ISSN : 1411-562X
Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmani
sport Science
1
31 No. 15
Hlm 1 - 127
PERANAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA
Abstrtrk: Te9ndinycr keterlibntnn relltnja dcrn khususnya pesertn didik pa& berbrrgni tinn'ok kriniinal, .reper-ri; narkobn, niirns, yeniei.ko.~crnri, tnlvl/r.nn afnz~perketahion nntnr sekolah, rt7eru.rak keyent ingnn ~ r r r l1111, r nteningknrnyn crngkn brrnzil7 diri h n .rebngninyn. Ke.remun lint terseb~rt 17tenganlbnrknn rnnkin lllnfzrrnya k n m k ~ e r bangso. Snl~h.rntu pendekatan unruk u7crigntn.ri kondi~i [ersebrrt nlelntrri pelitbelnjoran pendidikon jlrsn~nni, olnhrngn don keseharrrri (Penja~orkes). Penja~orkes ~tten~nnfnatknriokfivitns fisik zrnttrk menglinsilknn perzrbahan holistik nlarlr kzln1itn.s indiviclzr, boik drrtnm hntfi.sik, ntental, serta eniosionnl ~lnrz~knlengembangnn keutzthan mnnzisin. Dalnnl penibnngzrnnn pcndidikm Penjasorke.~ berpernn ttntzrk penibenft~kctn~ f n penrhinaan n korcrkrer bnngsa Indone.rin. Knrenn dnlnm Penjarorke.~ peserta i i c diqjarknn kedisiptinnn, spol-ttrfitns, tirlnk m~tdcrhmenyernh, nren~punyai kontperitifynng f inggi, senrnngnt ke 170 .mnta, mengerti aknn nn'nnya nttrrnn, berani ntenganibil kepzrtu.snn, n~e~~rbentztk jiwn kcirsn ycr~ig nwiignn(f~/liga.spcit; keseficran, kebc117ggc117,c h ~ ikehorlr!otun. ,sc.r.cn I I I C I I I1171Althknlib l ~ d qke.rote1inn ~ so.ric11 be/-cic~.l.ni-knn pc~n'cr nrlni-nilni .sporlivitn.s, krea[ivitm, kedisiytinnn don fniigg~rng jcnvnb. Kntn kunci: Pendidikan Jas~nani Olahraga dan Kesehatan, Karakter Bangsa PENDAHULUAN Pada althir-akliir ini terjadinya keterlibatan remaja dan kliususnya peserta didik pada tindak kri~iiinal,seperti; narkoba, rniras. pemerkosaan. tawuran atau perkelahian antar sekolah. antar peserta didik. perkelaliian antara sesalna penonton pada berbagai pel-tandingan olahraga tel-utama pertandingan sepakbola dengan nienggunakan berbagai peralatan yang sangnt nie~nbnhayakan,terjadinya demo yang membabi buta dengan nierusak kepentinga~iumiln-I, ~neningkatnya angka bun1111 diri
dan
sebagainya. Kesenii~a lial
yang dikemilkakan
tersebut
nienganibarl
D1.s. Bq/!fi~.ttro~t. HB. I\ /. Kes. :l/FO: Snrrt itti Dose11 Jri~~rtso~t h'eschcrtrrtr tkur Rekt.ec7si Ilrrtrr Keo/tr/rr.rrgntr,~ (itrivcr:~i/rr.ch'rgo? Putlrrtrg
Frri,X.ril/os
Dalani
Undang-Undang
Nornor
20
Tahun
2003
tentang
Sisdiknas
dikemukakari baliwa kurikulum dasar dan menengah wajib ~nemuat,antara lain adalah Pendidikan Jasmani dan Olaharaga (Penjasorkes). Penjasorkes, sebagai suatu disiplin illnil merupakan sub-sistem dari pendidikan nasional diti~nti~t tampil sebagai kunci dalam penge~nbaiigansumber daya manusia (SDM). yaiti~niani~siayang meiniliki kemampuan, keterampilan dan kepribadian yaiig sesi~aidengan tuntutan pembangunan.
Penjasorkes ~iiemanfaatkan fisik unti~k~nenge~nbangkankentuhan
manusia, melalui fisik aspek mental dan emosional pun turut terkembangkan sehingga menyebabkan perbaikan dalam pikiran dan tubuh yang niempengar~~hi seluri~haspek keliidupan harian seseol-ang. Pendekatan holistik tubuli dan jiwa ini terniasuk pula penekanan pada ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif dan afektif. Ungkapan Robert Gensemer (Freeman, 2001) Penjasorkes diistilalikan sebagai proses menciptakan "tubuh yang baik bagi te~npatpikiran atau jiwa". Penjasorkes beral-ti program pendidikan lewat gerak atau ben~nain @Icy) dan olahraga (sporl). Di dalamnya tel-kandung al-ti baliwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tel-tentu yang dipilih Iianyalali alat i ~ n t i ~niendiclik. k Melalui Penjasorkes yang diarahkan dengan baik, pesel-ta didik akan menge~nbangkanketerampilan yang berguna bagi pengisian wnkti~ senggang, terlibat dalani aktivitas yang kondusif untuk menge~nbangkan hidup sehat, berkenibang secara social, dnn ~iienyunibang pada kesehatan fisik dan mentalnya. Dalam pengala~nansejarali telah ditiljukan baliwa, pada era kepemimpinan Orde Lama. Presiden Soekarnol Bung Kamo pacla waktu
it11 mengg~~nakan olahraga
sebagai
instrunlent pembangunan. yaitu ~~ntul; membenti~kmanilsin Indonesia yang bet-karakter 51)
D1.s. Bu/i~.rrrrr~i. HB, i\l.Kes. :llFO. Son/ irri DOSL'II JIII.IIS(III E;L'.VCIIN/(III (1(11r Reki.en.vi Fnko1lo.v Il~rrrrI;enl(~li~~ngnnti Ilni~,e~si/ns h'ego.i Pntlmg
dan berkebangsaan (nntiori nnd chni-cter bzlilding), balikan olahraga dijadikan salah satit arena memperkukuli sikap pandang
Negara dan bangsa Indonesia i~ntilk
mempeltaliankan eksistensi dirinya di panggilng Internasional. Sedangkan Pada Era kepemilnpinan Presiden Suelia~to,pembangi~nanolahraga ji~gadimanfaatkan sebagai instrument pelnbangunan, yaitil dengan semboyan memasyarakatkan olahraga dan mengolaliragakan masyarakat, yang dicanangkan pada tanggal 9 September 1983. Sasaran iltama pembangunan olaliraga tersebut adalah pembangunanan
manusia
Indonesia seutuhnya seiring dengan semboyan sport for all. Pada era refonnasi antara lain sesuai dengan PP 712005 RPJMN, 2004 - 2009, kegiatan olahraga dijadikan sebagai instri~lnenpembangunan i~ntukmencapai Indonesia sehat tahun 20 10 keatas. Baron Piere de Coubet-tin mengatakan. "tiljuan akhir olahraga dan pendidikan jasmani terletalc dalaln pera~iantiya sebagai wadah ilnik penyempurnaan watak, dan sebagai wahana untuk nie~nilikidan membentult kepribadian yang kuat, watak yang baik dan sifat yang mi~lia;hanyn orang-orang yang merniliki kebajikan moral sepet-ti inilah yang akan nien-jscli warga masyarakat yang berguna. Pen,jasorlces nien1ilil;i
konipetensi
untuk
nienyempi~rnakari watak dan
kepribadinn mani~siaagar memiliki sifat baik. Dalaln Penjasorkes tnengandung unsur Iiegiatatl olnliraga sebagai link asasi ~nanusiayang aniat fu~idamental,kemaslaliatanriya dapat dinilanati oleh setiap warga negara lridonesia guna mencapai cita-cita pembangu~iannasional yang tic!ak sa-ja seliat fisik, tetapi juga sehat dari se.ialitet-a secara ~nentaldan spiritual. Sebagai snlali sat11kebittilhan Iiidi~pseperti yang diku~iiandangkan dalatn syair lagit I<ebangsaan Indonesia Raya "Bn/igr~rilnliji\1loi7~a hc/~igltriloh bctclc~~~r?~~o rlr~t~tk 117done.vioR ~ C". IKandungan makana Penjasorkes. atau liikmali dari 311
D t x Bq/!lii~r~rtrti. HB. \I I.Kes. .4 1FO: Srltn itii Dosei~.Jot.r~.voiiKe r e l i t r ~ ~Lt ~i ~ IRcX.I.P(~S~ II FCIX.IIII(I.T Iliirr~Keoloii~~ngoc~i? Cltli~-c)r.sirn.\. h!c.ge~.iPncltrtrg
tradisi berolahraga, bukan hanya ~iienunjang peningkatan Ikualitas sumber daya manusia. tetapi juga Inampi1 menu~nbulikanbudaya kesolelian sosial berdasaskan pada nilai-nilai sportivitas, kreativitas, kedisiplinan dan tanggung jawab. PEMBELAJARAN PENJASORKES Menurut Mendiknas (2003) definisi Pe~ijasorkesadalah "Pendidikari Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, ber-ti~juanuntitk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, ketera~npilangerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran. stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pe~igenalan lingkungan bersih rnelali~iaktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan tespilih yang direncanakan secara sistematis dalarn rangka mencapai ti!juan
pendidikan
nasional". Penjasorkes memanfaatkan aktivitas fisik unti~kmenghasilkan perubalian holistik dalanl kualitas individu, baik dalani llal fisik, mental, serta e~nosional irnti~k mengembangan kei~ti~hanmanusia. Penjasorkes mernperlakukan anak sebagai satu kesatuan utuh, makliluk total, iintilk meningkatkan ki~alitasfisik dan nientalnya, dan tidak hanya terbatas pada manfaat penyempurnaan fisik atau tubuli semata. Hastad dan Lacy, (1989) mengemukakan, acla empat ranali atau tijuan dalam pernbelnjaran Penjas, ynitu; aspek jastnani yang niempengaruhi kesehatan fi~ngsional dan keadaan jas~nnni seseosang (Hc~crl~11-Rcl~letl pl!~lsiccrl Fi1ne.v.v do~train). poln gerak fundamental yang dihubungkan dengan keterampilan dan
tnenenkanknn pada keterampilan tertentu ynng .I/)
diperlukan cabang olahraga
Dt:r. B~fit.trlt7ti. HB. ,\ I. Kes. .-l l F 0 . Sat71 irli Dose11 Jlrt.rr.strti Kesclrolit~~ llcrtl R~>kt~ectsi Fi~krd~ci.r 11t111r h'e01~111t.cigc1ntlLIni~-~~.sifcrs rVege1.i Podcrng
(Psychornoror do171ni11), proses perolelian dan penggilnaan pengetahitan, seperti; berfikir, mengenali, menyimpan dan inengingat,
berkreasi, dan memahami
(Cognitic. domnir.r),dan perkembangan keterampilan sosio-emosional, kejijuran, kerjasama, konsep diri, sikap positif terhadap aktivitas jasrnani (Affective doninin). Pembela-jaran Pen-jasorkes, ~nemberikankesetnpatan kepada anak i~ntilk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligi~smengembangkan potensi anak, baik dalatn aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral. Penjasorkes bet-ti~juanilntuk lnengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya. Sesilai bagan beri kut:
'
PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAtJ DAN BELAJAR AKTlVlTAS IASMANI
1
18,'t
1 i
%
.
y .. - : .:...,.., ; . :>f--i
..,;,
KOGNlTlF ,
,.\,..
;.,
..-!F.Tp,%
PSIKOMOTOR
,
Rangsangan untuk berfikir (Inkuiri,kreativitas,hubun
Sadar Gerak
;
Pertumbuhan biologis Kesegaran jasmani terkait dengan kesehata dan keterampilan Potensi gerak Cadangan keterampila gerak
Sosialilasi (teman
/ ,
Bngan I. Cakilpan Ranali dari Peiijas (Gallahue. 1998).
PENDIDIICAN KARAKTER Menuriit Lickona (1992) pembentukan pendidiknn karakter ~iienekanlian pentingnya tiga komponen karakter yang bnik (corr~l)orwr~rs qfgootl clic/~.ctcrrr.) D1.s. Rq/!fi1./11(711. If 13. :\I. KLJS. .-I IFO: Sno/ i~riD ~ L J JII I I Y I S OKrsrlm/n~t II dclti R~k~.rtr.si Fnkrt1fo.c I I I I I ~K I e o l ( i h ~ ~ i g (Ui ct i~i ~ e~t . . ~ i !\+~c~IY' /(i.~ P ~ I ~ ~ I I ~
311
yaiti~pengetahuan tentang moral (inornl knowing), perasaan tentang moral (n~or-nl feeling), dan perbuatan ~iioral(mom1 ncfion). Hal ini diperlukan agar peserta didik
rnalnpiI me~nal.lami.merasakan dan lnengerjakari sekaligi~snilai-nilai kebajikan. Lebih lanjut Lickona (1992) mengemukakan pengetahua~itentang ~noral
.
(n!orc/l krio\ving). terdapat enaln ha1 yang ~nen.jadi ti~juan yaitu; 1) niorc/I olclerene.y.s,2 ) knowing tuornl vnlues, 3) perspec five rnkirig, 4 ) morn1 ren.soning, 5 ) decision nlcrking, dan 6) selJr7 krio~~~ledge. Perasaan tentang moral (171oral feelind
merupakan aspek e~nosiyang harus lnalnpil dirasakan ole11 seorang ~ ~ n t u~nenjadi k manusia berkarakter , yakni; I) con.science, 2) self-esteem, 3 ) enipcrlhy, 4) loving the good 3) s e l ~ c o n f r o ldan 6 ) hz~n~nniry.Perbuatan moral (moral ncfion),
perbnatamltindakan moral ini rnenjadi liasil (outcon~e)dari dua komponen karakter lainnya. Untuk memahami apa yang ~nendorong seseorang dalaln perbuatan yang baik (act n~orcrll~v) ~ n a k ahari~sdilihat tiga aspek lain dari karakter, yaitu;
kompetensi (conrpefence), 2 ) keingina~i (11)ill)dan kebiasaan (i7nbit).
Dengan de~nikianpendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang ~nenjadibasis pendidikan nilai. Dalam pendidikan ~iienurut Ratna Megawangi (2004), se~nbilan pilar karakter niulia yang selayakriya dia-jarkan kepada mink, yaitu: 1 ) Cinta Tuhan dan kebenaran (love Allnll, trll.rl, reverence, loynlp). 3 ) Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian (re.spor~.ribili~y, esceller7ce. .sc!f'~*elinnce, discil~linc~, or~ier-1ine.v.s). 3 ) Amanah (tr~r.vt~~~or./lriiie.~.s, rc~crlibili(y,horic.sfy). 4 ) HOI-niatdan santun (i.e.s;~cci,colo./e.sy, ohet1ieilc.c). 5 ) Kasih saying, kepedulian, dan kerjasa~na (love, coi~rpcr.s..sioiiccrrii~g, errrl~c~rl~y, generolrsip, nlodercrtion, coopern/ion). 6 ) Percaya diri, kreatif, d a ~ ipantang nienyerak (coi~fitkence,~~~s.serfi\)eri.c.s, ci.c~~~/il-i/y, r-o.so~~ijirIrr~~.~,~, coi~r-qe,~ / c ~ ~ c ~ i . ~ ~ r(1i7d i n ~oii/i~/~.sic/.s~r~). //iori 7 ) Keadilan dan kepe~nin~pinan (ilr.s/ice, ,firit-ncs.~, rrlci.cy, 1ecrtlcr:~hip).
8) Baik dan rendah liati (kii?dne.~.r, ji-iendliness, humility, nlodesry). 9 ) Toleransi dan ci~itadalnai (folel-once,.fle.ribiIity, pencejrlnes.~,~cnity).
Kehidupan dengan jalan lurils, disebut kehidupan berkarakter. Prilaku cerdas hendaknya diser-tai tindakan yang berkarakter dan prilaku berkarakter hendaknya pitla diisi ilpaya cerdas. Kecerdasan dan karakter dipersatilkan dalaln prilaku yang berbudaya. Kehidupan yang cerdas tanpa disertai kehidupan berkarakter akan rneni~nbulkanberbagai kesenjangan dan penyimpangan. PENDEKATAN PEMBENTUKAN KARAKTER DALAM PENJASORKES
Secara teoritis, ada dua pendekatan besar dalaln penananian nilai-nilai Penjasorkes yaitu: Pendeliatan internalisasi, dan Pendekatan konstruktivis (Shields dan Bredemeir: 1995). I . Pendekatan Internalisasi (I17ten~rinlizntion Approcrch) Menurut pandangan teori ini, Icarakter dililiat sebagai proses pembelajaran tingkahlaku melalui tralis~nisi nilai-nilai yang secara sosial dapat diterima. Pembentukan
nilai
terjadi
seiring
dengan
perkernbangan
anak
dalam
~ilenginternalisasikanatitran-aturati dan norma-nor~iin sosial. Selain itu, dalatn proses internalisasi juga diperlukan agen sosial sebagai transmisi norina-norma budaya. Dengnn de~iiikian menuri~t pandangan teori ini, dnpat dikemukakan baliwa pesel-ta didik yang berpartisipasi d a l a ~ n kegiatan Penjasorkes akan ~netiginternalisasikan nilai-~iilai yntig ditranstnisikan melalui kegiatan gerak. Pelijasorkes dianggap sebagai agen pe~nbentukan nilai. Sehingga. dengnn berpartisipasi dalarn kegintali Pe~i.jasorkes nilai-riilni yang diinginkan akan
Bagaimana olahraga dapat ~nerupakaninstrumen ( c r ~ e npembentukan ) nilai yang akhirnya berujung pada tingkahlaku? Unti~kmenjawab pertanyaan tersebut, dapat dijawab sesuai dengan model konseptual berikut.
I
Sport nctiviry
I
G a ~ n b a rModel Konseptual Hubungan 0lal11-aga-Nilai (Tim Peneliti Balitbang Diknas, 2008). Dari g a ~ n b a rtersebut jelas menunjukkan bagaimana aktivitas olahraga sisten~nilai yang dimi liki individu. yang syarat dengan nilai-nilai ~ne~npengaruhi Sistem nilai yang di~nilikiindividu me~npengaruhitingkahlaku. G a ~ n b a rdi atas tidaklah lengkap. tapi dari ganibar tersebut setidaknya dapat menjelaskan mengapa olahraga
~nenjadi sesilatil yang
penting dnlani
terbentilknya nilai. Jika Iiarapan di atas dapat tcrjadi. maka
mempengaruhi irii
akan sejalan
dengan pemikiran Bung Karno pada saat ~nemberikan amanat kepada para olahragawan yang akan ikut Ganefo pada tanggal S Nopenibel. 1963. bahwa harga
31)
Dts. Bq/!lir.rrlntr.HB. I\ l.h'es. .-lll;'O: Sc~crfitri Dose11 Jltr.r,scrn K~;selrt7trrrr(lr~trReki.ecsi Fcrkrr1tn.r Ilrrr~rh'~;olnhrnpntiUrli~-c.~.sitos iVegc.r.i Pctrlrrr7g
diri seseorang bukan dari keturunan, kasta atau yang lain tetapi dari budi peket-ti atau karakter yang lull L I dan ~ mulia.
2. Pendeliatan Konstrilktivis (~onrtractivirtApproocll) Teori konstruktivis melniliki pandangan yang berbeda. Menurut Kohlberg dan Haan (dalam Shields dan Bredemeir: 1995), perkelnbangan moral merupakan hasil dari interaksi antara kecenderungan diri individu mengorganisasikan pengalamannya ke dalam pola interpretasi yang berrnakna dan pengalaman lingkungan dalarn rnelnberikan informasi mengenai realitas sosial. Perkembangan moral dilihat sebagai sebuah proses reorganisasi dan transforlnasi struktur dasar penalaran individu. Perkembangan moral, termasilk di dalalnnya nilai-nilai bukanlah suatu proses rneriemukan berbagai riiacaln peratitran dan sifat-sifat baik, melainkan suatu proses yang mernbutuhkan perirbahan struktirr kognitif dan rangsangan dari lingkungan sosial. Berarti teori Konstruktivis, peserta didik yang berpartisipasi dalarn kegiatan Penjasorkes tidak dengan sendirinya rnelnbentilk nilai atau rnoral i~idividu sebagailnann pandangan teori internalisasi, tetapi apa yang dia~iggap sebagai
nilai-nilai
moral
tersebut
liarus
diorganisasi,
dikonstruksi, dari
ditrarisformasikan ke dalarn strilkt~lrdasar penalaran individu yarig berpat-tisipasi di dalamnya. Menur~rtSoesilo Soedarman (1997) "Pendidikan jas~narii dan olaliraga. merupakali modal dasar bagi pelnbangirnan dan sebagai sarana riienumbulikan pe~iialiamnn yang konilx-ehensif tentang pentingnya menegakkan
Disiplili
Nasio~ial". Berdasarlian kutipan tersebut dapat dikemukakan. b a h ~ v a kegiatnn JIJ
Drs. Bc~/!lit.t~in~r. HB, ill Krs. .411;0: Snnf irri Dose17 Jrir~rtsotiKeselinfoti lI)rlrr Keolol~t.c~grm~i (it~il-et..si/n.v ;\!eget.i Podcir~g
ttoi
Rckr.etni Fc~kltltns
pendidikan jasmani dan olaI11-aga,tidak selnat-niata ditiljukan pada pe~nbinaan aspek jas~naniah sepel-ti periingkatan keterampilan olaliraga, pertilmbuhan kesegaran jas~nanidan kesehatan, tetapi juga diarahkan pada pembinaali aspek rohaniayali dan mental yang ~nencakuppenanaman sikap dan kepribadian yang tangguli dan kasatria. Karena it11 pendidikan jasmani dan olaliraga perlu dijadikan sebagai gerakan yang bersifat ~nassaldan nasional serta masyarakat harus tesus tergi~galikesadarannya akan manfaat dari kegiatan olaliraga. Kegiatan pembangunan tidak hanya menyangkut dilnensi intelektual, melainkan juga nilai-nilai kemanusiaan yang menjilnjung tinggi liarkat dan martabat ke~nanusiaan,Sesuai kutipan berikut: "Olahraga merupakan salali satit unsus penting pembangunan dala~n ra~igkn petnbinaan dan pembentukan koralrlo- L~lr~ig.~n Iiidorie.sict. Olahrnga akan ~neng'ajark~npada seseorang kedisiplinan, menibentuk jiwa sporttifitas, tidak mudah menyerah, ~nelnpi~nyaikompetitif yang tinggi. seliiangat kerja sama, mengel-ti akan adanya atill-an, besani mengambil keputusan, ~iiembentukjiwa karsa yang mengandung aspek: kesetiaan, kebanggan. dan kelior~natan"(Arism~~nalidar, 1997). Berdasarkan kutipan di atas, sunggi~h tnerupakan potensi yang sangat bermanfaat
terhadap pen~bentukankarakter bangsa. bila nilai- nilai olaliraga
selalu terintegrasi dalam pembelqjaran Penjasorkes. Peserta didik mebentuk kedisiplinan,
belajas
jiwa sporttititas, selalu be~jiiang dan tidnk mudah
~iienyerali,~iielnpunyai kolnpetitif yang tinggi, semangat kerja sama, mengesti akan adanya atusan, berani ~nenga~iibil kepiitusan, ~iienibentukjiwa kassa yang mengandung aspek; kesetiaan, kebanggan, dan kelios~iiatan. Hal tersebut sangat terkait dengan sunnali Rasul agar kita selalu berjunng "Sesunggulinya Allah tidalc
211
DIX. Bqfirtrro~r.HB. Al.Kes, ,4lFO: Snnt it,; Dosell JIII.II.FCIII K ~ S P I I C IC/(III ~ ~ IRekl.e(~si I F(I~CIX.II/INS Ilrttr~Keololrrc~gcrtrtlUtrii.ersitns Nr,cot.i Pntlorrg
akan merubah ~iasibsuatu kauml seseorang, apabila kauml seseorang tersebut tidak berusalia ilntilk rnerubal~nasibnya". Penjasorkes
merupakan
salah satu
unsur
pe~iting dalam
periingkatan kualitas SDM dan lnasyarakat Indonesia. Penjasorkes
konteks diaralikan
pada peningkatan keseliatan jasmani, mental dan rohani, peserta didik. Melipi~ti perkelnbangan pribadi, hubungati antar pribadi dan lingkungan, ketahanan nasional politik, dan juga terkait dengan ekonolni, sosial budaya. serta keanianan. Fitzgerald Kennedy saat ~nenjadi presiden Amerika Serikat, mengetnukakan" PI7,v.sical .firi7eersis not only one of rhc niosf ii~/portcrntkey.^ to n heally bo&, il i.r the bcr.ri.r of dynanlic a i ~ dci-eative inrellecfz/al crcrivity "
. Berarti kebugaran
.jasmani bukan setnata-mata sangat penting i~ntilk kesehatan jasmani, tetapi ~nerupakandasar dari semila aktivitas yang dinarnik serta kreativitas intelektual, yang terkait dengan kept-ibadian, disiplin, dan spor-tivitas yang tinggi, sebagai pelnbentilkan watalc dan krakter bangsa. Pel!jasorkes
merit palan pendidikan moral ilntilk rnernbiasakan seseorang
berbuat kebajikati dan mengliinciari ke-jaliatan sehingga terbentuk pribadi-pribndi yang beretika, dan tet.bentukriya budaya kesolelian sosial. Dalam Penjasorkes pertinibangan nioral nieli~pengaruliisportivitas atau .fi.rirplcrv. Fair ploy mudah di~lcapkali,tetapi cukul:, sukal dipraktekan, bukan saja dalam olahraga tetapi juga dalam selnua bentilk lcegiatan ciala111 seliari-liari. Prilaku jhir plcg! dapat dididik atau dibinsakan. Persoalnnnya adalali bagaimana menerapkan nilai riioral dan prinsip sehingga melijadi lalidasan prilaku sportif. antara lain khususnya bagi pesertn didik dapat dilalii1l;an dalani pembelqjaran Peti.jasorkes. 311
D1.s. Bc!fi~.rrrnri.HB, Al.Kes. .-I!/.-0: St7171 i ~ i iDOSCIIJIIIYISCIII K~selin/llrid111r Rekr.ecrsi Fdrlltns 11111rl Krolr~lr~.ngc~nti (Iriii-e~:vi/trr iC'c1prr.i Prrclt.rrry
Menurut Rusli
Liltan -(2001), fair play tnerupakan sikap mental yang
menunjukan martabat kesatria dala~n olahraga. silatil bentilk liarga diri yang tercer~nindari; ( I ) kejujuran dan rasa keadilan, (2) rasa hor~natterliadap lawan, baik dalani kekalahan maupun kemenangan. (3) sikap dan perbuatan tanpa pamrili, (4) sikap tegas dan berwibawa kalai~terjadi bahwa lawan atau penonton tidak berbuat fair ploy, dan (5) kerendahan hati dalam kemenangan, dan ketenanganfpengendalian diri dala~nkekalahan. Dari beberapa indikator yang terkandung dalatn
fair play,
mengambarkan bahwa fair play bagian dari
petnbenti~kankarakter. Setiap pelaksaliaan aktivitas
olahraga hari~sditandai oleh
semangat
kebenaran dan keji~ji~ran, dengan ti~ndukkepada peraturan-perati~ran, baik yang tersurat niaupiln yang tersirat,
niem iliki kemampuan ilnti~k mengatur dan
tnengendalikan diri sendiri. Sesuai kutipan berikut: "Piaget (1931) orang pertama yang mempelajari perkelnbngan moral, murutnuskan sebuah model dan teori yang nienekankan perkemb~igan kognitif pada anak-anak. Vloralias termasuk rasa hormat seseorang terhadap aturan dan rasa keadilan (kepedulian terhadap kesetaraan dan Iiubungan timbal balik antara individu). Piaget juga tertarik pnda perubahan dalam moral da1.i rasa hor~nat,kekatigan dan kepatt~han~nenjadik e ~ n a ~ n p u ai~ntuk n mengatur dan mengendalikan diri sendiri. (Rusli Lutan, 20.01).
Pe~ijasorkesdapat niengajarkan tentang realitas hidup yang sebenarnya, karena kegiatan yang tidak bebas nilai, dan justrn meritpakan potensi i~ntuk liiembina niornl, sehingga peserta didili dapat meniiliki kualitas pengetahuan moral. Thomas Lickona (I 991) nie~!ielaskan baliwa
". ..seseorang
liarus ~iiemiliki kualitas pengetaliunn moral, fcelir~g tiioral, dan tinclakan ~noral.Kkliga komponen irii penting untitl; mengembangliati watak prig baik. Padn ko~nponen pengetaliuan moral terdapat unsitr 311
DIS. B ~ ~ ~ I . I IHB. I G I i\I I.. Kes. .-IIFO: Snrrt in; Dose11 Jr11.rist717KL'SL'IICIIL~II d(111R L ' ~ I . ~ F( ICSI~~ I ~ I I N S Il~trrtE;rol~rlr1,r.l::c7cw Cl~li~.r~:vitns i\Jc8geriP ~ I ~ C I I I ~
lainnya yakni kesadaran moral, pengetaliiran tentang nilai moral, perhitungan ke depan, per-tirnbangan moral, pembuatan kepirti~santertnasuk kedala~n komponen "perasaan" moral adalali kesadaran hati nurani, self e.y/ee/n (horrnat diri), ernpati, keciritaan terliadap yarig baik, pengendalian diri, dan di bawah tindakan moral adalah kompetensi, kernairan, dari kebiasaan". Dalarii Penjasorkes dengan segala aspeknya
dan dilnensi kegiatannya,
lebih-lebih yang mengandung urisur pertandingan dan kompetisi, harus disertai dengan sikap dan prilaku yang didasarkan pada kesadaran moral. Sikap tersebut rnenyatakan kesiapan ~rntilk'berbuat dan berprilaku sesuai dengan peraturan, ~nerirpakansikap batin yang disebut sebagai itikat, berisi pertirnbangan moral. yang kemudian secara otoniatis terjabarkan dalarn prilaku. Balikan kesiapan it11 tidak hanya loyal terhadap ketentiran yang tersirat, tetapi juga kesanggupan untuk membaca dan memirt~rskanpertimbangan berdasarkan kata hati, yang diterangi oleh sinar yang bersuniber dari batiniah. KESTMPULAN DAN SARAN
I . Perijasorlies nienianlaatkan aktivitas tisik i~ntirk mengliasilkan perubalion holistili dalani kualitas iridividu, baik dalarn ha1 fisik, mental, serta emosional i~ritirl<me~igeriibarigarikeutulian manusia. Penjasorkes memperlakukan peserta clidk sebagai satu kesatuan utuli, ri~akliluktotal, irntirk meningkatkan kualitas fisik dnn mentalriya, clan tidak hanya terbatas pada rnanfaat penyetnpurnaali fisik atau tirbuli semata. 2. Perijasorlies meri~pal;a~i salah sat11 irnsur penting dalarn pern bangilnnn
pendiclikan, yalig berperan untirk pernbentukan dan pelnbinaari kc[~.~rk!ohcais.vcr 311
DI:~.Bc~/!fi~.t~ron. HB, \I 1. h'es, ,-llF0: Son/ itii Dose17 Jl~r.rlrorlKese/io/nu tiotl ReX.t.ecni Fokrrl~os Iltrtlr K~'olol~~.(lgootl Utii\v~.si/mi\icgo.i Pntkitlg
Indoiie.sia. Dala~nPenjasorkes pesel-ta didi k diajarkan kedisiplinan, sportti fitas, tidak mudah ~nenyerah,m e ~ n p ~ ~ n yko~npetitif ai yang tinggi. semangat kerja keputusan, membentuk sama, mengerti akan adanya aturan, berani ~iienga~nbil jiwa karsa yang menganduiig aspek; kesetiaan, kebanggan, dan kehormatan.
3.
Penjasorkes
memiliki
komptensi
i~ntuk mernbangun jiwa
dan
badan,
menyempurnakan watak yang baik dan kepribadian yang mulia serta sebagai wahana ilntirk lnelni l i ki dan membentilk kepribadian yang kuat. nienu~nbuhkan budaya kesolehan sosial berdasarkan pada nilai-nilai sportivitas, kreativitas, kedisiplinan dan tanggung jawab. 4. Disarankan kepada guru Penjasorkes untilk betul-betul memanfaatkan fisik dalan~
berolahraga sebagai
instrumen (agen) pelnbentukan nilai yang akhirnya
beriljung pada tingkahlaku, sehingga lneliyebabkan perbaikan dalaln pikiran dan ti~buliyang melnpengari~hiseluruli aspek kehidupan harian pesel-ta didik.
DAFTAR RUJUKAN Arismunandar, W. 1997. Kebi.jaksanaar1 dalam Pembangunan Prestasi olaliraga Nasional, Makalah ini disa~npaidalam Rapat K e ~ j aNasional Departemen Pendidikali dan Kebudayaan, Jakarta, tanggal 3 s.d Mat-et 1997. Depdiknas, 2008. Pedonlan Penyusunan Kurikul~~rn Tingkat Sati~anPendidikan Sekolali Dasar: Jaknrata: BNSP Dirjen Olahraga, 2003. Kumpulan dan Dokumen Olahraga Nasional dan Internasional, Proyek Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Olnhraga, Direktorat Jendesal Olaliraga Deperte~iien Pendidikari Nasionnl. Freeman, 2001. PI~siccrlEduccrrion c~irr.ltlSpoi-i ii? CIic~ilgingSociay New York: Wlacni illan Publishing Co~npnny.
.:11
Drs. Rq/!fi~.~lro~l. HR. ,\/.hPs, ,-IlFO: S{m/ i11i Dosen J I I I ~ I I Kesel~oftrtr S~I~I cilrtr Reki.ensi Fnk~rl/trs Iltir ri Kco/cil~r-ngon~l Cltlive~:~i/os 1Vqe1.i Po(Jr117g
Gal lahue, David L dan John C.Ozman, 1998. Uncle.rtending Motor Develoymer-it; Infnnls, Child-eii. A~l'oleceiif, Ad~tlr.~, Boston, Mcgraw-Hill. Rusli Lutan. 200 1. Olahraga dan Etika, Fair Plq? Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Ilrnu Pengetahuan dan, Teknologi Olahraga, Direktorat Jenderal Olahraga, Depertelnen Pendidikan Nasional. Rusli Lutan,dkk. 2002. Supervisi Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahragn, Deperternen Pendidikan Nasional. Sliields, D.LL, dan Bredemeir, B.J.L. 1995. Clinracter Developmeiir niitf Phy.s.icn1Activity. Champaign, IL: Human Kinetics. Soesilo Soedarlnan, 1997. Peranan Pendidikan Jasmani dan olaliraga dalani Pembinaan Disiplin Nasional. Makalah ini disampaikan dalam Pengarallan Menteri Negara coordinator Bidang Politik dan Kealnanan di depan Peserta Konperensi Nasional . Pendidikan Jasmani dan olahraga Bandung, 22 September 1997. Thomas Lickona. 199 1 . Educating for Characte!.. New York: Bantam Books. Tin1 Peneliti Balitbang Diknas.2008. Makalah Pengembangan Pelnbelajaran Kecerdasan Kinestetik Untuk Pendidikan Departe~ne~i Pendidikan Nasional Balitbang: Puslitjaknov.
Model Dasar.
Undang-Undang Republ ik Indonesia, Nolnor 20 Taliun 2003, Tentang Sisteln Pendidikan Nasional.
-111
DI:~.R(!/it.tiratl, MU. ,ll.h'r.r. ..l/FO: SLIC~I iui Dose17 Jrit.rtsn11 I;L.sehrtto/r ckr17 Rekrrnsi Fakrtlms Ilnrri K~o/rthtngnc711U t i i ~ ~ e ~ . stVc9grl.i i / r ~ s Pn(i'orig