ANALISIS PENGARUH PEMBATASAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK JENIS PREMIUM TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI PERIODE APRIL – MEI 2012 (STUDI KASUS WARGA JATIBENING BARU BLOK FELESIA) Baskoro Wirawan Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480
ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu Negara yang tingkat penduduknya sangat padat, kepadatan tersebut diimbangi dengan tingginya penggunaan kendaraan bermotor yang beredar dimasyarakat. Dengan banyaknya penggunaan BBM, pemerintah membatasi penggunaan BBM bersubsidi. BBM bersubsidi merupakan bahan bakar untuk masyarakat golongan kurang mampu. Penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak kebijakan pemerintah mengenai pembatasan BBM bersubsidi di wilayah perumahan Jatibening Baru Bekasi Jawabarat. Melihat sisi perilaku konsumen terhadap kebijakan pemerintah dalam pengambilan keputusan penggunaan kendaraan pribadi. Metode yang peneliti gunakan adalah kunatitatif. Penulis mengumpulkan hasil dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yakni warga Jabibening Baru dan mengumpulkan data lainnya dari data sekunder. Dari penelitian ini adalah perilaku konsumen sangat berpengaruh dalam hal pengambilan keputusan. Dengan adanya pembatasan BBM bersubsidi warga Jatibening Baru merasakan dampak dari kebijakan tersebut dari segi financial yang walaupun mereka tetap menggunakan kendaraan pribadi walau harus beli BBM non subsidi. Kesimpulan yang dapat penulis tarik adalah 68,8% pengambilan keputusan dipengaruhi oleh perilaku konsumen dan 31,2% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Kata Kunci Kebijakan pemerintah, Pembatasan, BBM Bersubsidi, Perilaku konsumen, Pengambilan keputusan.
ANALYSIS OF EFFECT OF RESTRICTED USE PREMIUM FUEL OIL TYPES OF CONSUMER BEHAVIOR IN DECISION MAKING PERSONAL VEHICLE USERS OF PERIOD APRIL - MAY 2012 (CASE STUDY OF A NEW BLOCK JATIBENING FELESIA) Baskoro Wirawan Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480
ABSTRAK
Indonesia is one country that the population is very dense, the density is offset by the high use of motor vehicles in circulation in the community. With heavy use of fuel, the government restricts the use of subsidized fuel. Subsidized fuel is the fuel for the underprivileged classes of society. This study was to determine the impact of government policy on subsidized fuel restriction in residential areas Bekasi Jawabarat New Jatibening. Looking at the behavior of consumers towards the government policy decision-making use of private vehicles. Methods that researchers use is kunatitatif. Authors pooled the results by distributing questionnaires to the respondents and the citizens of New Jabibening other data collected from secondary data. Of consumer behavior research is very influential in decision-making. Given the limitation of subsidized fuel Jatibening New residents feel the impact of the financial terms of the policy which, although they continue to use private vehicles even have to buy non-subsidized fuel. The conclusion that the author can pull 68.8% of decision-making is influenced by consumer behavior and 31.2% influenced by other factors.
keyword Government policies, restrictions, subsidized fuel, consumer behavior, decision-making.
PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu Negara yang tingkat penduduknya sangat padat, kepadatan tersebut diimbangi dengan tingginya penggunaan kendaraan bermotor yang beredar dimasyarakat. Dahulu tidak semua orang mempunyai kendaraan bermotor karena faktor ekonomi, tetapi sekarang kendaraan bermotor sudah sangat umum dan tidak menjadi barang yang istimewa. Kendaraan bermotor paling banyak beredar di wilayah kota-kota besar seperti Jakarta. Berdasarkan data Direktur Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya, jumlah total kendaraan di wilayah Jadetabeka (Jakarta Depok Tangerang Bekasi dan Karawang) mencapai 13.347.802 unit yang beroperasi pada 2011. Jumlah kendaraan tersebut, terdiri atas mobil penumpang sebanyak 2.541.351, mobil muatan beban mencapai 581.290, bus sekitar 363.710 dan sepeda motor berjumlah 9.861.451. Jumlah pengendara sepeda motor lebih dominan di banding pengguna mobil pribadi. Hal tersebut karena kepadatan lalulintas dan kemacetan yang selalu ada di setiap waktu. Dengan tinggi nya angka kendaraan yang berlalulalang di Jakarta, membuat kota Jakarta semakin padat dan kemacetan tidak dapat di antisipasi. Dinas perhubungan DKI Jakarta tahun 2010 menaksir biaya kemacetan mencapai Rp 45,2 triliun pertahun. Biaya ini termasuk konsumsi bahan bakar minyak, oprasional kendaraan, kerugian ekonomi, dan pencemaran udara. Kendaraan pribadi merupakan penyalur kemacetan yang terjadi di ibukota Negara Indonesia ini. Dalam survey Jabodetabek Urban Transportation Policy Intergration tercatat ada 48,7 persen pengguna sepeda motor dan 13,5 persen pemakai mobil. Yang artinya 62,2 persen perjalanan di Jakarta menggunakan kendaraan pribadi. Fakta kemacetan mobilitas ke Jakarta meningkat 1,5 kali. Kendaraan yang berasal dari daerah Tangerang sejumlah 344.444 kendaraan. Kendaraan yang berasal dari Bekasi sejumlah 423.000 kendaraan. Dan kendaraan yang berasal dari kota Depok dan Bogor sebesar 338.000 kendaraan. (Kompas, 2012:1) Banyaknya penggunaan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya di Jakarta membuat konsumsi penggunaan bahan bakar minyak sangat tinggi. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan suatu kebutuhan pokok bagi semua orang yang memiliki kendaraan bermotor. Jenis-jenis BBM banyak sekali variannya, diantaranya adalah premium, pertamax, solar, dan pertamax plus. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, kenaikan harga premium harus mengikuti harga minyak bumi yang semakin lama semakin meningkat yang menyebabkan harga bahan pokok semakin tinggi. Mahalnya pengolahan dari bahan mentah menjadi bahan setengah jadi dan menjadi bahan matang merupakan salah satu faktor kenaikan harga premium. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini premium sudah mengalami kenaikan beberapa kali, selama tahun 2003 dan 2004 harga premium Rp. 1.810 per liter, pada satu Maret 2005 menjadi Rp. 2.400, kemudian pada satu Oktober 2005 menjadi Rp.4.500 naik tinggi dari harga sebelumnya Maret 2005. Harga kembali naik menjadi Rp.6.000 pada 24 Mei 2008. Dan pemerintah lalu menurunkan harga premium secara bertahap dan pada 29 Januari 2009 sampai sekarang harga bbm tetap menjadi Rp. 4.500. Pada tahun 2012 rencana kenaikan bahan bakar sangat berpengaruh pada banyak hal, misalnya kenaikan harga sembako dan tarif angkutan umum. Kenaikan harga sembako dikarenakan biaya transportasi dari petani menuju pasar mahal, maka dari itu biaya melonjak tinggi. Kenaikan harga sembako sangat meresahkan ibu-ibu rumah tangga sehingga mereka harus menambahkan extra biaya untuk keperluan dapur mereka. Dalam kenaikan tarif angkutan umum juga memberatkan sopir dan pengguna, pasalnya tarif angkutan umum sekarang sudah lumayan mahal serta berkurangnya minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum. Jika kenaikan BBM ini benar-benar terjadi, sangat memberatkan masyarakat kecil. Rencananya pembatasan BBM bersubsidi dijadwalkan berlangsung pada 1 April 2012. Terdapat tiga opsi yang disiapkan pemerintah , yakni menaikan harga BBM bersubsidi, mengalihkan penggunaan BBM ke BBG, dan mengharuskan mobil pribadi memakai BBM nonsubsidi, seperti pertamax. Alasan pemerintah menaikan BBM bersubsidi adalah situasi perekonomian Indonesia yang memburuk. Rencana kenaikan harga BBM sangat meresahkan masyarakat. Banyak elemen masyarakat yang melakukan demo untuk mengagalkan keinginan pemerintah tersebut. Karena banyaknya pihak yang menolak untuk menaikan harga BBM maka pemerintah mengeluarkan kebijakan baru dengan dilarangnya menggunakan premium untuk mobil pribadi yang mempunyai kapasitas mesin diatas 1500cc.
Pemerintah membataskan penggunaan bahan bakar minyak bersubsidi pada awal bulan Mei agar penggunaan BBM jenis premium dapat dimaksimalkan untuk masyarakat kurang mampu. Seperti yang dikatakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik adalah “kendaraan roda empat bermesin dibawah 1500cc masih diperbolehkan memakai BBM bersubsidi, sedangkan mobil yang lebih dari 1500cc harus menggunakan BBM nonsubsidi.” Rencana pembatasan dilakukan setelah opsi kenaikan BBM bersubsidi gagal dilakukan. Pemerintah menilai, jika subsidi BBM tidak dibatasi, maka APBN-P 2012 akan jebol karena lonjakan konsumsi BBM bersubsidi melebihi kuota. Pemerintah mematok kuota konsumsi BBM bersubsidi maksimal 40 juta kiloliter. Tahun lalu realisasi konsumsi BBM bersubsidi membengkak menjadi 41.6 juta kiloliter. (Indonesia, 2012:1) Dengan permasalahan yang ada, masyarakat disudutkan dengan dua pilihan, yakni tetap menggunakan kendaraan pribadi atau beralih menggunakan angkutan umum. Penggunaan angkutan umum di Jakarta tidak berjalan sesuai harapan pemerintah. Kurangnya minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum karena fasilitas dan kenyamanan diluar harapan masyarakat. Tingkat kriminalitas dan pelecehan seksual membuat pengguna angkutan umum khususnya para wanita enggan menggunakan jasa tersebut. Peran angkutan umum dalam menanggulangi kemacetan di ibukota sangat besar karena daya angkut yang begitu banyak dan mobilitas yang sangat tinggi. Banyak orang yang mengeluhkan keamanan pengguna angkutan umum kurang diperhatikan. Misalnya Busway merupakan angkutan umum yang pada saat ini sangat membantu masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari dalam transportasi. Penggunaan busway tidak seluruhnya berhasil, karena keamanan dan kenyamanan membuat penumpang merasa trauma dan tidak menggunakan busway lagi. Masyarakat pengguna busway mengeluhkan tentang armada yang lama dan keadaan bus yang semakin tidak terawat. Dengan demikian pemerintah berusaha untuk dapat mengoptimalkan peran transportasi massal di Jakarta untuk menanggulangi kemacetan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan Penelitian dengan judul “ Analisis Pengaruh Pembatasan Penggunaan Bahan Bakar Minyak Jenis Premium Terhadap Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Pengguna Kendaraan Pribadi Periode April – Mei 2012 ( Studi Kasus Warga Jatibening Baru Blok Felesia ) “ Ruang Lingkup Dalam Penelitian ini akan membahas Pengaruh Pembatasan Penggunaan Bahan Bakar Minyak Jenis Premium Dalam Perilaku Konsumen terhadap Pengambilan Keputusan Penggunaan Kendaraan Pribadi. Oleh sebab itu penulis menetapkan batasan-batasan yang akan di bahas dan yang akan di uji lebih jauh dari Penelitian ini. Batasan-batasan tersebut antara lain : 1. Menetapkan warga Jatibening II blok Felesia sebagai responden Penelitian. 2. Waktu pelaksanaan Penelitian yang dilakukan penulis adalah `mulai dari bulan April 2012 sampai dengan Mei 2012.
METODE PENELITIAN Metodologi yang dipakai dalam penulisan ini dengan kuantitatif yaitu menggunakan populasi dan sampel Penelitian. Teknik pengambilan sampel dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan pengambilan data asli yang langsung diteliti dari penulis berdasarkan dari hasil Penelitian yang dikumpulkan dari observasi dan hasil pendukung lainnya. Data primer yang digunakan di Penelitian ini adalah kuisioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyusun pertanyaan untuk diberikan kepada respoden. Objek Penelitian adalah warga Jatibening II Blok Felesia dan lokasi Penelitian di wilayah perumahan.. Data sekunder adalah data yang diambil dari sumber-sumber bantuan yang sudah mempunyai hasil dan dikembangkan lagi oleh penulis. Data sekunder diperoleh dari buku, internet, dan sumber-sumber yang berhubungan atau mendukung dengan Penelitian. Jenis penelitian ini bersifat asosiatif yang mempunyai tujuan adalah melihat hubungan antara variabel x dengan variabel y. Sampel yang dipakai sebesar 38 sampel. Sampel ini diambil dari rumus slovin dimana jumlah populasi sebesar 60. Penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling convenience yakni
adalah peneliti sudah menentukan calon responden dengan karakteristik tertentu yang sudak peneliti klasidikasikan.
HASIL DAN BAHASAN Mutu Penelitian terutama dinilai dari validitas hasil yang diperoleh. Validitas Penelitian diklasifikasikan menjadi validitas internal dan eksternal. Validitas internal berkaitan dengan keyakinan peneliti tentang keabsahan dari hasil Penelitian, sedangkan validitas eksternal berkaitan dengan hasil Penelitian yang diperoleh. Didapat r tabel sebesar 0,21. Jika tiap butir instrument validitas variabel x dan variabel y melebihi dari r tabel, maka dapat dikatakan tiap instrument tersebut adalah valid. Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan Y maka digunakan teknik korelasi. Korelasi yang digunakan adalah korelasi Product Moment. Korelasi Product Moment adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi antar dua variabel dari hasil perkalian dari momen-momen variabel yang dikorelasikan.(Sugiyono, 2006:183) Hasil korelasi antara variabel perilaku konsumen dengan pengambilan keputusan sebesar 0,829 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut sangat kuat. Berikut uji normalitas :
Tabel 1 Uji Normalitas Variabel X (Perilaku Konsumen)
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig.
Shapiro-Wilk Statistic df Sig.
VARIABE .085 38 .200* LX a. Lilliefors Significance Correction
.970
38
.394
*. This is a lower bound of the true significance. Tabel 2 Uji Normalitas Variabel Y ( Pengambilan Keputusan) Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig. VARIABE .119 38 LY a. Lilliefors Significance Correction
.193
Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .963
38
.232
Dari hasil tersebut,dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel X mempunyai nilai 0,200 dan variabel Y mempunyai nilai 0,193. Maka dari itu, kedua variabel tersebut mempunyai nilai signifikan > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut adalah normal. Berikut uji regresi :
Tabel 4.24 Model Summaryb
Model
R
1
.829a
R Square
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.688
.679
4.19298
a. Predictors: (Constant), VARIABELY b. Dependent Variable: VARIABELX Pada tabel model summary antara variabel X dengan variabel Y adalah sebesar 0.829 yang artinya hubungan keduanya kuat. Nilai R square sebesar 0.688. Hal ini menandakan bahwa 68.8% (0.688 x 100%) pengambilan keputusan dipengaruhi oleh perilaku konsumen, sedangkan sisanya sebesar 31.2% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitan yang telah diteliti dengan metode kuantitatif maka dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut : 1.
2.
3.
4.
Butir instrument variabel X ( Perilaku Konsumen ) dan variabel Y ( Pengambilan Keputusan ) dinyatakan valid. Terhitung bahwa r tabel sebesar 0,21 dan setiap butir instrument variabel X maupun variabel Y diatas dari r tabel. Berdasarkan data-data yang didapat melalui perhitungan dari uji korelasi anatara variabel X yakni Perilaku Konsumen dengan variabel Y yakni Pengambilan Keputusan, ternyata memiliki hubungan yang sangat tinggi yakni sebesar 0,829. Maka dari itu terdapat hubungan yang kuat antara perilaku konsumen dengan pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil tabel model summary, maka perilaku konsumen berpengaruh signifikan dalam pengambilan keputusan sebesar 68,8%. Sisanya sebesar 31,2% disebabkan oleh faktor-faktor lainnya. Dengan adanya kebijakan pemerintah mengenai pembatasan BBM bersubsidi, maka mempengaruhi masyarakat dalam hal pembelian BBM non-subsidi.
SARAN Berdasarkan hasil Penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh perilaku konsumen dalam pembatasan penggunaan BBM jenis premium terhadap pengambilan keputusan penggunaan kendaraan pribadi, terdapat saran sebagai berikut : 1. 2. 3.
4. 5. 6.
Maka dengan adanya pembatasan BBM tersebut warga Jatibening Baru khususnya warga blok Felesia dapat menggunakan kendaraan pribadi secara efisien. Dengan adanya pembatasan BBM bersubsidi, masyarakat mengharapkan untuk dapat tersalurkan dengan maksimal BBM tersebut bagi masyarakat golongan kurang mampu. Dengan adanya kebijakan pemerintah ini, masyarakat menginginkan sarana transportasi umum yang layak untuk kegiatan sehari-hari agar tingkat konsumsi dan mobilitas di Jakarta khususnya tidak terlalu padat. Angkutan umum merupakan solusi agar masyarakat mau berpindah menggunakan angkutan umum sebagai transportasi utama supaya kemacetan di DKI Jakarta tidak semakin parah Pihak Pemerintah harus bisa men-sosialisasikan kebijakan tersebut kepada seluruh rakyat Indonesia. Untuk keberhasilan program tersebut, pemerintah harus menggalakan kebijakan tersebut dengan optimal.
REFERENSI Effendi, M. S. (2006). Metode Penelitian Survey. Jakarta: Pustaka LP3ESFahmi, I. (2011). Manajemen Pengambilan Keputusan. Bandung: Alfabeta. Ginting, N. F. (2011). Manajemen Pemasaran. Bandung: CV yrama widya. Limakrisna, J. S. (2011). Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media. Mustafidah, T. T. (2011). Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta. Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Riswandi. (2009). Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rohim, S. (2009). Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, & Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatid & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Scot M. Cutlip, e. a. (2006). Effective Public Relations. Jakarta: Prenada Media Group. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, CV. Supomo, N. I. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE. wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo.
Jurnal Aulia, S. (2011). proses pembuatan keputusan konsumen red mango melalui twitter. Pengambilan Keputusan , 29. Damanik, E. R. (2011). Instrumen Perilaku Konsumen Sebagai Input Komunikasi Organisasi Eksternal. Jurnal Humaniora . Vol. 2 No. 1 April Artikel Indonesia, M. (2012, April 23). Kenaikan BBM. p. 1. Kompas. (2012, April 23). Jumlah Kendaraan Jabodetabek. p. 1. Website http://www.pertamina-ep.com/id/tentang-pep/struktur-kami} http://www.pertamina.com/index.php/home/read/profil_pertamina/ http://www.pertamina.com/index.php/detail/read/our_products
RIWAYAT PENULIS Baskoro Wirawan lahir di Jakarta pada 19 Maret 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang komunikasi pemasaran pada tahun 2012.