LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1
Analisa Lokasi
1. Pemilihan tapak / lokasi dalam perencanaan sebuah Gereja dan Asrama Imam lanjut usia atas persetujuan proposal yang telah diajukan oleh pihak pengembang PT. Sentul City Tbk. 2. Pemilihan lokasi ditentukan oleh pihak pengembang PT. Sentul City Tbk. Pada area komersial. Peruntukan lahan untuk fasum dan fasos. 3. Berdirinya sebuah paroki Santa Maria Fatimah pada tahun 2008 sebagai syarat perlu adanya bangunan Gereja di wilayah tersebut. 4. Lokasi Sentul City sebagai kawasan dengan kondisi iklim yang cukup baik dan jauh dari kebisingan. Sehingga cocok adanya hunian sebagai fasilitas bagi para Imam lanjut usia dengan kriteria dimana memerlukan lingkungan yang : Suhu udara yang tidak terlalu panas atau terlalu dingin, jauh dari polusi. Jauh dari kebisingan, pencapaian akses yang mudah, berada di lingkungan kepadatan rendah dan dan mempunyai fasilitas sabuah kota.
4.1.1 Lokasi Tapak Tapak berada di wilayah Sentul City (kawasan perumahan)
Luas tapak 9500 m2 Berada pada jalan Alam sentosa
23
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
4.2
TUGAS AKHIR
Pelaku Kegiatan
Pelaku dan kegiatan kegiatan umat dalam gereja a. Pelaku kegiatan dalam gereja Jemaat yang terlihat dalam gereja Dan paroki serta kegiatan – kegiatan yang dilakukan para anggota jemaat gereja yaitu :26 1. Umat adalah orang – orang yang beragama katolik atau simpatisan yang datang untuk beribadah, berdoa, berkonsultasi dengan pastor, mengurus masala
administrative
paroki
dan
melakukan
kegiatan
organisasi
keagamaan dan pendalaman iman. 2. Pastor, frater dan bruder yang berada dalam suatu paroki di tunjuk oleh keuskupan Agung Jakarta dan bertuas untuk memimpin dan melayani umat katolik pada paroki tersebut baik misa/ kegitan ibadat, pelayanan dan konsultasi. Di dalam sebuah paroki umumnya terdiri dari : -
Kepala paroki ( 1 pastor ). Bertugas memimpin dan melayani umat di paroki tersebut dan bertanggung jawab memimpin paroki tersebut dan mengorganisir organisasi – organisasi gereja bersama dibantu oleh dewan paroki dan karyawan lainnya.
-
Pastor tamu. Pastor dari paroki lain yang diundang datang dan menetap sementara di paroki tersebut, jika tugasnya selesai maka akan kembali ke parokinya.
-
Frater dan Bruder adalah calon pastor yang bertugas membantu pastor dalam kegiatan ibadat dan turut dalam kegiatan paroki sehari – hari.
-
Bruder adalah biarawan yang lebih mengkhususkan diri dalam berkarya dalam pendidikan, kesehatan, dan yang lain – lain.
3. Karyawan paroki dan pegawai penunjang lainnya. Karyawan paroki merupakan karyawan yang melakukan kegitan administrative paroki dan bekerja sehari - harinya dalam gedung sektretariat paroki yang terbagi dalam bidangnya masing – masing yaitu : 26
konferensi Waligereja Indonesia
24
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
a. sekretariat paroki mengurus segala sesuatu mengenai administrasi gereja (mencatatat perkawinan, kelahiran, kematian, mengurus surat – surat baptis, penguatan dan lain – lain). b. Seksi liturgi menyiapakan segala sesuatu mengenai penyelenggaraan upacara dan ibadat di gereja (menyusun jadwal kegiatan petugas misa, mengatur jadwal pelayanan pastor, menyiapkan alat –alat, dan sebagainya). c. Seksi katekese mengurus pendidikan agama Katholik, pendalaman iman, sekolah minggu dan lain – lain. 4. Dewan gereja sekelompok orang yang dipilih untuk duduk dalam dewan gereja yang dipimpin oleh pastor. Dewan ini menemukan tindakan, kebijaksanaan atau keputusan untuk berjalannya kegiatan paroki secara lancer dan baik. 5. Anggota
organisasi – organisasi gereja dalam paroki ada beberapa
organisasi gereja contohnya mudika ( muda – mudi katholik), 6. Koster adalah pemegang kunci gereja dan bertanggung jawab terhadap peralatan dan kebersihan gereja. Koster biasanya tinggal di pastoran bersama dengan pastor. 7. Petugas misa petugas misa adalah umat – umat yang ditunjuk untuk ikut dalam mengatur penyelenggaraan misa. Umumnya bertugas sebagai : lector (pembaca Alkitab), kolektor (mengedarkan kotak persembahan), dan pembawah persembahan. 8. Misdinar / putra putri altar misdinar
adalah sekelompok orang yang
bertugas membantu pastor dalam melaksanakan misa atau kegiatan ibadat lainnya. 9. Paduan suaru / koor adalah orang – orang yang bertugas membawah lagu – lagu gereja. Dalam upacara –upacara liturgy di gereja yang merupakan doa gereja dalam kesatuan dengan Kristus yang disebut juga “sakramen”.
25
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
Sakramen adalah ritu – ritus upacara yang merupakan tanda dan sarana untuk melanjutkan rahasia penyelamatan Allah yang disampaikan pada manusia. Peringatan Hari Raya Perayaan hari raya gereja didasarkan atas 2 peristiwa yaitu : Hari Raya Paskah Peringatan kebangkitan Yesus Kristus dan kenaikan Yesus ke surga, dan turunnya roh kudus atas para rasul (pentekosta) Diperingati dengan dimulai pada perayan misa kamis putih pada 4 hari sebelum paskah memperingati perjamuan terakir,jumat agung (yesus wafat), sabtu suci dan misa paskah (kebangkitannya). Hari Raya Natal Peringatan kelahiran Yesus pada tanggal 25 desember sampai minggu berikutnya masa penghanyatan. Sebelum natal selama 4 minggu diadakan masa advent (masa persiapan). b. Pelaku kegiatan dalam asrama Imam lanjut usia.
Dokter
Imam Lansia
Aktifitas: Mandi, makan dan minum, istirahat, tidur, santai, nonton TV, membaca, Ibadah, mengobrol, mengontrol kasehatan para lansia dan rekreasi dan olahraga.
Aktifitas: Mandi, makan dan minum, istirahat, tidur, santai, nonton TV, membaca, Ibadah, mengobrol, kontrol kasehatan dan rekreasi.
Perawat
Aktifitas: Mandi, makan dan minum, istirahat, tidur, santai, nonton TV, membaca, Ibadah, melayani / merawat Imam lansia, rekreasi dan olahraga.
Pelayan
Aktifitas: Mandi, makan dan minum, istirahat, tidur, nonton TV, Ibadah, memasak, mencuci dan melayani.
26
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
4.2.1
Analisa Kebutuhan Ruang
Dari tabel jenis kegiatan di atas terdapat aktifitas – aktifitas yang membutukan ruang yang sama. Karena itu untuk menyerderhanakan atau menggabungkan kebutuhan ruang – ruang yang sama tersebut, agar ruang tersebut bisa dipake secara bersama – sama berdasarkan pengaturan jadwal kegiatan sehingga dapat lebih efisien dan efektik. Sehingga dapat diuraikan kebutuhan ruang untuk Gereja, Imam lanjut usia dan ruang untuk paroki adalah sebagai berikut : KEGIATAN IBADAH
HUNIAN PASTORAN
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.
a. Narthex (serambi) b.Nave (R. Umat) b. Sacristy c. Sanctuary (Panti Imam) d. Choir ( R. Koor ) e. Baptistry ( R. Baptis ) f. R. Pengakuan Dosa g. Ruang Doa RUANG KEGIATAN LANSIA
a. b. c. d. e. f. g. h.
Ruang unit guest house R. perawat & karyawan Toilets R. makan bersama R. perawatan intensif Ruang interaksi bersama Ruang tamu perpustakaan
R. KEGIATAN PELENGKAP
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
R. KEGIATAN PELAYANAN
a. b. c. d. e. f. g.
Ruang tamu R. kerja pastor R. tidur pastor R. tidur frater R. tidur koster Ruang doa R. Pengakuan Dosa Ruang Doa Pantry R. cuci & jemur toilets
Ruang logistic Ruang ME Toilets Pos keamanan R. istitahat karyawan R. parkir kendaraan Ruang olahraga
Ruang konsultasi Ruang Rapat Toilets Ruang tunggu R. perpustakaan R. seksi liturgi R. seksi katekese R.seksi sosial R.serbaguna Ruang secretariat
27
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
4.3
TUGAS AKHIR
Masyarakat Sekitar
BPK PENABUR
JL. M. THAMRIN
MAIN GATE
RUKO RUKO
RUKO
LAP. SOFTBALL
PBVSI BUNDARAN
4.3.1
LOKASI
Existing Sentul City
PLAZA AMSTERDAM I & II
PLAZA NIAGA I & II
SEKOLAH PELITA HARAPAN
PETRONAS WISATA AIR PANAS SEKOLAH BPK PENABUR
TERMINAL BUS
GERBANG TOL
WISATA AIR CAFÉ TERATAI
BELLANOVA MALL
ALAM FANTASI ISLAMIC CENTER RESTO TAMAN BUDAYA
CLUB BERKUDA & POLO, MEDICAL CENTER
PADANG GOLF
28
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
SEKOLAH PELITA HARAPAN DAN TERMINAL BUS
PLAZA AMSTERDAM I & II
PLAZA NIAGA II JJC / LAPANANAGAN SOFTBALL
LOKASI TAPAK
SPBU & SEKOLAH BPK PENABUR
PBVSI Gambar : Existing Sentul City
4.4
Analisa Bangunan Jenis masa pada bangunan gereja Katholik dan hunian para Imam lanjut
usia serta pastoran dapat dipilih masa majemuk karena adanya perbedaan kegiatan dan aktifitas dari masing – masing fungsi tersebut. ASRAMA IMAM LANSIA DAN HUNIAN PASTORAN
GEREJA
Bangunan-bangunan gereja disaat ini yang sudah memakai arsitektur moderen sejak adanya perubahan Gereja dibangun setelah adanya pembaharuan dalam gereja yang ditandai dengan Konsili Vatikan II. Bangunan gereja sudah mulai menggunakan sistem struktur dan bahan yang moderen dan menyederhanakan tata ruang. Sehingga bentuk dan fungsi terhadap arsitektur moderen yang mudah diterapkan secara fungsional. Beberapa contoh penerapan arsitekrur Gereja Moderen :
GEREJA
GEREJA
GEREJA
Sumber : Gambar Internet
29
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
4.4.1
Bentuk Dasar Masa
Bentuk dasar masa yang ditampilkan bertujuan untuk menyimbolkan dan menampilkan symbol – symbol kristiani, dengan tetap tidak mengabaikan segi efisiensi yang harus dimiliki oleh ruang / bangunan, maka dalam memilih bentuk dasar masa dipertimbangkan : - Penyesuaian dengan tapak - Kesan yang ditampilkan - Fungsi dan sifat kegiatan dan sirkulasi. Untuk pemilihan bentuk dasar masa bangunan gereja didasarkan pada : •
Kebutuhan luas ruang berkaitan dengan kapasitas umat yang dapat ditampung.
•
Persyaratan ruang yang berkaitan dengan pandangan umat terhadap umat / jemaat
•
Tidak terlalu jauh.
•
Fungsi simbolik yaitu usaha untuk mengungkapkan nilai – nilai keagamaan dalam mewujudkan suasana yang sakral baik exterior maupun interior.
Berdasarkan analisa untuk bentuk dasar masa, maka penerapan masa bangunan gereja diambil bentuk lingkaran dan tranformasinya. Bentuk denah yang sering dipakai dalam bangunan gereja adalah :23 1. Bentuk Lingkaran dan memusat. 2. Bentuk empat persegi panjang 3. Bentuk salib / 3 wings dan 4. Bentuk auditorium. Criteria dalam pemilihan bentuk dasar masa auditorium adalah : - Kapasitas umat yang ditampung besar. - Tidak ada umat yang dibelakangin oleh Imam. - Jarak pandang umat ke Altar tidak terlalu jauh. - Bentuk denah menyebabkan orientasi tempat duduk umat dapat langsung berpusat ke Altar. 23
sleeper, Harold R, Buinding Planing & Design Standars New York, John Wiey & Son, Hal 298
30
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
Penerapan bentuk dasar masa bangunan Gereja ini diambil dengan mempertimbangkan dengan bentuk denah auditorium pada ruang gereja yang direncanakan agar dapat menampilkan kesempurnaan dan kesatuan di dalam Bait Allah (rumah Tuhan) dan menunjukan secara langsung titik orientasi ke arah Altar. Bentuk transformasi lingkaran dan auditorium yang dipersatukan akan menghasilkan penggabungan bentuk dasar yan merupakan bentuk rencana dasar bangunan gereja dan sebagai bentuk masa bangunan.
4.4.2
Analisa Penerapan Simbolime
Penerapan simbol – simbol kristiani tersebut untuk diterapkan pada : -
Pengolahan tapak dan penataan ruang luar kompleks gereja dan Asrama.
-
Penerapan pada bentuk bangunannya.
-
Penampilan juga penataan interior bangunan.
-
Fasad maupun exterior bangunan dan
-
Elemen estetis pada ruang luar sebagai elemen pendudung bangunan. Penerapan simbol – simbol kristiani pada kompleks gereja Katholik ini akan
diterapkan menggunakan simbol – simbol religius atau benda – benda kudus Katholik. Penerapan yang dilakukan dengan dipertimbangkan untuk : - Menerapkan simbol – simbol kristiani yang jelas dan mudah sehingga dapat dimengerti pesan dan kesan ingin disampaikan. - Simbol yang digunakan diusahakan dapat memberikan yang menjadi media komunikasi dan mendekatkan manusia dengan Tuhan sehingga manusia dapat merasakan kedekatan dan kehadiran Tuhan di tengah umatnya. - Simbol – simbol yang diterapkan dapat memberikan kesan KEAGUANGAN dan KEKUDUSAN serta di tempat yang MAHA TINGGI. Simbol – simbol yang akan diterapkan pada bangunan kompleks gereja Katholik ini adalah : Simbol Cahaya Roh Kudus Defenisi dan pengertian simbol dari cahaya Roh Kudus :
31
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
Roh Kudus dalam Ibrani: Ruah Haqodesh, dalam bahasa latin disebut Spritus. Roh Kudus disebut juga pribadi Tuhan dalam konsep Tri Tunggal dan berkarya dalam setiap jiwa manusia juga dalam gereja / Bait Allah. Dalam kepercayaan sebagai umat Nasrani ada 2 peristiwa yang dipakai dalam symbol keagamaan yaitu :
1. Cahaya Roh Kudus adalah sebagai tanda yang diberikan kepada Isa AlMasih saat Dia di Baptis / Diurapi dengan ditandai turunnya Roh Kudus melalui seekor burung merpati dan bercahaya. 2. Pada kisah sengsara, wafat dan bangkit Isa Al-Masih diangkat ke surga oleh Roh Kudus dengan bercahaya dan disaksikan oleh murid – murid-Nya. Contoh sketsa penerapan symbol cahaya yang dielaborasikan dalam bentuk arsitektur Langit – langit sebagai bukaan memasukan cahaya sebagai symbol cahaya Roh
Atap
Kudus
Altar
NAVE
NAVE
Pada atap diberikan bukaan untuk memasukan cahaya ke dalam ruang yang memberikan symbol bahwa Roh Kudus dalam setiap jiwa manusia & Gereja
Cerobong untuk memasukan cahaya langsung ke Altar dan menjulang tinggi yang memberikan symbol terangkat dengan cahaya Roh Kudus pada saat kenaikan Isa Al-Masih
4.4.3 Sirkulasi dalam bangunan Berdasarkan pertimbangan untuk menentukan pola sirkulasi diatas, maka ada kemungkinan menggunakan 2 pola system sirkulasi yaitu:
32
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
c e r o b o n g
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
•
Bangunan Gereja Katholik yang membutuhkan aktifitas terpusat maka pola sirkulasi akan diterapkan bentuk pola radial. Sehingga dapat berorientasi langsung pada ruang sanctuary.
•
Bangunan asrama Imam lanjut usia membutuhkan aktifitas terarah, maka pola sirkulasi akan diterapkan bentuk pola linier.
4.4.4
Karakteristik Bangunan
Penampilan bangunan gereja harus mencerminkan symbol ke Agungan dan Kebesaran Tuhan Allah. Sehingga
penampilan
dalam
bentuk
direncanakan bentuk skala monumental menghubungkan
manusia
dengan
bangunan yang dapat
Tuhan.
Fungsi
simbolik
warna
yang
berdasarkan nialai – nilai keagamaan. Nilai – nilai warna tersebut yang ditinjau dari segi keagamaan yang diuraikan diatas , antara lain : - Putih melambangkan kesucian dan murni - Coklat melambangkan tanah, bumi dan alam - Hitam melambangkan kesediahan , formal Pengunaan warna untuk Gereja akan didominasi oleh warna putih yang melambangkan kesucian dan keagungan.
4.5
Struktur Bangunan Gereja dan asrama lansia memiliki kebutuhan system struktur
rangka yaitu struktur beton bertulang. Dengan pendekatan disain pada judul dan tema maka penulis melihat setiap kebutuhan dan fungsi struktur di sesuaikan dengan konsep serta temanya. Sistem struktur bangunan yang digunakan berdasarkan pada pertimbangan berikut ini:24 a.
Mampu memikul keseluruan beban bangunan.
b.
Sesuai dengan keadaan kondisi lingkungan tapak yang menyangkut kedalaman tanah keras, kedalaman muka air dan daya dukung tanah.
24
Puspantoro, Ir. Ing. Benny, MSc, Konstruksi Bangunan Gedung Bertingkat Rendah, hal. 83 – 89
33
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
c.
System struktur tersebut dapat menunjang penampilan bangunan
d.
dan pengolahan masa sesuai dengan topic dan tema yang
e.
mempertimbangkan efisiensi biaya dan waktu.
f.
Sesuai dengan tuntutan fisik bangunan yang meliputi kekuatan, kekakuan, kestabilan dan daya tahan terhadap gaya yang terjadi.
g.
Dapat memenuhi fungsi ruang – ruang dan memerlukan banyak bukaan untuk pencahayaan dan penghawaan.
4.5.1 Struktur Bawah Struktur
bagian
bawah
ini
merupakan
struktur
yang
langsung
berhubungan dengan tanah yang berguna menyalurkan beban- beban dari bangunan yang diterimanya dari atas ke dalam tanah. Jenis – jenis struktur bagian bawah bangunan yaitu : No.
MACAM Pondasi lajur batu
PONDASI DANGKAL -
kali
1
PONDASI DALAM
Beban yang dapat dipikul tidak terlalu besar (1 – 2 lt)
-
Bahan mudah diperoleh.
-
Tidak perlu keahlian khusus.
-
Kedalaman tanah 0,80 – 1,20 m dari parmukaan tanah asli.
Pondasi setempat
-
2
Beban yang dapat dipikul cukup besar (2 – 4 lt )
-
Kedalaman tanah sekitar 1,20 m dari permukaan tanah asli.
-
Memerlukan keahlian khusus.
Dalam menentukan macam – macam sub-structure ini perlu dilihat dari beberapa pertimbangan : 3. Beban bangunan dan jumlah lantai. 4. Kondisi tanah setempat / jenis tanah dan daya dukungnya. 5. Ekonomis tanpa mengurangi kekuatannya. 6. Kemudahan dalam pelaksanaan dan bahan bangunannya mudah didapat. 7. Tidak menganggu lingkungan sekitar dalam pelaksanaannya. 34
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
Berdasarkan analisa macam - macam struktur bagian bawah yang telah diuraikan dan disesuikan dengan pertimbangan – pertimbangan diatas, maka struktur bagian bawah ( sub-structure) yang baik dan cocok digunakan adalah pondasi dalam baik untuk bangunan Gereja maupun Asrama Lansia. 4.5.2 Struktur Atas Pertimbangan pemilihan struktur bagian atas yaitu : Efisiensi
dalam
pembagian
ruang,
ekonomis
dalam
pengerjaannya,
Pemeliharaannya dan memiliki kekuatan dan kekakuaan yang cukup serta fleksibel dalam perencanaan bentuk, bukaan dan lain – lain agar menunjang penampilan bangunan. a. Rangka Bangunan. No.
SISTEM STRUKTUR
KEUNTUNGAN
Rangka portal
- dapat digunakan bentang Lebar.
(rigid frame)
- pelaksanaan mudah.
1
- fleksibel dalam pengaturan Ruang.
KERUGIAN
Biaya pelaksanaan tinggi
- memungkinkan bukaan bebas pada bangunan. Dinding
pemikul
(bearing wall)
- dinding diletakan sebagai pengganti kolom dan kesannya dinding lebih ringan.
2
- kurang kaku dalam menahan gaya gempa - flesibilitas dalam pengaturan ruang kurang
Berdasarkan alternatif pilihan struktuktur bagian atas bangunan (supper structure) yang diuraikan diatas maka dipilih bangunan Gereja dan Asrama Lansia menggunakan system struktur rangka portal. Karena bangunan Gereja yang monumental. Selain itu lebih fleksibel dalam pengaturan ruang, ekonomis serta mudah pelaksanaannya. b. Atap Bangunan. Jenis struktur beton yang dapat digunakan: Sistem Slab Waffle. System slab waffle adalah system beton bertulang dua arah bertinggi konstan yang mempunyai rusuk dalam dua arah. Rusuk ini dibentuk oleh cetakan khusus yang terbuat dari baja atau fiberglass. Rongga yang dibentuk oleh rusuk sangat 35
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
mengurangi berat sendiri struktur. Untuk situasi bentang besar, slab waffle lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan plat datar. Slab waffle juga dapat diberi pasca tarik untuk digunakan pada bentang besar, disekitar kolom, slab biasanya dibiarkan tetap tebal. Daerah yang kaku ini berfungsi sama dengan drop panel atau kepala kolom pada slab datar. 1. Contoh penerapan system struktur slab waffle Warna langit – langit yang biru sebagai warna dasar dan kemerah – merahan disebabkan oleh kaca patri modern dalam sebuah gereja Clifton. Disini juga tercermin dari atap plat beton waffle.
Bahan konstruksi yang akan digunakan dipilih atas pertimbangan : - Faktor keamanan yang tinggi - Menggunakan bahan yang efektif - Kekuatan dan ketahanan terhadap gaya yang terjadi 4.5.3 Service Pendukung Penataan ruang luar dari suatu bangunan pada umumnya bertujuan untuk mendukung kegitan dan kebutuhan yang ada pada Gereja dan Asrama Lansia serta memberikan keramatamahan bagi para Umat, Imam lanjut usia maupun Pastoran. Dengan tercitanya suatu landscape yang memberikan keindahan dan rasa nyaman bagi mereka. Adapun runang luar dalam perencanaan terbagi atas 2 jenis :
1. Ruang luar aktif Merupakan ruang terbuka yang mengandung unsur – unsur kegiatan di dalamnya, misalnya : sirkulasi kendaraan, sirkulasi manusia / pedestrian, parkir dan ruang terbuka untuk lansia, Pastoran maupun pengunjung. Hal ini sangat memperhatikan penataan ruang yang harus dapat mendukung fungsi elemen disain arsitektur yang baik untuk memenuhi kenyamanan , keamanan dalam sirkulasi, kemudahan / kejelasan pencapaian keluasan gerak ( jarak toleransi ).
36
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
1. Parkir Kendaraan dan drop off Memperhatikan kebutuhan luas area yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan masing – masing pengguna. Penerapannya berdasarkan luasan kebutuhan dilihat dari jenis kelompok pemakai bangunan dan system sirkulasi kendaraan ( parkir ). Parkiran untuk lansia memiliki kriteria : 1. Tempat parkir para lansia terletak pada rute terdekat menuju bangunan / fasilitas yang ditujuh, dengan jarak maksimun 60m. 2. Jika parkiran jauh dari bangunan, maka harus diletakan sedekat mungkin dengan pintu gerbang masuk dan jalur pedestrian. 3. Area parker harus memiliki ruang bebas, agar memudahkan pengguna kursi roda keluar masuk kendaraan. 4. Ruang parkir mempunyai lebar 370 cm untuk parkir tunggal dan 620 cm untuk parkir ganda dan sudah dihubungkan dengan ramp juga jalan menuju fasilitas lainnya. Untuk drop off ( naik turun penumpang ) memiliki kriteria : 1. Kedalaman minimal dari daerah naik turun penumpang dari jalan atau jalur lalulintas sibuk adalah 360 cm. dan dengan panjang 600 cm. 2. Dilengkapi dengan fasilitas ramp, jalur pedestrian dan rambu penyandang cacat. 3. Kemiringan maksimal 5o dengan permukaan yang rata / datar disemua bagian. 4. Diberi rambu penyandang cacat yang biasa digunakan untuk mempermudah dan membedakan dengan fasilitas serupa bagi umum. Kesimpulan : Berdasarkan analisa diatas maka sistem parkir yang digunakan adalah system parkir 90o, dengan pertimbangan paling memberikan kemudahan untuk ruang gerak para lansia ketika turun dari mobil dan khusus yang menggunakan kursi roda.
37
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
2. Pedestrian Perencanaan pedestrian dalam tapak yang memiliki jalur khusus dan aman dari kendaraan, serta melihat prilaku orang yang normal dan para lansia juga yang memakai alat bantu. Sehingga penyesuaian pedestrian ini melihat beberapa pertimbangan sebagai berukut : a. Sebagai akses pencapaian ke tiap – tiap kegiatan yang dipisahkan, seperti dari ruang hunian menuju ruang – ruang lainnya. b. Akses dari parkir menuju gedung atau sebaliknya. c. Melihat tingkat kelelahan manusia dalam melakukan perjalanan, maka maksimal 9 m perlu adanya tempat peristirahatan / tempat duduk, melihat kembali penggunanya adalah lansia. 2. Ruang Luar Pasif Ruang luar terbuka yang tidak mengandung kegiatan manusia. Dalam kaitannya dengan perencanaan lahan berupa penghijauan yang menjadi hal penting dalam memberikan kanyamanan dan keindahan. Tanaman tidak hanya memiliki nilai estetis, tetapi juga berfungsi sebagai: Kontrol pemandangan: -
Perletakan pohon pinus, semak, rumput untuk menahan pantulan sinar kearah yang membutuhkan keteduhan.
-
Pemanfaatan tanaman pada ruang luar sebagai dinding, lantai dan atap. Tanaman rambat pada pergola dan rumput sebagai lantai atau groundcover. 1. Tanaman sebagai pembatas fisik. 2. Tanaman sebagai pengatur arah. 3. Tanaman sebagai pengendali iklim. 4. Tanaman sebagai pengendali suara. 5. Tanaman sebagai filter : menyaring bau, debu, memberi udara segar 6. Tanaman sebagai nilai estetis
Pemanfaatan tanaman untuk memberikan nilai estetis dan menambah nilai lingkungan.
38
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
4.6
TUGAS AKHIR
Perlengkapan Bangunan ( utilitas ) Yang termasuk dalam perlengkapan bangunan pada Gereja dan Asrama
lansia ini adalah Akustik dalam ruang Gereja, lighting atau pencahayaan, sirkulasi, penghawaan, pencegah kebakaran, system sanitasi, penangkal petir dan system komunikasi. 4.6.1 Akustik Dalam ruang ibadah / gereja perlu juga diperhatikan masalah – masalah akustik yang bertujuan untuk : 1. Mengatur suara yang ditimbulkan pada saat ibadat berlangsung baik dari suara Imam, paduan suara dan petugas misa lainnya sehingga dapat terdengar baik oleh umat dan tidak bergema. 2. Mengatasi gangguan suara yang ditimbulkan baik dari dalam maupun luar bangunan. Cara menanggulangi terjadinya gema yaitu dengan cara : -
Merancang bentuk bidang – bidang tertentu pada ruangan dengan bentuk yang tidak seluruhnya berbentuk bidang yang rata yang berbentuk bidang lipat atau bertekuk dan menghindari bidang sejajar yang dapat menimbulkan gema.
-
Memakai bahan penyerap suara pada bidang – bidang tertentu pada ruangan sehingga suara yang ditimbulkan tidak berakibat gema seperti kaca dan kayu.
-
Untuk bagian luar bangunan permasalahan gangguan suara dapat diatasi dengan buffer menggunakan tanaman / pepohonan dan peninggian tanah.
4.6.2 Penghawaan Penghawaan
yang
digunakan
pada
bangunan
proyek
ini
mempergunakan 2 cara penghawaan disesuaikan dengan kebutuhan dan kegiatan dan pembiayaan kesehatan serta kenyamanan pemakai yaitu : penghawaan alami dan buatan. Penghawaaan Alam 1. Terutama pada bangunan gereja dan asrama lansia juga hunian pastoran. 2. Aliran udara disalurkan melalui ventilasi sehingga terjadi ventilasi silang. 39
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
3. Termperatur udara dapat dikurangi dengan penggunaan pelindung dari pepohonan dan sunscreen. Penghawaaan Buatan 1. Menggunakan AC split dengan pertimbangan kemudahan dalam kebutuhan pemakaian setiap ruang dan mudah perawatan. 2. Digunakan untuk fungsi – fungsi yang menuntut kenyamanan bekerja dan unit unit kamar yang membutuhkan disaat ada perubahan iklim. Agar tetep terjaga kenyamanan dan kesehatan pemakai, harus diperhatikan faktor pergerakan, suhu udara dan radiasi agar penghawaan dalam ruangan dapat lebih baik dan nyaman. 4.6.3 Pencegah Kebakaran Pencegahan kebakaran diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran mendadak dan pemadamannya. Pencegahan kebakaran yang diperlukan untuk bangunan kompleks gereja terdiri dari : 1. Pencegahan pasif a. Pencegahan dengan melindungi kabel dengan memutus arus listrik secara otomatis , bila terjadi hubungan pendek di ruagan tertentu. b. Penggunaan bahan bangunan seperti baja, dan lain – lain. c. Penyediaan tangga darurat dengan jarak pencapaian tidak lebih dari 25 m serta exhaust fan yang otomatis hidup disaat kebakaran dan berfungsi untuk menyedot asap. 2. Pencegahan aktif. a. Smoke detector ( penditeksi asap) untuk tahadap pencegahan pada reaksi pertama yang akan mendeteksi asap da head detector (deteksi panas) yang akan mendeteksi panas pada temperature 60oc – 70oc. b. Sprinkler alat pemadam kebakaran yang bekerja secara otomatis dan menyemprotkan air dari arah plafon ( I unit untuk 25 m2). c. Fire house yang berisi selang yang disambungkan ke hydrant regulator, yang panjangnya 10m – 15 m.
40
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
d. Fire extinguisher, berupa tabung dalam cabinet – cabinet ditempelkan pada dinding dan ditempatkan pada jarak tertentu serta tempat – tempat strategis ( 1 unit untuk 200 m2) e. Hydrant pillar, diletakan di tempat strategis dan mudah dijangkau ( 1 unit untuk 800 – 1000 m2). 4.6.4 Sistem Sanitasi Distribusi air bersih Kebutuhan akan air bersih diperuntukan sebagaian besar untuk ruang – ruang service, bangunan hunian asrama lansia dan pastoran, toilet, dapur. Sumber air bersih untuk bangunan proyek ini dirancang dengan menggunakan air dari PDAM dan Deep – well untuk sumber air cadangan. Secara umum alternative – alternative penyaluran air terbagi menjadi 2 macam yaitu : Reservoir atas dan Reservoir bawah Dengan melihat karakteristik masing – masing system tersebut diambil keputusan untuk menggabungkan keduannya baik reservoir atas maupun reservoir bawah. Dengan tujuan agar keduanya memiliki penyaluran yang mempunyai kelebihan dan kekurangan yang dapat saling mendukung satu dengan yang lainnya sehingga tidak akan terjadi permasalahan air tidak jalan karena listrik mati dan hemat listrik. Penempatan reservoir atas akan ditempatkan pada dak / atap beton asrama lansia. Distribusi air kotor Sistem pembuangan air kotor dibagi atas: 1. Air kotor Pembuangan air kotor yang berasal dari pantry, washtafel dan dapur disalurkan ke sawage treatment lalu diteruskan ke seluruh kota melalui bak control. 2. Air kotoran padat. Air kotoran padat dan air kotoran yang berasal dari kloset dibuang melalui saluran khusus menuju septic tank, kemudian sewage treatment untuk diolah sampai batas wajar, lalu disalurkan ke got / parit kawasan perumahan. 3. Air hujan 41
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
Pada pembuangan air hujan menuju saluran kota dengan dilengkapi adanya bak control pada setiap penyimpangan saluran untuk mempermudah pengecekan bila terjadi penyumbatan 4.6.5 Penangkal Petir Berdasarkan uraian terdapat 2 alternative pilihan untuk menangkal petir, maka system penangkal petir yang akan digunakan pada proyek ini adalah sistem faraday dengan pertimbangan karena tidak merusak estetika bangunan dan arena daerah yang dilindungi cukup besar. 4.6.6 Pencahayaan Fungsi pencahayaan dalam gereja adalah : -
Pendukung kegiatan yaitu membantu umat dan imam dalam melaksanakan ibadah.
-
Mewujudkan suasana tenang, sehingga dapat tercipta suasana yang dapat mendukung kualitas ibadah.
Pencahayaan alami dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Pencahayaan Alami. 2. Pencahayaan buatan Berdasarkan analisa diatas, maka dipilih: Untuk
bangunan
Gereja
dan
Asrama
juga
hunian
pastoran
digunakan
pencahayaan alami pada siang hari dan buatan pada malam hari. Kebutuhan akan pencahayaan pada bangunan Asrama lansia maupun hunian pastoran harus cukup menunjang aktifitas yang terjadi di dalamnya. Dengan penerangan nyaman dan tidak menyilaukan mata dan tidak terlalu gelap. 4.6.7 Sampah Sampah dikumpulkan dalam bak penampungan sementara pada halaman kompleks yang berasal dari tempat – tempat sampah di dalam ruangan dan kemudian diangkut oleh truk sampah perumahan kemudian dibuang ke penampungan khusus.
42
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
4.6.8 Instalasi Listrik Sumber listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu listrik kemudian dialirkan ke banguanan dan ke dalam ruang – ruang. Sumber listrik cadangan diperoleh dari genset yang digunakan pada saat listrik PLN padam. Skema Instalasi listrik
4.6.9 Sistem Telekomunikasi Berdasarkan pertimbangan kebutuhan lansia yang selalu ada hubungan maka disediakan sarana telekomunikasi, instalasi juga dimanfaatkan dalam hunian pastoran dan ruang administrasi : 1. Hubungan Intern: a. Inetercom system, digunakan komunikasi antar ruang. b. Nurse Call, komunikasi untuk memanggil perawat. c. Alat panggil darurat. 2. Hubungan Extern: a. PABX (Private Automatic Branch Exchange) untuk komunikasi antar bangunan dalam kompleks. b. Telephone sambungan luar melalui atau tampa operator. 4.6.10 Topografi dan Iklim Topografi Sentul City 8 – 15 %, kawasan Sentul City memiliki topografi yang berkontur dan memiliki jenis tanah latosol coklat kemerahan dan andosol. Bukit Sentul memiliki curah hujan yang cukup tinggi, hal ini karena Sentul City dekat dengan kota Bogor, karena memiliki curah hujan tinggi maka memiliki kelembaban yang tinggi, sehingga suhu udara di Sentul City tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas sehingga cocok juga untuk tempat tinggal Lansia. 4.6.11 Analisa Luas Bangunan Peraturan – peraturan (Legal Restrictions) Pada kawasan Sentul City memiliki peraturan – peraturan yang berkaitan dengan tapak, berdasarkan peraturan bupati Nomor 2 Tahun 2006 tentang Kriteria Lokasi
43
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
dan Standar Teknis Pemanfaatan Ruang, Khusus untuk fasilitas sosial bangunan memiliki ketentuan : KDB : 50% KLB : 1,3 dan GSB : 5 m. KLB
KDB = luas dasar bangunan
= Luas total bangunan
Luas lahan
Luas Lahan
40% = Luas dasar bangunan
1,3
= Luas total bangunan
9500 m2
9500 m2
LDB = 4.750 m2
LTB = 12.350 m2
4.7 Aspek Lingkungan Secara garis besar lokasi tapak berada pada wilayah Bogor bagian timur yang berada pada kawasan perumahan Sentul City. Bila diamati pada peta Jakarta, maka posisi kecamatan tersebut letaknya persis berada di selatan wilayah Jakarta. 4.7.1 Analisa Fisik Lingkungan Makro Secara makro Sentul City merupakan salah satu kawasan kota mandiri yang berada di sebelah timur kota bogor Kotamadya Jakarta Selatan. Dengan batas-batas administratif: o Timur :
berbatasan dengan tol jagorawi.
o Barat :
berbatasan dengan perkampungan Madang, kecamatan sumur batu.
o Utara
: Berbatasan dengan kawasan perumahan Grand Sentul.
o Selatan : Berbatasan dengan perkampungan Bojong Gede U
Lingkungan Makro B
T
PETA WILAYAH JAKARTA DAN BOGOR
S
44
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
Lingkungan Mikro
BPK PENABUR
JL. M. THAMRIN
MAIN GATE
RUKO
RUKO
LAP. SOFTBALL
RUKO
BUNDARAN
LOKASI
PBVSI
4.7.2 Pencapai Dalam menetukan pencapaian ke dalam tapak untuk Umat yang datang ke gereja maupun pengunjung ke tempat tinggal Lansia dan pastoran ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan : 1. Pintu masuk utama untuk para penghuni dan pengunjung. 2. Pintu samping untuk service. Ditinjau dari jenis pemakai : 1. Jalan untuk kendaraan bermotor. 2. Jalan untuk pejalan kaki. 3. Jalan untuk pengguna alat bantu ( kursi roda dan tongkat)
45
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
Dalam mentukan titik pencapaian ke dalam tapak, perlu criteria berdasarkan letak / lokasi tapak sebagai berikut : 1. Mudah terlihat dan dijangkau, mengingat fungsinya sebagai tempat tinggal gereja dan asrama lansia. 2. Tidak memotong arus lalu lintas. 3. Memaksimalkan kondisi tapak yang terbatas sebagai sirkulasi untuk kelancaran kendaraan. 4. Untuk servis dipisahkan letaknya, sehingga tidak mengganggu sirkulasi pengunjung. 5. Mendukung keberadaan pencapaian utama untuk membentuk alur sirkulasi di dalam tapak. Pencapaian ke dalam tapak melalui jln Mh. Thamrin dan melewati antara plaza Amsterdam I & II. (Jalur 2 arah)
Pencapaian ke dalam tapak melalui jln Mh. Thamrin dan melewati SPBU & sekolah BPK Penabur ( jalur 2 arah )
LOKASI TAPAK
4.7.3 Sirkulasi Dalam Tapak Sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki ANALISA
A
C A
C
B
B
- sirkulasi kendaraan pada jln utama MH. Thamrin memiliki 3 lajur Kendaraan serta adanya jogging track sebgai pedestrian. - sirkulasi kendaraan pada jln Alam Sentosa mempunyai 2 Lajur Kendaraan dan tidak memiliki pedestrian hingga mencapai tapak - sirkulasi kendaraan pada jln Dewi Sartika memiliki 2 lajur kendaraan dan tidak adanya pedestrian bagi pejalan kaki
C
46
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
Sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki
TANGGAPAN
1
- sepanjang no. 1 & 3 akan dibuat pedestrian untuk pejalan kaki hingga mencapai tapak. - no. 2 pada jalan alam sentosa akan dibuat pedestrian hingga akses keluar tapak. - sirkulasi kendaraan pada jln Dewi Sartika memiliki 2 lajur kendaraan dan tidak adanya pedestrian bagi pejalan kaki - no. 1 akan menjadi sirkulasi kendaraan & entrance bagi asrama lansia dan pastoran - no. 2 akan dibuat sirkulasi kendaraan dan entrance khusus bagi umat yang datang bribadah
2 3 ENTRANCE
1 2
4.7.4 Kebisingan dan Polusi Udara
ANALISA
- No. 1 pada jalan utama MH. Thamrin kebisingan cukup Tinggi dan polusi udara yang cukup tinggi juga. - pada jalur no. 2 memiliki tinggkat kebisingan yang rendah dan memiliki polusi udara yang rendah. - pada jalur no. 3 memiliki tingkat kebisingan sangat rendah dan sedikitnya polusi udara. Pada jalur ini tidak ada kendaraan yang melewati karena sebagian lahan diantara tapak masih kosong. jadi tingkat kebisingan dan polusi sangat rendah.
1 2
2 3
47
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
Kebisingan dan polusi udara TANGGAPAN
dari analisa kebisingan dan polusi udara diatas yaitu dapat berpengaruh pada perletakan masa bangunan atau ruang luar pada tapak. - Pada area A akan dibuat Taman dan pond agar bisa membedakan masing – masing fungsi. Karena berhubungan langsung dengan entrance gereja. - Pada area B akan ditanam pahon sehingga dapat menutupi pandangan ke arah lapangan. - Pada area C (GSB) akan dibuat taman sehingga bisa mereduksi panas.
B
C A
4.7.5 Orientasi Bangunan U
B
T
S Orientasi bangunan asrama lmam lanjut usia Orientasi bangunan gereja yang diarahkan
dan hunian pastoran lebih di arahkan
menghadap ke utara sehingga cahaya matahari
menghadap ke bukit. Karena pandangan bukit
yang maksimal sehingga dapat mencapai tema y
sangat cocok bagi Imam yang telah lanjut usia
an g diinginkan.
dan berfungsi sebagai fisioterapi.
48
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
Massa Bangunan
Open space sebagai pembatas antar fungsi yang berbeda. Akan dibuat sculpture sebagai elemen estetis
Massa Bangunan
fasad Bangunan gereja akan dibuat solid dengan sedikit bukaan
fasad Bangunan solid dan trasparan. Banyak buakaan, banyak potensi view
Pada area lingkaran penulis akan mencoba membuat pond dan di tengah pond tersebut akan diletakan sculpture patung atau benda – benda kudus religius yang memberikan symbol tempat yang sakral, sehingga dapat memberikan kesan yang kuat dalam kompleks bangunan gereja dan asrama lansia
49
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
4.7.6 Analisa View
PLAZA AMSTERDAM II
PLAZA AMSTERDAM I
1 LAP. SOFTBALL PLAZA
4
2
BPK PENABUR
3
GEDUNG PBVSI PERKAMPUNGAN
DATA DAN TANGGAPAN
2. View kearah lap. Softball sangat baik.
Dengan arah view terbaik dari arah 2 & 4 maka area tapak akan didisain bentuk bangunan 1 yang terlihat simbolis yang kuat.
3. View kearah bukit
Dengan mempertimbangkan analisa view
1. View kearah plaza Amsterdam kurang baik
maka orientasi masa lebih diperkuat dengan adanya jalan depan tapak. Sedangkan pada arah no 2 tidak memiliki akses jalan. Pada view no 2 akan dibuat banyak bukaan untuk asrama.
perkampungan kurang baik 4. View kearah sekolah sangat baik
50
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
4.8 Analisa Program Perencanaan dan Hubungan Ruang Skema program Ruang Gereja R. PENGAKUAN GUDANG
LONCENG R. BAPTIS SAKRISTI
R. KOOR
NARTHEX / SERAMBI
SANCTUARY (ALTAR)
NAVE (R. UMAT)
AREA DOA
NARTHEX / SERAMBI
AREA DOA
NARTHEX / SERAMBI MASUK S. KIRI
MASUK S. KANAN MASUK DEPAN
Skema program Ruang Imam lansia GUDANG R. LOGISTIC R. PER. INTENSIF DAPUR
PERPUSTAKAAN
UNIT PERAWAT/ PELAYAN
R. DOKTER R. MAKAN UNIT GUEST HOUSE R. INTERAKSI R. TAMU
TOILETS
LOBBY RECEPTIONIST MAIN ENTRANCE
Skema program Ruang Pastoran R. CUCI/ JEMUR
R. MEETING
TOILET
GUDANG
R. KERJA
R. TIDUR KOSTER
RUANG KONSULTASI
R. TIDUR PASTOR
R. TIDUR PELAYAN
R. TAMU
R. TIDUR FRATER
TANGGGA
51
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
Skema program Bangunan Serbaguna R. SERVICE
GUDANG
TOILETS
R. PERSIAPAN
SERVICE ENTRANCE
PANGGUNG
R. KOOR & R. KELAS
HALL RUANG UTAMA
R. SEKSI PAROKI
LOBBY
R. SEKRETARIAT
4.8.1 Program Ruang dan Luasan Ruang Pengelompokan ruang dan luasan ruangnya didasari oleh pertimbangan : - Efisiensi ruang. - Kegiatan – kegiatan yang dapat dilakukan bersama / menggunakan menggunakan ruangan yang sama. - Hubungan antar ruang / kegiatan yang tidak saling mengganggu. - Kapasitas pemkai yang menggunakan ruang tersebut. - Waktu kegiatan atau jadwal penggunaan ruang. Dari pertimbangan tersebut maka dapat dihasilkan pengelompokan dan luasan ruang sebagai berikut : Bangunan Gereja ruang
kapasitas
jumlah
standar
sumber
luasan
50 org
3
0,135/org
A
20,25 m
Sanctuary ( R. Imam)
3000 org
1
1,2 m /org
A
3600 m
R. Sakristi
8 –12org
1
Min 18,5 m
A
100 m
R. Pengakuan
5 org
1
1,2 m /org
A
6m
R. Tunggu
30 org
1
0,81 m /org
SB
5,4 m
R. Doa
2 org
1
1 m /org
2
A
25 m
2
A
24 m
2
A
13,94 m
SB
20 m
2
SB
17 m
2
Serambi (Narthex)
2
R. Umat (Nave) 2
2
2
2
R. Paduan Suara
Gudang R. Lonceng Grj.
5 org
2
2
24 m
1
2 2
----
1
13,94 m
----
1
13,944 m
2 org
1
8,50 m
2
Sirkulasi 20% luas lantai bangunan
2
2
77,6 m
52
r
2
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
2
2
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
2
TOTAL
4.598,3 m
Asrama Imam Lansia ruang
kapasitas
jumlah
standar
sumber
luasan
0,5 m
DA
25 m
DA
377,5 m
DA
22,5 m
2
2
Lobby
30 org
R. Tidur
16 org
2
17,55/unit
R. T. Perawat
3 org
2
7,5m /org
R. T. Dokter
3 org
3
15,25m org
DA
15,25m
2 org
1
48 m /unit
2
DA
48 m
2
4 m /org
2
DA
24 m
2
2
AS
50,5 m
AS
66,41 m
DA
40 m
2
DA
25 m
2
AS
24 m
2
2
2/
2
2 2
R. Perawatan Intensif Toilets R. Mkn Bersama
6 org
1
R. Interaksi
30 org
1
50,5 m
R. Tamu bersama
12 org
2
66,41 m
R. Cuci dan Jemur
20 org
1
64 m
Bersama
4–5 org
1
-----
1
24 m
4 org
4
7,5m /org
----
1
12 m
----
1
20 m
2
2 2
Dapur Bersama
25 m
2
2
R. Karyawan R. Logistic Gudang
2
2
2
DA
30 m
2
SB
12 m
2
AS
2
20 m
2
2
Sirkulasi 20% luas lantai bangunan
256,1m
TOTAL
1.536,3 m
2
Hunian Pastoran ruang R. Tidur Pastor
kapasitas
jumlah
17,55/unit
7
1 org
standar 2
sumber DA
luasan 90,75 m
2
2
R. T. Koster
1 org
1
7,5m /org
DA
7,5 m
Toilets
2 org
2
4 m /org
2
DA
16 m
2
2
R. Kerja Pastor
1 org
3
10 m /org
DA
20 m
2
R. Meeting
10 org
1
-
DA
48 m
2
R. Olahraga
6 org
1
-
DA
25 m
2
R. Doa
6 org
1
30 m
2
SB
30 m
2
R. Konsultasi
8 org
1
36 m
2
SB
36 m
2
Teras & R. tunggu
5 org
1
----
----
42 m
----
1
8m
AS
8m
Gudang
2
Sirkulasi 20% luas lantai bangunan TOTAL
45,05 m 270,3m
53
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
2
2 2
2
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
Kegiatan Pelayanan ruang
kapasitas
jumlah
standar 2
sumber
luasan
DA
30 m
2
DA
32 m
2
DA
50 m
2
DA
24 m
2 2
Lobby
20 org
1
0,5 m
R. Sekretariat
3 org
1
1,5m /org
Perpustakaan
20 org
1
50 m
R. Seksi Paroki
3 org
1
8 m /org
3
2
2 m /org
SB
60 m
2
DA
1000 m
R. Kelas & Koor
30
2
2
2
R. Aula
700 org
1
1 m / org
Panggung
15 org
1
40 m
2
SB
40 m
2
R. Persiapan
15 0rg
1
24 m
2
AS
24 m
2
Toilets
8 org
1
4m /org
DA
32 m
2
Gudang
----
1
30 m
2
AS
30 m
2
S. Entrance
----
1
24 m
2
DA
24 m
2
2
2
2
Sirkulasi 20% luas lantai bangunan
269,2 m
TOTAL
1.615,2 m
2
Kegiatan Pelengkap ruang
kapasitas
jumlah
standar 2
sumber
luasan
AS
15 m
DA
8m
A
3,75 m
2
R. Istirhat Karyawan
2 org
1
6m
Toilets
2org
1
4 m /org
Pos Keamanan
2 org
1
3,75 m
R. ME
----
1
50 m
2
DA
50 m
2
R. Genset
----
1
25 m
2
DA
25 m
2
2
2
Sirkulasi 20% luas lantai bangunan
20,35 m
TOTAL
122,1 m
Total Luas Bangunan Total = 4.598,3 + 1.536,3 + 270,3 + 1.615,2 + 122,1 = 8.142.2 m
2
54
r
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
2
2
2
2
LAPORAN SKRIPSI
TUGAS AKHIR
Ruang Luar dan Kebutuhan Parkir ruang Parkir Dinas
kapasitas 2
5 mobil
Parkir Tamu
standar
Analisa
sumber
luasan
12,5m /
Terdiri dari parkir 2 mobil
DA
25 m
mobil
yayasan
DA
152,5m
DA
15 m
DA
8m
----
250 m
2
----
200 m
2
12,5m /
Disediakan 2 tempat bus serta
mobil
tersedia parkir untuk tamu 5
2
mobil (45m x 2)+(12,5m x 5)
45 m /bus
2
2
2
2
2
=90m + 62,5m = 152,5 Servis dan
1
12,5m /
ambulance
5 % dari jumlah total kendaraan
2
mobil Gazebo dapat menampung
Area gazebo
2
2
4m /unit
30% total penghuni. Luas 2
2
gazebo total 2
4,07m / org Taman
Diperlukan sebagai area taman
----
dengan luasan 200 m
-----
----
2
Diperkirakan kebutuhan area
Penghijauan
penghijauan seluas 200 m
2
diperkirakan setiap 5 orang 2
25m /
membawah 1 mobil, jadi parkir umat = 600 : 5 = 120. Total
DA
3000 m
DA
20 m
Parkir Umat
120 mobil
mobil
Parkir Motor
20 motor
2m /
Diperkirakan jumlah
motor
20 motor x 2 m =
2
2
Total kebutuhan Ruang Luar
3,640,5 m
T O T A L PERENCANAAN BANGUNAN 2
Luas Bangunan
= 8,142,2 m
Luas Parkir
= 3,640,5 m
Taman, Gazebo dan Pond
= 450 m
Penghijauan
= 200 m
Luas TOTAL Perencanaan
= 12.432,7 m
2
2
2
2
55
r
2
GEREJA DAN ASRAMA IMAM LANJUT USIA
+
2
2