1
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS BAWAH PADA PERMAINAN BOLA VOLI MINI MELALUI METODE PENJELAJAHAN GERAK (Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IV di SDN No 91 Sipatana Kota Gorontalo)
IRA WATY MOHAMAD UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN 2013
ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah belum mampunya siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 91 Sipatana Kota Gorontalo dalam melakukan servis bawah. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan Metode Penjelajahan Gerak. Implementasi Metode Penjelajahan Gerak, dengan cara guru menjelaskan, mencontohkan dan siswa melakukan eksplorasi gerakan dengan memperhatikan 3 aspek penilaian yakni sikap awal, pelaksanaan gerakan, gerakan lanjutan Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini melalui metode penjelajahan gerak siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 91 Sipatana Kota Gorontalo. Hipotesis tindakan yakni “Jika metode penjelajahan gerak digunakan, maka kemampuan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini, siswa kelas IV SDN 91 Sipatana dapat meningkat’’. Indikator kinerja jika kemampuan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini terjadi peningkatan dengan kategori 80% maka penelitian selesai dan dinyatakan berhasil. Pemantauan evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan atau pengamatan guru dan siswa. Berdasarkan analisis data diketahui terjadi peningkatan hasil rata-rata kemampuan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini yakni : pada observasi awal rata-rata kemampuan siswa dalam melakukan servis bawah pada permainan bola voli mini sebesar 60.77. setelah di adakan siklus I terjadi peningkatan sebesar 14.24 menjadi 75.01, dan siklus II terjadi peningkatan sebesar 5.73 menjadi 80.74 dengan demikian peningkatan dari observasi awal sampai siklus II sebesar 19.97 jadi hipotesis yang berbunyi “Jika metode penjelajahan gerak digunakan, maka kemampuan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini, siswa kelas IV SDN 91 Sipatana dapat meningkat’’ dapat diterima.
PENDAHULUAN Latar Belakang Permainan bola merupakan salah satu bentuk cabang olahraga permainan regu yang telah digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani,sebagai media gerak siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dijenjang pendidikan dasar pembelajaran bola voli disarankan untuk tidak menggunakan
2
bola voli dengan ukuran yang sebenarnya, sehingga guru memilih permainan bola voli mini dengan seluruh sarana prasarana yang digunakan cocok untuk anak usia sekolah dasar,namun teknik permainannya tidak berbeda jauh dengan permainan bola voli yang sebenarnya. Menerapkan teknik-teknik dasar bola voli sedini mungkin kepada anak-anak sekitar 9-13 tahun melalui mini voli merupakan salah satu usaha untuk terus mengembangkan serta meningkatkan mutu pembola-volian nasional. Karena pemain voli memerlukan waktu pembinaan yang cukup lama dari awal sampai menjadi pemain yang baik, di perlukan waktu antara 6 – 8 tahun. Dengan pembinaan mulai usia dini melalui bola voli mini maka diharapkan pada usia antara 17 – 21 tahun mencapai puncak prestasi, sehingga seorang pemain akan cukup lama mempertahankan prestasinya. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani disekolah-sekolah khususnya di SDN No. 91 Sipatana Kota Gorontalo permainan bola voli mini khususnya servis bawah telah diajarkan kepada siswa dengan harapan agar siswa mampu melakukan servis bawah dengan baik dan benar, namun pada kenyataannya dalam proses pembelajaran siswa kurang terampil dalam melakukan gerak dasar servis bawah yang baik dan benar. Hal ini terbukti dengan pengamatan pada observasi awal khusus pada servis bawah, nilai rata-rata secara klasikal dari 26 orang siswa yakni 60.77. Nilai yang diperoleh secara klasikal ini masih rendah, berdasarkankriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan nilai 77, diketahui dari 26 orang siswa, sejumlah 16 orang siswa atau 62% termasuk kategori “kurang”, 4 orang siswa atau 15% termasuk kategori “Cukup”, dan 6 orang siswa atau 23% termasuk kategori “Baik”, Menurut pengamatan penulis kemampuan servis bawah siswa kelas IV SDN No 91 Sipatana Kota Gorontalo setiap aspek yang diamati yaitu sikap awal (Kaki dalam posisi melangkah dengan santai,berat badan terbagi dengan seimbang,bahu sejajar dengan net,Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah,pegang bola didepan tubuh,pandangan ke arah bola), pelaksanaan gerakan (Ayunkan lengan ke belakang, pindahkan berat badan ke kaki belakang, ayunkan lengan ke depan, pindahkan berat badan ke kaki depan,pukul bola pada posisi setinggi pinggang, konsentrasi pada bola) dan gerak lanjutan (Teruskan pemindahan berat badan ke depan, jatuhkan lengan dengan berlahan, bergerak ke dalam lapangan) dari sekian jumlah siswa memperoleh daya serap atau pencapaian kemampuan siswa dalam melakukan servis bawah nilai rata-rata masih dalam kategori kurang, hal ini merupakan masalah dan masih perlu untuk ditingkatkan. Guru menganggap bahwa salah satu penyebab tidak berhasilnya pelaksanaan pembelajaran dan tujuan pembelajaran dikarenakan beberapa hal yakni: a) Kurang optimalnya pembelajaran siswa khususnya servis bawah b) Sarana dan prasarana memadai akan tetapi strategi yang digunakan tidak sesuai dengan peningkatan kemampuan siswa c) Kurang menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan Metode mengajar menjadi suatu hal yang patut diperhatikan oleh guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan karena dengan baiknya metode
3
mengajar yang diaplikasikan dalam setiap tindakan maka dapat menghasilkan hasil belajar siswa yang baik pula. Menurut Suprayekti (2003 : 13) “Metode mengajar adalah cara guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu” Untuk mengatasi masalah ini di pilihlah metode penjelajahan gerak untuk diaplikasikan dalam setiap tindakan untuk memberikan hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran. Sebab metode penjelajahan gerak memiliki kelebihan bagi proses pembelajaran pendidikan jasmani, antara lain: 1. Siswa dapat berpartisipasi aktif sesuai kemampuan dan kemauan siswa. 2. Intensitas aktivitas fisik dan irama latihan ditentukan sendiri oleh siswa sehingga peluang untuk berperan aktif lebih tinggi dibanding dengan metode yang berpusat pada guru. 3. Kreativitas siswa akan berkembang sesuai dengan kemampuan dan kemauan siswa, karena kurangnya pembatasan-pembatasan dan intruksi oleh guru yang mungkin akan menjadi penghambat bagi kreativitas siswa. 4. Tingkat kegembiraan siswa akan lebih teraktualisasi sesuai dengan kondisi siswa, karena adanya kebebasan untuk melakukan aktivitas fisik. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini diformulasikan dalam judul “Meningkatkan kemampuan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini melalui metode penjelajahan gerak” Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini melalui metode penjelajahan gerak dapat meningkat.’’? Cara Mengatasi Masalah Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di gunakan salah satu metode yaitu metode penjelajahan gerak dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Guru memberikan penjelasan tentang gerak dasar servis bawah dan tujuannya serta sarana dan prasarana yang di gunakan dalam pembelajaran b. Guru memimpin siswa melakukan stretching dan pemanasan c. Guru memberikan contoh gerak dasar servis bawah, meliputi: 1)
(2).
Persiapan a. Kaki dalam posisi melangkah dengan santai. b. Berat badan terbagi dengan seimbang. c. Bahu sejajar dengan net. d. Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah. e. Pegang bola didepan tubuh. f. Pandangan ke arah bola. Pelaksanaan a. Ayunkan lengan ke belakang. b. Pindahkan berat badan ke kaki belakang. c. Ayunkan lengan ke depan.
4
(3).
d.
d. Pindahkan berat badan ke kaki depan. e. Pukul bola pada posisi setinggi pinggang f. Konsentrasi pada bola Gerakan lanjutan a. Teruskan pemindahan berat badan ke depan. b. Jatuhkan lengan dengan berlahan c. Bergerak ke dalam lapangan. Siswa melakukan gerakan sesuai dengan pemahaman dan keyakinannya. e. Bagi siswa yang dapat melakukan servis bawah dengan baik diberi penguatan positif sehingga siswa termotivasi, dan dengan sendirinya mampu melakukan gerakan yang sesungguhnya.
Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Tujuan yang hendak di capai melalui PTK ini adalah Peningkatan kemampuan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini melalui penerapan metode penjelajahan gerak. b. Tujuan khusus Untuk meningkatkan hasil belajar kemampuan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini melalui penerapan metode penjelahan gerak. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Manfaat penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar servis bawah permainan bola voli mini melalui penerapan metode penjelajahan gerak sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. b. Manfaat Praktis Bagi siswa, bagi guru, bagi sekolah, dan bagi peneliti dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar servis bawah serta dapat menambah wawasan mengenai permainan bola voli mini khususnya servis bawah, menjadi bahan informasi dalam rangka mengembangkan strategi pembelajaran khususnya bagi guru penjasorkes dalam rangka memaksimalkan pelaksanaan pembelajaran gerak dasar servis bawah dalam permainan bola voli mini dan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik, memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang berarti bagi sekolah tempat meneliti dan bagi sekolah lain dalam upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini dalam pembelajaran penjasorkes melalui metode penjelajahan gerak, memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran servis bawah pada permainan bola voli mini serta menambah pemahaman peneliti menyangkut penerapan metode penjelajahan gerak dalam pembelajaran gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini.
5
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Teoritis Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli adalah permainan yang unik dan kompleks yang tidah mudah dilakukan oleh setiap orang. Oleh sebab itu permainan bola voli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar -benar bisa diandalkan untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bola voli. Walau begitu, permainan bola voli sangat cepat berkembang dan merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer di indonesia. Djumhadi (2008 : 27) Bola voli adalah permainan olahraga bola yang dimainkan oleh dua tim yang berlawanan, masing-masing memiliki enam orang pemain yang berlaga dilapangan dan dibatasi oleh sebuah net. Kedua tim harus menempatkan bola didaerah lapangan lawan untuk mendapat skor. Mukholid (2007 : 13) Permainan bola voli adalah suatu permainan yang menggunakan bola untuk dipantulkan (di-volley) di udara hilir mudik di atas net (jaring), dengan maksud dapat menjatuhkan bola didalam petak daerah lapangan lawan dalam rangka mencari kemenangan. Mem-volley atau memantulkan bola keudara dapat mempergunakan seluruh anggota atau bagian tubuh dari ujung kaki sampai ke kepala dengan pantulan sempurna. Menurut PBVSI “Permainan bola voli adalah olahraga beregu, dimainkan dua regu disetiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Disana terdapat perbedaan versi untuk keadaan yang spesifik serta mendapatkan kepandaian yang beraneka ragam pada pertandingan itu kepada siapa saja” PBVSI ( 2000 ) Munasifah (2008 : 3) Bola voli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu yang masing-masing terdiri atas enam orang. Bola dimainkan diudara dengan melewati net setiap hanya bisa memainkan bola tiga kali pukulan. Adapun teknik-teknik dasar permainan bola voli menurut sistimatikanya adalah sebagai berikut : a. Teknik dasar passing atas b. Teknik dasar pasing bawah c. Setup/umpan d. Smash (normal smash, semi smash, push smash) e. Servis (servis tangan bawah, servis tangan atas) f. Blok/bendungan (blok tunggal, blok berkawa) Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan bola voli adalah permainan beregu terdiri dari enam orang yang berlaga di masing-masing lapangan dengan dibatasi oleh net. Kedua tim berusaha menjatuhkan bola didalam petak daerah lapangan lawan dalam rangka mendapatkan skor untuk mencari kemenangan. Hakikat Permainan Bola Voli Mini Salah satu usaha untuk terus mengembangkan mutu pebola-volian Nasional adalah menerapkan teknik-teknik dasar Bola Voli sedini mungkin kepada anakanak sekitar usia 9-14 tahun melalui permainan bola voli mini. Karena anak-anak akan lebih mudah dan cepat menyerap teknik dasar Bola Voli memerlukan waktu pembinaan yang cukup lama dari awal sampai menjadi pemain yang baik,
6
diperlukan waktu antara 6-8 tahun. Dengan demikian bilamana pembinaan mulai usia Mini Voli maka diharapkan pada usia antara 17-21 tahun mencapai puncak prestasi, sehingga seorang pemain akan cukup lama mempertahankan prestasinya. Mulianingsih, dkk (2010 : 59) Bola voli mini merupakan bentuk modifikasi dari permainan bola voli biasa atau standar. Peraturan dan lapangan yang dipergunakan ralatif lebih sederhana dan kecil. Apabila perlu permainan bola voli mini ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. PBVSI (2000 : 1 - 5) Fasilitas permainan bola voli a. Lapangan permainan Berbentuk persegi panjang dengan ukuran 18 x 9 m, dikelilingi oleh daerah bebas dengan minimum seluas 3 meter disemua sisi. Daerah bebas permainan adalah ruang diatas daerah permainan yang bebas dari segala hambatan. Daerah bebas permainan harus memiliki ukuran minimal dengan ketinggian 7 m dari permukaan lapangan. b. Garis-Garis Lapangan Semua garis lebarnya 5 cm. Garis-garis batas, dua garis samping (sisi) dan dua garis akhir membentuk lapangan permainan. Kedua garis samping dan garis akhir sudah termasuk ukuran dari lapangan permainan. Garis tengah poros (titik) garis tengah membagi dua lapangan menjadi dua bidang yang masing-masing berukuran 9 x 9 m. Garis ini terletak dibawah net dari garis samping ke garis samping lainnya. c. Net dan Tiang-tiang 1. Tinggi net (jaring) Dipasang tegak lurus diatas garis tengah, dengan ketinggian 2,43 m untuk putra dan 2,24 m untuk putri. Tinggi net diukur dari tengah lapangan permainan. Ketinggian net (diatas kedua garis samping) harus tepat (sama tinggi) dan tidak boleh lebih tinggi dari 2 Cm. 2. Lebar Net Lebar net 1 m dan panjang 9,50 - 10 m (dengan pita samping 25-50 cm disetiap sisi), terbuat dari jalinan mata hitam 10 cm, berbentuk persegi. Puncak net terdapat pita horizontal sebesar 7 cm, terbuat dari 2 lapis kain kanvas putih terpasang memanjang sepanjang net. 3. Pita samping Dua pita dipasang tegak lurus pada net dan dipasang pada setiap sisi net. Pita tersebut lebarnya 5 cm dan panjangnya 1 m, semuanya termasuk bagian dari net. 4. Antena Sebuah antena adalah tongkat yang lentur, sepanjang 1,80 m dan bergaris tengah 10 mm, terbuat dari fibergelass atau bahan sejenis. Dipasang pada bagian luar disetiap pita samping. Tinggi setiap antena 80 cm dan terdapat garis-garis yang warnanya kontras sepanjang 10 cm. 5. Tiang-Tiang Tiang-tiang sebagai penunjang net, tiang-tiang diletakan dengam jarak 0,50-1,00 m diluar garis samping. Tinggi 2,55 m sebaiknya dapat diatur naik turunnya. d. Bola
7
Bola harus bulat, terbuat dari kulit sintetis yang bagian dalamnya dari karet atau bahan yang sejenis. Warna bola harus satu warna yang cerah atau kombinasi dari beberapa warna. Keliling bola 65-67 cm dan beratnya 260-280 g. Tekanan didalam bola harus 0,30-0,325 kg/cm2 (4,26-4,61 psi) atau (294,3-318,82 mbar atau hpa) Depdiknas (2002: 68) Peraturan Permainan Bola Voli Mini 1. Bola a. Ukuran nomor 4 b. Garis tengah 22- m24 cm c. Berat 220-240 gram 2. Jaring a. Tinggi net 2,15 m untuk putra, putri 2,00 m b. Lebar jaring 1m. Panjang net 7 m 3. Pemain a. Pemain utama 4 orang , cadangan 2 orang b. Umur maksimal 12 tahun 4. Lapangan a. Luas lapangan : 12 m x 6 m b. Tanpa garis serang c. Daerah sajian adalah seluruh daerah di belakang garis akhir d. Tebal garis lapangan 5 cm 5. Cara Bermain a. Semua pemain dapat melakukan segala macam cara bermain yang salah b. Putaran permainan sama seperti permainan bola voli 6. Penmggantian Pemain a. Seperti peraturan Internasional b. Satu set hanya dapat dilakukan 4 kali c. Lama pertandingan dua kali menang (Best Of Three Games) Berdasarkan pendapat yang ada maka dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan bola voli mini adalah permainan bola voli yang dimodifikasi dengan peraturan yang sederhana yang dimainkan dilapangan kecil dengan 4 pemain tiap regunya, untuk melatih atau menerapkan teknik-teknik dasar permainan bola voli sedini mungkin. Hakikat Servis Bawah Servis merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bola voli sebagai pukulan atau penyajian bola sebagai serangan pertama kali kedaerah lawan untuk mendapatkan angka atau skor agar regunya memperoleh kemengan dan sebagai tanda permulaan permainaan. Dieter Beautelstahl (2009 : 8) Menjelaskan servis adalah sentuhan pertama dengan bola. Servis bukan hanya dianggap sebagai pukulan permulaan saja akan tetapi servis bisa juga menjadi suatu senjata yang ampuh untuk menyerang. Servis yang baik sangat mempengaruhi seluruh jalannya pertandingan. Servis ada beberapa macam yaitu : a. Servis dengan ayunan tangan dari bawah
8
b. Servis dengan ayunan tangan dari samping c. Servis dengan ayunan tangan dari atas d. Jump servis Pukulan servis adalah pukulan yang dilakukan pada permulaan dan setelah terjadinya setiap kesalahan, karena pukulan servis berperan besar untuk memperoleh poin, maka pukulan servis harus Meyakinkan, terarah dan menyulitkan lawan. Ahmadi (2009 : 20). Sarono (2011: 8 – 11) servis merupakan teknik yang digunakan untuk memulai permainan bola voli. Ada beberapa jenis servis dalam permainan bola voli yang meliputi: 1). Servis tangan bawah (underhand service) Posisi awal untuk melakukan servis tangan bawah adalah berdiri dengan posisi melangkah dengan kaki depan yang berlawanan dengan tangan yang akan memukul bola. Tangan yang akan memukul bola harus lurus dan kencang, siku jangan bengkok sampai bola terpukul. Langkah – langkah pelaksanaan servis bawah yang meliputi: (1). Persiapan a. Kaki dalam posisi melangkah dengan santai. b. Berat badan terbagi dengan seimbang. c. Bahu sejajar dengan net. d. Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah. e. Pegang bola didepan tubuh. f. Pandangan ke arah bola. (2). Pelaksanaan a. Ayunkan lengan ke belakang. b. Pindahkan berat badan ke kaki belakang. c. Ayunkan lengan ke depan. d. Pindahkan berat badan ke kaki depan. e. Pukul bola pada posisi setinggi pinggang f. Konsentrasi pada bola (3). Gerakan lanjutan a. Teruskan pemindahan berat badan ke depan. b. Jatuhkan lengan dengan berlahan c. Bergerak ke dalam lapangan. 2). Servis mengambang (Floater service) Elemen penting dalam melakukan servis mengambang adalah pukulan. Pukulan harus dilakukan tepat didepan bahu dengan pemukul pada ketinggian yang memberikan waktu mengayunkan lengan dan memukul bola pada jangkauan tubuh. (1). Persiapan a. Kaki dalam posisi melangkah dengan santai b. Berat badan terbagi dengan seimbang c. Kaki dari tangan yang tidak memukul berada di depan d. Gunakan telapak tangan terbuka e. Pandangan ke arah bola (2). Pelaksanaan
9
a. Pukul bola didepan bahu yang akan memukul b. Pukul bola tanpa atau dengan sedikit spin c. Ayunkan lengan ke belakang dengan siku ke atas d. Letakan tangan didekat telinga e. Pukul bola dengan tumit telapak tangan terbuka f. Pertahankan lengan pada posisi jangkauan sejauh mungkin g. Awasi bola pada saat hendak memukul h. Pindahkan berat badan kedepan (3). Gerakan lanjutan a. Teruskan pemindahan berat badan ke depan b. Jatuhkan lengan dengan dengan berlahan sebagai lanjutan c. Bergerak lapangan 3). Servis topspin Melakukan servis topspin sama seperti melakukan servis-servis lain. (1). Persiapan a. Kaki dalam posisi melangkah santai b. Berat badan terbagi dengan seimbang c. Bahu dan kaki dalam posisi menghadap ke garis pinggir d. Bola mengawasi bola yang dilempar (2). Pelaksanaan a. Lemparkan bola ke atas belakang bahu b. Lempar tanpa atau sedikit spin c. Ayunkan lengan kebelakang d. Arahkan siku kedepan dan dekat dengan telinga e. Pukul dengan tumit telapak tangan yang terbuka f. Pukul bola dengan tangan menjangkau penuh g. Gulung pergelangan tangan dengan penuh tenaga h. Pandangan ke arah bola sampai melakukan pukulan (3). Gerakan lanjutan a. Pindahkan berat badan kekaki depan b. Jatuhkan lengan dengan perlahan c. Bergerak ke dalam lapangan (4). Jump servis. Bola dilempar tinggi-tinggi sesuai dengan tinggi lemparan dan jangkauan tangan. Tangan tetap lurus dengan memungkinkan beratnya pukulan. Sutono (2010: 80) Menjelaskan Servis bawah adalah servis dengan awalan bola berada ditangan yang tidak memukul bola bersiap dari belakang badan untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari bawah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan servis bawah adalah: a. Sikap badan dan pandangan b. Lambungan keatas harus sesuai dengan kebutuhan c. Saat kapan harus memukul bola Mile (2010 : 46) Servis tangan bawah adalah jenis servis yang paling mudah dilakukan dibanding dengan jenis servis lain. Servis tangan bawah merupakan servis yang pertama kali untuk dipelajari dan ditunjukkan bagi pemula.
10
Cara melakukan servis bawah adalah sebagai berikut: a. Berdiri dengan kedua kaki menghadap ke arah sasaran yang dituju dengan posisi kaki seperti orang melangkah, kaki yang didepan berlawanan dengan tangan yang akan memukul bola. Bola diletakkan ditelapak tangan yang tidak digunakan untuk memukul, dengan jari-jari yang terbuka. Ketika bola dilambungkan, luruskan badan seperti akan mengangkat bola itu. b. Siku tangan pemukul ditarik kebelakang, bola harus dilambungkan didepan badan. c. Pukul bola dengan telapak tangan dan tangan yang memukul diayun kedepan dengan cepat. Pindahkan berat badan kekaki depan, usahakan telapak tangan kaku dan keras pada saat memukul bola d. Setelah bola dipukul, biarkan lengan terayun kedepan sejauh mungkin tanpa ditahan. Jatuhkan tangan yang tidak memukul kesisi tubuh dan kaki kanan maju kedepan memasuki lapangan dan mengambil posisi bertahan Sudarwaji dan Dwisarjiyanto (2010: 10) Mengemukakan cara melakukan servis bawah sebagai berikut: 1. Berdiri, kedua kaki dalam posisi melangkah dan berat badan bertumpu pada dua kaki 2. Sikap badan sedikit condong kedepan 3. Bola dipegang setinggi pinggang didepan badan 4. Jari-jari tangan pemukul dirapatkan 5. Ayunkan lengan pukul kedepan, pindahkan berat badan kedepan, dan bola sedikit dilambunggkan 6. Pukul bola dengan telapak tangan (bagian tengah belakang) 7. Ikut gerakan badan kedepan dengan melangkahkan kaki belakang kedepan Berdasarkan pendapat yang ada maka dapat ditarik kesimpukulan bahwa servis bawah adalah pukulan yang dilakukan pada permulaan dan setelah terjadinya setiap kesalahan, dengan awalan bola berada ditangan yang tidak memukul bola bersiap dari belakang badan untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari bawah. Hakikat Metode Penjelajahan Gerak Metode adalah suatu cara penyampaian yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Menurut Suryosubroto (1997: 26) Metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam proses pembelajaran metode merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai. Metode juga dapat dirumuskan sebagai cara untuk menyampaikan apa yang diharapkan sehingga proses pembelajaran akan berlangsung baik sehingga mencapai hasil yang baik pula. Dalam prakteknya metode pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara yang spesifik untuk menyuguhkan tugas-tugas belajar, yang secara sistematis terdiri dari seperangkat tindakan guru, penyediaan kondisi belajar yang efektif dan bimbingan yang difokuskan pada isi dari pengalaman belajar yang diarahkan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Mappa dan Anisa, (1984:40) menjelaskan bahwa metode dan teknik pembelajaran memegang peranan penting
11
dalam penyusunan strategi dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani pun demikian, penggunaan suatu metode pembelajaran dapat mempengaruhi jalannya proses pembelajaran, untuk itu hal utama yang perlu dipertimbangkan adalah kesesuaian materi yang akan disajikan dengan karakteristik siswa, karena kesesuaian tersebut akan mampu mengembangkan kemampuan dan ketrampilan anak secara optimal. Menurut Sumiati dan Asra (2009 : 11-12) Menentukan metode atau kegiatan belajar merupakan lanmgkah penting yang dapat menunjang keberhasilan pencapaian tujuan. kegiatan itu harus disesuaikan dengan tujuan. Dalam menetapkan kegiatan belajar ini guru harus menetapkan kegiatan mana yang perlu dan tidak perlu dilakukan. Untuk itu perlu diketahui batas kemampuan siswa. Untuk memudahkan pelaksanaan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai sebagai berikut : a. Merumuskan semua kegiatan belajar yang memungkinkan untuk dilakukan. b. Menetapkan kegiatan-kegiatan yang tidak perlu dilakukan agar mencapai efisiensi proses pembelajaran c. Menetapkan kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun siswa Untuk melaksanakan proses pembelajaran sesuatu materi pembelajaran perlu dipikirkan metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran ini di samping disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran, juga ditetapkan dengan melihat kegiatan yang akan dilakukan. Metode pembelajaran sangat beraneka ragam. Dengan mempertimbangkan apakah suatu metode pembelajaran cocok untuk mengajarkan materi pembelajaran tertentu, tidak adakah metode pembelajaran yang efektif untuk mengantarkan siswa mencapai tujuan. Metode pembelajaran dapat ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan tujuan dan materi pembelajaran. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode pembelajaran terletak pada keefektifan proses pembelajaran. Tentu saja orientasi kita adalah kepada siswa belajar. Jadi, metode pembelajaran yang digunakan pada dasarnya hanya berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar. Khusus untuk pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar, Ateng (dalam jurnal IPTEK olahraga,p 2002 : 195) mengatakan bahwa titik tekan pembelajaran penjaskes di SD adalah penyempurnaan fungsi gerak. Latihan-latihan bagi anak hendaknya bersifat menyeluruh dan cenderung ke arah cabang olahraga, sesuai dengan meningkatnya usia mereka. Selanjutnya menurut Annarino (dalam jurnal IPTEK olahraga, 2002 : 196) bahwa metode pembelajaran yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan domain psikomotor diantaranya adalah metode penjelajahan gerak. Gabberd, (dalam jurnal Iptek Olahraga, 2002: 197), menjelaskan bahwa metode penjelajahan gerak dikenal dengan istilah (exploration style), dapat digunakan secara efektif untuk anak-anakusia Sekolah Dasar. Proses eksplorasi dan eksperimen gaya mengajar ini lebih terbuka dan memberikan peluang bagi anak untuk berkembang, dibanding dengan penemuan terpimpin dan pemecahan masalah. Elizabeth Helsy dan Lorena Porter (dalam jurnal Pengembangan Fisik Motorik. Fib. UNY) mengemukakan bahwa dalam latihan gerakan untuk fisik
12
motorik anak salah satu kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu: gerakan eksplorasi (penjelajahan gerak) sebab anak-anak membutuhkan kebebasan bergerak dan untuk itu dibutuhkan ruang yang aman di dalam ataupun di luar kelas. Tujuan kegiatan eksplorasi adalah sebagai berikut : a. anak mendapat pengalaman bahwa tubuh dapat bergerak b. menciptakan kegembiraan dan kepuasan dalam bergerak c. memberi pengalaman pada anak dalam membagi ruang dengan orang lain d. menciptakan cara baru dalam melakukan suatu tugas/ perintah e. melakukan kegiatan, latihan sambil menunjukkan kekuatankekuatan tubuh Afrizal, (dalam jurnal Bahasa dan Seni Volume 10 No.2 , 2009 : 110-118) mengemukakan bahwa keterampilan gerakan atau kinetis berhubungan dengan kemampuan motorik yang dimiliki siswa. Siswa memiliki tinggi rendahnya kemampuan motorik oleh sebab itu perlu di dekati dengan metode latihan dan metode pembelajaran yang tepat agar kemampuan atau keterampilan motorik siswa dapat terbentuk dengan baik. Bagian yang penting dalam eksplorasi gerak atau penjelajahan gerak dapat melatih gerak atau keterampilan motorik siswa. Dengan melakukan eksplorasi, secara tidak langsung siswa melakukan suatu latihan motorik yang pada gilirannya menghasilkan gerak reflek atau suatu intuisi atau perasaan yang peka terhadap gerak dalam arti kata, eksplorasi menghasilkan suatu sensifitasi yang tinggi terhadap gerak. Gallahue, (dalam jurnal IPTEK olahraga, 2002 : 197) menjelaskan metode pembelajaran penjelajahan gerak (movement exploration method) merupakan salah satu bagian dari problem solving ; Child-centered methods of teaching, dengan fokus pembelajaran dominan pada siswa, pendekatan ini memberikan kesempatan secara luas terhadap siswa untuk melakukan eksplorasi gerakan. Anarino, (dalam jurnal IPTEK olahraga 2002 : 197) mengemukakan bahwa metode penjelajahan gerak dapat diterapkan untuk pembelajaran pendidikan jasmani di SD, hal tersebut selaras dengan karakteristik anak-anak usia SD, yang suka bermain, berlomba, berkelompok dan melakukan kerja sama (sosialisasi). Titik penekanan pembelajaran dengan menggunakan metode penjelajahan gerak adalah pembelajaran yang mengoptimalkan kemampuan siswa untuk melakukan eksplorasi gerakan, sesuai dengan kemampuan, kemauan dan irama setiap individu, sehingga siswa dapat mengoptimalkan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki. Optimalisasi metode pembelajaran ini hanya dapat dilakukan apabila prasarana dan sarana yang digunakan seimbang dengan jumlah siswa, sehingga setiap siswa akan mampu mengembangkan kemampuan dan ketrampilan siswa secara optimalf. Metode pembelajaran penjelajahan gerak menempatkan siswa sebagai subyek pembelajaran, sehingga interaksi belajar bukan hanya menjadi satu arah dari guru ke siswa, namun dapat terjadi interaksi siswa ke guru, dan dari siswa ke siswa. Sehingga lebih memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan meningkatkan efektivitas pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.
13
Metode pembelajaran ini menempatkan siswa untuk mengambil peranan dan tanggung jawab yang lebih besar dalam proses pembelajaran. Beberapa kelebihan yang diberikan metode pembelajaran gerak bagi proses pembelajaran pendidikan jasmani, antara lain: 1. Siswa dapat berpartisipasi aktif sesuai kemampuan dan kemauan siswa. 2. Intensitas aktivitas fisik dan irama latihan ditentukan sendiri oleh siswa sehingga peluang untuk berperan aktif lebih tinggi dibanding dengan metode yang berpusat pada guru. 3. Kreativitas siswa akan berkembang sesuai dengan kemampuan dan kemauan siswa, karena kurangnya pembatasan-pembatasan dan intruksi oleh guru yang mungkin akan menjadi penghambat bagi kreativitas siswa. 4. Tingkat kegembiraan siswa akan lebih teraktualisasi sesuai dengan kondisi siswa, karena adanya kebebasan untuk melakukan aktivitas fisik. Metode penjelajahan gerak merupakan salah satu hasil karya manusia, oleh karena itu metode ini juga memiliki beberapa kekurangan disamping kelebihan yang telah disebutkan diatas. Kekurangannya antara lain: 1. Siswa kadang lupa dengan tujuan belajar yang telah dijelaskan guru sebelumnya. 2. Guru akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, bila salah memahami arti metode penjelajahan gerak yang sebenarnya. 3. Untuk menghindarkan kemungkinan kesalahan gerak siswa sangat kecil. 4. Kurangnya perhatian anak pada hal yang dianggap penting. Dengan kekurangan yang dimiliki metode penjelajahan gerak, bukan berarti proses pembelajaran ini akan berkurang nilainya, kebalikannya adalah keuntungan bagi guru, karena berangkat dari kekurangan ini, guru akan lebih teliti dalam mempersiapkan serta menerapkan metode ini dalam proses pembelajaran. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teoritis yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : “Jika metode penjelajahan gerak digunakan, maka kemampuan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini, siswa kelas IV SDN 91 Sipatana dapat meningkat’’. Indikator Kinerja `Adapun yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah : Apabila 80% kemampuan siswa melakukan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini sudah menunjukkan kriteria nilai baik (77-89) dalam penelitian ini, maka penelitian ini di nyatakan selesai.
METODE PENELITIAN Setting Penelitian Dan Karakteristik Subjek Penelitian Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN No 91 Sipatana Kota Gorontalo
14
Karakteristik Subjek Penelitian Yang menjadi subjek dalam penelitian ini siswa kelas IV SDN No 91 Sipatana Kota Gorontalo dengan jumlah siswa 26 orang yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Setiap siswa memiliki karakteristik dan latar belakang ekonomi yang berbeda-beda. Variabel Penelitian Adapun variabel dalam penelitian ini adalah: Variabel Input Peningkatan hasil belajar servis bawah dalam proses pembelajaran diukur dengan indikator yang meliputi : a) Sikap awal (posisi kaki saat akan melaksanakan gerakan servis bawah) b) Pelaksanaan gerakan (ayunan tangan dan perkenaan tangan pada bola) c) Gerakan lanjutan (berpindahnya kaki belakang kedepan dan tubuh bergerak kedalam lapangan) variabel proses Pelaksanaan proses pembelajaran dengan indikator : a. Menjelaskan cara melakukan gerakan servis bawah b. Memberikan contoh cara melakukan servis bawah c. Memberi tugas gerak pada siswa untuk melakukan gerakan servis bawah Variabel Output Mengevaluasi aktivitas siswa dalam melakukan servis bawah pada permainan bola voli mini yang diproses melalui metode penjelajahan gerak diharapkan kemampuan siswa dalam melakukan servis bawah dapat meningkat.
Prosedur Penelitian tahap Persiapan Adapun hal-hal yang harus dilakukan pada tahap ini yaitu: a. Meminta izin kepada kepala sekolah serta meminta persetujuan dari guru penjasorkes disekolah tersebut b. Mendiskusikan rencana kegiatan yang akan rencana kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan yang akan dilaksanakan bersama guru mitra atau guru matapelajaran penjasorkes yang terlibat dalam proses belajar mengajar. c. Merancang lembar pemantauan pelaksanaan tindakan dan evaluasi d. Melakukan observasi awal terhadap objek penelitian e. Mempersiapkan administrasi kegiatan belajar mengajar (KBM) antara lain Rencana Pembelajaran (RPP), dan pasilitas pembelajaran f. Mempersiapkan sarana dan prasarana atau fasilitas yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan
15
Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan berdasarkan prosedur pelaksanaan tindakan sesuai jadwal penelitian dengan guru penjas yang berperan sebagai guru mitra melaksanakan tindakan yang berlangsung sebagaimana proses pembelajaran pendidikan jasmani disekolah. Penelitian tindakan kelas ini diadakan dalam dua siklus dan setiap setiap siklus diadakan empat kali pertemuan yakni tiga kali tindakan dan satu kali pemantapan evaluasi. Adapun proses pelaksanaan tindakan sebagai berikut : a. Kegiatan pendahuluan : absensi, membuat formasi barisan, pemanasan dengan bimbingan guru b. Kegiatan inti : 1. Guru menjelaskan gerak dasar servis bawah 2. Guru memberikan contoh servis bawah 3. Guru memberikan tugas gerak pada siswa untuk melakukan servis bawah c. Kegiatan Penutup 1. Formasi barisan 2. Guru mengoreksi gerakan siswa yang salah atau masih kurang benar 3. Evaluasi 4. Pendinginan Tahap Observasi Dan Evaluasi Pemantauan evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan atau pengamatan guru dan siswa, lembaran ini digunakan untuk memantau kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung juga observasi hasil servis bawah. Pengamatan ini dilakukan dengan memberikan tanda cek pada prilaku anak yang muncul pada waktu melakukan servis bawah. Hasil observasi ini msenjadi pendukung dalam pembelajaran berikutnya. Evaluasi hasil tindakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dengan menggunakan tes praktek. Untuk mengukur hasil dibahas pada tahap analisis dan refleksi. Untuk mengevaluasi hasil tindakan, peneliti menggunakan standar penilaian kuantitatif 0 -100 dengan rician sebagai berikut : a. 90 – 100 Sangat Baik (SB) b. 77 – 89 Baik (B) c. 65 – 76 Cukup (C) d. 50 – 64 Kurang (K) e. 0 – 49 Kurang Sekali (KS) Analisis Dan Refleksi Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis hasil yang diperoleh pada tahap observasi atau tahap pemantauan dan evaluasi. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data digunakan untuk menguji hipotesis tindakan yang dilakukan disetiap akhir sebuah siklus.
16
Proses analisis data diikuti oleh proses refleksi, agar dapat diambil langkah yang tepat untuk tindakan pada siklus selanjutnya sehingga tindakan benar-benar dapat meningkatkan kemampuan servis bawah yang dimiliki siswa.
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 91 No. 91 Sipatana Kota Gorontalo dengan jumlah siswa 26 orang yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini melalui metode penjelajahan gerak. Penelitian ini berlangsung dalam tahapan 2 siklus yang didahului dengan pengambilan data awal melalui observasi yang dilaksanakan pada hari selasa 30 April, pelaksanaan awal siklus I dimulai pada hari senin 6 Mei dan siklus II dimulai pada hari rabu 29 Mei. Siklus I dilaksanakan sebanyak empat kali pemberian tindakan, satu kali pemantapan dan evaluasi, oleh karena belum mencapai target yang diharapkan dilanjutkan dengan siklus II yang dilaksanakan sebanyak dua kali pemberian tindakan, satu kali pemantapan dan evaluasi, untuk jadwal lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 Observasi Data Awal
1. Pelaksanaan tindakan awal Proses pelaksanaan tindakan pada observasi data awal dapat di gambarkan sebagai berikut : A. Kegiatan pendahuluan Terdiri dari : 1). Formasi barisan 2). Berdoa 3). Absensi 4). Siswa melakukan pemanasan dibawah bimbingan guru. B. Kegiatan inti 1. Guru memberi motivasi dan penjelasan mengenai teknik dasar servis bawah yang baik dan benar, dengan memperhatikan indikator capaian keberhasilan yang meliputi : (1) Persiapan a. Kaki dalam posisi melangkah dengan santai. b. Berat badan terbagi dengan seimbang. c. Bahu sejajar dengan net. d. Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah. e. Pegang bola didepan tubuh. f. Pandangan ke arah bola. (2). Pelaksanaan a. Ayunkan lengan ke belakang. b. Pindahkan berat badan ke kaki belakang. c. Ayunkan lengan ke depan. d. Pindahkan berat badan ke kaki depan. e. Pukul bola pada posisi setinggi pinggang f. Konsentrasi pada bola
17
(3).
Gerakan lanjutan a. Teruskan pemindahan berat badan ke depan. b. Jatuhkan lengan dengan berlahan c. Bergerak ke dalam lapangan. 2. Guru memperagakan teknik dasar servis bawah dengan baik dan benar. 3. Guru memberikan tugas gerak pada siswa untuk melakukan servis bawah seperti yang dicontohkan sebelumnya. C. Kegiatan penutup 1. Guru mengkoreksi gerakan yang telah dilakukan oleh siswa yang menurut hasil pengamatan masih belum sempurna. 2. Penilaian (evaluasi atas materi yang di ajarkan) 3. Pendinginan 4. Berdo’a dan bubar Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran a. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Berdasarkan hasil observasi awal tentang hasil belajar melakukan servis bawah pada permainan bola voli mini yang terdiri atas empat aspek yang meliputi: (1) Persiapan / sikap awal a. Kaki dalam posisi melangkah dengan santai. b. Berat badan terbagi dengan seimbang. c. Bahu sejajar dengan net. d. Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah. e. Pegang bola didepan tubuh. f. Pandangan ke arah bola. (2). Pelaksanaan a. Ayunkan lengan ke belakang. b. Pindahkan berat badan ke kaki belakang. c. Ayunkan lengan ke depan. d. Pindahkan berat badan ke kaki depan. e. Pukul bola pada posisi setinggi pinggang f. Konsentrasi pada bola (3). Gerakan lanjutan a. Teruskan pemindahan berat badan ke depan. b. Jatuhkan lengan dengan berlahan c. Bergerak ke dalam lapangan. Diperoleh data awal sebagai berikut : dari 26 orang siswa yang di observasi, sebanyak 16 orang siswa atau 62% termasuk kategori “kurang” dengan klasifikasi nilai (50 – 64), 4 orang siswa atau 15% termasuk kategori “Cukup” dengan klasifikasi nilai (65 – 76), dan 6 orang siswa atau 23% termasuk kategori “Baik” dengan klasifikasi nilai (77 – 89), dalam melakukan servis bahwa data dapat dilihat pada lampiran 3 (tiga) untuk lebih jelasnya hasil kegiatan siswa dapat dilihat pada tabel 1 terdapat pada lampiran 4 (empat). Berdasarkan lampiran 3 (tiga), diketahui rata-rata hasil capaian siswa pada observasi awal sebesar 60,77%. Klasifikasi nilai rata-rata siswa pada observasi
18
awal belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni 77 dan belum memenuhi indikator kinerja yakni 80%. Untuk itu perlu diadakan tindakan lanjutan untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini. b. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Kegiatan guru dalam proses pembelajaran di amati oleh peneliti. Adapun aspek yang di amati dari kegiatan guru ini berdasarkan pada sub variabel penelitian yang meliputi : (1) Persiapan / sikap awal a. Kaki dalam posisi melangkah dengan santai. b. Berat badan terbagi dengan seimbang. c. Bahu sejajar dengan net. d. Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah. e. Pegang bola didepan tubuh. f. Pandangan ke arah bola. (2). Pelaksanaan a. Ayunkan lengan ke belakang. b. Pindahkan berat badan ke kaki belakang. c. Ayunkan lengan ke depan. d. Pindahkan berat badan ke kaki depan. e. Pukul bola pada posisi setinggi pinggang f. Konsentrasi pada bola (3). Gerakan lanjutan a. Teruskan pemindahan berat badan ke depan. b. Jatuhkan lengan dengan berlahan c. Bergerak ke dalam lapangan. Dari 3 aspek yang diamati pada guru tersebut dengan kriteria penilaian berupa “YA” jika dilaksanakan dan “TIDAK” jika tidak dilaksanakan, dapat diketahui bahwa semua aspek dapat dilaksanakan semua oleh guru, data dapat dilihat pada lampiran 5. Refleksi Hasil Observasi Awal Dari hasil observasi awal diketahui bahwa daya serap atau rata-rata hasil capaian siswa dalam melakukan gerak dasar servis bawah masih dalam kriteria kurang. Dengan demikian siswa akan diberikan tindakan pembelajaran pada siklus I dengan 5 kali tindakan dengan menggunakan metode penjelajahan gerak. Sementara itu guru mitra telah melakukan beberapa aspek tindakan secara baik. Maka peneliti bersama guru mitra berkesimpulan untuk melanjutkan tindakan dalam siklus I dengan 5 kali tindakan Siklus I a. Hasil Kegiatan Siswa Siklus I Pada siklus I peneliti menggunakan lembar pengamatan kegiatan selama proses pembelajaran seperti yang dilakukan pada observasi awal. Berdasarkan analisis data diperoleh gambaran tingkat kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar servis bawah.
19
Pada siklus I di peroleh data sebagai berikut : dari 26 orang siswa, diketahui sebanyak 3 orang atau 12% termasuk kategori “Kurang” (Klasifikasi nilai 50 – 64), 10 orang siswa atau 38% termasuk kategori “Cukup” (Klasifikasi nilai 65 – 76) dan 13 orang siswa atau 50% termasuk kategori “Baik” (Klasifikasi nilai 77 – 89). Pada evaluasi siklus I data yang diperoleh adalah 75.07%. Dari data evaluasi siklus I belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan, untuk itu masih perlu diadakan tindakan lanjutan atau siklus II dengan 3 kali tindakan untuk lebih meningkatkan kemampuan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini Refleksi Hasil Tindakan Siklus I Berdasarkan pada hasil tindakan siklus I , dapat diketahui guru mitra telah melakukan semua aspek tindakan dengan baik. Hasil yang dicapai dalam siklus I ini rata-rata 75.01 terjadi peningkatan 14.24 dari observasi awal yakni 60.77, akan tetapi peningkatan ini belum mencapai ketentuan belajar yang di tetapkan atau kriteria ketuntasan minimum (KKM) dan belum memenuhi indikator kinerja yang di tetapkan. Dengan demikian peneliti bersama nguru mitra berkesimpulan bahwa masih perlu diadakan tindakan lanjutan siklus II. Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II didasarkan pada revisi tindakan pada siklus I, proses pelaksanaan pembelajaran dalam melakukan gerak dasar servis bawah dilakukan dengan metode penjelajahan gerak. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II Pada siklus II peneliti tetap memberikan evaluasi sebagaimana pada siklus I. Data yang di peroleh pada siklus II yakni dari 26 orang siswa sebanyak 3 orang siswa atau12% termasuk kategori “Cukup” (klasifikasi nilai 65 – 76) dan 23 orang atau 88% termasuk kategori “Baik” (klasifikasi nilai 77 – 89) dalam melakukan servis bawah.Berdasarkan hasil evaluasi data yang diperoleh adalah 80.74% peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar servis bawah pada permainan bola voli mini sudah mencapai ketentuan belajar yang ditetapkan atau kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni 77 dan sudah memenuhi indikator kinerja yakni sebesar 80%. Maka peneliti mengakhiri penelitian. Untuk lebih jelasnya data ada pada lampiran 11 Refleksi Hasil Tindakan Siklus II Berdasarkan pada hasil tindakan siklus II hasil yang dicapai dalam siklus II ini rata-rata 80,74 terjadi peningkatan sebesar 5.73 dengan demikian peneliti bersama guru mitra berkesimpulan mengakhiri penelitian. Pembahasan Proses pembelajaran dengan menggunakan metode penjelajahan gerak diawali dengan guru membagikan bola kepada setiap siswa, siswa melakukan eksplorasi gerakan servis bawah sesuai dengan kemampuan, kemauan dan irama setiap individu. Setelah itu guru mengkoreksi gerakan siswa yang belum benar dan guru menjelaskan mengenai gerak dasar servis bawah yang baik dan benar dengan memperhatikan indikator capaian keberhasilan sebagai berikut :
20
(1)
Persiapan / sikap awal a. Kaki dalam posisi melangkah dengan santai. b. Berat badan terbagi dengan seimbang. c. Bahu sejajar dengan net. d. Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah. e. Pegang bola didepan tubuh. f. Pandangan ke arah bola. (2). Pelaksanaan a. Ayunkan lengan ke belakang. b. Pindahkan berat badan ke kaki belakang. c. Ayunkan lengan ke depan. d. Pindahkan berat badan ke kaki depan. e. Pukul bola pada posisi setinggi pinggang f. Konsentrasi pada bola (3). Gerakan lanjutan a. Teruskan pemindahan berat badan ke depan. b. Jatuhkan lengan dengan berlahan c. Bergerak ke dalam lapangan. Metode pembelajaran yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah metode penjelajahan gerak. Meskipun kemampuan siswa dalam melakukan servis bawah dapat ditingkatkan akan tetapi masih perlu pengembangan lebih lanjut hal ini disebabkan oleh pembelajaran masih perlu pembenahan lebih baik lagi. Hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan metode penjelajahan gerak adalah tindakan yang dilakukan oleh guru harus disertai dengan penjelasan dan peragaan gerakan yang berkesinambungan. Sesuai dengan yang direncanakan pada tahap sebelumnya dan pengamatan guru harus dipertajam terhadap tugas gerak yang sedang dilakukan oleh siswa Dari data observasi awal hasil yang diperoleh adalah 60.77, diketahui dari 26 orang siswa yang di observasi, sebanyak 16 orang siswa atau 62% termasuk kategori “kurang” dengan klasifikasi nilai (50 – 64), 4 orang siswa atau 15% termasuk kategori “Cukup” dengan klasifikasi nilai (65 – 76), dan 6 orang siswa atau 23% termasuk kategori “Baik” dengan klasifikasi nilai (77 – 89). Jumlah ini masih sangat rendah jika dibandingkan dengan kriteria keberhasilan tingkatan yang telah ditetapkan. Pada siklus I hasil yang diperoleh adalah 75.01 diketahui dari 26 orang siswa, diketahui sebanyak 3 orang atau 12% termasuk kategori “Kurang” (Klasifikasi nilai 50 – 64), 10 orang siswa atau 38% termasuk kategori “Cukup” (Klasifikasi nilai 65 – 76) dan 13 orang siswa atau 50% termasuk kategori “Baik” (Klasifikasi nilai 77 – 89). Hasil dari siklus I ini nampak peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan servis bawah, akan tetapi peningkatan ini belum memenuhi indikator kinerja yakni 80% sehingga disempurnakan di siklus II. Pada tahap siklus II diperoleh hasil 80.74 berdasarkan pengamatan kegiatan siswa yang dilakukan dari 26 orang siswa sebanyak 3 orang siswa atau12% termasuk kategori “Cukup” (klasifikasi nilai 65 – 76) dan 23 orang atau 88% termasuk kategori “Baik” (klasifikasi nilai 77 – 89) dalam melakukan servis bawah mengalami peningkatan yang sudah mencapai hasil ketentuan belajar yang
21
ditetapkan atau kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni 77 dan sudah memenuhi indikator kinerja yakni sebesar 80%. Peningkatan hasil kemampuan dari setiap aspek pada observasi awal, siklus I dan siklus II ASPEK YANG OBSERVASI AWAL SIKLUS I SIKLUS II DINILAI 75,69 Sikap awal 62,04 80,96 Pelaksanaan 60,50 74,62 79,54 Gerakan Gerak Lanjutan 59,77 74,73 81,73
100 90
80,96 75,69
80 70 60
62,04 60,04
74,62
79,54
81,73
74,73
59,77
50 40 30 20 10 0 Observasi awal SIKAP AWAL
Siklus I
Siklus II
PELAKSANAAN GERAKAN
GERAK LANJUTAN
22
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran penjasorkes pada permainan bola voli mini dengan materi servis bawah setelah diterapkan metode penjelajahan gerak ternyata berdampak positif dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan servis bawah. Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang diberikan pada siklus I kemampuan siswa melakukan servis bawah pada permainan bola voli mini dapat meningkat 14.27, dari kemampuan awal siswa yakni 60.77 menjadi 75.01 hal ini tentunya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal dan indikator kinerja. Maka tindakan dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus sII kemampuan siswa dalam melakukan servis bawah meningkat sebesar 5.73 yakni dari 75.01 menjadi 80.74 dengan demikian hipotesis yang telah dilakukan dapat diterima, berdasarkan pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Jika guru menggunakan metode penjelajahan gerak pada materi servis bawah maka hasil belajar siswa dapat meningkat. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan keterampilan siswa dari siklus I dengan nilai rata-rata 75.01 dan siklus II dengan nilai rata-rata 80.74. 2. Pada siklus I hasil capaian siswa meningkat 14.24 yaitu dari hasil observasi awal 60.77 menjadi 75.01. Hasil siklus I ini belum berhasil karena belum mencapai indikator kinerja dan dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II meningkat 5.73 yakni dari 75.01 menjadi 80.74. Hasil siklus II ini sudah mencapai indikator kinerja. 3. Hasil penelitian yaitu observasi awal, siklus I, siklus II mengalami peningkatan 19.97 yakni 60.77 menjadi 80.74. Saran Dari hasil penelitian ternyata metode penjelajahan gerak mempunyai pengaruh yang sangat positif terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan servis bawah pada permainan bola voli mini. Oleh karena itu disarankan guru mata pelajaran penjas orkes dapat menggunakan metode penjelajahan gerak guna untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar dalam pembelajaran permainan bola voli mini khususnya servis bawah. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, 2009. Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Erapustaka Beutelstahl, 2009. Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: Pionir Jaya Depdiknas, 2002. Buku IV pedoman tenis meja pedoman voli mini pedoman tenis mini pedoman senam pedoman sepak takraw. Jakarta; Dirjendikdasmen DirdikTKSD Djumhadi, 2008. Olahraga Bola. Klaten: CV Sahabat
23
Jurnal Bahasa dan Seni Volume 10Nomor 2. 2009 Jurnal IPTEK Olahraga Volume 4, Nomor 3. 2002. Jakarta; Pusat Pengkajian dan Pengembangan IPTEK Olahraga Dirjen Olahraga Depdiknas Jurnal Pengembangan Fisik Motorik. Fib. UNY Mile, 2010. Bahan Ajar Permainan Bola Voli. Gorontalo : UNG Press Mukholid, 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA Kelas X.Bogor: Yudhistira Mulyaningsih, dkk, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk Kelas IV SD/MI. Klaten: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Munasifah, 2008. Bermain Bola Voli. Semarang: CV Aneka Ilmu Nugraha, 2010. Mengenal Aneka Cabang Olahraga. Bekasi: PT Cahaya Pustaka Raga PBVSI, 2000. Peraturan Permainan Bola Voli Internasional. Diterjemahkan dandisusun kembali oleh Dewan dan Perwasitan PP. PBVSI, disahkan oleh Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia Sujarwad, Dwi Sarjiyanto, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Klaten: PT Macanan Jaya Cemerlang. Sumiati.Dra dan M.Ed. Asra, 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Suprayekti, 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdiknas. Dirjen. Dikdasmen Direktorat Tenaga Pendidikan Suryosubroto, 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Penerbit: Rineka Cipta Sutono, 2010. Olahraga Permainan Bola Besar. Semarang: PT Bengawan Ilmu. Sutrisno, 2009. Pemain Voli Yang Berpestasi. Jakarta Barat: PT Musi Perkasa Utama.