BAB IV ANALISA PERENCANAAN
IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak
PETA LOKASI / SITE
Utara
- 19 -
Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan direncanakan oleh Dinas Tata Kota DKI Jakarta yang akan datang. Oleh karena itu data yang disertakan ini adalah data dari Dinas Tata Kota DKI Jakarta yang fungsi dan peruntukan kawasan tersebut sudah ditentukan. Menurut data dari Dinas Tata Kota DKI Jakarta kawasan atau lokasi perencanaan ini merupakan kawasan untuk perdagangan. Dasar dari pemilihan tapak atau lokasi adalah menyesuaikan dengan maksud dan tujuan dibangunnya Gedung Sarana Belanja Mebel Kuno ini. Dan juga letaknya tidak terlalu sulit untuk dijangkau. Meskipun letaknya agak dipinggiran kota akan tetapi dekat dengan jalan tol. Sehingga masyarakat yang tinggalnya jauh dari lokasi bisa menggunakan jalan tol sebagai sarana untuk mencapai gedung ini. Selain berfungsi sebagai tempat untuk berbelanja mebel kuno, di gedung ini juga bisa digunakan untuk acara pertemuan-pertemuan atau seminarseminar, karena di dalam gedung ini terdapat juga ruangan-ruangan yang disewakan untuk acara-acara tersebut. Berikut ini data-data tentang lokasi perencanan. Sumber data dari Dinas Tata Kota DKI Jakarta. Lokasi tepatnya berada di Jl. Lebak Bulus Raya, di depan terminal bus Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Adapun ketentuan-ketentuan yang berlaku dari
pemerintah tentang batasan-batasan dalam membangun di lokasi ini, yaitu tentang KDB, KLB, dan GSB. Hal ini tertulis dalam gambar di atas. Adapun perincianya sebagai berikut :
KDB = 50,
KLB = 2,
TB = 4.
Luas lahan = 10.113 m2
- 20 -
IV.1.3 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan Kondisi Tapak berada di sudut jalan raya dan diapit oleh jalan lingkungan. Lingkungan yang berada disekitar tapak ialah : -
Sebelah utara lokasi terdapat kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan dibatasi oleh jalan Sapta Taruna Raya.
-
Sebelah Timur Jalan Utama, yaitu JL. Lebak Bulus Raya dan berseberangan dengan Terminal bus Lebak Bulus.
-
Sebelah selatan komplek ruko-ruko.
-
Sebelah barat area pemukiman penduduk dan dibatasi oleh jalan lingkungan.
UTARA
Sumber : Dinas Tata Kota DKI
- 21 -
IV.1.4 Analisa Matahari Arah matahari terbit dari arah Terminal Bis dan terbenam di arah area pemukiman penduduk. Jadi untuk dua area yang merupakan lintasan arah matahari, direncanakan akan banyak elemen-elemen bangunan yang fungsinya untuk menahan sinar matahari agar tidak secara langsung masuk ke dalam bangunan. Dan apabila tidak ada elemen bangunan yang maka dari dalam ruang ditambahkan gorden (curtain).
UTARA
- 22 -
IV.1.5. Analisa Pencapaian Untuk pencapaian ke arah Gedung ini dibagi menjadi 2 jenis pintu masuk, yaitu : pintu masuk pertama khusus untuk kendaraan dan pintu masuk kedua (notasi garis putus-putus) khusus untuk pejalan kaki. Kedua pintu tersebut terletak dari arah Jl. Lebak Bulus Raya, karena jalan tersebut merupakan jalan utama di kawasan tersebut. Dan untuk pintu keluarnya dipilih melalui jalan Sapta Taruna Raya. Gambar di bawah ini menjelaskan arah sirkulasi keluar masuk kendaraan di Gedung ini.
UTARA
- 23 -
IV.1.6 Analisa Sirkulasi dalam Tapak. Gedung Sarana Belanja ini direncanakan terdiri dari empat lantai dan ditambah satu lantai basement. Untuk pintu masuk ke dalam gedung terdapat dua buah pintu masuk. Pintu masuk utama berada di lantai satu dan menghadap langsung ke arah jalan utama. Untuk pintu masuk kedua berada di lantai basement. Area parkir berada di halaman gedung dan di lantai basement. Sirkulasi dalam tapak yaitu : Pengunjung yang datang bisa langsung ke basement kemudian memarkir kendaraannya dan bisa langsung masuk ke gedung melalui pintu masuk kedua. Atau bisa juga pengunjung memarkir kendaraannya dihalaman gedung kemudian masuk ke gedung melewati pintu utama. Bagi pejalan kaki disediakan pintu masuk sendiri yang letaknya berdekatan dengan pintu masuk utama. Berikut skema sirkulasi dalam tapak :
UTARA
- 24 -
IV.1.7. Analisa View sekitar Tapak Karena letak lokasinya berada di sudut jalan, maka view yang paling bagus adalah view yang ke arah jalan Lebak Bulus Raya. Karena jalan tersebut merupakan jalan utama dan paling banyak dilalui kendaraan meskipun jalan tersebut hanya satu arah. Untuk ke arah jalan Sapta Taruna Raya view kurang bagus karena jalan tersebut hanya jalan lingkungan dan kurang banyak dilalui kendaraan. Di area-area yang viewnya bagus dimanfaatkan semaksimal mungkin. View yang kurang bagus adalah view yang ke arah area pemukiman dan ruko-ruko, sehingga pengolahan pada bagian tidak terlalu sulit dari segi disain. Berikut ini gambaran view dari arah gedung yang akan direncanakan :
UTARA
- 25 -
IV.2. Analisa Kegiatan IV.2.1 Analisa kegiatan dalam bangunan Karena gedung yang akan direncanakan ini adalah gedung Sarana Belanja Mebel Kuno, maka kegiatan yang paling utama di dalam gedung ini adalah berbelanja mebel. Akan tetapi ada juga kegiatan selain itu, yaitu kegiatan yang sifatnya formal seperti rapat atau seminar. Untuk area pengelola gedung kegiatannya dipusatkan di lantai basement agar tidak terganggu oleh kegiatan belanja di dalam gedung. Berikut ini skema kegiatan Masyarakat / Pengunjung yang direncanakan :
Masyarakat
Parkir
Lobby
Area Pameran
Ritail / Toko
Lift / Tangga jalan
Lobby
Rg. Pertemuan
Parkir
Keluar
Untuk waktu atau jam operasionalnya gedung Sarana Belanja Mebel Kuno ini setiap hari termasuk hari libur ( Sabtu dan Minggu ), akan tetapi untuk hari Sabtu dan Minggu kegiatan pengelola / Management gedung diliburkan jadi
- 26 -
hanya kegiatan perdagangannya saja yang aktif. Mulai buka jam 09.00 pagi kemudian tutup jam 21.00. Hal ini untuk mengantisipasi masyarakat yang akan berbelanja atau sekedar melihat-lihat mebel pada sore hari. Untuk hari raya semua kegiatan diliburkan. IV.2.2 Analisa kebutuhan ruang Di dalam gedung Sarana Belanja Mebel Kuno ini tidak hanya ruang untuk area penjualan mebel saja, akan tetapi dilengkapi dengan beberapa fasilitas ruang untuk mendukung kegiatan yang ada termasuk kegiatan yang bersifat formal atau resmi Adapun ruang-ruang yang dibutuhkan dan perkiraan luas areanya yaitu :
Jenis Ruang
Standard
Luas (m2)
Jumlah
Sumber
Lobby
@ 1 m2/org
500 m2
-
AD
Rg. Informasi
@ 2 m2/org
8 m2
4 org
AD
Ritail Type 1
-
56 m2
-
SB
Ritail Tyoe 2
-
95 m2
-
SB
Ritail Type 3
-
110 m2
-
SB
Ritail Type 4
-
130 m2
-
SB
Ritail Type 5
-
155 m2
-
SB
Ruang Rapat
-
60 m2
-
SB
Swalayan
-
1056 m2
-
SB
Mushola
@ 36 m2
72 m2
2 bh
SB
Kantor Pengelola
@ 6 m2/org
48 m2
8 org
SN
Rg.Staf kebersihan
locker
17 m2
11 org
SB
Rg. Satpam
locker
17 m2
12 org
SB
Toilet pria
@ 2,1 m2/org
36 m2
-
TSS
Toilet wanita
@ 2,1 m2/org
36 m2
-
TSS
Rg. Mesin
-
47 m2
-
SB
Rg. Panel
-
5 m2
-
SB
Rg. AHU
-
35 m2
-
SB
- 27 -
Parkir Mobil
@ 20 M2
3000 m2
150 bh (as)
SN
Parkir motor
@ 2 m2
250 m2
125 bh (as)
SN
Rg.Staf Maintenance
Locker
10 m2
5 org
SB
SB : Studi banding AS : Asumsi SN : Standar Neufert TSS : Time Saver Stadard AD : Architec Data
IV.2.3 Analisa sirkulasi dalam bangunan Untuk sirkulasi dalam bangunan terdiri dari 2 macam sirkulasi yaitu : sirkulasi vertikal dan sirkulasi horizontal. -
Untuk sirkulasi vertikal dibedakan menjadi 2 (dua) macam sirkulasi yaitu sirkulasi dengan menggunakan lift dan sirkulasi dengan menggunakan tangga berjalan. Untuk sirkulasi dengan lift dibedakan lagi menjadi 2 yaitu lift untuk manusia dan lift untuk barang.
-
Untuk
sirkulasi
horizontal
disediakan
koridor-koridor
sebagai
penghubung antar ruang dan juga antar retail. Sirkulasi-sirkulasi ini dibuat se-efektif mungkin dan senyaman mungkin agar masyarakat yang berbelanja di gedung ini benar-benar merasa nyaman dan aman. Dan pada akhirnya masyarakat tidak pernah bosan ataupun merasa jenuh berbelanja di gedung ini.
- 28 -
IV.2.4 Analisa hubungan ruang Hubungan antar ruang ada beberapa jenis, yaitu : hubungan langsung, tidak langsung, dan tidak ada hubungan. Berikut skema hubungan ruang :
Parkir Kantor Pengelola Lobby Rg. Informasi Rg. Pameran Ritail Toilet/R. Ganti R. Pertemuan R. Karyawan Mushola
: Langsung
R. Satpam
: Tidak langsung
Gudang
: Tidak ada hubungan
Untuk menciptakan ruangan dalam gedung agar lebih menyatu antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya, maka di perlukan area void, yaitu area terbuka yang bisa menghubungkan secara tidak langsung area lantai 1 dengan lantai yang lainnya.
IV.3. Analisa Bangunan IV.3.1 Analisa sistim struktur Dalam perencanaan gedung sarana belanja mebel kuno ini sistim struktur yang digunakan adalah struktur beton bertulang. Dengan pertimbangan kokoh, tahan api, dan mudah dibentuk. Dan untuk pondasinya dipilih pondasi tiang pancang, dengan pertimbangan mudah dalam pengerjaannya dan cepat. Karena panjang bangunannya lebih dari 50 m maka diperlukan adanya deletasi dalam struktur bangunannya. Sistim deletasi yang dipakai adalah sistim deletasi dengan dua kolom.
- 29 -
IV.3.2 Analisa bahan bangunan Bahan bangunan yang digunakan adalah : 1. Lantai Untuk lantai parkir bahan yang dipakai adalah beton cor (khusus di basement). Dengan pertimbangan kuat dan tidak licin. Sedangkan untuk lantai ruangan dipilih bahan tegel keramik. 2. Dinding Bahan untuk dinding yang dipilih adalah yang murah, ringan, cepat dan mudah dalam pengerjaannya yaitu batako. Karena fungsi dinding pada bangunan ini hanya sebagai pengisi bukan untuk mendukung struktur bangunan. 3. Atap Atap gedung sarana belanja ini sebagian besar menggunakan atap beton dan beberapa tempat menggunakan asbes. Karena bagian atap gedung ini digunakan untuk meletakkan mesin-mesin maupun tangki-tangki air, maka untuk menutupi alat-alat tersebut digunakan atap asbes. Untuk bagian atasnya atap beton dilapis dengan water proofing (sejenis bahan untuk
mencegah
kebocoran
).
Dipilihnya
atap
beton
dengan
pertimbangan kuat, tahan api, dan tidak panas. IV.3.3 Analisa sistim utilitas Untuk mencukupi kebutuhan air di gedung ini digunakan air tanah, karena di lokasi / site air tanahnya bagus. Sistim penyalurannya adalah air tanah disedot dengan mesin kemudian ditampung di bak penampungan bawah tanah (ground tank), kemudian dari bak tersebut dialirkan dengan mesin menuju ruangan-ruangan yang memerlukan air. Untuk keperluan air hydranhydran pencegah kebakaran dan termasuk air sprinkler, digunakan air PAM. Sistim penyalurannya sama dengan air tanah, yaitu : Air dari PAM ditampung
- 30 -
di bak penampungan bawah tanah kemudian disalurkan ke hydran-hydran dan sprinkler. Kenapa dipilih air PAM karena : Air untuk pemadam kebakaran tidak perlu air yang kualitasnya bagus, di PAM sendiri air dibagi dalam beberapa kualitas. Kualitas A = airnya bagus. Kualitas B = airnya sedang. Kualitas C = airnya kurang bagus. Sehingga untuk kebutuhan air kebakaran bisa dipilih air yang kualitasnya paling rendah dengan pertimbangan murah dan hemat. IV.3.4 Analisa sistim Mekanikal & Elektrikal (M & E) Untuk mencegah hal-hal yang kurang baik maka di gedung ini masalah tentang keamanan sangatlah diutamakan. Terutama masalah pencurian dan bahaya kebakaran. Untuk mengatasi masalah pencurian di dalam gedung ini ditempatkan beberapa security di setiap lantainya. Untuk mengatasi masalah kebakaran, banyak dipasang alat-alat pemadam kebakaran, antara lain : 1. Alarm Kebakaran. Alarm ini gunanya untuk memberi tanda bila terjadi kebakaran dan letaknya di setiap lantai. 2. Hydrant air. Hydrant air berada di sekitar halaman dan letaknya setiap jarak 50m terdapat 1 (satu) Hydrant air. Gunanya untuk mengatasi kebakaran dari luar gedung. 3. Sprinkler Sprinkler diletakkan dilangit-langit semua ruangan. Fungsinya untuk mengatasi bila terjadi kebakaran dari dalam ruang. Bila terjadi panas di salah satu ruangan hingga ke tingkat suhu tinggi, maka sprinkler akan pecah dengan sendirinya dan air akan keluar.
- 31 -
4. Smoke detector Alat ini diletakkan di antara sprinkler tetapi jumlahnya tidak sebanyak sprinkler. Alat ini sistim kerjanya juga sama dengan sprinkler hanya bedanya kalau smoke detector akan pecah bila ada asap yang tebal. 5. Hydrant tabung untuk di dalam gedung Selain alat-alat yang tersebut di atas, di dalam gedung juga dilengkapi dengan Hydrant tabung. Alat ini merupakan alat yang pertama digunakan bila terjadi kebakaran, sebelum sprinkler dan smoke detector pecah, dan sebelum hydrant air digunakan. Karena mudah penggunaanya dan mudah dijangkau.
- 32 -