STRATEGI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI EPROCUREMENT PADA LAMPUNG UTARA DENGAN MENGGUNAKAN COST/BENEFIT ANALYSIS (STUDI KASUS : UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) DAN DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET (DPPKA)) Suherman Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Hilda Siregar Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Aria Dwi Putri Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Abstrak Tujuan penelitian ini ialah menganalisa prosedur sistem pengadaan barang atau jasa, melakukan perhitungan biaya investasi, membuat alternatif strategi serta menganalisis manfaat dan risiko yang mungkin dihadapi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antaralain adalah wawancaran dan kuesioner. Metode wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak instansi, metode kuisioner dilakukan dengan memberikan pertanyaan dengan menggunakan beberapa indikator. Simpulan yang diperoleh adalah penggunaan metode cost / benefit analysis dapat memberikan gambaran yang jelas untuk membantu unit layanan pengadaan (ulp) dalam
1
merencanaan strategi investasi e-procurement. Berdasarkan metode tersebut alternatif b layak untuk diinvestasikan dan e-procurement dapat memberikan nilai tambah bagi Lampung Utara.
Kata kunci : Alternatif, Biaya/Manfaat, e-Procurement, Investasi, Metode Cost/Benefit Analysis.
1. Pendahuluan Salah satu bidang pemerintahan yang dituntut untuk transparan dan akuntabel adalah Sistem Pengadaan Barang/Jasa pada Pemerintahan. Kegiatan pengadaan inipun membutuhkan banyak alternatif penyedia/ penawaran harga dan pihak-pihak lain terkait yang berperan penting di dalamnya untuk mencapai visi serta misi, sehingga pemerintah perlu memiliki suatu sistem untuk mengatur untuk pada kegiatan pengadaan barang/jasa tersebut yang dalam halnya Keputusan Presiden no.54 tahun 2010 tentang kewajiban semua daerah membangun Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yaitu e-Procurement. Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) e-Procurement ini dimulai dari Pendaftaran, persiapan lelang, pengumuman lelang, pendaftaran peserta lelang, penjelasan lelang, penyampaian penawaran, proses evaluasi, lelang gagal, pengumuman calon pemenang, sanggah hingga pengumuman pemenang. Dalam membangun Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) e-Procurement ini pihak pemerintah yang dalam kasus Lampung Utara adalah Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit maka diperlukan perencanaan kebutuhan implementasi yang sering disebut dengan Strategi Investasi Teknologi Informasi. Selaku pihak yang menjalankan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) secara teknis yaitu Unit Layanan Pengadaan (ULP) diminta oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan 2
Keuangan dan Aset (DPPKA) untuk membuat Strategi Investasi Teknologi Informasi terbaik yang sudah disesuaikan dengan anggaran yang ada dan Teknologi Informasi yang dibutuhkan. Terdapat dua alternatif yang dapat dipilih untuk membangun e-procurement, yaitu alternatif A yang merupakan alternatif dengan spesifikasi ideal dan bersumber dari direktorar Eprocurement dan alternatif B yang merupakan alternatif usulan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan rekomendasi yang diberikan penulis dapat membantu Unit Layanan Pengadaan (ULP) dalam membuat Strategi Investasi Teknologi Informasi untuk membangun Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yaitu e-Procurement.
2. Methodology Ruang lingkup penulisan ini mencakup analisis prosedur sistem pengadaan barang/jasa, Melakukan perhitungan biaya dan manfaat untuk investasi e-procurement, menganalisis strategi dengan menggunakan metode cost benefit analysis serta menganalisis kemungkinan resiko yang akan dihadapi.
2.1 Prosedur sistem pengadaan barang Pada awalnya Unit Layanan Pengadaan (ULP) sebelum implementasi eProcurement Unit Layanan Pengadaan (ULP) harus memasang pengumuman kegiatan lelang di papan pengumuman dan koran daerah instansi saja, berbeda halnya setelah implementasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) e-Procurement pengumuman kegiatan lelang dilakukan melalui web. Perbedaan lainnnya terletak pada jumlah Penawaran dari pihak penyedia, pada saat sebelum implementasi e-Procurement ruang lingkup jumlah penawaran dari penyedia hanya sebatas daerah saja namun ketika 3
e-Procurement sudah diiplementasikan maka tuang lingkup jumlah penawaran dari penyedia dapat mencakup hingga luar daerah bahkan luar pulau.
2.2 Melakukan Perhitungan Biaya Manfaat Biaya dan manfaat dibedakan kedalam dua jenis yaitu tangible cost & benefit dan intangible cost & benefit. Untuk biaya tangible Cost baik alternatif A dan B terdiri dari biaya pembelian hardware, software, biaya training dan biaya berjalan (listrik dan jaringan internet). Untuk intangible cost yaitu biaya restrukturisasi organisasi yakni adanya penambahan lembaga baru yaitu LPSE (Lembaga Pengadaan Secara Elektronik), unit inilah yang berfungsi secara teknis pada proses e-procurement. Sedangkan untuk tangible benefit baik alternatif A maupun B terdiri dari penghematan kertas, penghematan tinta fotocopy dan penghematan biaya pembelian (anggran). Untuk intangible benefit yaitu penghematan biaya konsumsi rapat. Perbedaan yang signifikan dari kedua alternatif ini adalah dari kecepatan internet (download dan upload) dimana pada alternatif A menggunakan jaringan internet dengan kecepatan 1mbps sedangkan alternatif B hanya 384 kbps download speed serta jumlah hardware yang akan diimplementasikan.
4
Alternatif A
Tahun Total Biaya
Total Manfaat
Alternatif B Kerugian
Total Biaya
Total Manfaat
Keuntungan
2012
Rp552.552.000
Rp 0
-Rp555.552.000
Rp161.249.000
Rp0
-Rp161.249.000
2013
Rp 555.133.884
Rp 383.848.125
-Rp171.285.759
Rp237.059.448
Rp383.848.125
Rp146.788.677
2014
Rp 560.714.578
Rp403.037.281
-Rp157.677.297
Rp237.825.020
Rp403.037.281
Rp165.212.261
2015
Rp 566.492.407
Rp423.185.897
-Rp143.306.510
Rp239.001.636
Rp423.185.897
Rp184.184.261
2016
Rp 572.475.179
Rp449.786.862
-Rp122.688.317
Rp240.231.716
Rp449.786.862
Rp209.555.146
Tabel 2.1 Biaya Manfaat untuk Alternatif A dan B
2.3 Analisis Strategi Dengan Menggunakan Cost Benefit Analysis (CBA) Setelah biaya dan manfaat teridentifikasi selanjutnya adalah analisis dengan menggunakan metode cost benefit analysis. Untuk analisi ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode perbandingan perhitungan seperti; ROI, NPV, Payback Period, Cost/Benefit Ratio dan Profitability Index. Adapun Perhitungan untuk kedua alternatif adalah sebagai berikut :
1. Return On Investment (ROI) ROI =
T T
5
Tabel 2.2 Perbandingan ROI untuk kedua alternatif
Tahun
Alternatif A
Hasil ROI
Alternatif B
Hasil ROI
Tahun ke 1
Rp 171.285.125 Rp 555.552.000
- 31%
Rp146.788.677 Rp161.249.000
91 %
Tahun ke 2
Rp 157.667.297 Rp 555.552.000
- 28%
Rp165.212.261 Rp161.249.000
102%
Tahun ke 3
Rp 143.306.510 Rp 555.552.000
- 26%
Rp184.184.261 Rp161.249.000
114%
Tahun ke 4
Rp 122.688.317 Rp 555.552.000
- 22%
Rp209.555.146 Rp161.249.000
130%
2. Net Present Value (NPV) NPV =
B
C
B
C
+
B
C
B
C
B
C
Tabel 2.3 Perbandingan NPV untuk kedua alternatif Alternatif A Rp 171.285.759 1 1 0.07
-Rp 555.552.000 Rp 157.677.297
1
Rp 143.306.510
0.07 R
1 .
0.07
.
NPV = -Rp 1.063.932.736
6
Rp 165.212.261 1 0.07
Rp 184.184.261 1 0.07
Rp 209.555.146
1
.
Hasil
Alternatif B Rp 146.788.677 -Rp161.249.000 1 1 0.07
0.07
NPV = Rp 430.457.304
3. Payback Period (PP) Untuk Alternatif A lamanya waktu pengembalian atau payback periode tidak ditemukan sebab aruskas mengalami nilai yang negatif sepanjang 4 tahun pengimplementasian. Sedangkan untuk alternatif B dihasilkan payback period selama 1 tahun 1 bulan.
4. Cost/Benefit Ratio (CBR) Benefit / Cost Ratio (B/C Ratio) = Tabel 2.4 Perbandingan CBR untuk kedua alternatif
Hasil
Alternatif A
Alternatif B
Rp 1.399.350.928 Rp 2.463.283.664
Rp 1.399.347.864 Rp 968.893.623
B/C Ratio = 0,57
B/C Ratio = 1,44
5. Profitability Index (PI) PI =
∑
Tabel 2.5 Perbandingan PI untuk kedua alternatif
Hasil
Alternatif A
Alternatif B
508.380.736 555.552.000
591.706.305,3 161.249.000
PI = -0,92
7
PI = 3,67
2.4 Resiko Yang Mungkin Akan Dihadapi 1. Technical Risk Umumnya pegawai negeri sipil di Lampung Utara hanya memahami tentang prosedur pengadaan barang/jasa tetapi kurang memahami komputer dari segi teknis, seperti halnya penanggulangan ketika server down atau jaringan sibuk. Kemudian Tingkat kesulitan lainya adalah sulitnya sosialisasi cara pemakaian aplikasi e-Procurement serta penjelasan proses bisnis baru baik dari sisi panitia maupun penyedia juga menjadi hal yang memerlukan pertimbangan khusus dalam pengimplementasian e-Procurement di Lampung Utara. 2. Financial Risk Risiko keuangan dapat berasal dari variable-variabel seperti biaya yang melewati batas akibat adanya permintaan kenaikan gaji personil dan kenaikan biaya berjalan (listrik dan internet), perkiraan biaya proyek yang tidak akurat akibat faktor-faktor eksternal yang sulit untuk dikendalikan seperti melemahnya nilai kurs rupiah yang menyebabkan perubahan harga hardware dan software (yang biasanya dijual dalam satuan dollar) dari yang direncanakan. 3. Business Change dan Organization Risk Dengan adanya perubahan pada proses bisnis dari manual menjadi elektronik
memungkinkan
panitia
pengadaan
mengalami
kesulitan
dan
kebingungan. Prosedur tersebut bisa saja mengakibatkan kekacauan sistem pengadaan barang yang selama ini berjalan dengan baik. Situasi ini akan menyebabkan ketidakstabilan kinerja pegawai sehingga menghambat kinerja
8
panitia pengadaan barang/jasa yang akan mengakibatkan waktu pengadaan bukannya menjadi lebih cepat justru sebaliknya.
3. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah penulis lakukan menggunakan metode Cost Benefit Analysis dapat disimpulkan bahwa : 1. e-Procurement sejalan dengan Visi Lampung Utara dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset DPPKA)
karena e-Procurement dapat meningkatkan kunci
keberhasilan dalam peningkatan daya saing dimasa yang akan datang. 2. Pada Alternatif A, tidaklah mengherankan jika alternatif ini mengalami kerugian sebab biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar dari pada manfaat yang diperoleh. Sebaliknya, pada alternatif B mengalami peningkatan keuntungan dari tahun ketahun. 3. Maka dapat penulis simpulkan dari hasil analisi biaya manfaat atau cost benefit analysis, alternatif A proyek tidak layak diterima, sedangkan untuk alternatif B proyek ini layak untuk diinvestasikan.
9
DAFTAR PUSTAKA
[1]Fitzpatrick, E.W. (2005). Planning and implementing IT portfolio management maximizing the return on information technology investments. IT Economics Corporation. [2]Indrajit, R.E.,& Djokopranoto R. “n.d”. Dasar, Prinsip, Teknik, Dan Potensi Pengembangan
E-Procurement.
(Online)
Retrieved
(Oct,
18th,
2011)
from
http://portal.pengadaannasional-bappenas.go.id [3]Mulyani, Heni. (2008). Keunggulan NPV Sebagai Alat Analisis Kelayakan Investasi. (Volume
91).
(Online)
Retrieved
(Oct,
24th,
2011)
from
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/91Ags082935.pdf [4]Purwanto,
E.A. (2008). E-Procurement Di Indonesia Pengembangan layanan
pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Secara Elektronik. [5]Remenyi, D., Bannister, F.,& Money, A. (2007). The Effective Measurement And Management of ICT Costs And Benefits. (3rd edition). Burlington: CIMA. [6]Schniederjans, M.J., Hamaker, J.L.,& Schniederjans, A.M. (2010). Information Technology Investment : Decision-Making Methodology. Singapore : World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd. [7]Ward, J.,& Daniel, E. (2006). Benefits management : delivering value from IS & IT investments. West Sussex : John Wiley & Sons Ltd. [8]Yanti. (2008). Keputusan Investasi Teknologi Informasi. Binus Journal Vol.1 No.1. (Online)
Retrived
(Sept,
29th,
http://library.binus.ac.id/eColls/eJournal/~2337086.pdf. 10
20011)
from
INFORMATION TECHNOLOGY INVESTMENT STRATEGY OF E-PROCUREMENT IN LAMPUNG UTARA USING A COST / BENEFIT ANALYSIS (CASE STUDY: UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) AND DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET (DPPKA))
Suherman Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Hilda Siregar Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Aria Dwi Putri Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Abstract The purpose of this study is to analyze the procurement procedure of goods or services, perform the calculation of investment costs, create strategic alternatives and analyze the benefits and risks that may be encountered. The research method used in this study is interview and questionnaires. Interviews conducted by asking questions to the agency, the questionnaire method is done by giving the question by using several indicators. Conclusion is obtained using the method of cost / benefit analysis can provide a clear picture to help Unit Layanan Pengadaan(ULP) when planning e-procurement investment strategy. Based on that method alternative b to be invested and e-procurement can deliver added value to the Lampung Utara. Key words: Alternative, Cost / Benefit, e-Procurement, Investment, Methods Cost / Benefit Analysis.
1. Preliminary One area of government that are required for transparent and accountable is the System Procurement of Goods / Services to the Government. Procurement activities even this requires a lot of alternative providers / offering price and other relevant parties who play an important role in it to achieve the vision and mission, so the goverment need to have a system to arrange for the procurement of goods / services that in the case of Presidential Decree no. 54 year 2010 concerning the obligation of all local building Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE). Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) started from registration, preparation of bidding, auction announcements, registration of bidders, the auction description, submission of the offer, the evaluation process, the auction fails, the announcement of the winning candidates, protested to the announcement of the winner. In building the Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) is the government that in the case of Lampung Utarais the Department of Revenue Finance and Asset Management (DPPKA) have to spend quite a bit of it would require the implementation of demand planning is often called the Information Technology Investment Strategy. As the party that runs the Sistem Pengadaan Secara(SPSE) is technically the Unit Layanan Pengadaan(ULP) requested by the Department of Revenue Finance and Asset Management (DPPKA) to make the best Information Technology Investment Strategy that has been adapted to the existing budget and the necessary Information Technology . There are two alternatives to choose from to build the e-procurement, the alternative A which is an ideal alternative to the specifications and sourced from direktorar Eprocurement and alternative B which is an alternative proposal. From the results of research conducted, it is hoped the recommendations given writer can assist the Unit Layanan
Pengadaan(ULP) in making the Information Technology Investment Strategy to build the Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).
2. Methodology The scope of this paper includes an analysis of procurement systems procedures / services, Conduct calculation of costs and benefits of e-procurement investment, analyze strategies using cost benefit analysis as well as analyzing possible risks to be faced. 2.1 Procedures procurement system At first the Unit Layanan Pengadaan(ULP) prior to the implementation of eProcurement Unit Layanan Pengadaan(ULP) have to put up the announcement of the auction activity on the bulletin boards and agencies have regional newspapers, unlike the case after the implementation of the Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) activities of the auction announcement performed via the web. The difference lies in the number of other woods Quote of the provider, in the moments before the implementation of eProcurement scope of the supply of providers was limited to only the area but when the e-Procurement is diiplementasikan then pour the scope of the offerings from providers outside the region may include up to even out the island. 2.2 Conducting Cost Benefit Calculations Costs and benefits are divided into two types of tangible and intangible costs and benefits of cost and benefit. For the cost of both tangible cost alternatives A and B consist of the cost of purchasing hardware, software, training costs and running costs (electricity and internet). For intangible cost is the cost of restructuring organization
to the addition of new institutions LPSE (Lembaga Pengadaan Secara Elektronik), this unit is functioning technically in the process of e-procurement. While the tangible benefits for both alternatives A and B consists of saving paper, ink savings and cost savings of purchasing a copy (anggran). Intangible benefits for the consumer cost savings of the meeting. Significant difference of these two alternatives is the internet speeds (download and upload) in which the alternative A uses the internet to 1mbps speed, while alternative B is only 384 kbps download speed and the amount of hardware that will be implemented. Table 2.1 Cost Benefit for Alternatives A and B
Alternative A
Alternative B
Year Total Cost
Total Benefit
Loss
Total Cost
2012
Rp552.552.000
2013
Total Benefit
Profit
Rp 0
-Rp555.552.000
Rp161.249.000
Rp0
-Rp161.249.000
Rp 555.133.884
Rp 383.848.125
-Rp171.285.759
Rp237.059.448
Rp383.848.125
Rp146.788.677
2014
Rp 560.714.578
Rp403.037.281
-Rp157.677.297
Rp237.825.020
Rp403.037.281
Rp165.212.261
2015
Rp 566.492.407
Rp423.185.897
-Rp143.306.510
Rp239.001.636
Rp423.185.897
Rp184.184.261
2016
Rp 572.475.179
Rp449.786.862
-Rp122.688.317
Rp240.231.716
Rp449.786.862
Rp209.555.146
2.3 Analysis of Strategies Using Cost Benefit Analysis (CBA) Once the costs and benefits are further identified by analysis using the method of cost benefit analysis. For this analysis be done using several methods of comparison calculations such as ROI, NPV, Payback Period, Cost / Benefit Ratio and Profitability Index. The calculation for the two alternatives are as follows: 1. Return On Investment (ROI)
ROI =
P I
f C
Tabel 2.2 Comparison of ROI for both alternatives Year
Alternative A
Result of ROI
Alternative B
Result Of ROI
Year- 1
Rp 171.285.125 Rp 555.552.000
- 31%
Rp146.788.677 Rp161.249.000
91 %
Year- 2
Rp 157.667.297 Rp 555.552.000
- 28%
Rp165.212.261 Rp161.249.000
102%
Year- 3
Rp 143.306.510 Rp 555.552.000
- 26%
Rp184.184.261 Rp161.249.000
114%
Year- 4
Rp 122.688.317 Rp 555.552.000
- 22%
Rp209.555.146 Rp161.249.000
130%
2. Net Present Value (NPV)
NPV =
B
C
B
C
+
B
C
B
C
B
C
Tabel 2.3 Comparison of NPV for both alternatives
Alternative A R
-Rp 555.552.000
.
.
.
Rp 143.306.510 1 0.07
Rp 157.677.297 1 0.07
R
Alternative B
.
.
.
Result
NPV = -Rp 1.063.932.736
-Rp161.249.000 Rp 165.212.261 1 0.07
R
.
. .
Rp 184.184.261 1 0.07
Rp 209.555.146 1 0.07
NPV = Rp 430.457.304
3. Payback Period (PP) A for the length of time of return or payback period because cash flows have not found a negative value throughout the 4 year implementation. As for the alternative B is generated for 1-year payback period of 1 month. 4. Cost / Benefit Ratio (CBR)
Benefit / Cost Ratio (B / C Ratio)=
Tabel 2.4 Comparison of CBR for both alternatives
Result
Alternative A
Alternative B
Rp 1.399.350.928 Rp 2.463.283.664
Rp 1.399.347.864 Rp 968.893.623
B/C Ratio = 0,57
B/C Ratio = 1,44
5. Profitability Index (PI)
PI =
∑
Tabel 2.5 Comparison of PI for both alternatives Alternative A
Result
Alternative B
508.380.736 555.552.000
591.706.305,3 161.249.000
PI = -0,92
PI = 3,67
2.4 Risks that may be encountered 1. Technical Risk Generally, a civil servant in Lampung Utaraonly understand about the procurement of goods / services but do not understand computers from a technical standpoint, as well as the response when the server is down or busy network. Then the other difficulty is the difficulty level of socialization to the use of e-Procurement application and explanation of new business processes both in the committee and also be providers who require special consideration in the implementation of e-Procurement in Lampung Utara. 2. Financial Risk Financial risk can be derived from variables such as cost over the limit due to the demand for personnel salary increases and an increase in running costs (electricity and internet), project cost estimates are inaccurate due to
external factors that are difficult to control such a weakening of the rupiah exchange rate cause changes in the price of hardware and software (which is usually sold in dollar units) than planned. 3. Business Change and Organization Risk With the change in business processes from manual to electronic provision allows the committee had difficulty and confusion. Such procedures could have resulted in chaos during the procurement system is running well. This situation will lead to instability of employee performance that is hindering the performance of the procurement committee of goods / services that will result in the procurement more quickly instead of being just the opposite.
3. Conclusion Based on the results of research and analysis has been done using the method writer Cost Benefit Analysis can be concluded that: 1. e-Procurement in line with the vision of Lampung Utara and Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset (DPPKA) that e-Procurement can improve the key to success in increasing competitiveness in the future. 2. In the Alternative A, it is not surprising that these alternatives suffer losses because the cost is much greater than the benefits gained. In contrast, the alternative B has increased profits from year to year. 3. So can the authors conclude from the results of cost benefit analysis, alternative A is not acceptable, while alternative B for the project is feasible to be invested.
REFERENCES [1] Fitzpatrick, EW (2005). Planning and implementing IT portfolio management maximizing the return on information technology investments. IT Economics Corporation. [2] Indrajit, RE, & Djokopranoto R. â € œn.dâ €. Basic Principles, Techniques, and Potential Development of E-Procurement. (Online) Retrieved (Oct, 18
th,
2011) from
http://portal.pengadaannasional-bappenas.go.id [3] Mulyani, Heni. (2008). Excellence NPV Investment Feasibility Analysis as a Tool. (Volume
91).
(Online)
Retrieved
(Oct,
24
th,
2011)
from
http://
jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/91Ags082935.pdf [4] Purwanto, EA (2008). E-Procurement Service Development In Indonesia, the procurement of Goods and Services Electronic Government. [5] Remenyi, D., Bannister, F., & Money, A. (2007). The Effective Measurement And Management of ICT Costs And Benefits. (3 rd edition). Burlington: CIMA. [6] Schniederjans, MJ, Hamaker, JL, & Schniederjans, AM (2010). Information Technology Investment: Decision-Making Methodology. Singapore: World Scientific Publishing Co.. Pte. Ltd.. [7] Ward, J., & Daniel, E. (2006). Benefits management: delivering aspects value from IS & IT investments. West Sussex: John Wiley & Sons Ltd.. [8] Yanti. (2008). Information Technology Investment Decision. Binus Journal Vol.1 No.1. (Online) retrived (Sept, 29 2337086.pdf .
th,
20 011) from http://library.binus.ac.id/eColls/eJournal/ ~