Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
AB IV ANALISA PERENCANAAN
4.1 Analisa Kegiatan 4.1.1
Analisa Pelaku Kegiatan Secara garis besar pihak yang terlibat dalam eksibisi dan konvensi, yaitu :
a) Pihak Pengelola: Mengatur strategi pemasaran yang efektif, mengatur intensitas kegiatan gedung, dan mengelola gedung dan fasilitasnya yang sifatnya administrasi dan teknis. Secara skematik, struktur organisasi pengelola dijabarkan sebagai berikut : General Manager
Manag Pemasaran
Manager Teknik
Manager Umum
Bidang Humas
Bidang Perlengkapan
Bidang Keamanan
Bidang Fasilitas
Bidang Administrasi
Bidang Pemasaran Bid Pemeliharaan & Penyelenggaraan
Rumah tangga
b) Pihak Panitia kegiatan / Penyelenggara (Event Organizer/ EO): Mengurus secara administrasi dan teknis dan mengelola kelancaran kegiatan yang berlangsung, mulai dari persiapan sampai dengan selesainya acara dan menyerahkan kembali ruangan kepada pihak pengelola. Memberikan informasi kegiatan yang berlangsung kepada peserta, mengadakan hubungan dengan perusahaan, instansi atau perorangan yang terlibat. c) Pihak Peserta
EO/ Panitia kegiatan AKTIF
Pengisi Venue Tamu VIP Tamu Khusus
PASIF Tamu Undangan
Pers, Pembantu Umum Penterjemah, keamanan, teknisi
d) Pengunjung Adalah mereka yang datang menikmati acara yang berlangsung dan mendapatkan informasi dari kegiatan pameran dan konvensi di bangunan dan tapak tersebut.
Damianus Hendri K _41208110029
IV -1
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
4.1.2
Analisa Alur Kegiatan Berikut ini adalah alur kegiatan mulai dari datang sampai dengan pulang, berdasarkan
masing masing keperluan dan tugasnya : a) Pihak Pengelola
b) Pihak Panitia Penyelenggara
c) Pihak Peserta
d) Pihak pengunjung
4.1.3
Analisa Kebutuhan dan Program Ruang
1. Indoor Exhibition, (Hall A dan Hall B) Modul unit stand terkecil adalah 3,0 x 3,0 meter = 9,0 m21 a) Main aisles/ koridor utama
: 3,5 – 4,0 meter
b) Koridor lainnya
: 2,5 – 3,0 meter
c) Kapasitas pameran
: 300 stand (peserta)2
d) Luas seluruh stand
: 300 x @9,0 m2
= 2700 m2
e) Sirkulasi
: 20%
= 540 m2
: 0,2 x 2700 m2
1
Lawson, Fred, Converence, Convention, and Exhibition Facilities,1981, Hal 77.
2
Ibid
Damianus Hendri K _41208110029
IV -2
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
f)
Luas seluruhnya (hall A & B)
g) Kapasitas orang
: 2 x (2700m2 + 540m2)
= 6480 m2
: 6480 m2 / 1,5 m2/ org
= 4320 orang.
2. Ruang Konvensi : Digunakan untuk sidang utama o Daya tampung ruang sidang adalah diasumsikan 2000 orang, terdiri dari : 1) Peserta i.
Peserta aktif
= 1600 orang
o Terdiri dari panitia, delegasi dan penasehat, undangan o Luas standard = meja + kursi
ii.
= 1,6 m2/ orang
o Luas ruang
= (1600 org x 1,6 m2) + sirk 30% = 3.328 m2
Tamu
= 400 orang Jumlah
No
Tamu
(orang)
1
VIP
50
2
Biasa
3
Pers
Standard (m2/org)
Luas + sirkulasi Sumber
30% (m2)
1,6
MH
104
300
0,8
MH
312
50
0,8
MH
52 468
2) Panitia i. Panitia persidangan : Bertugas mengatur perjalanan persidangan o Asumsi jumlah total = 4% dari kapasitas total o Kebutuhan luas
= 80 org
= (80 org x 1,60 m2/org) + sirk 30% = 166,4 m2
ii. Penerima tamu o Asumsi jumlah total = 3% dari kapasitas total o Luas ruang
= 60 org
= (60 org x 1,6 m2/org) + sirk 30% = 124,8 m
Sehingga luas total untuk ruang konvensi adalah : - Lantai dasar
= (Penerima tamu + Panitia + Peserta aktif)
- Lantai balkon
= 3.620 m2 =
468 m2
3. Ruang sidang komisi
Menampung seluruh peserta aktif konvensi = 160 orang.
Jumlah ruang sidang komisi minimal 4 ruang
Jumlah peserta ideal untuk konvensi kecil minimal 200 orang menggunakan lantai bertrap, dengan perhitungan kenyamanan jangkauan visual serta pendengaran audio.
Dari hal tersebut, maka direncanakan dengan membuat ruang sidang berjumlah 8 buah dengan kapasitas masing-masing 200 orang.
Tipe susunan perabot furniture dan layout ruang berbentuk U-shape.
Kebutuhan luas ruang (8 ruang sidang komisi) : = (200 org x 1,6 m2/org) + sirkulasi 30%
Damianus Hendri K _41208110029
= 416 m2 x 8 ruang = 3.328 m2 IV -3
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
Uraian ruang o Kegiatan Utama JENIS KEGIATAN
Pameran
KEL RUANG R Pameran
RUANG Hall pameran Servis pameran o Gudang alat o Gudang barang o Bengkel Keamanan Toilet pria
KAP (orang) 4320
1 10
Urinal
10
Toilet wanita Wastafel R. sekretariat penyelenggara
20 10 20
STANDAR 1,5 m2/org 10% dari luas hall
1,3m2/org 1/100-400, 3m2/wc 1/25org, 1,5m2 2/100, 3m2/wc 1/wc, 1,1m2 5 m2/org
Sirkulasi Total Sidang
Sidang utama Penunjang Pleno
Panggung
Sidang komisi
Sidang komisi
Penunjang komisi
Ballroom Utama
2000
R. Penterjemah R Kontrol radio R Video – TV R Kontrol Audio R Penerangan khusus R keamanan R Rekaman R Petugas Panggung utama Back-stage equipment o R ganti o Equipment o Workshop o R Loading Projector booth R Sidang 1 R Sidang 2 R Sidang 3 R Proyektor R Sekretariat R Kontrol suara Gudang alat & Furn R Penterjemah Teknisi
SUMBER FL FL
JML 2 1
LUAS (m2) 6.480 648
DA FL
4 4
5,2 120
FL
2
120
FL FL MH
4 4 4
240 88 100 7.801,2 1.560,3 9.361,5
20%
1,6 m2
FL
2
3.620
6
6 m2/ruang
FL
2
36
10 8
2,4 m2 9,3 m2 7,2 m2 28 m2 2,7 m2 28 m2 20 m2 81 m2 (9x9) 324 m2
FL FL FL SB SB FL SB FL FL
1 1 2 1 1 1 1 1 1
24 75 15 28 81 28 20 140 324
28 m2 1,6 m2
FL FL
1 2
28 1.280
1,6 m2 1,6 m2 28 m2
FL FL FL
4 4 4
1.280 640 112
4,5m2 7,2 m2 10% r sidang 6m2/org 7m2/org
FL SB FL FL FL
5 2 1 10 2
180 20 333 120 140 8.496 1.699 10.196
JML
LUAS (m2) 600
30
400 200 100
8
2 10
Sirkulasi Total
20%
o Kegiatan penunjang JENIS KEGIATAN
Penunjang
JENIS RUANG
Penerima utama
RUANG Hall penerima
Damianus Hendri K _41208110029
KAP (orang) 2000
STANDAR 0,30 m2/org
SUMBER FL
1
IV -4
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
(main lobby)
Penunjang khusus
Fas makan & minum
foyer
2000
0,60 m2/org
FL
1
1200
lobby Counter informasi Pusat Informasi Deposite box Lounge R. Eksekutif
1200 4 2 50 800 25
1,50 m2/org 8,00 m2 4,46 m2/org 1m2 1,13 m2 1,6 m2
FL FL FL SB DA DA
1 2 1 2 1 2
1800 36 9 100 904 80
6 60 50
6m2/org 1,5 m2 0,8 m2/org
FL DA FL SB SB FL SB SB
2 1 1 1 1 1 1 1
72 100 40 16 90 45 84,75 100
R Sekretariat R. Rapat R Resepsi R Rias VIP R Tunggu VIP o Pantry R Istirahat R Konfrensi Pers R Wartawan o R duduk o R kerja o R wawancara o R sekretariat Banquet hall Coffe bar Pantri &dapur
Fasilitas umum business center
R Panitia
10 50 50
50% layanan 1,13 m2 2m2/org
25 25 20 40 2000
0,54 1,13 0,81 3,40 1,0 m2/org
SB SB SB FL
1 1 1 1
13,50 28 16 136 1600
200
2m2/org 10% luas rg yg dilayani 8% 1/3 kap layanan, 0,6 m2/org
DA FL
1 1
400 160
FL FL
1 1
128 400
SB SB SB SB SB SB SB DA SB
1 1 1 2 1 2 6 2 4
60 120 20 40 20 40 36 28,8 80
SB SB SB SB FL
1 1 1 1 2
40 24 20 12 60
FL
2
120
FL
2
120
FL SB MH MH MH MH SB
2 2 4 6 1 1 1
44 160 60 42,6 24 40 30 9.400 1.880 11.280
Gudang Prefunction
R Registrasi R Tiketing Fotocopy & alat tulis Bank Money Changer Travel agent ATM Telepon umum Toko Souvenir R P3K o Perawatan o Tim medis R PABX R Kontrol Toilet pria
10 20 2
6 m2/org 6m2/org
10
1,44 m2
2 4
4,00 m2 6,00 m2
Urinal
10
Toilet wanita
20
Wastafel Mushola R Direksi R Manager Sekretariat Staff R Rapat
10 50 1 1 4 10 12
1 10
1/100-400, 3m2/wc 1/25org, 1,5m2 2/100, 3m2/wc 1/wc, 1,1m2 1,6m2/org 15 m2 7,1 m2 6,0 m2 4,0 m2
Sirkulasi Total Damianus Hendri K _41208110029
20%
IV -5
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
JENIS KEGIATAN
Pengelola
JENIS RUANG
RUANG
Administrasi
Front office of house Sekretariat R Cashier Direktur Adm umum o GM & VGM o Manager (PR, FB, HR, Purchashing, Stage) o Sekretaris o Staff R Rapat R Arsip R Teknisi R Pemasaran R Keamanan R Bag Persidangan Monitor CCTV Locker OS Pos Keamanan Mushola Toilet pria Toilet wanita
Servis
KAP (orang) 1 2 1 1
STANDAR
11 m2 12,0 m2 36m2
SUMBER SB DA FL MH
JML 1 1 1 1
LUAS (m2) 60 22 12 36
1 1
19m2 14m2
FL FL
2 5
38 70
1 20 12
11m2 4,46m2 1,6m2/org
6 10 5 25 4 40 1 15 4 4
4,46m2/org 4,46m2/org 4,46m2/org 4,46m2/org 4,46m2/org 0,6m2 1,3m2/org 1,6m2/org 3,0 m2 3,0m2
FL MH FL SB MH MH MH MH MH SB DA SB MH MH
6 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1
66 89,2 38,4 20 26,8 46,6 23,3 111,5 18 48 2 48 12 12 801,8 160,4 962,2
JML
LUAS (m2) 30 18 30 50 30 9 9 6 9 161 32,2 193,2
Sirkulasi Total
20%
o Bangunan Utilitas JENIS KEGIATAN
Utilitas
JENIS RUANG
RUANG
Mekanikal Elektrikal
KAP (orang)
R Genset R Pompa R. Panel R Reservoir Water Chiller R Trafo STP Gudang Bengkel kerja
Support
STANDAR 30 m2 9 m2 30 m2 50 m2 30 m2 9 m2 9 m2 6 m2 9 m2 Sirkulasi Total
SUMBER SB SB SB SB SB SB SB SB SB 20%
1 2 1 1 1 1 1 1 1
Perhitungan program ruang : o Kegiatan utama = 9.361,5 + 10.196
= 19.556,7m2
o Kegiatan penunjang
= 11.280,0 m2
o Pengelola
=
962,2 m2
o Utilitas
=
193,2 m2
Jumlah total luas ruang
= 31.992,1 m2
Sumber : o o
Conference, convention, Exhibition Facilities, Fred Lawson (FL) Data Arsitek, Ernest Neuvert (DA)
Damianus Hendri K _41208110029
IV -6
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
o o o
4.1.4
Time Saver Standard for Building Type (TSS) Matriks Handbook : Matric Planning and Design Data (MH) Studi banding/ Survey lapangan (SB)
Hubungan Ruang Secara garis besar, hubungan ruang yang ada bisa dibuat sebagai berikut :
= Berhubungan langsung = Berhubungan tidak langsung
4.1.5
Skema Organisasi Ruang Secara makro, skema organisasi ruang bisa dijabarkan sebagai berikut :
ENTRANCE
SIRKULASI
SERVIS
R. UTAMA
BACK-UP SERVICE
R. AUDIO-VISUAL
MAIN ENTRANCE RESTORAN
MEETING ROOM
INFORMASI
CONFERENCE HALL
R. PROYEKTOR
LOBBY
DIRECT ENTRANCE
LIFT/ ESKALATOR
FOYER RESEPSIONIS
R. TERJEMAHAN
EKSIBISI SERVICE EXHIBITION HALL
REST ROOM
PARKIR
COUNTER SOVENIR, ATM
PANGGUNG BANQUET HALL GD FURNITURE
SERVIS RESTORAN
4.1.6
Kegiatan Ruang Luar
1) Ruang Luar Aktif a) Kegiatan Pameran Parkir Mobil : o Luas Hall pameran
= 6480 m2
o Kebutuhan luas ruang
= 1,5m2/orang
Damianus Hendri K _41208110029
IV -7
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
o Kebutuhan parkir
= 8 orang/ mobil (24m2)
o Kapasitas tampung pameran
= 6480 m2 : 1,5m2/org
= 4320org
o Jumlah pengunjung pameran
= 80% x 4320 orang
=3456 orang
o Kebutuhan parkir
= 3456 : 8 org/mobil
= 432 mobil.
= @24m2 x 432 mobil
= 10.368 m2
Luas Parkir mobil
Parkir motor : diperkirakan jumlahnya 50% mobil Luas
= 216 motor
= @2m2/ motor x 216 motor = 432m2
b) Kegiatan Konvensi o Parkir mobil Standard kebutuhan
= 6 org/mobil (24m2)
Kebutuhan kapasitas 2000/6 org/mobil
= 333 mobil
Luas parkir
= 7.992 m2
= @24m2 x 333 mobil
o Parkir Motor : asumsi jumlahnya 50% dari mobil Luas parkir motor
= @2m2 x 167 motor
= 167 motor = 334 m2
o Parkir Bis Standard kebutuhan
= 100m2 hall/ mobil, 1,0 bis untuk 100org
Luas parkir 1 bis
= 36 m2/ bis
Kebutuhan kapasitas 2000 : 100 = 20 bis. Luas parkir
= @36 m2 x 20 bis
= 720 m2
c) Pengelola o Parkir mobil Standar parkir
= 2 org/ mobil (Lawson, fred,1981)
Pengelola & panitia
= 90 orang + 28 orang
= 118 orang
Kebutuhan parkir
= 118 org/ 2org/mobil
= 59 mobil.
Luas parkir
= @24m2 x 59 mobil
= 1.416 m2
o Parkir motor : Jumlah diperhitungkan sama dengan mobil Luas parkir motor
= @2m2 x 59 m2
o Mobil Servis : Jumlah berdasarkan studi perbandingan Luas yang diperlukan
= 59 motor. = 118 m2 = 10 mobil
= 36 m2/ truk x 10 mobil
= 360m2
a) Parkir mobil
= 10.368 + 7.992 + 1.416
= 19.776 m2
b) Parkir motor
= 432 + 334 + 118
=
884 m2
c) Parkir Bis
=
720 m2
d) Parkir mobil servis
=
360 m2
Total kebutuhan parkir :
Luas total parkir Damianus Hendri K _41208110029
= 21.740 m2 IV -8
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
2) Outdoor Exhibition o Selain sebagai Outdoor Exhibition, juga sebagai ruang komunal berupa plaza. o Kebutuhan luas berdasarkan studi banding, adalah kurang lebih 2000m2. 3) Ruang Luar Pasif o Berfungsi sebagai elemen visual, buffer polusi udara dan suara berupa penghijauan dan resapan air, terutama karena berada dibantaran sungai Ciliwung. o Plaza dan pedestrian pejalan kaki yang berada diarea terpotong GSB maupun GSS. Luas ruang terbuka pasif diasumsikan 40% luas parkir = 0,4 x 21.740m2
= 8.696 m2
Total kebutuhan ruang luar : a. Kebutuhan parkir
= 21.740 m2
b. Outdoor exhibition
= 2.000 m2
c. Ruang luar pasif
= 8.696 m2
Kebutuhan ruang luar = 32.436 m2
Damianus Hendri K _41208110029
IV -9
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
4.2 Analisa Tapak 4.2.1 Analisa Lingkungan EKSISTING
Jalan utama & Gedung perkantoran (Nindya Karya)
Sungai Ciliwung Diasumsikan telah terjaga kebersihannya. LOKASI
Wisma peristirahatan
Pemukiman penduduk yang kurang teratur
Lahan kosong, diperuntukkan sebagai wisma kantor dan karya perdagangan
TANGGAPAN
Ruang terbuka dan penghijauan rendah pada area terbuka
Ruang terbuka dan penghijauan rendah pada area terbuka
Damianus Hendri K _41208110029
IV -10
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
4.2.2 Analisa Entrance Tapak Analisa berdasarkan Bentuk
Pencapaian Main Entrance/ utama Side Entrance/ samping Kendaraan Pejalan kaki
Pengunjung
Karakter akses Jelas, mengundang, aman, untuk pengunjung akses Tidak informative, agak tersembunyi, untuk pengelola, untuk kegiatan servis3. Untuk kendaraan pengunjung, pengelola, servis Jalur pedestrian penghubung bangunan dengan area umum dan fasilitas sekitarnya.
EKSISTING
TANGGAPAN
Akses Tapak
Kelebihan o Tidak
Nilai
menimbulkan Jika terlewat harus menuju pintu
kemacetan o Mudah dilihat o
Kekurangan
Mudah dilihat
lainnya (bila ada), bila tidak ada
3
maka harus memutar balik Menimbulkan kemacetan karena 2
o Ada kesempatan melihat akses jadi satu site sebelum masuk o
Sirkulasi kendaraan jelas
Menimbulkan
kemacetan,
antrian masuk menghalangi jalan
1
keluar.
Kesimpulan : Akses utama berada di bagian depan dan dipisahkan antara akses masuk dan keluar, dengan solusi perletakan main entrance jangan diletakkan terlalu pinggir atau terlalu tengah agar tidak menimbulkan kemacetan. 3
Ibid, Hal: 158.
Damianus Hendri K _41208110029
IV -11
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
4.2.3 Analisa Pencapaian 1) Kemudahan pencapaian lokasi dari dan ke sarana:
2) Kedekatan dengan sarana penunjang dan sarana bisnis komersil di sekitar site.
EKSISTING
Jalan akses utama untuk kendaraan satu arah Jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki di depan site
Jalan sekitar site : dua arah
TANGGAPAN
Main Entrance
Side Entrance
Damianus Hendri K _41208110029
IV -12
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
4.2.4 Analisa Sirkulasi SIRKULASI HORISONTAL
Linier
:
Sirkulasi
satu
alur
pencapaian ke masing masing ruang
ARAHAN PEMAKAIAN
SKETSA
untuk Ruang pendukung eksibisi dan pendukung konvensi, kantor pengelola, ruang servis
Radial : Sirkulasi yang terpusat pada satu Lobi utama pada masing-masing fungsi utama, titik, kemudian menyebar keluar
Ruang konvensi
Grid : Sirkulasi yang menyebar ,banyak Layout simpul & pola tertentu.
ruang
eksibisi,
layout
banquet,
Pedestrian.
Network (Jaringan) : Jalan dengan arah Entrance dengan lobi, R sidang dengan toilet, yang menghubungkan antar titik.
r. eksibisi dengan loading dock.
EKSISTING
TANGGAPAN
Damianus Hendri K _41208110029
IV -13
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
4.2.5 Analisa Ruang Luar EKSISTING
Area Promenade Area Promenade
TANGGAPAN
Amphitheater
Damianus Hendri K _41208110029
IV -14
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
4.2.6 Analisa View EKSISTING
Sungai Ciliwung diasumsikan telah tertata rapi dan terjaga kebersihannya
TANGGAPAN
o Sifat bangunan utama yang tertutup, tidak harus mendapatkan view berlebih. o Ada ruang terbuka sebagai perantara untuk menikmati view, baik keluar maupun kedalam tapak.
Damianus Hendri K _41208110029
IV -15
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
4.2.7 Analisa Kebisingan EKSISTING
Jalan primer : Tol dan Arteri
Jalan lebar 10 meter Jalan inspeksi sungai lebar 7 meter
LOKASI
Jalan lebar 12 meter
TANGGAPAN
Penghijauan rendah
Damianus Hendri K _41208110029
Penghijauan rendah
IV -16
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
4.2.8 Analisa Matahari EKSISTING
LOKASI
TANGGAPAN
Penghijauan rendah
Penghijauan sebagai penyaring sinar matahari
Damianus Hendri K _41208110029
Penghijauan sebagai penyaring sinar matahari langsung
Bidang yang terkena sinar matahari pada bangunan utama sepanjang hari lebih sedikit sehingga efek panas tidak begitu dominan dirasakan.
IV -17
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
4.2.1
Penzoningan
Dari perletakan zoning setiap analisa, kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut :
UTILITY ZONA PENUNJANG
ZONA SIDANG
PARKIR
ZONA PARKIR ZONA PENUNJANG
OPEN SPACE ZONA PENUNJANG
PEDESTRIAN PARKIR + PENGHIJAUAN RENDAH
OPEN SPACE PENGHIJAUAN RENDAH
ZONA PENUNJANG ZONA EKSIBISI
SUNGAI CILIWUNG
4.3 Analisa Bangunan 4.3.1
Bentuk Masa Bangunan Bentuk dasar untuk masa bangunan dari pertimbangan fungsi ruang dan penjelasan tema, dapat disimpulkan sebagai berikut :
Damianus Hendri K _41208110029
IV -18
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
Penyesuaian dengan tata ruang dalam kegiatan eksibisi dan konvensi.
Kemungkinan elemen struktur yang mendukung penampilan arsitektural.
Manifestasi dan ekspresi dari kegiatan eksibisi dan konvensi.
Orientasi bangunan yang mendukung penampilan dikaitkan dengan bentuk tapak.
Keadaan tapak dan lingkungan
Pendekatan bentuk masa bangunan berdasarkan criteria diatas adalah sebagai berikut : o Cenderung berdiri sendiri o Menunjukkan stabilitas4 o Sifat bentuknya yang terpusat o Efisien ruang yang kurang
o Pembagian pola gris struktur kurang teratur o Mudah dalam pembagian pola grid struktur o Persepsi geometri tidak kaku o Ruang dapat digunakan lebih efisien o Orientasi ruang bisa menyebar maupun terpusat o Berkesan memusat, umumnya bersifat stabil5 o Bisa menjadi focal point bagi bentuk lainnya o Pola grid dan ruang yang memusat & berorientasi kedalam
Dari pertimbangan bentuk diatas, maka bentuk dasar yang kemungkinan digunakan adalah bentuk segiempat dan lingkaran digabungkan dengan segi tiga dengan transformasinya. Bentuk tapak cenderung berbentuk transformasi segi empat, sehingga bentuk bangunan bisa mengikuti bentuk site tersebut. Masa bangunan utama (Eksibisi) cenderung diletakkan di area depan, dengan maksud eksibisi adalah kegiatan yang tidak terlalu terpengaruh dengan kebisingan jalan raya.
Bangunan utama konvensi diletakkan sejajar dengan bangunan eksibisi agar terlihat kokoh dalam komposisi letaknya.
4 5
Masa bangunan utama (Konvensi) diletakkan di area belakang karena memerlukan ketenangan yang lebih baik dari pada eksibisi.
Ching, Francis DK, Architecture : Form, Space and Order, 1979, Hal. 56 Ibid, Hal. 55
Damianus Hendri K _41208110029
IV -19
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
4.3.2
Penampilan Bangunan angunan Penampilan bangunan gunan sebagai pusat eksibisi dan konvensi ini harus mencerminkan
kegiatan didalamnya yang terlihat fleksibel dan ekpresif seperti penampilan kegiatan eksibisi yang selalu dinamis dan berganti–ganti berganti ganti sesuai dengan tema pameran. Begitu juga dengan bangunan konvensi onvensi yang mencerminkan kegiatan terpusat didepan (stage). (stage). Untuk maksud tersebut, maka diusulkan : o Tampilan bangunan merepresentasikan kegiatan didalamnya dan monumental. o Penampilan bangunan mencerminkan tema yang diangkat : Ekspresi Struktur. Struktur o Penampilan bangunan menjadi landmark bagi lingkungan sekitar. Rangka struktural di ekspose
Tampilan masa dari jalan utama
Tampilan masa bangunan dari jalan utama, menampilkan elemen struktur yang bisa memakai material beton.
Rangka struktural di ekspose Ekspose kanopi entrance ditopang kolom struktural
Jalan raya utama Tampilan masa dari sungai dengan sebagai
Ciliwung fungsi
air
refleksi
bangunan
4.3.3
Analisa Sistem Struktur
4.3.3.1 Sistem Struktur Sistem struktur adalah rangkaian elemen struktur yang saling terkait satu dengan yang lain untuk mendapatkan kestabilan, kekakuan bangunan yang disalurkan ke tanah berupa gaya, sehingga bangunan dapat berdiri kokoh. Dalam perencanaan bangunan, sistem struktur yang dipakaii harus memenuhi persyaratan dan pertimbangan tertentu, diantaranya : a) Sistem tem struktur yang dipakai dapat dirancang oleh perancangnya sendiri. b) Kuat dalam menahan gaya lateral. c) Efisien dalam pembiayaan Damianus Hendri K _41208110029
IV -20
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
d) Kemudahan dalam pelaksanaan e) Tidak menyulitkan proses pelaksanaan konstruksi dan operasional gedungnya. 4.3.3.2 Sub- Struktur Disebut juga dengan Pondasi. Adalah bagian struktur bangunan yang menyalurkan beban menuju tanah untuk menjamin kestabilan. Pertimbangan menentukan jenis pondasi yang dipilih berdasarkan : a) Besarnya beban bangunan b) Daya dukung tanah c) Pertimbangan lingkungan sekitar proyek d) Pertimbangan waktu pelaksanaan dan biaya yang akan dikeluarkan. JENIS PONDASI Pondasi Lajur
KELEBIHAN - Waktu pengerjaan cepat.
- Daya pikul kurang kuat
- Efektif
- Kedalaman dangkal
untuk
SKETSA
KEKURANGAN
bangunan
sederhana - Kebisingan rendah Pondasi
Tiang
Pancang - Bahan
beton
kedalaman
- Bising
dan
mengganggu
perlukaan tanah
sekitar, karena suara mesin dan
dalam pelaksanaannya
- Perlu area yang besar untuk mobilisasi
>25m
pemancangan
Pondasi Bored Pile
- Dapat menahan beban besar
- Bahan
- Dapat menjangkau lapisan
bertulang - Kedalaman
tanah keras yang cukup tanah
dalam
keras mencapai >25m
- Tidak
lingkungan
getarannya.
tanah keras mencapai
beton
cenderung
tanah keras yang dalam dari
- Relative mudah dan cepat
bertulang - Untuk
- Mampu mencapai lapisan
- Waktu
dan
pelaksanaan
proses
relative
lama dan kurang praktis - Kebisingan
dalam
proses
pengerjaan tinggi mengganggu
lingkungan sekitar - Bisa untuk berbagai jenis dan keadaan tanah - Pelaksanaan mudah
Pondasi setempat - Bahan
beton
bertulang - Kedalaman
- Tidak
- Tidak dapat menahan beban
membutuhkan
peralatan khusus tanah
keras mencapai >25m
- Tidak
butuh
khusus
besar - Hanya
keahlian
bisa
dipakai
pada
bangunan maksimal 4 lantai.
pada
pelaksanaannya
Berdasarkan kondisi tapak yang ada, dan pemahaman jenis pondasi, maka jenis substruktur yang bisa dipakai adalah jenis pondasi tiang pancang, dengan pertimbangan :
Damianus Hendri K _41208110029
IV -21
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
o Luas area yang dipondasi memerlukan daya dukung tinggi terutama pada ruang eksibisi dengan daya dukung lantai sekitar 17 kN/m26 o Dapat digunakan di bangunan yang relatif luas (konvensi & eksibisi) o Jenis tanah dan daya dukung tanah yang baik. o Bahan dari pondasi mudah diperoleh. o Alat kerja dan tenaga yang ada. o Pengerjaan yang mudah dan relatif cepat. 4.3.3.3 Upper Struktur 1) Komponen Vertikal a) Berupa kolom & dinding beton (Retainning Wall)
b) Ruang eksibisi, letak kolom tidak harus berbentang lebar, karena kegiatan eksibisi dilakukan oleh banyak pelaku dan layout ruangnya membentuk pola grid (modular) 2,5meter s/d 3meter7. c) Fungsi ruang sidang utama harus bebas dari kolom, sehingga mempengaruhi bentang atap diatasnya. Bentang terkecil adalah 10meter-15meter8 2) Komponen Horizontal a) Adalah bisa berupa lantai composite dan lantai beton bertulang dengan penopang balok b) Daya pikul lantai untuk kegiatan eksibisi adalah 14 s/d 17kN/m29. Penggunaan bahan dipengaruhi oleh :
Ketersediaan material.
Modul dan bentang efektif. Efisien dan ekomonis dalam pembiayaan
Beton pracetak bisa dipakai untuk bentang 3meter – 12 meter
6
Lawson, Fred, Op. Cit., Hal 77. Ibid, Hal 77 8 Ibid, Hal 77 9 Ibid, Hal 77 7
Damianus Hendri K _41208110029
IV -22
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
Beton bertulang konvensional : Bentang efektif slab bisa digunakan 1 meter s/d 6 meter Bentang efektif balok : 3 meter s/d 20 meter.
4.3.3.4 Struktur Atap 1)
Rangka Atap Sistem struktur atas yang digunakan untuk pembentuk atap adalah menggunakan
rangka yang mampu membentang dan mudah dibentuk. Secara fungsional, rangka atap harus bisa membentuk atap untuk mengalirkan air hujan.
Agar mendapatkan ekspresi struktur yang lebih arsitektural, dan sistem strukturnya lebih kuat maka rangka yang dipilih adalah menggunakan material pipa besi galvanis.
Damianus Hendri K _41208110029
IV -23
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
2) Penutup atap (Metal sheet, Polycarbonate, beton, kaca)
Faktor utama pemilihan penutup atap adalah : 1. Keringanan material agar tidak terlalu membebani struktur bangunan. 2. Keawetan terhadap cuaca (angin, panas dan hujan).
4.3.3.5 Sistem Modular Pemilihan modul struktur dalam perancangan, didasarkan atas faktor :
Kebutuhan ruang gerak manusia.
Tata letak ruang dalam.
Kebutuhan parkir dalam bangunan.
Standar konstruksi.
Dari pertimbangan tersebut, maka : o Modul yang digunakan bisa berkelipatan 30cm, karena bahan arsitektural umumnya menggunakan modul ini dan ruang gerak manusia normal adalah kelipatan 60cm.
Damianus Hendri K _41208110029
IV -24
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
o Modul struktur : Jarak antar elemen struktur bangunan yang dikaitkan dengan kemampuan jenis struktur yang fungsional dan estetis. Pemilihan sistem modular ini bisa digunakan untuk modul kolom, terutama pada lantai basement dan ruang kerja. Sedangkan untuk ruang utama (ruang pameran dan hall konvensi) bisa memakai kelipatannya. Penggunaan bahan Penggunaan material struktur yang dipakai, didasarkan atas : o Sesuai tema yang diangkat dalam perencanaan ini yaitu ekspresi struktur, maka dipilih penggunaan bahan yang memberikan kesan ekspresif. o Penggunaan bahan yang efektif dalam pengaplikasiannya. o Struktur yang dipilih merupakan pencerminan aktifitas yang dilakukan didalamnya. o Kekuatan dan ketahanan terhadap waktu dan cuaca.
MATERIAL
KARAKTERISTIK
Baja : Kaku, Tahan gaya tarik, ringan daripada beton, Dapat korosi akibat pemuaian dan cuaca, tidak tahan api, waktu pelaksanaan konstruksi cepat. Beton : Tahan cuaca, Lebih berat dari baja, tahan panas, tahan gaya tekan, mudah dibentuk, waktu pelaksanaan lama. Pipa Besi : Mudah dibentuk, Tidak tahan panas, Perlu konstruksi khusus, Waktu pelaksanaan cepat, dapat korosi karena cuaca, Ekspresif. 4.3.4
Pengaturan Tata Ruang
1) Ruang Pameran – Eksibisi Sesuai
dengan
kebutuhan
untuk
menampung
kegiatan
yang
berkapasitas besar, persyaratan dimensi dan kemudahan dalam pengaturan stan pameran, maka ruang pameran bisa bebas kolom dengan atap berbetang lebar, maupun dengan modul kolom tertentu. Layout ruang dalam dan sirkulasinya bisa berbentuk grid, karena lebih efektif. 2) Ruang Sidang Utama – Konvensi a) Bentuk ruang Mengacu pada bentuk ruang pertemuan (lihat lampiran : Bentuk-bentuk ruang persidangan), maka bentuk Rectangle Shape (bentuk dasar persegi empat) lebih efektif, karena arah orientasi pandangan penonton ke panggung utama lebih terpusat dan arah Damianus Hendri K _41208110029
IV -25
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
sistem tata suara lebih bagus diterima, diterima, namun bentuk ini memerlukan acoustically treatment di dinding ruang dan plafondnya. Untuk mengantisipasi jarak pandang yang terbatas, maka bisa ditambahkan sistem balkon dengan pertimbangan :
o Pemisahan antara peserta aktif (delegasi) dan d peserta pasif (tamu, press, pengamat) o Ruang yang tidak terlalu panjang akan menghasilkan kualitas suara dan pandangan langsung yang lebih baik. b) Sistem tempat duduk Jumlah maksimal setiap baris kursi adalah 22 buah, dan lebar gang minimal 1,10m. 1,10m Terdapat dua sistem penyusunan tempat duduk pada ruang persidangan, yaitu : a. Traditional Seat o Blok tempat duduk dipisahkan oleh gang/ aise untuk sirkulasi dan membatasi jumlah tempat duduk disetiap barisnya. o Arah pandang dang peserta tidak sepenuhnya terarah satu titik. titik o Area
sirkulasi
menjadi
lebih
luas luas,
sehingga memakan luas efektifnya. o Jumlah dan letak pintu darurat tergantung kapasitas dan jarak pencapaian. b. Continental Seat o Barisan tempat duduk tidak dipisahkan oleh gang, dengan beberapa jalur pintu keluar. o Arah pandangan semua peserta terpusat. o Kapasitas lebih besar karena sirkulasi sedikit. Damianus Hendri K _41208110029
IV -26
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
o Pintu darurat disiapkan banyak akses, disetiap tiga lajur tempat duduk. 3) Ruang Sidang Komisi Deretan beberapa ruang sidang yang lebih kecil
secara
fleksibel
dari
kapasitas,
pembatasan, susunan ruang dan fungsinya. Susunan tempat duduk dan arah orientasi depan tidak permanen. 4.3.5
Penzoningan Dalam Bangunan Pengelompokan zoning didalam bangunan terdiri atas :
Kelompok kegiatan utama (Eksibisi Indoor dan Outdoor, persidangan utama dan sidang komisi)
Kegiatan penunjang utama (Banquet hall, Hall, pre function, business center, ruang panitia, dan lain-lain)
Kegiatan servis (parkir pengunjung, Loading dock, gudang, pengelola, dll)
1) Zoning Horizontal
2) Zoning Vertikal
Damianus Hendri K _41208110029
IV -27
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
4.3.6
Utilitas
4.3.6.1 Air Bersih
Kebutuhan air bersih untuk bangunan tersebut = 5 liter (0,005m3)/hari/m210.
Dengan luas bangunan 31.992 m2, maka kebutuhan air bersih
=
(0,8
x
31.992m2) x 0,005m3/hari
= 127,968 m3/hari
~ 128 m3.
Mesin AC dan lain-lain
= 20% x 128 m3
= 25,6 m3.
Cadangan air untuk pemadam kebakaran
Total volume kebutuhan air bersih/ hari
= 128 + 25,6 + 25
= 178,6 m3
Kapasitas GWT
= 0,8 x 178,6
= 142,9 m3
= 25,0 m3.
Dengan ukuran kedalaman 4 meter, maka luas GWT bisa menggunakan ukuran 142,9 m3 / 4 meter = 35,73 m2 ( P : L = 9 : 4).
Kapasitas tangki atap
= 30% x 178,6 m3
= 53,58 m3
Dengan ukuran ketinggian 2 meter, maka luas roof tank menggunakan ukuran 53,58 m3 / 2 m
= 26,79 m2 (P : L = 6,0 : 5,0 )
4.3.6.2 Pengolahan Air Limbah Untuk pengolahan air limbah (air kotor maupun air bekas), ditampung dan diolah menggunakan sistem Bioseptictank merupakan material pabrikan dan juga STP (Sewage Treatment Plan) yang dibuat manual. Untuk perhitungannya adalah : Perkiraan tingkat aliran air limbah cair : 8 liter/ hari/ orang11. Jumlah pengunjung sekitar 7150 orang, diasumsikan yang menghasilkan air limbah adalah 80%. Sehingga jumlah penggunanya adalah 5.720 orang. Volume buangan air limbah adalah 8 liter x 5720 orang
= 45.760 liter = 46m3
o Tangki aerasi (proses menumbuhkan mikroorganisme) Waktu proses = 3 jam, asumsi waktu operasional 14 jam. Volume : 3/14 x 30 hari = 6,5. Dengan kedalaman 2,5m, luas permukaan 6,5/ 2,5 = 2,6 m2 (P:L = 1,75x 1,5) o Tangki settling (pengendapan utama) 10 11
Juwana, Jimmy, Panduan sistem bangunan tinggi untuk arsitek dan praktisi bangunan , 2005 Ibid, hal. 201
Damianus Hendri K _41208110029
IV -28
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
Waktu proses = 1 hari, Volume 46m3. Asumsi kedalaman = 3m. luas permukaan : 46m3/ 3m = 15,33m2 (P : L = 5,5m : 3m) Air Limbah
Tangki Aerasi
Tangki Settling
Flushing
Klorinasi
Resapan
Siram taman
Roil kota
4.3.6.3 Penerangan dan Daya Listrik
Pertimbangkan menentukan sistem penerangan dan daya listrik guna mendukung kegiatan dan penampilan barang yang dipamerkan dan suasana konvensi: Kenyamanan peserta dan pengunjung agar tidak silau. Biaya yang efisien, dapat disiasati dengan penggunaan lampu hemat energi. Segi keindahan, yang akan mendukung suasana yang dicapai. Segi kegiatan dan fungsi ruang lainnya yang akan ditampilkan sesuai karakter. Sumber daya listrik utama bersumber dari PLN, melalui sistem jaringan bawah tanah agar media penyaluran daya/ kabel listrik tidak terlihat yang dapat mengganggu penampilan bangunan. Untuk ruang luar, penerangan taman menggunakan penerangan tenaga surya agar menjadi lebih hemat energi. 4.3.6.4 Pencegah Kebakaran
Damianus Hendri K _41208110029
IV -29
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
Dalam perencanaan sebuah bangunan yang luas dan kompleksitasnya tinggi, diharuskan memiliki sistem pencegahan kebakaran, yaitu : 1) Pencegahan aktif a) Alat penginderaan/ peringatan dini (detektor) : sebagai pendeteksi bahaya kebakaran dengan mendeteksi asap (smoke detector), hawa panas (heat detector), deteksi nyala api. Radius pelayanan 92m2/ unit. Jumlah kebutuhan : 31.992 m2/ 92 m2 = 348 unit. b) Sistem fire extinguisher : adalah menggunakan alat pemadam api ringan (Apar) portable, ditempatkan di tempat strategis-terjangkau dan memiliki resiko paling tinggi terhadap bahaya kebakaran, seperti : ruang panel, koridor, ruang rokok, pantry, dll. Jarak maksimal antar unit adalah 20 – 24 meter dengan daya pelayanan 200 – 250 m2. Sehingga jumlah kebutuhannya adalah 31.992 m2/ 250 m2 = 128 unit s/d 160 unit. c) Hidrant box dan selang kebakaran : dengan menggunakan boks fire hydrant beserta selang dan nozzle ini mampu meyemprot dengan luas bidang 800 m2, radius 40m. Sehingga jumlah kebutuhan hydrant box adalah : 31.992 m2/ 800 m2 = 40 unit. d) Hydrant pillar, berada di setiap jarak 100m’ keliling bangunan. e) Sprinkler, dengan luas bidang penyemprotan 25m2/ unit, maka jumlah kebutuhan sprinkler adalah 31.992 m2/ 25 m2 = 1280 unit. 2) Pencegahan pasif a) Tangga kebakaran. o Setiap titik unit tangga darurat ini harus setiap jarak radius 30m. o Penyediaan lebar koridor dan kapasitas lebar tangga minimal 1,60 m. o Dilengkapi pintu akses darurat, lebar minimal 90cm, dan tahan api hingga 2 jam. o Dilengkapi dengan sistem pressure fan shaft (PSF) sebagai suplai oksigen. o Menggunakan struktur beton tahan api sebagai pelindung didalamnya. b) Penerangan kebakaran : Adanya lampu penunjuk dan penerangan pada pintu keluar, tangga kebakaran dan koridor dengan sumber daya baterai (rechargeable lamp). c) Petunjuk arah keluar : Di sepanjang jalur sirkulasi, koridor pintu keluar dan darurat. d) Sistem kompartemensi : Merupakan lokalisasi proses kebakaran agar api tidak menjalar ke tempat lain, Luas satu kompartemen sampai dengan 2500 m2. 4.3.6.5 Pengkondisian Udara Bangunan eksibisi dan konvensi merupakan jenis bangunan tertutup sehingga memerlukan pengkondisian udara. 1) Penghawaan alami.
Damianus Hendri K _41208110029
IV -30
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
Kelebihan
Kekurangan
o Mudah didapat
o Perlu tekanan agar mengalir disetiap ruang.
o Murah
o Hanya dapat dipakai ketika udara bisa mengalir
o Dapat
dikondisikan o Sulit mengontrol perubahan intensitas dan kualitas
menjadi
penghawaan
udara yang mengalir
silang 2) Penghawaan buatan Kelebihan
Kekurangan
o Jalur sirkulasi dapat diatur
o Butuh energi yang besar untuk menjalankannya
o Waktu pemakaian bebas
o Perlu perawatan berkala
o Besarannya dapat diatur Untuk penghawaan buatan, menggunakan Air Condition (AC), dengan beberapa macamnya, : a) AC Packaged Unit (indoor dan outdoor unitnya menyatu). Jenis ini sudah mulai ditinggalkan karena tidak praktis terutama dalam perawatannya. b) Split (Indoor dan Outdoor unitnya terpisah, terdapat tipe split duct dan split tanpa ducting. Bisa digunakan pada ruang yang relatif kecil. c) AC sentral dengan Chiller (sistem pendinginan ruang tidak langsung). Yaitu tipe unit chiller dan AHU; Chiller dengan FCU dihubungkan dengan chiller water. Sistem ini, udara dapat didistribusikan melalui ducting secara optimal pada setiap ruangan dengan volume besar.
Dalam hal kemungkinan penggunaan sistem pengkondisian udara, maka sistem yang digunakan adalah pengkondisian udara buatan AC Central, dengan pertimbangan kemudahan operasional dan pengontrolan, serta faktor ekonomis dan keterpaduan sistem.
Damianus Hendri K _41208110029
IV -31
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
4.3.6.6 Sistem Transportasi Sistem transportasi didalam gedung saling berintegrasi, sehingga bisa lebih efisien. Sistem S transportasi yang digunakan adalah :
Lift : Digunakan untuk pengunjung dari parkiran menuju ruang eksibisi dan ruang konvensi.. Namun penggunaan lift ini terbatas dari segi kapasitas dan da waktu tunggunya. Untuk kegiatan servis, servis memakai lift barang terutama untuk mengangkut barang yang berat.
Eskalator : Akses kses dari parkiran ataupun lobi ke ruang eksibisi dan konvensi. konvensi Alat ini bisa menampung kapasitas yang lebih besar karena kontinyuitas pergerakan layanannya sehingga lebih efektif.. Syarat lebar minimalnya adalah 1,35m; ketinggian handrail 0,85 meter.
Moving walkway : Alat ini bisa digunakan pada bangunan ini, karena luas dan besaran bangunan yang dilayani. Lebih efektif bila diletakkan dilorong yang panjang. panjang
Ramp : Sebagai sirkulasi untuk penyandang cacat, sirkulasi barang dengan trolly. trolly
4.3.6.7 Sistem Pembuangan sampah Tempat empat sampah ditempatkan ditempat yang terlihat, mudah dicapai, serta adanya pembersihan dan pemeliharaan lingkungan secara berkala. Untuk penampung sampah utama dihitung :
Jumlah umlah orang yang dilayani adalah sekitar 7150 orang.
Konsumsi sampah perorang 0,5 – 1,0 liter/orang,
Jumlah sampah : 7150 50 orang x 1,0 liter = 7150 liter = 7,15m3
Bilaa tinggi tempat sampah 2 meter, maka ukuran tempat sampahnya : 7,15/ 2 = 3,575m2 (P : L = 2,5 x 1,5 )
4.3.6.8 Sistem Akustik Ruang Salah satu persyaratan yang perlu direncanakan dalam sebuah pusat kegiatan eksibisi dan konvensi adalah terpenuhinya persyaratan akustik ruangan, khususnya bagi ruang persidangan utama dan ruang siding komisi. Hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
Pemakaian bahan akustik harus siap pakai.
Damianus Hendri K _41208110029
IV -32
Skripsi
Jakarta Exhibition and Convention Center
Memiliki penyerapan suara yang bagus dan dapat diandalkan.
Pemasangan dan perawatan yang mudah
Penggunaan sistem plafond, disatukan secara fungsional dan visual dengan persyaratan penerangan, pengkondisian udara, pereduksi kebisingan dan fleksibilitas penyekatan.
Sambungan antar unit tidak sulit disembunyikan.
4.3.6.9 Sistem Keamanan Ada dua sistem keamanan yang digunakan dalam bangunan ini, baik didalam bangunan dan di luar bangunan, yaitu : o Closed
Circuit
Television
(CCTV),
ditempatkan didalam dan luar bangunan secara terintegrasi satu dengan lainnya, dengan pantau didalam ruangan khusus (ruang monitor CCTV), untuk merekam selama 24 jam. o Walk Through Metal detector, merupakan portal alat pendeteksian logam sebagai antisipasi bahaya seperti komponen perakitan dan pemicu ledakan bom. Diletakkan di area main entrance. o Alarm, Terdiri dari sirkuit listrik, cahaya dan deteksi gerakan yang ditempatkan pada setiap lantai secara menyeluruh.
Damianus Hendri K _41208110029
IV -33