MENINGKATKAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR PASSING BAWAH PADA PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE PEMBELAJARAN BERPASANGAN SISWA KELAS VIII B1 SMP NEGERI 2 TELAGA RISNO NIM. 831 409 295 Mahasiswa Pendidikan Keolahragaan FIKK Email :
[email protected] ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah "Apakah kemampuan siswa melakukan pasing bawah pada cabang olahraga bola voli dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode pembelajaran berpasangan?" Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan passing bawah pada permainan bola voli melalui metode pembelajaran berpasangan siswa kelas VIII B1 SMP Negeri 2 Telaga. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan pada siswa Kelas VIII B1 yang terdapat pada semester Genap tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah keseluruhan 20 orang. Siswa keseluruhan adalah berjenis kelamin laki-laki diambil keseluruhan dengan memiliki latar belakang yang berbeda-beda variable yang digunakan adalah variabel input, variabel proses, dan variabel output Hasil penelitian dari data awal sampai pada siklus terakhir yakni nilai 48,25 % meningkat menjadi 75,93 %. Kesimpulan penelitian adalah jika guru menggunakan metode berpasangan maka pembelajaran passing bawah pada permainan bola voli meningkat. Kata kunci: Passing bawah pada permainan bola voli, metode berpasangan. Abstract The problem in this study is "What is the ability of students perform below pasing the sport of volleyball can be enhanced by applying methods of learning in pairs?" As for the purpose of this research is to improve the ability of passing down the game of volleyball through learning methods B1 paired eighth grade students of SMP Negeri 2 Ponds. Action research (PTK) was performed on student VIII Class B1 contained in the even semester of the school year 2012/2013 a total of 20 people. Students overall were male sex is taken overall with backgrounds different variables used are the input variables, process variables, and output variables The results of the initial data until the last cycle the value increased 48.25% to 75.93%. Studies conclusion is that teachers use instructional methods in pairs then passing under the volleyball game increases.
Keywords: Passing down the game of volleyball, pairwise methods.
kesehatan. Pendidikan jasmani dan kesehatan
PENDAHULUAN
merupakan suatu bagian dari pendidikan Olahraga
disebut
sebagai
suatu
aktivitas fisik yang banyak dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sudah menjadi bagian dari kegiatan masyarakat. Olahraga dewasa
ini
sudah
menjadi
terkenal
di
keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental,sosial
dan
emosional
yang
serasi,selaras dan seimbang.
masyarakat baik orang tua, remaja maupun mempunyai
Kegiatan olahraga yang sudah digemari
makna tidak hanya untuk kesehatan, namun
oleh masyarakat sejak dahulu salah satunya
juga
adalah permainan bola voli. Bola voli sebagai
anak-anak.
Karena
sebagai
sarana
olahraga
pendidikan
bahkan
olahraga rekreasi,prestasi digemari oleh orang
prestasi.
tua,anak muda laki-laki maupun perempuan. Perkembangan di bidang pendidikan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam memacu tujuan pendidikan nasional bangsa
Indonesia.
Hal
ini
Hal ini dikarenakan permainan bola voli disamping mudah dimainkan ,peralatannya juga mudah didapat.
mengingat
pendidikan memberikan konstribusi
Anak-anak sangat menyukai
yang
mata
sangat besar terhadap peningkatan kualitas
pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan
sumber
ini, dikarenakan mata pelajaran ini terdapat
daya
memberikan
manusia.pendidikan konstribusi
efektif
dapat
terhadap
suatu
proses
pembelajaran
yang
dapat
kualitas sumber daya manusia jika dikelolah
menimbulkan rasa senang dan percaya diri
dengan sistem yang baik dan memperhatikan
anak, selain itu juga mata pelajaran pendidikan
peningkatan mutu peserta didik. Namun
jasmani dan kesehatan dapat menyegarkan
demikian,
jasmani
masalah
peningkatan
mutu
dan
rohani.
Dalam
pendidikan
pendidikan sepertinya telah menjadi masalah
jasmani dan kesehatan yang ada disekolah
yang belum terpecahkan sampai saat ini.
memiliki
banyak
materi
serta
teori
pembelajaran yang dapat merangsang para Pendidikan yang diajarkan disemua jejang sekolah yaitu pendidikan jasmani dan
siswa untuk mengikuti secara gembira, salah
satunya adalah materi olahraga dalam hal ini
mengangkat permasalahan ini dalam sebuah
adalah bola voli.
penelitian dengan judul “ Meningkatkan
Dalam pembelajaran bola voli pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Telaga ratarata mempunyai keinginan yang kuat untuk melakukan pasing bawah dengan baik dan benar. Akan tetapi kemampuan mereka di dalam melakukannya masih lemah. Hal ini dibuktikan penulis ketika melaksanakan PPL II di sekolah tersebut. Ketika pembelajaran berlangsung: a. Kemampuan
siswa
dalam
melakukan
passing bawah masih rendah. b. Metode
pembelajaran
digunakan
guru
pendidikan jasmani belum sesuai. c. Sarana dan prasarana khususnya untuk bola voli belum memadai. d. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru. Untuk mengatasi permasalahan diatas
Kemampuan
Teknik Dasar Pasing Bawah
Pada Permainan Bola Voli Melalui Metode Pembelajaran Berpasangan Siswa Kelas VIII B1 SMP Negeri 2 Telaga”. PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah kemampuan siswa melakukan pasing bawah pada cabang olahraga bola voli dapat ditingkatkan
dengan
TUJUAN Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan passing bawah pada permainan bola voli melalui metode pembelajaran berpasangan siswa kelas VIII B1 SMP Negeri 2 Telaga. KAJIAN TEORITIS
Sesuai dengan karakter permainan bola voli,
Hakikat Bola Voli
ini
merupakan
pertandingan dimana para berhadapan
dalam
olahraga
pemain saling
pertandingan
tersebut,
karena selain untuk memberikan bola kepada setter bisa juga untuk menangkis serangan, sehingga penulis berasumsi dengan metode berpasangan akan lebih tepat dan mampu meningkatkan keterampilan pasing bawah. Dari uraian diatas penulis terdorong untuk
metode
pembelajaran berpasangan?
perlu adanya penerapan metode yang cocok.
permainan
menerapkan
Menurut Sarjono dan Sumarjo (2010 : 9) bola voli adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup yang berlawanan. Masingmasing grup memiliki enam orang pemain. Sementara,
permainan
bola
voli
pantai,
masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain.
Bola
Voli
adalah
Olahraga
tim
dimainkan kepada teman seregunya. Pasing
(Olimpiade) di mana dua tim terdiri dari 6
dapat dilakukan dengan dua tangan dan satu
pemain aktif, tiap tim yang dipisahkan oleh
tangan. Pasing juga dapat dilakukan atas (pass
net. Setiap tim mencoba untuk membuat poin
atas) dan bawah (pass bawah).
dengan cara menjatuhkan bola ke lapangan
Menurut Faridha Isnaini (2010) passing
lawan yang diselenggarakan di bawah aturan.
dalam permainan bola voli merupakan usaha
(en.wikipedia.org di unduh pada tanggal
seorang pemain dengan menggunakan teknik
11/02/2013)
tertentu untuk mengoperkan bola ke teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri
Mukholid, (2004 : 35). Mengemukakan bahwa bola voli adalah permainan yang di
baik passing atas atau bawah. Menurut Sarjan Mile (2009:47) ada tiga
lakukan oleh dua regu, yang masing-masing
proses dalam melakukan pasing bawah yaitu :
regu terdiri dari enam orang. Bola dimainkan
1. Seluruh badan harus rileks,dengan badan
diudara dengan melewati net setiap regu hanya
atas agak condong ke depan. Pandangan
bisa memainkan bola tiga kali sentuhan.
tertuju kearah pemukul bola,perhatikan
Selanjutnya Mukholid (2004 : 35) menyatakan
kecepatan dan arah bola yang datang.
“Permainan bola voli adalah suatu permainan
Bergerak cepat ke bawah bola dengan
yang menggunakan bola untuk dipantulkan
badan rendah dan tangan terjulur kedepan .
diudara hilir mudik di atas net, dengan maksud
usahakan siku setinggi pinggang dan kedua
dapat menjatuhkan bola didalam petak daerah
telapak tangan menyatu. Bagian dalam
lapangan
lengan
lawan
dalam
rangka
mencarii
kemenangan. Memantulkan bola di udara
bawah
dihadapkan
kedepan,
sehingga membuat permukaan lengan rata.
dapat mempergunakan seluruh anggota atau
2. Kedua lengan di ayaunkan keatas dan
bagian tubuh dan ujung kaki sampai kepala
pantulkan bola kearah sasaran, meskipun
dengan pantulan sempurna”.
bola yang datang itu langsung kearah depan, rendah disamping badan atau bola
Hakikat Pasing Bawah
tinggi. Menurut Mukholid (2004 : 37) “Pasing
3. Perhatikan
dalam permainan bola voli adalah usaha
berggerak
seorang pemain dengan menggunakan teknik
keinginan anda.
tertentu
untuk
mengoperkan
bola
yang
jalannya sesuai
bola,
dengan
lalu naluri
cepat dan
Pasing dalam permainan bola voli
a. Jari tangan tetap digenggam.
adalah usaha atau upaya seseorang pemain
b. Sikut tetap terkunci.
dengan menggunakan suatu teknik tertentu
c. Landasan mengikuti bola kesasaran.
untuk mengoperkan bola yang dimainkannya
d. Pindahkan berat badan kearah sasaran.
kepada teman seregunya untuk dimainkan di
e. Perhatikan bola bergerak ke sasaran.
lapangan sendiri. (Muhajir, 2003 : 21). Menurut Ahmadi, (2007:23) adapun teknik passing bawah yaitu : 1) Persiapan a. Bergerak kearah datangnya bola dan atur posisi tubuh.
Hakikat
Metode
Pembelajaran
Berpasangan Metode diartikan sebagai suatu cara memberikan bimbingan serta pengalaman belajar yang telah disusun secara teratur.
b. Genggam jemari tangan.
Metode sangat dibutuhkan, karena dengan
c. Kaki dalam posisi merenggang dengan
adanya cara yang telah disusun secara teratur
santai, kemudian bahu terbuka lebar.
itu akan memudahkan para guru maupun
d. Tekuk lutut, tahan tubuh pada posisi
siswa untuk melakukannya. Dalam penyajian
rendah.
latihan-latihan hendaknya diberikan secara
e. Bentuk landasan dengan lengan.
metodis, artinya cara penyajian dimulai dari
f. Sikut terkunci.
yang mudah ke yang sukar dari latihan ringan
g. Lengan sejajar dengan paha.
kelatihan
h. Pingang lurus.
penanggulangannya dari yang sedikit ke yang
i. Pandangan kearah bola.
lebih banyak.
2) Pelaksanaan
yang
lebih
berat
dan
Metode Berpasangan merupakan suatu
a. Terima bola didepan badan.
proses yang sistematis yang dari berlatih atau
b. Kaki sedikit diulurkan.
bekerja.
Berpasangan
c. Pukullah bola jauh dari badan.
sebagai
suatu
d. Pinggul bergerak ke depan.
sistematis dalam waktu yang lama dengan
e. Perhatikkan bola saat menyentuh lengan.
beban semakin meningkat dan mengarah
Perkenaan pada lengan bagian dalam
kepada cirri-ciri fungsi fisiologi dan psikologis
pada permukaan yang luas diantara
manusia
pergelangan tangan dan siku.
ditentukan.
3) Gerakan Lanjutan
untuk
dapat
aktivitas
mencapai
didefinisikan
olahraga
sasaran
yang
yang
Metode berpasangan dapat diartikan
yang
digunakan
harus
dapat
menjamin
sebagai cara yang dipilih yaitu yang dapat
perkembangan kegiatan kepribadian siswa, 5)
memberikan fasilitas atau bantuan kepada
metode yang digunakan harus dapat mendidik
peserta didik menuju terciptanya tujuan
murid dalam teknik belajar sendiri dan cara
pembelajaran.
memperoleh penetahuan melaui usaha pribadi,
Menurut Ahmad Sabri (2005:52) metode
6) metode yang digunakan harus dapat
pembelajaran adalah cara-cara atau teknik
menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai
untuk penyajian bahan pelajaran yang akan
dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.
digunakan oleh guru pada saat penyajian
Berdasarkan definisi di atas maka dapat
bahan pelajaran baik secara individual atau
disimpulkan
bahwa
metode
Berpasangan
secara kelompok. Agar terciptanya tujuan
merupakan suatu cara atau siasat yang dipilih
pembelajaran yang lebih dirumuskan, seorang
untuk mempermudah didalam melakukan
guru harus mengetahui berbagai metode.
suatu kegiatan dan menanamkan kebiasaan-
Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat
kebiasaan tertentu serta memberikan fasilitas
berbagai metode maka seorang guru akan
kepada peserta didik menuju tercainya tujuan
lebih mudah menetapkan metode yang paling
pembelajaran.
sesuai dengan situasi dan kondisi. Kemudahan
Kelebihan metode Latihan Berpasangan:
metode mengajar sangat bergantung pada
a) Untuk memperoleh kecakapan motoris,
tujuan pembelajaran.
seperti membuat alat-alat, menggunakan
Lanjut Sabri (2005 :54) menjelaskan
alat-alat, (mesin pemain dan atletik),
syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh
melafalkan
seorang guru dalam penggunaan metode
menggunakan peralatan olahraga.
pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) metode
yang
dipergunakan
harus
dapat
meningkatkan motif, minat atau gairah belajar
huruf,
dan
terampil
b) Untuk memperoleh kecakapan mental seperti
dalam
perkalian,
menjumlah,
tanda-tanda (symbol) dan sebagainya.
siswa, 2) metode yang digunakan dapat
c) Untuk
merangsang keinginan siswa untuk belajar
bentuk
lebih lanjut, seperti melakukan inovasi dan
hubungan\huruf-huruf dalam ejaan dan
ekspotasi, 3) metode yang digunakan harus
penggunaan symbol.
dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya, 4) metode
memperoleh asosiasi
kecakapan
yang
dibuat,
dalam seperti
d) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan
pemikiran
dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.
tidak
memerlukan
konsentrasi
yang dalam
kebiasaan-kebiasaan
pengertian
3.
dan
tujuan
Harus
memilih
latihan
pendahuluan
rumit menjadi otomatis.
permulaan
Metode
Latihan
itu
kita
belum
bisa
mengharapkan siswa dapat menghasilkan keterampilan yang sempurna.
Menghambat bakat dan inisiatif siswa,
4.
karena siswa lebih banyak dibawah
siswa melakukan latihan secara tepat.
kepada penyesuaian dan diarahakan jauh
5.
Perlu mengutamakan ketepatan, agar
Memperhitungkan
waktu/masa
latihan
dari pengertian.
yang singkat saja agar tidak meletihkan
Menimbulkan penyesuaian secara statis
dan
kepada lingkungan.
dilakukan pada kesempatan lain.
Kadang-kadang dilaksanakan
e)
makna
instruktur harus ditekankan karena latihan
Berpasangan:
d)
akan
membuat gerakan-gerakan yang kompleks,
Kelemahan
c)
Harus memilih latihan yang mempunyai
pelatihan.
f) Pembentukan
b)
yang
arti luas ialah yang dapat menanamkan
pelaksanaannya.
a)
pertimbangan
mendalam. 2.
e) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan
atau
latihan secara
yang
berulang-ulang
6.
membosankan,
tetapi
Perlu memikirkan dan mengutamakan proses pokok atau inti. Instruksi perlu
merupakan hal yang monoton, mudah
memperhatikan
membosankan.
siswa
Membentuk kebiasaan yang kaku, karena
kebutuhan
bersifat otomatis.
tersalurkan/di kembangkan.
Dapat menimbulkan ferbalisme. Adapun langkah-langkah yang perlu
sering
Ahmad
perbedaan indifidual
sehingga
kemampuan
siswa
sabri
dan
masing-masing
(2005:52)
strategi
pembelajaran Tehnik adalah cara-cara atau
diperhatikan dalam teknik berpasangan yang teknik yang digunakan oleh guru pada saat
meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Gunakanlah latihan ini untuk tindakan yang dilakukan secara otomatis ialah yang dilakukan
siswa
tanpa
menyajikan bahan pelajaran baik secara individu, berpasangan atau kelompok. Hidayat
menggunakan (2007-220) latihan praktek adalah strategi
paling sederhana untuk melatih gladi gresik
Berdasarkan teori-teori di atas dapat
kecakapan atau prosedur dengan partner
disimpulkan bahwa dengan menggunakan
belajar.
menyakinkan
metode Berpasangan akan lebih memudahkan
bahwa kedua partner dapat melaksanakan
siswa dalam memahami setiap materi yang
kecakapan atau prosedur.
akan diajarkan. Tehnik Latihan Berpasangan
Tujuannya
adalah
Metode mengajar adalah cara mengajar
dalam permainan bola voli diartikan sebagai
atau menyampaikan suatu materi pelajaran
tehnik latihan berpasangan yang menggunakan
kepada siswa untuk setiap pelajaran ataupun
dua orang siswa. Keuntungan tehnik ini ialah
pokok bahasan.
belajar
bahwa dua orang saling pasing mereka dapat
mengajar, metode mengajar dipandang sebagai
menyajikan bola sesuai dengan arah yang di
salah satu komponen yang ada didalamnya,
kehendaki.
Dalam
interaksi
dimana komponen yang satu dengan yang lain
Sehingga dengan menerapkan metode pembelajaran
saling mempengaruhi.
Berpasangan
dapat
meningkatkan kemampuan pasing bawah pada Metode mengajar sebagai alat untuk mencapai
tujuan
pengajaran
yang
ingin
dicapai, sehingga baik penggunaan metode
permainan bola voli, hal ini dapat dilihat antara hubungan yang sangat-sangat signifikan atau sangat berkaitan bila mana diterapkan metode berpasangan pada permainan bola voli
mengajar semakin berhasil pencapaian tujuan,
khususnya pasing bawah
akan mengalami
artinya apabila guru dapat memilih metode
peningkatan.
yangtepat yang disesuaikan dengan bahan
METODE
pengajaran, murid, situasi, kondisi media
Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek
pengajaran maka semakin berhasillah tujuan pengajaran yang hendak dicapai.
Penelitian Penelitian
tindakan
kelas
ini
dilaksanakan di SMP Negeri 2 Telaga, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B1.
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan
pembelajaran
pada siswa Kelas VIII B1 yang terdapat pada
berlangsung dalam 2 (dua) siklus yang
semester Genap tahun ajaran 2012/2013
didahului dengan pengambilan data awal
dengan jumlah 20 orang. Siswa keseluruhan
melalui
adalah berjenis kelamin laki-laki
dirancang menjadi tiga kali pertemuan dengan
diambil
keseluruhan dengan memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
berpasangan.
observasi
awal.
Penelitian
Setiap
ini
siklus
satu kali pemberian tindakan. Seperti yang telah dijelaskan pada bab III, bahwa tindakan ini dilaksanakan melalui
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Tahap persiapan,
Deskripsi Hasil Penelitian
2. Tahap pelaksanaan tindakan,
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang berjudul : Meningkatkan Kemampuan
Teknik Dasar Pasing Bawah
Pada Permainan Bola Voli Melalui Metode Pembelajaran Berpasangan Siswa Kelas VIII B1
SMP
Negeri
2
penelitiannya adalah
Telaga.
Subyek
siswa kelas VIII B1
yang berjumlah 20 orang yang kesemuanya berjenis kelamin laki-laki.
siklus, penelitian ini didahului awal
dengan
oleh tindakan tujuan
untuk
mengetahui kemampuan awal pasing bawah yang dimiliki oleh subyek penelitian dalam hal ini siswa kelas VIII B1 sebelum mereka diberikan
tindakan
dengan
menggunakan
metode berpasangan dalam penelitian ini. Penelitian
ini
betujuan
untuk
meningkatkan kemampuan pasing bawah pada permainan
bola
voli
3. Tahap pemantauan dan evaluasi, analisis dan refleksi. Tahap-tahap ini adalah bagian dari siklus yang dilaksanakan penelitian selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini berlangsung.
Tahap-tahap
inilah
yang
menghubungkan antara observasi awal, siklus I dan siklus II. Observasi Awal
Sebelum melaksanakan tindakan berupa
observasi
beberapa tahap yaitu :
melalui
metode
Pemantauan
dan
evaluasi
pada
kemampuan pasing bawah yang dimiliki siswa dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan siswa. Berdasarkan hasil analisis 20 orang siswa keseluruhan yang diobservasi, berada pada rentang 40-59 kategori kurang. Pasing bawah
yang diamati melalui
aspek : a) Sikap Awal , b) Posisi tangan saat mengambil bola, c) Posisi badan, d) Gerakan lanjutan. Rata-rata kemampuan pasing bawah
siswa pada observasi awal adalah rata-rata
Siklus I
48.25.
Pelaksanaan siklus I berdasarkan pada
Selengkapnya
data
hasil
observasi
data awal, dilakukan sesuai tahapan penelitian:
pasing bawah dapat dilihat pada lampiran, dan
tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan ,
dapat digambarkan pada tabel 1 dan 2 berikut.
tahap pemantauan dan evaluasi, analisis dan
Tabel 1. Hasil pengamatan kegiatan siswa
refleksi. Persiapan dilaksanakan berdasarkan refleksi
pada data awal No
Klasifikasi Nilai
Kreteria Aspek Jumlah
pada
tindakan
observasi
awal.
Persentase Pelaksanaan tindakan dilaksanakan seperti (%)
halnya proses pembelajaran penjaskes, dalam
1
90-100
Baik Sekali
-
-
hal ini pelaksanaan tindakan dilaksanakan 2
2
75-89
Baik
-
-
(dua)
3
60-74
Cukup
-
4
40-59
Kurang
20
100%
5
0 -39
Kurang Sekali
-
-
Total
20
100
Jumlah
aspek yang
menggunakan lembar pengamatan kegiatan siswa. Berdasarkan hasil analisis data 18
yang diobservasi pada siklus I berada pada
Nilai Rata-Rata
Diobservasii
Selanjutnya
orang siswa atau 80% dari 20 orang siswa
diobservasi Aspek Yang
pertemuan.
dilaksanakan tahap pemantauan dan evaluasi
Tabel 2. Rata-rata nilai kemampuan siswa observasi pada setiap
kali
rentang 60-74 kriteria cukup, sedangkan 2 orang siswa atau 20% dari 20 orang siswa
A
51,25
B
48,5
C
48,75
D
43,5
Rata-Rata
48
berada pada rentang 75-89 kriteria baik. Pasing bawah yang diamati melalui aspek : a) Sikap Awal , b)Posisi tangan saat mengambil bola, c) Posisi badan, d) Gerakan lanjutan. Rata-rata kemampuan pasing bawah awal
siswa pada observasi awal adalah 48.00
mempersiapkan
dengan rata-rata masing-masing aspek : Sikap
rencana pembelajaran dan fasilitas belajar
awal 51,25 termasuk kategori cukup, posisi
untuk menunjang pelaksanaan siklus I guna
tangan saat perkenaan bola 48,5 termasuk
meningkatkan hasil belajar pasing bawah
kriteria kurang, posisi badan 68,25 termasuk
Berdasarkan tersebut,
peneliti
siswa kelas VIII B1.
pada segera
observasi
kriteria cukup, dan gerakan lanjutan rata-rata
kembali menyusun rencana kegiatan untuk
67.25 termasuk kriteria cukup.
pelaksanaan tindakan siklus II. Hal ini tentu
Selengkapnya data hasil siklus I pasing bawah dapat dilihat pada lampiran, dan dapat digambarkan pada tabel 3 dan 4 berikut.
berkaitan erat dengan pencapaian indikator kinerja yang ditetapkan mengenai peningkatan hasil
belajar
pasing
bawah
yang
juga
ditetapkan sebagai tujuan penelitian ini.
Tabel 3. Klasifikasi siswa berdasarkan nilai Mengingat dalam pelaksanaan pasing
pada siklus I No
Klasifikasi
Kreteria
Nilai
Aspek
Jumlah
Persentase (%)
bawah ini siswa memerlukan tenaga yang banyak, jika mereka diminta melakukan pasing
Baik
bawah
berulang-ulang
dan
1
90-100
Sekali
-
-
pengulangan tersebut tidak menampakan hasil
2
75-89
Baik
4
20%
yang baik, maka anak akan cepat bosan, jenuh
3
60-74
Cukup
16
80%
bahkan tidak jarang anak marah dan iri pada
4
40-59
Kurang
-
-
teman yang berhasil melakukan pasing bawah.
5
0 -39
Kurang
-
-
Untuk itu, peneliti bersama guru mitra turut
20
100
Sekali Jumlah
Total
mempertimbangkan
Tabel 4. Rata-rata nilai kemampuan siswa siklus I pada setiap aspek yang diobservasi Aspek Yang
Nilai Rata-Rata
Diobservasi
hal
tersebut
dalam
penelitian ini. Siklus II Pelaksanaan siklus II berdasarkan pada hasil siklus I, dilakukan sesuai tahapan penelitian: perencanaan, pelaksanan tindakan ,
A
70,00
B
72,00
C
68,25
D
67,25
Rata-Rata
69,38
Hasil data menggambarkan kemampuan pasing bawah yang dimiliki siswa. Bersama guru mitra, peneliti merefleksi berdasarkan hasil siklus I, dan berdasarkan refleksi peneliti
tahap pemantauan dan evaluasi, analisis dan refleksi. Persiapan dilaksanakan berdasarkan refleksi pada tindakan siklus I. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan seperti halnya proses pembelajaran
penjaskes,
dalam
hal
ini
pelaksanaan tindakan dilaksanakan 3 (tiga) kali pertemuan. Selanjutnya dilaksanakan tahap pemantauan dan evaluasi menggunakan lembar pengamatan kegiatan siswa.
Berdasarkan hasil analisis data 20
Tabel 5 Klasifikasi siswa berdasarkan nilai
orang siswa atau 100% dari 20 orang siswa pada observasi awal berada pada rentang 40-
pada siklus II No
59 kategori kurang pada 0bservasi awal. Sedangkan
pada
siklus
I
setelah
Klasifikasi
Kreteria
Nilai
Aspek
1
90-100
dilanjutkan,maka terjadi peningkatan menjadi
2
75-89
80% kategori cukup yakni 16 orang siswa,dan
3
60-74
4
40-59
5
0 -39
4 orang siswa dalam kategori baik.karena hasil
Baik Sekali
yang dicapai siswa belum tercapai,maka penelitian dilanjutkan dengan siklus II.Pada
Jumlah
Baik Cukup Kurang Kurang Sekali Total
Jumlah
Persentase (%)
-
-
12
60%
8
40%
-
-
-
-
20
100
siklus II terjadi peningkatan yaitu dari 20
Tabel 6 Rata-rata nilai kemampuan siswa
orang siswa dalam kategori baik sebanyak 12
siklus II pada setiap aspek yang diobservasi
orang atau 60% ,dan 8 orang siswa termasuk
Aspek Yang Diobservasi
Nilai Rata-Rata
A
77,50
Pasing bawah yang diamati melalui
B
72,25
aspek : a) Sikap Awal , b)Posisi tangan saat
C
74,25
mengambil bola, c) Posisi badan, d) Gerakan
D
79,75
lanjutan. Rata-rata kemampuan pasing bawah
Rata-Rata
kategori baik,atau 40%.
75,93
siswa pada siklus II 75,93 dengan rata-rata masing-masing aspek : Sikap awal rata-rata 77,50 termasuk kategori baik, posisi tangan
Hasil data menggambarkan kemampuan
saat perkennaan bola 72.25 termasuk kategori
pasing bawah yang dimiliki siswa. Bersama
cukup, posisi badan 74.25,termasuk kategori
guru mitra, peneliti merefleksi berdasarkan
cukup, dan gerakan lanjutan 79,75 termasuk
hasil siklus II. Hal ini tentu berkaitan erat
kategori baik.
dengan pencapaian indikator kinerja yang ditetapkan mengenai peningkatan hasil belajar
Selengkapnya data hasil observasi pasing bawah dapat dilihat pada lampiran, dan
pasing bawah yang juga ditetapkan sebagai tujuan penelitian ini.
dapat digambarkan pada tabel 5 dan 6 berikut. Berdasarkan
refleksi
yang
dilaksanakan oleh peneliti dan guru mitra
ditemukan bahwa kemampuan pasing bawah
kemudian siswa diberikan tugas gerak untuk
kelas VIII B1 SMP Negeri 2 Telaga ,
mempraktikkan pasing bawah sebagaimana
meningkat
yang telah dipraktikkan oleh guru dengan baik
dengan
ditandai
tercapainya
indikator kinerja. Dasar tercapainya indikator
dan benar.
kinerja merupakan keberhasilan penelitian, namun masih ada hal yang harus mendapat perhatikan peneliti kemampuan dasar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Telaga perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan .
Berdasarkan hasil penelitian, tindakan yang diberikan pada siklus I peningkatan ratarata menjadi 69.38 terhadap kemampuan siswa melakukan pasing bawah, dari kemampuan awal rata-rata siswa sebelumnya sebesar
Untuk itu proses pembelajaran harus
48.25. Hal ini tentu belum mencapai apa yang
terus ditingkatkan sebagai tindak perbaikan
telah ditargetkan, yaitu jika persentase rata-
atau koreksi terhadap kesalahan gerak yang
rata siswa sudah mampu melakukan teknik
dilakukan siswa, walaupun tindakan itu tidak
pasing bawah dengan baik dan benar dengan
terhitung sebagai siklus atau (PTK) karena
peningkatan sebessar 75%, maka tindakan
bersifat pengembangan dan pengalaman siswa.
dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II kemampuan siswa melakukan pasing bawah
Pembahasan
mengalami peningkatan rata-rata
menjadi
dengan
75.93. Dengan demikian dapat dikatakan
menggunakan metode Berpasangan ini diawali
bahwa hasil pada siklus II telah melewati
dengan penjelasan guru mengenai teknik
target
pasing bawah yang baik dan benar selanjutnya
penelitian dinyatakan selesai.
Proses
pembelajaran
guru mempraktekkan teknik pasing bawah sesuai dengan indikator-indikator yang telah ada, yaitu a) Sikap Awal , b)Posisi tangan saat mengambil bola, c) Posisi badan, d) Gerakan lanjutan.
capaian
Metode
yang
diharapkan,
pembelajaran
yang
maka
telah
digunakan dalam penelitian ini adalah metode berpasangan. Meskipun kemampuan siswa dalam melakukan pasing bawah sudah dapat ditingkatkan
akan
tetapi
masih
perlu
Pada saat guru memberikan contoh
pengembangan lebih lanjut, hal ini disebabkan
gerakan, siswa diminta untuk memperhatikan
oleh pembelajaran masih perlu pembenahan
secara teliti. Karena setelah guru memberikan
lebih baik lagi.
contoh dalam melakukan pasing bawah,
Hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan
metode
Berpasangan
adalah
tindakan yang dilakukan oleh guru harus
dapat dikatakan pada siklus II sudah mencapai hasil yang diharapkan dan telah mencapai target.
disertai dengan penjelasan dan peragaan gerakan yang berkesinambungan (kontinyu) secara tepat, sesuai dengan yang direncanakan pada tahap sebelumnya dan pengamatan guru harus dipertajam terhadap tugas gerak yang sedang dilakukan oleh siswa. Pada
pelaksanaan
Telah dijabarkan pada bab I bahwa penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan demi meningkatkan kemampuan pasing bawah siswa dalam permainan bola voli melalui metode
pembelajaran
disamping atau
berpasangan.Peneliti
melakukan
penelitian
juga
pemberian
memperbaiki proses pembelajaran melalui
tindakan siklus I hasilnya menunjukan bahwa
metode berpasangan, karena strategi yang
dari jumlah siswa 20 orang siswa, 16 orang
dianggap tepat dan sesuai bahasan yang
(80%) termasuk kategori cukup. Jumlah ini
menjadi
masih kurang jika dibandingkan dengan
pembendaharaan gerak yang lebih banyak,
kriteria keberhasilan tingkatan yang telah
maka siswa diajak terlibat langsung dan aktif
ditetapkan. Belum nampaknya peningkatan
dalam proses pembelajaran.
pada kamampuan siswa dalam melakukan pasing
bawah
maksimalnya
ini
proses
disebabkan pembelajaran
belum yang
diterapkan oleh guru serta ketidak seriusan siswa dalam mempraktikkan tugas gerak yang diberikan oleh guru. Sehingga masih terdapat berbagai kekurangan pada siklus I yang kemudian disempurnakan pada siklus II. Pada tahap siklus II berdasarkan
materi.
Agar
Peningkatan
siswa
memiliki
kemampuan
siswa
menunjukan gambaran tentang pemahaman materi yang diajarkan dan daya serap yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Data yang diperoleh
melalui
menunjukan
pelaksanaan
kemampuan
observasi
pasing
bawah
termasuk dalam kategori kurang dengan nilai rata-rata 48.25 tentunya nilai ini masih sangat jauh
yang
diharapkan, siklus
untuk
itu
pengamatan kegiatan siswa yang dilakukan
dilaksanakanlah
I
sesuai
rencana
maka 12 orang siswa (60%) masuk kategori
pembelajaran
semestinya,
maka
evaluasi
baik dalam kemampuan melakukan pasing
dilakukan dengan adanya peningkatan hasil
bawah mengalami peningkatan dan bila
kemampuan siswa dengan nilai rata-rata 69,38
dibandingkan dengan capaian silkus I maka
namun juga belum mencapai indikator kinerja
maka tetap dilakukan siklus II. Analisa hasil
bawah dari siklus I dengan nilai rata-rata
yang didapat pada siklus II dengan nilai rata-
69.38 dan siklus II 75.93.
rata kemampuan 75.93. Dengan
adanya
3) Pada peningkatan
pada
kemampuan pasing bawah dalam permainan bola voli pada siswa kelas VIII
B1 SMP
Negeri 2 Telaga, maka hipotesis tindakan yang diajukan dapat diterima, karena terbukti penelitian tindakan kelas kemampuan dasar siswa dapat ditingkatkan melalui metode pembelajaran berpasangan
silkus
I
hasil
capaian
siswa
meningkat rata-rata sebesar 69.38 yaitu dari
hasil observasi awal 48.25
ini
dikarenakan guru masih kurang teliti dalam melihat aspek yang membuat siswa tidak dapat melakukan pasing bawah serta ketidakseriusan siswa dalam tugas gerak yang diberikan guru, jadi siklus I belum mencapai
apa
yang
diharapkan
dan
dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II
SIMPULAN DAN SARAN
mengalami
peningkatan
rata-rata
Simpulan
kemampuan siswa menjadi 75.93 dari jumlah siswa 20 orang.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Saran 1) Dari hasil penelitian ternyata metode
1) Pada pembelajaran penjaskes khususnya
pembelajaran
berpasangan
mempunyai
materi pasing bawah pada permainan bola
pengaruh yang sangat positif terhadap
dapat menggunakan metode berpasangan,
peningkatan
dimana korelasi dan pertalian antara satu
melakukan pasing bawah pada permainan
gerakan dengan gerakan selanjutnya dapat
bola voli. Oleh karena itu kiranya para guru
dipertahankan dan juga lebih efisien dalam
dapat mengintensifkan metode tersebut.
kemampuan
2) Metode berpasangan
segi waktu.
siswa
dalam
diharapkan dapat
metode
digunakan dalam pembelajaran penjaskes
berpasangan pada materi pasing bawah
dan guru hendaknya semaksimal mungkin
maka hasil belajar siswa dapat meningkat.
memanfaatkan alokasi waktu yang tersedia
Hal ini dapat dilihat pada peningkatan
dan
2) Jika
guru
kemampuan
menggunakan
siswa
DAFTAR PUSTAKA
melakukan
pasing
dimanfaatkan
sesuai
perencanaan
Atmaja Budi Sarjana dan Bambang Trijono Joko Sunarto. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Untuk SMP/MTS Kelas IX. Jakarta : CV. Teguh Karya. Budi Sutrisno dan Muhammad Bazin Khafadi. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 Untuk SMP/MTS Kelas IX. Jakarta : CV. Putra Nugraha. Faridha Isnaini dan Suranto. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 Untuk SMP/MTS Kelas IX. Jakarta : Karya Mandiri Nusa. Hidayat, Komaruddin. 2007. Active Learning. Jakarta : YAPPENDIS Mile, Sarjan. 2009. Materi Perkuliahan Bola Voli I. Univ.Negeri Gorontalo Muhajir.2003. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Untuk SMA Kelas X. Bandung: Erlangga. Mukholid, Agus. 2004. Pendidikan Jasmani SMA Kelas I. Yudhistira Surakarta. Nuhuda, Hilman. 2010. Arena Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan Untuk SMP/MTS Kelas IX. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional. Sabri, Ahmad, (2005: 33) Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Ciputat Pers. Sartono dan Sumarjo, 2010.Pendidikan Jasmani,Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta : Pusat Perbukuan,Kementrian Pendidikan Nasional. Wisahati dan Santosa. 2010. Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan. Semarang. CV Setiaji