STUDI KELAYAKAN INVESTASI TI / SI UNTUK PUSAT LAYANAN INTERNET KECAMATAN (PLIK) PADA PT. INSAN SARANA TELEMATIKA (ISATNET) DENGAN METODE COST/BENEFIT ANALYSIS Natalia Berdhi Santoso Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
dan
Irene Cahyani Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Abstrak Penerapan TI memerlukan investasi yang sangat besar dengan tingkat pengembalian yang kadang tidak terlihat dan sulit untuk diukur. Karena itu, suatu investasi TI perlu dikaji dulu apakah sudah layak atau belum untuk dikembangkan dan diimplementasikan dalam perusahaan. Tujuan dari penulisan untuk menilai kelayakan ekonomi, jadwal, teknis, dan operasional investasi secara inhouse ataupun outsourcing untuk mengetahui investasi mana yang sebaiknya digunakan untuk proyek PLIK di Tanggerang. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah studi kepustakaan, studi lapangan, serta studi analisis dengan metode cost/benefit analysis. Hasil yang dicapai adalah studi kelayakan investasi TI / SI pada PT. iSatNet untuk PLIK di Tanggerang dengan metode cost/benefit analysis adalah PLIK dengan jaringan inhouse lebih layak dibandingkan dengan outsourcing. Kata Kunci : Studi Kelayakan, Investasi, Cost / Benefit Analysis.
1. Pendahuluan Teknologi Informasi (TI) memiliki peran penting dalam mencapai kesuksesan suatu perusahaan. TI tidak hanya menjadi aset perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif, tetapi juga sebagai sumber daya penting agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. TI telah menjadi salah satu investasi penting dalam dunia bisnis, atau dengan kata lain perusahaan yang ingin menjadi market leader memerlukan TI dalam proses bisnisnya. Penerapan TI memerlukan investasi yang sangat besar dengan tingkat pengembalian yang terkadang tidak terlihat dan sulit untuk diukur. Disisi lain perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi biaya dan efektivitas proses bisnis perusahaan. Karena itulah, suatu investasi TI perlu dikaji dulu apakah sudah layak atau belum untuk dikembangkan dan diimplementasikan dalam perusahaan. PT. iSatNet bekerja sama dengan Departermen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) Indonesia untuk membangun Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) di Jawa Barat dan Banten. Pada saat pembangunan PLIK di provinsi Jawa Barat, perusahaan menggunakan jasa jaringan outsourcing. Namun, untuk PLIK di provinsi Banten, perusahaan ingin mencoba membangun jaringan sendiri (inhouse), karena biaya yang diperlukan untuk membayar jasa outsourcing cukup besar. Sebenarnya, baik secara outsourcing maupun inhouse keduanya memerlukan biaya yang besar sehingga perusahaan perlu memikirkan investasi mana yang lebih menguntungkan bagi perusahaan. Dengan Cost / Benefit Analysis, PT iSatNet dapat menganalisis biaya serta manfaat investasi TI baik secara inhouse maupun outsourcing, sehingga dapat diketahui investasi mana yang lebih layak
2. Metodologi Ruang lingkup penulisan ini mencakup analisis kelayakan ekonomi, kelayakan jadwal, kelayakan teknis, serta kelayakan operasional investasi TI / SI untuk PLIK hanya pada kota Tanggerang.
2.1 Kelayakan Ekonomi Kelayakan ekonomis adalah ukuran efektivitas biaya sebuah proyek atau solusinya. Untuk penghitungan kelayakan ekonomis, kami menggunakan metode Cost / Benefit Analysis (CBA) yang meliputi Benefit / Cost Ratio, Payback Period, Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), serta Return on Investment (ROI).
2.1.1 Biaya dan Pendapatan Berdasarkan wawancara serta data yang diperoleh, untuk daerah Tanggerang rencananya akan di bangung 49 titik PLIK, dengan biaya dan pendapatan sebagai berikut :
a. Biaya dan Pendapatan PLIK Outsourcing
Tabel 2.1 Biaya dan Pendapatan Investasi PLIK Secara Outsourcing Sumber : PT. iSatNet
b. Biaya dan Pendapatan PLIK Inhouse
Tabel 2.2 Biaya dan Pendapatan Investasi PLIK Secara Inhouse Sumber : PT. iSatNet
2.1.2 Cost / Benefit Analysis (CBA) a. Benefit / Cost Ratio Benefit / cost ratio adalah nilai sekarang (present value) dari manfaat dibagi dengan nilai sekarang dari biaya. Suku bunga yang ditetapkan sebesar 7% (berdasarkan suku bunga Bank Indonesia).
Tabel 2.3 Penghitungan PV Benefit dan PV Cost Untuk PLIK Secara Outsourcing Berdasarkan penghitungan pada tabel 2.3, B/C Ratio untuk PLIK outsourcing :
B/C Ratio
=
PV PV
B C
=
R . .
,
.
,
R . .
.
.
,
= 1,11
Tabel 2.4 Penghitungan PV Benefit dan PV Cost Untuk PLIK Secara Inhouse Berdasarkan penghitungan pada tabel 2.4, B/C Ratio untuk PLIK inhouse :
B/C Ratio
=
PV PV
B C
=
R . .
,
.
,
R . .
.
.
,
= 1,41
Jika Rasio > 1 maka investasi layak dilakukan Jika Rasio ≤ 1 maka investasi tidak layak dilakukan
Keduanya memenuhi kriteria kelayakan investasi karena rasionya > 1, namun yang dipilih adalah PLIK secara inhouse, karena rasionya lebih besar daripada PLIK outsourcing (1,41 > 1,11).
b. Payback Period Payback period adalah penghitungan yang biasa digunakan untuk memilih alternatif yang dapat mengembalikan biaya dalam waktu tersingkat. Tahun 2011 (0) 2012 (1) 2013 (2) 2014 (3) 2015 (4) 2016 (5)
Biaya Investasi Awal Rp. 2.681.022.000
Akumulasi Net Benefit
Net Benefit
Rp. 43.815.500 Rp. 43.815.500 Rp. 174.169.700 Rp. 217.985.200 Rp. 294.090.820 Rp. 512.076.020 Rp. 439.163.618 Rp. 951.239.638 Rp. 3.746.177.351 Rp. 4.697.416.989 Tabel 2.5 Payback PLIK Outsourcing
Payback Period Outsourcing = = 4+
R . .
.
.
R .
.
.
R . .
.
.
R .
.
.
=4+
R . .
.
.
R . .
.
.
= 4 + (0,462 × 12 bulan ) = 4 + 5 bulan + (0,544 × 30 hari) = 4 tahun 5 bulan 16 hari Tahun 2011 (0) 2012 (1) 2013 (2) 2014 (3) 2015 (4) 2016 (5)
Biaya Investasi Awal Rp. 1.751.151.250
Payback Period Inhouse
Akumulasi Net Benefit
Net Benefit
Rp. 208.198.125 Rp. 208.198.125 Rp. 338.552.325 Rp. 546.750.450 Rp. 458.473.445 Rp. 1.005.223.895 Rp. 603.546.243 Rp. 1.608.770.138 Rp. 3.746.177.351 Rp. 5.354.947.489 Tabel 2.6 Payback PLIK Inhouse = =4+
R . .
.
.
R . .
.
.
R . .
.
.
R . .
.
.
=4+
R . R . .
= 4 + (0,038 × 12 bulan) = 4 + (0,456 × 30 hari) = 4 tahun 14 hari
.
. .
.
Jika payback < waktu yang ditentukan, investasi diterima Jika payback > waktu yang ditentukan, investasi ditolak
Manajemen menentukan bahwa investasi sudah harus balik modal sekurang – kurangnya 50 bulan (4 tahun 2 bulan) setelah PLIK mulai beroperasi. Berdasarkan ketentuan, investasi yang diterima adalah PLIK inhouse karena < 4 tahun 2 bulan. PLIK outsourcing ditolak karena paybacknya 4 tahun 5 bulan 16 hari > 4 tahun 2 bulan c. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang adalah present value dari arus kas dikurangi biaya investasi awal. Suku bunga yang ditetapkan sebesar 7% (berdasarkan suku bunga Bank Indonesia).
Tabel 2.7 Penghitungan NPV Untuk PLIK Secara Outsourcing
Berdasarkan penghitungan pada tabel 4.10, NPV untuk PLIK outsourcing dengan suku bunga 7% dihitung sebagai berikut : NPV
=
= (Rp. 2.681.022.000) + Rp. 40.949.065,42 + Rp. 152.126.561,27 + Rp. 240.065.711,98, + 335.035.821,48 + Rp. 2.670.972.677,16 = Rp. 758.127.837,31
Tabel 2.8 Penghitungan NPV Untuk PLIK Secara Inhouse Berdasarkan penghitungan pada tabel 4.11, NPV untuk PLIK inhouse dengan suku bunga 7% dihitung sebagai berikut : NPV
=
= (Rp. 1.751.151.250) + Rp. 194.577.686,92 + Rp. 295.704.712,20 + Rp. 374.250.899,76 + Rp. 460.442.539,03 + Rp. 2.670.972.677,16 = Rp. 2.244.797.265,07
Jika NPV > 0 maka investasi dilakukan Jika NPV ≤ 0 maka investasi tidak dilakukan
Keduanya meniliki nilai NPV > 0, yang artinya kedua investasi tersebut dapat dilakukan. Namun yang dipilh PLIK inhouse, karena NPVnya Rp. 2.244.797.265,07 > Rp. 758.127.837,31. d. Profitability Index (PI) Profitability Index (PI) adalah rasio yang dapat digunakan untuk menentukan tingkatan proyek ketika investasi awal berada pada mutually exclusive set. Diketahui bahwa NPV PLIK outsourcing sebesar Rp. 758.127.837,31 (tabel 2.7), sehingga Profitability Indexnya dapat dihitung sebagai berikut : PI
=
NPV B
I
=
R .
.
.
R . .
,
.
.
= 0,283
Sedangkan NPV PLIK inhouse sebesar Rp. 2.244.797.265,07 (tabel 2.8), sehingga Profitability Index nya dapat dihitung sebagai berikut : PI
=
NPV B
I
=
R . . R . .
.
. .
, .
= 1,282
Jika PI > 1 maka investasi layak Jika PI ≤ 1 maka investasi tidak layak Berdasarkan ketentuan PLIK outsourcing tidak layak karena 0,283 < 1, sehingga jika menggunakan penghitungan profitability index investasi yang diterima adalah PLIK inhouse karena PI-nya 1,282 > 1.
e. Return on Investment (ROI) ROI adalah teknik lain yang biasanya digunakan dalam keputusan penganggaran modal di mana tingkat pengembalian investasi dibandingkan dengan biaya peluang modal. Berdasarkan tabel 2.1 dan tabel 2.2 diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2.9 Penghitungan ROI PLIK Secara Outsourcing
Tabel 2.10 Penghitungan ROI PLIK Secara Inhouse
Baik PLIK outsourcing maupun inhouse, keduanya memiliki ROI yang layak, namun yang dipilih adalah investasi yang memiliki ROI lebih besar, yaitu inhouse (61,16% > 35,04%).
2.2 Kelayakan Jadwal Pembangunan PLIK secara inhouse maupun outsourcing, keduanya dapat diselesaikan sesuai jadwal yang telah ditentukan (6 bulan), asalkan manajemen dapat mengatur jadwal dengan baik, sehingga waktu yang dimiliki dapat digunakan seefisien mungkin. Hanya saja untuk pembangunan PLIK inhouse, jadwalnya
akan lebih padat daripada outsourcing dan
kemungkinan terjadinya penguluran waktu lebih besar.
2.3 Kelayakan Teknis PLIK outsource lebih layak karena jauh lebih praktis, tidak perlu memberikan pelatihan bagi teknisi dan tingkat keberhasilannya sudah pasti. Namun jika manajer mau sedikit sulit, sebenarnya inhouse lebih baik dan praktis, karena perusahaan tidak memerlukan jasa teknisi outsource jika terjadi masalah dan teknisi perusahaan memperoleh skill tambahan yang akan menjadi intangible benefit bagi perusahaan di masa depan.
2.4 Kelayakan Operasional PLIK inhouse jauh lebih layak karena para teknisi akan memperoleh pelatihan untuk meningkatkan kemampuan soft dan hard skill mereka. Selain itu, walaupun pembangunannya mungkin lebih sulit, namun jika dibangun sendiri, akan lebih paham dimana kelemahan dan kelebihan sistem. Sesuatu yang dibuat dengan kemampuan sendiri tentunya akan lebih mudah dimengerti daripada dibuatkan oleh orang lain.
3. Kesimpulan Setelah melakukan kelayakan ekonomis, jadwal, teknis, dan operasional, dapat disimpulkan bahwa : 1. Dari segi kelayakan ekonomi dan operasional PLIK inhouse lebih layak 2. Dari segi kelayakan jadwal dan teknis PLIK outsourcing lebih layak 3. Keunggulan PLIK outsourcing : a. Tingkat keberhasilan besar b.
Internet cepat
c.
Jadwal pembangunan PLIK selesai tepat waktu.
4. Kelemahan PLIK outsourcing : a. Biaya investasi besar b.
Net benefit kecil
c.
Teknisi perusahaan tidak berkembang
d. Kelayakan ekonomi → kurang layak 5. Keunggulan PLIK inhouse : a. Biaya investasi murah b.
Net benefit besar
6. Kelemahan PLIK inhouse : a. Tingkat kegagalan pembangunan besar
b.
Internet lebih lambat
c.
Jika pembangunan mengalami kegagalan, maka pembangunan akan terhambat
Daftar Pustaka [1] Hendarti, H., Nugroho, A.A., Legiastuti, D., & Nikmah. (2011). Analisis Investasi Sistem Informasi Dengan Menggunakan Metode Information Economics (Studi Kasus : PT. Nasa).(Online).
Diakses
25
September
2011
dari
http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/2181/2007. [2] Fitzpatrick, E.W. (2005). Planning and Implementing IT Portfolio Management: Maximizing The Return on Information Technology Investments. Gaithersburg-Marryland: IT Economics Corporation. [3] O’Brien, J.A. diterjemahkan oleh Fitriasari, D., & Kwary, D.A. (2005). Pengantar Sistem Informasi : Perspektif Bisnis dan Manajerial. (Edisi ke-12). Jakarta: Salemba Empat. [4] Schniederjans, M.J., Hamaker, J.L., & Schniederjans, A.M. (2010). Information Technology Investment : Decision Making Technology. (2nd edition). USA: World Scientific Publishing Company. [5] Whitten, J.L., Bentley, L.D., & Dittma, K.C. (2004). System Analysis & Design Methods. (6th edition). New York: Mc. Graw Hill.