1
Jakualine Kamumu mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Syarif Hidayat, M.Or dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR CHEST PASS PADA PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI METODE MODELING SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUWAWA SELATAN Jakualine Kamumu, Sarjan Mile, Syarif Hidayat1
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar teknik dasar chest pass pada permainan bola basket melalui metode modeling di kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa Selatan . Penelitian tindakan kelas ini meliputi persiapan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, serta pengumpulan data dan analisis data. Pengambilan data dilakukan pada tahap pemantauan dan evaluasi dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan siswa dan guru. Kemudian data dianalisis secara kuantitatif. Berdasarkan analisis data maka dapat diketahui terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa dalam melakukan teknik dasar chest pass siswa VIII SMP Negeri 1 Suwawa Selatan dari observasi awal 55,43% hingga siklus II menjadi 77,53%. Dengan demikian hipotesis tindakan yang diajukan dapat diterima. Kata Kunci: Teknik Dasar Chest Pass, Metode Modeling
2
Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu semenjak negara ini terbebas dari penjajahan sampai saat ini secara bertahap program-program pendidikan selalu ditinjau kembali agar dapat mengimbangi laju pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang dapat memicu terwujudnya tujuan pembangunan nasional. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab atas keberhasilan dibidang pendidikan. Untuk keberhasilan proses pendidikan itu diperlukan adanya keharmonisan kerjasama antar komponen yang ada di dalamnya. Komponen tersebut adalah kepala sekolah, guru, siswa, bahan atau materi, alat atau media dan metode. Metode diperlukan evaluasi untuk menilai siswa sekaligus berfungsi sebagai umpan balik guru untuk memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tercapainya tujuan pembelajaran diperlukan metodemetode yang sesuai. Upaya guru untuk memilih metode yang tepat dalam mendidik peserta didiknya haruslah disesuaikan dengan tuntunan peserta didik, guru harus mengusahakan agar pelajaran yang diberikan kepada peserta didiknya mudah diterima. Tidaklah cukup dengan bersikap lemah lembut saja, guru pun harus memikirkan metode-metode yang akan digunakannya, seperti memilih waktu yang tepat, materi yang cocok, pendekatan yang baik, efektivitas penggunaan metode dan sebagainya. Untuk itu seorang guru dituntut mempelajari berbagai metode digunakan dalam mengajarkan suatu mata pelajaran, seperti bercerita, mendemonstrasikan, memecahkan masalah, mendiskusikan dan sebagainya. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah salah satu mata pelajaran yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, dan dapat mempraktikan teknik dasar setiap cabang olahraga yang di ajarkan oleh guru. Dalam suatu pembelajaran terkadang guru menemui beberapa permasalahan khususnya dalam pengajaran pendidikan jasmani yaitu bagaimana cara menyajikan materi kepada peserta didik dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, selain dituntut
3
untuk menguasai materi yang akan diajarkan, guru pun harus mempunyai model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disajikan seperti: pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran yang akan digunakan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Kegiatan olahraga pendidikan dewasa ini telah menjadi salah satu pelajaran yang dimaksud dalam kurikulum pemdidikan yang dilaksanakan di semua jenjang pendidikan, termasuk pada siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dengan mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Mata pelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan diharapkan untuk membekali siswa tentang dasar-dasar pendidikan olahraga dan kesehatan dalam rangka untuk menambah keterampilan dan pembendaharaan pengetahuan para guru pendidikan olahraga di sekolah khususnya dalam menangani pendidikan olahraga di sekolah yang menyenangkan, memberikan banyak kesempatan pada siswa untuk melakukan aktifitas dan dapat ditinggikan efektifitas pembelajaran pendidikan olahraga
dan
kesehatan.
Pendidikan
jasmani,
olahraga
yang
mampu
mengembangkan anak didik sesuai dengan tujuan yang ingin di capai. Salah satu cabang olahraga yang di maksud adalah permainan bola basket. Permainan bola basket adalah salah satu permainan yang dapat di mainkan dalam ruangan tertutup maupun terbuka. Dan olahraga ini di mainkan oleh dua tim, masing-masing tim lima orang. Kemajuan dan keberhasilan prestasi olahraga cabang permainan bola basket sangat di tentukan oleh keberadaan pembimbing olahraga di sekolah. Oleh sebab itu, di harapkan permainan bola basket di sekolah perlu di laksanakan dengan sebaik-baiknya agar mengahasilkan bibit-bibit yang mempunyai prestasi dalam permainan bola basket. Namun kenyataannya siswa belum mampu melakukan gerakan chest pass dengan baik dan benar, seharusnya siswa bisa melakukan gerakan chest pass dan benar, hal ini ditandai dengan rendahnya hasil belajar siswa dalam menguasai cara melakukan chest pass karna strategi dan metode yang kurang tepat, salah satu cara yang tepat adalah menggunakan strategi yang sesuai dengan materi di ajarkan.
4
Pada saat melakukan observasi awal ternyata disekolah- sekolah masih terdapat siswa yang belum memiliki ketrampilan chest pass dalam permainan Bola basket. Hal ini didasarkan pada saat melakukan observasi yamg dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa Selatan. Dari observasi tersebut didapatkan data yakni: 23 orang siswa yang observasi, 3 orang kategori sangat kurang, 14 orang kategori kurang, dan 6 orang kategori cukup, sehingga secara keseluruhan perlu diadakan tindakan Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul“ Meningkatkan Hasil Belajar Chest pass Dalam Permainan Bola Basket Melalui Metode Modeling Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa Selatan. METODE PENELITIAN Penelitian ini di laksanakan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa Selatan. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri Suwawa yang berjumlah 23 orang yang di antaranya putra 13 orang, dan putri 10 orang. Dengan kemampuan fisik berbeda-beda dengan ekonomi orang tua berbeda-beda pula. Variabel Penelitian Variabel Input Berupa kegiatan pembelajaran, yakni persiapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) yang didalamnya di uraikan mulai standar kompetisi sampai pada prosedur pelaksanaan evaluasi. Variabel Proses Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
dengan
melaksanakan
pembelajaran yang telah di lakukan yakni : metode modeling Variabel Output Yakni hasil belajar siswa berupa melakukan teknik dasar dari operan dada. Gerakan chest pass dengan indicator sebagi berikut: 1) Posisi awal : (a) berdiri dengan sikap melangkah, (b) bola dipegang dengan dua tangan didepan dada, (c) badan agak condong kedepan, 2) Tahap gerakan: (a) dorongkan bola kedepan
5
dengan meluruskan kedua lengan bersamaan kaki belakang dilangkahkan kedepan dan berat badan dibawa kedepan, (b) kemudian lepaskan bola dari kedua pegangan tangan setelah lengan lurus, (c) arah bola lurus sejajar dada, 3) Akhir gerakan : (a) berat badan kedepan, (b) kedua lengan lurus kedepan rileks, (c) pandangan mengikuti arah gerakan bola. HASIL Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Suwawa Selatan dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII yang terdiri dari 13 orang laki-laki, dan 10 orang putri dengan kemampuan masih dibawah rata-rata dari nilai indicator kerja. Penelitian tindakan kelas ini di awali dengan observasi awal pada bulan April. Dan hasil observasi awal ditemukan bahwa pada umumnya siswa belum memahami cara melakukan teknik dasar chest pass dengan pada permainan bola basket dengan baik dan benar. Hal ini terlihat dari beberapa aspek penilaian yang ada pada teknik dasar dari chest pass yang digunakan oleh peneliti, aspek tersebut antara lain: Posisi awal, tahap gerakan, dan tahap akhir/gerakan lanjutan. Untuk mengatasi masalah yang ditemukan tersebut maka peneliti menggunakan salah satu metode pembelajaran yakni metode modeling untuk meningkatan pemahaman siswa terhadap cara melakukan teknik dasar dari chest pass pada pemainan bola basket dikelas tersebut. Selama proses penelitian, peneliti melakukan berbagai persiapan pelaksanaan dalam hal melaksanakan penelitian ini dengan perencanaan maksimal guna memperoleh hasil yang masih bersifat original. Persiapan dan perencanaan tersebut harus dipersiapkan oleh peneliti sebelum proses pembelajaran dimulai. Yakni perangkat pembelajaran yang dipersiapkan oleh penulis yaitu Rencana pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, dan lembar evaluasi siswa.
6
Observasi Awal Hasil kegiatan observasi awal terhadap hasil belajar dari chest pass yang dimilki siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa Selatan yang dapat dilihat pada lampiran hasil pengamatan kegiatan siswa melakukan gerakan chest pass dilihat melalui kegiatan hasil pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan siswa yang diamati melalui 3 aspek dengan masing-masing aspek yang di nilai antara lain: 1) Posisi Awal, (a) berdiri dengan sikap melangkah, (b) bola dipegang dengan dua tangan didepan dada, (c) badan agak condong kedepan, 2) Tahap Gerakan, (a) dorongkan bola kedepan dengan meluruskan kedua lengan bersamaan kaki belakang dilangkahkan kedepan dan berat badan dibawa kedepan, (b) kemudian lepaskan bola dari kedua pegangan tangan setelah kedua lengan lurus, (c) arah bola lurus sejajar dengan dada, 3) akhir gerakan, (a) berat badan dibawah kedepan, (b) kedua lengan lurus kedepan dan rileks, (c) pandangan mengikuti bola. Pengamatan ini menggunakan penilaian skala 0-100 dengan klasifikasi penilaian: sangat baik (SB) dengan rentang nilai 80-100, baik (BAIK) rentang nilai 70-79, cukup (C) dengan rentang nilai 60-69, kurang (K) rentang nilai 45 -59 dan kurang sekali (SK) dengan rentang nilai ≤ 44. Adapun klasifikasi penilaian pada observasi awal adalah sebagai berikut: Tabel 1. klasifikasi penilaian siswa observasi awal.
Sangat baik (80-100) Baik (70-79) Cukup (60-69) Kurang (45-59) Sangat kurang (≤ 44)
Jumlah siswa (satuan) 6 14 3
Jumlah siswa (%) 26% 61% 13 %
Jumlah
23 orang
100%
Klasifikasi nilai
7
Tabel 2. Rata-rata siswa observasi awal pada setiap aspek yang dinilai Aspek yang diobservasi
Nilai rata-rata
a. Posisi awal b. Tahap gerakan c. Akhir gerakan ∑ Rata-rata
61,96 53,26 51,08 55,43
Berdasarkan hasil analisis data yang ditemukan pada kegiatan observasi awal, maka lebih jelas penelitian di paparkan sebagai berikut 1. Hasil belajar dari cara melakukan chest pass yang dimiliki siswa secara keseluruhan termasuk pada kategori kurang, yakni 23 atau 100% subjek penelitian belum memahami cara melakukan chest pass dengan rentang nilai rata-rata 57,25 2. Adapun rata-rata nilai dari hasil belajar melakukan chest pass melalui masingmasing aspek yang telah diamati adalah sebagai berikut: a. Aspek posisi awal pada saat melakukan chest pass, rata-rata nilai siswa 61,96 termasuk kategori cukup b. Aspek tahap gerakan pada saat melakukan chest pass, rata-rata nilai siswa 53,56 termasuk kategori kurang c. Akhir gerakan, rata-rata nilai siswa 51,08 juga termasuk dalam kategori kurang Dengan melihat data yang diperoleh dalam observasi awal tersebut dengan menggunakan 3 aspek penilaian, yaitu tahap persiapan, tahap gerakan, dan tahap akhir gerakan. Dengan masing- masing memperoleh nilai yang kurang sehingga peneliti dan guru mitra berkesimpulan melanjutkan penelitian ke siklus I, dimana dalam penelitian ini peneliti menerapkan metode pembelajaran yang dianggap penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
8
Siklus I Hasil pengamatan pada siklus I , yakni dengan pemberian tindakan dengan menggunakan metode modeling terhadap hasil belajar teknik dasar chest pass yang di miliki siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa Selatan. Kegiatan ini dapat dilihat pada lampiran hasil pengamatan kegiatan siswa untuk hasil belajar chest pass yang diperoleh melalui hasil pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan siswa yang diamati melalui 3 aspek dengan masing-masing aspek yang di nilai antara lain: 1) Posisi Awal, (a) berdiri dengan sikap melangkah, (b) bola dipegang dengan dua tangan didepan dada, (c) badan agak condong kedepan, 2) Tahap Gerakan, (a) dorongkan bola kedepan dengan meluruskan kedua lengan bersamaan kaki belakang dilangkahkan kedepan dan berat badan dibawa kedepan, (b) kemudian lepaskan bola dari
kedua
pegangan tangan setelah kedua lengan lurus, (c) arah bola lurus sejajar dengan dada, 3) Akhir Gerakan, (a) berat badan dibawah kedepan, (b) kedua lengan lurus kedepan dan rileks, (c) pandangan mengikuti bola. Pengamatan ini menggunakan penilaian skala 0-100 dengan klasifikasi penilaian: sangat baik (SB) dengan rentang nilai 80-100, baik (BAIK) rentang nilai 70-79, cukup (C) dengan rentang nilai 60-69, kurang (K) rentang nilai 45 -59 dan kurang sekali (SK) dengan rentang nilai ≤ 44. Adapun klasifikasi penilaian pada observasi awal adalah sebagai berikut: Tabel 3. klasifikasi penilaian siswa siklus I Klasifikasi nilai Sangat baik (80-100) Baik (70-79) Cukup (60-69) Kurang (45-59) Sangat kurang (≤ 44) Jumlah
Jumlah siswa (satuan) 9 10 4 23 orang
9
Jumlah siswa (%) 39% 44% 17% 100%
Tabel 4. Rata-rata siswa hasil penelitian siklus I pada setiap aspek yang diobservasi
Aspek yang diobservasi
Nilai rata-rata
a. Posisi awal b. Tahap gerakan c. Akhir gerakan ∑ Rata-rata
76,09 68,48 63,04 69,20
Berdasarkan hasil analisis data yang ditemukan pada kegiatan siklus I, maka lebih jelas penelitian di paparkan sebagai berikut: 1. Hasil belajar chest pass yang dimiliki siswa mempunyai variasi yakni terdapat pada kategori baik, cukup, dan kurang a. Kategori baik, terdapat 9 orang siswa atau 39% dari jumlah subjek b. Ketegori cukup, terdapat 10 orang siswa atau 44% dari jumlah subjek c. Kategori kurang , terdapat 4 0rang siswa atau 17% dari jumlah subjek 2. Rata-rata nilai hasil belajar chest pass siswa mencapai 69,20 termasuk masih dalam kategori cukup 3. Adapun rata-rata nilai hasil belajar chest pass melalui masing-masing aspek yang telah diamati sebagai berikut. a. Aspek posisi awal pada saat melakukan teknik dasar chest pass, rata-rata nilai siswa 76,09 termasuk katogori baik. b. Aspek tahap gerakan pada saat melakukan teknik dasar chest pass, rata-rata nilai siswa 68,48 termasuk katogori cukup c. Aspek akhir gerakan, rata-rata nilai siswa 63,04 juga termasuk kategori cukup.
10
Siklus II Hasil kegiatan siklus II yakni pemberian tindakan dengan menggunakan metode modeling terhadap hasil belajar teknik dasar chest pass yang dimiliki siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa Selatan yang dapat dilihat pada lampiran hasil pengamatan kegiatan siswa dalam melakukan chest pass. Diperoleh melalui hasil pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan siswa yang diamati melalui 3 aspek dengan masing-masing aspek yang di nilai antara lain: 1) Posisi Awal, (a) berdiri dengan sikap melangkah, (b) bola dipegang dengan dua tangan didepan dada, (c) badan agak condong kedepan, 2) Tahap Gerakan, (a) dorongkan bola kedepan dengan meluruskan kedua lengan bersamaan kaki belakang dilangkahkan kedepan dan berat badan dibawa kedepan, (b) kemudian lepaskan bola dari kedua pegangan tangan setelah kedua lengan lurus, (c) arah bola lurus sejajar dengan dada, 3) Akhir Gerakan, (a) berat badan dibawah kedepan, (b) kedua lengan lurus kedepan dan rileks, (c) pandangan mengikuti bola. Pengamatan ini menggunakan penilaian skala 0-100 dengan klasifikasi penilaian: sangat baik (SB) dengan rentang nilai 80-100, baik (BAIK) rentang nilai 70-79, cukup (C) dengan rentang nilai 60-69, kurang (K) rentang nilai 45 -59 dan kurang sekali (SK) dengan rentang nilai ≤ 44. Adapun klasifikasi penilaian pada siklus II adalah sebagi berikut: Tabel 5. Klasifikasi penilaian siswa pada siklus II Klasifikasi nilai Sangat baik (80-100) Baik (70-79) Cukup (60-74) Kurang (45-59) Sangat kurang (≤ 44) Jumlah
Jumlah siswa (satuan) 5 18 23 orang
Jumlah siswa (%) 22% 78% 100%
Tabel 6. Rata-rata siswa hasil penelitian siklus II pada setiap aspek yang diobservasi
11
Aspek yang diobservasi
Nilai rata-rata
a. Posisi awal b. Tahap gerakan c. Akhir gerakan ∑ Rata-rata
79,35 76,09 77,17 77,53
Berdasarkan hasil analisis data yang ditemukan pada kegiata n siklus siklus II. Maka lebih jelasnya penelitian di paparkan sebagai berikut: 1. Hasil belajar chest pass yang dimiliki siswa yakni terdapat pada kategori baik dan sangat baik. a. Kategori sangat baik, terdapat 5 orang siswa atau 22 % dari jumlah subjek b. Kategori baik, terdapat 18 orang siswa atau 78 % dar jumlah subjek 2. Rata-rata nilai hasil belajar chest pass siswa mencapai 77,53 termasuk kategori baik. 3. Adaun rata nilai-nilai hasil belajar chest pass melalui masing-masing aspek yang telah diamati adalah sebagai berikut: a. Aspek posisi awal pada saat melakukan chest pass, rata-rata nilai siswa 79,35 termasuk kategori baik b. Aspek tahap gerakan pada saat melakukan chest pass, rata-rata nilai siswa 76,09 termasuk kategori baik c. Aspek akhir gerakan, rata-rata nilai siswa 77,17 juga termasuk kategori baik.
PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar chest pass yang dimilki siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa Selatan melalui metode modeling. Adapun hipotesis tindakan yang dianjurkan dalam penelitian ini adalah jika menggunakan metode modeling, maka hasil belajar chest pass pada permainan bola basket siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa Selatan akan meningkat. Selanjutnya untuk memudahkan peneliti dalam menetapkan
12
keberhasilan dalam peneitian ini yakni apabila jika nilai rata-rata hasil belajar chest pass kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa Selatan meningkat sesuai dengan indicator kinerja 75% penelitian ini dianggap berhasil dan tindakan tidak harus dilanjutkan kesiklus selanjutnya. Penelitian tindakan kelas ini pada pelaksanaanya dilakukan dalam dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari 4 kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan, dan evaluasi siklus 1 hari. Sebelum pelaksanaan siklus, peneliti terlebih dahulu melaksanakan observasi awal guna mengetahui hasil belajar awal yang dimiliki siswa dalam melakukan gerakan chest pass. Berdasarkan hasil analisis data observasi awal, ditemukan hasil sebagai berikut: hasil belajar teknik dasar chest pass yang dimiliki siswa secara keseluruhan termasuk kategori kurang yakni 23 orang siswa atau 100% subjek penelitian memiliki hasil belajar teknik dasar chest pass dengan rata-rata 55,43, 2) rata –rata nilai hasil belajar teknik dasar chest pass melalui masing-masing aspek yang diamati adalah: a) aspek posisi awal rata-rata nilai siswa 61,96 termasuk kategori cukup, b) aspek tahap gerakan rata-rata 53,26 termasuk kategori kurang, c) aspek akhir gerakan rata-rata 51,08 termasuk kategori kurang. Dengan melihat nilai perolehan keseluruhan siswa tersebut maka peneliti dan guru mitra melanjutakan ke siklus I. Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I, ditemukan hasil sebagai berikut: 1) hasil belajar teknik dasar chest pass yang dimiliki siswa keseluruhan bervariasi, yakni
ketegori baik 9 orang siswa atau 39% dari jumlah subjek,
kategori cukup 10 orang siswa atau 44% dari jumlah subjek dan kategori kurang 4 orang tau 17% dari jumlah subjek. 2) rata-rata bila hasil belajar teknik dasar chest pass siswa 69,20 termasuk kategori cukup. 3) rata-rata nilai hasil belajar teknik dasar chest pass melalui masing-masing aspek yang diamati adalah: a) aspek posisi awal, rata-rata nilai 76,09 termasuk kategori baik, b) aspek tahap gerakan, rata-rata nilai 68,48 termasuk kategori cukup, c) aspek akhir gerakan, rata-rata nilai 68,48 termasuk kategori cukup. Dari hasil tersebut penenliti melihat bahwa indicator kinerja yang ditetapkan belum tercapai, untuk itu peneliti dan guru mitra bertujuan melanjutkan penelitian ke siklus II.
13
Berdasarkan hasil analisis data pada siklus II, ditemukan hasil sebagai berikut: 1) hasil belajar teknik dasar chest pass yang dimiliki siswa keseluruhan tersebar , yakni ketegori baik sekali 5 orang siswa atau 22 % dari jumlah subjek, ketegori baik 18 orang siswa atau 78% dari jumlah subjek. 2) rata-rata nilai hasil belajar teknik dasar chest pass siswa 77,53 termasuk kategori baik. 3) rata-rata nilai hasil belajar teknik dasar chest pass melalui masing-masing aspek yang diamati adalah: a) aspek posisi awal, rata-rata nilai 79,35 termasuk kategori baik, b) aspek tahap gerakan, rata-rata nilai 76,09 termasuk kategori baik, c) aspek akhir gerakan, rata-rata nilai 77,17 termasuk kategori baik. Proses pelaksanaan tindakan pada siklus II telah dapat meningkat dalam melakukan teknik dasar chest pass, hal ini diketahui berdasarkan evaluasi. Dengan demikian penelitian menggunakan metode modeling untuk meningkatkan hasil belajar teknik dasar chest pass pada permainan bola basket siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa Selatan telah berhasil. Peningkatan hasil belajar siswa diperlihatkan pada setiap siklus memberikan arti tersendiri bagi guru, karena problematika yang menjadi kekhawatiran guru atas ketidak mampuan siswa dalam melakukan teknik dasar chest pass dan dampaknya terhadap hasil belajar siswa telah ditemukan solusinya. Untuk mengetahui selisih peningkatan hasil belajar siswa dari data awal samapi siklus II. Lebih jelasnya peningkatan pada setiap siklus dapa dilihat pada tebel berikut: Tabel 7. Selisih Peningkatan Dari Setiap Siklus Penelitian No
SIKLUS PENELITIAN
NILAI RATA-RATA
1
Observasi Awal
55,43
Selisih
13,77
I
69,20
Selisih
8,33
II
77,53
2 3
Dengan demikian maka hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan bahwa: Melalui metode modeling hasil belajar teknik dasar chest
14
pass dalam permainan bola basket siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa Selatan akan meningkat”. SIMPULAN Berdasarakan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan di atas ada beberapa kesimpulan sebagai berikut 1. Melalui metode modeling hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa Selatan dalam hal ini hasil belajar teknik dasar chest pass dalam permainan bola basket dapat meningkat. Peningkatan ini diketahui melalui observasi setiap siklus 2. Berdasarkan data hasil analisis pada observasi awal rata-rata nilai 55,43. Setelah dilakukan tindakan pembelajaran yang dilaksanakan 3 kali tindakan dan evaluasi 1 kali pada siklus I mendapat peningkatan dengan nilai rata-rata kelas 69,20. Karena belum memenuhi indicator kinerja 75% maka peneliti melanjutkan ke siklus II yang dilaksanakan dengan tiga kali tindakan pembelajaran dan satu kali evaluasi dan pemantauan yaitu dari hasil analisis diperoleh peningkatan terhadap teknik dasar chest pass pada permainan bola basket dengan rata-rata nilai 77,53 dan secara keseluruhan siswa mencapai nilai KKM 75 yang ditetapkan oleh guru mitra dan peneliti dan hasil ini jika mengacu pada indicator kinerja yaitu 75% sudah terpenuhi. 3. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung dari siklus I sampai siklus II secara bertahap mengalami perkembangan yang cukup berarti. Optimilasasi kegiatan pembelajaran terjadi pada siklus II 4. Hipotesis yang berbunyi: dengan menggunakan metode modeling hasil belajar teknik dasar chest pass dalam permainan bola basket siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa Selatan akan meningkat” dinyatakan diterima. SARAN Akhir penelitian skripsi ini, penulis menyampaikan beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca, sebagai berikut.
15
1. Metode modeling sangatlah tepat dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada umumnya, materi permainan bola basket pada khususnya. 2. Dalam interaksi belajar mengajar, hendaknya guru harus mampu menciptakan kondisi belajar kondusif agar siswa merasa nyaman dalam belajar yang nantinya yang dapat meningkatakan hasil belajarnya. Oleh karena itu pemilihan metode pembelajaran harus benar-benar diperhatikan relevansinya terhadap materi yang diajarkan 3. Penelitian tindakan kelas merupakan sesuatu yang yang pasti dan harus dilakukan
oleh
seorang
guru
dalam
rangka
perbaikan
kualitas
pembelajarannya serta meningkatakan keprofesionallitasnya. DAFTAR PUSTAKA Aan Sunjata Wisahati. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional Budi Sutrisno. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga, dan Kesehatan SMP/MTS Kelas IX. Jakarta . Pusat Perbukuan Benny A. Pribadi. 2011. Model Assure Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses Jakarta. PT Dian Rakyat Dwi Sarjiyanto.2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/MTS Kelas VIII.. Jakarta Pusat. PT Intan Pariwara Faridha. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMA,MA,SMK Kelas X. Jakarta. Mediatana Hilman Nurhuda. 2010 Arena Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP/MTS Kelas IX. Jakarta PT Sinergi Pustaka Indonesia Harun Rasyid, Mansur. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Bandung. CV Wacana Prima Mohamad Ali Mashar. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas IX SMP. Jakarta. Pusat Pebukuan. Muhajir. 2013. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta. Politeknik Negeri Media Kreatif Muhammad Rohman. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta. PT Prestasi Pustakarya 16
Nanang Hanafiah. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung. PT Refika Aditama Sodikin Chandra.2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta Pusat. PT Arya Duta Sarjono. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan SMP/MTS Kelas IX. Jakarta. Pusat Perbukuan Sri wahyuni.2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kelas VII .Jakarta Pusat.PT Wangsa Jatra Lestari Suyono. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Syaiful Sagala, M.Pd. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta Tarmudin. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan SMA, MA, SMK Kelas XI. Jakarta. Pusat Perbukuan
17