54
AB IV PEMBAHASAN DAN HASIL
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Profil Lembaga Program studi biologi didirikan pertama kali pada tahun 1997 di bawah naungan STAIN Malang dengan nama Tadris IPA di bawah Fakultas Tarbiyah. Seiring dengan adanya perubahan dari STAIN Malang menjadi UIIS maka Tadris IPA juga ikut berubah menjadi fakultas MIPA dengan nama Prodi Biologi. Selanjutnya pada saat UIIS berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang pada tanggal 8 Oktober 2004 maka Fakultas MIPA kembali berubah menjadi Fakultas Sains dan Teknologi (sampai sekarang). Jurusan Biologi saat ini berstatus terakreditasi B berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen
Pendidikan
Nasional
Republik
Indonesia
nomor:
020/BAN-PT/Ak-X/S1/XII/2006 dengan masa berlaku dari 16 Desember 2006 sampai dengan 16 Desember 2011. Jurusan Biologi memiliki sejumlah dosen tetap dan dosen luar biasa. Jumlah dosen ini akan terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Tiga orang telah menempuh program S-3 (Doktor), dua orang sedang menempuh pendidikan S-3 dan sisanya telah selesai
55
menempuh program S-2 (Magister) dari perguruan tinggi ternama di tanah air. Secara bertahap setiap tahun para dosen tetap diwajibkan untuk menempuh program S-3 baik di dalam maupun di luar negeri. Khusus untuk dosen luar biasa yang ikut membantu, masing-masing bergelar Doktor dan Magister.Fasilitas yang dimiliki pada saat ini antara lain adalah Laboratorium Biologi sebanyak 11 laboratorium yang dilengkapi dengan kebun percobaan yang diharapkan mampu mendukung
kegiatan
praktikum
mahasiswa
maupun
kegiatan
penelitian mahasiswa dalam rangka penyelesaian tugas akhir (skripsi), di samping laboratorium yang lainnya seperti laboratorium fisika, kimia, studi keislaman, komputer, bahasa, dan lain-lain yang digunakan secara terpadu dengan jurusan yang lain. Fasilitas ini terus dikembangkan
secara
dinamis
baik
dalam
kuantitas
maupun
kualitasnya, sesuai dengan perkembangan keilmuan bidang biologi.
2. Visi dan Misi Visi Jurusan Biologi, menjadi jurusan terkemuka dalam penyelenggaraan
pendidikan
dan
pengajaran,
penelitian,
dan
pengabdian kepada masyarakat untuk menghasilkan lulusan di bidang biologi yang memiliki kekokohan aqidah, kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, keluasan ilmu dan kematangan profesional, dan menjadi pusat pengembangan biologi yang berciri khas integrasi sains dengan Islam, serta menjadi penggerak kemajuan masyarakat”.
56
Sedangkan Misi dari jurusan Biologi adalah: a. Menyelenggarakan pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang dapat menghasilkan Sarjana Sains bidang biologi dengan ciri khsa penguasaan biologi dan integrasinya dengan Islam. b. Mewujudkan
jurusan/program
studi
yang
mampu
mendorong kehidupan ilmiah, dan mengimplementasikan nilai-nilai keislaman dalam penelitian dan pengembangan biologi serta teknologinya.
B. Hasil Uji Validitas Dan Realibilitas Instrumen Penelitian 1. Hasil uji validitas Butir-butir instrumen yang tidak valid tidak diadakan revisi tetapi dihilangkan dengan pertimbangan: a. Jumlah dan muatan butir aitem cukup representatif untuk menjaring data tentang konsep diri dan intensi mencontek. b. Aitem-aitem yang tidak valid telah terwakili oleh aitem-aitem yangvalid. Terdapat dua skala yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu skala untuk mengukur efikasi diri dan intensi menyontek. Perincian hasil dari uji validitas yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
57
a. Efikasi diri Untuk mengukur efikasi diri yang dimiliki oleh sampel, peneliti menggunakan skala psikologi dengan jumlah aitem sebanyak 20 butir. Dalam skala tersebut, terdapat 2 butir aitem yang tidak valid atau gugur antara lain aitem 2 dan 3 Sehingga, dari 20 butir aitem yang ada terdapat 18 butir aitem yang valid. Perincian aitem-aitem yang valid dan yang gugur dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 8 Validitas Aitem Efikasi Diri
No
Komponen efikasi diri
1.
Yakin dapat menyelesaikan tugas Tertentu Yakin dapat memotivasi diri untuk melakukan tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. Yakin bahwa diri mampu bertekun dalam menghadapi tugas. Yakin bahwa diri mampu bertahan menghadapi hambatan dan kesulitan Yakin dapat menyelesaikan permasalahan di berbagai situasi
2.
3.
4.
5.
Aitem valid Favora Un-ble favora ble 1, 11 6, 16
Aitem gugur Favora Un-ble favor able
Total aitem gugur
12
7, 17
2
1
13
8, 18
3
1
4, 14
9, 19
5, 15
10, 20
Total
2
58
b. Intensi menyontek Untuk mengukur intensi mencontek yang dimiliki oleh sampel, peneliti menggunakan skala psikologi dengan jumlah aitem sebanyak 30 butir. Dalam skala tersebut, terdapat 1 butir aitem yang tidak valid atau gugur yaitu aitem 2 Sehingga, dari 30 butir aitem yang ada terdapat 29 butir aitem yang valid. Perincian aitem-aitem yang valid dan yang gugur dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 10 Validitas Item Intensi Menyontek
No
Komponen Intensi Menyontek
1.
Sikap
2.
Norma Subjektif Kontrol Perilaku
3. Total
Aitem Valid Aitem Gugur FavoraUnFavoraUnble favorabl ble favorabl e e 6, 14, 24, 1, 15, 17, 2 27 18, 26, 28, 29 3, 9, 19, 4, 7, 22 16,30 5, 8, 10, 12, 13, 11, 21,25 20, 23
Total Aitem Gugur 1
1
2. Hasil uji reliabelitas Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (r
xx)
yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai
dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00
59
berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. 1 Perincian pada uji reliabilitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Self Efficacy Tabel 11 Reliabelitas Efikasi Diri Cronbach's Alpha
N of Items .849
20
Dari tabel diatas menunjukkan Cronbach's Alpha(α) yang dicapai oleh skala untuk mengukur efikasi diri sebesar 0.849 , artinya data tersebut ≥ 0,50 sehingga instrumen ini dikatakan reliabelitas tinggi karena nilai reliabilitas yang dimiliki mendekati angka 1,00.
1
Azwar, S. 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 6.
60
b. Intensi Menyontek
Tabel 12 Reliabelitas Intensi Mencontek Cronbach's Alpha
N of Items
.897
30
Dari tabel diatas menunjukkan Cronbach's Alpha(α) yang dicapai oleh skala untuk mengukur intensi mencontek sebesar 0.897, artinya data tersebut ≥ 0,50 sehingga instrumen ini dikatakan reliabelitas tinggi karena nilai reliabilitas yang dimiliki mendekati angka 1,00.
C. Paparan Hasil Penelitian 1. Tingkat Efikasi Diri dan Intensi Mencontek Untuk mengetahui deskripsi efikasi diri dan intensi mencontek, maka penghitungannya berdasarkan skor hipotetik. Dipakainya skor hipotetik karena alat ukur minat (sikap) ini belum mempunyai norma yang jelas. Dari hasil skor hipotetik, kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk hasil lengkapnya sebagai berikut:
61
1.
Menghitung mean (µ) dan deviasi standar (σ) pada skala efikasi diri dan intensi mencontek yang diterima yaitu 20 item skala efikasi diri dan 30 item intensi mencontek.
2.
Menghitung mean hipotetik (µ) efikasi diri dan intensei mencontek, dengan rumus: µ = ½ (Imax+Imin).∑k Keterangan: μ
: Rerata hipotetik
I max
: Skor maksimal aitem
I min
: Skor minimal aitem
Σk : Jumlah aitem a. Efikasi diri µ = ½ (5+1) .20 = 60 b. Intensi mencontek µ = ½ (5+1) .30 = 90 3. Menghitung deviasi standar hipotetik (σ), dengan rumus: σ = 1/6 (X max – X min) Keterangan:
62
(σ)
: deviasi standart hipotetik
Xmax
: skor maksimal subyek
Xmin
: skor minimal subyek
a. Efikasi diri σ = 1/6 (93–65) =4,648
b. Intensi mencontek σ = 1/6 (91–42) = 8,134 4. Kategorisasi Tabel13 Hasil Prosentase Variabel Efikasi Diri Dan Intensi Mencontek Menggunakan Skor Hipotetik Variabel Efikasi diri
Kategori
Kriteria
%
Tinggi
X ≥ 65
24
100%
Sedang
55 ≤ X ≤ 65
-
0%
Rendah
X ≤ 55
-
0%
24
100%
Jumlah Intensi mencontek
Frekuensi
Tinggi
X ≥ 98
-
0%
Sedang
82 ≤ X ≤ 98
2
2,5%
63
Rendah
X ≤ 82
Jumlah
38
97,5%
24
100%
Dari data diatas, dapat diketahui bahwa tingkat efikasi diri mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang yang paling tinggi berada pada kategori tinggi dengan nilai sebesar 100% (40 mahasiswa), sedangkan tingkat intense mencontek yang paling tinggi berada pada kategori rendah dengan nilai sebesar 97,5% (38 mahasiswa) dan pada kategori sedang dengan nilai sebesar 2,5% (2 mahasiswa). Ini berarti sebagian besar mahasiswa mempunyai tingkat efikasi diri tinggi dan intensi mencontek rendah. Adapun untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tentang hasil diatas, dapat melihat diagram gambar 2: Gambar 4: Prosentase Tingkat Efikasi Diri dan Intensi Mencontek
64
Dapat dilihat pada diagram diatas bahwa tingkat efikasi diri yang paling tinggi berada pada kategori tinggi dengan nilai sebesar 100% (40 mahasiswa). Ini berarti sebagian besar mahasiswa mempunyai tingkat efikasi diri tinggi. Sedangkan tingkat intensi mencontek yang paling tinggi berada pada kategori rendah dengan nilai sebesar 97,5% (38 mahasiswa) dan pada kategori sedang dengan nilai sebesar 2,5% (2 mahasiswa). 1. Hasil Uji Hipotesis Hasil analisis teknik korelasi product moment personyang diperoleh melalui bantuan SPSS 17.0 for windows, menghasilkan data sebagai berikut, yaitu: Hipotesis : Terdapat hubungan negatifantara efikasi diri dengan intensi mencontek pada mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang tahun ajaran 2012/ 2013. Penilaian hipotesis didasarkan pada analogi: a. H0 : tidak terdapat hubungan negatif antara efikasi diri dengan intensi mencontek b. Ha : terdapat hubungan negatif antara efikasi diri dengan
intensi
mencontek Dasar pengambilan tersebut berdasarkan pada nilai probabilitas, yaitu sebagai berikut: a. Jika nilai p ≤ 0,05 maka Ha diterima, H0 ditolak b. Jika nilai p ≥ 0,05 maka Ha diterima, H0 ditolak.
65
Untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan intensi mencontek pada mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang, kami dalam hal ini menggunakan metode product moment person, dengan bantuan SPSS 17.0 for windows. Dari hasil penghitungan dengan menggunakan product moment personini, diketahui sebagai berikut: Tabel14 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Antara Efikasi DiriDengan Intensi Mencontek Correlations VAR00001 VAR00002 VAR00001 Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N VAR00002 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
-.556**
.000 40
40
-.556**
1
.000 40
40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil uji Product moment pearson antara intensi efikasi diri dengan intensi mencontek pada mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang menunjukkan bahwa Rxy = -0,556, secara
66
singkat dijelaskan dengan (Rxy = -0,556, sig = -0,000 ≤ 0,0312). Kemudian dalam r tabel, diketahui bahwa r= 0,312. Sehingga, (Rxy = -0,556, sig = 0,000 ≤ 0, 312). Hal ini sesuai dengan dugaan awal yang diajukan terdapat hubungan negatif antara efikasi diri dengan
intensi mencontek pada
mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang. Jika nila r negatif menunjukkan hubungan tidak langsung, kenaikan satu variabel akan menyebabkan penurunan pada variabel lainnya. Kemudian dapat diketahui bahwa terdapat hubungan negatif antara efikasi diri dengan intensi mencontek pada mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang sehingga hipotesa awal diterima dan korelasi signfikan sangat rendah atau tidak berkorelasi. Lebih lanjut data tertera pada tabel : Tabel 15 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Antara Efikasi Diri Dengan Intensi Menyontek
.
Variabel R efikasi diri dengan -0,556 intensi mencontek
Keterangan sangat rendah (tidak berkorelasi)
67
D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Tingkat efikasi diri mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang Hasil analisis tingkat efikasi diri mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang tahun ajaran 2012/ 2013 yang berjumlah 40 mahasiswa sampel dari 390 populasi mahasiswa yang diambil 10 % seluruhnya memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi yaitu 100%. Data diatas menunjukkan bahwa efikasi diri mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang tahun ajaran 2012/ 2013 100% tinggi. Para mahasiswa yakin dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, sehingga apabla individu dihadapkan
pada
tugas-tugas
yang
disusun
menurut
tingkat
kesulitannya maka, maka efikasi diri individu mungkin terbatas pada tugas-tugas yang mudah, sedang bahkan meliputi tugas-tugas yang paling sulit sesuai dengan batas kemampuan yang dirasakan untuk memenuhi tuntutan prilaku yang dibutuhkan pada masing-masing tingkat. Tingkat efikasi diri mahasiswa yang tinggi, dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kondisi psikologis seperti dimililikinya rasa percaya diri yang tinggi,
ini tentu saja sangat
berpengaruh terhadap eksistensi individu yang bersangkutan. Dimana efikasi diri merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri atau
68
self – knowledge yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari. Hal ini disebabkan efikasi diri yang dimiliki ikut mempengaruhi individu dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan, termasuk di dalamnya perkiraan berbagai kejadian yang akan dihadapi (Ghufron, 2011: 73). Perlu disadari bahwa keyakinan kecakapan diri adalah persepsi spesifik tentang kemampuan seseorang untuk melakukan perilaku tertentu. Keyakinan ini bukan perasaan umum tentang dirinya sebagai orang yang efektif (Shelley, 2009: 136). Pengidentifikasian diri yang keliru dapat berakibat fatal bagi perkembangan pribadi individu, seperti ketidak yakinan terhadap kemampuan diri atau (efikasi diri), kehilangan jati diri, hingga rasa putus asa terhadap hidup dan kehidupan. Kondisi seperti ini mengharuskan para orang tua dan pendidik untuk berpikir dan berbuat agar individu mampu belajar menumbuhkan identifikasi diri yang positif. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa sumber efikasi diri menurut Bandura (1997) ialah dari hasil yang telah dicapai, pengalaman orang lain, keadaan fisiologik dan afeksi, serta persuasi verbal, dengan metode yang beragam,
tentunya hal ini
menjadi sumber efikasi diri bagi para mahasiswa (Ghufron, 2011: 78). Mahasiswa jurusan Biologi fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang, tidak hanya dibekali dengan pengetahuan ilmiah, namun juga
69
dibekali dengan keilmuan agama. Ini ditunjukkan dalam penetapan wajib asrama selama 1 tahun, dengan tujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan agama kepada mahasiswa . Yang mana ini disesuaikan dengan cita-cita universitas, yakni ingin melahirkan ilmuan yang ulama dengan memberikan pengajaran mengenai keimanan dan ketaqwaan keda Allah SWT. Keyakinan terhadap Sang Pencipta ini harapannya dapat menjadikan mahasiswa dekat dengan Sang Pencipta, kedektan ini akan membuat siswa ikhlas dalam menerima segala kondisi. Sehingga nantinya, akan tumbuh rasa yakin dengan kemampuan dirinya, yang tidak akan diberikan tugas, permasalahan di luar kemamppuannya. Seperti yang tertera dalam Al-Qur’an surat Al Baqoroh ayat 286 sebagai berikut:
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. ( Al Qur’an Depag RI, 2004: 50)
70
2.
Tingkat intensi mencontek mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang tahun ajaran 2012/ 2013. Hasil analisis tingkat intense mencontek mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang yang berjumlah 40 mahasiswa sampel dari 390 populasi mahasiswa yang diambil 10%. seluruhnya memiliki tingkat intensi mencontek yang rendah 38 mahasiswa yaitu 97,5% dan intentesi mencontek yang sedang 2 mahasiswa yaitu 2,5%.. Dari data diatas menunjukkan bahwa mayoritas dari mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang tahun ajaran 2012/ 2013 memiliki intensi mencontek yang rendah yaitu 87,5%. Bandura (1981), menyatakan bahwa intense adalah determinasi untuk menyatakan kejadian dimasa depan. Yakni niat atau keinginan untuk mendapatkan jawaban pada saat tes, dalam
penelitian ini berada dalam konteks ujian akhir
semester (UAS) untuk memperoleh nilai secara tidak sah denganmemanfaatkan informasi dari luar, berdasar pada sikap dan keyakinan orangtersebut maupun sikap dan keyakinan orang lain yang mempengaruhinyamengenai perilaku mecontek. Intensi mencontek dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yangmempengaruhi
intensi
dan
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi perilakumencontek. Dapat berupa sikap terhadap perilaku mencontek, yaitu penilaian positif atau negatifterhadap
71
perwujudan perilaku mencontek yang ditentukan oleh keyakinan tentang konsekuensi perilaku mencontek dan evaluasi terhadap konsekuensi-konsekuensi tersebut; norma subjektif terhadap perilaku mencontek, ditentukan oleh keyakinan normatif mengenai harapan orang yang dianggap penting (significant other) atau kelompok acuan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku mencontek; persepsi terhadap kontrol perilaku mencontek, yaitu penilaian terhadap kemampuan untuk menampilkan perilaku mencontek danpersepsi terhadap kendala realistis yang mungkin ada dalam memunculkan perilaku mencontek; malas belajar; ketakutan mengalami kegagalan dalam meraih prestasi; tuntutan dari orang tua untuk memperoleh nilai baik. Berdasarkan wawancara dengan mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang, diperoleh keterangan bahwa mereka lebih memilih untuk mendapatkan nilai yang biasabiasa saja daripada harus menyontek. Dalam Islam, intensi disebutjuga sebagai niat. Ketika niat dan tujuan mempunyai kedekatan dalam makna, maka niat lebih banyak dipakai oleh para ahli fiqih, karena niat sendiri mempunyai makna “tujuan”(Al Asywar, 2006: 2). Tujuan itu erat kaitannya dengan pekerjaan yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain. Sedangkan niat itu hanya berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh dirinya sendiri.
72
Oleh karena itu, tidak mungkin seseorang berniat untuk melakukan suatu pekerjaan, tetapi pekerjaan tersebut dilakukan oleh orang lain, sekalipun dalam tataran tujuan dan harapan, pekerjaan tersebut bisa dilakukan oleh orang lain. Dari tujuan ini, maka tujuan itu lebih umum daripada niat. 3.Hubungan
antara
efikasi
diri
dengan
intensi
mencontek
mahasiswajurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang. Hasil uji Product moment pearson antaraefikasi diri dengan intensi mencontek pada mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang menunjukkan bahwa Rxy = -0,556 secara singkat dijelaskan dengan (Rxy = -0,556, sig = -0,000 ≤ 0,050). Hal ini sesuai dengan dugaan awal yang diajukan terdapat hubungan negatif antara efikasi diri dengan intensi mencontek pada mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang. Jika nila r negatif menunjukkan hubungan tidak langsung, kenaikan satu variabel akan menyebabkan penurunan pada variabel lainnya. mahasiswa yakin dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, sehingga apabla individu dihadapkan pada tugas-tugas yang disusun menurut tingkat kesulitannya maka, efkasi diri individu mungkin trtbatas pada tugas-tugas yang mudah, sedang bahkan meliputi tugas-tugas yang paling sulit sesuai dengan batas kemampuan yang dirasakan untuk memenuhi tuntutan perilaku yang dibutuhkan pada masing-masing tingkat.
73
Ehrich, Flexner, Carruth dan Hawkins (Eric M. Anderman dan Tamera B. Murdock 2007: 34) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan menyontek (cheating) adalah melakukan ketidakjujuran atau tidak fair dalam rangka memenangkan atau meraih keuntungan (Hartanto, 2012: 4). Penelitian ini membuktikan bahwa mahasiswa jurusan biologi fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang tahun ajaran 2012/ 2013 memiliki sikap yang jujur dalam memperoleh keuntungan akademik berupa IP (Indeks Prestasi) akademik, penelitian ini juga membuktikan bahwa mahasiswa jurusan biologi memiliki efikasi diri yang tinggi, dan hal ini sangat mempengaruhi dan menjawab rendahnya intensi untuk menyontek.