APLIKASI MULTIMEDIA INTERAKTIF SIMULASI 7 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KELAYAKAN SEPEDA MOTOR DI BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN SLEMAN
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh TODHI RYO ISFANDU
09.01.2490
NICO ADITYA PUTRA
09.01.2529
kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
SIMULATION MULTIMEDIA INTERACTIVE APPLICATION OF 7 STANDARD PROCEDURE OPERATION MOTORCYCLE FEASIBILITY AT BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN SLEMAN
Todhi Ryo Isfandu dan Nico Aditya Putra Rizqi Sukma Kharisma, S.Kom
Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT One of the products of information and communication technologies is Multimedia. Multimedia is used in many activities related to communication and information that can provide a fast and accurate information. A method of learning has a vital role in the education system. Learning method that is both easy to understand and be understood by the teacher and the taught. Learning methods will be easily understood and to understand if the presentation is made more attractive. Multimedia applications Interactive Simulation 7 Standard Operating Procedures Feasibility Motorcycle Training Center in Lahore District is very important in an institution's Office of Labor and Social werk, which now is a place of training in demand to provide the delivery of educational and interactive materials to be easy in understand in terms of services to students who are following the training. Steps - steps taken in the manufacture of multimedia application begins by analyzing existing data in the office BLK, then designed a new system is that applications built using Adobe Flash CS3, Adobe Photoshop CS3, and Adobe Soundbooth CS3. that support multimedia applications in the manufacture of the Office of BLK. Because the application uses animated images and sound so exciting to use and follow for people who want to learn to better understand the stages of the feasibility of standard operating procedures 7 motorcycles.
Keywords: Adobe Flash CS3, Adobe Photoshop CS3, and Adobe Soundbooth CS3
1. PENDAHULUAN Dunia otomotif, khususnya sepeda motor roda dua atau yang lebih dikenal dengan sepeda motor, merupakan bidang yang banyak digemari oleh semua kalangan, khususnya kalangan menengah ke bawah sebagai pangsa pasar utamanya, baik muda maupun tua. Sejalan dengan perkembangan teknologi, semakin berkembang pula variasi dan
jenis
sepeda
motor
keluaran
terbaru
dengan
spesifikasi
kelebihan
dan
kekurangannya masing-masing. Dalam persaingan global, agar organisasi dapat berkembang. Organisasi harus mampu menghasilkan produk dan pelayanan dengan mutu yang lebih baik. Dalam unit organisasi pemerintah, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perbaikan mutu dalam semua aspek yang berkaitan dengan pelayanan tersebut sehingga mampu meningkatkan kepercayaan publik. Oleh karena itu diperlukan adanya pengendalian mutu secara menyeluruh (Total Quality Management). Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota yang bertanggung jawab terhadap ketenagakerjaan selaku pengelola
pelatihan
kerja
yang
diselenggarakan
pemerintah
saat
ini
harus
mengedepankan paradigma baru dalam pelayanan publik. Untuk melatih dan menambah pengetahuan, wawasan guna membekali ketrampilan warga
agar mampu berkompetisi di didunia
pekerjaan
yang semakin
kompetitif ini, maka di Kabupaten Sleman didirikan UPT Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Sleman yang memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengikuti pelatihan keterampilan diberbagai kejuruan. Di Balai Latihan Kerja banyak jurusan-jurusan yang memberi pengetahuan dan meningkatkan kinerja masyarakat agar dapat dapat bersaing di dunia kerja. Salah satu jurusannya adalah Pelatihan Otomotif Sepeda Motor, Pelatihan Otomotif Sepeda Motor ini adalah salah satu pelatihan yang sangat diminati oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya calon peserta yang mendaftar untuk mengikuti pelatihan gratis ini. Akan tetapi, di Balai Latihan Kerja Kabupaten Sleman belum adanya sarana presentasi dan pembelajaran menggunakan aplikasi multimedia yang interaktif untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, contohnya di saat para pengajar menjelaskan materi tentang SOP7 kepada para peserta pelatihan masih menggunakan buku beserta gambar, dilakukan dengan cara manual seperti di sekolah-sekolah pada umum nya. Dengan dibuatnya media aplikasi multimedia interaktif, maka akan lebih mudah untuk para peserta pelatihan agar dapat lebih memahami dan mengerti materi yang
dijelaskan atau diberikan oleh para pengajar, aplikasi multimedia interaktif yang dibuat beserta dengan gambar,sound,animasi,bertujuan agar dalam kegiatan belajar mengajar tidak membosankan dan para peserta pelatihan dapat lebih bersemangat untuk mengikuti setiap materi-materi yang di berikan oleh para tenaga pengajar di Balai Latihan Kerja Kabupaten Sleman. Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan pelatihan yang terdiri atas teori dan praktek, para peserta sudah memasuki tahapan praktek. Kegiatan praktek dalam pelatihan ini memiliki komposisi yang lebih banyak dibandingkan dengan teori. Dengan hal ini diharapkan para peserta akan lebih banyak mendapatkan pengalaman keterampilan praktis agar nantinya lebih siap bekerja. Kegiatan praktek teknisi ini menggunakan perangkat yang up to date, sehingga nantinya keterampilan yang diperoleh akan sesuai dengan kebutuhan di pasar kerja.
2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Multimedia Arah perkembangan teknologi informasi hampir sudah disepakati dan diakui mengarah kepada suatu sistem informasi berbasiskan multimedia, termasuk pada kelas komputer pribadi. Hal ini terjadi karena dengan perangkat lunak promosi berbasiskan multimedia secara potensial akan meningkatkan produktivitas dengan tingkatan keinteraktifitasan yang tinggi pada antarmuka pemakainya. 2.2 Pengertian Multimedia Istilah multimedia berawal dari teater, bukan computer.Pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari satu medium sering kali disebut pertunjukkan multimedia. Pertunjukan multimedia mencakup monitor video, synthesized band, dan karya seni manusia sebagai bagian dari pertunjukan. Sistem multimedia dimulai pada akhir 1980-an dengan diperkenalkannya Hypercard oleh Apple pada tahun 1987, dan pengumuman oleh IBM pada tahun 1989 mengenai perangkat lunak Audio Visual Connection (AVC) dan video adapter card bagi PS/2. Sejak permulaan tersebut, hampir setiap pemasok perangkat keras dan lunak melompat ke multimedia. Pada 1994, diperkirakan ada lebih dari 700 produk dan sistem multimedia di pasaran.Pada 1994, diperkirakan ada lebih dari 700 produk dan sistem multimedia di pasaran.
1
1
M.Suyanto,Multimedia : Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Andi Offset Yogyakarta 2003, hal 19.
Multimedia adalah kombinasi dari texts, foto, seni grafis, suara, animasi, dan elemen video-video yang dimanipulasi secara digital. Ketika anda mengizinkan pengguna akhir/pemirsa dari proyek multimedia, mengontrol
apa dan kapan elemen-elemen
tersebut akan dikirimkan, multimedia disebut multimedia interaktif.
2
2.3 Elemen - Elemen Multimedia Menurut James A. Senn (1998), multimedia terbagi dalam beberapa elemen :
3
1. Teks Bentuk data multimedia yang paling mudah disimpan dan dikendalikan adalah text (teks). Teks dapat membentuk kata, surat atau narasi dalam multimedia yang menyajikan bahasa. Kebutuhan teks bergantung pada penggunaan aplikasi multimedia. 2. Image Image (grafik) merupakan hasil sebuah pengambilan citra yang didapat melalui alat penangkap citra, seperti kamera dan scanner, yang hasilnya sering disebut dengan gambar.Gambar bisa berwujud sebuah ikon, foto ataupun simbol. 3. Audio Audio (suara) adalah komponen multimedia yang dapat berwujud narasi, musik, efek suara atau penggabungan di antara ketiganya. 4. Video Video merupakan sajian gambar dan suara yang ditangkap oleh sebuah kamera, yang kemudian disusun ke dalam urutan frame untuk dibaca dalam stuan detik. 5. Animation Animation (animasi) merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak pada layer. Animasi secara harfiah berarti membawa hidup bergerak. Menganimasi memiliki makna menggerakkan objek agar menjadi hidup. Membuat animasi dapat berupa menggerakkan gambar kartun, lukisan, boneka atau objek tiga dimensi lainnya.
2
Tay Vaughan,Multimedia Making It Work Edisi 6 Yogyakarta 2006,hal 3. Amir Fatah Sofyan dan Agus Purwanto, Digital Multimedia : Animasi, sound Editing, & Video Editing, Andi Offset Yogyakarta 2008, hal 2-4. 3
6. Virtual Reality Dalam perkembangannya, komponen multimedia bertambah satu lagi, yaitu virtual reality.Virtual reality memungkinkan terjadinya hubungan timbal-balik antar-user dengan aplikasi multimedia secara nyata. 2.4 Struktur Sistem Informasi Multimedia Struktur sistem informasi manajemen merupakan bagian yang sangat penting dari keseluruhan pembuatan aplikasi.Struktur ini berguna untuk memvisualisasikan seluruh relasional dan aplikasi yang dibangun. Struktur ini menjelaskan organisasi file dari macromedia sebegai perangkat lunak utama, grafik dan sumber daya lain serta memudahkan untuk melakukan revisi pada tiap komponen dalam alikasi multimedia. Adapun macam-macam simbol dari struktur multimedia adalah sebagai berikut : 2.4.1
4
Struktur Linier Pada struktur linier lebih banyak menonjolkan topik tiap level
Gambar 2.1 Struktur linier 2.4.2
Struktur Hierarkis Pada struktur hierarkis lebih banyak menunjukkan semua level, dua halaman
bersamaan.
Gambar 2.2 Struktur Hierarkis 4
Laura Lemay, Jon M.Duff, ames L. Mohler. Desain Grafik Dan Halaman Web.Elex Media Komputindo. Jakarta. Hal 142-143
2.4.3
Struktur Piramida Pada Struktur piramida menunjukkan kesemua level, tiga resource yang
memiliki tingkat ketersediaan yang sama.
Gambar 2.3 Struktur Piramida 2.4.4
Struktur Polar Struktur Polar membuat resource tiga level tersedia secara universal dari level
halaman dua, tetapi dapat langsung diasosiasikan pada topik khusus level dua.
Gambar 2.4 Struktur Polar Keterangan:
: Home Splash Page
: Section
: Resource
: Data
3. TINJAUAN UMUM 3.1 Sejarah Balai Latihan Kerja Kabupaten Sleman Balai Latihan Kerja atau yang singkat dengan (BLK) Sleman merupakan suatu instansi pemerintah dibawah Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang bergerak dalam bidang jasa pendidikan ketrampilan dan usaha kecil menengah. 3.1.1
BLK Sebelum tahun 2003 (Sebelum Otomotif) BLK/KLK adalah Unit Pelaksan Teknis (UPT) yang bertanggungjawab kepada
Kepala Kanwil Depnaker Propinsi dengan petunjuk teknis dari Dirjen Binalatas Depnakertrans Republik Indonesia. BLK/KLK mempunyai fungsi ganda, yaitu : 1.
Sebagai Unit Pelaksana Pelatihan Kerja a. Menyelengarakan pelatihan dalam berbagai jenis dan tingkat program yang bersifat standar dan non standar. b. Menyediakan fasilitas praktek bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Lembaga Latihan Swasta yang memerlukan c.
2.
Melaksanakan Sertifikasi Uji Kompetensi Kerja
Sebagai Unit Percontohan Pelatihan bagi Lembaga Pelatihan lain baik milik pemerintah maupun swasta. Berdasarkan kapasitas/daya tampuh latih dibedakan menjadi 3 tipe (A,B dan
C). Tahun 1981-1985 memasuki tahap puncak pertumbuhan dengan didirikannya BLK/KLK sejumlah 157 buah sebagai berikut : BLK tipe A
: 33 buah (eselon III) (Contoh: BLK Yogyakarta)
BLK tipe B
: 16 buah (eselon III) (Contoh: BLK Sleman)
KLK tipe C
: 104 buah (eselon IV) (Contoh: KLK Bantul, Wates dan Gunungkidul)
BLK TPK
: 3 buah
BLK Khusus
: 1 buah
3.1.2
BLK Setelah otonomi daerah tahun 2003-2005 BLK Sleman mengalami degradasi striktur organisasi, yang mana menjadi
UPTD Dinas Kesejahteraan Masyrakat (Sekarang Dinas Nakersos-KB) menjadi eselon IV dibawah Bidang Ketenagakerjaan.
4. PEMBAHASAN Pembahasan dari Aplikasi “Standard Procedure Operation” menggunakan software Adobe Flash CS3 ini dijelaskan sebagai berikut: a. .fla adalah hasil dari pembuatan aplikasi / file mentah dari adobe flash (Plane Fighter.fla) b. .swf adalah hasil dari exsport file .fla ,merupakan aplikasi yang sudah jadi dan bisa dijalankan hanya pada komputer yang sudah terinstal flash player (Plane Fighter.swf) c.
.exe adalah hasil dari export publish , merupakan aplikasi exe yang bisa dijalankan semua komputer tanpa harus menginstal program flash (Plane Fighter.exe).
4.1 Perancangan Sebuah karya aplikasi multimedia tidak akan terlihat bagus jika kegunaan dan tampilannya yang tidak menarik. Membuat aplikasi yang bagus dan menarik sangat diperlukan struktur perancangan yang jelas dan terkonsep.Untuk itu perlu dilakukan tahap perancangan yang meliputi: 4.1.1
Proses Perancangan Sebuah karya aplikasi multimedia tidak akan terlihat bagus jika kegunaan dan
tampilannya yang tidak menarik. Membuat aplikasi yang bagus dan menarik sangat diperlukan struktur perancangan yang jelas dan terkonsep. Untuk itu perlu dilakukan tahap perancangan yang meliputi:
4.1.1.1 Merancang Konsep Membangun suatu sistem dalam rencana kerja lebih mudah apabila telah memiliki konsep sehingga pekerjaan akan lebih terarah dan terkoordinir. Untuk dapat merancang konsep dalam membuat aplikasi multimedia dibutuhkan kreativitas. Dalam pembuatannya, aplikasi ini akan dipadukan unsur penting multimedia, yaitu : teks, suara dan gambar. Dengan perpaduan unsur tersebut aplikasi ini akan lebih menarik dan mudah dimengerti sehingga pengguna akan tertarik menggunakannya. Pembuatan aplikasi ini mempunyai konsep yang menjelaskan dan membantu bagaimana cara memahami 7 standar operasional prosedur kelayakan sepeda motor. 4.1.1.2 Merancang Isi Dalam merancang isi, seluruh ide dan konsep dituangkan untuk membuat aplikasi ini. Tahap merancang isi juga merupakan implementasi dari ide-ide kreatif. Merancang isi meliputi mengevaluasi dan memilih daya tarik pesan, gaya dalam mengeksekusi pesan dan kata (tema) dalam mengeksekusi pesan. Aplikasi ini menggunakan struktur piramida.Struktur rancangan dari isi multimedia yang akan ditampilkan tiap menu dari aplikasi ini terdiri dari layar intro awal, layar menu, layar animasi (kelayakan ban, fungsi kelistrikan, fungsi rem, kondisi oli mesin, kelayakan battery, kondisi kelonggaran, kelayakan rantai), layar about us, layar intro akhir. 4.1.1.3 Merancang Grafik Perancangan grafik dilakukan untuk membuat kerangka yang akan digunakan untuk menampilkan aplikasi program. Disini akan dimasukkan suara, gambar, dan animasi yang digabungkan menjadi satu. Desain multimedia interaktif dirancang dengan menggunakan Adobe Flash CS3 Professional, pengeditan sound menggunakan Adobe Soundbooth CS3, sedangkan background dan pengeditan gambar-gambar menggunakan Adobe Photoshop CS3. 4.2 Memproduksi Sistem Tahapan ini berisi mengenai proses pembuatan elemen-elemen yang diperlukan, melakukan penggabungan dari beberapa software yang digunakan serta membangun dan mengembangkan aplikasi sesuai dengan naskah yang telah dibuat. Bagian ini merupakan kegiatan yang meliputi pembuatan desain grafik yang mendukung isi dari CD interaktif, membuat sound atau hasil rekaman, membuat animasi, dan membuat teks sebagai penjelasan isi CD interaktif.
Untuk menambah ketertarikan user dalam memakai aplikasi maka dibuat tombol-tombol untuk menuju ke menu selanjutnya atau kembali ke menu sebelumnya yang diberi sound. Pengolahan animasi yang di buat menggunakan software Adobe Flash CS3 Professional, pengolahan gambar menggunakan Adobe Photoshop CS3, dan untuk soundnya diolah menggunakan Adobe Soundbooth CS3. 4.2.1
Tampilan Intro Layar intro akan ditampilkan ketika aplikasi baru dibuka. Pada layar ini berisi
tampilan nama instansi, nama aplikasi, dan sponsor.
Gambar 4.1 Tampilan Intro Instansi
Gambar 4.2 Tampilan Intro Nama Aplikasi
Gambar 4.3 Tampilan Intro Sponsor 4.2.2
Tampilan Menu Utama Tampilan Menu Awal menampilkan item-item yang menjadi 7 standar
operasional prosedur kelayakan sepeda motor antara lain : Kelayakan Ban, Fungsi Kelistrikan, Fungsi Rem, Kondisi Oli Mesin, Kelayakan Battery, Kondisi Kelonggaran, dan Kelayakan Rantai.
Gambar 4.4 Tampilan Menu utama 4.2.3
Tampilan About Us Pada tampilan About Us ini berisi keterangan mengenai pembuat aplikasi ini
yang terdapat di pojok kanan atas pada layar menampilkan biodata pembuat.
Gambar 4.5 Tampilan About Us 4.2.4
Tampilan Kelayakan Ban Tampilan Kelayakan Ban ini menampilkan simulasi pengisian tekanan angin
pada ban dari keadaan gembos sampai keadaan ban normal. Dan terdapat keterangan yang menjelaskan batas keausan ban.
Gambar 4.6 Tampilan Kelayakan Ban 4.2.5
Tampilan Fungsi Kelistrikan Tampilan Fungsi Kelistrikan menampilkan simulasi pengecekan sein lampu kiri
dan sein lampu kanan dengan menampilkan keterangan.
Gambar 4.7 Tampilan Fungsi Kelistrikan 4.2.6
Tampilan Fungsi Rem Tampilan Menu Fungsi Rem ini menampilkan simulasi tahap-tahap penyetelan
fungsi rem pada handle rem sepeda motor.
Gambar 4.8 Tampilan Fungsi Rem 4.2.7
Tampilan Kondisi Oli Mesin
Tampilan Oli Mesin menampilkan animasi interaktif tahapan - tahapan penggantian oli mesin sepeda motor dengan keterangan.
Gambar 4.9 Tampilan Kondisi Oli Mesin 4.2.8
Tampilan Keyalakan Battery
Tampilan Kelayakan Battery ini menampilkan simulasi pengecekan battery mengunakan alat amperemeter, dengan keterangan.
Gambar 4.10 Tampilan Keyalakan Battery 4.2.9
Tampilan Kondisi Kelonggaran
Tampilan Kondisi Kelonggaran ini menampilkan animasi interaktif tentang tahapan tahapan mengencangkan dan mengendurkan baut pengunci as pada sepeda motor.
Gambar 4.11 Tampilan Kondisi Kelonggaran 4.2.10 Tampilan Kelayakan Rantai Tampilan kelayakan Rantai menampilkan animasi interaktif tahapan-tahapan cara mengencangkan rantai.
Gambar 4.12 Tampilan Kelayakan Rantai 4.2.11 Tampilan Intro Ahkir Tampilan intro ahkir menampilan teks bertuliskan kata “THANK YOU dan GOOD BYE!!!”sebagai akhiran intro aplikasi.
Gambar 4.13 Tampilan Intro Ahkir” THANK YOU”
Gambar 4.14 Tampilan Intro akhir “GOOD BYE !!!”
5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari Aplikasi yang dibuat : 1.
Dengan adanya Aplikasi Multimedia yang interaktif pada dasarnya akan memberikan kemudahan dalam memahami materi yang diberikan.
2.
Dari hasil Penelitian dilapangan dapat disimpulkan bahwa belum adanya Aplikasi Multimedia interaktif dalam kegiatan belajar mengajar di Balai Latihan Kerja Kabupaten Sleman.
5.2 Saran Ada beberapa saran yang dapat diberikan berhubungan dengan Aplikasi yang dibuat : 1.
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyelesaikan permasalahan pada Balai Latihan Kerja Kabupaten Sleman dalam hal sharing dan diskusi dalam kegiatan belajar mengajar.
2.
Untuk tahap selanjutnya sistem aplikasi bisa dikembangkan sesuai kebutuhan lebih lanjut.
3.
Tampilan pada aplikasi ini masih biasa, diharapkan dalam pengembangannya dapat memperindah tampilan agar lebih menarik.
4.
Menambahkan menu View aplikasi 3D, sehingga user tidak hanya dapat melihat dari satu sisi saja tetapi dapat melihat dari sisi manapun.
5.
Dengan adanya media pembelajaran berbasis multimedia ini diharapkan muncul lebih banyak lagi pembelajaran-pembelajaran lain berbasis multimedia dengan pokok bahasan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Arry Maulana Syarif, Diginnovac. 2008 Chandra. 2007. Flash CS3 Untuk Orang Awam. Palembang : Maxikom, Hal 2 Chandra. 2007. Flash CS3 untuk Orang Awam. Palembang : Maxikom, Hal 146 Gora, S. Winastwan. 2004. Step by Step Animasi 3D Studio. Semarang : Deli Publishing Lemay Laura, Jon M.Duff, and James L. Mohler. 1997. Desain Grafik Dan Halaman Web. Jakarta : Elex Media Komputindo, Hal 142-143 Madcoms. 2008. Mahir Dalam 7 Hari : Adobe Photoshop CS3. Yogyakarta: Andi Offset, Hal 3 Pranowo Galih. 2011. Kreasi Animasi Interaktif dengan ActionScript 3.0 pada Flash CS5. Yogyakarta : Andi Offset, Hal 11 Pranowo Galih. 2011. Kreasi Animasi Interaktif dengan ActionScript 3.0 pada Flash CS5. Yogyakarta : Andi Offset, Hal 16 PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia. 2000. Yamaha 125 Z: Service Manual. Jakarta: PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia
PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia. 2000. Yamaha 125 Z: Service Manual. Jakarta: PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia, Hal 7-18 Sofyan Amir Fatah dan Agus Purwanto. 2008. Digital Multimedia : Animasi, Sound Editing & Video Editing. Yogyakarta : Andi Offset, Hal 2-4 Sofyan Amir Fatah dan Agus Purwanto. 2008. Digital Multimedia : Animasi, Sound Editing & Video Editing. Yogyakarta : Andi Offset, Hal 63-64 Suyanto, M. 2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta : Andi Offset, Hal 19 Suyanto, M. 2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta : Andi Offset, Hal 353 Vaughan Tay. 2006. Multimedia Making It Work. Edisi 6, Yogyakarta, Hal 3