RUANG DAN BENTUK
- BAB IV ANALISA PERENCANAAN
4.1 Data Proyek Lokasi
: Cinere Kota Depok, Jawa Barat
Luas Lahan
: 35.900 m2
Peruntukan
: Pendidikan dan Ibadah
KDB
: 35%
KLB
: 2 (maksimal)
KDH
: 40% (minimal)
GSB
: 12 m
4.2 Analisa Secara Makro Lokasi proyek ini terletak di jalan Jati
MerawanCinere
Pangkalan
yang
menjadi
lokasi perencanaan Sekolah Katolik
St.Carolus,
dengan
mempertimbangkan beberapa potensi,
dimana
lokasi
in
terletak di kawasan yang asri dan
hijau
dengan
pemandangan ke arah kontur yang menghadap pegunungan Bogor, jalanan rapi dan tersedia fasilitas penunjang di sekitar lokasi Cinere, Depok. Jumlah penduduk kawasan Cinere ini sekitar 1.503.677 jiwa dari 6 (enam) kecamatan yang tersebar di seluruh kawasan Cinere. Lokasi ini dipadati dengan pengembangan perumahaan dengan kepadatan sedang sehingga menjadi salah satu potensi dalam pengembangan sekolah dan prasarananya agar berjalan optimal.
1
RUANG DAN BENTUK
4.3 Analisa Secara Mikro 4.3.1
Analisa Lintasan Matahari
Lintasan Matahari 4.3.2
Analisa Drainase dan Iklim KETERANGAN = Drainase Kota = Drainase Tapak ke arah saluran kota = Drainase mengikuti kontur tapak ke arah saluran perumahan = Curah Air Hujan = Arah Angin
2
RUANG DAN BENTUK
4.3.3
Analisa Kebisingan Pada area ini, tingkat kebisingan tidak ada efeknya dengan tapak karena di area ini terdapat rumah penduduk sebagai peredam kebisingan dari luar tapak. Pada area ini tingkat kebisingan sangat besar dikarenakan langsung berhubungan dengan jalan utama tanpa ada peredam disekitarnya. Hal ini sangat mengganggu aktivitas yang ada di dalam tapak sehingga pada area ini akan ditempatkan area parkir dan penghijauan untuk meredam kebisingan.
4.3.4
Analisa Pemandangan Dari Dalam dan Luar Tapak Kondisi tapak yang sangat hijau menjadikan area yang ada di sekitar tapak menjadi sejuk dan tidak panas. Kesan positif yang diterima oleh lingkungan sekitar terhadap tapak menjadikan nilai positif terhadap tapak untuk dapat dikembangkan dengan tidak memberikan dampak negatif. View yang diterima oleh tapak pada Jl. Telaga Warna yaitu view pegunungan yang hijau dengan udaranya yang sejuk dan view yang diterima oleh tapak pada Jl. Merawan kurang baik disamping terdapat pom bensin juga keadaan yang padat dan bising. Hal ini membuat tapak lebih sedikit mendapatkan kondisi positif.
3
RUANG DAN BENTUK
Kondisi tapak yang baik tidak selalu didukung oleh view sekitarnya. Hal ini dikarenakan adanya hubungan timbal balik antara tapak dengan keadaan alam sekitar diluar tapak. Pada bagian jalan utama tapak tepatnya di Jl. Merawan, tapak menerima view yang kurang baik dari luar tapak dikarenakan kepadatan kenderaan bermotor yang lalu lalang serta kondisi jalan yang sangat panas pada siang hari sehingga membuat view yang diterima oleh tapak tidak begitu baik. Lain halnya view yang diterima oleh tapak tepat di Jl. Telaga Warna yang merupakan jalan kompleks perumahan Cinere Mas dimana terdapat penghijauan yang baik serta kondisi lingkungan yang mendukung sehingga memberikan kesan positif bagi alam sekitar terutama pada tapak.
4
RUANG DAN BENTUK
4.4 Data Tapak 4.4.1. Peta Lokasi dan Akses
Lokasi tapak ini sangat dekat dengan akses perdagangan, pemukiman, perkantoran
dan
wisata.
Akses
pencapaian ke lokasi ini tidak jauh dari kota jakarta karena lokasi ini berada di perbatasan antara kota Jakarta dengan Kota Depok bagian Utara sehingga tidak sulit untuk menuju lokasi ini.
4.4.2. Batas Tapak
Batas Utara : Jl. Tega warna
Batas Barat : Jl. Carita
Batas Selatan : Hospital Cinere,Depok
Batas Timur : Jl.Merawan ( Pom Bensin )
Jl.Telaga Warna
Jl.Carita
Saluran
Hospital Cinere
Jl.Merawan (Pom Bensin)
Gambar 4.3.2 Batas Lokasi (Sumber : Foto Survey ) Gapura Batas Wilayah
5
RUANG DAN BENTUK
4.4.3. Potensi Tapak Potensi tapak Cinere ini cukup besar, selain memiliki kawasan perumahan juga merupakan pusat kegiatan perdagangan dan wisata yaitu padang golf Pangkalan jati, pertokoan, komersil ( Mall Cinere), Hospital Cinere, taman atau penghijauan dan sarana ibadah. Pusat – pusat kegiatan ini nantinya dapat berinteraksi dan berkomunikasi terhadap sekolah yang direncanakan.
Kondisi tapak saat ini sangat didukung oleh lingkungan sekitarnya dimana terdapat pusat perbelanjaan dan pemukiman yang padat serta terdapat pom bensin sebagai sarana untuk bahan bakar kenderaan yang melintas di sekitar tapak. Disamping itu terdapat toko- toko dan tempat komersil yang menjadikan tapak ini berpotensi lebih baik dikarenakan terletak di jalan utama dan memiliki view yang indah yang menghadap ke pegunungan. Gambar 4.3.3: Potensi Tapak (Sumber : Foto Survey )
4.4.4. Kondisi Eksisting 4.4.4.1. Data Kepemilikan, Tata Wilayah dan Aturan Pemda Dalam penataan kawasan Cinere Blok I yang sesuai dengan tapak,nantinya akan dibuat khusus sebagai zona Khusus, yang meliputi : 1. Perumahan Kepadatan Sedang. 2. Perdagangan dan Jasa skala lokal. 3. Pendidikan ( Sekolah ). 4. Tempat Peribadatan. Ketentuan lokasi dan pemanfaatan ruang di kawasan Cinere khususnya untuk pendidikan yang telah ditetepkan oleh Pemda Depok tahun 2004, yang meliputi: 1. Jenis pendidikan yang diijinkan adalah pendidikan dasar , yaitu : a. Taman Kanak- kanak ( TK ); b. Sekolah Dasar ( SD );
6
RUANG DAN BENTUK
c. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP ). 2. Lokasi diusahakan merata dengan lokasi terletak dekat dengan lingkungan kawasan perumahan.
4.4.4.2
Pencapaian dan Ruang gerak Sebelum memasuki ruang- ruang dalam suatu bangunan,
kita akan menuju karah pintu masuk yang telah ditentukan untuk pencapaian ke suatu bangunan. Pencapaian langsung jika masuk dari jl.Merawan. Berdasarkan analisa tapak yang dibuat, jl. Merawan merupakan akses utama pencapaian ke tapak, serta merupakan sebuah garis pandang yang terfokus ke arah tapak.
Gbr. 2. Jl.Telaga Warna
Gbr. 3. Jl.Carita
Gbr. 1. Jl.Merawan
Gambar . 4.3.4.2a :Alur Pencapaian cluster (sumber : buku ruang dan bentuk)
7
Gambar 4.3.4.2b . Alur Pencapaian Ruang (sumber : buku ruang dan bentuk)
RUANG DAN BENTUK
Jl. Merawan merupakan jalan utama dengan arus kenderaan yang cukup padat dikarenakan banyak kenderaan angkutan umum yang melewatinya, dan arus kenderaan yang dua arah.Gbr 1 Pejalan kaki lebih sering menggunakan Jl. Telaga warna untuk menuju ketempat yang berada disekitar lokasi tapak, dikarenakan jalan ini cukup teduh dengan adanya pepohonan di kiri kanan jalan. Hal ini manjadikan Jl. Telaga Warna sebagai salah satu akses pencapaian utama bagi pejalan kaki untuk menuju lokasi. Gbr 2. Jalan ini merupakan salah satu akses pencapaian ke lokasi tapak. Jalan ini dapat dilalui oleh kenderaan dan pejalan kaki dikarenakan kondisi jalan yang teduh dengan adanya pepohonan dan letak jalan ini tepat dibagian belakang tapak. Jl. Carita ini merupakan jalan akses yang lain untuk menghindari kemacetan dari jalan utama. Dengan demikian jalan ini dapat dipergunakan sebagai akses dan sirkulasi kenderaan service. Gbr 3 Dari analisa kondisi eksisting diatas maka penulis mencoba menerapkan pencapaian ke bangunan dengan pencapaian langsung ataupun pencapaian berputar sehingga dapat ditentukan pintu akses utamanya.
4.4.4.3. Orientasi Bangunan Orientasi bangunan di arahkan ke arah yang memberikan tanggapan positif dari luar tapak maupun dari dalam tapak, sehingga arah orientasi dapat menyebar ke segala arah.
Gambar 4.3.4.3 : Arah orientasi bangunan di arahkan kea rah yang baik.
8
RUANG DAN BENTUK
4.5
Analisa Non Fisik 4.5.1 Analisa Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa kelompok antara lain : a. Siswa, merupakan peserta didik yang dibagi berdasarkan jenjang pendidikan TK dan SD. b. Staf, merupakan penyelenggara proses pendidikan di sekolah antara lain guru, administrasi, staf lainnya. c. Orang Tua, merupakan orang yang ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. d. Masyarakat Sekitar, merupakan para pelaku yang ikut memberi dorongan agar proses penyelenggaraan pendidikan dapat berjalan dengan baik.
4.5.2 Jenis dan Sifat Aktivitas Jenis kegiatan menurut aktivitas pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa bagian utama antara lain : a.
Proses
pembelajaran,
merupakan
kegiatan
yang
dapat
dilaksanakan di dalam dan diluar ruang kelas. b.
Kegiatan administratif, merupakan kegiatan yang bertujuan mengatur tata laksana pendidikan.
c.
Kegiatan ekstrakukulikuler, merupakan kegiatan tambahan yang dilaksanakan duluar jam sekolah.
4.5.3 Analisa Kegiatan Analisa kegiatan dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan pelakunya, yaitu : 1.
Siswa Siswa datang ke sekolah biasanya dengan kenderaan umum
ataupun dengan kenderaan pribadi yang diantar oleh orang tuanya.
9
RUANG DAN BENTUK
Naik Mobil
Taman Bermain
Diluar Kelas Bermain
Datang
Pejalan kaki
2.
Lapangan bermain
Pembelajaran
Penerima
Dalam Kelas
Fasilitas
Istirahat
Pengajar
Pulang
Lingkungan sekolah
Parkir
Datang
3.
Penerima
R.Pengajar
Fasilitas
Istirahat
Orang Tua Siswa Parkir
Datang
Kantin
Penerima
Kantin
Pulang
Perpustakaan
R.Tunggu
Kantin
Pulang
4.
Masyarakat Sekitar
Datang
Parkir
Ibadah
Plaza
Penerima
Olah raga
Auditorium
Kantin
Kunjungan
Perpustakaan
Pulang
10
RUANG DAN BENTUK
5.
Umat Gereja Katolik
Datang
Parkir Mobil
Kantor Gereja
R.Musik
R.Kelas
Penerima
Ruang Gereja
Altar
R.Sering
Pulang
Kantin
Parkir Motor
4.6 Analisa Bangunan 4.6.1. Zoning Ruang PARKIR TAMAN
PERPUSTAKAAN SD
TK
PARKIR YAYASAN
R.OLAH RAGA
GEREJA
11
RUANG DAN BENTUK
4.6.2. Analisa Ruang Kelas Ruang kelas dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikannya antara lain : 1
Taman Kanak- Kanak (TK)
Ruang yang dibutuhkan antara lain : a.
Ruang Kepala Sekolah
b.
Ruang Administrasi
c.
Ruang Guru
d.
Ruang kelas
e.
Ruang Perpustakaan
f.
Ruang Tunggu
g.
Ruang Toilet
h.
Ruang Service
i.
Taman Bermain
2.
Sekolah Dasar (SD)
Datang
R.Admin
R.Tunggu
R.Guru
R.Kepsek
Perpustakaan Taman
R.Kelas
Toilet
R.Kelas
R.Srrvice
Toilet
Ruang yang dibutuhkan antara lain : a.
Ruang Kepala Sekolah
b.
Ruang Wakil Kepala Sekolah
c.
Ruang BP
d.
Ruang Administrasi
e.
Ruang guru
f.
Ruang kelas
g.
Ruang Kelas cadangan
h.
Ruang Lab / Praktek
i.
Ruang ekstrakulikuler
j.
Ruang perpustakaan
k.
Ruang Serbaguna
l.
Ruang service
m.
Ruang Kantin
n.
Ruang Gudan
Datang
R.Admin
Lobby
R.BP
R.Kepsek
R.Wakepsek Lapangan
R.Guru
R.Kelas
Toilet/Service
12
R.Kelas
R.Lab
Perpustakaan
R.Serbaguna
R.Eskul
kantin
Gudang
RUANG DAN BENTUK
4.6.3. Organisasi dan Hubungan Masa Bangunan Ruang perantara dapat berbentuk cluster yang menghubungkan dua bangunan yang berjarak atau menghubungkan seluruh rangkaian bangunan yang tidak mempunyai hubungan langsung satu sama lain. Organisasi dalam
bertuk
cluster
mempertimbangkan
pendekatan
fisik
untuk
menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya.Ruang- ruang cluster dapat diorganisir terhadap suatu titik tempat masuk ke dalam bangunan atau sepanjang alur gerak yang melaluinya.
Gambar 4.5.2b. Denah cluster Bangunan (sumber : buku ruang dan bentuk)
Gambar 4.5.2a . Organisasi cluster (sumber : buku ruang dan bentuk)
4.6.4. Sirkulasi Ruang Dalam Tapak Sirkulasi menghubungkan ruang yang satu dengan yang lainnya. Sirkulasi dapat menggunakan ruang yang sudah ada atau memiliki ruang sirkulasi yang ada. Ada 3 (tiga) sirkulasi antar ruang berdasarkan arah geraknya, yaitu : 1.
Hubungan Jalan dengan Ruang Dalam hal ini dihubungkan ruang- ruang dengan cara- cara sebagai
berikut : a.
Melalui ruang- ruang
b.
Menembus ruang
c.
Berakhir dalam ruang
13
RUANG DAN BENTUK
2.
Bentuk Ruang Sirkulasi Ruang sirkulasi dapat berbentuk tertutup, terbuka pada stu sisinya,
atau terbuka pada kedua sisinya.
Gambar 4.5.3b. Bentuk ruang sirkulasi (sumber : buku ruang dan bentuk)
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk ruang dan sirkulasi yang dipakai dalam pengembangan sekolah di lokasi Cinere menggunakan sirkulasi terbuka pada satu sisi. Hal ini bertujuan untuk pemanfaatan pencahayaan yang alami serta kesan yang menyatu dengan alam karena bias melihat langsung dengan lingkungan sekitar.
3.
Konfigurasi Jalan Konfigurasi jalan yang dipakai pada tapak Cinere adalah pola sirkulasi
Sirkulasi
cluster.Konfigurasi
yang
terdiri
menghubungkan titik–titik tertentu dalam ruang.
Gambar 4.5.3c & d . Pola konfigursi sirkulasi Cluster (sumber : buku ruang dan bentuk)
14
dari
jalan-
jalan
yang
RUANG DAN BENTUK
4.6.5. Analisa Struktur Dalam
pengembangan
bangunan
sangat
memperhatikan
penggunaan jenis struktur yang dipakai, bisa struktur beton, baja maupun precast. Jenis dan tipe struktur dapat dibedakan berdasarkan arah dan bentuk strukturnya antara lain : A.
B.
Gambar 4.5.4.a. Denah Grid Berirama Satu Arah (sumber : Buku modul Tekbang 5)
Gambar 4.5.4.b. Denah Grid Berirama Dua Arah (sumber : Buku modul Tekbang 5)
Kesimpulan dari hasil analisa tersebut diatas, maka konsep struktur yang akan diterapkan adalah : Sistem struktur beton dimana modul antara kolom ke kolom menyesuaikan besar ruang dengan memakai pondasi tiang pancang. Struktur yang akan dibuat ini memakai sistem grid plan untuk mempermudah dalam pembagian ruang dalam dan ruang luar. Untuk struktur penahan tanah memakai stuktur retening wall dan pondasi turap dengan memakai batu kali yang diberi perkuatan dengan angkur.
15
RUANG DAN BENTUK
ORGANISASI SEKOLAH KATOLIK
YAYASAN
TK
SD
TU
KEPSEK
GURU
WAKEPSEK
ADMIN
KEPSEK
WAKEPSEK
TU MURID TK OSIS
WALIKELAS
MURID SD
16
KEPEGAWAIAN
GURU PIKET
RUANG DAN BENTUK
17
RUANG DAN BENTUK
18