GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
BAB IV ANALISA PERENCANAAN
4.1. Aspek Manusia
4.1.1. Pemakai Gedung Pertunjukan Kesenian Pemakai gedung Concert Hall ini dapat dibagi atas 3 bagian, yaitu1: a. Pengunjung Merupakan kumpulan dari orang – orang yang ingin menikmati suatu Pertunjukan/Pagelaran, sedangkan pengunjung yang dimaksud adalah masyarakat dari golongan menengah ke atas, yang sifatnya :
Mempunyai gaya hidup tertentu yang memiliki tuntutan lebih terhadap kenyamanan, lokasi dan suasana yang mengandung nilai rekratif, edukatif, dan komunikatif.
Selektif dalam memilih Pertunjukan.
b. Pemain musik/musisi Musisi adalah orang atau sekelompok orang yang memperlihatkan kemahirannya dalam bermain musik, baik melalui instrumen, vokal maupun penggabungan keduanya. Setiap musisi memiliki karakter yang berbeda – beda tergantung dari latar belakang pendidikan, pengalaman dan tingkat bermain musik nya. Adapun tuntutan dasar bagi setiap musisi, yaitu mereka ingin mendapatkan pelayanan yang cukup, baik dari segi penyediaan ruang pagelaran yang nyaman, dalam arti dapat memainkan musik seperti apa yang diharapkan, maupun kesempatan serta kebebasan dalam mempersiapkan pagelarannya. Mereka berpendapat bahwa keberhasilan bermain musik tidaklah hanya berdasarkan kemahirannya dan latihan saja, tetapi juga didukung dengan suasana dan kondisi didalam ruang konser itu sehingga hasil suara yang didapat menjadi maksimal. 1
TA Erry Silalahi Judul Music Center Tema Akustik Ruang Universitas Mercubuana th 2008
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
Pemain Musik dapat dibagi atas 2 bagian, yaitu :
Kelompok dari lingkungan sendiri (production house) dimana ingin mendapatkan dukungan fasilitas yang menyeluruh termasuk perencanaan sama pengelolaan administrasi.
Kelompok yang melakukan tour musik ( Booking House ) dimana telah menyiapkan sendiri segala kebutuhan perencanaan pagelarannya sejak promosi sampai pertunjukan termasuk penataannya.
c. Kelompok yang mengelola gedung Concert Hall Merupakan sekelompok yang bertugas mengatur dan mengelola seluruh kegiatan dalam gedung. Biasanya staf pengurus inipun terdiri dari orang – orang yang mengerti dan menyenangi musik, sehingga didapatkan kerjasama dan pengertian yang baik diantara pengelola dan pemain musik, tetapi disamping itu pula keteraturan dan administrasi yang baik sangatlah diperlukan. Kegiatannya terbagi atas Intern dan ektern, yaitu : Intern :
Mengatur program pagelaran dan membuatkan buku program acara tahunan.
Mengatur hari – hari pagelaran/pementasan dan mempersiapnya juga promosi untuk kelompok seni pengguna.
Ekstern :
Publikasi dan pembuatan dokumentasi untuk arsip dan promosi/menerbitkan majalah – majalah atau buletin – buletin musik.
Pengadaan dan penjualan tiket karcis/tiket pagelaran baik oleh pengelola gedung maupun oleh tiket box tertentu yang telah ditunjuk oleh biro penyelenggara pagelaran.
4.2. Perlengkapan Bangunan Salah satu syarat perlengkapan bangunan pada Gedung Concert Hall ini adalah akustik ruang, pencahayaan dan Sirkulasi. 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
a. Akustik2 Secara Umum, kondisi fisik dari medan suara di dalam gedung konser yang dapat memenuhi keinginan dari semua penonton di tempat duduknya masing masing, dapat disebutkan terdiri dari empat komponen utama dimana: -
Komponen Pertama adalah tingkat kekerasan suara yang terdengar oleh masing masing penonton. Komponen ini sangat tergantung kepada karakteristik akustik dari alat musiknya, posisi penempatannya di panggung, kondisi ruang dari gedung konser dan termasuk juga cara memainkan alat musik tersebut. Pada jaman sekarang, hal ini dapat ditunjang oleh pemanfaatan sistem tata suara walaupun konsekwensinya adalah mangurangi kealamian dari suara musik yang dimainkan tersebut.
-
Komponen Kedua yang mempengaruhi adalah adanya waktu tunda dari sampainya suara pantulan pertama akibat bidang bagian dalam ruangan gedung konser misalnya dinding, panggung atau langit langit dibandingkan suara langsung yang diterima dari masing masing alat musiknya sendiri. Faktor ini secara psikologis dapat menyebabkan penonton merasakan arah suara dan juga kelebaran dari sumber suara itu sendiri.
-
Komponen Ketiga yang mempengaruhi adalah adanya waktu dengung ruangan yang dirasakan oleh masing2 penonton di tempat duduknya. Karakteristik ini sangat dipengaruhi oleh kondisi dimensi, ukuran, kapasitas tempat duduk, jumlah penonton dan juga karakteristik material bangunan pembentuk interior gedung konser itu sendiri. Penonton akan merasakan dirinya di’selimuti’ oleh keindahan dan keagungan musik yang dipegelarkan, yang sebenarnya secara teknis tidak dapat mereka rasakan selain mereka menghadiri atau menonton konser secara langsung. Hal ini juga menyebabkan penonton secara subjektif akan lebih ingin menonton
2
. Dr.Ir. I Gde Nyoman Merthayasa M.Eng,Gamelan bali international Concert Hall
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
konser secara langsung dibandingkan dengan mendengarkan suara rekaman secara elektronik, dengan sistem perekaman dan pemutar ulang paling canggih dan mahal sekalipun. -
Komponen Keempat atau terakhir adalah kondisi suara yang diterima berbeda antara telinga kiri dan kanan masing-masing penonton. Perbedaan ini menyebabkan penonton ‘merasakan ruang’ dari gedung konser itu sendiri. Hal inilah sebenarnya yang menjadi dasar perasaan ’stereo’ yang tertanam di dalam hasil rekaman elektronik. Ketiga faktor pertama yang dijelaskan di atas merupakan besaran fisik yang tergantung kepada komponen temporal dan spektral dari medan suaranya. Komponen temporal sebenarnya sangat dipengaruhi oleh waktu dan dinamika musik itu sendiri, sementara komponen spektral sangat dipengaruhi oleh frekwensi dari suaranya. Perlu juga diketahui bahwa secara spektral, kemampuan telinga manusia untuk mendengarkan suara tidaklah linier untuk semua frekwensi. Hal ini dapat diketahui dengan sensitivitas telinga kita yang berbeda untuk frekwensi rendah, medium dan frekwensi tinggi. Sedangkan komponen keempat merupakan komponen spatial yang sangat tergantung kepada kondisi ruangan sendiri, tidak dipengaruhi oleh jenis atau karakteristik suara dari sumber suara, dalam hal ini sumber suaranya adalah alat-alat musik yang dimainkan termasuk suara vokal dari penyanyi nya. Dalam hal ruangan dilengkapi dengan sistem tata suara, maka karakteristik akustik loudspeaker dan juga penempatannya sangat menentukan faktor spatial yang dirasakan dan dialami oleh setiap penonton.
b. Pencahayaan Ruangan yang luas berarti akan membutuhkan penerangan yang lebih dibandingkanruangan yang sempit. Namun pada sebuah Concert Hall biasanya lampu dipusatkan pada daerah – daerah tertentu sesuai dengan kebutuhannya. Panggung dan koridor setiap ruang Theatre juga memiliki kebutuhan jenis pencahayaan khusus.Pencahayaan dalam proyek ini 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
akan dicoba dengan pencahayaan alami dibantu dengan pencahayaan efek visual yang timbul dari penerapan tata cahaya. c.
Sirkulasi Bangunan
Sirkulasi Vertikal Pada aspek penunjang ini akan memakai perencanaan sirkulasi dalam ruangan dengan beberapa sistem Ramp, Tujuan dalam menggunakan sistem Ramp adalah untuk mengatasi perbedaan tinggi dan memudahkan pengunjung.jenis jenis sirkulasi vertical adalah : -
Escalator, adalah bentuk antar lift dan tangga atau disebut juga sebagai tangga jalan, banyak terdapat pada bangunan – bangunan umum.
-
Ram, jalan tanjak ( contoh, jalan mobil pada bagian parkir)
-
Elevator, atau lift alat pengangkut yang digerakan vertical secara mekanis yang terdapat pada bangunan tingkat tinggi (high Risk).
4.2.1. Kegiatan dan Kebutuhan Ruang 1. Penonton Kegiatan
Kebutuhan Ruang
- Masuk
Entrance Site
-
Parkir
Ruang Parkir
-
Masuk Bangunan
Entrance Hall
-
Melihat Program
Foyer
-
Beli tiket
Lobby
-
Makan dan Minum
Cafe / Restoran
-
Registrasi Tiket
R.Registrasi
-
Menonton Pertunjukan
R.Pagelaran
-
Istirahat Per Session
Lounge
-
Membeli Souvenir
Retail
-
Melihat Karya/Buku
Koridor
-
Buang Air
Toilet 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
2. Pemain Kegiatan
Kebutuhan Ruang
-
Masuk
Entrance Site
-
Parkir Mobil
Ruang Parkir
-
Masuk Bangunan
Hall Stage
-
Menyimpan Alat Musik
R.Alat Musik
-
Mengganti Pakaian
R.Ganti / Loker
-
Merias
R. Rias
-
Persiapan Terakhir
R. Reherseal
-
Istirahat
R. Istirahat
-
Menunggu Pertunjukan
R.Tunggu
-
Melakukan Pementasan
R. Panggung
-
Buang Air
Toilet
3. Pengelola Kegiatan
Kebutuhan Ruang
-
Masuk
Entrance Site
-
Parkir
Area Parkir
-
Bekerja
Kantor Management
-
Mengontrol Pagelaran
R.Kontrol
-
Istirahat
R.Istirahat / Kantin
-
Buang Air
Toilet
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
4.2.3. Auditorium Musik3 Auditorium musik memiliki persyaratan tersendiri ( Rancangan Ruang Musik ) terutama yang berkaitan dengan akustik, baik cacat suara maupun kebisingan.cacat akustik rawan terjadi, sehingga bentuk panggung yang berada di depan dapat mengeliminasi cacat akustik dengan cara meletakan sumber bunyi pada satu sisi ruangan.oleh karena itu, bentuk lantai yang khusus pada ruangan musikpun menjadi sesuatu yang harus diperhatikan sebagai bentuk yang membantu pemantulan bunyi dan mempersingkat waktu tempuh bunyi. Topik
1
Bentuk dinding dapat memantulkan
2
3
4
++
+
--
+
+-
++
++
+-
++
+-
--
++
bunyi ke seluruh ruang
Bentuk dinding dapat menciptakan cacat akustik baru, seperti gema, gaung dan sebagaianya.
Dinding dapat membantu pemantulan dan penyebaran dari suara atau bunyi
Alternatif 1 : Lantai Bentuk Kipas
Tidak Dapat
(--)
Alternatif 2 : Lantai Bentuk Tapal Kuda
Dapat
(++)
Alternatif 3 : Lantai Melengkung Alternatif 4 : Lantai Tidak Beraturan
Dari hasil analisa itu maka bentuk lantai yang dipilih untuk ruang auditorium musik adalah lantai berbentuk kipas dengan bentuk panggung yang memusat pada satu sisi bagian ruangan.
Panggung Kipas
3
TA, Virzal Nurcahyo Judul Gedung Pertunjukan Drama & Musik di Jakarta Th 2001
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
4.2.4. Skema Organisasi Ruang
Skema Organisasi Ruang Musik Auditorium
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
Skema Organisasi Ruang Fasilitas
Skema Organisasi ruang pengelola
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
Skema organisasi ruang Makro
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
4.3. ANALISA TAPAK Lokasi Tapak Berada antara jalan Casablanca dan Jl. Rasuna Said Jakarta Selatan.
Gambar 4.1 Lokasi Tapak ( Bird View )
1.
Suasana Tapak dilihat dari jalan Rasuna Said sebelah Barat,pada jam – jam tertentu mobilitas kendaraan sangat padat.
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
2.
Suasana Tapak dilihat dari Jalan Casablanca, sebelah Selatan Tapak.Mobilitas kendaraan disini Tidak Cukup Ramai.
3.
Suasana Tapak dilihat dari jalan Jembatan Merah, sebelah Utara Tapak. Sedang dibangun Gedung perkantoran,Mobilitas disini cenderung Sepi.
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
4.
Suasana Tapak dilihat dari Sebelah Timur Tapak. Berbatasan dengan bangunan lain dan Cenderung Agak sedikit tidak teratur.
Gambar 4.2 Situasi Tapak (Sumber Survey Penulis)
4.3.1. Analisa Sirkulasi4 1. Langsung
Suatu pencapaian yang mengarah langsung ke suatu tempat masuk melalui sebuah jalan yang segaris dengan sumbu bangunan. Tujuan Visual dalam pengakhiran pencapaian ini jelas, dapat merupakan fasade muka seluruhnya dari sebuah bangunan atau tempat masuk yang dipertegas.
2. Tersamar
Pencapaian yang samar- samar mempertinggi efek perspektif pada fasade depan dengan bentuk suatu bangunan. Jalur dapat diubah arahnya satu atau beberapa kali unutk menghambat dan memperpanjang urutan pencapaian. Jika sebuah bangunan didekati pada sudut yang exstrim, jalan masuknya dapat memproyeksikan apa yang ada di belakang fasade depan sehingga terlihat lebih jelas.
3. Berputar
Sebuah jalan berputar memperpanjang urutan pencapaian.
4
Francis DK Ching, Arsitektur , bentuk Ruang & Susunannya, penerbit Erlangga, 1996
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
Dari ketiga pilihan tersebut, maka pencapaian langsung menjadi pilihan dalam Analisa ini.
Gambar 4.3 ANALISA SIRKULASI
4.3.2. Analisa Kebisingan Kebisingan yang sangat kencang adalah daerah jalan H.R. Rasuna Said, dan jalan Casablanca. Untuk menghindari kebisingan tersebut maka Masa bangunan di tempatkan di daerah Timur Tapak. Pohon sebagai Buffer kebisingan di tempat kan di samping jalan utama seperi JL.H.R. Rasuna Said dan JL. Casablanca.
Gambar 4.4 CONTOH BUFFER POHON
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
Gambar 4.5 ANALISA KEBISINGAN
4.3.3. Analisa Lintasan Matahari Perlintasan Matahari bergerak dari arah Timur ke arah Barat, oleh sebab itu fasade sebelah Timur di harapkan tertutup atau digunakan untuk tenaga matahari seperti Solar Cell.untuk sebelah utara,barat dan selatan Fasade di usahakan banyak bukaan,pertama untuk sirkulasi udara yg masuk ke masa bangunan dan juga untuk cahaya.
Gambar 4.6 KONDISI TAPAK
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
4.3.4. Analisa Penzoningan Bentuk Organisasi Ruang5 Terpusat
Bersifat stabil Ruang pusat sebagai pemersatu dari organisasi terpusat. Umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar. Bentuk ruang relative kompak dan teratur.
Linier
Terdiri dari sederetan Ruang Ruangan dapat berhubungan langsung satu dengan yang lain atau disatukan oleh satu ruang inti sebagai penghubung. Bersifat menunjukan arah fleksibel, tanggap terhadap bermacam macam kondisi tapak. Bentuk dapat lurus, bersegmen atau melengkung.
Cluster
Luwes dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya. Dapat menerima ruang ruang yang berlainan ukuran bentuk dan fungsinya tetapi berhubungan satu dengan yang lain. Menegaskan keutamaan suatu ruang.
Grid
Teratur , memiliki pola modul yang jelas, banyak terbentuk oleh system struktur.
5
Francis DK Ching, Arsitektur , bentuk Ruang & Susunannya, penerbit Erlangga, 1996
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
Dari keempat pilihan tersebut, maka Bentuk Grid diambil karena sesuai dengan Tema dan Gedung pertunjukan kesenian ini, karena memiliki pola modul yang jelas.
Gambar 4.7 ANALISA PENZONINGAN
Area Private Gedung Utama
Area komersil
Area Service / parkir
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/