MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LEMPAR TANGKAP BOLA SISWA KELAS V SDN 1 TITIDU KECAMATAN KWANDANG KABUPATEN GORONTALO UTARA PADA PERMAINAN ROUNDERS MELALUI METODE BERPASANGAN
SUBAIDAH ISMAIL PROGRAM STUDI S1 PENJASKES DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013 ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan gerak dasar lempar tangkap bola siswa kelas V pada permainan rouders di SDN 1 Titidu Kecamatan Kwandang. Permasalahannya dipecahkan melalui metode berpasangan. Dengan pemecahannya guru melakukan penjelasan terhadap materi lempar tangkap bola pada permainan rounders sekaligus mendemonstrasikan cara lempar tangkap bola dengan baik dan benar dengan memperhatikan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lempar tangkap bola yang dimiliki siswa kelas V SDN 1 Titidu melalui permainan rounder’s dengan indikator kinerja 85% peningkatan penguasaan siswa terhadap kemampuan lempar tangkap bola pada permainan rounders. Cara pengambilan data yaitu menggunakan lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa, serta evaluasi terhadap materi yang di ajarkan setiap siklus. Kemudian data di analisis secara kuantitatif. Berdasarkan analisis data maka penggunaan metode berpasangan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam lempar tangkap bola yaitu dari nilai rata-rata 48,6 meningkat menjadi 78,70. Jadi, dari hasil penelitian tindakan kelas diketahui bahwa metode berpasangan mempunyai pengaruh positif terhadap kemampuan siswa khususnya kemampuan lempar tangkap bola pada permainan rounders. Pengaruh ini dapat dilihat dari peningkatan ketuntasan siswa yaitu pada siklus I siswa hanya 3,45% menjadi 93,10% pada siklus II dengan rata-rata nilai siswa 78,70 dengan kriteria siswa secara klasikal dalam kategori BAIK. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan bagian dari seluruh kegiatan belajar
1
mengajar di setiap jenjang pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal yang mengarah pada suatu pencapaian tujuan yang mengembangkan ranah jasmani, disamping kesehatan, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral. Dalam proses pembelajaran Penjasokes Permainan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional-spritual dan sosial). Disamping itu, pendidikan penjasorkes memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Namun kenyataan di lapangan Penjasorkes masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kegiatan kelas masih berfokus guru sebagai sumber belajar/pengetahuan, sehingga metode ceramah menjadi pilihan utama sebagai strategi belajar. Untuk itu, guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi anak didik dengan tidak mengesampingkan karakteristik dan kebutuhan siswa. Dengan demikian perlu adanya pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran. Teknik dasar permainan rounders hamper sama dengan permainan kasti, yaitu melempar, menangkap, dan memukul. Akan tetapi, dalam rounders ditambah dengan keterampilan mengetik dan menghindari sentuhan bola, juga ditambah dengan keterampilan menjadi pelambung/pitcher dan catcher. (Juari, Wagino dan Sukiri,2010:4). Kemampuan melempar berguna bagi semua pemain, khusus kemampuan melempar sebagai pitcher (pelambung) dibutuhkan pemain pelempar dengan mangayunkan tangan. Sedangkan kemampuan menangkap dibutuhkan bagi pemain catcher atau penjaga belakang disamping penangkap bola pada setiap base, terutama base pertama dimana pelari harus lari secepat mungkin dan penjaga base ini pun harus bisa menangkap sebaik mungkin. Jadi, melempar dibutuhkan karena melempar pada permainan ini merupakan senjata pertama bagi regu penjaga lapangan dalam memberikan lambungan atau lemparan pada pelari/pemukul. Sedangkan menangkap dibutuhkan oleh penjaga base sebagai cara mematikan lawan yaitu dengan menginjakan kaki pada base yang dituju pelari sambil menangkap bola. Berdasarkan observasi awal di SD Negeri 1 Titidu Kwandang khususnya siswa kelas V yang berjumlah 29 orang, hasil menunjukan bahwa sebagian besar siswa kurang dalam gerak dasar lempar dan tangkap pada permainan rounders. Dari hasil obesevasi awal dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari 21 orang siswa dan 8 orang siswi, yang kategori kurang melakukan lempar tangkap 20 siswa sedangkan yang kategori kurang sekali 9 siswa. Hasil ini lebih membuktikan bahwa kekurang mampuan siswa dalam melakukan teknik lempar tangkap pada permainan rounders. Ini disebabkan para guru disekolah ini, pada materi permainan rounders selalu hanya menerapkan metode ceramah dan bermain tanpa menggunakan metode atau siswa hanya diberikan bola dan dibiarkan secara individual tanpa bimbingan dan arahan. Oleh karena itu, penulis akan menerapkan metode berpasangan sebagai jawaban sementara untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lempar tangkap pada permainan rounders.
2
Berdasarkan uraian diatas, Penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Lempar Tangkap Bola Siswa Kelas V SDN 1 Titidu Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara Melalui Metode Berpasangan Pada Permainan Rounders”. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahannya dirumuskan sebagai berikut “Apakah kemampuan gerak dasar lempar tangkap siswa pada permainan rouders melalui metode berpasangan dapat meningkat?” CARA PENYELESAIAN MASALAH Untuk memecahkan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat ditempuh langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut : a. Membagi siswa dalam kelompok penemuan, disesuaikan dengan fasilitas belajar yang disediakan serta prasarana yang digunakan. b. Guru memberikan pemanasan (Streching) c. Menjelaskan kembali pelaksanaan gerak dasar lempar tangkap pada permainan rounders serta memberikan contoh. d. Meminta siswa melakukan lempar tangkap dan mengamati gerakan teman dalam kelompok. e. Siswa mengoreksi kesalahan gerak dengan melakukan diagnosa gerakan dan kontrol pada lempar tangkap yang dilakukan temannya. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapaii melalui penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lempar tangkap yang dimiliki siswa kelas V Sekolah Dasar melalui permainan rounder’s. MANFAAT PENELITIAN Apabila penelitian ini berhasil, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Secara Teori 1) Bagi Siswa Sebagai pengetahuan untuk mengembangkan kompetensi lebih lanjut dalam permainan rounder’s dan sejenisnya 2) Bagi Guru : Merupakan masukan dalam melaksanakan proses belajar mengajar melalui penggunaan metode belajar yang bervariasi dalam upaya meningkatkan keterampilan siswa. 3) Bagi Sekolah : Sebagai masukan bagi penentu kebijakan di lingkungan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. 4) Bagi peneliti : Diharapkan menjadi salah satu referensi bagi peneliti selanjutnya dalam upaya meningkatkan keterampilan siswa b. Secara Praktek
3
1) Bagi Siswa : Meningkatkan kemampuan gerak dasar lempar tangkap yang dimiliki siswa dalam permainan bola kecil 2) Bagi Guru : Dapat menerapkan metode pembelajaran olahraga melalui permainan rounders dengan metode berpasangan. 3) Bagi Sekolah : Memberikan kontribusi yang berarti bagi sekolah tempat meneliti dan bagi sekolah lain dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa. 4) Bagi peneliti : Merupakan suatu masukan tentang peningkatan kemampuan gerak dasar lempar tangkap pada permainan rounder’s. KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS KAJIAN TEORI Hakekat Permainan Permainan merupakan suatu kegiatan yang menjadikan orang senang melakukannya, dan dilakukan oleh seseorang atau lebih. Ini dapat dilakukan oleh siapa saja baik anak-anak atau orang dewasa, kaya atau miskin, laki-laki atau perempuan. Permainan adalah suatu kegiatan menarik, menantang dan yang menimbulkan kesenangan yang unik, baik dilakukan oleh seorang ataupun lebih, yang dilakukan oleh anak-anak atau orang dewasa, tua atau muda, orang miskin atau kaya, lakilaki atau perempuan (Azis Syamsir, 2000:2.0). Menurut Azis Syamsir (2000:1.6 – 1.7) permainan dikelompokan yaitu : a. Berdasarkan jumlah pemain 1. Permainan beregu 2. Permainan perorangan 3. Permainan pasangan/ganda b. Berdasarkan sifat permainan 1. Permainan untuk mengembangkan fantasi 2. Permainan untuk mengembangkan kemampuan berpikir 3. Permainan untuk mengembangkan rasa seni 4. Permainan untuk mengembangkan aspek fisik (kekuatan, ketahanan, kelincahan, ketangkasan, reaksi dan lain-lain) c. Berdasarkan alat yang dipakai 1. Tanpa alat 2. Dengan alat (bola dan selain bola) d. Besarnya bola yang dipakai 1. Permainan bola besar 2. Permainan bola kecil e. Permainan dengan alat selain bola 1. Permainan dengan alat balok 2. Permainan dengan alat tongkat 3. Permainan dengan alat tali pendek
4
4. Permainan dengan alat tali panjang 5. Permainan dengan alat simpai 6. Permainan dengan alat ganda 7. Permainan dengan alat saputangan/selendang 8. Permainan dengan alat balon dan lain-lain. Permainan sebagai mana yang kita ketahui merupakan suatu kegiatan atau aktivitas jasmani, dimana bila dilakukan secara teratur adalah mempunyai efek positif bagi kehidupan manusia, apalagi dilakukan oleh anak-anak yang pada saat ini sangat membutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka. Jadi, dapat disimpulkan bahwa permainan adalah suatu jenis kegiatan olahraga yang dapat membuat anak-anak maupun orang dewasa bisa merasakan kegembiraan serta bisa menghilangkan beban yang ditimbulkan oleh banyaknya pekerjaan yang dilakukan sebelumnya. Hakekat Permainan Rounders Permainan rounders pertama kali diciptakan oleh George Hanchock pada tahun 1887 di kota Chicago, Amerika Serikat. Teknik dasar permainan rounders hampir sama dengan permainan kasti, yaitu melempar, menangkap, dan memukul. Akan tetapi, dalam rounders ditambah dengan keterampilan mengetik dan menghindari sentuhan bola, juga ditambah dengan keterampilan menjadi pelambung/pitcher dan catcher. (Juari, Wagino dan Sukiri,2010:4). Permainan rounders sama halnya dengan dengan permainan kecil lainnya seperti permainan bola bakar, permainan kasti, dan permainan kippers (Azis Syamsir, 2000:8.1). Softball/rounders adalah olahraga bola kecil beregu yang terdiri atas 2 tim. Softball merupakan perkembangan dari olahraga sejenis, yaitu baseball. Dalam permainan ini terdapat sebuah regu yang berjaga dan regu yang memukul bola. Setiap regu berlomba mengumpulkan angka (run). (Tri Jaya S dan Marzuki,2010:3) Dalam permainan ini setelah memukul bola, pemain berlarmengelilingi lapangan yang ditandai dengan tiang sebagai "Rounders". Regu yang dapat mengelilingi lapangan lebih banyak, dinyatakan sebagai pemenang. Olahraga ini berasal dari Inggris bersamaan dengan softball (Dadan Heryana, 2010:67). Sarana dan Prasarana Permainan Rounders a) Lapangan Lapangan permainan rounders ini merupakan segi lima sama sisi yang setiap sisinya berjarak 15 meter, pada setiap sudutnya diberi base atau tiang hinggap, yang dibuat seperti kaset atau bidai sebanyak 5 buah. Sedangkan bidai pelambung atau pitcher plate ditempatkan denga jarak 8 meter ditempat memukul atau base (tiang hinggap) ke lima. Kalau pada titik utama atau tempat utama atau tempat memukul yang kita beri nama titik A maka base partai adalah dengan jarak 15 meter dan titik adalah titik B. Di luar perpanjang adalah termasuk garis salah, yang pada ujung garis diberi benciera. Begitu untuk base (tiang hinggap ke empat adalah titik A, maka di luar, perpanjang AE (15 meter) adalah juga termasuk garis salah, yang pada ujungnya
5
diberi bendera. Sedangkan untuk titik C adalah dengan jarak 1 meter dan B, akan membuat garis CD sepanjang 15 meter juga berarak 15 dari titik E dengan titik D.
Gambar 1. 1. Lapangan Rounders (Azis Syamsir,2000:8.5) Keterangan : a. Segi lima ABCDE = lapangan rounders b. AB = BC = CD = DE = EA = 5 m sisi lapangan dengan masingmasingnya berjarak 15 m. c. FGHI = IJKL adalah dua buah ruangan bebas yang disediakan untuk pemain atau regu pemukul yang berukuran 5 x 10 m d. MNOP = bidai pelambung = 40 cm x 80 cm yang tempatnya ada 8 meter dari tempat base pemukul. e. Tiap sudut segi lima = bidai 1 – 5 = 40 x 50 cm. Sedangkan dalam membuat lapangan rounders adalah pertama dengan menyiapkan suatu papan atau sebangsanya yang mempunyai sudut 108 derajat dari titik A. dengan tali 75 meter terjadilah lapangan rounders dengan setiap base adalah berjarak 15 meter. Peralatan dan Perlengkapan Permainan Perlengkapan permainan adalah bidai atau keset (base) sebagai tiang hinggap. Banyaknya 5 buah yang dibuat dari ijuk atau sabut atau sebangsanya dengan ukuran 40 x 40 cm yang dikatakan tiang hinggap satu sampai lima. Kelimanya ini dipakukan ditanah agar tidak lepas sewaktu pelari meluncur pada base tersebut. Sedangkan untuk pelambung atau pelempar bola yang disebut juga pitcher. Plate yaitu sebuah badai dengan ukuran 40 x 80 cm diletakan melintang didepan pemukul yang jaraknya ada 8 meter. Sebagai alat pemukul yang dibuat dari kayu (bat atau stick) adalah yang berukuran tidak melebihi satu meter yang berbentuk bulat panjang, sedangkan
6
pada pegangannya boleh dibalut dengan kain atau sebangsanya agar tidak licin dan mudah lepas dan tangan si pemukul. Bola yang kelilingnya sekitar 18 – 22 cm diisi dengan sabut kelapa atau ijuk dengan berat antara 80 – 100 gram yang dibungkus dengan karet berwarna. Gerak Dasar Lempar Tangkap a. Posisi Gerak 1) Posisi Gerak yang dilakukan oleh pelambung lemparan yang dilakukan pelambung atau catcher. Cara melakukannya adalah: a) Sikap awal berdiri di tempat pelambung. Kedua kaki terbuka dengan posisi kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang. Pandangan ke arah pemukul. Kedua tangan di depan dada. Pegang bola dengan tangan kanan. b) Gerakan selanjutnya adalah ayun tangan yang memegang bola ke belakang. c) Langkahkan kaki kiri ke depan. Bersamaan dengan itu, ayunkan tangan kanan ke depan sambil melempar bola ke arah pemukul. 2) Posisi Gerak yang dilakukan oleh pelempar a) Pegang bola dengan tangan kanan, posisi kaki depan belakang. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang. b) Ayunkan lengan lurus dari belakang ke depan c) Lemparkan bola ke arah sasaran d) Pandangan mata ke arah sasaran. 3) Posisi Gerak yang dilakukan oleh penangkap/penerima a) Sikap badan tegak, kaki sedikit terbuka b) Pandangan ke arah datangnya bola c) Kedua telapak tangan terbuka, pergelangan kedua tangan dirapatkan. d) Saat bola sampai, pegang bola dengan kedua tangan. 4) Posisi Gerak yang dilakukan oleh Catcher a) Sikap badan jongkok dengan kedua tumit diangkat ke atas. Kedua lengan terjulur ke depan atas. Arah lengan menyesuaikan arah datangnya bola. b) Pandangan ke arah datangnya bola. c) Kedua telapak tangan terbuka, pergelangan kedua tangan dirapatkan. d) Saat bola sampai, pegang bola dengan kedua tangan. (Supardi dan Suroyo,2010:66-69) b. Ayunan Tangan 1) Ayunan Tangan pada saat melempar a) Ayunkan lengan lurus dari belakang ke depan atas. b) Ayunkan lengan lurus dari belakang ke depan c) Pandangan mata ke arah sasaran. (Supardi dan Suroyo,2010:66) 2) Ayunan Tangan pada saat menangkap
7
a) Kedua lengan di depan siap menangkap bola. b) Merapatkan kedua tangan di depan dada. c) Pada saat bola tertangkap, jari-jari segera ditutup dan cepat ditarik ke arah badan. (Supardi dan Suroyo,2010:66) c. Cara menangkap Menangkap bola merupakan faktor penentu keberhasilan sebuah regu. Teknik ini merupakan salah satu unsur yang penting dalam pertahanan. Dilihat dari datangnya bola, menangkap bola dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut. (Dadan Heryana dan Giri Veriyanti,2010:68) 1) Teknik menangkap bola melambung Cara melakukannya adalah sebagai berikut. a) Ikuti datangnya bola. b) Menangkap bola dapat dilakukan dengan merapatkan kedua tangan di depan dada. c) Pada saat bola tertangkap, jari-jari segera ditutup dan cepat ditarik ke arah badan. 2) Teknik menangkap bola mendatar Cara melakukannya adalah sebagai berikut. a) Jika bola datang mendatar dan tepat di depan badan, bola dapat ditangkap seperti menangkap bola yang datangnya melambung. b) Jika bola datang mendatar di samping kanan atau kiri badan, maka cara menangkapnya dengan menjulurkan lengan ke samping kanan atau kiri badan. c) Jika sudah mahir, maka dapat dilakukan dengan satu tangan. 3) Teknik menangkap bola menyusur tanah Cara melakukannya adalah sebagai berikut. a) dengan sikap membungkuk, kedua lutut ditekuk, dan kedua lengan lurus ke bawah. b) Dengan sikap hampir berlutut, kemudian menangkap bola. Jadi, dapat disimpulkan bahwa cara menangkap bola pada permainan rounders terdiri dari cara menangkap bola atas, bola datar dan bola bawah. d. Cara melempar Cara melempar bola disesuaikan dengan arah atau sasaranlemparannya. Bila sasarannya jauh maka bola dilempar melambung keatas. Agar, bola jatuh tepat pada sasarannya. Semakin jauh sasarannya,maka lemparannya harus semakin melambung dan bertenaga. Silakan perhatikan teknik melempar bola berikut. Sikap awal: Berdiri dengan sikap kaki terbuka. Kaki kiri agak ke depan. Tangan kanan memegang bola dan direntangkan ke belakang. Pandangan ke depan atau arah sasaran. (Tri Minarsih dkk,2010:66) Ada beberapa cara melempar bola. cara ini dibedakan berdasarkan posisi tangan pada waktu melempar. cara melempar bola terdiri dari lemparan atas, lemparan samping, dan lemparan bawah.(Supardi dan Suroyo,2010:66). 1) Lemparan atas
8
Cara melakukan lemparan atas yaitu: a) Pegang bola dengan tangan kanan, posisi kaki depan belakang. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang. b) Ayunkan lengan lurus dari belakang ke depan atas. c) Lemparkan bola ke depan atas. d) Pandangan mata ke arah sasaran. 2) Lemparan samping Cara melakukan lemparan samping yaitu: a) Pegang bola dengan tangan kanan, sikap posisi badan menghadap ke samping. b) Ayunkan lengan lurus dari belakang ke depan. c) Lemparkan bola ke arah sasaran. d) Pandangan mata ke arah sasaran. 3) Lemparan bawah Cara melakukan lemparan bawah yaitu: a) Pegang bola dengan tangan kanan, posisi kaki depan belakang. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang. b) Ayunkan lengan lurus dari belakang ke depan. c) Lemparkan bola menyusur tanah d) Pandangan mata ke arah sasaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa cara melempar bola pada permainan rounders terdiri dari cara melempar bola atas, bola datar dan bola bawah. Hakekat Lempar Tangkap pada Permainan Rounders Melempar dibutuhkan dapat melempar keras pada temannya dan teman tersebut dapat menangkap dengan baik, disamping itu melempar pada permainan ini merupakan senjata pertama bagi regu penjaga lapangan dalam memberikana lambungan atau lemparan pada pelari atau pemukul. Untuk mempermudah jalannya permainan rounders, kemampuan gerakan-gerakan dasar harus dikuasi oleh para siswa. Macam – macam gerak dasar melempar yaitu : 1) Memegang bola dengan tiga atau empat jari 2) Berdiri lurus kedua tangan didepan, dengan melangkahkan kaki kiri kedepan ayun tangan kebelakang, secepatnya kuat ke depan. 3) Pada saat tangan sampai di depan lepaskan bola dengan sentakan pergelangan tangan. Gerakan ini ddapat diikuti dengan sedidkit memutarkan jari-jari sehingga bolanya akan pergi dengan berputar. Keterampilan ini tidak akan dapat bila hanya dilakukan beberapa kali saja, harus sebanyak mungkin, karena keterampilan ini termasuk koordinasi yang memebutuhkan kinestetik. (Aziz Syamsir:2000:8.8)
9
Gambar 1. 2. Teknik Melambungkan Bola Rounders (Aziz Syamsir:2000:8.9)
Menangkap bola dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan, yang perlu diperhatikan dalam menangkap bola ialah arah bola yang datang. Kemampuan dasar menangkap adalah berbeda dengan permainan sebelumnya dimana si pemukul bola berusaha selalu dekat dengan bidai atau tiang hinggap setelah menerima bola dan langsung menempelkan kakinya pada bidai. Teknik ini dapat dilakukan dengan mempergunakan dinding tembok. Lemparkan bola dengan ayunan tangan dari bawah dan tangkap kembali dengan baiik. Akan lebih baik bila anda berlatih dengan teman anda sendiri. (Azis Syamsir,2000:8.9). Cara melempar bola pada permainan rounders ada teknik-tekniknya. Teknik ini perlu dikuasai dengan baik dan benar agar mendapatkan lemparan yang sempurna. Adapun jenis lemparan itu dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: (Juari, Wagino dan Sukiri,2010:4-6). 3) Lemparan melambung Lemparan melambung biasanya digunakan untuk lemparan yang berjarak jauh. Lemparan ini memerlukan tenaga yang cukup besar karena bola harus jauh dan tinggi. Cara melakukan lemparan melambung, yaitu: a. Bola dipegang dengan posisi tangan atau jari-jari dengan benar. b. Ayunkan tangan yang memegang bola sambil kaki melangkah secara bersamaan. c. Berat badan bertumpu pada kaki depan. d. Saat mengambil awalan melempar, badan sedikit condong ke belakang. 4) Lemparan mendatar Lemparan bola mendatar adalah lemparan bola yang arah bolanya mendatar dan cepat. Lemparan ini dilakukan dengan mengayunkan tangan dari belakang ke depan sejajar dengan bahu. Gerakan melempar ini disertai dengan lecutan pergelangan tangan. 5) Lemparan bawah (menyusur tanah) Lemparan bawah ini arah atau jalannya bola menyusur tanah. Biasanya dilakukan dalam keadaan darurat dan dilakukan dengan cepat. Cara melakukan lemparan bawah, yaitu: a) Posisi badan sedikit membungkuk dan kedua kaki sedikit ditekuk. b) Ayunan tangan dilakukan dari samping atas ke depan bawah. c) Gerakan melempar bola bawah ini disertai dengan lecutan tangan.
10
Cara menangkap bola ada beberapa macam, tergantung dari datangnya bola. Namun secara garis besar, datangnya bola dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1) Bola yang datangnya langsung, cara menangkapnya, yaitu: a) Tangan diluruskan ke depan atau sedikit ditekuk pada pergelangan sikut. b) Sarung tangan (glove) menghadap ke arah datangnya bola dan tangan yang lain di samping glove. c) Apabila bola telah masuk glove, tangan yang lain segera menutup dan mengambil bola yang ada di dalamnya. 2) Bola yang melambung, cara menangkapnya, yaitu: a) Bola ditangkap setinggi atau melebihi kepala. b) Pada waktu menangkap bola, pandangan harus ke tangan yang sedang menangkap. c) Setelah bola masuk ke glove, tangan yang lain segera menutup agar bola tidak terlepas lagi. d) Gerakan follow through adalah gerakan terakhir. 3) Bola yang datang bergulir di tanah, cara menangkapnya, yaitu: a) Kaki dilangkahkan ke depan. b) Kedua lutut ditekuk dan badan dibungkukkan. c) Tangan kiri di tanah (yang memakai glove) dan menghadap ke arah datangnya bola. d) Setelah bola masuk ke glove, tangan lain segera menutup dan mengambil bola yang ada di dalamnya. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga cara dalam melempar dan menangkap bola yaitu bola rendah, bola datar dan bola melambung. HIPOTESIS TINDAKAN Berdasarkan uraian pada kajian teoritis sebelumnya, maka dapat diajukan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut : “jika metode berpasangan diterapkan maka keterampilan gerak dasar lempar tangkap pada permainan roubders akan meningkat” INDIKATOR KINERJA Apabila 85% dari jumlah subjek penelitian, keterampilannya dapat mencapai kategori Baik, maka penelitian ini dianggap berhasil, dan tindakan tidak harus dilanjutkan ke siklus berikutnya. METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Seting Penelitian Rencana penelitian dilaksanakan di SDN 1 Titidu Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara.
11
Subjek Penelitian Adapun yang menjadi subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah siswa Kelas V (lima) dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari 21 orang laki-laki dan 8 orang perempuan diambil/dipilih secara acak. Variabel Penelitian Adapun variable dalam penelitian ini adalah : Input Berupa kegiatan pra pembelajaran, yakni mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang didalamnya diuraikan kompetensi yang hendak dicapai, mulai dari standar kompetensi sampai pada prosedur pelaksanaan evaluasi. Proses Yakni pelaksanaan kegitan pembelajaran dengan menerapkan metode berpasangan dalam meningkatkan gerak dasar lempar tangkap siswa kelas V SDN 1 Titidu Kecamatan Kwandang kabupaten Gorontalo Utara melalui metode berpasangan pada permainan rounders Output Peningkatan hasil kemampuan gerak dasar lempar tangkap siswa kelas V SDN 1 Titidu Kecamatan Kwandang kabupaten Gorontalo Utara melalui metode berpasangan pada permainan rounders Prosedur Penelitian Perencanaan Tindakan Adapun hal – hal yang dilakukan pada perencanaan tindakan adalah : a) Menghubungi kepala sekolah guna memperoleh izin dan restu untuk melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas sekaligus berkonsultasi tentang guru yang akan menjadi mitra kerja b) Mendiskusikan rencana kegiatan yang akan dilakukan bersama kepala sekolah dan mitra c) Mempersiapkan admistrasi kegiatan belajar mengajar (KBM) antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan fasilitas pembelajaran (media pembelajaran) Pelaksanaan Tindakan Adapun langkah-langkah kegiatannya adalah : a) Melakukan KBM sesuai dengan tindakan yang dipilih b) Memantau pelaksanaan tindakan dan mengadakan evaluasi c) Mengadakan revleksi awal terhadap hasil tindakan d) Melaksanakan penyempurnaan tindakan e) Memantau pelaksanaan tindakan f) Mengadakan refleksi lanjutan Observasi Tindakan Pada tahap ini penelitian dibantu oleh anggota tim peneliti untuk mengamati pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat, pengamat melakukan pemantauan terhadap peningkatan kemampuan dasar lempar tangkap pada permainan rounders. Dengan menggunakan lembar pengamatan berikut :
12
Tabel Pengamatan Observasi Awal No 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek Yang di observasi
Bs
Klasifikasi B C K
Ks
Rata-rata
Posisi badan yang benar saat melakukan lemparan Posisi tangan yang benar saat menangkap bola Posisi kaki yang benar saat melakukan lemparan Bentuk gerakan kaki pada saat menangkap bola dari depan arah bola Bentuk arah bola pada saat melempar, menangkap bola dengan variasi gerakan secara berpasangan
Keterangan : Bs (Baik sekali) = 90 – 100 B (baik) = 75 – 89 C (cukup) = 60 – 74 K (kurang) = 40 – 59 Ks (kurang sekali) = 00 – 39 Analisis dan Refleksi Pada penelitian ini yang dilakukan adalah menganalisis hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan hasil yang digunakan untuk merefleksi diri apakah siswa tersebut sudah dapat meningkatkan kemampuan dasar lempar tangkap sesuai dengan yang diharapkan. Hasil analisis digunakan untuk merencanakan pada pelaksanaan tindakan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN DESKRIPSI HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Titidu Kabupaten Gorontalo, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 29 orang, terdiri 21 orang laki-laki, dan 8 orang perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan siswa dalam melakuakan lempar tangkap pada permainan rounders melalui metode berpasangan. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan siklus. Sebelum melaksanakan tindakan siklus, didahului melakukan observasi awal terhadap subjek penelitian untuk memperoleh data awal tentang kemampuan lempar tangkap bola siswa untuk menjadi dasar penelitian, yang dapat dijadikan acuan. Setiap siklus dirancang menjadi tiga kali tindakan, untuk jadwal lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1. Obeservasi Awal a. Hasil Pengamatan Kegiatan Pengamatan dilakukan pada kegiatan guru dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan. b. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru
13
Pengamatan kegiatan dalam melaksanakan proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan guru terdapat 12 (dua belas) aspek yang diamati guru yaitu : 1. Pendahuluan a) Berbaris, b) Berdoa c) Mengabsen siswa d) Siswa melakukan pemanasan 2. Kegiatan Inti a) Guru memberikan motivasi dan menjelaskan materi tentang permainan rounders dengan topik kemampuan dasar lempar tangkap dengan urutan gerak yang baik dan benar, dengan memperhatikan indikator capaian keberhasilan sebagai berikut : 1) Posisi kaki saat melempar 2) Posisi badan saat melempar 3) Posisi lengan saat melempar 4) Posisi kaki saat menangkap 5) Posisi badan saat menangkap 6) Posisi lengan saat menangkap b) Guru melakukan lempar tangkap dari berbagai arah dan kecepatan : melempar bola lurus, melambung dan menyusur tanah secara baik dan benar c) Guru melakukan Tanya jawab tentang hal yang belum dimengerti d) Guru mengoreksi gerakan pada saat melakukan latihan lempar tangkap. 3. Penutup a) Mengatur barisan b) Guru mengoreksi gerakan yang telah dilakukan oleh siswa, yang menurut hasil pengamatan masih belum sempurna. c) Pendinginan (cooling down) d) Berdoa dan bubar. Dari dua belas aspek yang diamati tersebut kriteria penilaiannya diberi kode pada kolom “Ya” dan “Tidak” sesuai dengan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh siswa. Apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak. Dari hasil pengamatan yang diketahui bahwa semua aspek dilaksanakan oleh guru. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. c. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Penguasaan awal kemampuan dasar lempar tangkap pada permainan rounders yang dimiliki siswa di ukur dengan menggunakan lembar pengamatan siswa yang dapat dlihat dengan jelas pada lampiran 4 terdapat 6 aspek penilaian yaitu : 1) Posisi kaki saat melempar 2) Posisi badan saat melempar 3) Posisi lengan saat melempar 4) Posisi kaki saat menangkap 5) Posisi badan saat menangkap
14
6) Posisi lengan saat menangkap Dari analisis hasil pengamatan observasi awal, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa (Data Awal) KLASIFIKASI ASPEK JUMLAH PERSENTASE NO. YANG DIAMATI SISWA (%) 1
Baik Sekali
-
-
2
Baik
-
-
3
Cukup
-
-
4
Kurang
20
69,0%
5
Kurang Sekali
9
31,0%
29
100%
JUMLAH Siklus I
a. Hasil Pengamatan Kegiatan Pengamatan dilakukan pada kegiatan guru dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan. b. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Pengamatan kegiatan dalam melaksanakan proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan guru terdapat 12 (dua belas) aspek yang diamati guru yaitu : 1. Pendahuluan a) Berbaris, b) Berdoa c) Mengabsen siswa d) Siswa melakukan pemanasan 2. Kegiatan Inti a) Guru memberikan motivasi dan menjelaskan materi tentang permainan rounders dengan topik kemampuan dasar lempar tangkap dengan urutan gerak yang baik dan benar, dengan memperhatikan indikator capaian keberhasilan sebagai berikut : 1) Posisi kaki saat melempar 2) Posisi badan saat melempar 3) Posisi lengan saat melempar 4) Posisi kaki saat menangkap 5) Posisi badan saat menangkap 6) Posisi lengan saat menangkap b) Guru melakukan lempar tangkap dari berbagai arah dan kecepatan : melempar bola lurus, melambung dan menyusur tanah secara baik dan benar c) Guru melakukan Tanya jawab tentang hal yang belum dimengerti d) Guru mengoreksi gerakan pada saat melakukan latihan lempar tangkap. 15
3. Penutup a) Mengatur barisan b) Guru mengoreksi gerakan yang telah dilakukan oleh siswa, yang menurut hasil pengamatan masih belum sempurna. c) Pendinginan (cooling down) d) Berdoa dan bubar. Dari dua belas aspek yang diamati tersebut kriteria penilaiannya diberi kode pada kolom “Ya” dan “Tidak” sesuai dengan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh siswa. Apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak. Dari hasil pengamatan yang diketahui bahwa semua aspek dilaksanakan oleh guru. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7. c. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Penguasaan awal kemampuan dasar lempar tangkap pada permainan rounders yang dimiliki siswa di ukur dengan menggunakan lembar pengamatan siswa yang dapat dlihat dengan jelas pada lampiran 8 terdapat 6 aspek penilaian yaitu : 1) Posisi kaki saat melempar 2) Posisi badan saat melempar 3) Posisi lengan saat melempar 4) Posisi kaki saat menangkap 5) Posisi badan saat menangkap 6) Posisi lengan saat menangkap Dari analisis hasil pada siklus I, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
NO.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa (Siklus I) KLASIFIKASI ASPEK JUMLAH PERSENTASE YANG DIAMATI SISWA (%)
1
Baik Sekali
2
Baik
1
3,45%
3
Cukup
11
37,93%
4
Kurang
17
58,62%
5
Kurang Sekali
JUMLAH 29 100% Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan tindakan yang dilakukan pada siklus I belum mencapai apa yang diharapkan. Untuk itu penelitian ini dilanjutkan pada siklus II. Siklus II a. Hasil Pengamatan Kegiatan Pengamatan dilakukan pada kegiatan guru dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan. b. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru 16
Pengamatan kegiatan dalam melaksanakan proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan guru terdapat 12 (dua belas) aspek yang diamati guru yaitu : 1. Pendahuluan a) Berbaris, b) Berdoa c) Mengabsen siswa d) Siswa melakukan pemanasan 2. Kegiatan Inti a) Guru memberikan motivasi dan menjelaskan materi tentang permainan rounders dengan topik kemampuan dasar lempar tangkap dengan urutan gerak yang baik dan benar, dengan memperhatikan indikator capaian keberhasilan sebagai berikut : 1) Posisi kaki saat melempar 2) Posisi badan saat melempar 3) Posisi lengan saat melempar 4) Posisi kaki saat menangkap 5) Posisi badan saat menangkap 6) Posisi lengan saat menangkap b) Guru melakukan lempar tangkap dari berbagai arah dan kecepatan : melempar bola lurus, melambung dan menyusur tanah secara baik dan benar c) Guru melakukan Tanya jawab tentang hal yang belum dimengerti d) Guru mengoreksi gerakan pada saat melakukan latihan lempar tangkap. 3. Penutup a) Mengatur barisan b) Guru mengoreksi gerakan yang telah dilakukan oleh siswa, yang menurut hasil pengamatan masih belum sempurna. c) Pendinginan (cooling down) d) Berdoa dan bubar. Dari dua belas aspek yang diamati tersebut kriteria penilaiannya diberi kode pada kolom “Ya” dan “Tidak” sesuai dengan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh siswa. Apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak. Dari hasil pengamatan yang diketahui bahwa semua aspek dilaksanakan oleh guru. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11. c. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Penguasaan awal kemampuan dasar lempar tangkap pada permainan rounders yang dimiliki siswa di ukur dengan menggunakan lembar pengamatan siswa yang dapat dlihat dengan jelas pada lampiran 12 terdapat 6 aspek penilaian yaitu : 1) Posisi kaki saat melempar 2) Posisi badan saat melempar 3) Posisi lengan saat melempar
17
4) Posisi kaki saat menangkap 5) Posisi badan saat menangkap 6) Posisi lengan saat menangkap Dari hasil analisis data pada siklus II selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
NO.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa (Siklus II) KLASIFIKASI ASPEK JUMLAH PERSENTASE YANG DIAMATI SISWA (%)
1
Baik Sekali
2
6,90%
2
Baik
25
86,21%
3
Cukup
2
6,90%
4
Kurang
5
Kurang Sekali
JUMLAH 29 100% Dari data tabel di atas siswa yang dalam kategori baik dan sangat baik termasuk kriteria tuntas. Oleh karena itu akumulasi dari kedua kategori tersebut adalah 93,10%. Jadi, 93,10% ketuntasan kemampuan siswa dalam melakukan lempar tangkap bola pada permainan rounders. PEMBAHASAN Proses pembelajaran dengan menggunakan metode berpasangan diawali dengan pemberian materi oleh guru mengenai cara melempar dan menangkap bola baik dan benar, selanjutnya guru medemonstrasikan cara melempar dan menangkap bola sesuai indikator – indikator yang ada yaitu : Posisi kaki saat melempar; Posisi badan saat melempar; Posisi lengan saat melempar; Posisi kaki saat menangkap; Posisi badan saat menangkap dan Posisi lengan saat menangkap dengan variasi gerakan secara berpasangan. Pada saat guru mencontohkan gerakan, bersamaan dengan itu siswa diminta untuk memperhatikan dan menyimak secara teliti dan saksama, karena setelah itu, siswa diberikan tugas gerak untuk mempraktekan cara melempar dan menangkap bola dengan baik dan benar. Siklus I Berdasarkan hasil analisis data, tindakan yang diberikan pada siklus I yaitu penguasaan siswa dalam mempraktekan cara melempar dan menangkap bola dari 26 siswa atau 89,66% kriteria kurang pada observasi awal menjadi 17 siswa atau 58,62% pada siklus I sedangkan yang kriteria cukup pada siklus I yaitu 11 siswa atau 37,93% yang sebelumnya pada observasi awal tidak ada satupun siswa yang masuk kriteria cukup, akan tetapi pada siklus I ada satu siswa atau 3,45% kriteria baik yang sebelumnya pada observasi awal tidak ada siswa yang masuk kriteria baik . Rekapitulasi peningkatan lempar tangkap bola selengkapnya dapat dilihat pada tebel berikut : Tabel 4. Rekapitulasi Kemampuan siswa lempar tangkap bola pada Siklus I 18
NO.
KEGIATAN
1
Observasi Awal
2
Siklus I PENINGKATAN
RATARATA 48.61
BS
KLASIFIKASI B C K 0 0 26
66.71
1
11
18,10
1
11
17
KS 3 0
Dari data di atas, hanya 1 siswa yang tuntas (kategori baik), keberhasilan hanya 3,45%. hal ini belum mencapai indikator kinerja (85%) dan rata-rata nilai siswa belum mencapai KKM (75) yang telah ditetapkan, atau capaian ketuntasan belajar. Dengan demikian tindakan dilanjutkan pada siklus II. Siklus II Berdasarkan hasil analisis data, tindakan yang diberikan pada siklus II yaitu penguasaan siswa dalam mempraktekan cara melempar dan menangkap bola dari 2 siswa atau 6.90% kriteria sangat baik yang sebelumnya pada siklus I tidak ada siswa yang masuk kriteria ini, sedangkan yang kriteria baik naik secara signifikan pada siklus II yaitu dari 1 siswa atau 3,45% pada siklus I menjadi 25 siswa atau 86,21% pada siklus II. Rekapitulasi peningkatan lempar tangkap bola selengkapnya dapat dilihat pada tebel berikut : Tabel 5. Rekapitulasi Peningkatan lempar tangkap bola pada Siklus II KLASIFIKASI RATANO. KEGIATAN RATA BS B C K KS 1 SIKLUS I 66,71 1 11 17 2 SIKLUS II 78,70 2 25 2 0 PENINGKATAN 11,99 2 24 Dari data di atas, maka jumlah siswa yang dalam kategori tidak tuntas ada 2 siswa 6,90%, yaitu 2 siswa (6,90%) kriteria baik sekali dan 25 siswa (86,21%) kriteria baik. Jadi, akumulasi dari dua kriteria ini adalah 93,10% siswa dalam lempar tangkap bola pada permainan rounders telah tuntas. Dengan peningkatan nilai rata-rata 11,98 yaitu dari 66,71 pada siklus I menjadi 78,70 pada siklus II. Dengan demikian penelitian ini dihentikan dan dinyatakan selesai. Dalam penelitian ini digunakan metode pembelajaran berpasangan, meskipun kemampuan siswa dalam penguasaan lempar tangkap dapat ditingkatkan akan tetapi masih perlu pengembangan lebih lanjut, hal ini pembelajaran masih perlu pembenahan lebih baik lagi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran penjas orkes pada permainan rounders dengan materi lempar tangkap setelah diterapkan metode berpasangan ternyata berdampak baik dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hal penguasaan lempar tangkap. PENUTUP KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :
19
1. Penggunaan metode berpasangan dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap lempar tangkap bola pada permainan rounders. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan kemampuan siswa dari tahapan tiap siklus yang dilaksanakan. 2. Dari hasil observasi awal rata-rata capaian siswa masih dalam kategori kurang dengan rentang nilai 45 – 64, pada siklus I hasil capaian siswa setelah diberikan tindakan rata – rata capaian siswa naik dalam kategori cukup dengan rentang nilai 65 – 74. Oleh karena itu, dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu rata – rata capaian siswa naik dalam kategori baik dengan rentang nilai 75 – 84 dengan presentase 86,21% dan kategori baik sekali yang dengan rentang nilai 85 – 100 dengan presentase 6,90%. SARAN 1. Diharapkan para guru, jika dengan metode sebelumnya tidak ada peningkatan kemampuan siswa maka dicari solusi dengan menggunakan metode yang tepat dengan kata lain dalam proses pembelajaran sebaiknya para guru dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam meningkatkan kualitas belajar siswa. 2. Dengan penelitian ini, diharapkan mejadi salah satu solusi para guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa di sekolahnya masingmasing. 3. Metode berpasangan dapat digunakan oleh para guru keterampilan khususnya guru penjas orkes dalam meningkatkan keterampilan siswa. 4. Para guru hendaknya semaksimal mungkin memanfaatkan alokasi waktu yang tersedia dengan memperhatikan perencanaan pembelajaran yang telah di susun. DAFTAR PUSTAKA Azis, Syamsir, 2000. Permainan Kecil Di Sekolah Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka. Dadan Heryana, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Juari, Wagino dan Sukiri,2010. Pendidikan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, Supardi dan Suroyo,2010. Penjaskes untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Trianto. M.Pd, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Tri Jaya S dan Marzuki, 2010. Pendidikan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional,
20
Tri Minarsih, Acep Hadi dan Hanjaeli, 2010. Asyiknya Berolahraga 5 pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Widiyatnolo,2011.Dalamhttp://pembelajaranpenjasberbasisict.blogspot.com/2011 /10/makalah-model-pembelajaran-kooperatif.html. diposkan oleh : penjasorkes Senin, 17 Oktober 2011
21