ANALISIS LITERASI INFORMASI PENGGUNA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAILA HADRI NASUTION
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir berjudul Analisis Literasi Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Sumatera Utara adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun ke perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir dari tugas akhir ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Laila Hadri Nasution NRP G652090045
ABSTRACT LAILA HADRI NASUTION. Analysis of Information Literacy for Library Users in Sumatera Utara University. Under supervision of YANI NURHADRYANI, and JANTI G SUDJANA.
Information literacy is a set of skills and knowledge that one has to know when information is needed, the ability to search, find, locate, analyze, evaluate, and use information effectively. The purpose of this study was to analyze information literacy library users of Sumatera Utara University using ACRL standards which have five competencies, determines the nature and extent of the information needed, accesses needed information effectively and efficiently, evaluates information and its sources critically and incorporates selected information into his or her knowledge base and value system, uses information effectively to accomplish a specific purpose, and understands many of the economic, legal, and social issues surrounding the use of information and accesses and uses information ethically and legally. The research used quantitative research method with a descriptive explanation. The results showed that 71.25% of respondents stated the need of information literacy training in Sumatera Utara University. The average score of all information literacy standard of the Sumatera Utara University library users is 3.15. The score is included in the category of interval fair. Average rating is 3.29 on standard one, 3.08 standard two, 3.10 standard three and 3.15 for standard four and five. Sumatera Utara University is expected to arrange the information literacy training. To be more focused, USU needs to determine the needs of information literacy in USU and arrange the model of information literacy.
Keywords: information literacy, ACRL, university.
RINGKASAN LAILA HADRI NASUTION. Analisis Literasi Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Dibimbing oleh YANI NURHADRYANI, dan JANTI G SUDJANA.
Literasi informasi adalah seperangkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui kapan informasi dibutuhkan, kemampuan dalam mencari, menemukan, menempatkan, menganalisis, mengevaluasi, mengkomunikasikan dan menggunakan secara efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis literasi informasi pengguna perpustakaan Universitas Sumatera Utara menggunakan standar ACRL yang terdiri dari lima kompetensi yaitu menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan, mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien, mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya secara kritis, menggunakan informasi untuk menyelesaikan tujuan tertentu, dan memahami aspek ekonomi, hukum, dan sosial yang berkaitan dengan penggunaan informasi. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan penjelasan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 71,25% responden menjawab perlu diadakan pelatihan literasi informasi bagi pengguna perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Nilai rata-rata dari seluruh standar kemampuan literasi informasi pengguna perpustakaan Universitas Sumatera Utara adalah 3,15. Nilai ini termasuk dalam kategori interval cukup. Nilai rata-rata pada standar satu adalah 3,29, standar dua 3,08, standar tiga 3,10 dan standar empat dan lima 3,15. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara diharapkan menyusun rancangan pelatihan literasi informasi dengan langkah awal melakukan analisis kebutuhan pelatihan dan menetapkan model literasi informasi mana yang digunakan agar pelatihan lebih terarah.
Kata kunci: literasi informasi, ACRL, universitas.
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2013 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
ANALISIS LITERASI INFORMASI PENGGUNA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAILA HADRI NASUTION
Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Teknologi Informasi untuk Perpustakaan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tertutup : Prof. Sulistyo-Basuki
Judul Tesis Nama NRP
:
Analisis Literasi Informasi Universitas Sumatera Utara : Laila Hadri Nasution : G652090045
Pengguna
Perpustakaan
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Dr. Yani Nurhadryani, S.Si., MT Ketua
Ir. Janti G. Sudjana, MA Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan
Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom
Tanggal Ujian:
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Dahrul Syah, MScAgr
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2010 ini ialah literasi informasi dengan judul Analisis Literasi Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Yani Nurhadryani, S.Si., M.T, dan Ibu Ir. Janti G. Sudjana, M.A, selaku pembimbing serta Bapak Aziz Kustiyo, S.Si, M.Kom., selaku ketua Program Studi Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan yang telah banyak memberikan saran dan motivasi. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara dan PHKI USU 2009 yang telah memberi penulis kesempatan untuk mengikuti program beasiswa S2. Ungkapan terima kasih kepada Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si selaku kepala Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin kepada penulis untuk meneliti di perpustakaan tersebut. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada suami, ibu, ayah, anak, adik, abang, kakak, ibu mertua seluruh keluarga serta sahabat khususnya sahabat-sahabat MTP 3 IPB atas do’a dan dukungan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S2 ini. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada dosen-dosen di Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi USU yang telah memberi penulis dukungan selama menyelesaikan studi S2. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2013 Laila Hadri Nasution
i
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ............................................................................................................ ii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1 1.2.Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4 1.3.Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 4 1.4.Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 5 1.5.Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................................ 5 BAB II TINJAUAN LITERATUR ................................................................................ 5 2.1.Kompetensi untuk Pendidikan Tinggi..................................................................... 5 2.2.Literasi Informasi ....................................................................................................... 8 2.3.Model Literasi Informasi ........................................................................................ 12 2.4.Standar Kompetensi Literasi Informasi Model ACRL ....................................... 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................... 28 3.1.Metode Penelitian .................................................................................................... 28 3.2.Prosedur Penelitian .................................................................................................. 28 3.3.Jadwal Penelitian ..................................................................................................... 32 3.4.Lokasi Penelitian...................................................................................................... 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 32 4.1.Gambaran Umum Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ........................... 32 4.2.Identifikasi Kebutuhan Pelatihan ........................................................................... 34 4.3.Identifikasi Kemampuan Literasi Informasi ........................................................ 36 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 63 5.1.Kesimpulan ............................................................................................................... 63 5.2.Saran .......................................................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 66 LAMPIRAN ................................................................................................................... 69
i
ii
DAFTAR TABEL 3.1 Kisi-kisi kuesioner ................................................................................................... 30 4.1 Keikutsertaan dalam pelatihan literasi informasi ................................................ 34 4.2 Penyelenggara pelatihan literasi informasi ........................................................... 35 4.3 Perlunya diadakan pelatihan literasi informasi .................................................... 36 4.4 Identifikasi kebutuhan secara spesifik .................................................................. 37 4.5 Penggunaan sumber informasi tercetak dan elektronik ...................................... 37 4.6 Meringkas poin utama dari sumber informasi ..................................................... 38 4.7 Membedakan sumber informasi primer, sekunder dan tersier ........................... 39 4.8 Membandingkan informasi dari berbagai sumber ............................................... 40 4.9 Penggunaan bukti untuk mendukung argumen .................................................... 40 4.10 Identifikasi waktu untuk memperoleh informasi ............................................... 41 4.11 Membedakan informasi dalam majalah popular dan jurnal ............................. 42 4.12 Standar 1 kemampuan menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan............................................................................................................. 44 4.13 Kemampuan mencari informasi di internet ........................................................ 44 4.14 Kemampuan menggunakan logika boolean ....................................................... 44 4.15 Kemampuan menggunakan katalog online perpustakaan lokal ...................... 45 4.16 Kemampuan menggunakan katalog online perpustakaan lain......................... 46 4.17 Kemampuan memilih alat pencarian ................................................................... 47 4.18 Kemampuan menggunakan kata kunci ............................................................... 47 4.19 Kemampuan menggunakan search engine ......................................................... 48 4.20 Kemampuan menggunakan millist dan kelompok diskusi online................... 49 4.21 Partisipasi dalam diskusi online........................................................................... 50 4.22 Kemampuan menggunakan alamat website ....................................................... 50 4.23 Kemampuan menyimpan dan menggunakan kembali hasil penelusuran ..... 51 4.24 Standar 2 kemampuan mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien ............................................................................................................ 52 4.25 Kemampuan mengevaluasi keaslian informasi ................................................. 53 4.26 Kemampuan membedakan sumber informasi dari format file berbeda ..... 54 4.27 Kemampuan mengevaluasi kualitas informasi tercetak dan elektronik ..... 55 4.28 Kemampuan memahami isu-isu saat ini ............................................................. 55 4.29 Kemampuan menyaring informasi yang akan digunakan untuk membuat esai ......................................................................................................................... 56 4.30 Kemampuan mengidentifikasi informasi bias ................................................... 57 4.31 Standar 3 kemampuan mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya ..... 58 4.32 Kepatuhan terhadap peraturan hak cipta dan plagiarisme ................................ 59 4.33 Pemahaman masalah hak cipta di web ............................................................... 59 4.34 Kemampuan membuat daftar pustaka dari berbagai sumber ........................... 60 4.35 Kemampuan mengkombinasikan informasi ....................................................... 61 4.36 Kemampuan menciptakan pengetahuan baru .................................................... 61 4.37 Standar 4 kemampuan penggunaan informasi secara efektif, efisien, etis dan berdasar hukum .................................................................................................... 62 4.38 Pengelompokan kemampuan yang perlu dijelaskan lebih lanjut pada kegiatan pelatihan ................................................................................................................ 63
ii
iii
DAFTAR GAMBAR 2.1 Konsep literasi informasi ........................................................................................ 10 2.2 Pola kemampuan seven pillar ................................................................................ 15 2.3 The Big6 nonlinear .................................................................................................. 17 3.1 Prosedur Penelitian .................................................................................................. 28
DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuesioner ..................................................................................................................... 69 2 Tabulasi data ................................................................................................................ 72
iii
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 25 Juni 1979 dari ayah H. M. Saleh Nasution dan Ibu Hj. Saridah Hanum. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Tahun 1998 penulis lulus dari SMA Swasta Josua Medan dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Sumatera Utara pada Program Studi D3 Perpustakaan, Fakultas Sastra, lulus pada tahun 2001 dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan kuliah S1 Ilmu Perpustakaan di Universitas dengan fakultas yang sama, lulus pada tahun 2004. Hingga tugas akhir ini selesai penulis bekerja sebagai staf pengajar di Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembelajaran di perguruan tinggi harus mampu mengajarkan kepada mahasiswa belajar bagaimana cara belajar (learning how to learn) dan menuntut kemandirian dalam belajar yang dimulai dari mahasiswa memasuki perguruan tinggi. Di samping itu, mahasiswa harus punya keyakinan bahwa dosen bukan sumber pengetahuan utama. Mahasiswa diharapkan bisa memenuhi kebutuhan informasi dengan berbagai cara dan strategi. Strategi dan cara memenuhi kebutuhan informasi tidak sama untuk setiap individu. Setiap individu mungkin menemukan kesulitan dalam menentukan teknik pencarian dan diharapkan kesulitan tersebut tidak menimbulkan kesenjangan informasi yaitu antara yang memiliki dan menguasai akses informasi dan yang tidak. Kesenjangan tersebut bisa diatasi dengan pelatihan literasi informasi. Pelatihan literasi informasi merupakan konsep pembelajaran seumur hidup yang membantu meningkatkan kemampuan dan produktifitas mahasiswa.
Literasi
informasimerupakan
bagian
yang tidak
dapat
dipisahkandari kegiatan pembelajaran. Literasi informasi dibutuhkan dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi yang mensyaratkan peserta didik untuk memanfaatkan banyak sumber informasi, sedangkan dalam lingkungankerja sering digunakan istilah informationcompetencies dan information proficiencies(Hasugian, 2008). Pelatihan literasi informasi diharapkan dapat meningkatkan kompetensi agar inovatif, mampu memecahkan masalah secara kreatif, dan mampu melakukan tugas dengan efektif
dan efisien. Kemampuan ini merupakan elemen penting bagi
pembelajaran mahasiswa. Kemampuan tersebut meliputi identifikasi kebutuhan informasi, identifikasi dan pemilihan sumber informasi yang tepat, membangun strategi pencarian, mengevaluasi informasi dan sumbersumbernya, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi serta taat hukum dalam penggunaan sumber informasi.
2
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuan pengguna informasinya. Pelatihan rutin dilakukan namun hanya sebatas pada pengenalan perpustakaan dan koleksinya yaitu pada saat kegiatan orientasi bagi mahasiswa baru. Perpustakaan USU memiliki misi menyediakan akses terhadap informasi dan layanan informasi secara tepat waktu, tepat guna dan efektif untuk mendukung fungsi tridharma USU melalui pengadaan dan penyediaan bahan pustaka serta membantu mahasiswa dan dosen, sehingga menjadi terampil dalam menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan mereka. Untuk
melayani
kebutuhan
pengguna,
Perpustakaan
USU
menyediakan bahan pustaka dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam jenis maupun subyeknya. Koleksi tersedia dalam format tercetak dan non tercetak.
Teknologi
informasi
dan
komunikasi
di
perpustakaan
memunculkan jenis koleksi digital. Perpustakaan melanggan sejumlah jurnal elektronik
(e-journal)
untuk
sivitas
akademika
USU.
Selain
itu,
perpustakaan USU menyediakan jurnal yang dilanggan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang penggunaannya dibagi-pakai kepada seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Jumlah koleksi perpustakaan yang besar merupakan sumber daya informasi yang sangat penting untuk mendukung proses belajar mengajar terutama bila dimanfaatkan secara maksimal. Mahasiswa bisa belajar untuk memanfaatkan sumber daya dan fasilitas yang tersedia bagi mereka. Meluasnya orientasi dasar untuk literasi informasi dan berbagai cara untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan termasuk sesi mengajar dan lokakarya, paket belajar interaktif dan panduan menulis. Pendidikan pengguna merupakan usaha untuk memberikan petunjuk dalam menggunakan atau mencari informasi yang dibutuhkan mahasiswa sebagai pengguna perpustakaan (Wooliscroft, 1997). Namun saat ini pendidikan pengguna sudah ditingkatkan ke taraf pelatihan literasi informasi untuk meningkatkan kompetensi melek informasi (literasi informasi).
3
Menurut Pendit (2008), “pada perpustakaan, konsep literasi informasi sendiri bermula dari pendidikan pengguna di perpustakaan. Prinsip kegiatan yang ada dalam pendidikan pengguna sama dengan apa yang akan dikembangkan
melalui
program-program
literasi
informasi
yaitu
mengembangkan kemampuan pengguna dalam menetapkan hakikat dan rentang informasi yang dibutuhkan, mengakses informasi secara efektif dan efisien, mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis, menggunakan informasi untuk keperluan tertentu. Penelitian literasi informasi sudah pernah dilakukan sebelumnya mengenai manfaat dan penerapan literasi informasi di dunia pendidikan. Penelitian-penelitian
tersebut
antara
lain
yaitu
dilakukan
oleh
Apriyanti(2010) dengan judul Literasi Informasi Pemustaka: Studi Kasus di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta denganhasil penelitian kemampuan literasi informasi pemustaka tergolong cukup baik.Penelitian lain dilakukan oleh Kurnianingsih(2012)dengan judul Perancangan Pembelajaran Literasi Informasi Berbasis Web di Perpustakaan Sekolah dengan hasil rancangan web untuk pembelajaran literasi informasi. Penelitian-penelitian tersebut mengukur kompetensi literasi informasi dan penerapan literasi informasi untuk mendukung pendidikan. Tolok ukur yang digunakan standar ACRL. Ada banyak standar yang bisa dipakai sebagai tolok ukur mengetahui tingkat kemampuan literasi informasi pengguna perpustakaan perguruan tinggi. Namun dalam penelitian ini yang digunakan sebagai tolok ukur yaitu standar yang dikeluarkan oleh Association of College and Research Libraries yang selanjutnya akan disebut ACRL.Alasan menggunakan ACRL karena memiliki serangkaian standar, indikator kinerjadan hasil untukliterasi informasidalam pendidikan tinggi.Setiap tingkatdikaitkan denganindikator kinerjadan hasilsecara spesifik untuk menentukan tingkat kemampuan literasi informasi mahasiswa. Association of College and Research Libraries(ACRL) telah membuat standar kompetensi literasi informasi untuk pendidikan tinggi yang menginspirasi
pembangunan standar yang sama di negara-negara maju
4
seperti Inggris, Australia dan New Zealand. Standar ACRL sudah banyak diterapkan untuk negara-negara di Asia. Standar ACRL digunakan karena standar ini diterapkan untuk lingkup perguruan tinggi dan indikatornya bisa mewakili sejumlah kemampuan yang harus dimiliki dalam memahami dan berinteraksi dengan informasi.Standar ACRL membantu mengembangkan metode untuk mengukur pembelajaran mahasiswa yang mencakup kompetensi literasi informasi yang harus dimiliki oleh pengguna perpustakaan di perguruan tinggi khususnya pengguna perpustakaan USU. Standar ini bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan mengenali kebutuhan informasi pribadinya, sebelum mencari dan menemukan informasi tersebut. Pernyataan ini mengindikasikan adanya upaya untuk membentuk mahasiswa yang melek terhadap informasi. 1.2. Rumusan Masalah Secara teoritis pendidikan pengguna yang selama ini dilakukan oleh perpustakaan USU masih belum memenuhi standar suatu pelatihan. Pelatihan yang dilakukan hanya sebatas memperkenalkan jenis koleksi dan cara memanfaatkannya secara umum kepada pengguna. Sementara banyak kemampuan lain yang perlu dimiliki mahasiswa sebagai pengguna informasi seperti pengetahuan mengidentifikasi kebutuhan informasi, mengakses dan menggunakan informasi secara efisien, mengevaluasi informasi yang didapat dan menggunakan informasi dengan mematuhi hukum yang berlaku. Rumusan masalahdan sekaligus menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah literasi informasi pengguna perpustakaan Universitas Sumatera Utara? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis literasi informasi pengguna perpustakaan USU menggunakan standar ACRL yang mencakup kemampuan menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan, kemampuan mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien, kemampuan mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya dan
5
kemampuan menggunakan informasi secara efektif, efisien, etis dan berdasar hukum. 1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini yaitu bagi perpustakaan USU, hasil
penelitian ini bisa menjadi barometer untuk melihat sejauhmana tingkat kemampuan literasi informasi pengguna perpustakaan dan masukan untuk meningkatkan kemampuan literasi informasi pengguna perpustakaan USU melalui pelatihan literasi informasi. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai literasi informasi menggunakan standar ACRL dengan responden pada penelitian ini adalah pengguna perpustakaan USU yang menjadi peminjam terbanyak selama periode September hingga Nopember 2012.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kompetensi untuk Pendidikan Tinggi Perpustakaan berdasarkan
universitas
tingkat
biasanya
kebutuhan
membedakan informasinya,
pengguna yaitu:
mahasiswaundergraduate (S0 dan S1), postgraduate (S2 dan S3), dan dosen (Siregar, 1998). Kebutuhan kelompok pertama terutama adalah untuk mendukung kurikulum yang sebagian besar sumber informasinya berbentuk buku teks. Kelompok kedua dan ketiga, karena tugasnya antara lain harus melakukan penelitian, kebutuhan informasi sifatnya lebih spesifik, mendalam, dan mutakhir. Kelompok ini kebutuhannya terutama adalah literasi informasi jurnal, disamping bahan-bahan lainnya seperti monografi riset, proceedings, disertasi, dan informasi tentang penelitian yang telah, sedang dan akan dilakukan.
6
Keterampilan mencari dan menemukan informasi menjadi faktor pendukung dan semacam fasilitas untuk belajar secara lebih efektif dan efisien. Seseorang yang sudah melek informasi dianggap akan mampu menjelajahi banyaknya informasi yang semakin lama semakin luas dan rumit, baik yang menggunakan sumber-sumber tercetak maupun yang elektronik. Program penguasaan literasi informasi dianggap dapat menciptakan keberaksaraan yang berbasis keterampilan (skills-based literacy). Termasuk di dalam keterampilan ini adalah kemampuan mencari informasi, memilih sumber informasi secara cerdas, menilai dan memilahmilah sumber informasi, menggunakan serta menyajikan informasi secara etis (Webber, 2000). Perguruan
Tinggi
saat
ini
menerapkan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi (selanjutnya di sebut KBK)yang bertujuan untukmenciptakan sejumlah kemampuan atau kompetensi dalam rangka pembelajaran seumurhidup. Pembentukan kompetensi memerlukanketersediaan informasi yang bermakna. Informasiakan terus mengalir tiada henti dan menawarkan berbagai macampilihan. Kelimpahruahan
informasi
menuntutketerampilan
mengelola,
mencermati, danmenyaring secara efisien. Berbeda dengan informasidari perpustakaan, informasi dari dunia mayamempunyai ketersediaan yang melampaui
batasruang
dan
waktu.
Informasi
yang
bersumber
dariperpustakaan cenderung diterima sebagai informasiyang andal karena sumber informasinya dianggapdipercaya. Akan tetapi, dari dunia maya, segalamacam informasi membaur dari yang masihmentah, dalam proses diolah sampai yang sudahmatang, oleh karena itu kesahihan(validity) dan keandalannya patut dipertanyakan.Perlu seperangkat kemampuan atau kompetensiuntuk mengelola dan memanfaatkan informasisecara efektif yaitu kemampuan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Perubahan pembelajaran dari teacher centered learning menjadi student centered learning dikarenakan kondisi global (persaingan, persyaratan kerja, perubahan orientasi) membawa perubahan pada kompetensi lulusan serta perubahan paradigma belajar dan mengajar yang
7
nantinya diharapkan dapat terjadinya perubahan kurikulum yang akan berdampak pada perubahan perilaku pembelajaran yang akan menghasilkan peningkatan mutu lulusan dan relevansi. Setiap perpustakaan sedang berusaha sangat giat mendayagunakan literasi
informasi
untuk
meningkatkan
akses,
pengelolaan,
dan
pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Menurut California State University (2001) yang dikutip Hasugian (2008) manfaat kompetensi literasi informasi dalam dunia perguruan tinggi adalah: 1. Menyediakan metode yang telah teruji untuk dapat memandu mahasiswa
kepada
berrbagai
sumber
informasi
yang
terus
berkembang. Sekarang ini individu berhadapan dengan informasi yang
beragam
dan
berlimpah.
Informasi
tersedia
melalui
perpustakaan, sumber-sumber komunitas, organisasi khusus, media dan internet. 2. Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lingkungan belajar yang proaktif mensyaratkan setiap mahasiswa memiliki kompetensi literasi informasi. Dengan keahlian informasi tersebut
maka
mahasiswa
akan
selalu
dapat
mengikuti
perkembangan bidang ilmu yang dipelajarinya. 3. Menyediakan
perangkat
tambahan
untuk
memperkuat
isi
perkuliahan. Dengan kompetensi literasi informasi yang dimilikinya, maka mahasiswa dapat mencari bahan-bahan yang berhubungan dengan perkuliahan sehingga dapat menunjang isi perkuliahan tersebut. 4. Meningkatkan
pembelajaran
seumur
hidup.
Meningkatkan
pembelajaran seumur hidup adalah misi utama dari institusi pendidikan tinggi dengan memastikan bahwa setiap individu memiliki kemampuan intelektual dalam berfikir secara kritis yang ditunjang dengan kompetensi informasi yang dimiliki individu dapat melakukan pembelajaran seumur hidup secara mandiri. Kompetensi literasi informasi berguna bagi mahasiswa karena dapat dijadikan sebagai kerangka berpikir ketika mahasiswa berinteraksi dengan
8
informasi yang berbeda-beda. Kompetensi ini juga akan menjadikan mahasiswa lebih peka dalam mengembangkan pola pikir dalam sistem pembelajaran serta menjadikan mahasiswa mengetahui tindakan yang diperlukan
untuk
mengumpulkan,
menganalisis
dan
menggunakan
informasi. 2.2. Literasi Informasi Literasi informasi dibutuhkan di era globalisasi informasi agar pengguna memiliki kemampuan untuk menggunakan informasi dan teknologi komunikasi dan aplikasinya untuk mengakses dan membuat informasi seperti kemampuan dalam menggunakan alat penelusuran internal. Literasi informasi memiliki tujuan membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasinya baik untuk kehidupan pribadi maupun lingkungan masyarakat. Konsep literasi informasi pertama kali diperkenalkan oleh Paul Zurkowski pada tahun 1974 ketika mengajukan proposal kepada National Commission for Libraries and Information Science (NCLIS). Dalam proposal tersebut Zurkowski berpendapat bahwa masyarakat yang terampil dalam menggunakan aplikasi sumber daya informasi dalam pekerjaan mereka adalah orang-orang yang melek informasi (information literates), (UNESCO, 2007). Literasi
informasi
danpengetahuan
yang
adalah
seperangkat
diperlukanuntuk
keterampilan,
mengetahui
sikap
kapaninformasi
diperlukan untukmembantu memecahkanmasalah ataumembuat keputusan, bagaimanamengartikulasikankebutuhaninformasibisa dicari menggunakan istilahdan
bahasa,
efisien,mengambilnya,
kemudian
pencarian
menafsirkandan
mengevaluasikredibilitas
informasi
memahami,
dengan mengatur,
dankeaslian,menilairelevansi,
berkomunikasikepada orang lainjika perlu, kemudianmemanfaatkannya untukmencapai tujuanyang diinginkan (UNESCO, 2007). Dalam hal ini UNESCO menyusun sebelas tahapan siklus hidup literasi informasi berikut: 1. Menyadari adanya kebutuhan atau masalah yang memerlukan informasi sebagai solusi.
9
2. Mengetahui
secara
akuratbagaimana
mengidentifikasi
dan
menentukaninformasi yang dibutuhkanuntuk memenuhikebutuhan, memecahkan masalah, atau membuatkeputusan. 3. Mengetahui
bagaimana
menentukan
informasi
apa
yang
dibutuhkandan tidak dibutuhkan, dan mengetahui cara membuatatau menciptakaninformasi atau pengetahuan baru. 4. Mengetahui bagaimana menemukaninformasi yang dibutuhkan 5. Mengetahui cara membuat atau menciptakan pengetahuan baru jika informasiyang dibutuhkantidak tersedia. 6. Mengetahui bagaimanamemahamiinformasi yang ditemukanatau jika tidak memahaminya, tahu ke mana harusmeminta bantuan. 7. Mengetahui
bagaimana
mengatur,menganalisis,
menafsirkan
danmengevaluasi informasi, termasuk keandalansumbernya. 8. Mengetahui
bagaimanaberkomunikasi
danmenyajikan
informasikepada orang laindalam formatdan mediayang tepatdan bermanfaat. 9. Mengetahui
bagaimana
memanfaatkaninformasi
untuk
memecahkanmasalah,membuat keputusanataumemenuhikebutuhan 10. Mengetahui bagaimanamelestarikan, menyimpan, menggunakan kembali, merekam danmengarsipinformasiuntuk penggunaan di masa depan 11. Mengetahui
tidak
bagaimanamembuanginformasiyang
lagi
diperlukan,danmenjaga informasiyang harusdilindungi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa literasi informasi adalah seperangkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui kapan informasi dibutuhkan, kemampuan dalam mencari, menemukan,
menempatkan,
mengkomunikasikan
menganalisis,
mengevaluasi,
dan menggunakan secara efektif informasi yang
berfungsi dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang akan memecahkan berbagai masalah. Chartered Institute of Library and Information Professionals (CILIP) mendefinisikan literasi informasi sebagai “information literacy is knowing
10
when and why you need information, where to find it, and how to evaluate, use and communicate it in an ethical manner” (CILIP, 2007). Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa literasi informasi adalah mengetahui kapan dan mengapa membutuhkan informasi, dimana mendapatkannya, bagaimana mengevaluasi, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan cara etis. Merujuk pada berbagai definisi literasi informasi yang telah dirumuskan, pada dasarnya semua definisi memiliki kesamaan. Walaupun ada beberapa perbedaan, hal tersebut bisa menjadi saling melengkapi satu dengan lainnya. Literasi informasi adalah kompetensi yang memerlukan pengetahuan tentang informasi, sifat dan format yang tersedia,kemampuan untuk mengambil informasi yang relevan dengan menyaring yang tidak relevan, dan sikap untuk menggunakan informasi dan berbagidengan cara etis (Koneru, 2010). Berikut konsep literasi informasi yang digambarkan oleh Lau (2006): Information Fluency
User Education
Development of Information Skills Information Literacy
User Training
Information Competencies
Bibliographic Instruction
Library Orientation
Other Concepts
Gambar 2.1Konsep literasi informasi Pendidikan pengguna (user education)adalah pendekatan umum dalam mengajarkan
kepada
pengguna
bagaimana
mengakses
informasi,
bibliographic instruction adalah pelatihan penggunaan sarana bibliografi
11
yang berfokus pada temu kembali informasi, library orientation adalah pengenalan perpustakaan secara umum, information competencies adalah penggabungan kemampuan dan tujuan dari literasi informasi, dan development of information skills adalah proses memfasilitasi kemampuan literasi. Dalam konteks literasi informasi, perlu membekali pengguna dengan kemampuan yang diperlukan untuk menemukan dan memanfaatkan informasi yang mereka butuhkan untuk bekerja, belajar dan rekreasi. Kemampuan bisa didapat melalui bermacam konsep literasi informasi di atas. Shapiro danHughes (1996) mendefinisikan literasi informasi sebagai berikut:1)
Dalamartisempitliterasi
informasi
mencakupketerampilan
praktisyang terlibat dalampenggunaan teknologi informasidan sumber dayainformasi yang efektif, baikcetak maupun elektronik,2) Literasi informasiadalah
seniliberalbaruyangmelampauiketerampilan
dandipahamisebagairefleksi
kritispada
sifatinformasi
itu
teknis sendiri,
infrastruktur teknis dankonteks sosial, budayadan bahkanfilosofisdan dampaknya, 3) Kurikulummelek informasimeliputi:a) Tool Literacy, yakni kemampuan memahami dan menggunakan alat teknologiinformasi secara konseptual
maupun
praktikal,
termasuk
di
dalamnyakemampuan
menggunakan perangkat lunak, perangkat keras, dan multimedia, b) Resource Literacy, yakni kemampuan memahami bentuk, format, lokasi dancara mendapatkan sumberdaya informasi, c) Social-Structure Literacy, yakni kemampuan memahami tentang bagaimanainformasi dihasilkan dalam suatu masyarakat, d) Research Literacy, yakni kemampuan menggunakan peralatan berbasisteknologi informasi sebagai alat riset, e) Publishing Literacy, yakni kemampuan menyusun dan menerbitkan publikasidan ide ilmiah ke kalangan luas dengan memanfaatkan komputer dan internet, f) Emerging
Technology
Literacy,
yakni
kemampuan
yang
memungkinkanseseorang untuk terus menerus menyesuaikan diri dengan perkembanganteknologi,
g)
Critical
mengevaluasi informasi secara kritis.
Literacy,
yakni
kemampuan
12
Menurut Association of College and Research Libraries (ACRL) setelah menguasai keterampilan literasi informasi individu akan bisa: 1. Menentukan batas informasi yang diperlukan. 2. Mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien 3. Mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya dengan kritis 4. Memadukan sejumlah informasi yang terpilih menjadi dasar pengetahuan seseorang 5. Menggunakan informasi dengan efektif untuk mencapai tujuan tertentu. 6. Mengerti masalah ekonomi, hukum, dan sosial sehubungan dengan penggunaan informasi, serta mengakses dan menggunakan informasi secara etis dan legal (ACRL, 2000)
2.3. Model Literasi Informasi Literasi informasi pada dunia perguruan tinggi dianggap sebagai serangkaian kemampuan yang bersifat generik dan dapat diterapkan di segala bidang ilmu (Hasugian, 2008). Program-program literasi informasi di perguruan tinggi pada umumnya berdasarkan pada kemampuan mencari, menemukan, dan menggunakan informasi. Kemampuan seperti itu disebut kemampuan teknis. UNESCO
memasukkan
enam
kategori
kelangsungan
hidup
kemampuan literasi abad 21 yang terdiri dari: 1. Basic
Literacy,
(Functional
kadang-kadang
Literacy),
literasiatausistem
disebutLiterasiFungsional
merupakan belajar
kemampuan
konvensionalseperti
bagaimanamembaca,menulis, perhitungannumerikdan individudapat
danmelakukan
mengoperasikan
berfungsidan
dasar
memperoleh
sehingga
setiap
kesempatan
untuk
berpartisipasi dimasyarakat, di rumah, di kantor maupun sekolah. 2. Computer literacy,merupakanseperangkat keterampilan, sikap dan pengetahuan
yang
danmengoperasikanfungsi
diperlukanuntuk
memahami
dasarteknologi
informasi
13
dankomunikasi, termasukperangkatdan alat-alatseperti komputer pribadi(PC), laptop, ponsel, iPod, BlackBerry, dansebagainya, literasikomputerbiasanyadibagi
menjadihardwaredan
softwareliterasi. 3. Media Literacy,merupakanseperangkat keterampilan, sikapdan pengetahuanyang
diperlukan
memanfaatkanberbagai
individu,
suara,
memahamidan
jenismediadan
informasidikomunikasikandari gambar,
untuk
pengirimke
danvideo,dan
atausebagai
formatdi
mana
penerima,
seperti
apakahsebagai
transaksimassalantara
transaksiantara pengirimtunggal
danbanyak penerima, atau, sebaliknya. 4. Distance
LearningdanE-Learningadalah
pada
modalitaspendidikan
menggunakanjaringan webdan
internet,
dan
telekomunikasi,
sebagai
istilah
ruang
yangmerujuk pelatihanyang
khususnya
kelasvirtual
worldwide bukanruang
kelasfisik.Dalam distance learningdane-learning, baikguru dan siswaberinteraksi
secara
online,
sehinggasiswadapat
menyelesaikanpenelitian dantugasdarirumah,atau di mana sajadi mana mereka dapatmemperoleh akseske komputer dansaluran telepon. 5. Cultural
Literacy.
Merupakan
literasibudayayang
berartipengetahuan, dan pemahaman, tentang bagaimanasuatu negara, agama, sebuah kelompok etnisatau suatusuku, keyakinan, simbol, perayaan, dancara komunikasi tradisional.Sebuah elemen penting daripemahamanliterasi informasiadalahkesadaran tentang bagaimanafaktor budaya berdampak secara positif maupunnegatif dalam halpenggunaaninformasi moderndan teknologi komunikasi. 6.
Information literacy, eratkaitannya denganpembelajaran untuk belajar,
danberpikir
pendidikanformal,tapi kurikulum, kadangdibeberapa
kritis, seringtidak
silabusdanrencana negara
lebih
yang
menjaditujuan
terintegrasike
dalam
pelajaran,kadangsering
menggunkan
14
istilahinformation
competenciesatauinformation
fluencyatau
bahkanistilah lain (UNESCO, 2007). Literasi informasitidak bisa hanya mengandalkanpustakawanatau pengetahuan
yang
terbatas
dari
pendekatanmelaluimitrakampusyang literasiinformasi
tantangan
Sebaliknya,
perlu
bekerjasama
untukkepentingan
tanggung
jawabbersamadi
danmenerima
dalamnya.Mengintegrasikanliterasi kesempatandan
mahasiswa.
informasidi
seluruhkurikulumadalah
bagipustakawanuntuk
membantu
sivitas
akademika. Ada banyak model pembelajaran literasi informasi untuk memandumahasiswa
memahamiliterasi
informasiyang
dikaitkandalamkurikulumpendidikan tinggi yang antara lain yaitu: SCONUL (Seven Pillar) Kelompok KerjaLiterasiInformasiSCONULmenerbitkan keterampilan informasidalam
pendidikan
tinggipada
SCONULmemperkenalkanTujuhPilar ModelKeterampilanInformasi.Sejak olehpustakawandan
gurudi
tahun
(seven itu,
seluruh
modelini duniasebagaisarana
1999. pillar) diadopsi untuk
membantumereka memberikaninformasi kepadapeserta didik.Keterampilan tersebut sebagai berikut: 1. Recognize information need(mengenal kebutuhan informasi). 2. Distinguish ways of addressing gap(membedakan cara mengatasi kesenjangan, mengetahui sumber informasi). 3. Construct strategies for locating(membangun strategi untuk menentukan lokasi informasi). 4. Locate and access(menentukan lokasi dan akses informasi). 5. Compare and evaluate(membandingkan dan mengevaluasi informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda). 6. Organise, apply and communicate (mengorganisasikan, menerapkan dan mengkomunikasikan informasi ke orang lain dengan cara yang sesuai dengan situasi). 7. Synthesise and create (menyatukan dan membangun atas informasi yang ada dan mendukung penciptaan ilmu baru).
15
Berikutgambar pola kemampuanseven pillars:
Basic Library Skills and IT Skills
Recognise information need Distinguish ways of addressing gap Construct strategies for locating Information Literacy
Locate and access Compare and evaluate Organise, apply and communicate Synthesise and create
Novice
Advanced Beginner
Competent
Proficient
Expert
Gambar 2.2 Pola Kemampuan Seven Pillar
16
SCONUL
memasukkan
kemampuan
dasar
perpustakaan
dan
kemampuan teknologi informasi ke dalam tujuh pilar kemampuan literasi informasi dan mengelompokkan tingkat kemampuan pada tingkatnovice, advanced beginner, competent, proficient dan expert. The Big6 The Big6 ditemukan oleh Eisenberg dan Berkowitz pada tahun 1990. Mereka mengelompokkan keterampilan literasi informasi kedalam 6 (enam) bidang yaitu: 1. Perumusan masalah a. Merumuskan masalah yang dihadapi b. Mengidentifikasi informasi yang diperlukan
2. Strategi mencari informasi a. Menentukan semua sumber yang mungkin dapat digunakan b. Memilih sumber yang terbaik 3. Menentukan lokasi dan akses informasi a. Menentukan sumber informasi secara intelektual b. Menemukan informasi dari berbagai sumber 4. Menggunakan informasi a. Membaca, mendengar, menyentuh dan sebagainya b. Mengekstrak informasi yang relevan 5. Mensintesis a. Mengorganisasikan informasi dari berbagai sumber b. Mempresentasikan informasi 6. Mengevaluasi a. Menilai produk yang dihasilkan dari segi efektivitas b. Menilai proses dari segi efisiensi Menurut Eisenberg, The Big6 dapat digunakan siapapun ketika mereka mencari atau mengaplikasikan informasi untuk memecahkan masalah atau membuat keputusan. Namun perlu diperhatikan bahwa tahapan tersebut tidaklah linier sehingga bisa membantu memecahkan masalah tanpa
17
harus selalui melalui tahapan secara berurutan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Task Defenition
Information Seeking Strategies Location and Access
Information Use
Synthesis
Evaluation
Gambar 2.3The Big6 nonlinear Enam poin yang menggambarkan The Big6 merupakan keterampilan penting, sebuah model proses pemecahan masalah informasi, sederhana, bisa berlaku dimana saja, bisa diterapkan untuk setiap situasi informasi, mudah diimplementasikana dan sangat kuat (powerful).
18
Empowering8 Model literasi informasi Empowering8 dihasilkan dari kegiatan workshop yang diprakarsai oleh UNESCO yang dilaksanakan di Srilanka pada tahun 2004 dan di India pada tahun 2005. Model ini dikembangkan oleh orang Asia untuk Asia. Empowering 8 merupakan hak cipta NILIS (National Institute of Library and Information Science) yang menghasilkan pengelompokan keterampilan yaitu: 1. Mengidentifikasi topik, format yang relevan dan jenis-jenis sumber informasi 2. Mengeksplorasi sumber informasi 3. Menyeleksi sumber informasi, merekam dan mengumpulkan kutipankutipan yang relevan 4. Mengorganisasi informasi, mengevaluasi dan menyusun informasi secara logis, dan menggunakan alat bantu untuk membandingkan dan mengkontraskan informasi 5. Menciptakan informasi dengan menggunakan kata-kata dan ide sendiri 6. Mempresentasi dan menyebarkan informasi yang dihasilkan 7. Menilai informasi 8. Menerapkan informasi yang didapat dan menggunakan pengetahuan baru tersebut untuk berbagai situasi (Wijetunge, 2005). Empowering8 dikembangkan menggunakan pendekatan pemecahan masalah ke sumber berdasarkan pembelajaran karena mencakup delapan komponen dalam hal menemukan dan menggunakan informasi secara efektif. 2.4. Standar Kompetensi Literasi Informasi Model ACRL Kemampuan baru dapat diperoleh dengan menjalani proses belajar. Dalam proses belajar memerlukan informasi yang tepat dan benar. Bagi mahasiswa, kemampuan ini akan menentukan banyaknya informasi yang dapat diserap, dan lebih dari itu mahasiswa makin mampu menyelesaikan masalah secara kritis, logis, dan tidak mudah diperdaya oleh informasi yang
19
diterimanya tanpa evaluasi. Untuk itu diperlukan standar kompetensi literasi informasi. The Association of College and Research Libraries (ACRL) meminta pengesahan pengumuman standar kompetensi literasi informasi dari para profesional dan asosiasi akreditasi di perguruan tinggi. Standar kompetensi literasi informasi untuk pendidikan tinggi menyediakan kerangka kerja untuk mengidentifikasikan individu yang memiliki kompetensi informasi. Standar berfokus pada kebutuhan mahasiswa di pendidikan tinggi. Standar ini juga menampilkan daftar hasil untuk menilai perkembangan kompetensi informasi mahasiswa. Dalam standar kompetensi literasi informasi dari ACRL (2000), seseorang disebut information literate jika memiliki:
(1)
Kemampuan menentukan jenis dan sifat informasi yang
dibutuhkan a. Kemampuan mendefinisikan kebutuhan informasi. • Berunding dengan instruktur dan berpartisipasi dalam kelas diskusi, kelompok
rekan kerja, dan diskusi elektronik untuk
mengidentifikasi topik penelitian, atau kebutuhan informasi lainnya. • Mengembangkan pernyataan tesis dan merumuskan pertanyaan berdasarkan kebutuhan informasi. • Menggali sumber-sumber informasi umum untuk meningkatkan keakraban dengan topik. • Mendefinisikan atau memodifikasi kebutuhan informasi untuk mencapai fokus pengelolaan. • Mengidentifikasi
konsep-konsep
kunci
dan
istilah
yang
menggambarkan kebutuhan informasi. • Mengakui bahwa informasi yang ada dapat dikombinasikan dengan pemikiran yang orisinal, eksperimentasi atau analisis untuk menghasilkan informasi baru.
20
b. Kemampuan mengidentifikasi beragam jenis dan format dari sumbersumber informasi yang potensial. • Mengetahui bagaimana informasi formal dan informal diproduksi, terorganisir, dan disebarluaskan. • Mengakui pengetahuan yang dapat diatur dalam disiplin ilmu yang mempengaruhi cara informasi diakses. • Mengidentifikasi nilai dan perbedaan potensi sumber informasi dalam berbagai format (misalnya, multimedia database website, kumpulan data, audio/visual, dan buku). • Mengidentifikasi tujuan dan pengguna potensial dari sumber informasi (misalnya majalah populer vs majalah ilmiah, informasi terbaru vs lama) • Membedakan antara sumber primer dan sekunder, mengenali bagaimana penggunaan dan pentingnya variasi sumber-sumber tersebut dengan masing-masing disiplin. • Menyadari informasi yang mungkin perlu dibangun dengan data mentah dari sumber primer. c. Kemampuan mempertimbangkan biaya dan manfaat dari pencarian informasi yang dibutuhkan. • Menentukan ketersediaan informasi yang dibutuhkan dan membuat keputusan tentang perluasan proses pencarian informasi di luar sumber lokal (misalnya, interlibrary loan, menggunakan sumber informasi di lokasi lain, memperoleh gambar, video, teks, atau suara). • Mempertimbangkan
kelayakan
menemukan
bahasa
atau
keterampilan baru (misalnya, berbahasa asing atau berbasis disiplin) dalam rangka untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dan untuk memahami konteksnya. • Mendefinisikan rencana realistis secara keseluruhan dan waktu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. d. Kemampuan mengevaluasi kembali sifat dan cakupan informasi yang dibutuhkan.
21
• Mengulas kebutuhan informasi awal untuk memperjelas, merevisi atau memperbaiki pertanyaan. • Menjelaskan kriteria yang digunakan untuk membuat keputusan informasi dan pilihan (2) Kemampuan mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien a. Kemampuanmenyeleksi metode pencarian atau sistem temu kembali informasi yang paling tepat untuk mencari informasi yang dibutuhkan. • Mengidentifikasi metode investigasi yang tepat (misalnya, percobaan laboratorium, simulasi, kerja lapangan). • Menyelidiki manfaat dan penerapan berbagai metode investigasi. • Menelaah ruang lingkup, isi, dan organisasi sistem pencarian informasi. • Memilih pendekatan yang efisien dan efektif untuk mengakses informasi yang diperlukan dari metode investigasi atau sistem pencarian informasi. b. Kemampuan membangun dan menerapkan strategi penelusuran yang efektif. •
Mengembangkan rencana penelitian yang sesuai dengan metode investigasi.
•
Mengidentifikasi kata kunci, sinonim dan istilah terkait untuk informasi yang dibutuhkan.
•
Memilih kosakata terkontrol khusus untuk disiplin atau sumber temu kembali informasi.
•
Membangun strategi pencarian menggunakan perintah yang sesuai untuk sistem pencarian informasi tertentu (misalnya, operator boolean, pemotongan (truncation), dan proximity untuk mesin pencari, penyelenggara internal seperti indeks untuk buku).
•
Menerapkan strategi pencarian di berbagai sistem pencarian informasi menggunakan antarmuka pengguna yang berbeda dan
22
mesin pencari, dengan bahasa perintah yang berbeda, protokol, dan parameter pencarian. •
Mengimplementasikan
pencarian
menggunakan
protokol
investigasi sesuai dengan disiplin. c. Kemampuan menemukan kembali informasi secara onlineatau secara pribadi menggunakan beragam metode. •
Menggunakan berbagai sistem pencarian untuk mengambil informasi dalam berbagai format.
•
Menggunakan berbagai skema klasifikasi dan sistem lain (misalnya, sistem nomor panggil atau indeks) untuk mencari sumber
informasi
dalam
perpustakaan
atau
untuk
mengidentifikasi situs tertentu untuk eksplorasi fisik. •
Menggunakan layanan online atau khusus orang yang tersedia di suatu lembaga untuk mengambil informasi yang diperlukan (misalnya, pinjaman antar/dokumen pengiriman, asosiasi profesi, kantor lembaga penelitian, sumber daya masyarakat, pakar dan praktisi).
•
Menggunakan survei, surat, wawancara, dan bentuk lain dari penyelidikan untuk mengambil informasi primer.
d. Kemampuan mengubah strategi penelusuran jika perlu. •
Menilai kuantitas, kualitas, dan relevansi hasil pencarian untuk menentukan apakah sistem pencarian informasi alternatif atau metode investigasi harus dimanfaatkan.
•
Mengidentifikasi kesenjangan dalam informasi yang diambil dan menentukan apakah strategi pencarian harus direvisi.
•
Mengulangi pencarian dengan menggunakan strategi revisi seperlunya.
e. Kemampuan mengutip, mencatat, dan mengolah informasi dan sumber-sumbernya. • Memilih di antara berbagai teknologi yang paling tepat untuk penggalian informasi yang dibutuhkan (misalnya, copy/paste
23
fungsi perangkat lunak, mesin fotokopi, scanner, peralatan audio/visual, atau instrumen eksplorasi). • Menciptakan sistem untuk mengorganisasikan informasi. • Membedakan antara jenis sumber yang dikutip dan memahami unsur-unsur dan sintaks yang benar dari kutipan untuk berbagai sumber informasi. • Mencatat semua informasi kutipan yang relevan untuk referensi di masa mendatang. • Menggunakan berbagai teknologi untuk mengelola informasi yang terpilih dan terorganisir (3) Kemampuan mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya secara kritis a. Kemampuanmeringkas ide utama yang dapat dikutip dari informasi yang terkumpul. • Membaca teks dan memilih gagasan utama. • Menyatakan kembali konsep tekstual dalam kata-kata sendiri dan memilih data yang akurat. • Mengidentifikasi materi verbatim yang tepat dan dapat dikutip kemudian. b. Kemampuan mengeluarkan dan menggunakan kriteria awal untuk mengevalusi informasi dan sumber -sumbernya. • Memeriksa dan membandingkan informasi dari berbagai sumber untuk mengevaluasi reliabilitas, validitas, akurasi, otoritas, ketepatan waktu, dan sudut pandang bias. • Menganalisa struktur dan logika argumen pendukung atau metode. • Mengakui prasangka, penipuan, atau manipulasi. • Mengakui budaya, fisik, atau konteks lainnya di mana informasi diciptakan
dan
memahami
dampak
dari
konteks
dalam
menafsirkan informasi c. Kemampuan mengumpulkan ide-ide utama untuk membangun konsep baru.
24
• Mengakui keterkaitan antar konsep dan menggabungkannya ke dalam laporan utama potensial dengan bukti pendukung. • Memperpanjang awal sintesis, bila mungkin, pada tingkat lebih tinggi dari abstraksi untuk membangun hipotesis baru yang mungkin memerlukan informasi tambahan. • Memanfaatkan komputer dan teknologi lainnya (misalnya spreadsheet, database, multimedia, dan perlengkapan audio atau visual) untuk mempelajari interaksi ide dan fenomena lain. d. Kemampuan membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan terdahulu untuk menentukan nilai tambahnya, kontradiksi, atau karakteristik literasi informasi unik lainnya dari informasi. • Menentukan apakah informasi memenuhi kebutuhan penelitian atau informasi lainnya. • Menggunakan kriteria
memilih untuk menentukan apakah
informasi yang bertentangan atau memverifikasi informasi yang digunakan dari sumber lain. • Menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang dikumpulkan. • Pengujian teori dengan disiplin yang sesuai teknik (misalnya, simulator, percobaan) • Menentukan akurasi kemungkinan dengan mempertanyakan sumber data, keterbatasan alat pengumpulan informasi atau strategi, dan kewajaran kesimpulan. • Mengintegrasikan
informasi
baru
dengan
informasi
atau
pengetahuan sebelumnya. • Memilih informasi yang menyediakan bukti untuk topik e. Kemampuan menentukan apakah pengetahuan baru memiliki dampak terhadap sistem nilai seseorang dan menentukan cara untuk menyatukan perbedaan-perbedaan. • Menyelidiki sudut pandang yang berbeda yang ditemui dalam literatur. • Menentukan apakah untuk memasukkan atau menolak sudut pandang yang dihadapi.
25
f. Kemampuan
membuktikan
kebenaran
dari
pemahaman
dan
interpretasi informasi melalui diskusi dengan individu lain, para ahli, dan/atau praktisi. • Berpartisipasi dalam kelas dan diskusi lainnya. • Berpartisipasi dalam forum komunikasi elektronik yang dirancang untuk mendorong wacana pada topik (misalnya, e-mail, papan buletin, chat room). • Mencari pendapat ahli melalui berbagai mekanisme (misalnya, wawancara, e-mail, listservs). g. Kemampuan menentukan apakah query (pertanyaan) awal perlu direvisi • Menentukan apakah kebutuhan akan informasi asli telah memuaskan atau masih memerlukan informasi tambahan. • Mengulas strategi pencarian dan menggabungkan konsep tambahan yang diperlukan. • Mengulas sumber pencarian informasi yang digunakan dan memperluas untuk memasukkan hal lain yang diperlukan. (4) Kemampuan menggunakan informasi untuk menyelesaikan tujuan tertentu a. Kemampuanmenggunakan informasi baru dan yang terdahulu untuk perencanaan dan penciptaan hasil kinerja yang istimewa. • Mengatur konten dengan cara yang mendukung tujuan dan format produk atau kinerja (misalnya garis, draft, storyboard). • Mengartikulasikan pengetahuan dan transfer keterampilan dari pengalaman sebelumnya dalam merencanakan dan menciptakan produk atau kinerja. • Mengintegrasikan informasi baru dan sebelumnya, termasuk kutipan dan penafsiran dengan cara yang mendukung tujuan dari produk atau kinerja. • Memanipulasi teks digital, gambar, dan data sesuai kebutuhan, memindahkannya dari tempat asli ke dalam format baru. b. Kemampuan merevisi proses pengembangan untuk hasil kinerja.
26
• Mempertahankan jurnal atau log kegiatan yang berkaitan dengan pencarian informasi, evaluasi, dan proses berkomunikasi. • Memikirkan kesuksesan masa lalu, kegagalan, dan strategi alternatif. c. Kemampuan mengkomunikasikan hasil atau performa secara efektif kepada orang lain. • Memilih media komunikasi dan format yang paling mendukung tujuan dari produk atau kinerja dan pengguna yang dituju. • Menggunakan berbagai aplikasi teknologi informasi dalam menciptakan produk atau kinerja. • Menggabungkan prinsip-prinsip desain dan komunikasi. • Berkomunikasi dengan jelas dan dengan gaya yang mendukung tujuan dari pengguna.
(5) Memahami aspek ekonomi, hukum, dan sosial yang berkaitan dengan penggunaan informasi a. Memahami isu-isu ekonomi, hukum dan aspek sosial ekonomi seputar informasi dan teknologinya. • Mengidentifikasi dan membahas isu-isu yang berkaitan dengan privasi dan keamanan baik di media cetak dan lingkungan elektronik. • Mengidentifikasi dan membahas isu-isu yang berkaitan dengan akses informasi secara gratis vs berbayar. • Mengidentifikasi dan membahas isu-isu yang berkaitan dengan penyensoran dan kebebasan berbicara. • Menunjukkan pemahaman tentang kekayaan intelektual, hak cipta, dan penggunaan secara wajar dari materi yang berhak cipta. b. Mengikuti peraturan/hukum serta kebijakan institusi dan etika yang berhubungan
dengan
akses
dan
penggunaan
sumber-sumber
informasi. • Berpartisipasi dalam diskusi elektronik dan mematuhi peraturan yang berlaku (misalnya Netiquette).
27
• Menggunakan password yang disetujui dan bentuk lain dari ID untuk akses ke sumber informasi. • Mematuhi kebijakan institusional terhadap akses ke sumber informasi. • Menjaga integritas sumber informasi, peralatan, sistem dan fasilitas. • Secara hukum memperoleh izinmenyebarkan teks, data, gambar, atau suara. • Menunjukkan
pemahaman
tentang
apa
yang
merupakan
plagiarisme dan tidak mengakui karya orang lain sebagai milik sendiri. • Menunjukkan pemahaman tentang kebijakan institusi yang terkait dengan penelitian tentang manusia. c. Menghargai
penggunaan
sumber-sumber
informasi
dalam
mengkomunikasikan produk atau kinerja. • Memilih gaya dokumentasi yang sesuai dan menggunakan kutipan sumber-sumber secara konsisten. • Memberitahukan izin yang diberikan sesuai kebutuhan untuk karya yang berhak cipta. Selain standar-standar literasi informasi yang disebut di atas masih banyak lagi standar lainnya. Masing-masing standar memiliki karakteristik dalam hal mengajarkan cara belajar yang mengarahkan dan mendorong manusia untuk mengembangkan pengetahuan yang dapat memupuk motivasi untuk belajar lebih jauh dan lebih dalam. Namun, model literasi informasi pada SCONUL, The Big6 dan Empowering 8 tidak secara spesifik menjabarkan indikator kinerja kemampuan literasi informasi seperti yang dijabarkan pada ACRL. Kemampuan literasi informasi SCONUL sulit untuk dipraktekkan. Ketikamenggunakansistemdasarpenelitian
sepertikatalog
online
perpustakaan, ataumesinpencari seperti Google, mahasiswa harusdibekali
28
denganketerampilan berpikir kritis yang tidak dijabarkan secara spesifik pada SCONUL. The Big6 bisa digunakan oleh semua tingkat pendidikan dan usia, namun pada penerapannya The Big6 lebih banyak digunakan bagi siswa di sekolah. Sedangkan Empowering 8 belum banyak digunakan untuk penelitian dengan objek literasi informasi. ACRL memiliki serangkaian standar, indikator kinerjadan hasil untukliterasi informasidalam pendidikan tinggi.Setiap tingkatdikaitkan denganindikator kinerjadan hasilsecara spesifik untuk menentukan tingkat kemampuan
literasi
informasi
untuk
memasukkanketerampilanperpustakaandasar informasisebagaielemen untuklokasiinformasi
dasar,
mahasiswa.ModelACRLjuga dankemampuan
dan
sertadimensikreatif
teknologi
denganmenekankanstrategi dengan
mengembangkan
kompetensi untuk visual dan media literasi.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan penjelasan secara deskriptif.Data yang dikumpulkan dari penyebaran
kuesioner
dianalisis
dengan
menggunakan
metode
deskriptif.Dalam penelitian data dituangkan dalam bentuk narasi deskriptif. Analisis data digunakan untuk menganalisis tingkat literasi informasi pengguna perpustakaan Universitas Sumatera Utara. 3.2. Prosedur Penelitian Berikut langkah-langkah atau prosedur penelitian yang akan dilakukan: Observasi
Penentuan populasi dan sampel
29
Penentuan Instrumen Penelitian Penyebaran kuesioner
Pengolahan data
Analisis data
Gambar 3.1 Prosedur penelitian
Berikut adalah penjelasan dari prosedur penelitian di atas: 1.
Observasi Studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan observasi dan pengamatan awal untuk mengetahui apakah perpustakaan USU sudah pernah melakukan pelatihan literasi informasi dan mengamati pengguna perpustakaan USU yang sedang melakukan penelusuran di layanan digital perpustakaan USU untuk melihat sejauhmana kemampuan penelusuran mereka.
2.
Penentuan Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah pengguna perpustakaan USU. Mengingat banyaknya populasi, maka ditetapkan yang menjadi sampel dari penelitian ini sebanyak 80 orang.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria: a) peminjam terbanyak periode September hingga Nopember 2012, b) mahasiswa tingkat sarjana strata 1 (S1) semester VI.
3.
Instrumen Penelitian
30
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Setiap kuesioner berisi pertanyaan yang memuat indikator-indikator variabel penelitian. Kuesioner mengacu pada standar ACRL. Dari standar ACRLdibentuk menjadi empat standar kemampuan yang menghasilkan 33 butir pertanyaan kuesioner. Berdasarkan 33 butir pertanyaan tersebut, disusun kisi-kisi kuesioner pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Parameter
Indikator ACRL
1. Identifikasi kebutuhan pelatihan
A. Keikutsertaan dalam pelatihan B. Pelaksana pelatihan C. Kebutuhan pelatihan 1. Kemampuan menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan 2. Kemampuan mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien 3. Kemampuan mengevaluasi informasi dan sumbersumbernya 4. Kemampuan penggunaan informasi secara
2. Identifikasi materi pelatihan
Nomor Item Kuesioner* A
Jumlah Variabel 1
B
1
C
1
1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, 1.6, 1.7, 1.8
8
2.1, 2.2, 2.3, 2.4, 2.5, 2.6, 2.7, 2.8, 2.9, 2.10, 2.11
11
3.1, 3.2, 3.3, 3.4, 3.5, 3.6
6
4.1, 4.2, 4.3, 4.4, 4.5
5
31
efektif, efisien, etis dan berdasar hukum Jumlah
33
33
*Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1 4.
Penyebaran Kuesioner Langkah selanjutnya adalah penyebaran kuesioner kepada pengguna perpustakaan. Kuesioner dibagikan dikelas yang telah ditentukan. Sebelum mengisi kuesioner, responden diberi petunjuk mengenai topik pada kuesioner dan diberi petunjuk cara mengisi. Setelah diisi, kuesioner langsung dikumpulkan dihari yang sama.
5.
Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan tahapan 1) memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atau pertanyaan, 2) memasukkan data ke program komputer dengan menggunakan program SPSS dan Microsoft excel,3) data yang telah dimasukkan ke komputer di periksa kembali guna menghindari
kesalahan,
4) data ditabulasi
kemudian
dihitung
presentasinya untuk dianalisis dan diinterpretasikan. 6.
Analisis Data Data yang dikumpulkan dari penyebaran kuesioner dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi rekomendasi untuk menentukan materi apa saja yang perlu diperdalam dalam kegiatan pelatihan. Materi diambil berdasarkan penghitungan nilai rata-rata dari jawaban responden untuk setiap item pertanyaan yang < 3,25. Hal ini ditetapkan dengan pertimbangan nilai rata-rata 3,25 cenderung lebih dekat ke interval kemampuan cukup, dengan harapan setelah mengikuti pelatihan peserta akan mencapai nilai maksimum yaitu pada level kemampuan baik. Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan rating scale. Rating scale digunakan karena lebih fleksibel, tidak terbatas untuk mengukur sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain (Sugiyono, 2012). Penyusunan instrumen dengan rating scale
32
bertujuan untuk mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrumen. Untuk menghitung nilai rata-rata jawaban seluruh responden untuk tiap item pertanyaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: = rata-rata jawaban responden tiap item pertanyaan = banyaknya responden yang menjawab sangat kurang = banyaknya responden yang menjawab kurang = banyaknya responden yang menjawab cukup = banyaknya responden yang menjawab baik = bobot jawaban sangat kurang = 1 = bobot jawaban kurang = 2 = bobot jawaban cukup = 3 = bobot jawaban baik = 4
3.3.
Jadwal Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Desember 2012 sampai Mei 2013.
3.4.
Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di perpustakaan Universitas Sumatera Utara
Jalan Perpustakaan No. 1 Kampus Universitas Sumatera Utara.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Sebagai perpustakaan sentral, perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) memiliki cakupan pelayanan yang luas, yaitu melayani
33
pemakai dari berbagai jenjang pendidikan. Saat ini, Perpustakaan USU melayani kebutuhan bahan pustaka mahasiswa dan dosen dari 11 fakultas dan satu sekolah pascasarjana yang mengasuh jenjang program sarjana (S1), program diploma III, program diploma IV, program magister (S-2), program spesialis/profesi, dan program doktor. Jumlah mahasiswa yang terdaftar menjadi pemakai aktif Perpustakaan USU terdiri dari 29.443 orang dan jumlah tenaga dosen sebanyak 1.636 orang.Untuk melayani kebutuhan itu, Perpustakaan USU menyediakan bahan pustaka dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam jenis maupun subyeknya. Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) 2011, perpustakaan USU memiliki jumlah koleksi tercetak sebanyak
682.403 judul dengan rincian koleksi buku
sebanyak 498.731 eksemplar (73,06%), Jurnal sebanyak 137.738 eksemplar (20,16%), koleksi deposit & lainnya sebanyak 46.294 eks. ( 6,78%). Selain koleksi tercetak, perpustakaan USU memiliki koleksi digital yang dipublikasikan sampai dengan tahun 2010 melalui usu repository (repository.usu.ac.id) sebanyak 18.916 eksemplar. Perpustakaan melanggan sejumlah jurnal elektronik (e-journal) untuk sivitas akademika USU. Selain itu,
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Tinggi
(DIKTI)
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan juga melanggan sejumlah jurnal yang penggunaannya dibagi-pakai kepada seluruh perguruan tinggi di Indoenesia. Jumlah perolehan bahan pustaka elektronik (e-materials)dari bulan Januari s.d Desember 2010 berupa e-journal sebanyak 33.115 eksemplar terdiri dari jurnal Proquest, EBSCO, GALE, TEAL, Westlaw Int., Institute of Physics (IOP), Royal Society Chemistry (RSC), Springer, World Scientific. Sedangkan jumlah koleksi e-book sebanyak 42.776 eksemplar yang merupakan produk dari Springer dan EBSCO. Pemanfaatan fasilitas dan layanan yang diberikan oleh perpustakaan USU tidak terlepas dari dukungan infrastruktur yang ada. Pengelolaan perpustakaan didukung oleh sistem yang terintegrasi dimana: Seluruh modul Sistem Perpustakaan (SiPus) terintegrasi (Integrated Library System) SiPus terintegrasi dengan seluruh perpustakaan cabang
34
Katalog perpustakaan dan seluruh karya ilmiah dosen dan mahasiswa dapat diakses dari situs perpustakaan (library.usu.ac.id) dan USU Repository (repository.usu.ac.id). Tersedia jaringan Hotspot Internet di perpustakaanuniversitas dan perpustakaan cabang Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang disediakan perpustakaan USU terdiri dari: Tersedia 139 unit PC untuk akses publik: • 38 unit khusus untuk akses penelusuran literatur
bagi
mahasiswa pascasarjana, dosen dan peneliti. • 31 unit untuk akses penelusuran literatur
bagi mahasiswa
Diploma dan S-1. • 57 unit tersebar di seluruh lantai gedung Perpustakaan, untuk akses penelusuran literatur. • 13 unit untuk akses Online Public Access Catalog (OPAC) Tersedia 100 unit PC untuk pengolahan koleksi dan administrasi Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dengan infrastruktur yang memadai seharusnya ada peningkatan pencarian dan pemanfaatan informasi yang
menjadi salah satu kebutuhan utama khususnya bagi
mahasiswa. Untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut mahasiswa perlu diberikan pelatihan literasi informasi. Infrastruktur yang disediakan oleh perpustakaan USU mampu mendukung terlaksananya pelatihan literasi informasi bagi penggunanya. 4.2. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan Identifikasi kebutuhan pelatihan bertujuan untuk mengetahui apakah responden pernah mengikuti pelatihan literasi informasi dan apakah pelatihan literasi informasi perlu dilakukan atau tidak. Untuk mengetahui hasilnya dapat dilihat pada uraian berikut: Pengalaman Mengikuti Pelatihan Literasi Informasi
35
Berdasarkan seleksi kuesioner diketahui bahwa banyak mahasiswa tidak pernah mengiktui pelatihan literasi informasi. Uraian yang lebih jelas lagi mengenai apakah mahasiswa pernah mengikuti pelatihan literasi informasi bisa dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Keikutsertaan dalam pelatihan literasi informasi Jawaban Ya Tidak Tidak tahu/tidak yakin Total
Frekuensi 21 42 17 80
Persentase 26,3 52,5 21,3 100
Dari Tabel 4.1 hal yang bisa diketahui bahwa sebanyak 52,5% tidak pernah mengikuti pelatihan literasi informasi. Kemudian ada 26,3% menjawab pernah mengikuti pelatihan literasi informasi dan responden yang tidak tahu/tidak yakin pernah mengikuti pelatihan literasi informasi sebanyak 21,3%. Hasil tabulasi ini menunjukkan bahwa banyak mahasiswa yang tidak pernah mengikuti pelatihan literasi informasi.
Pelaksana Kegiatan Pelatihan Literasi Informasi Perpustakaan USU menyediakan layanan pendidikan pengguna bagi mahasiswa untuk dapat memanfaatkan layanannya. Namun kegiatan rutinnya biasa dilakukan pada saat orientasi mahasiswa baru dan akan diadakan lagi jika ada permintaan dari pengguna. Untuk lebih jelasnya apakah ada pihak lain yang menyelenggarakan pelatihan selain perpustakaan dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Penyelenggara pelatihan literasi informasi Jawaban Perpustakaan Fakultas Jurusan/Program Studi Tidak menjawab Total
Frekuensi 13 4 1 62 80
Persentase 16,3 5,0 1,3 77,5 100
Tabel 4.2 adalah jawaban lanjutan pertanyaan pertama dari kuesioner. Bagi mahasiswa yang menjawab ‘ya’ atau pernah mengikuti pelatihan
36
literasi informasi diminta untuk mengisi pihak mana yang telah mengadakan pelatihan tersebut. Ada 77,5% yang tidak menjawab pertanyaan, sementara ada
16,3%responden menjawab bahwa perpustakaan yang mengadakan
pelatihan literasi informasi, selanjutnya sebanyak 5,0% menjawab fakultas sebagai penyelenggara pelatihan dan hanya ada 1,3%
yang menjawab
bahwa jurusan/program studi yang mengadakan pelatihan literasi informasi. Kebutuhan adanya Pelatihan Literasi Informasi Perkembangan teknologi dan pengetahuan yang demikian pesat dewasa ini merupakan sebuah peluang bagi mahasiswa untuk mendukung aktivitasnya dalam memenuhi kebutuhan akan informasi. Namun demikian, perkembangan teknologi dan pengetahuan yang terjadi juga merupakan tantangan yang akan bisa mempersulit kehidupan bila tidak diantisipasi dengan upaya menguasai teknologi dan pengetahuan itu sendiri. Tabulasi kuesioner menunjukkan bahwa ada sebanyak 71,3% menjawab bahwa perlu diadakan pelatihan literasi informasi bagi mahasiswa, sebanyak 22,5% menjawab tidak perlu diadakan pelatihan, selanjutnya ada 5,0% yang merasa tidak yakin dan ada 1,3% yang tidak menjawab. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel4.3. Tabel 4.3 Perlunya diadakan pelatihan literasi informasi Jawaban Ya Tidak Tidak tahu/tidak yakin Tidak menjawab Total
Frekuensi 57 18 4 1 80
Persentase 71,3 22,5 5,0 1,3 100
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa perlu diadakan pelatihan literasi informasi bagi mahasiswa. Dari data diketahui bahwa mahasiswa merasa perlu untuk memiliki kemampuan literasi informasi demi mendukung kegiatannya selama di perguruan tinggi dan setelah menyelesaikan pendidikan. 4.3. Identifikasi Kemampuan Literasi Informasi
37
Identifikasi kemampuan literasi informasi untuk mengetahui tingkat kemampuan literasi informasi pengguna perpustakaan. Hasil identifikasi ini diharapkan bisa menjadi acuan untuk rekomendasi pelaksanaan pelatihan literasi informasi di perpustakaan usus. Berikut analisis identifikasi kemampuan literasi informasi yang dibagi ke dalam empat standar kemampuan sesuai urutan pertanyaan di kuesioner. 4.3.1. Standar 1 Kemampuan Menentukan Jenis dan Sifat Informasi yang dibutuhkan Standar 1.1. Kemampuan Mengidentifikasi Kebutuhan Informasi secara Spesifik Mengidentifikasi kebutuhan informasi adalah awal dimulainya proses penelusuran informasi. Pengguna informasi perlu mengetahui dari sumbersumber informasi yang ada informasi apa saja yang bisa didapat. Setelah memutuskan informasi apa yang dibutuhkan, kemudian memilih jenis sumber yang sesuai dengan kebutuhan. Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan responden dalam mengidentifikasi kebutuhannya akan informasi. Untuk melihat kemampuan mengidentifikasi kebutuhan secara spesifik dari responden bisa dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Identifikasi kebutuhan secara spesifik Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 40 37 2 1 80
Persentase 50,0 46,3 2,5 1,3 100
Hasil tabulasi kuesioner didapat bahwa sebanyak 50,0% memiliki kemampuan yang baik dalam mengidentifikasi kebutuhan informasinya, yang memiliki tingkat kemampuan cukup sebanyak 46,3%, selanjutnya sebanyak 3,8% responden dianggap kurang memiliki kemampuan mengidentifikasi kebutuhan informasi secara spesifik. Standar 1.2 Kemampuan Menggunakan Sumber Informasi Tercetak dan Elektronik
38
Teknologi informasi telah mempengaruhi pemanfaatan sumber informasi tercetak dan elektronik. Pengaruh teknologi membuat pengguna informasi merasa tidak perlu lagi datang ke perpustakaan karena informasi yang mereka cari tersaji secara online di komputer mereka. Namun demikian, teknologi tidak serta-merta menghilangkan kebutuhan masyarakat dalam menggunakan sumber informasi tercetak. Tujuan dari pertanyaan ini adalah
untuk
menggunakan
mengetahui sumber
tingkat
informasi
kemampuan tercetak
dan
responden
dalam
elektronik.
Untuk
mengetahuinya dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Penggunaan sumber informasi tercetak dan elektronik Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 43 33 3 1 80
Persentase 53,8 41,3 3,8 1,3 100
Data di atas menunjukkan ada sebanyak 53,8% responden yang memiliki kemampuan yang baik dalam memanfaatkan sumber informasi tercetak dan elektronik, sebanyak 41,3% memiliki kemampuan yang cukup, dan sebanyak 5,1% responden kurang memiliki kemampuan dalam penggunaan sumber informasi tercetak dan elektronik. Standar 1.3 Kemampuan Meringkas Poin-poin Utama dari Sumber Informasi Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan responden dalam meringkas poin-poin utama dari berbagai sumber informasi. Ketika melakukan penelusuran biasanya penelusur dirujuk ke banyak sumber informasi apalagi jika melakukan penelusuran melalui internet. Jenis sumber informasi tersebut memiliki karakteristik masing-masing dalam menyajikan informasi, sehingga penelusur dituntut untuk bisa meringkas dan menentukan poin-poin mana saja yang bisa digunakan sebagai referensi khususnya untuk penelitian. Untuk melihat kemampuan responden dapat dilihat pada Tabel 4.6.
39
Tabel 4.6 Meringkas poin utama dari sumber informasi Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 40 37 2 1 80
Persentase 50,0 46,3 2,5 1,3 100
Data pada Tabel 4.6menunjukkan ada sebanyak 50,0% responden memiliki kemampuan yang baik dalam meringkas poin-poin utama dari sumber informasi, sebanyak 46,3% memiliki kemampuan yang cukup, sebanyak 3,8% responden dianggap kurang memiliki kemampuan. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden sudah mampu meringkas poin-poin utama dari sumber informasi yang akan digunakan sebagai tinjauan atau referensi untuk tugas mereka.
Standar 1.4Kemampuan membedakan Sumber Informasi Primer, Sekunder dan Tersier Sumber informasi dikelompokkan menjadi sumber primer, sumber sekunder dan sumber tersier. Sumber primer merupakan sumber informasi asli yang tidak mengalami proses penyuntingan, disusun oleh orang yang terlibat langsung dengan kegiatan dan peristiwa yang memunculkan informasi yang menjadi bukti utama, contohnya ensiklopedia. Sumber informasi sekunder merupakan hasil interpretasi dan evaluasi dari sumber informasi primer, contohnya bibliografi dan artikel jurnal, sedangkan sumber informasi tersier merupakan penyulingan dari sumber informasi primer dan sekunder, contohnya indeks dan almanak (Yusup, 2012). Untuk mengetahui tingkat kemampuan responden dalam membedakan sumber informasi primer, sekunder dan tersier dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Membedakan sumber informasi primer, sekunder dan tersier Jawaban
Frekuensi
Persentase
40
Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
15 55 9 1 80
18,8 68,8 11,3 1,3 100
Data pada Tabel 4.7menunjukkan bahwa ada 68,8% responden sudah cukup mampu membedakan sumber informasi primer, sekunder dan tersier. Sebanyak 18,8% memiliki kemampuan yang baik, dan sebanyak 12,6% responden dianggap kurang memiliki kemampuan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden masih memiliki keraguan dalam membedakan antara sumber informasi primer, sekunder dan sumber tersier. Standar 1.5Kemampuan membandingkan Informasi dari berbagai Sumber Cara
untuk
mengevaluasi
manfaat
informasi
adalah
dengan
membandingkan informasi terkait dengan tujuan menemukan informasi mendalam dari sumber informasi untuk dijadikan referensi. Informasi terkait terdapat pada bebagai sumber seperti buku, jurnal, majalah, surat kabar, ensiklopedia, indeks, daftar pustaka, grafik, film, website, dan lain-lain (Yusup,
2012).
Untuk
melihat
kemampuan
responden
dalam
membandingkan informasi dari berbagai sumber, dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Membandingkan informasi dari berbagai sumber Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 33 36 10 1 80
Persentase 41,3 45,0 12,5 1,3 100
Data di atas menunjukkan bahwa 45,0% responden memiliki kemampuan yang cukup dalam membandingkan informasi dari berbagai sumber, sebanyak 41,3% memiliki kemampuan yang baik, dan sebanyak
41
13,8%
responden
dianggap
kurang
memiliki
kemampuan
dalam
membandingkan informasi dari berbagai sumber. Standar 1.6 Kemampuan Menggunakan Bukti untuk Mendukung Argumen Bukti atau fakta adalah dasar dari sebuah argumen. Argumen tidak dapat dipertahankan jika dibangun berdasarkan intuisi sendiri, firasat dan prasangka (GIHE, 2009). Di lingkungan akademis dibutuhkan bukti yang baik untuk mendukung argumen. Dibutuhkan sumber terpercaya dari karya ilmiah dan buku, meskipun sumber informasi lain seperti informasi dari internet bisa digunakan, namun perlu dievaluasi agar relevan dan sesuai dengan aturan yang ada. Untuk melihat kemampuan responden dalam menggunakan bukti untuk mendukung argumen dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Penggunaan bukti untuk mendukung argumen Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 33 38 9 0 80
Persentase 41,3 47,5 11,3 0 100
Hasil tabulasi kuesioner menunjukkan bahwa 47,5% responden memiliki cukup kemampuan menggunakan bukti untuk mendukung argumen, sebanyak 41,3% responden sudah memiliki kemampuan yang baik, dan sebanyak 11,3% reponden kurang memiliki kemampuan dalam menggunakan bukti untuk mendukung argumen. Standar 1.7 Kemampuan Mengidentifikasi Waktu untuk Memperoleh Informasi Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan responden dalam mengidentifikasi waktu untuk memperoleh informasi. Apakah responden mampu mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi baik dari sumber tercetak maupun elektronik.
Ketika
mencari
informasi,
penelusur
harus
bisa
42
mempertimbangkan waktu yang paling efektif dan efisien dalam mencari informasi. Hal ini berkaitan dengan sumber informasi yang dipilih diantara sumber-sumber informasi yang bisa dijangkau dengan cepat dan mana yang tidak. Untuk melihat kemampuan responden dalam mengidentifikasi waktu untuk memperoleh informasi bisa dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Identifikasi waktu untuk memperoleh informasi Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 25 41 12 2 80
Persentase 31,3 51,3 15,0 2,5 100
Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui bahwa 51,3% responden cukup mampu mengidentifikasi waktu untuk memperoleh informasi, sebanyak 31,3% responden sudah memiliki kemampuan yang baik, dan sebanyak 17,5% responden dianggap kurang memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi waktu untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber.
Standar 1.8 Kemampuan Membedakan Informasi dalam Majalah Popular dan Jurnal Sumber-sumber informasi yang digunakan dalam suatu penelitian turut menentukan tinggi rendahnya bobot ilmiah hasil penelitian. Sumber informasi dari terbitan berseri sangat membantu dalam mendukung penelitian karena keakurasian datanya. Namun tidak semua terbitan berseri bisa
dijadikan
referensi.
Ketikamelakukan
penelitian,
peneliti
seringmengandalkanartikeldarijurnal ilmiahkarena informasi didalamnya lebih up-to-date dari yang ditemukan di buku. Untuk mengetahui kemampuan responden dalam membedakan informasi dalam majalah popular dan jurnal dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Membedakan informasi dalam majalah popular dan jurnal Jawaban
Frekuensi
Persentase
43
Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
27 47 5 1 80
33,8 58,8 6,3 1,3 100
Berdasarkan hasil tabulasi data didapat bahwa sebanyak 58,8% responden sudah memiliki kemampuan yang cukup dalam membedakan informasi yang ada di majalah dan jurnal ilmiah. Sebanyak 33,8% responden sudah memiliki kemampuan yang baik, dan sebanyak 7,6% responden dianggap kurang memiliki kemampuan dalam membedakan informasi yang terdapat pada majalah popular dan jurnal ilmiah. Dari data yang diperoleh untuk standar 1.4, 1.5, 1.6, 1.7, dan 1.8 persentase yang menjawab pada kemampuan ‘baik’ sangat rendah. Dapat disimpulkan bahwa kebanyakan mahasiswa belum mempunyai kemampuan mengenali, menilai dan mengevaluasi informasi yang mereka peroleh dari penelusuran. Berdasarkan penghitungan nilai rata-rata jawaban responden pada seluruh standar 1 adalah 3,25. Untuk nilai rata-rata jawaban responden untuk setiap item pertanyaan terdapat nilai minimum = 3,05 dan nilai maksimum = 3,47. Ada dua materi yang akan diambil untuk dimasukkan ke dalam materi modul pelatihan literasi informasi dengan nilai < 3,25 yaitu kemampuan untuk membedakan sumber informasi primer, sekunder dan tersier (3,05) dan kemampuan untuk mengidentifikasi waktu untuk memperoleh informasi (3,11). Tabel 4.12 Standar 1 kemampuan menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan Frekuensi Jawaban Responden
Kompetensi
0
10
(St.1.1) Identifikasi kebutuhan informasi
1 (St.1.2) Menggunakan sumber informasi tercetak dan elektronik (St.1.3) Meringkas poin-poin utama dari sumber informasi
1 1
20
30
Interval Jawaban 40 37
2 33
3
37
2 15
50
Nilai Rata-rata
60 3,45
40 Baik
43
Cukup
3,47
Kurang
40
Sangat Kurang
3,45
Pilihan Materi Pelatihan
44
3,05
3,26 3,30 3,11 3,25
Nilai rata-rata per standar
3,29
4.3.2. Standar 2 Kemampuan Mengakses Informasi yang Dibutuhkan secara Efektif dan Efisien Standar 2.1 Kemampuan Mencari Informasi di Internet Internet
adalahjaringan
komputerdi
seluruh
dunia.
Internet
berisibanyak informasiyang diterbitkanoleh pemerintah, organisasi, lembaga pendidikan, perusahaan komersial, dan individu. Informasi di internet berupateks, suara, video, dan gambar (Ambra, 2001). Karena tidak adastandaruntuk
kualitas,
pengguna
harushati-hatimengevaluasisemua
informasiuntuk memastikan informasinyadapat diandalkan. Meskipun internetmenyediakansejumlah besar informasi, tidakmencakup semuanya. Buku,
majalah,
database,
dan
publikasilainnyayangtersedia
secara
komersialbiasanya tidaktersedia untukakses terbuka atau gratisdi internet. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan responden dalam mencari informasi melalui internet dapat dilihat pada Tabel4.13. Tabel 4.13 Kemampuan mencari informasi di internet Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 53 25 2 0 80
Persentase 66,3 31,3 2,5 0 100
Data pada Tabel 4.13menunjukkan bahwa sebanyak 66,3% responden sudah memiliki kemampuan yang baik dalam mencari informasi melalui internet, sebanyak 31,3% responden sudah memiliki kemampuan yang
45
cukup, dan ada2,5% responden yang masih kurang memiliki kemampuan mencari informasi melalui internet. Standar 2.2 Kemampuan Menggunakan Logika Boolean Diperlukan strategi penelusuran yang baik agar informasi yang dibutuhkan dapat ditemukan dengan cepat dan tepat. Salah satu strategi penelusuran yang baik adalah dengan menggunakan logika boolean (boolean logic). Cara ini sangat efektif dengan menggunakan operator boolean (AND, OR, NOT) untuk mengkombinasikan kata kunci (keywords) dalam penelusuran. Gunakan AND untuk mempersempit pencarian. Gunakan OR untuk memperluas pencarian. OR paling sering digunakan untuk menggabungkan sinonim atau istilah. Gunakan NOT pengecualian istilah (Gravius, 2003). Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan responden dalam menggunakan logika boolean dapat dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14 Kemampuan menggunakan logika boolean Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 7 41 26 6 80
Persentase 8,8 51,3 32,5 7,5 100
Berdasarkan analisis terhadap data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebar, diperoleh gambaran bahwa sebanyak 51,3% responden sudah memiliki kemampuan yang cukup dalam menggunakan atau memanfaatkan logika Boolean dalam penelusuran. Data juga menunjukkan bahwa sebanyak 40% responden masih kurang memiliki kemampuan dalam menggunakan logika Boolean, dan hanya sebanyak 8,8% responden yang memiliki kemampuan baik. Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya responden belum memahami logika Boolean sehingga jarang dimanfaatkan dalam membantu penelusuran. Standar 2.3 Kemampuan Menggunakan Katalog Online Perpustakaan Lokal
46
Perpustakaan menyediakan OPAC (Online Public Access Catalog) untuk memudahkan pengguna melihat koleksi perpustakaan. Penelusuran menggunakan katalog online perpustakaan lokal adalah untuk melihat nomor klasifikasi yang membantu pengguna untuk menemukan koleksi yang ada di perpustakaan. Nomor klasifikasi menuntun pengguna pada jajaran koleksi. Biasanya nomor klasifikasi diikuti dengan 3 huruf yang diambil dari nama pengarang, judul atau subjek yang dipilih sebagai tajuk entri utama (Prastowo, 2012). Setiap perpustakaan memiliki karakteristik sendiri dalam membangun sistem informasinya, sehingga pengguna juga harus mengetahui cara penggunaannya. Untuk mengetahui kemampuan responden dalam menggunakan katalog online perpustakaan lokal dapat dilihat pada Tabel 4.15. Tabel 4.15 Kemampuan menggunakan katalog online perpustakaan lokal Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 27 45 7 1 80
Persentase 33,8 56,3 8,8 1,3 100
Berdasarkan data yang diperoleh ada sebanyak 56,3% responden sudah
memiliki
kemampuan
cukup
dalam
menggunakan
katalog
onlineperpustakaan lokal. Sebanyak 33,8% responden memiliki kemampuan yang baik, dan sebanyak 10,1% responden dianggap masih kurang memiliki kemampuan dalam menggunakan katalog online perpustakaan lokal. Selain itu terkadang perpustakaan lokal menyediakan link ke katalog online perpustakaan lain yang dimunculkan di websitenya. Namun pengguna informasi juga bisa menemukan katalog online pada saat melakukan penelusuran bebas melalui search engine. Untuk mengetahui kemampuan responden dalam menggunakan atau memanfaatkan katalog online perpustakaan lain dapat dilihat pada Tabel 4.16. Tabel 4.16 Kemampuan menggunakan katalog onlineperpustakaan lain Jawaban
Frekuensi
Persentase
47
Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
16 49 13 2 80
20,0 61,3 16,3 2,5 100
Berdasarkan data yang diperoleh ada sebanyak 61,3% responden sudah memiliki kemampuan cukup dalam menggunakan katalog online perpustakaan lain. Sebanyak 20,0% responden memiliki kemampuan yang baik, dan sebanyak 18,8% responden dianggap masih kurang memiliki kemampuan dalam menggunakan katalog online perpustakaan lain. Datadata tersebut menunjukkan bahwa tidak banyak perbedaan antara kemampuan responden dalam menggunakan katalog online perpustakaan lokal
dengan
kemampuan
mereka
menggunakan
katalog
online
perpustakaan lain. Standar 2.5 Kemampuan Memilih Alat Pencarian Ada
tigajenis
utamaperangkat
pencarianyangbanyakdigunakan
untukmelakukan penelusuran melalui web.Perangkat pencarian tersebut yaitu search engine, subject directories dan metasearch engines. Metasearch engine memberikan hasil penelusuran untuk cakupan yang sangat luas, dan tidak memberikan hasil dengan kualitas yang sama seperti menggunakan
search
enginedan
direktori
(McCoy,
2000).
Untuk
mengetahui kemampuan responden dalam memilih alat pencarian dapat dilihat pada Tabel 4.17. Tabel 4.17 Kemampuan memilih alat pencarian Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 16 45 17 2 80
Persentase 20,0 56,3 21,3 2,5 100
Dari Tabel 4.17bisa diketahui bahwa sebanyak 56,3% responden memiliki kemampuan cukup dalam memilih alat pencarian (search tools). Kemudian sebanyak 20,0% responden memiliki kemampuan baik, dan
48
sebanyak 23,8% responden dianggap kurang memiliki kemampuan dalam memilih alat pencarian (search tools). Ada yang menarik dari data tersebut yaitu jumlah responden dengan kemampuan baik hanya beda sedikit dengan jumlah responden yang kurang memiliki kemampuan. Standar 2.6 Kemampuan Menggunakan Kata Kunci (Keyword) Penentuan kata kunci yang tepat menentukan hasil penelusuran yang tepat. Penelusur harus memilih kata kunci yang sesui dengan konsep atau subjek yang diinginkan. Penelusur bisa menggunakan LCSH (Library of Congres Subject Heading), daftar tajuk subjek, dan thesaurus untuk membuat kata kunci (LC, 2007). Dalam menentukan kata kunci, penelusur juga perlu memperhatikan sinonim kata, singkatan dan istilah ilmiah lainnya. Sebelum melakukan penelusuran ada baiknya penelusur sudah membuat daftar kata kunci yang akan digunakan agar penelusuran dapat dilakukan dengan cepat. Untuk mengetahui kemampuan responden dalam menggunakan kata kunci dalam penelusuran dapat dilihat pada Tabel 4.18. Tabel 4.18 Kemampuan menggunakan kata kunci Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 33 38 7 2 80
Persentase 41,3 47,5 8,8 2,5 100
Berdasarkan data yang diperoleh sebanyak 47,5% responden sudah memiliki kemampuan cukup dalam menggunakan kata kunci, sebanyak 41,3% responden memiliki kemampuan yang baik, dan sebanyak 11,3% responden dianggap masih memiliki kemampuan yang kurang dalam menggunakan kata kunci. Standar 2.7 Kemampuan Menggunakan Search Engine Untuk mendapatkan informasi secara cepat dan akurat melalui halaman internet, saat ini telah dikembangkan mesin pencari (search engine) yang dapat membantu di dalam penelusuran artikel, file, maupun database
49
(McCoy, 2000). Ada banyak pilihan search engine yang bisa dimanfaatkan dan masing-masing memiliki keistimewaan. Ada beberapa search engine yang paling banyak digunakan seperti google, yahoo, altavista, vivisimo, infoseek, lycos, ask dan lain-lain. Untuk melihat kemampuan responden dalam menggunakan search engine dapat dilihat pada Tabel 4.19. Tabel 4.19 Kemampuan menggunakan search engine Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 33 40 6 1 80
Persentase 41,3 50,0 7,5 1,3 100
Interpretasi terhadap data yang dimuat pada tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 50,0% responden sudah memiliki kemampuan cukup dalam menggunakan search engine. Sebanyak 41,3% responden memiliki kemampuan baik, dan sebanyak 8,8% responden dianggap masih memiliki kemampuan yang kurang dalam menggunakan search engine.
Standar 2.8 Kemampuan Menggunakan Mailing List, Newsgroupdan Kelompok Diskusi Online Mailing list digunakan oleh sekelompok pengguna internet untuk melakukan kegiatan tukar menukar informasi melalui e-mail. Millist umumnya dimanfaatkan sebagai sarana diskusi atau pertukaran informasi diantara para anggotanya, sehingga jika ada satu topik diskusi yang akan dibicarakan akan dikirim ke alamat anggota untuk didiskusikan (MSDN, 2011).
Newsgroupadalahsuatu
komunitasdi
internetyangdidedikasikan
untukdiskusi mengenaitopik tertentuyang menarik. Namun tidak seperti mailinglist yang menggunakan e-mail sebagai medianya, newsgroup menggunakan jaringan khusus yang disebut sebagai UseNet.UseNet adalah sistem kelompok diskusi dengan artikel-artikel yang didistribusikan ke seluruh dunia. UseNet memiliki ribuan kelompok diskusi yang mencakup semua hal dan topik yang ada di dunia ini (MSDN, 2011).Untuk mengetahui
50
kemampuan responden dalam menggunakan mailing list dan newsgroup dapat dilihat pada Tabel 4.20. Tabel 4.20 Kemampuan menggunakan millist dan kelompok diskusi online Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 13 47 11 9 80
Persentase 16,3 58,8 13,8 11,3 100
Data pada Tabel 4.20menunjukkan bahwa sebanyak 58,8% responden sudah memiliki kemampuan cukup dalam menggunakan mailing list dan newsgroup. Sebanyak 16,3% responden sudah memiliki kemampuan yang baik, dan sebanyak 25,1% responden kurang memiliki kemampuan dalam menggunakan mailing list dan newsgroup padahal pada era teknologi saat ini seharusnya fasilitas ini bisa digunakan sebagai alat komunikasi dalam berdiskusi jarak jauh. Mailing list bisa dijadikan wadah berbagi informasi tanpa harus mengumpulkan orang pada satu tempat sehingga kegiatan diskusi bisa lebih efisien. Selanjutnya bagi responden yang mengetahui penggunaan millist dan newsgroup perlu diketahui sejauhmana partisipasi responden dalam diskusi online tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 4.21.
Tabel 4.21 Partisipasi dalam diskusi online Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 14 39 20 7 80
Persentase 17,5 48,8 25,0 8,8 100
Data pada Tabel 4.21menunjukkan bahwa sebanyak 48,8% responden sudah cukup berpartisipasi dalam diskusi online. Sebanyak 33,8% responden masih kurang berpartisipasi, sebanyak 17,5% responden sudah
51
berpartisipasi dengan baik. Banyaknya responden yang masih kurang berpartisipasi
dalam
diskusi
online
disebabkan
responden
kurang
memahami bagaimana menggunakan fasilitas yang disediakan untuk kegiatan diskusi online. Standar 2.10 Kemampuan Menggunakan alamat website Setiap hari ketika browsing di internet, orang mengunjungi banyak situs web. Website merupakan ringkasan dari semua konten yang telah dimasukkan secara online dimana setiap file dibagi-bagi untuk mewakili website (Bergman, 2001). Dengan mengunjungi website, pengguna informasi bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan jenis dan macam yang cakupannya lebih luas dari berbagai unit informasi diberbagai dunia. Untuk mengetahui kemampuan responden dalam menggunakan website dapat dilihat pada Tabel4.22. Tabel 4.22 Kemampuan menggunakan alamat website Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 31 31 14 4 80
Persentase 38,8 38,8 17,5 5,0 100
Berdasarkan jawaban yang diberikan para responden menyangkut pertanyaan tentang kemampuan menggunakan alamat website diperoleh jawaban bahwa sebanyak38,8% responden sudah memiliki kemampuan yang baik serta cukup dalam menggunakan alamat website. Sebanyak 22,5%responden dianggap masih kurang memiliki kemampuan dalam menggunakan alamat website. Standar 2.11 Kemampuan Menyimpan dan Menggunakan Kembali Hasil Penelusuran Informasi yang diperoleh dari hasil penelusuran melalui internet adalah berbentuk digital. Ada kalanya informasi yang diperoleh tidak hanya cukup dibaca pada saat melakukan penelusuran, namun terkadang perlu membacanya kembali di tempat lain. Untuk itu, perlakuan atau tindakan
52
lanjutan yang sering dilakukan penelusur terhadap hasil penelusurannya ialah men-download, menyimpan atau mencetak hasil penelusuran tersebut agar dapat dibaca atau digunakan kembali pada saat dibutuhkan. Penyimpanan hasil penelusuran bisa dilakukan di komputer, flashdisk, CD atau DVD (Neely, 2006). Untuk mengetahui kemampuan responden dalam menyimpan dan menggunakan kembali hasil penelusurannya dapat dilihat pada Tabel 4.23. Tabel 4.23Kemampuan menyimpan dan menggunakan kembali hasil penelusuran Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 33 40 4 3 80
Persentase 41,3 50,0 5,0 3,8 100
Berdasarkan analisis terhadap data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebar, diperoleh gambaran bahwa sebanyak 50,0% responden sudah memiliki kemampuan cukup dalam menyimpan dan menggunakan kembali hasil penelusuran yang dilakukannya. Sebanyak 41,3% responden sudah memiliki kemampuan
yang baik, dan
sebanyak 8,8% responden
kemampuannya masih kurang dalam menyimpan dan menggunakan kembali hasil penelusurannya. Berdasarkan data yang ada pada standar 2, kebanyakan responden belum mempunyai kemampuan dalam melakukan penelusuran literature. Hanya pada kemampuan penelusuran menggunakan internet responden mempunyai kemampuan baik yang tinggi (66,3%). Walaupun demikian belum tentu informasi yang diperoleh mempunyai ketepatan yang tinggi. Berdasarkan penghitungan nilai rata-rata jawaban responden pada seluruh standar 2adalah 3,08. Untuk nilai rata-rata jawaban responden untuk setiap item pertanyaan terdapat nilai minimum = 2,30 dan nilai maksimum = 3,60. Ada tujuh materi yang akan diambil untuk dimasukkan ke dalam materi modul pelatihan literasi informasi yaitu kemampuan menggunakan logika boolean (2,61), menggunakan katalog online perpustakaan lokal
53
(3,22), kemampuan menggunakan katalog online perpustakaan lain (2,98), memilih alat pencarian (2,98), menggunakan millist dan newsgroup (2,80), partisipasi dalam diskusi online (2,75), dan menggunakan alamat web (3,11). Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.24. Tabel 4.24 Standar kemampuan mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien Frekuensi Jawaban Responden
Kompetensi
0
10
(St.2.1) Mencari informasi di internet
20
1 2
49
16 17
2
45
7
2
33 (St.2.7) Menggunakan search engine
6
1
(St.2.10) Menggunakan alamat web
4 3
14
4
3,22
2,98
2,93
31 31 33
3,27 3,31
39
20
7
Sangat Kurang
40 47
11 9 14
(St.2.9) Partisipasi dalam diskusi online
Kurang
38
13
(St.2.8) Menggunakan millist dan newsgroup
Baik
2,61
Cukup
33
(St.2.6) Menggunakan kata kunci
40
2,80
2,75
3,11
3,28
Nilai rata-rata per standar
3,08
4.3.3. Standar 3 Kemampuan Mengevaluasi Informasi dan Sumbersumbernya Standar 3.1 Kemampuan Mengevaluasi Keaslian Informasi Informasidari mana saja bisa ditemukan melalui internetdalam jumlahbesar
danterus
menerusdibuat
Pilihan Materi Pelatihan
3,63
45
16 13
Nilai Rata-rata
60
41
7
(St.2.5) Memilih alat pencarian
(St.2.11) Menyimpan dan menggunakan kembali hasil penelusuran
50
53
26 27
6
(St.2.4) Menggunakan katalog online perpustakaan lain
40
7
(St.2.2) Menggunakan logika boolean (St.2.3) Menggunakan katalog online perpustakaan lokal
30 25
2
0
Interval Jawaban
dandirevisi.
Informasi
iniada
dalamberbagai macamjenisseperti berupa fakta, opini,cerita, interpretasi, statistik dan lain sebagainya (Neely, 2006).Diperlukan kemahiran dan pengalaman dalam mengevaluasi keaslian informasi khususnya informasi
54
yang didapat melalui internet. Untuk mengetahui kemampuan responden dalam mengevaluasi keaslian informasi dapat dilihat pada Tabel 4.25. Tabel 4.25 Kemampuan mengevaluasi keaslian informasi Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 26 39 14 1 80
Persentase 32,5 48,8 17,5 1,3 100
Dari data diperoleh gambaran bahwa sebanyak48,8% responden sudah cukup mampu mengevaluasi keaslian informasi. Sebanyak 32,5% responden sudah memiliki kemampuan yang baik, dan sebanyak 18,8% responden dianggap masih kurang memiliki kemampuan dalam mengevaluasi keaslian informasi yang didapat. Standar 3.2 Kemampuan Membedakan Sumber Informasi dalam berbagai Format File berbeda Saat
downloadfile
danmelihatwebsite,
penelusurakanbertemu
denganberbagai format file. Jenis format file yang umum dansering ditemui antara lain: doc, xls, ppt, pdf, html,zip, gif, jpg, jpegdan lain sebagainya (Neely, 2006). Diantara jenis file tersebut ada yang memerlukanprogram khususuntuk membukaatau menggunakannya. Terkadang file yang didapat tidak dapat disimpan, dicopy, dicetak bahkan tidak bisa didownload untuk dibaca dikemudian hari dan hanya dapat dibaca pada saat itu juga.Untuk melihat kemampuan responden dalam membedakan sumber informasi dalam berbagai format file dapat dilihat pada Tabel4.26. Tabel 4.26 Kemampuan membedakan sumber informasi dari format file berbeda Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 26 41 12 1 80
Persentase 32,5 51,3 15,0 1,3 100
55
Data yang diperoleh dari responden menunjukkan bahwa sebanyak 51,3% responden sudah memiliki kemampuan yang cukup dalam membedakan berbagai format file. Sebanyak 32,5% responden memiliki kemampuan baik, dan sebanyak 16,3% responden kurang memiliki kemampuan dalam membedakan sumber informasi dari berbagai format berbeda. Standar 3.3 Kemampuan Mengevaluasi Kualitas Informasi Tercetak dan Elektronik Memahamiperbedaan
antarainformasi
yangditemukandi
webdan
sumbertercetak adalah kunci untukmengevaluasisumber-sumberinformasi yang dibutuhkan.Beberapasumber sepertiartikel jurnal,surat kabardan majalah dapat ditemukandalam bentuk tercetak danformat digital (Neely, 2006). Namun, banyak informasidi internetmemiliki kualitas rendahatau tidakpantas untuk dipublikasikan. Memahami perbedaansumber informasi yang
tersediaakan
membantumengevaluasikualitas
informasi
yang
ditemukan.Untuk mengetahui kemampuan responden dalam mengevaluasi kualitas informasi dapat dilihat pada Tabel 4.27.
Tabel 4.27Kemampuan mengevaluasi kualitas informasi tercetak dan elektronik Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 18 50 11 1 80
Persentase 22,5 62,5 13,8 1,3 100
Berdasarkan analisis terhadap data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebar, diperoleh gambaran bahwa sebanyak62,5% responden sudah memiliki kemampuan cukup dalam mengevaluasi kualitas informasi yang
56
tersaji dalam format tercetak dan elektronik. Sebanyak 22,5% responden memiliki kemampuan yang baik, dan sebanyak 15,1% responden dianggap kurang memiliki kemampuan dalam mengevaluasi kualitas informasi tercetak dan elektronik. Standar 3.4 Kemampuan Memahami Isu-isu Saat ini Ketika menggunakan informasi untuk membuat penelitian, makalah atau tugas akademik lainnya, mahasiswa harus mempertimbangkan untuk menggunakan informasi yang baik untuk digunakan dan harus tanggap terhadap isu-isu atau informasi terbaru yang berkaitan dengan keakuratan, relevansi, kemutakhiran, kelengkapan, presentasi dan tingkat detail dari informasi (GIHE, 2009). Untuk mengetahui kemampuan responden dalam memahami isu-isu mengenai informasi saat ini dapat dilihat pada Tabel 4.28. Tabel 4.28 Kemampuan memahami isu-isu saat ini Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 32 39 6 3 80
Persentase 40,0 48,8 7,5 3,8 100
Analisis yang dilakukan terhadap jawaban yang diberikan responden diperoleh gambaran bahwa sebanyak48,8% responden sudah memiliki kemampuan cukup, sebanyak 40,0% responden memliki kemampuan yang baik, dan sebanyak 11,3% responden dianggap kurang memiliki kemampuan dalam memahami isu-isu saat ini, relevansi dan kelengkapan informasi. Standar 3.5 Kemampuan Menyaring Informasi yang akan Digunakan untuk Membuat Esai Sebelummulaimenulisesai perlu ditentukan tujuan dan kualitas hasil akhir yang akan dicapai dari esai tersebut. Untuk mencapaiitu, respondenperlumemiliki kemampuan dalam menyaring informasi yang akan digunakan
dalam
membuat
esai.
Responden
juga
harus
57
menunjukkanorisinalitas dari esai (Gaunt, 2009). Dengan menyaring informasi yang akan digunakan dalam esaimenunjukkan bahwaresponden memilikipengetahuan tentangtopikdanpemahaman yang baiktentang isuisudanbersangkutan. Untuk mengetahui kemampuan responden dalam menyaring informasi berkualitas untuk digunakan kedalam esai, dapat dilihat pada Tabel 4.29. Tabel 4.29 Kemampuan menyaring informasi yang akan digunakan untuk membuat esai Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total Data
yang
diperoleh
Frekuensi 19 48 10 3 80 dari
responden
Persentase 23,8 60,0 12,5 3,8 100 menunjukkan
bahwa
sebanyak60,0% responden sudah memiliki kemampuan yang cukup dalam menyaring informasi yang akan digunakan untuk membuat esai. Sebanyak 23,8% responden sudah memiliki kemampuan yang baik, dan sebanyak 16,3% responden memiliki kemampuan yang kurang dalam menyaring informasi yang akan digunakan untuk membuat esai. Standar 3.6 Kemampuan Mengidentifikasi Informasi Bias Mengevaluasi informasi merupakan proses yang sangat rumit karena banyak informasi yang tersedia tidak akurat, palsu atau bias. Biasjuga berhubungan
dengansumbertermasukaspekkomunikatoryang
bias
atauhubungannya dengansumber-sumberdan penggunainformasi (GIHE, 2009). Informasidianggapberkualitas tinggijikasesuai dengan
tujuan dan
dapat dinilaiolehpenggunainformasi.Walaupunberkualitastinggi untuksatu kelompokpengguna,namun bisa berkualitas burukbagi orang lain. Untuk mengetahui kemampuan responden dalam mengidentifikasi informasi yang bias, dapat dilihat pada Tabel 4.30. Tabel 4.30 Kemampuan mengidentifikasi informasi bias Jawaban
Frekuensi
Persentase
58
Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
17 46 14 3 80
21,3 57,5 17,5 3,8 100
Berdasarkan analisis terhadap data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebar, diperoleh gambaran bahwa sebanyak 57,5% responden sudah memiliki kemampuan cukup dalam mengidentifikasi informasi bias. Sebanyak 21,3% responden memiliki kemampuan yang baik, dan sebanyak 21,3%
responden
dianggap
kurang
memiliki
kemampuan
dalam
mengidentifikasi informasi bias. Berdasarkan penghitungan nilai rata-rata jawaban responden pada seluruh standar 3adalah 3,10. Untuk nilai rata-rata jawaban responden untuk setiap item pertanyaan terdapat nilai minimum = 2,98 dan nilai maksimum 3,25. Ada lima materi yang akan diambil untuk dimasukkan ke dalam materi modul pelatihan literasi informasi yaitu mengevaluasi keaslian informasi (3,12), membedakan sumber informasi yang tersaji dalam berbagai format file (3,15), mengevaluasi kualitas informasi tercetak dan elektronik (3,06), menyaring informasi (3,03) dan mengidentifikasi informasi bias (2,96). Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.31.
Tabel 4.31Standar kemampuan mengevaluasi informasi dan sumbersumbernya Frekuensi Jawaban Responden
Kompetensi 0
10
20
30 26
(St.3.1) Mengevaluasi keaslian informasi
1 (St.3.2) Membedakan sumber informasi yang tersaji dalam berbagai format file
40
50
39
14 12
Nilai Rata-rata
Pilihan Materi Pelatihan
3,12
3,15
60 Baik Cukup
26 1
Interval Jawaban
41
Kurang Sangat Kurang
59
3,06
3,25 3,03
2,96
3,10
Nilai rata-rata per standar
4.3.4. Standar 4 dan 5 Kemampuan Penggunaan Informasi secara Efektif, Efisien, Etis dan Berdasar Hukum Standar 4.1 Kepatuhan terhadap Hak Cipta dan Plagiarisme Plagiarismeadalah suatu bentuk tindak kejahatan serius. Plagiariame adalah tindakan penggunaankata-kataatau ideorang lainyang kemudian menjadikan seolah itu ide sendiri (Valenza, 2004). Initerjadiakibat kurangnya
pemahamanataupengalamanmengenaicara
yang
benar
untukmengakui sumber referensi. Hak-hakpenciptadan
penggunabahanhak
ciptatercantum
dalamUndang-UndangHak Ciptadanberlaku untuksetiap karyayang dibuat. Merupakan hal penting bagi setiap orang untuk memahamitentang hak ciptakarena setiap orangakan bergantung padahukum hak ciptauntuk melindungikarya sendiri danmenggunakankarya orang laindalam penelitian. Hak cipta didasarkan pada gagasan bahwa setiap orang berhak atas hasil karyanya. Ini adalah kepemilikan kekayaan intelektual, seperti hak paten, merek dagang, dan rahasia dagang (Munawaroh, 2006). Untuk mengetahui sejauhmana kepatuhan responden terhadap peraturan hak cipta dan plagiarisme, dapat dilihat pada Tabel 4.32. Tabel 4.32 Kepatuhan terhadap peraturan hak cipta dan plagiarisme Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 33 39 7 1 80
Persentase 41,3 48,8 8,8 1,3 100
60
Analisis yang dilakukan terhadap jawaban yang diberikan responden menyangkut kepatuhan terhadap peraturan hak cipta dan plagiarisme diperoleh gambaran bahwa sebanyak 48,8% responden sudah cukup mematuhi peraturan hak cipta dan plagiarisme, sebanyak 41,3% responden sudah mematuhi peraturan dengan baik, dan sebanyak 10,1% responden masih kurang mematuhi peraturan hak cipta dan plagiarisme. Selain itu masih banyak orang yang belum memahami mengenai konsep Hak Ciptadi web,seperti tidak bolehmenyalin tulisan, gambar, atau datayangditemukan tanpa izin daripemilik sebelumnya. Untuk mengetahui pemahaman responden mengenai hak cipta di web, dapat dilihat pada Tabel 4.33. Tabel 4.33 Pemahaman masalah hak cipta di web Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 34 33 10 3 80
Persentase 42,5 41,3 12,5 3,8 100
Analisis yang dilakukan terhadap jawaban yang diberikan responden diperoleh gambaran bahwa sebanyak 42,5% responden sudah memahami dengan baik mengenai masalah hak cipta di web. Sebanyak 41,3% responden sudah memiliki pemahaman yang cukup, dan sebanyak 16,3% responden dianggap masih kurang memahami masalah atau peraturan hak cipta di web.
Standar 4.3 Kemampuan Membuat Daftar Pustaka dari Berbagai Sumber Setiap
kali
menggunakan
makalahataupresentasi,
kata-kataatauide-ideorang
harusmenunjukkan
laindalam
bahwainformasi
inidiambildengan mengutipsumbernya. Hal iniberlaku untuksemua sumbersumber yang telahdigunakan, seperti buku, majalah,jurnal, terbitan pemerintah dan informasi dariweb, sertaformat lain, seperti gambar, suara, dan
video.
Kemampuanmembuatkutipanatau
referensi
dariberbagai
61
sumberinformasiadalah keterampilandasar penelitian. Untuk mengetahui kemampuan responden dalam membuat daftar pustaka dari berbagai sumber, dapat dilihat pada Tabel 4.34. Tabel 4.34 Kemampuan membuat daftar pustaka dari berbagai sumber Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 22 45 12 1 80
Persentase 27,5 56,3 15,0 1,3 100
Berdasarkan analisis terhadap data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebar, diperoleh gambaran bahwa sebanyak 56,3% responden sudah memiliki kemampuan yang cukup dalam membuat daftar pustaka. Sebanyak 27,5% responden memiliki kemampuan yang baik, dan sebanyak 16,3% responden dianggap masih kurang mampu dalam membuat daftar pustaka dari berbagai sumber. Standar 4.4 Kemampuan Mengkombinasikan Informasi Ketika mahasiswa menulismakalahperlu mengikuti petunjuk untuk menyelesaikan
suatu
kasus
atau
masalah.
Penelitian
membantu
menghubungkan informasi dengan ide-ide serta memperluas perspektif pada dunia pengetahuan.Ide-ide akanmenghasilkanbeberapa informasi baru, konsep-konsep dan pengetahuan yang baru (Yusup, 2012). Perlu pengetahuan
untuk
bisa
membangunkonsep-konsep
mensintesiside-ideyang baru.
Kemampuan
ditemukanuntuk mengkombinasikan
informasi asli dengan hasil pemikiran sendiri, dan menganalisa informasi atau ide tersebut akan menghasilkan informasi baru. Untuk mengetahui kemampuan responden dalam mengkombinasikan informasi, dapat dilihat pada Tabel 4.35. Tabel 4.35 Kemampuan mengkombinasikan informasi Jawaban Baik Cukup Kurang
Frekuensi 26 44 9
Persentase 32,5 55,0 11,3
62
Sangat kurang Total
1 80
1,3 100
Analisis yang dilakukan terhadap jawaban yang diberikan responden diperoleh gambaran bahwa sebanyak 55,0% responden sudah cukup mampu mengkombinasikan informasi asli dengan hasil pemikiran sendiri. Sebanyak 32,5% responden sudah memiliki kemampuan yang baik, dan sebanyak 12,6% responden dianggap masih kurang memiliki kemampuan dalam hal mengkombinasikan informasi asli dengan hasil pikiran sendiri. Dari mengkombinasikan informasi, diharapkan peneliti dapat menciptakan pengetahuan baru melalui sintesis dan pengembangan informasi yang ada. Untuk mengetahui kemampuan mensintesis responden dapat dilihat pada Tabel 4.36. Tabel 4.36 Kemampuan menciptakan pengetahuan baru Jawaban Baik Cukup Kurang Sangat kurang Total
Frekuensi 17 46 14 3 80
Persentase 21,3 57,5 17,5 3,8 100
Berdasarkan analisis terhadap data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebar, diperoleh gambaran bahwa sebanyak 57,5% responden sudah cukup mampu menciptakan pengetahuan baru melalui sintesis dan pengembangan informasi, sebanyak 21,3% responden sudah memiliki kemampuan yang baik, sebanyak 21,3% responden masih kurang memiliki kemampuan dalam hal menciptakan pengetahuan baru melalui sintesis dan pengembangan informasi yang ada. Hal ini dapat dimaklumi karena mahasiswa S1 belum dituntut untuk bisa menciptakan pengetahuan baru. Kemampuan tersebut diutamakan bagi mahasiswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti jenjang pendidikan S3 dan profesor. Berdasarkan penghitungan nilai rata-rata jawaban responden pada seluruh standar 4 dan 5adalah 3,15. Untuk nilai rata-rata jawaban responden untuk setiap item pertanyaan terdapat nilai minimum = 2,98 dan nilai maksimum = 3,30. Ada empat materi yang akan diambil untuk dimasukkan
63
ke dalam materi modul pelatihan literasi informasi yaitu pemahaman masalah hak cipta di web (3,22), membuat daftar pustaka (3,11), mengkombinasikan informasi asli dengan hasil pikiran sendiri, dan menciptakan pengetahuan baru (2,96). Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.37. Tabel 4.37 Standar kemampuan penggunaan informasi secara efektif, efisien, etis dan berdasar hukum Frekuensi Jawaban Responden
Kompetensi 0 (St.4.1) Kepatuhan atas peraturan hak cipta dan plagiarisme
(St.4.2) Pemahaman masalah hak cipta di web
10
20
Interval Jawaban 30
40 33
3,30
7
1
3
34 33
10
(St.4.3) Membuat daftar pustaka
3,22
3,10
3,18
2,96
Baik Cukup 45
12
1
Kurang Sangat Kurang
26
(St.4.4) Mengkombinasikan informasi asli dengan hasil pikiran sendiri
44 9
1
17 (St.4.5) Menciptakan pengetahuan baru
3
46
14
3,15
Nilai rata-rata per standar
analisis
kebutuhan
materi
pelatihan
diperoleh
delapanbelas item <3,25. Kedelapanbelas item tersebut direkomendasikan menjadi materi pelatihan literasi informasi untuk memperdalam kemampuan mahasiswa. Berikut pengelompokan materi berdasarkan standar kemampuan yang harus dicapai.
Tabel 4.38 Pengelompokan kemampuan yang perlu dijelaskn lebih janjut pada kegiatan pelatihan Kelompok Kemampuan
Pilihan Materi Pelatihan
50
39
22
Berdasarkan
Nilai Rata-rata
Standar yang perlu dijelaskan lebih lanjut
64
1. Kemampuan menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan 2. Kemampuan mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien 3. Kemampuan mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya 4. Kemampuan penggunaan informasi secara efektif, efisien, etis dan berdasar hukum
1. Kemampuan membedakan sumber informasi primer, sekunder dan tersier (St.1.4) 2. Kemampuan mengidentifikasi waktu untuk memperoleh informasi (St.1.7) 3. Kemampuan menggunakan logika Boolean (St.2.2) 4. Kemampuan menggunakan katalog online perpustakaan lokal (St.2.3) 5. Kemampuan menggunakan katalog online perpustakaan lain (St.2.4) 6. Kemampuan memilih alat pencarian (St.2.5) 7. Kemampuan menggunakan millist dan newsgroup (St.2.8) 8. Partisipasi dalam diskusi online (St.2.9) 9. Kemampuan menggunakan alamat web (St.2.10) 10 Kemampuan mengevaluasi keaslian informasi (St.3.1) 11. Kemampuan membedakan sumber informasi yang tersaji dalam berbagai format file (St.3.2) 12. Kemampuan mengevaluasi kualitas informasi tercetak dan elektronik (St.3.3) 13. Kemampuan menyaring informasi (St.3.5) 14. Kemampuan mengidentifikasi informasi bias (St.3.6) 15. Kemampuan memahami masalah hak cipta di web (St.4.2) 16. Kemampuan membuat daftar pustaka (St.4.3) 17. Kemampuan mengkombinasikan informasi asli dengan hasil pikiran sendiri (St.4.4) 18. Kemampuan menciptakan pengetahuan baru (St.4.5)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan evaluasi dan analisis yang dilakukan terhadap hasil penelitian tentang Analisis Literasi Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dapat disimpulkan bahwa: 1. Perpustakaan USU belum pernah melakukan pelatihan literasi informasi. Pelatihan yang pernah dilakukan selama ini hanya sebatas untuk menggunakan layanan atau koleksi perpustakaan baik koleksi elektronik maupun yang tercetak yang diberikan pada saat kegiatan orientasi bagi mahasiswa baru setiap tahunnya. Dari hasil kuesioner diketahui bahwa sebanyak 57 orang (71,25%) responden menjawab perlu diadakan pelatihan literasi informasi bagi pengguna perpustakaan USU. 2. Berdasarkan penghitungan nilai rata-rata jawaban responden pada seluruh standar 1adalah 3,29. Untuk nilai rata-rata jawaban responden untuk setiap item pertanyaanterdapat nilai minimum = 3,05 dan nilai
65
maksimum = 3,47.Ada dua kemampuan dengan nilai < 3,25 dan diharapkan bisa ditingkatkan dengan mengikuti kegiatan pelatihan literasi informasi yaitu kemampuan untuk membedakan sumber informasi primer,
sekunder
dan
tersier
(3,05)
dan
kemampuan
untuk
mengidentifikasi waktu untuk memperoleh informasi (3,11). 3. Berdasarkan penghitungan nilai rata-rata jawaban responden pada seluruh standar 2adalah 3,08. Untuk nilai rata-rata jawaban responden untuk setiap item pertanyaanterdapat nilai minimum = 2,30 dan nilai maksimum = 3,60.Ada enam kemampuan yang diharapkan bisa ditingkatkan dengan mengikuti kegiatan pelatihan literasi informasi yaitu kemampuan menggunakan logika boolean (2,61), menggunakan katalog online
perpustakaan
lokal
(3,22),
menggunakan
katalog
online
perpustakaan lain (2,98), memilih alat pencarian (2,98), menggunakan millist dan newsgroup (2,80), partisipasi dalam diskusi online (2,75), dan menggunakan alamat web (3,11). 4. Berdasarkan penghitungan nilai rata-rata jawaban responden pada seluruh standar 3adalah 3,10. Untuk nilai rata-rata jawaban responden untuk setiap item pertanyaanterdapat nilai minimum = 2,98 dan nilai maksimum 3,25.Ada lima kemampuan yang diharapkan bisa ditingkatkan dengan
mengikuti
kegiatan
pelatihan
literasi
informasi
yaitumengevaluasi keaslian informasi (3,12), membedakan sumber informasi yang tersaji dalam berbagai format file (3,15), mengevaluasi kualitas informasi tercetak dan elektronik (3,06), menyaring informasi (3,03) dan mengidentifikasi informasi bias (2,96). 5. Berdasarkan penghitungan nilai rata-rata jawaban responden pada seluruh standar 4 dan 5adalah 3,15. Untuk nilai rata-rata jawaban responden untuk setiap item pertanyaanterdapat nilai minimum = 2,98 dan nilai maksimum = 3,30.Ada empat kemampuan yang diharapkan bisa ditingkatkan dengan mengikuti kegiatan pelatihan literasi informasi yaitu pemahaman masalah hak cipta di web (3,22), membuat daftar pustaka (3,10), mengkombinasikan informasi asli dengan hasil pikiran sendiri (3,18), dan menciptakan pengetahuan baru (2,96).
66
6. Nilai rata-rata dari seluruh standar kemampuan literasi informasi pengguna perpustakaan USU adalah 3,15.Nilai ini termasuk dalam kategori interval cukup. 6.2. Saran Pelatihan literasi informasi sangat penting untuk meningkatkan kemampuan literasi informasi pengguna perpustakaan USU, maka disarankan agar: 1. Diharapkan dari hasil penelitian ini pustakawan bisa lebih termotivasi untuk
meningkatkan
kemampuan
literasi
informasi
pengguna
perpustakaan untuk mendukung perkembangan pengetahuan dengan mengadakan kegiatan pelatihan literasi informasi. 2. Perpustakaan USU diharapkan menyusun rancangan pelatihan literasi informasi dengan langkah awal melakukan analisis kebutuhan pelatihan dan menetapkan model literasi informasi mana yang digunakan agar pelatihan lebih terarah. 3. Untuk
meningkatkan
motivasi
peserta
pelatihan
ada
baiknya
perpustakaan memberikan penghargaan berupa sertifikat bagi peserta yang telah selesai mengikuti pelatihan dan memberikan penghargaan bagi peserta yang berprestasi. 4. Adanya dukungan infrastruktur, sarana dan prasarana yang baik agar pelatihan bisa berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
67
[ACRL] Association of College & Research Libraries. 2000. Information Literacy Competency Standard for Higher Education. http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/Standards/standards.pdf(17 Januari 2011) Ambra JD, Rice RE. 2001. Emerging Factors in User Evaluation of the World Wide Web. Journal of Information and Management. www.ugr.es/~focana/dclasif/artAFEvaW3.pdf. (10 Juli 2010) Apriyanti M. 2010. Literasi Informasi Pemustaka: Studi Kasus di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. [Skripsi]. Depok: Universitas Indonesia. Bergman MK. 2001. The Deep Web: Surfacing Hidden Value. The Journal of Electronic Publishing. http://dx.doi.org/10.3998/3336451.0007.104 (14Juli 2010) [CILIP] Chartered Institute of Library and Information Professionals. 2008. Information Literacy http://www.informationliteracy.org.uk/information-literacy-definitions (20 Agustus 2013) Eisenberg MB, Berkowitz RE. 1987. The Big6 Skills. http://big6.com/media/freestuff/Big6Handouts.pdf (10 Juli 2010) Gaunt J. 2009. Handbook for Information Literacy Teaching. London: University Library Services. Gravius S.2003. Harris Library Boolean LogicTutorial : Search Techniques for Research Databases and Web Search Tools. Msass.case.edu/downloads/Harris-Library/boolprox.pdf. (17 Oktober 2011) [GIHE] Griffith Institute for Higher Education. 2009. Griffith Graduate Attribute Critical Evaluation Skills Toolkit : Innovative and Creative with Critical Judgment. www.griffith.edu.au/_data/assets/pdf_file/0004/290659/Criticalevaluation-skills.pdf. (17 Oktober 2011) Hasugian J. 2008. Urgensi Literasi informasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi. Pustaha: Vol. 4, No. 2, Desember 2008. Medan: USU Press. Koneru I. 2010. ADDIE: Designing Web-enabled Information Literacy Instructional Modules. DESIDOC Journal of Library and Information Technology. Vol. 30, No. 3, May 2010. Kurnianingsih I. 2012. Perancangan Pembelajaran Literasi Informasi Berbasis Web di Perpustakaan Sekolah Madania. [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Lau J. 2006. Guidelines on Information Literacy for Lifelong Learning. Mexico: IFLA. http://www.ifla.org/files/assets/informationliteracy/publications/ifla-guidelines-en.pdf (17 Oktober 2011) Levy P, Roberts S. 2005. Developing the New Learning Environment: The Changing Role of the Acedemic Librarian. London: Facet Publishing. [LC] Library of Congress. 2007. Library of Congress Subject Headings: Pre-vs. Post-Coordination and Related Issues. www.loc.gov/catdir/cpso/pre_vs_post.pdf. (17 Oktober 2011)
68
McCoy K. 2000. Search Engines, Subject Directories and Meta-Search Engines. The OLRC News, volume 5, No. 1. [MSDN] Microsoft Developer Network. 2011. Mailing List and Newsgroups. Msdn.microsoft.com/enus/library/bb250452(v=vs.85).aspx (24 Februari 2013) Munawaroh S. 2006. Peranan Trips (Trade Related Aspects of Intelectual Property Rights) terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual di Bidang Teknologi Informasi di Indonesia.Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume XI, No. 1 Januari 2006. Neely, TY. 2006. Information Literacy Assessment: Standards-Based Tools and Assignment. Chicago: American Library Association. Pendit PL. 2008. Perpustakaan digital dari A sampai Z. Jakarta: Citra Karyakrasa Mandiri. Prastowo A. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Yogyakarta: Diva Press. Rempel HG, Davidson J. 2008. Providing Information Literacy Instruction to Graduate Students through Literature Review Workshops. Issues in Science and Technology Librarianship, Winter 2008. http://www.isti.org/08-winter/refereed2.html. (31 Januari 2011). [SCONUL] The Society of College, National and University Libraries.2010. The SCONUL Seven Pillars of Information Literacy: Core Model for Higher Education. http://www.sconul.ac.uk/sites/default/files/documents/coremodel.pdf (17 Oktober 2011) Sankarto BS, Permana M. 2008. Identifikasi Kebutuhan Informasi Melalui Teknik Pengamatan, Wawancara dan Angket. Bogor: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Shapiro JJ, Hughes SK. 1996. Information Literacy as a Liberal Art: Enlightenment Proposal for a New Curriculum. Educom Review Volume 31, Number 2. http://net.educause.edu/apps/er/review/reviewArticles/31231.html(17 Oktober 2011). Shumaker JW. 2003. The Higher Education Environment and the Role of the Academic Library. ACRL Eleven National Conference, April 1023, 2003, Charlotte, North Carolina. http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/events/pdf/shumaker.PDF (31 Januari 2011) Siregar AR. 1998. Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Informasi Penelitian. Arliterasi informasiel dalam Library USU e-Repository. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1799/1/InfoPen.html (17-10-2011). Standffordshire University. 2006. Information Literacy: Recognising the Need. Oxford: Chandos Publishing. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. [UNESCO] United Nations Educational Scientific and Cultural Organization. 2007. Understanding Information Literacy: A Primer. France: UNESCO.
69
Universitas Sumatera Utara.Perpustakaan. 2011. Laporan Akuntabilitas Kinerja Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Tahun 2011. Medan: Perpustaakaan USU. Universitas Sumatera Utara.Perpustakaan. 2011. Panduan Perpustakaan Universitas. Medan: USU Press. Valenza J. 2004. What is Plagiarism. www.slideshare.net/gmest4aOa5f/plagiarism-173189. (17 Oktober 2011) Webber S, Johnston B. 2000. Conception of Information Literacy: new perspective and implications.Journal of InformationScience, Vol.26 N0.6, p. 381-387. Wijetunge P, Alahakoon UP. 2005. Empowering 8 : The Information Literacy Model Developed in Sri Lanka to Underpin Changing Education Paradigms of Sri Lanka. Sri Lanka Journal of Librarianship and Information Management, Vol.1. No.1. p.31-41. Wooliscroft M. 1997. From Library User Education to Information Literacy : Some Issues Crising in this Evolutionary Process. Paper COMLA Workshop Gabarone, Botswana July 1997. Yusup PM. 2012. Perspektif Manajemen Pengetahuan Informasi, Komunikasi, Pendidikan dan Perpustakaan. Jakarta : Rajawali Press.
Lampiran 1 Kuesioner
70
KUESIONER ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI Selama di perguruan tinggi mahasiswa akan melakukan riset untuk paper, makalah dan tugas lainnya. Setelah lulus kemungkinan besar akan terus meneliti untuk membuat keputusan dalam pekerjaan dan komunitas. Keterampilan dalam pencarian informasi yang dimiliki akan membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan dengan lebih mudah. Untuk itu mahasiswa akan dilatih agar bisa memiliki kemampuan tersebut. Mohon bantuan Anda untuk mengisi kuesioner ini. Hasil kuesioner ini akan menjadi pedoman dalam menyusun modul Pelatihan Literasi Informasi bagi mahasiswa USU. Fakultas Jurusan Semester
: __________________________________________ : __________________________________________ : __________________________________________
Petunjuk: Berilah tanda checklist ( √ ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan pilihan Anda. BAGIAN 1: IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN A. Apakah selama menjadi mahasiswa USU mendapat/mengikuti pelatihan literasi informasi?
□ ya
□ Tidak
Anda
pernah
□ Tidak tahu/tidak yakin
B. Jika “ Ya,” siapa yang melaksanakan pelatihan tersebut?
□ Perpustakaan □ Fakultas □ Jurusan/Prodi. □ Lainnya………………………….. C. Jika “Tidak” Apakah perlu memberikan Pelatihan Literasi Informasi bagi mahasiswa?
□ ya
□ Tidak
□ Tidak tahu/tidak yakin
BAGIAN 2: IDENTIFIKASI MATERI PELATIHAN
71
Bagian iniadalah untukmenentukanmateri apa yang akan diberikan pada Pelatihan Literasi Informasi sesuai dengan tingkat kemampuan peserta pelatihan. Petunjuk: Berilah tanda checklist ( √ ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kemampuan Anda. Performa Jenis Kompetensi
Baik
Cukup
Kurang
Standar 1: Menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan 1.1. Kemampuan mengidentifikasi kebutuhan informasi secara spesifik 1.2. Kemampuan menggunakan sumber informasi tercetak dan elektronik 1.3. Kemampuan meringkas poin-poin utama dari berbagai sumber informasi 1.4. Kemampuan membedakan sumber informasi primer, sekunder dan tersier 1.5. Kemampuan membandingkan informasi apa yang tersedia dari berbagai sumber 1.6. Kemampuan menggunakan bukti untuk mendukung argumen 1.7. Kemampuan mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi 1.8. Kemampuan membedakan informasi dalam majalah popular dan jurnal
Standar 2: Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien 2.1. Kemampuan mencari informasi di internet 2.2. Kemampuan menggunakan logika boolean seperti: AND, OR, NOT 2.3. Kemampuan menggunakan katalog online perpustakaan lokal 2.4. Kemampuan menggunakan katalog online perpustakaan lain 2.5. Kemampuan memilih alat pencarian yang paling tepat 2.6. Kemampuan menggunakan kata kunci (keyword) dalam penelusuran 2.7. Kemampuan dalam menggunakan berbagai search engine 2.8. Kemampuan menggunakan mailing list (millist), dan newsgroup
Sangat Kurang
72
2.9. Partisipasi dalam diskusi online baik melalui e-mail, millist, dan forum online lainnya 2.10. Kemampuan menggunakan alamat web dalam mencari database online 2.11. Kemampuan untuk menyimpan dan menggunakan kembali hasil penelusuran
Standar 3: Mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya 3.1. Kemampuan mengevaluasi keaslian informasi 3.2. Kemampuan membedakan sumber informasi yang tersaji dalam format file 3.3. Kemampuan mengevaluasi kualitas informasi tercetak dan elektronik 3.4. Kemampuan memahami tentang isu-isu saat ini, relevansi dan kelengkapan informasi 3.5. Kemampuan menyaring informasi yang benar untuk diaplikasikan dalam membuat esai 3.6. Kemampuan mengidentifikasi informasi bias, menganalisis informasi yang relevan
Standar 4 & 5 Penggunaan informasi secara efektif, efisien, etis dan berdasar hukum 4.1. Kepatuhan terhadap peraturan hak cipta dan plagiarisme 4.2. Pemahaman masalah hak cipta di web 4.3. Kemampuan untuk membuat daftar pustaka dari berbagai sumber 4.4. Kemampuan mengkombinasikan informasi asli dengan hasil pikiran sendiri 4.5. Kemampuan untuk menciptakan pengetahuan baru melalui sintesis
Terima kasih atas partisipasi Anda.
LAMPIRAN
73
Lampiran1Kuesioner
KUESIONER ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI Selama di perguruantinggimahasiswaakanmelakukanrisetuntuk paper, makalahdantugaslainnya. Setelah lulus kemungkinanbesarakanterusmenelitiuntukmembuatkeputusandalampekerjaa ndankomunitas. Keterampilandalampencarianinformasi yang dimilikiakanmembantumenyelesaikantugasdanpekerjaandenganlebihmudah. Untukitumahasiswaakandilatih agar bisamemilikikemampuantersebut. MohonbantuanAndauntukmengisikuesionerini. HasilkuesioneriniakanmenjadipedomandalammenyusunmodulPelatihanLite rasiInformasibagimahasiswa USU. Fakultas Jurusan Semester
: __________________________________________ : __________________________________________ : __________________________________________
Petunjuk:Berilahtandachecklist( √ tersediasesuaidenganpilihanAnda.
)
padakotak
yang
BAGIAN 1: IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN A. Apakahselamamenjadimahasiswa Andapernahmendapat/mengikutipelatihanliterasiinformasi?
□ya
□Tidak
USU
□Tidaktahu/tidakyakin
B. Jika“ Ya,” siapa yang melaksanakanpelatihantersebut?
□Perpustakaan □Fakultas □Jurusan/Prodi. □Lainnya………………………….. C. Jika “Tidak” ApakahperlumemberikanPelatihanLiterasiInformasibagimahasiswa?
□ya
□Tidak
□Tidaktahu/tidakyakin
74
BAGIAN 2: IDENTIFIKASI MATERI PELATIHAN Bagian iniadalah untukmenentukanmateriapa yang akandiberikanpadaPelatihanLiterasiInformasisesuaidengantingkatkemampu anpesertapelatihan. Petunjuk:Berilahtandachecklist( √ ) tersediasesuaidengankemampuanAnda.
padakotak
yang Performa
JenisKompetensi
Baik
Cukup
Kurang
Standar 1: Menentukanjenisdansifatinformasi yang dibutuhkan 1.1. Kemampuanmengidentifikasikebutuhaninf ormasisecaraspesifik 1.2. Kemampuanmenggunakansumberinforma sitercetakdanelektronik 1.3. Kemampuanmeringkaspoinpoinutamadariberbagaisumberinformasi 1.4. Kemampuanmembedakansumberinformas i primer, sekunderdantersier 1.5. Kemampuanmembandingkaninformasiapa yang tersediadariberbagaisumber 1.6. Kemampuanmenggunakanbuktiuntukmen dukungargumen 1.7. Kemampuanmengidentifikasiwaktu yang dibutuhkanuntukmemperolehinformasi 1.8. Kemampuanmembedakaninformasidalam majalah popular danjurnal
Standar 2: Mengaksesinformasi yang dibutuhkansecaraefektifdanefisien 2.1. Kemampuanmencariinformasi di internet 2.2. Kemampuanmenggunakanlogikabooleans eperti: AND, OR, NOT 2.3. Kemampuanmenggunakankatalog online perpustakaanlokal 2.4. Kemampuanmenggunakankatalog online perpustakaan lain 2.5. Kemampuanmemilihalatpencarian yang paling tepat 2.6. Kemampuanmenggunakan kata kunci (keyword) dalampenelusuran 2.7. Kemampuandalammenggunakanberbagai search engine
SangatK urang
75
2.8. Kemampuanmenggunakan mailing list (millist), dan newsgroup 2.9. Partisipasidalamdiskusi online baikmelalui e-mail, millist, dan forum online lainnya 2.10. Kemampuanmenggunakanalamat web dalammencari database online 2.11. Kemampuanuntukmenyimpandanmenggu nakankembalihasilpenelusuran
Standar 3: Mengevaluasiinformasidansumber-sumbernya 3.1. Kemampuanmengevaluasikeaslianinform asi 3.2. Kemampuanmembedakansumberinforma si yang tersajidalam format file 3.3. Kemampuanmengevaluasikualitasinform asitercetakdanelektronik 3.4. Kemampuanmemahamitentangisuisusaatini, relevansidankelengkapaninformasi 3.5. Kemampuanmenyaringinformasi yang benaruntukdiaplikasikandalammembuate sai 3.6. Kemampuanmengidentifikasiinformasi bias, menganalisisinformasi yang relevan
Standar 4 & 5Penggunaaninformasisecaraefektif, efisien, etisdanberdasarhukum 4.1. Kepatuhanterhadapperaturanhakciptadan plagiarisme 4.2. Pemahamanmasalahhakcipta di web 4.3. Kemampuanuntukmembuatdaftarpustaka dariberbagaisumber 4.4. Kemampuanmengkombinasikaninformasi aslidenganhasilpikiransendiri 4.5. Kemampuanuntukmenciptakanpengetahu anbarumelaluisintesis
TerimakasihataspartisipasiAnda.
Lampiran 2 Tabulasi data hasil penelitian Tabulasi data Hasil Penelitian Identikasi Kebutuhan No Resp A B C 1.1 1.2 2 0 1 4 3 1 2 0 1 4 3 2 2 0 1 4 4 3 2 0 1 4 4 4 2 0 1 4 3 5 2 0 1 3 3 6 2 0 1 4 4 7 1 2 0 3 4 8 2 0 2 3 3 9 2 0 1 4 4 10 2 0 1 2 3 11 2 0 1 3 4 12 2 0 1 3 4 13 3 0 1 3 3 14 3 0 1 4 4 15 2 0 1 4 3 16 2 0 1 4 3 17 2 0 1 4 2 18 2 0 1 3 4 19 2 0 1 4 3 20 2 0 1 3 4 21 2 0 1 3 3 22 1 2 0 3 4 23 2 0 1 4 4 24 3 3 1 3 3 25 2 0 1 4 4 26 2 0 2 3 4 27 1 0 1 3 4 28 2 0 2 3 3 29 1 0 1 4 4 30 2 0 1 4 3 31 2 0 1 3 4 32
Standar 1: 1.3 1.4 1.5 1.6 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
1.7 3 2 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4
1.8 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3
2.1 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4
2.2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 1 3 3 1 2 3 3 1 2 3 2 4 4 3 3 3 2
2.3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 1
2.4 3 1 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 1
Identifikasi Materi Pelatihan Standar 2 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.102.11 3.1 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 2 2 3 3 1 1 1 1 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 4 1 1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 1 1 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 1 3 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 4 2 3 3 1 2 2 3 2
3.2 2 4 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 2 2 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3
Standar3 3.3 3.4 3.5 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 4 3 2 3 3
3.6 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 4 2 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 1 3 3
4.1 4 2 4 4 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 1
Standar4 4.2 4.3 4.4 2 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 4 4 3 3 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 3 4 2 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 1 2
4.5 Nilai Rata-rata 2 2,85 3 2,91 4 3,30 3 3,21 3 2,39 3 2,61 3 2,61 3 3,24 4 3,12 2 2,88 2 2,39 3 3,09 2 2,55 3 2,85 3 3,52 3 3,09 3 2,94 3 3,36 2 2,39 3 2,30 3 2,88 3 2,67 3 2,85 4 3,18 3 2,85 4 3,00 4 3,18 3 3,12 3 3,18 3 2,91 3 3,06 1 2,33
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
Identikasi 1 0 1 2 0 1 3 0 1 3 0 0 1 1 0 2 0 1 2 0 1 1 1 0 2 0 1 2 0 1 1 1 0 2 0 1 1 1 0 2 0 1 1 1 0 1 1 0 2 0 1 1 1 0 3 0 1 3 0 1 3 0 0 1 1 0 3 0 1 3 0 1 3 0 1 3 0 1 3 0 3 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 1 0 1 2 0 1 1 1 0 3 0 1 3 0 1
4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 1 4
3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 1 4
3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 1 4
3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 4
2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 1 4 2 4
3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 2 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3
3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 2 3 3 3 2 4 4 2 3 2 4 4 4 3 1 3 3 3
3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 4 2 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 2 2 3
3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 1 3 1 3
3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3
2 3 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3
Identifikasi Materi Pelatihan 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 2 4 3 4 2 4 2 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 2 2 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 1 1 1 3 4 3 3 2 3 1 1 4 1 1 1 3 4 4 4 3 4
3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4
4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 2 2 3 2 3 4 2 4 4 4
3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 1 4
3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 1 3
4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 1 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 1 4
3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 2 3 4 2 2 1 4
3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 1 4
4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 2 4 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3
3 2 4 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 1 2 4 3
4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 1 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 1 3 4 3
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 1 3 3 4
3 3 1 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 4 3 1 3 2 4
2,85 2,79 2,70 3,09 3,27 3,33 3,39 3,30 3,30 2,76 2,97 2,85 3,33 3,06 3,24 2,97 2,55 3,18 1,97 3,06 2,70 3,12 3,00 3,42 3,39 3,00 3,12 2,88 3,09 2,97 3,36 3,18 2,15 2,85 1,94 3,39
69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
Identikasi 3 0 1 1 2 0 1 1 0 2 0 1 1 2 0 2 0 1 2 0 1 3 0 1 1 1 0 2 0 1 1 1 0 1 1 2 2 0 1
4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3
4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3
4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3
3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3
4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3
4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3
4 2 4 4 4 3 1 4 3 3 3 3 3
3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3
4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 4
3 2 3 2 4 4 2 3 2 3 4 2 3
Identifikasi Materi Pelatihan 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 4 3 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 4 3 2 2 2 4 4 3 4 4 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 Rata-Rata Keseluruhan
4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3
3 2 2 2 4 4 4 3 3 3 4 4 3
4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3
4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3
3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3
3 2 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3
3 2 4 2 4 4 4 4 4 2 3 2 3
3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3
3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3
4 3 4 4 2 4 4 4 3 2 3 3 3
3 2 2 2 2 4 4 4 4 3 4 3 3
3,39 2,88 3,06 2,82 3,09 3,33 3,15 3,42 3,03 2,82 2,82 2,79 2,96