan Activity Diagram dan analisis standar kualitas aplikasi pada IReap POS dan SAP Business One dengan product specification dan technical design specification. Selain itu, digunakan Failure Mode and Effects Analysis untuk menentukan prioritas submodul yang akan diuji pada IReap POS dan SAP Business One. Untuk pembuatan test case, konfigurasi pengujian, pengaturan pengujian dan transisi pengujian dilakukan berdasarkan aspek pengujian bertahap yaitu functional testing dan integration testing. Metodologi yang digunakan dalam pelaporan hasil pengujian mencakup bug tracking database untuk pendataan bug-bug yang ditemukan selama pengujian dan juga untuk pelaporan bug kepada tim proyek yang dibuat dalam bentuk bug report, test tracking spreadsheet, open-closed chart, rekap temuan bug berdasarkan sub sistem dan berdasarkan resiko kualitas. Pelaksanaan pengujian dimulai dengan permodelan proses bisnis yang akan berlaku pada PT. Dragon Computer & Communication setelah IReap POS dan SAP Business One diimplementasikan sesuai dengan ruang lingkup pengujian. Selain itu, spesifikasi aplikasi IReap POS dan SAP Business One didefinisikan dalam bentuk product specification dan technical design specification. Berdasarkan pemahaman atas proses bisnis dan spesikasi aplikasi tersebut maka dibuat analisis resiko dari tiap sub modul yang ada dengan menggunakan FMEA untuk menentukan sub modul yang akan menjadi prioritas dalam pengujian. Sub modul yang akan menjadi prioritas pengujian adalah sub modul yang berada pada rentang RPN 1-18 (kategori high risk). Berdasarkan hasil seleksi sub modul yang akan diuji dibuatlah pemetaan dengan proses bisnis yang ada untuk menentukan test scenario dan test cases yang relevan untuk pengujian sub modul tersebut. Setelah itu dibuatlah perancangan pengujian yang terdiri dari testing configuration, testing setting, testing transition, test development, dan proposed schedule of milestone. Selain itu, test cases juga dirancang sesuai dengan proses bisnis dan spesifikasi aplikasi untuk sub modul yang telah diseleksi melalui FMEA. Test cases tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam bentuk test suites untuk mempermudah pembagian tugas dan penjadwalan pengujian. Jadwal pelaksanaan pengujian untuk tiap test suites yang telah ditentukan disusun dalam bentuk test cycle. Sebelum mulai melakukan pengujian bug tracking spreadsheet telah dipersiapkan terlebih dahulu. Bug tracking spreadsheet tidak hanya dibuat sebelum pengujian, namun bug tracking spreadsheet akan terus di-update selama jalannya proses pengujian dan juga setelah proses pengujian selesai dilaksanakan. Setelah semua perencanaan pengujian selesai disiapkan maka proses testing siap untuk dilakukan. Dari pelaksanaan pengujian akan ditemukan bug-bug yang harus didata dan diinformasikan ke pihak yang terkait agar bug tersebut dapat diperbaiki. Oleh karena itu, perlu dibuat bug tracking database yang mana bug tracking database ini berisi tabel-tabel yang menampung informasi mengenai bugs, configuration, project team, quality risks dan juga subsystem. Data dalam tabel-tabel tersebut akan diolah menjadi informasi dalam bentuk grafik-grafik yang melaporkan mengenai hasil pelaksanaan pengujian. Dari hasil pengujian akan dibuat rekomendasi kelayakan implementasi untuk aplikasi IReap POS dan SAP Business One. Rekomendasi kelayakan tersebut ditentukan berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan dalam test transition dan kategori bug pada tabel 1 dan 2. Bug dalam kategori must fixed harus sudah diperbaiki semua sebelum aplikasi dapat diimplementasikan di perusahaan. Tabel 1 Test Transition Test Entry Criteria 1. Program telah dikonfigurasi dan dikembangkan. 2. Test case, test suite, dan test cycle telah selesai disusun. 3. Tersedianya database untuk pengujian. 4. Seluruh hardware dan software yang dibutuhkan tersedia. Test Stopping Criteria 1. Adanya bug yang perlu diperbaiki segera. 2. Adanya perubahan atau penambahan requirement dari client sehingga harus dilakukan perubahan terhadap schema database.
Test Continuation Criteria 1. Bug telah diperbaiki sehingga harus kembali diuji kebenarannya apakah bug tersebut masih muncul atau tidak. 2. Penambahan atau perubahan requirement pada aplikasi telah selesai dilakukan sehingga perlu dilakukan pengujian. 3. Masih adanya bug yang berstatus open (deferred, open, assigned, re-opened, reviewed) sehingga pengujian masih harus tetap dilanjutkan. Test Exit Criteria 1. Semua bugs dalam kategori “must fixed bugs” telah selesai diperbaiki. 2. Semua test case telah diuji. 3. Tim Manajemen Proyek menyetujui bahwa produk telah memenuhi requirement perusahaannya. Tabel 2 Kategori Bug RPN Bug 1–6 7 – 12 13 - 25
Kategori Must fixed bug Must fixed bug Could be fixed
Risk Rate High risk Medium risk Low risk
HASIL DAN BAHASAN Prioritas Sub Modul yang akan Diuji Dari Failure Mode and Effects Analysis didapatkan bahwa terdapat 22 sub modul dari total 28 sub modul pada IReap POS dan 22 sub modul dari total 26 sub modul pada SAP Business One yang menjadi prioritas dalam pengujian. Prioritas tersebut ditentukan berdasarkan angka RPN yang tertera pada tiap sub modul yang dianalisis. Nilai RPN untuk sub modul yang menjadi prioritas pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 3 dan 4. Tabel 3 Hasil Seleksi Sub Modul IReap POS yang akan Diuji Sub Modul User Maintenance Login Attendance – Check In Sales Normal Sales Deposit Sales Voucher Sales Deposit Redemption Sales Voucher Redemption Sales Special Discount Sales Exchanges Transfer Out to Warehouse Transfer In from Warehouse Goods Receipt from Vendor Adjustment Plus Stock Transfer Order Physical Inventory Order Membership (Create) Petty Cash Start of Day
RPN 4 4 8 2 12 8 18 18 12 8 4 4 4 4 12 12 4 12 18 2
Log and Monitoring Back up Data
18 18
Tabel 4 Hasil Seleksi Sub Modul SAP Business One yang akan Diuji Sub Modul Sales Order Delivery Order Delivery Order Serial with Scanner Sales Return Return Serial with Scanner A/R Down Payment Invoice A/R Invoice A/R Credit Memo Goods Receipt Goods Issue Inventory Transfer Request Inventory Transfer Out Transfer In Serial with Scanner Transfer Out Serial with Scanner Inventory Transfer In Physical Inventory Stock Take Adjustment to Store Warehouse Physical Inventory Rework Type Rework Request Posting Rework Incoming Payment
RPN 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 2 2 1
Hasil Pengujian IReap POS Dari pengujian yang telah dilakukan (functional testing dan integration testing) terhadap IReap POS sesuai dengan test cases yang telah dirancang ditemukan sebanyak 36 bug. Open-Closed Chart untuk bug yang ditemukan pada IReap POS dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1 di bawah ini dibagi menjadi lima bagian dengan garis vertikal berwarna jingga. Bagian satu (1) dari grafik ini menggambarkan open/ closed dari bug yang ditemukan selama functional testing yang pertama. Bagian dua (2) dari grafik ini menggambarkan open/ closed dari bug yang ditemukan selama functional testing yang kedua. Bagian tiga (3) dari grafik ini menggambarkan open/ closed dari bug yang ditemukan selama functional testing yang ketiga. Bagian empat (4) dari grafik ini menggambarkan open/ closed dari bug selama integration testing yang pertama dan bagian lima (5) menggambarkan open/ closed dari bug yang ditemukan selama integration testing yang kedua. Dari gambar 1 tersebut dapat dilihat bahwa terdapat sebanyak 19 bug yang open dan sebanyak 5 bug yang closed pada akhir dari functional testing yang pertama. Sedangkan, pada akhir functional testing yang kedua terdapat sebanyak 26 bug yang statusnya open dan sebanyak 14 bug yang sudah selesai diperbaiki. Di akhir functional testing ketiga, terdapat sebanyak 32 bug yang statusnya open dan sebanyak 21 bug yang statusnya closed. Diakhir fase integration testing pertama terdapat sebanyak 36 bug yang statusnya open dan 21 bug yang statusnya closed. Pada fase integration testing kedua, tidak ada bug yang ditemukan dan jumlah bug yang closed di akhir fase tersebut menjadi 25 bug. Status bug yang deferred pada grafik ini dihitung sebagai bug yang masih open dan status bug yang rejected dihitung sebagai bug yang closed. Untuk status terakhir dan jumlah bug pada IReap POS dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.
Gambar 1 Open-Closed Chart IReap POS
Tabel 5 Status dan Jumlah Bug IReap POS State Closed Rejected Assigned Re-opened Deferred Review, Open, Test, Cancelled
Total Bug 23 3 4 3 3 0
Percentage 64% 9% 11% 8% 8% 0%
Hasil Pengujian SAP Business One Dari pengujian yang telah dilakukan (functional testing dan integration testing) terhadap SAP Business One sesuai dengan test cases yang telah dirancang ditemukan sebanyak 23 bug. Open-Closed Chart untuk bug yang ditemukan pada SAP Business One dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2 di bawah ini dibagi menjadi empat bagian dengan garis vertikal berwarna jingga. Bagian satu (1) dari grafik tersebut menggambarkan open/ closed dari bug yang ditemukan selama functional testing yang pertama. Bagian dua (2) dari grafik tersebut menggambarkan open/ closed dari bug yang ditemukan selama functional testing yang kedua. Bagian tiga (3) dari grafik tersebut menggambarkan open/ closed dari bug yang ditemukan selama integration testing yang dan bagian empat (4) dari grafik tersebut menggambarkan open/ closed dari bug yang ditemukan selama integration testing yang kedua. Dari gambar 2 tersebut dapat dilihat bahwa terdapat sebanyak 18 bug yang ditemukan serta hanya 1 bug yang telah diperbaiki di akhir fase functional testing yang pertama. Di akhir functional testing yang kedua, total bug yang ditemukan berjumlah 20 dan dari total bug yang ditemukan tersebut hanya sebanyak 12 bug yang telah diperbaiki. Saat integration testing yang pertama, total bug yang ditemukan menjadi sebanyak 23 bug dan hanya sebanyak 13 bug yang telah diperbaiki. Di akhir integration testing yang kedua, tidak ada lagi bug yang ditemukan tetapi total bug yang telah diperbaiki mencapai 16 bug. Dalam grafik tersebut, status bug yang masih deferred digolongkan sebagai bug yang masih open dan status bug yang rejected digolongkan sebagai bug yang sudah closed. Untuk status terakhir dan jumlah bug pada SAP Business One dapat dilihat pada tabel 6.
Gambar 2 Open-Closed Chart SAP Business One
Tabel 6 Status dan Jumlah Bug SAP Business One State Open Closed Rejected Re-opened Deferred Review, Assigned, Test, Cancelled
Total Bug 1 16 1 4 1 0
Percentage 4% 70% 4% 18% 4% 0%
Rekomendasi Kelayakan Implementasi Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap IReap POS dan SAP Business One akan dibuat keputusan apakah kedua aplikasi tersebut layak untuk diimplementasikan sesuai dengan persyaratan yang telah tertera pada testing transition. Di akhir fase pengujian masih terdapat bug-bug yang berstatus open. Bug-bug tersebut dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini. Tabel 7 Bug-bug berstatus Open Bug ID IReap POS 3 6 13 21 26 27 28 29
Status
RPN
Deferred Reopened Reopened Reopened Deferred Reopened Assigned Deferred
4 4 1 8 12 12 16 9
30 31 33 SAP Business One 38 43 44 49 51 52 53
Assigned Assigned Assigned
2 2 16
Deferred Reopened Reopened Reopened Reopened Reopened Open
9 2 20 9 1 1 4
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa pada IReap POS terdapat 9 bug yang masih berstatus open dan memiliki nilai RPN dalam skala 1 sampai 12 (high risk dan medium risk), serta memiliki 2 low risk bug yang masih berstatus open. Hal ini terlihat dari baris dalam tabel yang berwarna kuning. Oleh karena itu, aplikasi IReap POS dinyatakan belum layak untuk diimplementasikan pada saat ini. Dari tabel 7 juga dapat dilihat bahwa pada SAP Business One terdapat 6 bug yang masih berstatus open dan memiliki nilai RPN dalam skala 1 sampai 12, dan 1 low risk bug yang masih open. Oleh karena itu, aplikasi SAP Business One dinyatakan belum layak untuk diimplementasikan pada saat ini.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Aplikasi IReap POS dan SAP Business One tidak memenuhi standar kualitas yang tertera dalam proses bisnis, product specification dan technical design specification karena masih terdapat 18 bugs yang berstatus open. 2. Dari 28 sub modul pada aplikasi IReap POS yang menjadi prioritas pengujian ada sebanyak 22 sub modul dan dari 26 sub modul pada SAP Business One yang menjadi prioritas pengujian ada sebanyak 22 sub modul. 3. Aplikasi IReap POS dinyatakan belum layak untuk diimplementasikan saat ini karena dari hasil pengujian didapatkan sebanyak 64% bug yang berstatus closed, 8% berstatus deferred, 9% berstatus rejected, 11% berstatus assigned, dan 8% berstatus reopened dan dari total 36 bug masih ada 9 bug yang tergolong high risk dan medium risk serta 2 bug yang tergolong low risk. Aplikasi SAP Business One juga dinyatakan belum layak untuk diimplementasikan saat ini karena dari hasil pengujian didapatkan sebanyak 70% bug yang berstatus closed, 4% berstatus deferred, 4% berstatus rejected, 4% berstatus open, dan 18% berstatus reopened dan dari total 23 bug masih ada 6 bug yang tergolong high risk dan medium risk, serta 1 bug yang tergolong low risk. Agar sistem yang diimplementasikan berikutnya oleh PT. Sterling Tulus Cemerlang dapat berjalan lebih baik dan mendukung tercapainya tujuan strategis perusahaan yang diimplementasikan (client), beberapa saran berikut dapat dipertimbangkan: 1. Segera dilakukan perbaikan terhadap bug-bug yang masih berstatus open (deferred, assigned, reopened, review, test) dengan rentang RPN pada bug report dari 1 sampai 12. 2. Disarankan dilakukan perbaikan juga terhadap bug-bug yang masih berstatus deferred untuk memberikan kualitas aplikasi yang lebih baik terhadap user. 3. Disarankan untuk membuat test case yang lebih rinci dan lengkap apabila pengujian lanjutan dilakukan.
REFERENSI [http 1]. Darius Heydarian. (2008). Sales Orders and Accounts Receivable. Diperoleh tanggal 24 Agustus 2012 dari http://wiki.sdn.sap.com/wiki/display/B1/SAP+Business+One...To+Go++5.+Sales+Orders+and+Accounts+Receivable
[http 2]. Sterling Tulus Cemerlang. (2011). Integrated Retail Application (IReap). Diperoleh tanggal 12 September 2012 dari http://sterling-team.com/industry.html [http 3]. uml-diagrams.org. (2010). Activity Diagrams. Diperoleh tanggal 16 Januari 2013 dari http://www.uml-diagrams.org/activity-diagrams-actions.html Agarwal, B.B., S.P. Tayal & M. Gupta. (2010). Software Engineering & Testing. Massachusetts: Jones and Barlett Publishers. Amman, P. & Jeff Offutt. (2008). Introduction to Software Testing. New York: Cambridge University Press. Anderson, G. W. (2011). Sams Teach Yourself SAP in 24 Hours. (4th Edition). United States of America: Pearson Education, Inc. Black, Rex. (2009). Managing the Testing Process: Practical Tools and Techniques for Managing Software and Hardware Testing. (3rd Edition). Indianapolis: Wiley Publishing, Inc. Dixit, J.B. & Raj K. (2007). Structured System Analysis and Design. (1st Edition). New Delhi: Laxmi Publications (P) LTD. Fazriyah, W. (2008). Panduan mendirikan dan Mengelola Usaha Minimarket. Jakarta: TransMedia Pustaka. Hambling, Brian, Peter Morgan, Angelina Samaroo, Geoff Thompson & Peter Williams. (2010). Software Testing – An ISTQB - ISEB Foundation Guide. United Kingdom: BCS - The Chartered Institute for IT Hendry. (2010). Membangun Aplikasi Point of Sale dengan VB 6.0, MySQL, dan PHP. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Holtsnider, B. & Brian D.J. (2012). IT Manager's Handbook: Getting Your New Job Done. (3rd Edition). USA: Elsevier, Inc. Kogent Learning Solutions, Inc. (2011). SAP® SD Handbook. United Kingdom: Jones & Bartlett Publishers. Leon, A. (2008). Enterprise Resource Planning. (2nd Edition). New Delhi: Tata McGraw-Hill. Mathur, U.C. (2010). Retail Management: Text and Cases. New Delhi: L.K. International Publishing House Pvt. Ltd. Motiwalla, L.F & Jeff T. (2009). Enterprise Systems for Management. New Jersey: Pearson Education, Inc. SAP. (2011). SAP Business One Glossary – SAP Business One 8.82. Germany: SAP AG. SAP. (2011). SAP Library – SAP Business One 8.82. Germany: SAP AG. Satzinger, J. W., R. B. Jackson & S. D. Burd. (2010). System Analysis & Design in a Changing World. (5th Edition). Boston: Cengage Learning. Clausing, Don & M. Holmes. (2010). Technology Readiness. Research Technology Management, 53(4), 52-59. Quadri, S. M. K. & S. U. Farooq. (2010). Software Testing – Goals, Principle, and Limitations. International Journal of Computer Applications, 6(9), 7-11. Roshan, R, R. Porwal & C. M. Sharma. (2012). Review of Search based Techniques in Software Testing. International Journal of Computer Applications, 51(6), 42-45. Shirouyehzad, H., R. Dabestani & M. Badakhshian. (2011). The FMEA approach to identification of critical failure factors in ERP implementation. International Business Research, 4(3), 254-263. Wan, Jiangping & Jiajun Hou. (2012). Research on SAP Business One Implementation Risk Factors with Interpretive Structural Model. Journal of Software Engineering and Applications, 5(3), 147-155.
RIWAYAT PENULIS Armi lahir di kota Bekasi pada 11 Juni 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di BINUS University dalam bidang ilmu komputer, jurusan School of Information Systems pada tahun 2013. Yolanda Chintanu lahir di kota Koba pada 13 November 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di BINUS University dalam bidang ilmu komputer, jurusan School of Information Systems pada tahun 2013. Delia lahir di kota Bagansiapiapi pada 8 November 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di BINUS University dalam bidang ilmu komputer, jurusan School of Information Systems pada tahun 2013.