1
GAMBARAN SUPERVISI DAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN PEMASANGAN INFUS SESUAI SOP DI RUANG INTERNA DAN IGD RSUD TOTO KABILA
Anak agung ayu S. D, Zuhriana K. Yusuf, Andi Mursyidah Jurusan ilmu keperawatan FIKK UNG Email
[email protected]
ABSTRAK Anak Agung Ayu Sri Dani, 2014. Gambaran Supervisi Dan karakteristik dengan Kepatuhan Perawat Dalam melakukan Pemasangan Infus Sesuai SOP di Ruang Interna Dan IGD pada RSUD Toto Kabila. Skripsi, Jurusan S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu kesehatan Dan Keolahragaan, Universitas negeri Gorontalo. Pembimbing I dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes dan pembimbing II Andi Mursyida, S.Kep, Ns. M.Kes. Daftar pustaka : 33 buah (200-2013). Standar operasional prosedur merupakan tatacara atau tahapan yang dilakukan dan harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. Dengan karakteristik perawat yang berbeda-beda, kegiatan supervisi kepala ruangan dapat memberikan pengawasan, pemantauan, pengarahan dalam melakukan tindakan. Penelitian ini bertujuan untuk diketauinya gambaran supervisi dan karakteristik dengan kepatuhan pemasangan infus sesuai SOP. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripsi analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 36 responden dengan tehnik pengambilan sampel yaitu Total Sampling. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu adalah kuesioner dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran tindakan supervisi ruangan didapatkan 19 responden 52,8% kurang baik dan 17 responden 47,2% baik. Sedangkan kepatuhan perawat dalam melakukan pemasangan infus sesuai SOP yaitu 21 responden 58,3% tidak patuh dan 15 responden 41,7% patuh. Kesimpulan penelitian ini adalah kegiatan supervisi dapat memberikan pengawasan, pengarahan, serta motivasi didukung dengan pengetahuan, pendidikan dengan kepatuhan perawat dalam melakukan pemasangan infus, karena supervisi baik namun ada perawat tidak patuh, sedangkan perawat patuh namun supervisinya kurang baik. Disarankan agar RSUD Toto Kabila dapat meningkatkan tindakan pelayanan yang mengacu sesuai standar operasional prosedur yang telah ditetapkan Rumah Sakit. Kata kunci: Karakteristik, Supervisi, Kepatuhan SOP pemasangan infus. Daftar Pustaka: 33buah (2000-2013)
1
Anak Agung Ayu S. D, 841410037, Jurusan Ilmu-Ilmu Keperawatan FIKK UNG, dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes, Ns. Andi Mursyidah, S. Kep. M.Kes
2
Pemasangan infus dilakukan oleh setiap perawat. Semua perawat dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan mengenai pemasangan infus yang sesuai standar operasional prosedur (SOP). Standar operasional prosedur merupakan tatacara atau tahapan yang dilakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu (Perry & Potter, 2005). Supervisi dapat memberikan pengawasan atau pemantauan yang dapat membantu meningkatkan kinerja bawahan untuk hasil yang maksimal dengan memberikan bantuan secara langsung ditempat yang sesuai, khususnya dalam pemasangan infus sesuai SOP yang telah ditetapkan untuk mengurangi berbagai dampak atau kesan negatif tersebut tidak sampai muncul (Suarli & Bahtiar, 2009). Dampak yang terjadi dari infeksi tindakan pemasangan infus (phlebitis) bagi pasien menimbulkan dampak yang nyata yaitu ketidaknyamanan pasien, pergantian kateter baru, menambah lama perawatan dan akan menambah biaya lama perawatan di rumah sakit. Tindakan pemasangan infus akan berkualitas, apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada standar SOP yang telah ditetapkan (Priharjo,2008). Fasilitas adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi kemudahan untuk dapat terlaksananya pelayanan yang sesuai dengan standar harus didukung dengan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang memadai dari SDM yang ada (Saam & Wahyuni, 2012). Dalam penelitian Tri, 2012 hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara supervisi kepala ruangan, sikap perawat dengan kepatuhan pelaksanaan prosedur tetap (Protap) pemasangan infus dengan signifikansi (P value: 0,000; α: 0,05). Dilihat dari 30 perawat tidak patuh dalam pelaksanaan prosedur tetap (Protap) pemasangan infus dan supervisi kepala ruangan dalam kategori kurang baik menunjukan bahwa peran supervisi kepala rungan kurang, dilihat dari kurangnya pengawasan, motivasi, bimbingan. Hal ini ditunjukkan dengan perawat yang tidak mencuci tangan terlebih dahulu, tidak menggunakan pengalas, tidak memasang torniquet, tidak menggunakan bengkok dan kapas alkohol yang sudah dipakai diletakkan di tempat yang sama dengan alat – alat yang masih bersih. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Gambaran supervisi dan karakteristik perawat dengan kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan pemasangan infus sesuai SOP DI Ruang IGD dan Interna RSUD Toto Kabila”. Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa tidak dilakukannya supervisi tindakan, dengan observsi yang dilakukan didapatkan 5 perawat dan 3 diantaranya belum melakukan pemasangan infus sesuai prosedur tetap. Yaitu dilihat dari perawat yang tidak melakukan desinfektan dengan satu arah dan kapas yang digunakan berulang-ulang sekaligus tidak menggunakan pengalas pada saat melakukan tindakan.
3
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan pertanyaan masalah sebagai berikut: “ Mengetahui gambaran supervisi dan karakteristik perawat dengan kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan pemasangan infus sesuai SOP di Ruang Interna dan IGD RSUD Toto Kabila”. Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Mengetahuai gambaran supervisi dan karakteristik perawat dengan kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan pemasangan infus sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), di RSUD Toto Kabila. 1.4.2 Tujuan Khusus 1) Diketahuinya karakteristik perawat dengan kepatuhan perawat dalam pemasangan infus sesuai dengan SOP. 2) Diketahuinya supervisi dengan kepatuhan perawat dalam pemasangan infus sesuaai dengan SOP. 3) Diketahuinya kepatuhan perawat dalam pemasangan infus sesuai dengan SOP. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di lakukan di RSUD Toto Kabil. Penelitian ini di laksanakan pada bulan 04 Juni-04 Juli 2014. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan menggunakan metode Cross Sectional. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel independent yaitu supervisi dan karakteristik. Sedangkan variabel dependen merupakan veriabel yang di pengaruhi oleh variabel lain, artinya variabel dependen berubah akibat perubahan pada variabel bebas misalnya kepatuhan dalam pemasangan infus sesuai SOP.
4
Defenisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel No Variabel penelitian 1 Variabel independen gambaran supervisi
Definisi Alat ukur operasional Supervisi Kuesioner merupakan pengawasan, melihat, memeriksa, dan sebagai pendidik yang di lakukan oleh seseorang yang memiliki wewenang lebih tinggi.
Kategori
Skala
1. Baik Ordinal (jika skor jawaban ≥ 50 %) 2. Kurang Baik (Jika Skor Jawaban < 50 %)
karakteristik Dapat di lihat perawat dari umur, Pendidikan , masa kerja dan pengetahuan. kepatuhan dalam pemasangan infus
Melakukan tindakan sesuai prosedur yang ditetapkan berdasarkan (SOP )
Lembar (SOP), observasi tindakan pemasangan infus yang telah ditetapkan (Depkes, 2005).
Populasi Populasi merupakan seluruh subjek yang akan di teliti dan memenuhi karakteristik yang ditentukan ( Riyanto, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang ada di ruang interna, dan IGD yang berjumlah 36 responden di RSUD Toto Kabila. Sampel Sampel merupakan sebagaian dari populasi yang di harapkan dapat mewakili atau resfresentatif populasi. Tehnik pengambilan sampel menggunakan teknik Total sampling, yaitu seluruh populasi di jadikan sampel. (Setiadi, 2013).
5
Tehnik pengumpulan data Tehnik pengumpulan data meliputi: Jenis Data Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti pada saat berlangsungnya suatu penelitian yaitu dari hasil pengukuran, pengamatan, wawancara, kuesioner dan observasi. Data sekunder dalam penelitian ini adalah jumlah perawat pada masing-masing ruangan yaitu ruang Interna dan IGD di RSUD Toto Kabila. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi, chek list. Data responden yang terdiri dari identitas responden yaitu nama (inisial), umur , jenis kelamin, dan status kepegawaian. Tahap kedua mengumpulkan data tentang kegiatan supervisi perawat dengan pengetahuan perawat dan pelaksanaan pemasangan infus dengan kepatuhan perawat sesuai SOP. Pengolahan Data Pengolahan data akan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: 1. Editing . 2. Coding 3. Entry 4. Cleaning Tehnik Analisa Data Analisis data dilakukan dengan analisis univariat. Etika Penelitian 1. Lembar Persetujuan (Informed consent). 2. Tanpa Nama ( Anonimityi) 3. Kerahasiaan (Chonfidentiality) HASIL PENELITIAN DANN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian Ruangan interna di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango yang terletak di Desa Permata Kec. Tilongkabila Kabupaten Bone Bolabgo dengan batas sebelah utara berbatasan dengan ruangan anak/NICU. Sebelah timur berbatasan dengan rekam medik, Askes, Laboratorium RSUD Toto Kabila. Sebalah barat berbatasan dengan ruang skin center dan sebelah selatan berbatasan dengan kantor RSUD Toto Kabila ( ruang direktur, bagian staf kepegawaian). Di ruangan interna terdapat 30 bed yang terdiri dari masing-masing ruangan yaitu kelas 3 perempuan (Dahhlia 1) terdapat 8 bed, kelas 3 laki-laki (Dahlia 2) terdapat 8 bed, kalas 2 perempuan (Cendana1) terdapat 4 bed, kelas 2 laki-laki (Cendana 2) terdapat 5 bed, kelas 1 terdapat 5 ruangan, setiap kamar masing-masing memiliki 1 bed. Sedangkan ruangan IGD di bagian timur sedangkan bagian barat berbatasan dengan ruang keperawatan.
6
HASIL UNIVARIAT Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Di Ruang Interna Dan IGD Pada RSUD Toto Kabila Umur (Tahun) No Jumlah % 1 20-30 26 72.2 2 31-40 10 27.8 36 100% Total Sumber : Data Primer, 2014
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Ruang Iterna Dan IGD RSUD Toto Kabila NO 1 2
Pendidikan D3 S1 Total
Jumlah 35 1 36
% 97.2 2.8 100%
Sumber : data primer, 2014
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja Di ruang Interna Dan IGD RSUD Toto Kabila No Masa Kerja Jumlah % 1 1-10 27 75.0 2 11-20 9 25.0 Total Sumber: Data Primer 2014
36
100%
Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan perawat tentang pemasangan infus sesuai SOP di ruang Interna dan IGD RSUD Toto Kabila No Pengetahuan Jumlah % 1 Kurang Baik 16 44.4 2 Baik 20 55.6 36
Total Sumber : data primer, 2014
7
100%
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Supervisi Tentang Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Tindakan Pemasangan Infus Sesuai SOP Diruang Interna Dan IGD RSUD Toto Kabila No Supervisi Jumlah % 1 2
Kurang Baik Baik
Total Sumber : data primer, 2014
19 17
52.8 47.2
36
100%
Tabel 4.6 Distribusi Kepatuhan perawat dalam melakukan Pemasangan Infus Sesuai Standar operasional Prosedur (SOP) Diruang Interna Dan IGD Pada RSUD Toto Kabila. No
Kepatuhan
Jumlah
%
1 2
Tidak Patuh Patuh
21 15
58.3 41.7
Tota
36
100%
Sumber : Data Primer, 2014 4.2 Pembahasan Dari hasil penelitian ini dapat diketahuinya gambaran supervisi dan karakteristik perawat dengan kepatuhan perawat dalam melakukan pemasangan infus sesuai SOP di ruang Interna dan IGD pada RSUD Toto Kabila. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini berjumlah 36 orang yang terdiri dari ruang Interna dan IGD. Perawat yang bekerja di rumah sakit mempunyai karakter yang berbeda-beda baik pada tingkat pendidikan, umur, masa kerja, maupun tingkat pengetahuannya. Karakteristik perawat dilihat dari segi umur dapat mempengaruhi kinerja perawat dalam melakukan tindakan kepada pasien. Hasil penelitian penunjukan bahwa perawat yang yang berusia 20-30 yaitu sebanayk 26 responden (72.2%) dan 30-40 sebanyak 10 responden (27.8%). Menurut Sumarliyo S, (2001) bahwa usia lanjut umumnya lebih bertanggung jawab dan lebih teliti dibanding dengan usia muda, hal ini terjadi kemungkinan usia yang lebih muda kurang berpengalaman Pengetahuan Perawat Tentang Pemasangan Infus Sesuai SOP Hasil penelitian menunjukan bahwa Responden di ruang Interna dan IGD RSUD Toto Kabila didapatkan sebanyak 20 responden (55.6% ) berpengetahuan baik sedangangkan 16 responden (44.4%) kurang baik . Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan prilaku, karena dengan pengetahuan seseorang akan
8
mendapat berbagai kumpula infoormasi yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan dari perubahan dan perkembangan yang ada. Menurut notoatmodjo (2003), konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, dan lebih baik. Menurut pengamatan yang dilakukan penelitit bahwa masih ada kepala ruangan yang berpendidikan D3 sehingga hal ini juga dapat berpengaruh pada kegiatan supervisi yang dilakukan. Pendidikan berpengaruh dengan pola pikir individu sedangkan pola pikir berpengaruh pada prilaku seseorang (Asmadi, 2007). Menurut Depkes, (2001) menyatakan bahwa untuk dapat terlaksananya pelayanan yang sesuai dengan standar tentunya harus di dukung dengan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang memadai dari SDM yang ada. Sehingga apabila rumah sakit memberikan pelayanan sesuai dengan pengetahuan dan standar yang telah ditetapkan, maka pelayanan kesehatan sudahh dapat dipertanggungjawabkan. Disamping itu di dukung dengan fasilitas dan sarana rumah sakit yang memadai sehingga pelayanan menjadi berkualitas yang berdampak besar pada citra pelayanan rumah sakit yang pada akhirnya dapat memuaskan masyarakat. Menurut Notoatmojo (2003), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan pikir dalam menumbuhkan kepercayaan diri maupun dorongan sikap dan prilaku, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimuli terhadap tindakan seseorang. Tindakan Supervisi Tentang Pemasangan Infus Sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) Hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar yaitu sebanyak 19 responden (52.8%) kurang baik sedangkan 17 responden (47.2%) mengatakan baik. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa kegiatan supervisi kepala ruangan masih sangat kurang karena tindakan supervisi yang dilakukan hanya seebatas melihat tindakan yang dilakukan oleh perawat pelaksana belum memberikan pengarahan atau bimbingan serta motivasi yang bersifat membimbing. Disamping itu kepala ruangan dengan pendidikan D3 dapat mempengaruhi kegiatan suprvisi yang dilakukan karena perawat dengan pendidikan D3 adalah perawat vokasional, selain itu jadwal kegiatan supervisi tidak tersedia diruangan sehingga kegiatan supervisi tidak dapat diketahui dengan jelas. Kegiatan supervisi biasanya dilakukan oleh perawat supervisor yang berperan langsung mengamati kegiatan perawat dan mengontrol kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan (Lynch, 2008). Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Pemasangan Infus Sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan pemasangan infus sesuai dengan standar operasional prosedur yaitu sebanyak 21 responden (58.3%) tidak patuh sedangkan 15 orang atau (41.7%). Berdasarkan observasi yang dilkukan peneliti seseorang patuh
9
ketika ada kepala ruangan yang memperhatikan dalam melakukan tindakan pemasangan infus sesuai SOP sedangkan ketika kepala runagan tidak melakukan sepervisi perawat pelaksana cenderung tidak patuh. Menurut Lawrence Green dalam Notoatmojo, (2007) kepatuhan merupakan suatu perubahan prilaku dari prilaku yang tidak mentaati peraturan ke prilaku yang mentaati peratuaran, dalam hal ini kepatuhan merupakan tingkat seseorang dalam melakukan suatu aturan dan prilaku yang disarankan. kegiatan supervisi dan kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan pemasangan infus sesuai SOP masih banyak perawat yang belum melakukan sesuai standar yang telah ditetapkan, karena berdasarkan hasil observasi ketika supervisi yang dilakukan kurang baik perawat cenderung tidak patuh dilihat dari perawat yang tidak mencuci tangan, tidak menggunakan pengalas dan ketika melakukan desinfektan menggunakan kapas berulang-ulang sedangkan ketika perawat patuh dalam melakukan tindakan namun supervisi yang dilakukan kurang baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan dapat dikategorikan menjadi faktor internal yaitu karakteristik perawat itu sendiri umur, pendidikan, masa kerja, pengetahuan dan faktor eksternlal karakteristik pekerjaan, lingkungan, kelompok, organisasi. PENUTUP Kesimpulan Bersasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. supervisi dan karakteristik dengan kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan pemasangan infus sesuai SOP diruang Interna dan IGD pada RSUD Toto Kabila, dapat dapat diketahui karakteristik responden seperti umur 20-30 yaitu 72.2% dan 31-40 sebanyak 27.8%, pendidikan D3 sebanyak 35 orang 97.2% sedangkan S1 sebnyak 1 orang 2.8%, dengan masa kerja 1-10 tahun 27 responden 75.0% dan 11-20 tahun sebanyak 9 responden 25.0%, dengan pengetahuan dari 16 responden 44.4% berpengetahuan kurang baik dan 20 responden (55.6%) dengan pengetahuan baik. 2. Sehingga dalam hal ini dari 36 responden, tindakan supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan dari 19 responden 52.8% kurang baik, dan hanya 17 responden 47.2%. 3. Diterlihat dari rata-rata responden yang melakukan pemasangan infus sesuai SOP yaitu dari 36 responden hanya 15 responden 41.7% dikatakan patuh sedangkan 21 responden 58.3% tidak patuh. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa masih banyak perawat yang belum melakukan pemasangan infus sesuai dengan standar operasional prosedur SOP. Saran Responden 1. Di harapkan hasil penelitian ini dapat membantu mengurangi komplikasi dalam pemasangan infus yang diberikan kepada pasien. 2. Setiap pelayanan yang diberikan kepada pasien, di upayakan selalu mengcu pada SOP Rumah Sakit.
10
Perawat Hendaknya dalam memberikan pelayanan perawat harus mengacu pada standar operasional (SOP) yang telah ditetapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan. Rumah Sakit 1. Hsail penelitian ini dapat dijadikan pembanding oleh rumah sakit dalam memmberikan pelayanan kepada pasien khususnya memberikan pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan Rumah Sakit Toto Kabila. 2. Sebagai masukan Akan lebih efisien apabila kepala ruangan dapat memberikan pengarahan atau bimbingan, serta motivasi kepada perawat pelaksana apabila adanya kekeliruan dalam melakukan tindakan pemasangan infus sesuai standar yang ditetapkan. Peneliti Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan dan untuk peneliti selanjutya dapat melakukan penelitian mengenai supervisi dengan kepatuhan perawat dalam melakukan pemasangan infus sesuai SOP dengan metode penelitian yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Alimul, 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Tehnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Arikunto, S. 2004. Dasar – Dasar Supervisi . Jakarta: Reneka Cipta. Arwani, 2008. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC Asmadi, 2010. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Erlangga Basuki, 2012. Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Supervisi Ruangan Dengan Pelaksanaan Standar Operasioal Prosedur Pemberian Obat Perenteral interval. Sidoharjo Chulsum, 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko. Darmawan, 2008. Penyebab Dan Cara Mengatasi Flebitis. Diakses dari http :
[email protected] pada tanggal 13 Januari 2014. Depkes RI, 2001. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Edisi 2 KKP-RS. Gilmer, 2004. Dasar-dasar ilmu pendidikan dan perubahan prilaku. Jakarta, EGC. Lnchy 2008, pengaruh supervisi pimpinan ruangan dengan pelaksanaan pemberian cairan intravena. Sidoharjo. Martini , 2007. Hubungan karakteristik perawat, sikap, beban kerja, Ketersediaan fasilitas dengan pendokumentasian Asuhan keperawatan di rawat inap Bprsud kota salatiga. Tesis, Universitas Diponegoro. Mulyani, 2011. Kepatuhan Perawat Dalam Melaksanakan Standar Prosedur Operasional Pemasangan Infus Terhadap Flebitis. Jurnal stikes Musrifatul, 2008. Praktik Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika. Natalia & Rosita. 2010. Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan diRumah Sakit Columbia
11
Asia Medan. Jurnal (online).http://uda.ac.id/jurnal/files/7.pdf di akses tanggal 18 Janiari 2014). Niven, N. (2000). Psikologi Kesehatan Pengantar Untuk Perawat Dan Profesional Kesehatan Lain. Edisi 2.Jakarta : EGC. Notoatmodjo 2003. Pendidikan Dan Ptrilaku Kesehatan. Jakarta:Renika Cipta. 2007 Promosi Kesehatan Dan Ilmu Prilaku. Jakarta Renika Cipta S. 2010. Etika Dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Reneka Cipta. Nurbaiti.2004. Ilmu Perilaku Dari Tingkat Kepatuhan. http://www.alnurses.com Diakses Tgl 11 Maret 2014 jam 12.30 Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika. Paryanti S, (2007). Pengaruh Sikap dan kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Pemasangan Infus Sesuai Standar. Yogjakarta. Pasaribu, 2008. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan Infus Di Bangsal melati rsud panembahan senopati bantul. Yogyakarta Potter & Perry (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep, Proses Dan Praktik. Jakarta: EGC Priharjo R, 2008. Tehnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta: EGC Purwanto, 2000. Instrumen dan Alat Ukur. Jakarta EGC Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Saam & Wahyuni, 2012. Psikologi Keperawatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Setiadi, 2013. Konsep Dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan. Edisi 3. Jakarta; EGC. Suarli & Bahtiar, 2009. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktik. Jakarta: Erlangga. 2010. Manajeman Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Penerbit Erlangga, Jakarta. Suyanto, 2008. Riset Kebidanan. Yogjakarta: Mitra Cendikia Tri, dkk. 2012. Hubungan Supervisi Kepala Ruangan, Sikap Perawat Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Prosedur Tetap (Protap) Pemasangan Infus Pada Pasien DiRuang Inap Rumah Sakit. Jember . Veni, 2013. Faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan standar operasional prosedur pemasangan infus di Ruang Merak RSUP Dr. Kariadi. Semarang
12