ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
5.1.
ANALISA FISIK DASAR Kota Ngimbang memiliki dominasi lahan pertanian dalam penggunaan
lahannya yaitu sebesar 43 % dari total luas Kota Ngimbang atau seluas 309,6 Ha. Agar pengembangan kota nantinya dapat memajukan sektor dominan dan tidak
ANALISA WILAYAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG AH I AG
Kondisi fisik dasar dalam studi ini mempunyai arti yang penting, dimana eksistensi
suatu
kawasan
perkotaan
dengan
ciri
khusus/tertentu
harus
mempertimbangkan keadaan fisik dasar dari kawasan perkotaan tersebut. Dalam analisa terhadap kondisi fisik dasar ini aspek fisik yang dipertimbangkan dalam pengembangan wilayah yang sesuai diantaranya adalah keadaan jenis tanah,
a
Girik
d
AF I AE
unit-unit analisis fisik dasar.
b
e AM
bertentangan dengan kepentingan penggunaan lahan terbangun, maka dilakukan
geologi, topografi, iklim dan ketersediaan air tanah.
c b a
Hasil akhir yang akan dicapai dalam analisa kondisi fisik dasar ini lebih
e d
AD I AC
menekankan pada penentuan lahan yang bisa dan dianggap layak untuk dipakai
c
Slaharwotan b
untuk jenis kegiatan perkotaan pada proses pembangunannya nanti.
a e
Kakatpenjalin d
AB I AA
c
NGIMBANG Sendangrejo
Ngimbang
b
5.1.1. Keadaan Tanah dan Jenis Tanah.
Pasarlegi Drujugulit
a AL e
Analisa tentang keadaan tanah dan jenis tanah di wilayah penelitian
KEC. SAMBENG
d
z I y
c
Kota Ngimbang dilihat dari tingkat kemudahan pemanfaatannya dan kepekaan
b a
tanah dalam menahan erosi, dalam pemanfaatan tanah dapat dibagi dalam
e d
x I w
kriteria pertama, tingkat kemudahan pemanfaatan tinggi, kedua, tingkat
Munungrejo
c b 5 a
1
2
3
4
5
1
2
35 - 36
37 - 38 166
F akta
dan
3
4
5
1
2
3 39 - 40
4
5
1
2
3
4
41 - 42
5
1
2
43 - 44 167
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-1
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG kemudahan
pemanfaatan
sedang,
ketiga
standard
tingkat
kemudahan
sukar
karena
keadaannya
relatif
keras.
Untuk
pekerjaan
pemanfaatan rendah. Kriteria penetapannya sebagai berikut:
pematangan/pemadatan pada lapisan lempung atau lempung kenalauan juga
• Tingkat Kemudahan Pemanfaatan Tinggi
relatif agak sukar akibat sifat plastisitas tersebut. Maka dari itu kondisi yang
Tingkat kemudahan pemanfaatan tinggi yaitu lahan yang paling mudah untuk dimanfaatkan, baik untuk digali maupun untuk dipadatkan/dimanfaatkan. Batasan lahan yang paling mudah dimanfaatkan ini hanya dari permukaan
demikian daerah ini bisa dikategorikan mempunyai tingkat kemudahan pemanfaatan sedang. • Tingkat Kemudahan Pemanfaatan Rendah
lahan sampai dengan batuan dasar (geologi permukaan). Wilayah lahan
Kemudahan pemanfaatan
dengan tingkat kemudahan pemanfaatan tinggi ini meliputi pada dataran
dimanfaatkan serta ada hambatan didalam melakukan pemanfaatan. Yang
sampai dengan relatif berombak.
dimaksud dalam hal ini yaitu bahwa tanah ini untuk digali mudah tetapi
Penggalian pada daerah ini bisa dilakukan dengan alat yang sederhana seperti
mengalami hambatan bila dilakukan dengan alat sederhana karena lokasinya
dengan cangkul dan sejenisnya, sedangkan untuk pemadatan juga mudah
berair, sedangkan untuk dipadatkan juga mengalami kesulitan karena endapan
sekali karena dipengaruhi dari jenis susunan tanah tersebut, sehingga pada
tanah ini mengandung zat organik yang menjadikan tanah lembek. Hanya pada
wilayah ini dapat dikatakan mempunyai tingkat kemudahan tinggi untuk
lokasi setempat yang mengalami kekar dan berfoliasi batuan ini biasa
dimanfaatkan.
dilakukan pengerjaan penggalian dengan peralatan mekanis. Oleh karena itu
sukar pada batasan sampai dengan lapisan batuan dasar. Wilayah lahan tingkat
kemudahan
yaitu
lahan
yang
agak
sukar
Secara keseluruhan lahan yang ada di wilayah penelitian termasuk dalam
Tingkat kemudahan pemanfaatan sedang ini yaitu wilayah yang relatif agak
dengan
rendah
wiilayah ini dikatakan mempunyai tingkat kemudahan pemanfaatan rendah.
• Tingkat Kemudahan Pemanfaatan Sedang
dengan
agak
sedang
ini
terdapat
di
daerah
bergelombang pada susunan satuan batu gamping klastik yang tertutupi lempung atau lempung kelanauan, maka hal ini relatif agak sukar untuk
kategori tingkat kemudahan pemanfaatan rendah sampai tinggi, dengan kata lain bahwa
wilayah
penelitian
mempunyai
dominasi
kemudahan
dalam
pengembangan lahannya untuk kegiatan yang memerlukan pengolahan lahan ataupun dipadatkan untuk kegiatan terbangun.
mempunyai
Jenis tanah di Kota Ngimbang adalah jenis latosol dan grumosol kelabu.
plastisitas yang tinggi, sedangkan pada lapisan satuan batu gamping juga agak
Dari jenis tanah ini dapat diketahui bahwa pemanfaatan lahan sesuai untuk jenis
dilakukan
F akta
dan
pengalian
dengan
peralatan
sederhana,
karena
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-2
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG tanaman padi sawah, jagung, umbi-umbian, kedelai, tebu, kapas, tembakau dan
jenis tanah latosol, sedangkan pada wilayah yang berjenis tanah grumosol,
palawija. Dari jenis tanah ini dapat disimpulkan bahwa dari keadaan fisik jenis
kesesuaian jenis tanah adalah peka terhadap ketahanan terhadap erosi.
tanah pengembangan pertanian di Kota Ngimbang cocok untuk diterapkan dan
Tabel 5.1-2 Kesesuaian Jenis Tanah Terhadap Erosi
dapat memberikan nilai tambah bagi kemajuan pengembangan sektor pertanian.
Jenis Tanah Aluvial, Glei, Planosul, Hidromorf Kelabu, Laterik
Tabel 5.1-1 Kesesuaian Jenis Tanah Terhadap Jenis Tanaman Tubuh Tanah
Latosol
Jenis Tanaman
Orgonosol
Hutan, nanas, karet, palawija, padi sawah
Litosol Regosol Alluvial
Tanaman keras, rumput, palawija Sawah, palawija, tebu, sayuran Padi sawah, palawija
Grumosol Renzina
Padi sawah, jagung, kedelai, tebu, kapas, tembakau Rumput ternak, jati, lombok
Andosol Mediteran Latosol
Sayuran, teh, kopi, kina, pinus Padi sawah, rumput ternak, palawija Padi sawah, jagung, umbi-umbian, palawija
Podsolik Literik
Hutan, palawija, karet, alang-alang Hutan belukar, alang-alang, palawija
Podsol Podsol Air Tanah
Palawija Hutan rawa
Laterik Air Tanah Hidromorf Kelabu Glei Humus
Padi sawah, buah-buahan, karet Padi sawah, palawija Padi sawah, palawija
Planosol
Sawah tadah hujan, rumput-rumputan
Sedangkan analisis dalam kaitannya dengan adanya erosi, tinjauan jenis tanah didasarkan pada kepekaan tanah, dimana tiap¬tiap jenis tanah mempunyai karakteristik tersendiri dalam mengatasi erosi. Analisis ini berguna untuk mengetahui seberapa kuat tanah menahan erosi. Kota Ngimbang menurut jenis tanahnya tergolong wilayah yang kurang peka terhadap erosi, sehingga bentuk-
Keterangan Tidak peka Kurang peka
Brown Forest, Soil non Calcic Brown, Mediteran
Agak peka
Andosol, Latosol Grumosol, Podsolic
Peka
Regosol, Litosol, Organosol, Renzina
Sangat peka
Untuk lebih jelasnya lahan yang layak dikembangkan sebagai lahan perkotaan berdasarkan tingkat kemudahan pemanfaatan dapat dilihat pada Peta 5.1-1. Tinjauan terhadap kerentanan terhadap gempa, wilayah IKK Ngimbang terletak pada daerah dengan skala Modified Mercalli Intensity(MMI) IV hingga VI, artinya gempa terasa di dalam rumah seperti truk besar lewat hingga gempa dapat dirasakan oleh semua orang namun diperkirakan tidak sampai mengalami kerusakan. Dari keadaan ini, wilayah IKK Ngimbang relatif aman dari segi kerentanan wilayah terhadap bencana gempa.
bentuk pemanfaatan lahan harus memperhatikan konservasi tanah untuk menanggulangi erosi. Keadaan ini dapat dijumpai pada wilayah yang memiliki
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-3
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Peta 5.1-1 Analisa Kelayakan Berdasarkan Tingkat Kemudahan Pemanfaatan Lahan
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-4
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
5.1.2.
Keadaan Topografi dan Kelerengan Tabel 5.1-3 Kelas dan Kriteria Topografi Berdasarkan keadaan topografi dan kelerengan dapat dilihat bahwa
Keterangan Kemiringan Topografi Kestabilan < 3% Datar Tinggi 3%–8% Landai Tinggi 8 % - 15 % Miring Sedang 15 % – 45% Curam Sedang > 45 % Sangat curam Rendah
keadaan lahan serta dapat diklasifikasikan dalam tiga kriteria. a. Kestabilan lereng Tinggi. Lahan dengan tingkat kestabilan tinggi terdapat pada daerah dataran sampai dengan bergelombang, dengan kemiringan lereng kurang dari 8%.
Kota Ngimbang berada pada ketinggian lahan 100-125 m dpl dan tingkat kelerengan 2-40%. Berdasarkan data keadaan wilayah penelitian Kota Ngimbang
b. Kestabilan Lereng Sedang Lahan dengan tingkat kestabilan sedang pada wilayah yang terdapat pada
mempunyai topografi datar hingga curam serta memiliki tingkat kestabilan
daerah berombak sampai dengan bergelombang, dengan kemiringan lereng 8
lereng sedang sampai tinggi.
sampai 45%.
Secara keseluruhan lahan yang ada di wilayah penelitian termasuk dalam
c. Kestabilan Lereng Rendah
kategori tingkat kemudahan pemanfaatan sedang sampai tinggi, dengan kata lain
Lahan dengan tingkat kestabilan lereng rendah pada wilayah yang terdapat pada daerah dengan kemiringan lereng lebih dari 45%, dimana pada kawasan tersebut
merupakan
kawasan
perbukitan
yang
tidak
layak
untuk
bahwa wilayah penelitian mempunyai tingkat kestabilan sedang sampai tinggi dan masih sangat sesuai untuk pengembangan kegiatan yang memerlukan pembangunan fisik lahan.
dibudidayakan sebagai kawasan terbangun. Kalaupun bisa dibudidayakan membutuhkan biaya yang besar.
Untuk lebih jelasnya lahan yang layak dikembangkan berdasarkan tingkat ketinggian dan kelerengan dapat dilihat pada Peta 5.1-2 5.1.3. Ketersediaan Air Tanah Analisa ketersediaan air ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketersediaan air pada wilayah penelitian, yang nantinya perlu memperhatikan berapa kapasitas air yang ada dan diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun kegiatan lainnya, serta dilakukan analisa dan dicari
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-5
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG kemungkinan sumber air apa saja yang mungkin untuk dimanfaatkan sebagai
jelasnya lahan yang layak dikembangkan berdasarkan ketersediaan air bersih
sumber bahan baku. Pada wilayah penelitian terdapat beberapa sungai, dan
pada Peta 5.1-3.
embung yang dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku air bersih.
5.1.4. Analisa Kesesuaian Lahan
Wilayah IKK Ngimbang terletak pada wilayah dengan ciri geologi air tanah dengan debit 5-15 liter per detik dalam batuan lepas (Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Pusat). Di Desa Sendangrejo, permukaan air tanah pada umumnya tidak terlalu dalam antara 6-8 m. Oleh kaena itu sumur-sumur banyak yang terdapat di Desa Sendangrejo. Sementara itu Desa Ngimbang, permukaan air tanah relatif agak dalam, yaitu antara 6-10 m. Umumnya debit air berkurang
Analisa kesesuaian lahan di wilayah perencanaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan tentang kesesuaian penggunaan lahan baik yang terbangun maupun yang tidak terbangun, kesesuaian lahan tersebut dengan memperhitungkan kemampuan lahan dan klasifikasi kemampuan lahan juga dengan pertimbangan aspek sosial-ekonomi, tata guna lahan serta kebijaksanaan pembangunan.
pada musim kemarau, namun tidak sampai habis. Sumber air yang dikembangkan untuk sumber air minum bagi warga Kota Ngimbang dalam hal ini adalah Desa
5.1.4.1. Kesesuaian Lahan Terbangun dan Tidak Terbangun Kesesuaian lahan terbangun dan tidak terbangun ditetapkan berdasarkan
Sendangrejo dengan kualitas lebih baik. Berdasarkan data yang terkumpul, jumlah sumber air yang ada di IKK Ngimbang adalah sebanyak 18 sumber air dengan persebaran yaitu 14 sumber air di Desa Sendangrejo dan 4 sumber air di Desa Ngimbang. Dilihat dari aspek ketersediaan air tanah dalam, rata-rata mempunyai air bersih yang baik meskipun pada beberapa wilayah mempunyai tingkat kedalaman efektif tanah yang besar, dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa untuk lokasi kawasan pengembangan pemukiman perkotaan, keberadaan dan kedekatan dengan sumber air baku yang merupakan pertimbangan yang terbaik apalagi keberadaan kawasan nantinya terdekat dengan sumber air tersebut. Untuk lebih
kriteria sebagai berikut: A.
Kesesuaian Lahan Terbangun Kesesuaian lahan terbangun di kawasan studi nantinya akan dibagi menurut zonasi kesesuaian, baik untuk liputan bangunan tinggi, liputan bangunan sedang dan liputan bangunan rendah. 1.
Zona Liputan Bangunan Tinggi (Zona I) Pada zona I ini mempunyai ketersediaan air dan kestabilan lereng tinggi, Zona ini mempunyai liputan bangunan tertinggi dan masih sesuai dengan rasio liputan bangunan hingga 60% dengan penyerapan air tanah dangkal ± 21%.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-6
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.1-2 Analisa Kelayakan berdasarkan tingkat ketinggian dan kelerengan
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-7
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.1-3 Analisa Kelayakan berdasarkan ketersediaan air
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-8
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG 2.
Zona Liputan Bangunan sedang (Zona II)
kawasan perbukitan di sebelah utara dimana kawasan ini memiliki kelerengan
Kestabilan lereng sedang serta secara keseluruhan mempunyai klasifikasi
30%. Selanjutnya kawasan ini dihindari untuk dibangun kawasan terbangun
kemampuan lahan sedang, diharapkan keseimbangan tata air tidak
sebagai langkah terhadap mitigasi bencana.
terganggu diharapkan daerah ini mampu mempunyai liputan bangunan dengan ratio lebih kecil dari pada zona I, dengan rasio liputan bangunan
3.
Kesesuaian lahan terhadap ketinggian bangunan dimaksudkan untuk
30-40%
mengetahui lahan-lahan yang sesuai dikembangkan untuk bangunan tinggi atau
Zona Liputan Bangunan Rendah (Zona III)
berat serta lahan yang kurang/tidak sesuai. Langkah yang dilakukan dalam
Pada zona III ini mempunyai keterbatasan tentang drainase serta
analisa ini adalah untuk mendapatkan suatu kesimpulan bahwa lahan yang sesuai
ketersediaan air di daerah tergenang perlu pembatasan terhadap liputan
untuk bangunan tinggi dan yang tidak sesuai sebagai berikut :
bangunan. Pemilihan zona ini didasari pada problem yang harus
• Di daerah zona I dan II dengan kemampuan kestabilan fondasi sedang/tinggi
ditanggulangi yaitu drainase dan kekurangan air bersih, maka diharapkan pada zona ini mempunyai rasio liputan bangunan 10-30% kecuali apabila dalam pengembangannya dengan menggunakan tekonologi yaitu dengan cara pengurugan. B.
5.1.4.2. Kesesuaian Terhadap Ketinggian Bangunan
Kesesuaian Lahan Tidak Terbangun Kesesuaian lahan tidak terbangun dalam gambar kesesuaian lahan termasuk dalam zona IV dan V, kondisi yang ada pada kawasan merupakan daerah tergenang juga kawasan perlindungan. Dengan kata lain bahwa kawasan
diperkirakan paling sesuai untuk dikembangkan bagi bangunan tinggi. • Di daerah zona III mempunyai kendala fisik dan diperkirakan tidak sesuai untuk dikembangkan bagi bangunan tinggi. Berdasarkan ciri fisik dan hasil analisa sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kawasan perencanaan berada pada zona I dan II, dengan demikian wilayah penelitian mempunyai tingkat kemampuan kestabilan fondasi sedang sampai tinggi dan sesuai untuk dikembangkan untuk pembangunan fisik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 5.1-5
tersebut mempunyai klasifikasi kemampuan tanah rendah sekali, sehingga dengan kendala tersebut tidak mampu dikembangkan sebagi lahan terbangun.
5.1.5. Analisa Kesesuaian Pemanfaatan Air Baku
Lahan kawasan ini mempunyai rasio liputan bangunan 0%. Pada kawasan
Wilayah IKK Ngimbang berada pada kondisi hidrogeologi akuifer
perencanaan tidak ditemui adanya kawasan yang tergenang secara terus
dengan produktifitas rendah. Umumnya setempat air tanah dangkal dalam
menerus. Karena itu zona V, kawasan yang terdapat di IKK Ngimbang adalah
jumlah terbatas. Perhitungan besarnya kapasitas air tanah dangkal sangat
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-9
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG tergantung pada besarnya curah hujan, kondisi peresapan permukaan yang
5.1.6. Analisa Kesesuaian Lahan Permukiman Perkotaan
dipengaruhi oleh jenis tanahnya, serta ratio liputan bangunan, dari studi
Kesesuaian wilayah perencanaan sebagai kawasan perkotaan dapat
kesesuaian lahan untuk menghitung kapasitas air dangkal digunakan ketersediaan
dinilai
air minimal yaitu dengan data curah hujan rata-rata dan kondisi liputan
pengembangan perkotaan. Menurut definisinya; kawasan yang diperuntukkan
bangunan maksimal 60%. Pada kondisi liputan bangunan 60% tingkat resapan air
bagi kegiatan tertentu berupa tempat pemusatan kegiatan pemerintahan tingkat
tanah dangkal 21%, untuk menjaga keseimbangan air tanah maka yang
kecamatan, jasa, komersial dan perumahan.
diperbolehkan sebagai air bersih hanya 50% dari air tanah dangkal yang ada. Dari
dari
beberapa
kriteria
yang
ditetapkan
untuk
suatu
kawasan
Dari hasil analisis maka kriteria yang harus dipenuhi adalah :
data curah hujan di wilayah penelitian ekstensif tercatat 129-141 mm/bulan sama dengan 4-5 mm/hari sama dengan 0,004-0,005 m/hari, dengan lahan 1 ha terjadi peresapan sebanyak 40-50 m3/hari atau 40,000-50,000 l/hari/ha.
q Kawasan Permukiman Perkotaan. a.
permukiman dilihat dari aspek fisik dan daya dukung lahan.
Peresapan tanah dangkal 21% maka (0,21x 40.000) hingga (0,21 x 50.000) jadi peresapan 8.400-10.500 l/hari/Ha. Sedangkan untuk persediaan air tanah dangkal 50% adalah (0,50 x 8.400) hingga (0,50 x 10.500) l/hari/Ha atau 4.2005.250 l/hari/ha. Indikator lain menunjukkan bahwa terjadi perubahan debit sungai/waduk yang sangat fluktuatif antara musim penghujan dan kemarau, hal
b.
Ketersediaan sumber air bersih untuk kegiatan MCK
c.
Ketersediaan jaringan listrik
d.
Adanya dukungan jaringan telekomunikasi
e.
Adanya sistem pembuangan limbah rumahtangga dan domestik yang berpotensi menimbulkan pencemaran.
ini menunjukkan telah ada beberapa lokasi yang seharusnya menjadi kawasan resapan berubah kegunaan lain. Berdasarkan di atas maka meskipun kita ketahui
f.
alternatif
sumber
air
yang
resisten
bagi
kegiatan
perkotaan.
Pengembangan lebih lanjut perlu kiranya dilakukan studi yang lebih mendalam
Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah khususnya yang beririgasi teknis dan berpotensi untuk pengembangan irigasi.
potensi penyediaan air baku masih baik, akan tetapi pada masa mendatang perlu dicari
Kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi pengembangan kawasan
g.
Tersedianya sarana dan prasarana penunjang lainnya khususnya bagi masyarakat pemukim agar interaksinya dapat dilayani dengan maksimal.
terhadap potensi penyediaan air baku di kawasan ini, sehingga prediksi terhadap kebutuhan air baku dapat terpenuhi dengan baik.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-10
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG q Kawasan Jasa dan Komersial a.
a. Kawasan tanaman pangan lahan basah, yaitu khususnya sawah yang
Kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi pengembangan kegiatan komersial dan telah ditetapkan dalam kebijakan pengembangan pada perencanaan tata ruang.
memperoleh pengairan dari jaringan irigasi teknis ataupun 1/2 teknis. b. Lahan berpotensi dibangun jaringan irigasi yaitu lahan yang dicadangkan untuk lahan usaha tani dengan fasilitas irigasi.
b.
Tersedia sumber air bersih yang cukup
c.
Ketersediaan jaringan listrik
kesesuaian pada lokasi sepanjang jalan utama dan jalan-jalan sirip di pusat kota
d.
Adanya dukungan jaringan telekomunikasi
hingga dua lapis dari penggal jalan. Keberadaan sawah di sepanjang jalan utama
e.
Dilayani oleh jaringan drainase
dapat dilindungi dengan pembangunan tanggul maupun sempadan untuk
f.
Adanya
sistem
pembuangan
limbah
Pengembangan
domestik
yang
berpotensi
menimbulkan pencemaran. g.
setempat. Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah beririgasi dan berpotensi untuk pengembangan irigasi. i.
permukiman
di
IKK
Ngimbang
mempunyai
mencegah erosi. 5.1.7. Evaluasi Kesesuaian Lahan Terhadap Penggunaan Lahan
Tidak menimbulkan dampak sosial negatif yang berat terhadap lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya
h.
lahan
Tersedianya sarana dan prasarana penunjang lainnya. Dari uraian kebutuhan lahan perkotaan untuk kegiatan jasa dan
komersial dapat dijabarkan lagi menurut kriteria lokasi yang mana tidak disyaratkan untuk terletak pada:
Keadaan penggunaan lahan yang ada di wilayah penelitian saat ini masih banyak berupa lahan yang belum terbangun seperti kawasan pertanian, dan perumahan yang terkonsentrasi terutama di tepi jaringan jalan utama kecamatan. Penggunaan lahan untuk daerah terbangun saat ini di wilayah penelitian merupakan sebagian besar dari penggunaan lahan yang ada di wilayah Kecamatan Ngimbang, dengan sebagian besar peruntukannya yang belum seluruhnya teratur. Pemukiman yang ada berkembang menempati lahan yang mempunyai sempadan bangunan rata-rata masih relatif lebar terutama pada kawasan semakin mendekati kawasan pusat kegiatan pemerintahan kecamatan.
1.
Kawasan lindung mutlak dan kawasan lindung yang berfungsi juga sebagai kawasan konservasi dan daerah resapan air.
2.
Kawasan budidaya non terbangun yang berupa lahan Kawasan Pertanian :
F akta
dan
Keberadaan kawasan terbangun di wilayah penelitian ini belum menunjukkan pola yang baik dan tidak berdasarkan peruntukkan yang jelas, oleh karena itu pada masa yang akan datang perlu dievaluasi
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-11
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.1-4 Zona Liputan Bangunan
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-12
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.1-5 Kesesuaian Terhadap Ketinggian Bangunan
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-13
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.1-6 Kesesuaian lahan permukiman perkotaan
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-14
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.1-7 Kesesuaian Lahan Jasa dan Komersial
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-15
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG lagi peruntukan daerah terbangun yang masih menempati lahan-lahan yang
Ngimbang yang saat ini berada di Desa Sendangrejo dan Desa Ngimbang, ke arah
belum terencana dengan baik.
kawasan ini yang semakin perlu dicermati, deng an jalan mempersiapkan rencana
Lokasi pengembangan kegiatan prospektif yang ada di wilayah penelitian
tata guna lahan yang lebih komprehensif dan saling mendukung terhadap
saat ini terkonsentrasi pada kawasan perempatan jalan koridor Babat-Ploso
beberapa kawasan di atas, sehingga interaksi yang akan timbul akan
dimana akses ini merupakan jalur transit menuju kawasan selanjutnya, dan
menimbulkan sinergi yang baik bagi pengembangan kawasan perkotaan
mengingat jalur ini juga merupakan pintu masuk menuju Kabupaten Jombang
khususnya dan pengembangan wilayah Kecamatan Ngimbang pada umumnya.
maka kawasan
Kenyataan ini yang merupakan dasar mengapa kawasan ini harus secara dini
prospektif ini memerlukan perencanaan yang matang dan
dipersiapkan tata guna lahannya secara konprehensif dan menyeluruh yang
terarah. Pada wilayah penelitian mulai bermunculan kegiatan perdagangan, jasa dan pemukiman, akan tetapi kegiatan penunjang tersebut masih diusahakan secara individual, yang berakibat nantinya kawasan pengembangan pemukiman cenderung untuk tidak terkendali dan tidak terkontrolnya hasil buangan
terkait dengan beberapa pengembangan kawasan perkotaan dan wilayah yang diindikasikan akan berkembang sebagai akibat adanya bangkitan baru terhadap penggunaan lahan dan kehidupan penduduk IKK Ngimbang. 5.1.8. Kendala Dan Limitasi Wilayah
kegiatan-kegiatan perkotaan yang dilakukan sehingga menyebabkan penurunan
Secara umum daya dukung lahan untuk pengembangan perkotaan baik
tingkat kualitas lahan dan resapan air serta dikhawatirkan terjadi pencemaran
secara vertikal maupun horisontal relatif masih cukup besar tersedia pada
lingkungan.
wilayah Desa Sendangrejo dan Desa Ngimbang. Akan tetapi melihat pola
Selain itu masyarakat membangun warung-warung cenderung untuk
perkembangan kegiatan ekonomi dan pertumbuhan penduduknya, serta orientasi
menempatkan bangunannya sesuai dengan keinginan sendiri-sendiri tanpa
kegiatannya
didasari oleh penataan tata ruang yang baik sehingga akan memicu terjadinya
terkonsentrasi di pusat pengembangan, meskipun saat ini telah mulai bergeser
lahan-lahan kosong dan tidak teratur, juga sebaliknya yang pada akhirnya akan
secara perlahan ke luar dari pusat pengembangan (sekitar perempatan Pasar
mempersulit penataannya. Pengembangan tata guna lahan seiring dengan
Sendangrejo) akibat adanya sarana prasarana baru di kawasan yang saat ini
pengembangan sarana dan prasarana transportasi yang semakin baik, serta
menjadi pengembangan kawasan kegiatan baru. Beberapa kendala yang perlu
adanya kecenderungan pengembangan kawasan pusat ibukota Kecamatan
diperhatikan, adalah :
F akta
dan
maka
dapat
dilihat
bahwa
masyarakat
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
cenderung
masih
Hal 5-16
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG a. Ruas jalan pada kawasan penelitian bertumpu pada jaringan jalan kolektor
Dengan
adanya
beberapa
faktor
yang
akan
mempengaruhi
primer, jaringan alternatif belum ditemukan, sehingga dalam pengoptimalan
perkembangan tersebut, kiranya harus dipertimbangkan didalam penyusunan
tata ruang dengan pengaturan fungsi-fungsi primer dan sekunder juga
rencana pengembangan ibukota kecamatan yang intensif di masa datang.
bertumpu pada jaringan jalan primer. b. Wilayah IKK Ngimbang berada berdekatan dengan kawasan lindung, sehingga
Untuk lebih jelasnya faktor pembatas perkembangan wilayah penelitian dapat dilihat pada Peta 5.1-8.
pengendalian perkembangan kota seharusnya tidak bertentangan dengan fungsi kawasan lindung. c. Konsentrasi sarana dan prasarana perkotaan hanya berada di koridor jalan kolektor primer, hal ini yang menyebabkan masyarakat di luar koridor jalan kolektor primer masih enggan untuk mengembangkan kegiatannya keluar dengan alasan sarana penunjang kegiatan yang tidak ada. d. Kondisi sosial ekonomi penduduk kota yang relatif masih baik, dilain pihak tingkat pendidikan dan pola hidup yang masih tradisional, merupakan salah satu kendala di dalam mengembangkan pertumbuhan ekonomi kota. e. Pengembangan perkotaan harus diselaraskan dengan dominasi kegiatan yaitu pertanian. Ketersediaan lahan pertanian dalam beberapa hal perlu dijadikan pertimbangan mengenai keuntungan dan kekurangan dalam hal alih fungsi lahan menjadi lahan terbangun perkotaan. f. Keberadaan embung sebagai penyedia sumber daya air perlu dipertahankan, namun perlu diupayakan pemanfaatannya lebih lanjut dan kepentingan pemeliharaannya tidak bolah bertentangan dengan pengembangan kawsan perkotaan.
F akta
dan
5.1.9. Kecenderungan Perkembangan Berdasarkan kondisi yang ada saat ini, yaitu bentuk dan pola penggunaan lahan saat ini, bentuk struktur dan adanya beberapa faktor pembatas yang mempengaruhi perkembangan serta berdasarkan kecenderungan perkembangan yang terjadi, pada masa mendatang perkembangan fisik diarahkan berkembang secara terkendali sepanjang koridor kolektor primer dan berkembang secara konsentrik ke arah barat. Keberadaan jaringan jalan merupakan hal yang utama dalam penelaahan kecenderungan perkembangan di wilayah studi. Perembetan kenampakan fisik kota diramalkan akan semakin memenuhi koridor jalan utama baik jalan kolektor primer dan lokal menuju Kecamatan Bluluk dan Sambeng di arah barat dan timur kawasan. Keberadaan lahan tidak terbangun tetap berada di lapis luar kawasan terbangun di sepanjang koridor jalan. Di waktu yang akan datang, apabila kondisi ini terus menerus dibiarkan maka dikhawatirkan bahwa perkembangan kota akan semakin menimbulkan beban bagi koridor jalan. Untuk menghindari perkembangan yang cenderung linear pada wilayah studi, maka bentukan kenampakan fisik kota lebih diarahkan pada bentuk konsentrik radial
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-17
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG dimana
jalan-jalan
melingkar
diperlukan
untuk
mengurangi
beban
dan
menambah nilai aksessibilitas kawasan.
2005, prediksi jumlah penduduk kedepan tetap beranggapan optimis naik dengan dasar sebagai bahan pertimbangan penyediaan sarana dan prasarana kota.
Dalam upayanya tetap mempertahankan Kota Ngimbang sebagai Kota
Berdasarkan pola pertumbuhan penduduk dan perkiraan perkembangan
pertanian, maka model pengembangan kota diarahkan tidak menghilangkan
kegiatan kota di wilayah IKK Ngimbang, maka skenario perkembangan penduduk
identitas kota. Pengembangan kawasan terbangun diarahkan pada lapis luar
sampai dengan 2015 diperkirakan sebesar 1%
jaringan jalan kolektor primer sebelah barat sedangkan pada sebelah selatan,
pertumbuhan penduduk Kabupaten Lamongan. Perkembangan penduduk IKK
fungsi lahan pertanian dipertahankan.
Ngimbang pada tahun 2000-2004 dapat dilihat pada Tabel 5.2-1
Keberadaan lahan pertanian ini diharapkan pula sebagai lahan resapan
Gambar 5.2-1 Perkembangan Jumlah Penduduk IKK Ngimbang
dan penjaga keseimbangan ekologis kota.
6.750 6.700
Konsekuensi pengembangan wilayah kota adalah perubahan dari bentuk-
6.650
Jiwa
bentuk lahan tidak terbangunan berupa lahan pertanian menjadi lahan
6.600
terbangun. Oleh karena itu diarahkan pada wilayah studi perubahan ditekan
6.550
optimal mungkin yaitu dengan memanfaatkan lahan sawah tegalan maupun yang
6.500
Penduduk tahun
2000 2001 2002 2003 2004 2005
tidak berrigasi secar teknis sehingga tidak menghilangkan identitas kota. Untuk
lebih
jelasnya
kecenderungan
perkembangan
yang
Tahun
telah
diidentifikasi pada Peta 5.1-9
5.2.
ANALISA KEPENDUDUKAN DAN SUMBER DAY A MANUSIA
5.2.1. Jumlah, Perkembangan Dan Prediksi Penduduk Perkembangan
jumlah
penduduk
per tahun, di bawah angka
Ibukota
Kecamatan
Tabel 5.2-1 Pertambahan Jumlah Penduduk IKK Ngimbang No.
Penduduk Tahun
Jumlah (Jiwa)
1.
2001
6.645
2.
2002
57
3. 4.
2003 2004
6.702 6.724 6.711
-13
5.
2005 Jumlah
6.692 33.474
-19
Pertambahan
22
47
Ngimbang,
menunjukkan adanya penurunan dilihat pada perkembangan antara tahun 20002005. Karena itu meskipun terjadi penurunan sebesar -0,32% pada periode 2000-
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-18
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Berdasarkan besarnya laju pertumbuhan penduduk di IKK Ngimbang
Perhitungan metode proyeksi penduduk dibantu oleh software Minitab
sebesar 0,32% pertahun, maka perkiraan perkembangan penduduk di masa yang
for windows release 13.2. Sedangkan metode yang digunakan dalam analisa
akan datang digunakan laju pertumbuhan tersebut, dengan pertimbangan
proyeksi penduduk sebagai berikut :
sebagai berikut :
1. Metode Regresi Linear
1. Kebijaksanaan sasaran penurunan tingkat pertambahan penduduk Jawa Timur
2. Metode Eksponensial
sebesar 1,12 %, yang berarti laju pertumbuhan IKK Ngimbang yang diambil
Hasil perhitungan dari ketiga metode diatas dapat dilihat pada tabel
dari laju pertumbuhan kecamatan (1%) masih berada di dalam batas toleransi
berikut ini:
sasaran.
Tabel 5.2-2 Hasil Perhitungan Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang Tahun 2005-2015 Menurut Metode Proyeksi
2. Berdasarkan kebijaksanaan perkembangan penduduk di Wilayah Kabupaten Lamongan ditetapkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kecamatan
Tahun Dasar Penduduk Tahun Proyeksi
Penduduk
2001 2002
6.645 6.702
2006 2007
Linear 6.751 6.772
3. Kecenderungan laju pertumbuhan penduduk yang terjadi mempertimbangkan
2003
6.724
2008
6.793
6.795
terjadinya arus migrasi (keluar dan masuk) selain pertambahan penduduk
2004 2005
6.711 6.692
2009 2010
6.814 6.836
6.816 6.838
secara alamiah, hal ini tidak terlepas dari kedudukan IKK Ngimbang yang
2011 2012
6.857 6.878
6.860 6.882
cukup strategis.
2013 2014
6.899 6.920
6.903 6.925
2015 2016
6.941 6.962
6.947 6.970
889,52
894,50
Ngimbang sebesar 1% pertahun.
Pada tahap selanjutnya dalam memperkirakan jumlah penduduk di IKK Ngimbang sampai dengan tahun 2016 akan dihitung dengan menggunakan beberapa metode proyeksi penduduk yang biasa digunakan, sehingga dengan demikian akan didapatkan hasil proyeksi yang lebih valid dan sesuai dengan
Mean Squared Deviation
Eksponensial 6.752 6.773
Hasil perhitungan kedua metode di atas menunjukkan bahwa hasil perhitungan dengan metode regresi linear dan eksponensial memiliki tren naik.
karakteristik/kondisi IKK Ngimbang. (Lihat Tabel: 5.2-2)
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-19
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Dengan dasar bahwa metode yang akan dipakai nantinya diupayakan memiliki
simpangan
terkecil
dan
mengikuti
skenario
optimis
dimana
perkembangan penduduk akan senantiasa positif maka dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil perhitungan dengan metode linear dipakai sebagai dasar
Hasil dari perhitungan proyeksi di atas, maka didapatkan perhitungan proyeksi untuk masing-masing PKL yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5.2-4 Prediksi Jumlah Penduduk Masing-masing PKL di IKK Ngimbang Tahun 2006-2016
perhitungan proyeksi penduduk. Prediksi penduduk IKK Ngimbang dapat dilihat pada Tabel : 5.2-3
Tabel 5.2-3 Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang Tahun 2006-2016 No
Tahun
1 2 3 4
2005 2006 2011 2016
Jumlah Penduduk (jiwa) 6.692 6.751 6.857 6.962
Tahun 2006
PKL I 4.928
PKL II 1.755
2007 2008 2009 2010 2011
4.944 4.959 4.975 4.990 5.005
1.761 1.767 1.772 1.778 1.784
2012 2013 2014 2015 2016
5.021 5.036 5.052 5.067 5.083
1.789 1.795 1.801 1.806 1.812
5.2.2. Kepadatan Penduduk Kepadatan bruto penduduk IKK Ngimbang relatif rendah yaitu sebesar 9
7.000
Jiwa/Ha. Hal ini dikarenakan masih luasnya lahan tidak terbangun kota
6.950 6.900
dibandingkan
Jiwa
6.850 6.800
luasan
lahan
terbangun.
Pada
akhir
tahun
perencanaan
diperkirakan kepadatan bruto penduduk bertambah sebesar 10 jiwa/Ha.
6.750
Linear
6.700
Sedangkan untuk kepadatan netto IKK Ngimbang sebesar 69 jiwa/Ha pada awal
6.650 6.600 2006
2008
2010
2012
2014
2016
Tahun
perencanaan tahun 2006 dan menjadi 72 jiwa/Ha pada akhir perencanaan yaitu tahun 2016. Penduduk di wilayah IKK Ngimbang secara umum penyebarannya masih
Gambar 5.2-2 Proporsi Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang
F akta
dan
terkonsentrasi di sepanjang jalur jalan utama kota.
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-20
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Peta 5.2-1 Faktor pembatas perkembangan kawasan
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-21
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.2-2 Kecenderungan perkembangan
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-22
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
5.3.
Perkembangan kawasan terbangun kearah timur kota berkembang secara
ANALISA STRUKTUR PEMANFAATAN RUANG IKK NGIMBANG Tinjauan terhadap perkembangan fisik IKK Ngimbang pada dasarnya
merupakan suatu penilaian terhadap pola perkembangan daerah terbangun kota selama jangka waktu tertentu sebagai akibat adanya pola perkembangan
linier pada satu lapis jalan penghubung menuju Kecamatan Sambeng. Begitupun dengan perkembangan ke arah barat, utara dan selatan kota terjadi pula secara linier. Pada lokasi tersebut telah ada kecenderungan menjadi lokasi penarik
penduduk dan perkembangan kegiatan kota. Dengan mengamati pola perkembangan fisik tersebut, kita dapat
perkembangan kota hal ini karena pada bagian ini terdapat jalur kolektor sekunder yang menghubungkan kawasan perencanaan dengan wilayah yang
mengetahui dan menilai seberapa besar kekuatan tumbuh dan berkembangnya
menjadi tujuan orientasi pergerakan, selain itu pada kawasan ini sedang
IKK Ngimbang untuk masa yang akan datang serta kearah mana sebaiknya kota tersebut dikembangkan. Indikator yang akan diamati dalam menganalisa perkembangan fisik IKK Ngimbang meliputi analisa terhadap perkembangan daerah terbangun dan struktur kota, analisa pola dan intensitas penggunaan lahan, analisa terhadap faktor-faktor yang membatasi pertumbuhan dan
berkembang beberapa bangunan non permanen yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan jasa. Ditinjau dari segi struktur ruang IKK Ngimbang saat ini berpola Radial pada pusat kota (Pasar Sendangrejo) dan linear pada percabangan jaringan jalan (memencar) dari arah pusat kota.
perkembangan kota serta analisa terhadap pengendalian lingkungan kota.
Struktur ruang IKK Ngimbang yang ada saat ini menunjukkan bahwa 5.3.1. Analisa Perkembangan Struktur Kota dan Daerah Terbangun pusat kota berada di bagian tengah wilayah perencanaan/kawasan sekitar Pasar Berdasarkan
pola
perkembangan
daerah
terbangun
kota,
maka
perkembangan fisik daerah terbangun IKK Ngimbang bermula dari adanya perkembangan pola pergerakan kearah pusat kota (kawasan pasar) di Desa
Sendangrejo dan fasilitas umum, hal ini terlihat dari berkumpulnya fasilitas pelayanan ekonomi dan sosial yang memiliki fungsi pelayanan Primer (melayani Kota dan Kecamatan Ngimbang).
Sendangrejo (sejajar dengan jalan utama) di wilayah perencanaan, kemudian berkembang menjalar kearah luar (menjauh pusat kota) dan berkembang secara linier. Selain berkembang secara linier, fisik IKK Ngimbang juga berkembang secara menyebar melalui pengelompokan pemukiman (kawasan perdesaan).
Selain itu terdapat pula fasilitas dengan fungsi pelayanan sekunder (lingkungan pemukiman dan IKK Ngimbang). Sedangkan untuk struktur sub pusat kota dapat diindikasikan bahwa terdapat dua kutub pertumbuhan yang sudah melai berkembang yaitu di sekitar kantor Kecamatan Ngimbang dan Kantor Desa
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-23
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Sendangrejo di Sub terminal Ngimbang. Fungsi pelayanan fasilitas yang ada
Tabel 5.3-1 Prosentase Penggunaan lahan di IKK Ngimbang
Nama Desa
seluruhnya berfungsi sekunder seperti warung-warung, toko kecil, tempat
Penggunaan lahan
peribadatan dan kantor Desa. Bentuk struktur ruang kota yang linier ini tidak
Tanah Sawah Tanah Kering
93,00 40,29
216,60 93,42
309,60 133,71
41,92 18,10
Bangunan / Pekarangan Hutan Negara Jumlah
12,00 140,00 285,29
84,04 59,20 453,26
96,04 199,20 738,55
13,00 26,97 100,00
terlepas dari adanya pola penempatan fasilitas pemerintahan yang menyebar dan berlokasi secara linier di sepanjang jalan utama kota. Seperti telah dijelaskan pada bagian atas bahwa fasilitas ekonomi dan sosial yang memiliki
Ngimbang
Sendangrejo
Jumlah
Prosentase
fungsi pelayanan primer terpusat di pusat kota dan secara linier di jalan yang menghubungkan Ngimbang-Bluluk dan Ngimbang-Sambeng serta Ngimbang-Ploso Jombang, sedang untuk fasilitas pelayanan yang memiliki skala pelayanan sekunder tersebar di setiap sub pusat kota dan pusat-pusat desa serta lingkungan perumahan. Penetapan tata tingkat struktur pelayanan IKK Ngimbang di waktu yang akan datang perlu dipertegas guna mengoptimalkan sistim pelayanan kota
Berdasarkan kondisi diatas, sampai saat ini ciri kekotaan di wilayah IKK Ngimbang apabila ditinjau dari proporsi penggunaan lahannya masih belum menunjukkan ciri kekotaan. Intensitas penggunaan lahan dan bangunan di IKK Ngimbang dapat dikaji dari pendekatan terhadap Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Angka Ruang Terbuka (ART) dan Angka Intensitas Penggunaan Lahan (AIPL). Istilah Koefisien Dasar Bangunan (KDB) atau
yang ada.
Angka Lantai Dasar (ALD) digunakan untuk mengganti istilah "Building Coverage" 5.3.2. Pola Dan Intensitas Penggunaan Lahan Kota
(BC) yaitu membandingkan antara luas total lantai dasar bangunan dan luas
Ibukota Kecamatan Ngimbang mempunyai luas sebesar 738,55 Ha dari
lahannya. Angka Lantai Dasar untuk kawasan terbangun di IKK Ngimbang
luasan tersebut tercatat lahan terbangun hanya 96,04 Ha atau 13% dari luas IKK
umumnya berkisar antara 40 - 80%. Adanya Angka KDB yang tinggi di beberapa
Ngimbang. Prosentase Penggunaan lahan di IKK Ngimbang, dapat dilihat pada
lokasi seperti di kawasan sekitar pasar/kawasan perdagangan, kawasan di sekitar
Tabel 5.3-1.
Kantor Kecamatan dan beberapa lokasi lainnya yang sporadis disebabkan karena adanya pemukiman dengan pemakaian halaman bersama, sehingga batas luas lahan yang sebenarnya menjadi tidak jelas. Koefisien lantai bangunan (KLB) digunakan untuk mengganti istilah "Floor Area Ratio" (FAR) yaitu angka perbandingan antara jumlah total luas lantai bangunan terhadap luas lahan.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-24
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Pada umumnya angka KLB di IKK Ngimbang sama dengan angka KDB (KLB=KDB) yang menunjukkan bahwa intensitas penggunaannya relatip masih rendah dan belum mengarah kepenggunaan lahan secara vertikal meskipun, dan apabila dilihat di kawasan pusat kota lebih mengarah pada KLB yang lebih besar dari pada KDB nya, hal ini karena ketersediaan lahan (dataran) sangat terbatas. Angka Ruang Terbuka (Open Space Ratio) yaitu perbandingan antara luas ruang terbuka dengan luas lantai bangunan yang berdiri diatasnya. Angka ART yang tertinggi umumnya berlokasi pada kawasan-kawasan yang KDBnya tinggi pula. Angka Intensitas Penggunaan Lahan (AIPL) merupakan tafsiran lebih lanjut angka-angka dari faktor-faktor yang disebut terdahulu guna mengetahui intensitas penggunaan lahan. Untuk IKK Ngimbang angka IPL khususnya untuk kawasan pemukiman dan perdagangan berkisar antara 12-13, sedangkan kawasan lainnya belum berkembang. Pola intensitas penggunaan lahan di IKK Ngimbang secara umum
kehidupan kekotaan akan mulai nampak sebagai 'multifier effect' terhadap daerah sekitarnya. Berikut adalah hambatan yang dihadapi dalam rangka pengembangan Kota di IKK Ngimbang: a. Kondisi sosial ekonomi penduduk kota yang relatif masih baik, dilain pihak tingkat pendidikan dan pola hidup yang masih tradisional, merupakan salah satu kendala didalam mengembangkan pertumbuhan ekonomi kota. b. Minimnya sarana dan prasarana kota guna mendukung adanya pengembangan kota. Pengadaan sarana dan prasarana kota terbentur dengan adanya kesulitan didalam pembiayaan. c. Minimnya lahan peruntukan untuk fasilitas pelayanan umum, sehingga menemui kendala dalam pemenuhannya. Untuk lebih jelasnya pengaturan KDB, KLB menurut jenis penggunaan lahan di IKK Ngimbang dapat dilihat pada Tabel: 5.3-2.
menunjukkan bahwa kota ini masih belum menunjukkan tingkat perkembangan kekotaan yang mapan. Intensitas penggunaan lahan yang terdapat dibeberapa tempat lebih menunjukkan karena faktor-faktor sosial-budaya setempat yang lebih berorientasi terhadap tempat kerja. Kondisi ini dikuatkan pula dari segi diversifikasi kegiatan kota yang masih belum berkembang seperti perdagangan dan jasa. Dimasa yang akan datang sejalan dengan peningkatan fungsi IKK Ngimbang meskipun masih bertumpu pada kegiatan pertanian diharapkan ciri
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-25
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Tabel 5.3-2 Analisa KDB dan KLB Per Jenis Kegiatan Setiap Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Ibukota Kecamatan Ngimbang Tahun 2016
No.
PKL
1
I
Kegiatan
KDB Maksimum (%)
KLB Maksimum (%)
Tinggi Lantai
Keterangan
1. Perumahan 80 60 40
200 100 80
2 1 1
dengan syarat, * dengan syarat, *
100 75-100 50
200 100 - 200 150
2 1-2 1
dengan syarat, *
75
200
2
- Skala PKL - Skala Unit Lingkungan 4. Pendidikan
60-75 50
100 - 200 100
1-2 1
dengan syarat dengan syarat dengan syarat
- Skala Kecamatan atau lebih - Skala PKL - Skala Unit Lingkungan 5. Peribadatan - Skala Kecamatan atau lebih - Skala PKL
75 60-75 50-60 100 60-75
200 100
2 1
- Skala Unit Lingkungan 6. Fasilitas Umum Lainnya - Skala Kecamatan atau lebih - Skala PKL - Skala Unit Lingkungan 7. Industri 8. RTH - Sarana Rekreasi Skala Kota - Sarana Olah Raga Skala Kota
50-60
100
1
75 60-75 50 50
200 100 - 200 100 50
2 1-2 1 1
- Kepadatan Tinggi - Kepadatan Sedang - Kepadatan Rendah 2. Perdagangan dan Jasa - Skala Kecamatan - Skala PKL - Skala Unit Lingkungan 3. Perkantoran - Skala Kecamatan atau lebih
dengan syarat, * dengan syarat, *
dan
No.
PKL
2
II
KDB
KLB
Tinggi
Maksimum (%)
Maksimum (%)
Lantai
Keterangan
80
200
2
dengan syarat, *
- Kepadatan Sedang
60
100
1
dengan syarat, *
- Kepadatan Rendah 2. Perdagangan dan Jasa
40
80
1
- Skala Kecamatan
80
100
1
- Skala PKL
75
100
1
dengan syarat, * dengan syarat, *
50
150
1
dengan syarat, *
Kegiatan
1. Perumahan - Kepadatan Tinggi
- Skala Unit Lingkungan 3. Perkantoran
75
200
2
dengan syarat
60-75 50
100 - 200 100
1-2 1
dengan syarat
75 60-75
200 100 - 200
2 1-2
dengan syarat
- Skala Unit Lingkungan 5. Peribadatan - Skala Kecamatan atau lebih
50-60
100
1
dengan syarat
100
200
2
dengan syarat, *
- Skala PKL - Skala Unit Lingkungan 6. Fasilitas Umum Lainnya
60-75 50-60
100 100
1 1
dengan syarat, * dengan syarat, *
75 60-75
200 100 - 200
2 1-2
dengan syarat, * dengan syarat
50
100
1
50
50
1
*
- Sarana Rekreasi Skala Kota
50
100
-
- Sarana Olah Raga Skala Kota - Skala PKL
50 30
100 -
-
bangunan/lapangan bangunan/lapangan lapangan
- Skala Unit Lingkungan
20
40
-
berupa taman
- Skala Kecamatan atau lebih
50 40
200 100 - 200 100
100 100
2 1-2 1
-
dengan syarat dengan syarat dengan syarat dengan syarat, * dengan syarat, * dengan syarat, * dengan syarat, * dengan syarat industri kecil bangunan/lapangan bangunan/lapangan lapangan berupa taman
- Skala PKL 30 - Skala Unit Lingkungan 20 40 Sumber: Hasil Analisa Keterangan : * Kecuali pada sisi Jalan Kolektor Primer dan kawasan konservasi dgn syarat khusus
F akta
Tabel: 5.3-2 (Lanjutan) Analisa KDB dan KLB Per Jenis Kegiatan di Pusat Kegiatan Lokal (PKL) II Kota Ngimbang Tahun 2016
- Skala PKL - Skala Unit Lingkungan
dengan syarat
4. Pendidikan - Skala Kecamatan atau lebih - Skala Sub Kawasan Perkotaan
- Skala Kecamatan atau lebih - Skala PKL - Skala Unit Lingkungan 7. Industri 8. RTH
dengan syarat
Sumber: Hasil Analisa Keterangan : * Kecuali yang berbatasan langsung dengan sempadan sungai, embung dan Jalan dengan syarat-syarat Khusus
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-26
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG 5.3.3. Analisa Arahan Pengembangan Kota Berdasarkan kondisi yang ada saat ini, yaitu bentuk dan pola penggunaan lahan saat ini, bentuk struktur dan adanya beberapa faktor pembatas yang mempengaruhi perkembangan serta berdasarkan kecenderungan perkembangan yang terjadi, pada masa mendatang perkembangan fisik diarahkan berkembang
Pengembangan kawasan terbangun diarahkan pada lapis luar jaringan jalan kolektor primer sebelah barat sedangkan pada sebelah timur dan selatan, fungsi lahan pertanian dipertahankan. Keberadaan lahan pertanian ini diharapkan pula sebagai lahan resapan dan penjaga keseimbangan ekologis kota.
secara terkendali sepanjang koridor kolektor primer dan berkembang secara konsentrik ke arah barat.
5.3.4. Analisa Pengendalian Lingkungan Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu didalam pe-
Keberadaan jaringan jalan merupakan hal yang utama dalam penelaahan kecenderungan perkembangan di wilayah studi. Perembetan kenampakan fisik kota diramalkan akan semakin memenuhi koridor jalan utama baik jalan kolektor primer dan jalan koridor Ngimbang-Bluluk serta jalan koridor NgimbangSambeng. Keberadaan lahan tidak terbangun tetap berada di lapis luar kawasan terbangun di sepanjang koridor jalan.
manfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengedalian, pemulihan serta pengembangan lingkungan hidup kota guna terwujudnya suatu kehidupan dan penghidupan kota yang aman, tertib, lancar dan sehat. Sejalan dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, maka upaya-upaya pengendalian pembangun wilayah dan kota merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan di dalam
Di waktu yang akan datang, apabila kondisi ini terus menerus dibiarkan
penataan ruang kota. Berkaitan dengan analisa pengendalian lingkungan di
maka dikhawatirkan bahwa perkembangan kota akan semakin menimbulkan
wilayah IKK Ngimbang, maka aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan didalam
beban bagi koridor jalan. Untuk menghindari perkembangan yang cenderung
perencanaan pengendalian lingkungan meliputi ;
linear pada wilayah studi, maka bentukan kenampakan fisik kota lebih diarahkan pada bentuk konsentrik radial dimana jalan-jalan melingkar diperlukan untuk mengurangi beban dan menambah nilai aksessibilitas kawasan. Dalam upayanya tetap mempertahankan Kota Ngimbang sebagai Kota pertanian, maka model pengembangan kota diarahkan tidak menghilangkan identitas kota.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-27
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.3-1 kecenderungan perkembangan kawasan terbangun
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 28
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.3-2 Analisa Struktur Kota
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-29
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.3-3 Faktor pembatas perkembangan Kota di IKK Ngimbang
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-30
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.3-4 Arahan Intensitas Penggunaan Lahan di IKK Ngimbang
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-31
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG 1. Optimalisasi penggunaan ruang kota adalah merupakan salah satu cara didalam meningkatkan nilai ekonomi dan sosial lahan di IKK Ngimbang sejalan
6. Pengendalian terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan kota khususnya yang berkaitan dengan persampahan, air kotor/WC dan air bersih.
dengan adanya rencana pengembangan kota dan pelaksanaan program dan
7. Peningkatan kesadaran lingkungan bagi seluruh penduduk kota, khususnya
proyek dari rencana tersebut. Dari kondisi tersebut tentunya didalam
terhadap kesehatan, keamanan dan kenyamanan lingkungan pemukiman
pertimbangan
kota.
pengarahan
pemanfaatan
lahan
dititikberatkan
kepada
pertimbangan ekonomi, sosial, strategis dan politis dari suatu kawasan di
5.3.5. Fungsi Pusat Kegiatan Lokal IKK Ngimbang
samping pertimbangan teknis dan biaya. 2. Pengendalian
terhadap
lingkungan
yang
diidentifikasi
akan
terjadi
kecenderungan menjadi kawasan kumuh yang terdapat di sekitar pusat kota dan
sepanjang
jaringan
jalan
utama
kota,
yang
apabila
dibiarkan
dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap penurunan kondisi sosial dan lingkungan setempat. 3. Pengendalian dan pemeliharaan terhadap kondisi air tanah, dilakukan dengan tetap memperluas bidang resapan melalui pemeliharaan dan pengendalian ketat pada kawasan embung serta penanaman pohon. 4. Pengendalian terhadap adanya perubahan/pergeseran guna lahan (Land-Use)
Di dalam mengoptimalkan struktur pelayanan IKK Ngimbang di masa mendatang, pengembangannya dibagi 2 Sub Kota, yaitu PKL I dan PKL II. Fungsi dan struktur Sub Kota pada dasarnya merupakan faktor yang saling terkait antar komponen kegiatan kota dan merupakan kerangka dasar dalam perumusan rencana tata ruang. Fungsi yang ditetapkan masing-masing Sub Kota adalah sebagai berikut: 1. PKL I (Desa Sendangrejo) q Kegiatan perdagangan dan jasa skala kecamatan q Pemerintahan dan Perkantoran skala kecamatan dan lokal
khususnya dari lahan pertanian ke non pertanian. Pengendalian penggunaan
q Pusat pelayanan pemerintahan skala desa
lahan dikawasan ini dilakukan dengan cara menjaga kepadatan bangunan
q Fasilitas Umum skala kecamatan
sesuai rencana, menjauhkan kegiatan yang bertentangan dengan fungsi
q Kesehatan skala PKL
utama kawasan tersebut.
q Pemukiman
5. Pengendalian terhadap penggunaan lahan dan pengendalian garis sempadan jalan/bangunan khususnya disepanjang jalan utama kota serta jalan-jalan
q Transportasi q Ruang terbuka hijau.
lainnya yang dianggap strategis terhadap sistim transportasi kota.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-32
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG 2. PKL II (Desa Ngimbang) q Kegiatan perdagangan dan jasa skala desa q Pemerintahan dan Perkantoran skala Kecamatan dan lokal q Pendidikan skala Kecamatan q Fasilitas Umum skala PKL q Kesehatan skala Kecamatan q Pemukiman q Ruang terbuka hijau
Pembagian struktur IKK Ngimbang menjadi 2 PKL ini didasarkan atas pertimbangan pola dan bentuk struktur kota yang terjadi saat ini, jangkauan pelayanan yang memungkinkan di masa yang akan datang serta arahan pengembangan kota yang ditetapkan. Tidak adanya alternatif lain dalam penentuan pembagian Pusat Kegiatan Lokal di IKK Ngimbang dikarenakan kondisi struktur ruang IKK Ngimbang yang sedemikian rupa, yaitu membentuk pola linier yang memusat karena terbentuk oleh pola jaringan jalan yang ada dan dominasi lahan pertanian dan embung
memperhatikan kemampuan dan kondisi serta karakteristik kawasan yang bersangkutan. Pengaturan kepadatan bangunan diupayakan mempunyai koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien lantai bangunan (KLB) yang memungkinkan terciptanya ruang terbuka dan peningkatan kualitas lingkungan setempat. Seperti diketahui bahwa dengan ketersediaan lahan yang terbatas dan untuk menuju kepada tujuan dari strategi pengembangan wilayah IKK Ngimbang yang optimal dengan masih mempertahankan lahan-lahan persawahan produktif maka pengalihan lahan secara bertahap dilakukan pada lahan-lahan yang saat ini berupa lahan tegalan, untuk pengalihan lahan persawahan produktif dapat dilakukan sebatas satu lapis dari jaringan jalan utama saja, hal ini sesuai dengan tingkat daya tampung penduduk sampai tahun akhir perencanaan yang masih mencukupi, sehingga tidak mengorbankan lahan pertanian yang ada. Apabila pada alternatif terakhir tidak terpenuhi maka jalan keluar yang dapat ditawarkan adalah dengan melakukan pengembangan secara vertikal yang tentunya dengan syarat-syarat tertentu bagi keamanan pembangunannya.
yang ada di wilayah kota. Sehingga untuk tetap terbentuknya sistem kota yang kompak maka hanya memungkinkan adanya satu alternatif pembagian Sub Kota
Pengaturan tingkat kepadatan bangunan ini mempertimbangkan apa yang telah dianalisa sebelumnya dengan arahan seperti pada Tabel: 5.3-3.
tersebut. 5.3.6. Analisa Intensitas dan Tingkat Kepadatan Bangunan Pengaturan kepadatan bangunan di IKK Ngimbang, dilakukan terhadap intensitas pemanfaatan lahan pada setiap Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-33
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Tabel 5.3-3 Analisa Tingkat Kepadatan Bangunan Tiap Pusat Kegiatan Lokal Pusat
Arahan
No.
Kegiatan Lokal
Dominasi Fungsi Kegiatan
Kepadatan Bangunan
1
I Desa Sendangrejo
Kegiatan perdagangan dan jasa skala kecamatan Pemerintahan dan Perkantoran skala kecamatan dan lokal
Tinggi
Pusat pelayanan pemerintahan skala desa Fasilitas Umum skala kecamatan Kesehatan skala PKL
2
II Desa Ngimbang
Sedang Sedang Sedang
Pemukiman
Rendah Sedang
Transportasi
-
Ruang terbuka hijau.
-
Kegiatan perdagangan dan jasa skala desa Pemerintahan dan Perkantoran skala Kecamatan dan lokal
Sedang
Pendidikan skala Kecamatan Fasilitas Umum skala PKL Kesehatan skala Kecamatan
Rendah Sedang
Pemukiman Ruang terbuka hijau
Sumber: Hasil Analisa Keterangan: Tinggi
: 50 - 70%
Sedang Rendah Sangat Rendah
: 30 - 50% : 20 - 30% : < 20%
Sedang
Rendah Sedang -
Asumsi : Tingkat kepemilikan lahan relatif tersedia, Rata-Rata kepemilikan lahan dibandingkan luas bangunannya Maksimum 70%, Terdapat kurang dari 1%, bangunan yang tidak mempunyai halaman. Dominasi Lahan dengan KLB lebih dari 100% dibawah angka 1%
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-34
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Peta 5.3-5 Arahan Struktur Kegiatan IKK Ngimbang
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-35
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.3-6 Arahan Struktur Kegiatan Kota dan PKL
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-36
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
5.4.
q Perlu diseimbangkan antara jumlah tenaga kerja dan lahan kerja yang
ANALISA KEGIATAN EKONOMI
tetap. 5.4.1. Kegiatan Pertanian
q Di masa mendatang, luas lahan pertanian secara alamiah akan menyusut
Kegiatan pertanian di wilayah IKK Ngimbang berkisar pada usaha pada komoditas jagung, Kacang kedelai, Padi ladang. Luas tanam dan produksi pertanian IKK Ngimbang dapat dilihat pada tabel 5.4-1. Tabel 5.4-1 Luas Tanam dan Produksi Pertanian IKK Ngimbang
Komoditas
Luas tanam Produksi (ha) (Ton/Ha)
Jagung Kacang Kedelai Padi ladang
275 11 466
1.423 15 3.184
Jumlah
752
4.622
Sumber: Kecamatan Ngimbang dlm Angka
untuk itu perlu diarahkan dan dialihkan pada kesempatan kerja di sektor sekunder. q Penyusutan lahan pertanian harus dicarikan jalan keluar dengan jalan
insentif dan disinsentif pada lahan yang saat ini dikembangkan sebagai lahan kota khususnya dengan orientasi kawasan terbangun. 5.4.2. Kegiatan Perdagangan Dan Jasa. Kegiatan perdagangan dan kegiatan jasa adalah kegiatan yang sifatnya sama yakni berkaitan dengan tukar menukar yang mana keduanya harus ada demand dan supply. Tetapi meskipun secara prinsip sama tetapi ada
Sesuai dengan kecenderungan sifat mata pencaharian kota, maka sektor pertanian ini akan lambat laun akan bergeser, oleh karena itu pada
perbedaannya, yakni kalau perdagangan adalah menghargai barang yang riil (nyata), tetapi kalau jasa barangnya tidak riil (tidak nyata).
wilayah IKK Ngimbang pada masa mendatang perlu diperhitungkan berapa luas lahan pertanian yang akan berubah menjadi bagian kota terbangun dan berapa jumlah jiwa yang berada/bergerak di sektor pertanian akan tergusur, yang tentunya harus dipikirkan dan dikembangkan lapangan kerja di sektor-sektor sekunder maupun primer sebagai alih profesi yang masih ada hubungannya.
2 Kegiatan Perdagangan 1. Tingkat Perkembangan Kegiatan Perdagangan Jenis perdagangan yang berkembang masih terbatas pada jenis barang primer yang sederhana dan terbatas untuk pelayanan lokal IKK dengan radius tertentu. Fasilitas perdagangan yang terdapat di IKK Ngimbang cukup
Melihat kondisi tersebut diatas maka yang perlu dilakukan adalah : q Usaha-usaha untuk mempertahankan surplus produksi pertanian diupayakan
memadai untuk kebutuhan saat ini yang meliputi pasar, toko dan warung, jenis dan ragam barang yang diperdagangkan kurang bervariasi, baik
selalu terjadi peningkatan produksi.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-37
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG kualitas maupun kuantitasnya hal ini yang menjadikan orientasi pergerakan kegiatan lebih banyak berorientasi ke luar wilayah kota.
D. Penertiban kawasan perdagangan dan peningkatan kualitas kawasan perdagangan. 2 Kegiatan Jasa
2. Kecenderungan Perkembangan Lokasi Kegiatan Perdagangan
Kegiatan jasa yang ada di IKK Ngimbang dapat dikatakan cukup memadai
Lokasi kegiatan perdagangan saat ini dapat diIndentifikasi sebagai berikut:
yang meliputi fasilitas wartel, bengkel dan koperasi. Kegiatan jasa ini
A. Kawasan perdagangan/pertokoan mengelompok menerus di radius 1
berkembang di sepanjang jalan utama.
sampai 2 Km dari Kantor Koramil mendekati sub terminal Ngimbang,
5.4.3. Kegiatan Industri
berkembangnya kegiatan perdagangan di kawasan tersebut karena letaknya yang strategis yakni berada jalan utama kota. B. Fasilitas perdagangan ada juga di sepanjang jalan utama Kota dengan jalan kolektor primer yang melintang arah utara dan selatan. C. Pasar Sendangrejo dengan skala pelayanan lokal hingga regional berada di wilayah pusat kota, pada waktu-waktu tertentu dapat mengakibatkan penumpukan kegiatan. 3. Kebijaksanaan Pengembangan Berdasarkan kenyataan tersebut di atas dan untuk menunjang upaya peningkatan kegiatan perekonomian Kota maka : A. Perencanaan tata ruang untuk mengarahkan lokasi kegiatan perdagangan yang dipisahkan antara pelayanan lingkungan dan pelayanan Kecamatan. B. Kegiatan perdagangan untuk pelayanan lingkungan diarahkan sesuai dengan pengelompokan pemukiman yang direncanakan. C. Kegiatan perdagangan untuk pelayanan Kecamatan diarahkan pada lokasi
Kegiatan Industri di IKK Ngimbang untuk jenis industri hampir tidak ada, kalaupun ada hanya berupa pergudangan karena letak IKK Ngimbang berada pada jalur dengan akses yang baik. Pada saat ini dibutuhkan upaya-upaya agar investor masuk ke wilayah perencanaan ataupun di Kecamatan Ngimbang yang tentunya dengan jalan memberikan insentif bagi pengusaha yang akan mendirikan usaha tersebut sehingga akan semakin terbuka pengembangan kegiatan tersebut pada masa yang akan datang. 5.4.4. Kegiatan Peternakan Kegiatan peternakan yang ada di Kecamatan Ngimbang sebagian besar merupakan kegiatan sambilan saja meskipun di lapangan terdapat sebagian masyarakat mengusahakan dengan skala relatif besar. Usaha positif yang diharapkan bisa meningkatkan populasi ternak adalah dengan memberikan penyuluhan
atau
kursus
tentang
cara
berternak
dengan
baik
kepada
masyarakat.
yang memiliki daya jangkauan relatif mudah terhadap jalan utama kota.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-38
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
5.5.
ANALISA KEBUTUHAN PERUMAHAN DAN FASILITAS LAINNYA
q Type lingkungan perumahan campuran. q Type lingkungan perumahan kampung.
5.5.1. Perumahan Pengkajian perumahan di IKK Ngimbang meliputi :
q Type lingkungan perumahan semi urban.
A. Type Lingkungan Perumahan Campuran
2 Kondisi Lingkungan dan Perumahan
Type lingkungan perumahan ini sering di jumpai juga di Kota-kota kecil
2 Type lingkungan perumahan.
lainnya di Kabupaten Lamongan. Arti perumahan campuran adalah perumahan
2 Perkiraan kebutuhan fasilitas perumahan
yang selain digunakan sebagai rumah juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan
5.5.1.1. Kondisi Lingkungan Dan Perumahan
lain seperti:
Sebagian besar kondisi bangunan di IKK Ngimbang belum mencerminkan sifat kekotaan dengan kondisi bangunan cukup baik, dimana sebagian besar tembok/dinding rumah yang ada sudah terbuat dari pasangan batu atau
Ø Kegiatan perdagangan (perancangan). Ø Kegiatan jasa (penjahit, salon/potong rambut, dan lain-lain). Ø Kegiatan Industri rumah tangga dan lain-lainnya.
setengah batu dengan lantai dari semen/tegel dan atap terbuat dari genteng. Perbaikan yang perlu mendapat perhatian adalah terhadap sistem sirkulasi dan ventilasi udara/sinar matahari yang kurang memadai. Kondisi lingkungan yang ada menunjukkan hanya sebagian wilayah IKK Ngimbang yang memiliki kondisi baik, sedang wilayah lainnya tergolong memi liki kondisi lingkungan yang sedang
Bentuk perumahan ini jelas tak terencana dan berkembang secara alami dan timbul sebagai tantangan kegiatan ekonomi karena adanya keuntungan lokasi, bercampur dengan perdagangan yang memberikan tarikan kuat,
sehingga
mampu
merubah
lingkungannya
menjadi
lingkungan
perdagangan.
hingga buruk. Aspek yang diidentifikasi perlu mendapat perhatian dalam penanganan kondisi lingkungan ini meliputi sistem pembuangan sampah, pembuangan air sisa kegiatan rumah tangga dan kegiatan komersial serta
B. Type Lingkungan Perumahan Kampung Di IKK Ngimbang yang mencerminkan type lingkungan ini pada sebagian besar wilayah kota. Lingkungan ini dapat dijumpai di bagian pusat kota yakni di
pembuangan air hujan. sepanjang jalan utama IKK Ngimbang, sekitar pusat PKL 1 dan sekitar pusat PKL 5.5.1.2. Type Lingkungan Perumahan.
2.
Dari survey pengamatan lapangan, di IKK Ngimbang terdapat beberapa type lingkungan perumahan yang dapat di identifikasi sebagai berikut:
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-39
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG C. Type Lingkungan Perumahan Semi Urban Sebagaimana diketahui perkembangan IKK Ngimbang berpengaruh kedaerah-daerah/kawasan-kawasan perumahan sekitarnya (dalam wilayah
Tabel 5.5-1 Rasio Jumlah Penduduk Per Rumah di Kota dan Kecamatan Ngimbang
No
Wilayah
fungsional kota). Namun karena pada asalnya wilayah ini merupakan wilayah pertanian
maka
bentuk-bentuk
lingkungan
perumahannyapun
masih
terpengaruh oleh alam pedesaan (pertanian) yang ditandai oleh ruang-ruang terbuka dengan halaman luas atau tanpa pagar permanen. Bangunan-bangunan dilingkungan ini masih bersifat temporer atau semi permanen namun telah
Jumlah Penduduk
Jumlah Rumah (Unit)
Rasio Jiwa/Rumah
(Jiwa) 1 2
Ngimbang Sendangrejo
1.776 4.916
439 1.081
4,05 4,55
Wil. Perencanaan
6.692
1.520
4,40
Kec. Ngimbang
42.069
6.731
6,25
Sumber
: Hasil Analisis
mendapat fasilitas perkotaan. Lingkungan perumahan semi urban juga masih dapat di jumpai di daerah pedusunan di luar pusat perkotaan.
Berdasarkan pendekatan kondisi tersebut dan disesuaikan dengan ketentuan
5.5.1.3. Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Perumahan
standart luas perumahan yang berlaku maka diasumsikan kebutuhan rumah
Jumlah penduduk di IKK Ngimbang pada tahun 2004 adalah 2.851 jiwa dengan jumlah rumah sebanyak 732 rumah, sehingga untuk setiap rumahnya
di IKK
Ngimbang pada masa yang akan datang menggunakan ketentuan
sebagai berikut :
dihuni oleh 4-5 orang. Sama halnya dengan IKK Ngimbang, ternyata daya tampung rumah di Kecamatan Ngimbang untuk setiap rumahnya rata-rata menampung 5-6 orang. Secara keseluruhan pengelompokan perumahan di IKK Ngimbang mempunyai kecenderungan untuk berorientasi pada daerah-daerah yang mempunyai aksesibilitas tinggi dan lokasi-lokasi yang dekat dengan fasilitas-fasilitas perkotaan. Hal tersebut dapat dimengerti karena fasilitas yang ada di IKK Ngimbang letaknya masih belum tersebar menurut aturan perincian kota yang layak.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-40
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG 1. Berdasarkan
ketentuan
tersebut
pula
dalam
memperkirakan
kebutuhan perumahan di IKK Ngimbang di masa yang akan datang, maka diasumsikan bahwa luas rata-rata kavling rumah saat ini dianggap
sebagai
luas
rumah
untuk
golongan
pendapatan
sedang/menengah dengan penyesuaian luas menjadi 300m2. Dengan melihat kondisi yang ada sekarang, maka dalam memperkirakan kebutuhan rumah di masa yang akan datang digunakan ketentuan sesuai dengan kondisi saat ini yaitu satu rumah dihuni oleh 5 jiwa. 2. Pertimbangan yang digunakan adalah jika digunakan 4 jiwa/rumah maka hingga tahun 2016 nanti tidak akan ada pertambahan jumlah rumah, sedangkan saat itu jumlah penduduk bertambah dan bertambahnya
pula
kelompok
penduduk
usia
pernikahan yang
tentunya membutuhkan perumahan. Secara rinci perkiraan kebutuhan dan luas kavling rumah di IKK Ngimbang dapat dilihat pada Tabel 5.5-3, sedang perincian tiap PKL dapat dilihat pada Tabel 5.5-4.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-41
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Tabel 5.5-2 Komposisi Jumlah Rumah dan Kebutuhan Luas Kavling Rumah Berdasarkan Golongan Pendapatan No
Golongan Pendapatan
Komposisi Jumlah Rumah (%)
Kebutuhan Luas Kavling (M2)
1 2 3
Tinggi Sedang Rendah
10 30 60
400 300 150
Sumber : Hasil Analisa
Tabel 5.5-3 Prediksi Kebutuhan Perumahan Dilihat Dari Jenis Kaplingnya Tahun 2016 PERKIRAAN Tahun NO
TIPE PERUMAHAN
Jumlah Rumah ( unit )
Kapling Kecil
2 3
(60 % jml. rumah)
Tahun
( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa )
Tambahan 1
2006
Luas Rumah
Tambahan
FASILITAS
2011
Tahun
( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa )
( m2 ) Total
KEBUTUHAN
Jumlah Rumah ( unit )
Total
Tambahan
Luas Rumah ( m2 )
Total
Tambahan
2016
( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa ) Jumlah Rumah ( unit )
Total
Tambahan
Luas Rumah ( m2 )
Total
Tambahan
Total
7
810
1.416
162.024
20
823
3.960
164.568
32
835
6.480
167.088
Kapling Sedang (30 % jml. rumah)
4
405
1.416
162.024
10
411
3.960
164.568
16
418
6.480
167.088
Kapling Besar
3
137
1.980
82.284
3
137
1.980
82.284
5
139
3.240
83.544
14
1.352
4.812
406.332
33
1.371
9.900
411.420
54
1.392
16.200
417.720
(10 % jml. rumah)
J UMLAH Sumber Data : Hasil Analisa
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-42
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Tabel 5.5-4 Perkiraan Jumlah Bangunan Rumah Tinggal Menurut Lokasi Pusat Kegiatan Lokal Perkotaan Tahun 2006 - 2016 PERKIRAAN JUMLAH KEBUTUHAN RUMAH SUB No
Tahun 2006
KAWASAN
Penduduk
Jumlah Rumah
PERKOTAAN
( jiwa )
( unit )
Jumlah Tambahan Kebutuhan
Tahun 2011 Luas Rumah ( m2 )
Total
Tambahan
Kebutuhan
Total
Penduduk
Jumlah Rumah
( jiwa )
( unit )
Jumlah Tambahan Kebutuhan
Tambahan
Tahun 2016 Luas Rumah ( m2 )
Total
Tambahan
Kebutuhan
Total
Penduduk
Jumlah Rumah
( jiwa )
( unit )
Jumlah Tambahan Kebutuhan
Tambahan
Luas Rumah ( m2 )
Total
Tambahan
Kebutuhan
Total
Tambahan
1
PKL I
4.928
12
2
1.082
88,388
840.488
5.005
89
18
1.098
5.340
845.740
5.083
167
33
1.113
10.020
850.420
2
PKL II
1.755
0
0
438
95,300
120.095
1.784
8
2
440
480
120.480
1.812
36
7
445
2.160
122.160
12
2
1.520
183,688
960.584
97
19
1.537
5.820
966.220
203
41
1.559
12.180
972.580
J u m l a h
6.683
6.789
6.895
Sumber Data : Hasil Analisa
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-43
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG A. Taman Kanak-kanak Tabel 5.5-5 Perkiraan Kepadatan Rumah di IKK Ngimbang Sampai Tahun
2015
No
Tahun
1 2 3
2006 2011 2016
Jumlah Rumah (Unit)
Luas Kota perumahan (Ha) (Ha)
1.520 1.537 1.559
738,55 738,55 738,55
45,560 46,120 46,760
Kepadatan Net Gross Density Density 33 33 33
2 2 2
Penggunaan perpaduan standar DPU. Cipta Karya, dan standar Depdikbud untuk pengadaan 1 Sekolah Taman Kanak-Kanak memenuhi ketentuan umum sebagai berikut:
q Untuk melayani 1.000 Penduduk pendukung
Sumber : Hasil Analisa
q Radius pelayanan 500 meter q Luas lahan yang dibutuhkan 1200 M2
5.5.2. Fasilitas Pendidikan Fasilitas pendidikan merupakan sarana penunjang untuk mencerdaskan masyarakat
perkotaan,
sehingga
penyebaran
pelayanannya
memerlukan
pengaturan yang cermat dan sesuai dalam suatu ruang perkotaan. Seperti diketahui bahwa fasilitas pendidikan yang ada di IKK Ngimbang terdiri dari tingkat TK sampai tingkat SLTA. Untuk fasilitas pendidikan setingkat Akademi dan Perguruan Tinggi sampai saat ini belum ada. Arti penyediaan sarana pendidikan di IKK Ngimbang pada masa mendatang akan semakin penting. Hal ini dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah murid TK, SD, dan SLTA menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan jumlah murid tersebut untuk masa mendatang perlu dipikirkan penambahan penyebaran fasilitas pendidikan, sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Tingkat kebutuhan fasilitas pendidikan di IKK Ngimbang sampai tahun 2016 dapat dilihat sebagai berikut:
q 1 TK terdiri dari 2 kelas (1 kelas untuk 35 - 40 murid)
Kebutuhan akan fasilitas taman kanak-kanak tersebut sampai tahun 2015 dapat dilihat pada tabel: 5.5-6 dan tabel: 5.5-7 B. Sekolah Dasar Kebutuhan fasilitas ini pada prinsipnya hanya melayani penduduk yang ada di wilayah Kota itu sendiri, hal tersebut mengingat akan radius pelayanan fasilitas Sekolah Dasar tidak boleh terlalu jauh. Dengan melihat standar fasilitas SD yang ada yaitu : q Untuk melayani 1.600 Penduduk pendukung q Radius pelayanan 1.000 meter q Luas lahan yang dibutuhkan 3.600 m2 q 1 SD terdiri dari 6 kelas (1 kelas untuk 40 murid)
Kebutuhan akan fasilitas Sekolah Dasar tersebut sampai tahun 2016 dapat dilihat pada tabel: 5.5-6 tabel: 5.5-7
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-44
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG 5.5.3. Fasilitas Kesehatan
C. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Standart yang digunakan dalam memperkirakan kebutuhan fasilitas
Sesuai dengan pengadaan pelayanan dibidang pendidikan, maka
pendidikan SLTP adalah sebagai berikut :
penyediaan fasilitas kesehatan inipun lokasinya atau penempatannya harus
q Untuk melayani 4.800 Penduduk pendukung
diatur sedemikian rupa, sehingga memudahkan penduduk untuk dilayani.
q Radius pelayanan melayani satu kecamatan
Penyediaan fasilitas kesehatan ini sangat penting artinya, karena akan
q Luas lahan yang dibutuhkan 15.496 m2
menyangkut kesehjahteraan masyarakat. Makin baik pelayanan kesehatan, akan
q 1 SLTP terdiri dari 12 kelas (1 kelas untuk 40 murid)
makin baik pula kondisi kesehatan masyarakat yang sebetulnya akan membawa
Kebutuhan akan fasilitas Sekolah Menengah Tingkat Pertama tersebut
implikasi yang luas, diantaranya adalah tingkat kesejahteraan dan produktifitas
sampai tahun 2016 dapat dilihat pada tabel: 5.5-6 tabel: 5.5-7
kerja. Dalam wilayah IKK Ngimbang saat ini memiliki fasilitas kesehatan yang
D. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
dapat dikatakan cukup memadai.
Fasilitas pendidikan tingkat SLTA saat ini belum ada. Standar yang digunakan dalam memperkirakan kebutuhan fasilitas pendidikan SLTA adalah sebagai berikut :
Analisa kebutuhan fasilitas kesehatan
memakai standar Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman KotaPuslitbang Permukiman DPU meliputi : A. UGD.
q Untuk melayani 4.800 Penduduk pendukung
Terdapat fasilitas UGD di wilayah IKK Ngimbang pada tahun 2006. Dengan
q Radius pelayanan melayani satu kecamatan
menggunakan standar sebagai berikut dapat diperkirakan kebutuhan fasilitas
2
q Luas lahan yang dibutuhkan 16.890 m
q 1 SLTA terdiri dari 12 kelas (1 kelas untuk
UGD di IKK Ngimbang sampai tahun 2016: 40 murid) bisa ditingkatkan
dengan pengembangan vertikal Kebutuhan fasilitas Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sampai tahun 2016 dapat dilihat pada tabel: 5.5-6 tabel: 5.5-7
q
Untuk melayani 10.000 Penduduk pendukung
q
Radius pelayanan 2.000 meter
q
Luas lahan yang dibutuhkan 1.600 m2
B. Puskesmas Standar yang digunakan untuk penyediaan fasilitas kesehatan Puskesmas adalah sebagai berikut:
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-45
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG q
Untuk melayani 30.000 Penduduk pendukung
q
Radius pelayanan untuk seluruh perkotaan
q
Radius pelayanan seluruh wilayah kecamatan
q
Luas lahan yang dibutuhkan 350 m2
q
Luas lahan yang dibutuhkan 1.200 m2
C. Puskesmas Pembantu Dalam rangka memprediksi kebutuhan puskesmas pembantu maka standart yang digunakan untuk penyediaan fasilitas kesehatan Puskesmas Pembantu adalah sebagai berikut: q
Untuk melayani 5.000 Penduduk pendukung
q
Radius pelayanan seluruh wilayah desa
q
Luas lahan yang dibutuhkan 600 m2
D. Tempat Praktek Dokter Praktek dokter merupakan salah satu sarana yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kawasan pemukiman penduduk. Standar yang digunakan untuk pengadaan satu tempat praktek dokter adalah sebagai berikut: q
Untuk melayani 5.000 Penduduk pendukung
q
Radius pelayanan 1.500 meter
q
Luas lahan yang dibutuhkan 150 m2/menyatu dengan permukiman
E. Apotik Standard yang digunakan untuk satu sarana apotik adalah sebagai berikut: q
F akta
Untuk melayani 10.000 Penduduk pendukung
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-46
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Tabel 5.5-6 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Tahun 2006 - 2016 STANDART NO
JENIS FASILITAS PENDIDIKAN
1
Taman Kanak - Kanak
2
Sekolah Dasar
3
SLTP
4
SLTA
J UMLAH Sumber :
EKSISTING
PERKIRAAN
KEBUTUHAN Tahun 2005 Tahun 2 0 0 6 Jumlah Luas (jml pddk 6.692 jiwa) ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) Penduduk Setiap Jumlah Luas Kebutuhan Tambahan Pendukung Fasilitas Fasilitas Fasilitas Luas Fasilitas Luas ( jiwa ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
KEBUTUHAN
FASILITAS
Tahun 2 0 1 1 ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) Kebutuhan Tambahan Fasilitas Luas Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
Tahun 2 0 1 6 ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa ) Kebutuhan Tambahan Fasilitas Luas Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
2.500
1.200
5
6.000
3
3.600
0
0
3
3.600
0
0
3
3.600
0
0
5.000
3.600
7
25.200
1
3.600
0
0
1
3.600
0
0
1
3.600
0
0
10.000
8.000
2
16.000
1
8.000
0
0
1
8.000
0
0
1
8.000
0
0
10.000
10.000
6
60.000
1
10.000
0
0
1
10.000
0
0
1
10.000
0
0
-
-
20
107.200
6
25.200
0
0
6
25.200
0
0
6
25.200
0
0
107.200 *)
107.200 *)
107.200 *)
1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU 2. Hasil Analisa Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-47
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Tabel 5.5-7 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Setiap PKL IKK Ngimbang Sampai Tahun 2016 PREDIKSI KEBUTUHAN FASILITAS PENDIDIKAN Pusat
JENIS
Tahun
Kegiatan
FASILITAS
Lokal
PENDIDIKAN
2006
Kebutuhan
Tahun
Tambahan
Kebutuhan
Kebutuhan
Tambahan
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( jumlah penduduk 5005 jiwa)
( jumlah penduduk 5083 jiwa)
2
2.400
0
0
2
2.400
0
0
2
2.400
0
0
Sekolah Dasar
1
3.600
0
0
1
3.600
0
0
1
3.600
0
0
SLTP
0
0
0
0
1
8.000
0
0
1
8.000
0
0
SLTA
0
0
0
0
1
10.000
0
0
1
10.000
0
0
3
6.000
0
0
5
24.000
0
0
5
24.000
0
0
( jumlah penduduk 1.755 jiwa)
( jumlah penduduk 1.784 jiwa)
( jumlah penduduk 1.812 jiwa)
Taman Kanak - Kanak
1
1.200
0
0
1
1.200
0
0
1
1.200
0
0
Sekolah Dasar
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SLTP
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SLTA Sub Jumlah
0 1
0 1.200
0 0
0 0
0 1
0 1.200
0 0
0 0
0 1
0 1.200
0 0
0 0
4
7.200
0
0
6
25.200
0
0
6
25.200
0
0
J U M L A H
107.200 Sumber :
Tambahan
2016
Taman Kanak - Kanak
Sub Jumlah
PKL II
Tahun
Fasilitas
( jumlah penduduk 4.928 jiwa) PKL I
2011
*)
107.200
*)
107.200
*)
1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU, Hasil Analisa Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-48
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Tabel 5.5-8 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Tahun 2006 - 2016 JENIS NO
STANDART
EKSISTING
KEBUTUHAN
Tahun 2005
FASILITAS
Jumlah
Luas
(jml pddk 6.692 jiwa)
KESEHATAN
Penduduk
Setiap
Jumlah
Pendukung
Fasilitas
Fasilitas
( jiwa )
( m2 )
( unit )
Luas
PERKIRAAN Tahun
2006
KEBUTUHAN Tahun
FASILITAS
2011
Tahun
2016
( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa )
( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa )
( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )
Kebutuhan
Kebutuhan
Kebutuhan
Tambahan
Tambahan
Tambahan
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
1
UGD
10.000
1.600
1
1.600
1
1.080
0
0
1
1.097
0
0
1
1.114
0
0
2
Puskesmas
30.000
1.200
1
1.200
0
270
0
0
0
274
0
0
0
278
0
0
3
Puskesmas Pembantu
15.000
1.200
1
1.200
0
540
0
0
0
549
0
0
0
557
0
0
4
Posyandu
2.500
200
12
2.400
3
540
0
0
3
549
0
0
3
557
0
0
5
Tempat Praktek Dokter
5.000
150
0
0
1
150
1
150
1
150
1
150
1
150
1
150
6
Apotik
10.000
350
0
0
1
236
1
350
1
240
1
350
1
244
1
350
15
6.400
6
2.817
2
500
6
2.859
2
500
6
2.900
2
500
J UMLAH Sumber :
-
6.900
*)
6.900
*)
6.900
*)
1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU 2. Hasil Analisa Keterangan : @ luas menjadi satu dengan perumahan, Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-49
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Tabel 5.5-9 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Setiap PKL Sampai Tahun 2016 PREDIKSI KEBUTUHAN FASILITAS KESEHATAN Pusat
JENIS
Kegiatan
FASILITAS KESEHATAN
Lokal
Tahun
2006
Kebutuhan
Tahun
Tambahan
Kebutuhan
Tambahan
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( jumlah penduduk 5.005 jiwa)
( jumlah penduduk 5.083 jiwa)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Puskesmas
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Puskesmas Pembantu
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Posyandu
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Tempat Praktek Dokter
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Apotik
1
350
1
350
1
350
1
350
1
350
1
350
1
350
1
350
1
350
1
350
1
350
1
350
( jumlah penduduk 1.776 jiwa)
( jumlah penduduk 1.755 jiwa)
( jumlah penduduk 1.812 jiwa)
UGD
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Puskesmas
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Puskesmas Pembantu
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Posyandu
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Tempat Praktek Dokter
1
150
1
150
1
150
1
150
1
150
1
150
Apotik Sub Jumlah
0 1
0 150
0 1
0 150
0 1
0 150
0 1
0 150
0 1
0 150
0 1
0 150
2
500
2
500
2
500
2
500
2
500
2
500
J U M L A H
6.900 Sumber :
Tambahan
2016
UGD
Sub Jumlah
PKL II
Kebutuhan
Tahun
Fasilitas
( jumlah penduduk 4.928 jiwa) PKL I
2 0 11
*)
6.900
*)
6.900
*)
1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU 2. Hasil Analisa Keterangan : @ luas menjadi satu dengan perumahan
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-50
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG C. Hindu/Budha
5.5.4. Fasilitas Peribadatan
q Jenis fasilitas ini tidak diprediksikan karena tidak terdapat penduduk
Fasilitas peribadatan merupakan bangunan fasilitas bagi pemeluk agama untuk melakukan ibadah, apakah itu masjid, gereja, pura atau yang lainnya. Guna melayani kebutuhan fasilitas kebutuhan peribadatan pada masa yang akan datang, perlu diperkirakan berapa jumlah dan luas fasilitas yang
pendukung sebagai dasar perhitungan. Berdasarkan standard diatas dan hasil analisis, maka dapat dihitung fasilitas peribadatan pada masa yang akan datang sampai dengan tahun 2016 untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.5-10 dan 5.5-11.
diperlukan. 5.5.5. Fasilitas Pemerintahan Dan Pelayanan Umum
A. Fasilitas bagi agama Islam
Yang dimaksud dengan fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum
q Masjid
*
*
*
Melayani
10.000
penduduk
pendukung
(lingkungan)
dan
60.0000
dalam pembahasanan ini adalah Kantor-kantor administrasi pemerintahan,
penduduk pendukung (kecamatan)
kantor pemerintah lainnya seperti kantor polisi, kantor pos, telepon/telegram,
Luas kavling minimal yang dibutuhkan 1.750 m2 (masjid lingkungan) dan
PLN, PAM dan lain-lain yang berhubungan dengan tata pemerintahan.
4.000 m2 (masjid kecamatan)
Penentuan kebutuhan fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum dilakukan
Radius pelayanan untuk lingkungan desa dan perkotaan
dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut:
q Musholla
§
Ged. Serbaguna+balai pertemuan :
kav. 1.000 m2
* Melayani 2.500 penduduk pendukung * Luas kavling yang dibutuhkan 300 m2
§
KM/WC umum
:
§
Pos polisi
:
angka prediksi.
F akta
dan
30.000 pend. pendukung, luas kav. 200 m2
q Jenis fasilitas ini tidak diprediksikan lagi karena penduduk pendukung
sebagai dasar perhitungan sampai akhir tahun perencanaan belum mencapai
2500 pend. pendukung, luas kav. 500 m2
* Radius pelayanan untuk lingkungan RW dan desa B. Agama Kristen Protestan/Katholik
30.000 pend. pendukung, luas
§
Kantor pos pembantu
:
30.000 pend. pendukung, luas kav. 200 m2
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-51
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG §
Kantor kecamatan
:
30.000 pend. pendukung, luas kav. 1.000 m2
§
Kantor Desa
:
10.000 pend. pendukung, luas kav. 500 m2
§
Koramil
:
30.000 pend. pendukung, luas kav.200 m2
Lebih lengkapnya perkiraan kebutuhan fasilitas perkantoran dan pelayanan umum di IKK Ngimbang dapat dilihat pada Tabel 5.5-12 dan 5.5-13
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-52
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Tabel 5.5-10 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Tahun 2006 - 2016 EKSISTING JENIS FASILITAS PERIBADATAN
NO
Tahun 2005 (jml pddk 6.692 jiwa) Jumlah Luas Fasilitas ( unit ) ( m2 )
PERKIRAAN Tahun 2 0 0 6 ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) Kebutuhan Tambahan Fasilitas Luas Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
KEBUTUHAN
FASILITAS
Tahun 2 0 1 1 ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) Kebutuhan Tambahan Fasilitas Luas Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
Tahun 2 0 1 6 ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa ) Kebutuhan Tambahan Fasilitas Luas Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
1
Langgar
27
8.100
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Masjid
10
5.000
1
500
0
0
1
500
0
0
1
500
0
0
3
Gereja
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
37
13.100
1
500
0
0
1
500
0
0
1
500
0
0
J UMLAH Sumber :
13.100
*)
13.100
*)
13.100
*)
1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU 2. Hasil Analisa Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting, Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting
Tabel 5.5-11 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Setiap PKL Sampai Tahun 2015 PREDIKSI KEBUTUHAN FASILITAS PERIBADATAN Pusat
JENIS
Kegiatan Lingkungan
FASILITAS PERIBADATAN
Tahun Kebutuhan Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 )
2006
Tahun
Tambahan Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 )
Kebutuhan Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 )
( jumlah penduduk 4.928jiwa) PKL I
Kebutuhan Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 )
( jumlah penduduk 5.005 jiwa)
2016 Tambahan Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 )
( jumlah penduduk 5.083 jiwa)
0
0
0
0
1
300
0
0
1
300
0
0
Masjid
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Gereja
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
300
0
0
1
300
0
0
( jumlah penduduk 1.755 jiwa)
( jumlah penduduk 1.784 jiwa)
( jumlah penduduk 1.812 jiwa)
Langgar
1
300
0
0
1
300
0
0
1
300
0
0
Masjid
1
500
0
0
1
500
0
0
1
500
0
0
Gereja
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
800
0
0
2
800
0
0
2
800
0
0
2
800
0
0
3
1.100
0
0
3
1.100
0
0
Sub Jumlah J U M L A H
13.100 Sumber :
Tahun
Tambahan Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 )
Langgar
Sub Jumlah
PKL II
2011
*)
13.100
*)
13.100
*)
1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU 2. Hasil Analisa
Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-53
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Tabel 5.5-12 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perkantoran Dan Bangunan Umum Tahun 2006 - 2016 JENIS NO
FASILITAS PERKANTORAN DAN BANGUNAN UMUM
STANDART
EKSISTING
KEBUTUHAN
Tahun 2005
Jumlah
Luas
Penduduk
Setiap
(jml pddk 6.692 jiwa) Jumlah
Luas
Pendukung Fasilitas Fasilitas
PERKIRAAN Tahun
2006
( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) Kebutuhan
KEBUTUHAN Tahun
FASILITAS
2011
Tahun
( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa )
Tambahan
Kebutuhan
2016
( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )
Tambahan
Kebutuhan
Tambahan
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
( jiwa )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
1
Kantor Camat
30.000
1.000
1
1.000
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
2
Koramil
30.000
1.000
1
1.000
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
2
Polsek
30.000
1.000
1
1.000
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
3
Kantor Desa
10.000
500
2
1.000
1
500,0
0
0,0
1
500,0
0
0,0
1
500,0
0
0,0
4
Kantor P & K
30.000
500
1
500
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
5
Kantor Pertanian
30.000
500
1
500
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
6
Kantor Peternakan
30.000
500
0
0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
7
Kantor Pustu
30.000
500
0
0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
8
Pos Polisi
30.000
200
0
0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
9
Kantor Pos Pembantu
30.000
100
1
100
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
10
Gd. Serbaguna/BL.Pertemuan
30.000
1.000
0
0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
11
Balai Desa
10.000
300
2
600
0
0,0
0
0,0
1
300,0
0
0,0
1
300,0
0
0,0
12
Balai RW
2.500
100
0
0
3
300,0
3
300,0
3
300,0
3
300,0
3
300,0
3
300,0
13
Wartel
200,0
14
Koperasi
15 16
5.000
200
1
200
1
200,0
1
200,0
1
200,0
1
200,0
1
200,0
1
10.000
200
2
400
1
200,0
0
0,0
1
200,0
0
0,0
1
200,0
0
0,0
MCK
2.500
50
0
0
3
150,0
3
150,0
3
150,0
3
150,0
3
150,0
3
150,0
Pos Siskamling
1.000
10
30
300
7
70,0
0
0,0
7
70,0
0
0,0
7
70,0
0
0,0
-
-
43
6.600
16
1.420,0
7
650,0
17
1.720,0
7
650,0
17
1.720,0
7
650,0
J UMLAH Sumber :
7.250,0
*)
7.250,0
*)
7.250,0
*)
Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU, Hasil Analisa *)
Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting
**) Sudah termasuk dalam luas kantor desa, karena lokasinya menyatu. Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-54
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Tabel 5.5-13 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perkantoran Dan Bangunan Umum Setiap PKL Sampai Tahun 2016 PREDIKSI KEBUTUHAN FASILITAS PERKANTORAN DAN BANGUNAN UMUM Pusat
JENIS
Kegiatan
FASILITAS PERKANTORAN
Lokal
DAN BANGUNAN UMUM
Tahun
2006
Kebutuhan
Tahun
Tambahan
2016
Kebutuhan
Tambahan
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( jumlah penduduk 5.005 jiwa)
( jumlah penduduk 5.083 jiwa)
Kantor Camat
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
Koramil
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
Polsek Kantor Desa Pos Polisi Kantor Pos Pembantu Gd. Serbaguna/BL. Pertemuan Balai Desa Balai RW
0 0 0 0 0 0 2
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 200,0
0 0 0 0 0 0 2
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 200,0
0 0 0 0 0 0 2
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 200,0
0 0 0 0 0 0 2
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 200,0
0 0 0 0 0 0 2
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 200,0
0 0 0 0 0 0 2
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 200,0
Wartel KUD MCK
1 0 2
200,0 0,0 100,0
1 0 2
200,0 0,0 100,0
1 0 2
200,0 0,0 100,0
1 0 2
200,0 0,0 100,0
1 0 2
200,0 0,0 100,0
1 0 2
200,0 0,0 100,0
Pos Siskamling Sub Jumlah
0 5
0,0 500,0
0 5
0,0 500,0
0 5
0,0 500,0
0 5
0,0 500,0
0 5
0,0 500,0
0 5
0,0 500,0
( jumlah penduduk 1.755 jiwa)
PKL II
Tahun
Tambahan
Fasilitas
( jumlah penduduk 4.928 jiwa)
PKL I
2011
Kebutuhan
( jumlah penduduk 1.784 jiwa)
( jumlah penduduk 1.812 jiwa)
Kantor Camat
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
Koramil
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
Polsek
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
Kantor Desa
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
Pos Polisi Kantor Pos Pembantu
0 0
0,0 0,0
0 0
0,0 0,0
0 0
0,0 0,0
0 0
0,0 0,0
0 0
0,0 0,0
0 0
0,0 0,0
Gd. Serbaguna/BL. Pertemuan Balai Desa Balai RW
0 0 1
0,0 0,0 100,0
0 0 1
0,0 0,0 100,0
0 0 1
0,0 0,0 100,0
0 0 1
0,0 0,0 100,0
0 0 1
0,0 0,0 100,0
0 0 1
0,0 0,0 100,0
Wartel KUD MCK Pos Siskamling Sub Jumlah
0 0 1 0 2
0,0 0,0 50,0 0,0 150,0
0 0 1 0 2
0,0 0,0 50,0 0,0 150,0
0 0 1 0 2
0,0 0,0 50,0 0,0 150,0
0 0 1 0 2
0,0 0,0 50,0 0,0 150,0
0 0 1 0 2
0,0 0,0 50,0 0,0 150,0
0 0 1 0 2
0,0 0,0 50,0 0,0 150,0
7
650,0
7
650,0
7
650,0
7
650,0
7
650,0
7
650,0
J U M L A H
6.050,0
*)
6.050,0
*)
6.050,0
*)
Sumber :1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU 2. Hasil Analisa Keterangan : *)
Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting
**) Sudah termasuk dalam luas kantor desa, karena lokasinya menyatu.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-55
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Sarana pelengkap
5.5.6. Sarana Perniagaan dan Industri
:
tempat parkir umum, pos polisi, pos pemadam kebakaran, kantor pos pembantu, tempat ibadah
Sarana
perniagaan
dan
industri
merupakan
unsur
karya
dalam
perencanan Perkotaan. Disamping sebagai fasilitas perbelanjaan dan industri,
Berdasarkan standart diatas, IKK Ngimbang membutuhkan fasilitas seperti terlihat pada Tabel 5.5-14 - Tabel: 5.5-15.
juga merupakan fasilitas kerja bagi kelompok yang lain ( sebagai mata 5.5.7. Fasilitas Olah Raga, Rekreasi Dan Penghijauan.
pencaharian ) a. Warung
Fasilitas penghijauan mempunyai peranan yang sangat penting, karena
Fungsi
:
menjual keperluan sehari-hari.
selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga sebagai tempat rekreasi dan
Radius pelayanan
:
500 meter.
tempat hiburan, oleh karena itu perlu pembenahan yang terpadu dalam
Penduduk pendukung :
250 penduduk.
masalah ini. Untuk memperkirakan kebutuhan fasilitas rekreasi olah raga dan
Luas tanah
100 m2
penghijauan di IKK Ngimbang digunakan dipergunakan standart-standart sebagai
:
b. Pertokoan
berikut:
Fungsi
:
menjual barang keperluan sehari-hari dan berupa
toko.
a. Taman Bermain Lingkungan Pemukiman (TBLP) Ø Penduduk Pendukung : 250 jiwa
Penduduk Pendukung :
2.500 penduduk
Luas yang dibutuhkan : 1.200 m2 Sarana pelengkap
:
parkir kendaraan umum, balai pengobatan, balai RW
c. Pusat perbelanjaan Kawasan Fungsi
:
pusat perbelanjaan lingk. terdiri dari toko/ pasar.
Luas yang dibutuhkan :
13.500 m2.
Penduduk pendukung :
30.000 jiwa.
Ø Luas Lahan
: 250 m2
b. Taman Bermain Lingkungan Desa (TBLD) Ø Penduduk Pendukung : 2.500 jiwa Ø Luas lahan
: 1.250 m2
c. Taman Bermain Lingkungan Perkotaan/lapangan olahraga (TBLK) Ø Penduduk Pendukung : 30.000 jiwa Ø Luas Lahan
: 9.000 m2
d. Jalur hijau = 15 m2 untuk setiap penduduk. e. Kuburan Fasilitas kuburan ini disesuaikan arealnya dengan ketentuan luas :
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-56
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG (0,8 x 2) m2/jenasah x % angka kematian. Kebutuhan fasilitas rekreasi dan olahraga sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.5-16 dan Tabel: 5.5-17.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-57
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Tabel 5.5-14 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan Dan Jasa Tahun 2006 – 2016
JENIS NO
FASILITAS
STANDART
EKSISTING
KEBUTUHAN
Tahun 2005
Jumlah
Luas
PERDAGANGAN Penduduk DAN JASA
1
Toko/Kios
2
Warung Nasi
3
Pertokoan
4
Pasar J UMLAH
PERKIRAAN Tahun 2 0 0 6 ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa )
(jml pddk 6.692 jiwa)
Setiap
Jumlah
Luas
Pendukung
Fasilitas
Fasilitas
( jiwa )
( m2 )
( unit )
500
150
Kebutuhan
KEBUTUHAN
FASILITAS
Tahun 2 0 1 1 ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa )
Tambahan
Kebutuhan
Tahun 2 0 1 6 ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )
Tambahan
Kebutuhan
Tambahan
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
52
7.800,00
14
2.100
0
0
14
0
14
2.100
0
0
2.100
0
500
50
30
1.500,00
14
700
0
0
14
700
0
0
14
700
0
0
2.500
1.200
0
0,00
3
3.600
3
3.600
3
3.600
3
3.600
3
3.600
3
3.600
30.000
13.500
1
13.500,00
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
-
83
22.800,00
31
3
3.600
31
31
6.400
3
3.600
6.400
Sumber :
26.400
*)
6.400
3
26.400
3.600
*)
26.400
*)
1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU, Hasil analisa Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting
Tabel 5.5-15 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Setiap PKL IKK Ngimbang Tahun 2016 PREDIKSI KEBUTUHAN FASILITAS PERDAGANGAN DAN JASA Pusat
JENIS
Kegiatan
FASILITAS
Tahun
2006
Lokal
PERDAGANGAN
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
Fasilitas
Luas
DAN JASA
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
( unit )
( m2 )
Kebutuhan
Tahun
Tambahan
( jumlah penduduk 4.928 jiwa) PKL I
2016
Kebutuhan
( jumlah penduduk 5.005 jiwa)
Tambahan
( jumlah penduduk 5.083 jiwa)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Warung Nasi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Pertokoan
2
2.400
2
2.400
2
2.400
2
2.400
2
2.400
2
2.400
Pasar
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
2.400
2
2.400
2
2.400
2
2.400
2
2.400
2
2.400
( jumlah penduduk 1.755 jiwa)
( jumlah penduduk 1.784 jiwa)
( jumlah penduduk 1.812 jiwa)
Toko/kios
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Warung Nasi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Pertokoan
1
1.200
1
1.200
1
1.200
1
1.200
1
1.200
1
1.200
Pasar Sub Jumlah
0 1
0 1.200
0 1
0 1.200
0 1
0 1.200
0 1
0 1.200
0 1
0 1.200
0 1
0 1.200
3
3.600
3
3
3.600
3
3
3.600
J U M L A H
3
3.600 26.400
Sumber :
Tahun
Tambahan
Toko/kios
Sub Jumlah
PKL II
2011
Kebutuhan
*)
3.600 26.400
*)
3.600 26.400
0
*)
1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU 2. Hasil Analisa Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-58
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Tabel 5.5-16 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Olahraga dan Ruang Terbuka Hijau Tahun 2005 – 2015 STANDART JENIS FASILITAS OLAHRAGA & RTH
No.
KEBUTUHAN Jumlah Luas Penduduk Setiap Pendukung Fasilitas ( jiwa ) ( m2 )
EKSISTING Tahun 2005 (jml pddk 6.692 jiwa) Jumlah Luas Fasilitas ( unit ) ( m2 )
PERKIRAAN Tahun 2 0 0 6 ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) Kebutuhan Tambahan Fasilitas Luas Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
KEBUTUHAN
FASILITAS
Tahun 2 0 1 1 ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) Kebutuhan Tambahan Fasilitas Luas Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
Tahun 2 0 1 6 ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa ) Kebutuhan Tambahan Fasilitas Luas Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
1
Lapangan Olahraga
2.500
300
2
600,0
3
6.670
1
300
3
6.670
1
300
3
6.970
1
300
2
Lapangan OR Lingkungan
5.000
300
0
0,0
1
300
1
300
1
300
1
300
1
300
1
300
3
Lapangan OR Lokal
30.000
7.500
0
0,0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Taman Bermain Anak
250
250
0
0,0
27
3.000
27
6.750
27
3.500
27
6.750
28
4.500
27
6.750
5
Taman Lingkungan
2.500
1.250
0
0,0
3
1.250
3
3.750
3
2.500
3
3.750
3
2.500
3
3.750
6
Jalur Hijau
1
15
0
0,0
1
15
1
15
1
15
1
15
1
15
1
15
7
Kuburan
-
-
7
21.000,0
0
0
0
0
3
10.000
0
0
3
10.000
0
0
-
-
9
21.600,0
35
39
22.985
33
11.115
39
24.285
33
11.115
J UMLAH Sumber :
11.235 32.715
33
11.115
*)
32.715
*)
32.715
*)
1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU 2. Hasil Analisa Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-59
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Tabel 5.5-17 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Olahraga Dan Ruang Terbuka Hijau Setiap PKL IKK Ngimbang Tahun 2015 PREDIKSI Pusat Kegiatan Lokal
JENIS FASILITAS OLAHRAGA & RTH
Tahun Kebutuhan Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 )
2006 Tambahan Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 )
Tahun Kebutuhan Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 )
( jumlah penduduk 4.928 jiwa)
PKL I
FASILITAS
2011 Tambahan Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 )
Tahun Kebutuhan Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 )
( jumlah penduduk 5.005 jiwa)
2016 Tambahan Fasilitas Luas ( unit ) ( m2 )
( jumlah penduduk 5.083 jiwa)
Lapangan Olahraga
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
Lapangan OR Lingkungan
1
300,00
1
300,00
1
300,00
1
300,00
1
300,00
1
300,00
Lapangan OR Lokal
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
Taman Bermain Anak
14
3.500,00
14
3.500,00
14
3.500,00
14
3.500,00
14
3.500,00
14
3.500,00
Taman Lingkungan
2
2.500,00
2
2.500,00
2
2.500,00
2
2.500,00
2
2.500,00
2
2.500,00
Jalur Hijau
1
15
1
15
1
15
1
15
1
15
1
15
Kuburan
2
6.000
2
6.000
2
6.000
2
6.000
2
6.000
2
6.000
12.315
20
12.315
20
12.315
20
12.315
20
12.315
20
12.315
Sub Jumlah
20
( jumlah penduduk 1.755 jiwa)
PKL II
KEBUTUHAN
( jumlah penduduk 1.784 jiwa)
( jumlah penduduk 1.812 jiwa)
Lapangan Olahraga
1
300
1
300
1
6.670
1
300
1
6.670
1
300
Lapangan OR Lingkungan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Lapangan OR Lokal
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Taman Bermain Anak
13
3.250
13
3.250
13
3.250
13
3.250
13
3.250
13
3.250
Taman Lingkungan
1
1.250
1
1.250
1
1.250
1
1.250
1
1.250
1
1.250
Jalur Hijau
-
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
0
Kuburan
1
3.000
1
3.000
1
3.000
1
3.000
1
3.000
1
3.000
16
7.800
16
7.800
16
14.170
16
7.800
16
14.170
16
7.800
36
20.115
36
20.115
36
26.485
36
20.115
36
26.485
36
20.115
Sub Jumlah J U M L A H
41.715
*)
41.715
*)
41.715
*)
Sumber : 1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU, Hasil Analisa Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-60
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
5.6.
sekunder diarahkan mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang perkotaan yang
ANALISA TRANSPORTASI
menghubungkan kawasan fungsi primer, sekunder kesatu, kedua, ketiga dan seterusnya, masing-masing sistem jalan mempunyai fungsi tersendiri hingga
5.6.1. Prasarana Transportasi Di dalam analisis mengenai prasarana transportasi yang akan dibahas adalah :
mampu berperan dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Dengan pengertian tersebut di atas maka sistem jaringan jalan di IKK
q Sistem dan fungsi jaringan jalan
Ngimbang adalah sebagai berikut:
q Kondisi perkerasan jalan
Ø Kolektor Primer: merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
q Geometri luas jalan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan
q Fasilitas Jalan
rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi (jalan utama Kecamatan
q Pangkalan angkutan dan Parkir
Ngimbang).
5.6.1.1. Sistem dan Fungsi Jaringan Jalan
Ø Kolektor Sekunder: merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang
angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang,
jalan, fungsi jaringan jalan terbagi atas jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal,
kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi (jalan menuju
dan jalan lingkungan. Penggolongan tersebut didasarkan atas :
Kec.Mantup, Kec.Sambeng, Kec.Bluluk). Ø Lokal Primer : merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
q Pelayanan terhadap sifat arus lalu lintas
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah,
q Jangkauan pelayanannya terhadap lingkungan yang memerlukannya
Sistem jaringan jalan yang ada mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang perkotaan dan struktur pengembangan wilayah tingkat nasional, yang
dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Ø Lingkungan
: merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
menghubungkan simpul jasa distribusi bertingkat dari perkotaan jenjang
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata
kesatu, perkotaan jenjang kedua dan seterusnya dalam satu kesatuan wilayah
rendah (semua jalan desa/kampung).
pembangunan,
atau
menghubungkan
perkotaan
jenjang
kesatu
dengan
perkotaan jenjang yang lain dalam satuan wilayah pembangunan. Pada sistem
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 61
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG 5.6.1.2. Kondisi Perkerasan Jalan
lahan pertanian mempunyai kontribusi perekonomian yang potensial. Pada
Kondisi perkerasan jalan di IKK Ngimbang terbagi menjadi 3 yakni jalan
masa yang akan datang diperlukan alternatif jaringan jalan penghubung,
aspal, jalan makadam dan jalan tanah. Di IKK Ngimbang hanya jalan yang
sehingga meskipun pada penggal jalan yang ada saat ini belum memenuhi
beraspal saja yang kondisinya baik. Sedangkan untuk jalan makadam dan jalan
syarat akan dapat dilayani oleh penggal jalan penghubung lainnya. Dalam hal
tanah kondisinya dapat dikatakan sedang sampai jelek.
mengantisipasi terjadinya penumpukan kegiatan akibat penggunaan jalan serta
5.6.1.3. Geometrik Jalan
geometrik jalan yang minim ini dapat dicegah dengan pengaturan pola sirkulasi
Tujuan dari rencana geometrik jalan adalah untuk menyelaraskan secara teknis kondisi jalan yang ada dengan persyaratan perencanaan jaringan jalan yang menyangkut : ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan. Beberapa identifikasi permasalahan jalan yang ada di IKK Ngimbang : Ø Secara teknis kondisi jalan sekarang belum sepenuhnya memenuhi standar, masa mendatang perlu adanya peningkatan dan klasifikasi jalan. Ø Kondisi geometris ruas jalan utama IKK Ngimbang saat ini umumnya sudah bisa menampung aktifitas jalan.
pada penggal jalan yang akan dikembangkan. 5.6.1.4. Fasilitas Jalan Yang termasuk fasilitas jalan antara lain adalah : q Trotoar/sempadan jalan untuk pejalan kaki q Berm q Boulevard q Lampu jalan
Fasilitas
jalan
sangat
penting
karena
menyangkut
keselamatan,
keamanan dan kenyamanan bagi pemakai jalan tersebut. Untuk kondisi jalan di
Ø Secara umum aturan mengenai sempadan jalan belum sepenuhnya
IKK Ngimbang hampir semuanya belum mempunyai fasilitas jalan, kecuali yang
diterapkan, hanya beberapa jalan saja yang tidak menganut aturan
diusahakan secara swadaya, oleh karena itu perlu untuk dilengkapi. Khusus
sempadan jalan, dengan kata lain mempunyai sempadan jalan yang sangat
untuk lampu penerangan jalan telah disediakan secara swadaya oleh
rendah.
masyarakat setempat. Sedangkan untuk jalan-jalan lainnya pada umumnya
Dengan melihat kondisi di atas dan dihubungkan dengan ketersediaan
belum tersedia lampu penerangan jalan. Pengembangan fasilitas jalan ini
lahan yang dapat dipergunakan sebagai prasarana jalan relatif minim, hal ini
disesuaikan dengan kondisi, fungsi dan ketersediaaan dana yang ada, bilamana
karena dominasi penggunaan lahan di IKK Ngimbang pada jenis penggunaan
perlu untuk menumbuhkan tingkat partisipasi warga di wilayah perencanaan
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 62
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG dalam penyediaan sebagian dari fasilitas jalan ini yang dilakukan dengan cara
q Kendaraan bermotor
= 25 %
gotong royong.
q Kendaraan tak bermotor
= 75 %
5.6.1.5. Pangkalan Angkutan dan Parkir.
Dalam
a. Pangkalan Angkutan
diperlukan :
Angkutan yang ada di IKK Ngimbang adalah angkutan regional yang melayani jalur Babat-Ploso Jombang. Hingga akhir masa perencanaan direncanakan
usaha
meningkatkan
efisiensi pergerakan penduduk perkotaan
q Pengaturan distribusi pelayanan angkutan umum dalam pembagian wilayah
pengembangan secara hirarkhi.
moda perangkutan lebih bervariasi yaitu dengan penyediaan moda angkutan
q merangsang perkembangan angkutan perkotaan, lokal atau pedesaan.
menuju dan melayani seluruh wilayah IKK Ngimbang. Oleh karena itu
5.6.2.2. Pola pergerakan Penduduk
pangkalan angkutan yang disediakan adalah mengoptimalkan sub terminal Ngimbang sebagai simpul aksessibilitas kawasan. b. Parkir
Pola pergerakan yang terjadi di IKK Ngimbang lebih banyak ditentukan oleh aktifitas penduduk sehari-hari, yaitu pergerakan menuju ke tempat kerja, sekolah dan pergerakan ke tempat bekerja. Pola pergerakan berbelanja sehari-
Fasilitas parkir secara khusus belum tersedia, penyediaan ruang parkir
harinya relatif kecil dan menuju ketempat yang sama pula. Pergerakan
kendaraan masih memanfaatkan parkir di pinggir jalan (off street parking).
penduduk ke sekolah mengikuti aktifitas belajar mengajar yang berlangsung,
Penyediaan prasarana parkir di masa yang akan datang perlu dilakukan
yaitu pada pagi hari saat berangkat sekolah dan pada siang hari saat pulang dan
terutama pada pusat-pusat kegiatan utama perkotaan seperti kawasan
berangkat sekolah serta pada sore hari pada saat pulang sekolah. Pola
perdagangan dan jasa (Pasar Sendangrejo), kawasan perkantoran pemerin-
pergerakan yang timbulpun disesuaikan dengan tingkatan pendidikannya, untuk
tahan dan lokasi fasilitas umum lainnya.
sekolah SD pergerakan yang terjadi hanya dilingkungan pemukiman dari rumah
5.6.2. Sarana dan Pola Pergerakan
ke sekolah, sedangkan untuk SLTP dan SLTA pergerakan terjadi menuju ke bagian pusat kota dari rumah menuju sekolah. Pergerakan bekerja terbagi
5.6.2.1. Pelayanan Sarana Angkutan Pelayanan sarana angkutan perkotaan diidentifikasikan dari pola pemilikan kendaraan oleh warga masyarakat IKK Ngimbang yang komposisinya
dalam 2 pola, yaitu pergerakan bekerja pertanian dan pergerakan bekerja perkantoran dan perdagangan/jasa. Untuk pergerakan bekerja pertanian tidak begitu nampak pergerakannya, mengingat sebagian besar lokasi lahan pertanian
sebagai berikut:
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 63
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG penduduk berada di sekitar tempat tinggalnya, umumnya mereka bergerak
5.7.
menjauh dari pusat perkotaan dan terjadi pada pagi hari saat berangkat ke sawah dan pada siang hari saat pulang ke rumah. Sedangkan pergerakan bekerja ke kantor dan perdagangan/jasa pada umumnya terjadi pada pagi hari saat berangkat ke kantor dan menjelang sore hari saat pulang kerja, pergerakan mereka pada umumnya menuju ke pusat kota dalam skala kecil. Dalam penilaian pergerakan penduduk dihubungkan pola pergerakan
ARAHAN PENGEMBANGAN POLA PENGGUNAAN LAHAN Berdasarkan apa yang telah dihasilkan pada pembahasan sebelumnya
jelas apa yang ingin dicapai, bahwa dalam rangka opimalisasi penggunaan lahan di IKK Ngimbang dalam pengembangannya memperhatikan tingkat kemampuan lahan yang ada serta tetap mempertahankan lahan-lahan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai kontribusi yang sangat baik secara ekonomi, baik terhadap wilayah IKK Ngimbang sendiri maupun dalam skala regional.
skala eksternal pada mulanya terdapat kecenderungan pola pergerakan ke arah Berangkat dari pola struktur yang telah didapatkan pada pembahasan utara wilayah perencanaan hal ini ditunjang pada kenyataan yang ada bahwa akses dari dan ke wilayah tersebut relatif baik. Akan tetapi pada saat ini masyarakat dalam berorientasi kegiatan ke arah utara tersebut tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan usaha perdagangan akan tetapi sudah pada pemenuhan
kebutuhan
sekunder
yang
lebih
mempunyai
kemudahan
dimuka, pada masa yang akan datang pola penggunaan lahan di IKK Ngimbang dilakukan
dengan
menjalankan
tahapan
alternatif
pengembangan
pola
penggunaan lahan sesuai dengan tahapan prediksi, baik prediksi terhadap pola struktur jaringan jalan yang akan berpengaruh pada pola struktur penggunaan lahan maupun tahapan prediksi pemenuhan sarana dan prasarana pendukung,
berorientasi ke kawasan tersebut (Kota Lamongan). Untuk lebih jelasnya dapat akibat dari kegiatan prediksi penduduk sampai tahun akhir perencanaan sebagai dilihat pada Peta: 5.7-1
berikut:
5.6.2.3. Lalu lintas Harian Rata-rata Bertitik dari kondisi voleme lalu lintas sekarang serta dengan mempertimbangkan perubahan penggunaan lahan di IKK Ngimbang, maka sampai dengan akhir tahun perencanaan Lalu Lintas Harian Rata-rata diperkirakan masih jauh dibawah 5.000 Satuan Mobil Penumpang, sehingga perkiraan kebutuhan lebar jalan adalah berdasarkan standard minimal.
q Tahapan pertama:
Pada
tahapan
ini
dimungkinkan
melakukan
pengotimalisasiaan
dan
inventarisasi pola penggunaan lahan yang ada, bila mana memungkinkan pada
tahapan
ini
sudah
diidentifikasi
secara
menyeluruh
tingkat
ketersediaan lahan kota yang nantinya akan dapat mendukung pola pengembangan lahan tahap I. Pada tahapan ini pula dilakukan pembatasan
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 64
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG sesuai dengan pola struktur yang akan dituju. Pada tahapan ini sedemikian pentingnya karena tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan tahapan ini bergantung dari kesiapan aparat di tingkat kecamatan dan duk ungan masyarakat, karena pada tahapan ini dimungkinkan adanya pengaturan, pelarangan dan himbauan dalam pengembangan lahan yang sesuai dengan kaidah perencanaan: 1. masyarakat
dituntut
kesadarannya
untuk
tidak
melakukan
pengembangan kawasan terbangun pada kawasan sempadan jalan. 2. Masyarakat dituntut untuk tidak membangun pada lahan-lahan yang seharusnya sebagai sempadan embung. 3. Dalam rangka pengembangan struktur jaringan maka pada tahapan ini masyarakat diminta kesadarannya untuk mengerti dan benar-benar tahu manfaat yang nantinya akan diperoleh akibat pengembangan struktur jaringan yang baik.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 65
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Peta 5.7-1 pengembangan Struktur jaringan jalan
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 66
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG 4. Terhadap kesiapan aparat, perlu dilakukan sosialisasi secara berkala dan
penggunaan lahan pada wilayah belakangnya, sehingga terjadi singkronisasi
berlanjut tentang arti pentingnya pola pengembangan penggunaan lahan
kegiatan yang pada akhirnya akan menimbulkan sinergi bagi pengembangan
yang akan diterapkan.
struktur kegiatan yang semakin dapat mendukung potensi pengembangan pada
q Tahapan kedua:
masa yang akan datang.
Pada tahapan ini dilaksanakan apabila masyarakat sudah benar-benar
Oleh karena itu pada pembahasan ini dilakukan telaah untuk setiap
merasa satu kepentingan dalam pengembangan wilayahnya sendiri, karena
jenis kegiatan yang akan dialokasikan berdasarkan prediksi kebutuhan untuk
pada tahapan ini berkaitan langsung dengan program pengembangan
setiap jenis peruntukan lahan di IKK Ngimbang sebagai berikut:
penggunaan lahan yang akan dilaksanakan. Seperti misalnya :
1. Fasilitas Perkantoran.
1. Pada tahapan ini sudah dilakukan sosialisasi tentang pelaksanaan pengembangan fisik struktur.
penempatannya tetap dikembangkan seperti yang ada sekarang yaitu pada
2. Penetapan alokasi serta dominasi penggunaan lahan untuk setiap blok peruntukan sesuai dengan hasil yang telah disosialisasikan kepada masyarakat secara bertahap dilakukan penertiban.
kawasan sekitar kantor Kecamatan, pengembangannya pada sisi jaringan jalan utama menuju Kecamatan Bluluk. Ø Pada fasilitas pelayanan skala sub pengembangan kawasan/yang lebih
3. Pada tahapan ini pada prinsipnya kondisi masyarakat sudah siap menerima perubahan yang akan mereka nikmati hasilnya.
kecil tetap pada kawasan yang saat ini diidentifikasi sebagai pusat pengembangan skala PKL. Dalam pengembangannya dialokasikan pada
q Tahapan ketiga:
satu blok pengembangan yang berimpit dengan arahan pola penggunaan
Tahapan ini merupakan tahapan pelaksanaan kegiatan fisik seperti pengembangan
Fasilitas perkantoran skala pelayanan Kecamatan ataupun skala perkotaan
dimensi
jaringan,
pemenuhan
sarana
dan
prasarana
pendukung dan pengetatan alokasi pola penggunaan lahan yang disepakati yaitu dengan pola optimal. Pada penetapan pola struktur penggunaan lahan dengan pola
lahan campuran (fasilitas umum, perdagangan dan jasa) Ø Pada pelayanan skala unit lingkungan tetap pada sub-sub bagian yang ada dimana saat ini kawasannya masih berupa dusun-dusun dengan intensitas kegiatan kecil sehingga tidak memerlukan lahan serta pelayanan yang luas.
optimal hal yang perlu diperhatikan adalah keterkaitan pola struktur
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-67
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Fasilitas umum dalam hal ini didefinisikan terdiri; fasilitas pendidikan, peribadatan, jasa/perkantoran swasta, kesehatan dan lainnya menurut skala
2. Fasilitas Perdagangan dan Jasa. Pengembangan
fasilitas
perdagangan
dan
jasa
dalam
skala
kota;
dikembangkan pada bagian pusat dan selatan yaitu pada kawasan yang
pelayanan. Ø Fasilitas pendidikan disyaratkan untuk tetap dikembangkan pada
termasuk wilayah PKL I, lokasinya berada pada sisi jaringan jalan kolektor.
kawasan pengembangan yang ada sekarang dimana pada kawasan ini
Pengembangan fasilitas ini tidak berdiri sendiri tetapi bercampur dengan
meskipun berada di sisi langsung jaringan jalan utama akan tetapi
kegiatan fasilitas umum meskipun masih disyaratkan untuk intensitas
merupakan keuntungan lokasional kare na dapat dijangkau dari berbagai
kegiatan sedang sampai tinggi karena pada akses jaringan jalan ini
lokasi di wilayah perencanaan.
memerlukan keleluasaan aksesibilitas yang tinggi. Ø Pengembangan fasilitas perdagangan skala Pusat Kegiatan Lingkungan; pada kawasan ini diupayakan tidak terjadi pencampuran pola kegiatan yang saling mengganggu sehingga akan mengakibatkan penumpukan pola kegiatan dan hal ini akan berakibat pula pada terganggunya akses jaringan jalan utama kota. Ø Pelayanan fasilitas perdagangan dalam Sub-Sub unit Pengembangan kota (unit lingkungan); pengembangan dan lokasinya dapat menyatu dengan lingkungan permukiman, karena fasilitas yang ada hanya berupa kios dengan keperluan lahan yang minim.
Ø Pengembangan fasilitas kesehatan; dikembangkan pada kawasan dimana saat ini puskesmas berada akan tetapi pada skala pelayanan yang lebih rendah dapat berada di sekitar kawasan pusat pengembang an untuk setiap
PKL,
karena
ketersediaan
fasilitas
ini
biasanya
menyatu/bersamaan dengan kegiatan rutin yang biasanya dilakukan di setiap kantor desa seperti kegiatan posyandu, dan sebagainya. Ø Pengembangan
fasilitas
peribadatan;
disesuaikan
dengan
skala
pelayanannya. Untuk skala perkotaan kalau melihat prediksi yang telah dilakukan di wilayah perencanaan masih belum memerlukan penambahan fasilitas ini dengan kata lain fasilitas yang ada telah dapat memenuhi kebutuhan. Ø Pengembangan
fasilitas
halte
dan
sub
terminal;
Sub
terminal
pengembangannya diarahkan pada pemberdayaan sub terminal yang ada sekarang sebagai simpul aksessibilitas. Pengoptimalan sub terminal ini 3. Fasilitas Pelayanan Umum
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-68
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG bisa dilakukan dengan penertiban pada terminal-terminal bayangan yang ada di sekitar Pasar Sendangrejo. Penyediaan fasilitas halte terutama pada
kawasan
pendidikan
dengan
pengaturan
sistem
sirkulalasi
pergerakan apabila sampai tahapan ketiga perencanaan masih belum terlaksana pengembangan fisik dimensi jaringan jalan utama yang ada. Hal ini dimaksudkan agar pada jam-jam sibuk yaitu pada saat masuk dan pulang sekolah tidak terjadi pemakaian badan jalan yang berlebihan karena akan sangat mengganggu penguna jalan lainnya.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-69
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Peta 5.7-2 Arahan Pola Penggunaan Lahan Tahun 2015
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-70
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.7-3 Arahan Pola Penggunaan Lahan PKL I Tahun 2015
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-71
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.7-4 Arahan Pola Penggunaan Lahan PKL II Tahun 2015
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-72
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
5.8.
ANALISA KEBUTUHAN PELAYANAN UTILITAS
Untuk perkiraan kebutuhan air di IKK Ngimbang pada masa yang akan datang digunakan pedoman berdasarkan
5.8.1. Pelayanan Air Bersih Sampai saat ini kebutuhan air bersih untuk penduduk IKK Ngimbang
target
standar
q Kebutuhan air domestik :
1. Sambungan rumah membutuhkan air 120 liter/orang/hari
yang berasal dari dua sumber yaitu Sendang Gajah dan Sendang Titing.
2. Kran umum membutuhkan air 30 liter/jiwa/hari
sebagian penduduk melalui jalan pengeboran dan diambil dengan sistem
yang
dituangkan dalam kerangka strategi sektor perkotaan sebagai berikut :
dicukupi oleh air bersih melalui perpipaan yang ada sepanjang jalan utama
Penyediaan non perpipaan berasal dari sumur-sumur penduduk selain itu juga
nasional
q Kebutuhan non domestik (perkantoran, perdagangan, jasa dll) dihitung
sekitar 20 % dari kebutuhan domestik
pompa. q Kehilangan air (losses) sekitar 25 % dari kebutuhan air domestik dan non
Dengan asumsi bahwa pada masa yang akan datang dikembangkan sistem perpipaan untuk seluruh kawasan maka pada prediksi kebutuhan
domestik Untuk sambungan air minum :
pelayanan air bersih diprediksikan dengan menggunaan target dan standart sistem penyediaan air bersih yang sudah baku.
1. Sambungan rumah : 6 jiwa/rumah 2. Kran Umum
Berdasarkan target standar nasional yang dituangkan dalam kerangka strategi sektor perkotaan, bahwa target pelayanan air bersih adalah 80% penduduk yang terlayani, baik dilayani oleh sistem perpipaan maupun sistem
: 200 jiwa/unit
Kebutuhan air bersih di IKK Ngimbang sampai tahun 2016 dari hasi l prediksi dengan kriteria diatas yang menggunakan sambungan perpipaan dapat dilihat pada Tabel 5.8-1.
individu. Dari target pelayanan 80% tersebut dirinci lagi menjadi 53% dilayani oleh sistem perpipaan dan 47% dilayani oleh sistem individu. Dari 53% yang dilayani oleh sistem perpipaan 50% disuplai dengan menggunakan saluran rumah dan 3% dengan kran umum.
5.8.2. Telekomunikasi Sarana Telekomunikasi yang ada saat ini di wilayah IKK Ngimbang terdiri dari Telepon, Radio, dan TV. Mengingat perkembangan kota dimasa mendatang, maka sistem jaringan telepon perlu diupayakan untuk dapat melayani kebutuhan telekomunikasi penduduk perkotaan. Walaupun tidak ada
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-73
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG standart yang baku tentang perkiraan kebutuhan telepon, namun untuk mengantisipasi kemungkinan kebutuhan telekomunikasi penduduk IKK Ngimbang di masa yang akan datang diasumsikan 5% dari jumlah penduduk akan membutuhkan sambungan telepon. Untuk kebutuhan perdagangan, perkantoran dan fasilitas sosial lainnya didasarkan atas kondisi kegiatan masing-masing saat ini dan perkiraan perkembangannya di masa yang akan datang. Untuk lebih jelasnya kebutuhan fasilitas telekomunikasi di IKK Ngimbang dapat dilihat pada Tabel 5.8-2.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-74
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Tabel 5.8-1 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kawasan Perencanaan Sampai Tahun 2016 T U R A I A N > Jumlah Penduduk > % Pelayanan l Sambungan Rumah l Kran Umum/Hidran Umum/MCK > Jumlah Penduduk Yang Dilayani l Sambungan Rumah l Kran Umum/Hidran Umum/MCK > Tingkat Pelayanan l Sambungan Rumah l Kran Umum/Hidran Umum/MCK > Jumlah Sambungan Air Bersih l Sambungan Rumah l Kran Umum/Hidran Umum/MCK
SATUAN jiwa
2005
2006
2007
2008
2009
A
H
2010
U
N
2011
2012
2013
2014
2015
2016
6.692
6.751
6.772
6.793
6.814
6.836
6.857
6.878
6.899
6.920
6.941
6.962
%
37%
41%
49%
50%
51%
51%
52%
52%
52%
53%
53%
53%
%
34%
38%
46%
47%
48%
48%
49%
49%
49%
50%
50%
50%
%
3%
3%
3%
3%
3%
3%
3%
3%
3%
3%
3%
3%
jiwa
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
jiwa
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
jiwa
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
jiwa/unit
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
jiwa/unit
52
54
57
60
60
60
60
60
60
60
60
60
unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
> Tingkat Kebutuhan Air l Domestik Sambungan Rumah
l / org / hari l / org / hari
112
113
113
114
115
116
117
117
118
119
119
120
Kran Umum/Hidran Umum/MCK l / org / hari
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
%
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
l Domestik l Non Domestik
m3 / hari
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
m3 / hari
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
l Total
m3 / hari
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
l / dt
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
31,2
32,2
34,0
33,0
32,1
31,2
30,7
30,3
30,3
30,3
30,3
30,3
m3 / hari
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
m3 / hari
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
l / dt
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
> Kebutuhan Air Puncak Harian
m3 / hari
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
(115 % dari total kebutuhan air)
l / dt
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
l
l Non Domestik > Perkiraan Kebutuhan Air Bersih
> Kehilangan Air l Prosentase Kehilangan Air l Besarnya Kehilangan Air > Total Kebutuhan Air
%
Sumber : Hasil Analisa
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-75
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Peta 5.8-1 Arahan Jaringan Air Bersih
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 76
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Tabel 5.8-2 Prediksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana Telepon di Wilayah Perencanaan Sampai Tahun 2015
P REDIKSI JENIS FASILITAS
TAHUN 2006 Prosentase/ Jumlah Kebutuhan Kebutuhan (unit) (unit)
> Perumahan - Kapling Besar - Kapling Sedang - Kapling Kecil > Fasilitas Pendidikan (SLTP & SLTA) > Fasilitas Kesehatan > Fasilitas Perkantoran > Fasilitas Perdagangan dan Jasa - Toko/Kios - Warung Nasi - Pertokoan & Restoran - Pasar > Jumlah Satuan Sambungan > Jumlah Distibution Point > Jumlah Rumah Kabel > Jumlah Telepon Umum Jumlah Sumber : Hasil Analisa
F akta
dan
TAHUN 2011 Prosentase/ Jumlah Kebutuhan Kebutuhan (unit) (unit)
TAHUN 2016 Prosentase/ Jumlah Kebutuhan Kebutuhan (unit) (unit)
50% 30% 25% 100% 100% 100%
137 405 810 0 2 17
69 122 203 0 2 17
75% 50% 35% 100% 100% 100%
137 405 810 0 2 17
103 203 284 0 2 17
100% 75% 50% 100% 100% 100%
137 405 810 0 2 17
373 1.119 2.237 0 2 17
25% 12% 100% 100%
14 14 3 0
4 2 3 0
30% 13% 100% 100%
14 14 3 0
4 2 3 0
50% 10% 100% 100%
14 14 3 0
7 1 3 0
Per 10 SS Per 20 DP Per 500 Orang
420 42 2 12
Per 10 SS Per 20 DP - Per 500 Orang
617 62 3 13
Per 10 SS Per 20 DP - Per 500 Orang
3.759 376 19 14
-
-
420
-
-
617
-
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
-
3.759
Hal 5-77
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Untuk lebih jelasnya tentang kebutuhan listrik di IKK Ngimbang pada tahun 2016
5.8.3. Listrik
dapat dilihat pada Tabel 5.8-3. Jaringan listrik yang terdapat di wilayah perencanaan telah dapat melayani sebagian besar areal, hal ini dapat dilihat dari sistem jaringan distribusi. Sebagian besar
5.8.4. Saluran Pembuangan Air Hujan Dan Air Kotor.
rumah telah memanfaatkan penerangan listrik, demikian juga kegiatan lainnya. Dari
Sistem pembuangan air hujan di IKK Ngimbang memanfaatkan saluran-saluran
tahun ketahun jumlah pelanggan listrik semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari
alam dan saluran buatan yang kondisinya dapat dikatakan masih memerlukan
prosentase pelayanan antar jumlah rumah yang sudah terlayani listrik dengan jumlah
pembenahan, sehingga pada saat musim penghujan tidak akan dijumpai adanya
seluruh rumah yang mencapai angka 98,34%.
genangan meskipun hanya temporer. Dengan keberadaan ciri fisik tersebut perlu kiranya
Perkiraan kebutuhan listrik di wilayah perencanaan IKK Ngimbang diasumsikan
diadakan studi tentang penanganan sistim pembuangan air yang lebih detail karena bagaimanapun wilayah perencanaan dilalui jaringan sungai, penerapan pola yang salah
sebagai berikut :
pada penanganan ini akan berakibat tergenangnya seluruh bagian wilayah perkotaan di
q Industri
:
20 watt/m2
q Perkantoran
:
68 watt/m2
q Perdagangan
:
30 watt/m2
Secara keseluruhan untuk mengantisipasi sistem pembuangan air hujan yang
q Pasar
:
80 watt/m2
diupayakan untuk jangka panjang di IKK Ngimbang belum terencana dengan baik, hal ini
q Fasilitas Pendidikan
:
30 watt/m2
dapat terlihat di sepanjang jalan utama, jalan penghubung dan jalan-jalan lokal.
q Fasilitas Kesehatan
:
70 watt/m2
Sistem pembuangan air kotor di IKK Ngimbang pada umumnya menggunakan
q Fasilitas Peribadatan
:
10 watt/m2
sistem manual. Dalam upaya meningkatkan kwalitas lingkungan pemukiman dan semakin
q Perumahan
IKK Ngimbang pada musim penghuj an.
padatnya penduduk serta kecenderungan penggunaan lahan saluran untuk bangunan,
a. Rumah besar
:
3.000 watt/rumah
b. Rumah sedang
:
2.400 watt/rumah
c. Rumah kecil
:
1.300 watt/rumah
perlu dipikirkan adanya suatu perencanaan sistem drainase yang baik. Sebagai pedoman untuk perencanaan pembuangan air kotor di masa mendatang dapat digunakan kriteria yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum CQ Direktorat Teknik Penyehatan adalah sebagai berikut:
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-78
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Tabel 5.8-3 Prediksi Kebutuhan Listrik Wilayah Perencanaan Sampai Tahun 2015 PREDIKSI Standart JENIS FASILITAS
TAHUN 2006
TAHUN 2011
TAHUN 2016
Kebutuhan
Jumlah
Tingkat
Tingkat
Jumlah
Tingkat
Tingkat
Jumlah
Tingkat
Tingkat
(Watt)
Bangunan (unit)
Pelayanan (%)
Kebutuhan (KVA)
Bangunan (unit)
Pelayanan (%)
Kebutuhan (KVA)
Bangunan (unit)
Pelayanan (%)
Kebutuhan (KVA)
> Perumahan - Kapling Besar - Kapling Sedang - Kapling Kecil
3.000 2.400 1.300
810 405 139
80 75 60
1.944,00 729,00 108,42
810 405 139
100 100 80
2.430,00 972,00 144,56
810 405 139
100 100 100
2.430,00 972,00 180,70
> Fasilitas Pendidikan - TK & SD - SLTP & SLTA
1.300 1.300
12 8
100 100
15,60 10,40
12 8
100 100
15,60 10,40
12 8
100 100
15,60 10,40
> Fasilitas Kesehatan - UGD - Puskesmas/Puskesmas Pembantu - Posyandu - Tempat Praktek Dokter - Apotik
3.000 1.300 1.300 1.300 1.300
1 1 12 1 1
100 100 100 100 100
3,00 1,30 15,60 1,30 1,30
1 1 12 1 1
100 100 100 100 100
3,00 1,30 15,60 1,30 1,30
1 1 12 1 1
100 100 100 100 100
3,00 1,30 15,60 1,30 1,30
> Fasilitas Peribadatan - Musholla - Masjid - Gereja
1.300 1.300 1.300
27 10 0
100 100 100
35,10 13,00 0,00
27 10 0
100 100 100
35,10 13,00 0,00
27 10 0
100 100 100
35,10 13,00 0,00
> Fasilitas Perkantoran/Fasum - Kantor Camat - Koramil - Polsek - Kantor Desa - Pos Polisi - Kantor Pos Pembantu - Gd. Serbaguna/BL. Pertemuan - Balai Desa - Balai RW - Wartel - KUD - MCK - Pos Siskamling
1.300 1.300 1.300 1.300 1.300 1.300 1.300 1.300 1.300 1.300 1.300 900 450
1 1 1 1 0 1 0 2 3 2 3 2 30
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
1,30 1,30 1,30 1,30 0,00 1,30 0,00 2,60 3,90 2,60 3,90 1,80 13,50
1 1 1 1 0 1 0 2 3 2 3 2 30
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
1,30 1,30 1,30 1,30 0,00 1,30 0,00 2,60 3,90 2,60 3,90 1,80 13,50
1 1 1 1 0 1 0 2 3 2 3 2 30
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
1,30 1,30 1,30 1,30 0,00 1,30 0,00 2,60 3,90 2,60 3,90 1,80 13,50
> Fasilitas Perdagangan dan Jasa - Toko/Kios - Warung Nasi - Restoran/Pertokoan - Pasar > Industri kecil rumah tangga
1.300 1.300 1.300 1.300 1.300
52 30 3 1
80 80 80 80
54,08 31,20 3,12 1,04
52 30 3 1
100 100 100 100
2,25 0,75 0,01 0,00
52 30 3 1
100 100 100 100
67,60 39,00 3,90 1,30
- 3.002,26
-
- 3.680,97
-
Jumlah
-
-
- 3.825,90
Sumber : Hasil Analisa
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-79
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG a. Kawasan yang mempunyai kepadatan > 200 jiwa/ha. Di wilayah ini sistem on-site
Berdasarkan strategi pengembangan sistem persampahan nasional, sasaran dan daerah
Sanitation tidak diperkenankan, mengingat kepentingan kesehatan umum. Jadi
pelayanan untuk IKK Ngimbang adalah sebagai berikut :
untuk wilayah ini harus menggunakan sistem off-site Sanitation.
• Periode/Tahapan I
b. Kawasan yang mempunyai kepadatan antara 150 - 200 jiwa/ha.
Di wilayah ini
sistem on-site sanitation masih dapat dianggap layak untuk sementara. Sedangkan untuk menghindari pencemaran air tanah secara intensif perlu diusahakan misalnya dengan pengadaan MCK untuk beberapa keluarga misalnya dilengkapi septic-tank dan leading pit. c. Kawasan yang mempunyai kepadatan < 150 jiwa/ha. Di wilayah ini sistem on-site sanitation dianggap baik/cukup layak. Karena kepadatan yang ada di IKK Ngimbang kurang dari 150 jiwa/hektar maka dipakai sistem on-site sanitation. 5.8.5. Persampahan
Ø Tempat Komersial dan pasar harus terlayani 100 % Ø Pemukiman Ø Kepadatan dibawah dan sama dengan 100 jiwa/Ha harus terlayani 80 % Ø Kepadatan diatas 100 jiwa/Ha harus terlayani 100 % • Periode/Tahapan II Ø Tempat komersial dan pasar harus terlayani 100 % Ø Pemukiman Ø Kepadatan dibawah dan sama dengan 50 jiwa/Ha harus terlayani 80 % Ø Kepadatan diatas 50 jiwa/Ha harus terlayani 100 %
Penanganan persampahan di wilayah perencanaan saat ini dilakukan dengan cara antara lain penanganan sampah individu, dengan proses 1. Dibakar 2. Ditimbun Penanganan sampah kolektif, sampai saat ini belum diorganisasi. Untuk memperkirakan produksi sampah setiap hari selama tahun perencanaan di IKK Ngimbang, dipakai standart dari hasil studi pengelolaan sampah nasional, bahwa volume sampah per jiwa untuk kategori perkotaan kecil seperti IKK Ngimbang adalah 1 m3/jiwa/hari untuk domestik dan 0,85 m3/jiwa/hari untuk non domestik. Dipakai ratarata 1 m3/jiwa/hari karena sebagian besar adalah untuk kebutuhan domestik.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-80
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Untuk perkiraan timbulan sampah pada tahun perencanaan adalah 21,441
Tabel 5.8-4 Prediksi Timbulan Sampah dan Kebutuhan Peralatan di Wilayah Perencanaan Sampai Tahun 2015
m3/hari, untuk lebih jelasnya timbulan sampah yang dihasilkan di IKK Ngimbang pada tahun perencanaan dapat dilihat pada Tabel 5.8-4. Berdasarkan sistem modul untuk
Uraian
Satuan
Standart
Prediksi Timbulan & Peralatan 2005
2006
2011
2016
kebutuhan peralatan, IKK Ngimbang termasuk dalam kategori penduduk 20.000 jiwa dengan kebutuhan peralatan sebagai berikut : q Pengumpulan
:
- Bin (tong sampah) 50 liter = 536 unit, - Gerobak (1 m3) = 21 unit (dipakai 2 kali rute)
q Pemindahan
:
- Station transfer (TPS) 50 m2 = 3 lokasi
q Pengangkutan
:
- 1 unit Dump Truck (6 m3).
q Sistem pembuangan akhir: Controlled Landfill, yang terletak diluar wilayah
perkotaan.
F akta
dan
> Jumlah Penduduk
jiwa
-
> Timbulan Sampah - Domestik
liter/jiwa/hari
2,50
2,50
2,50
2,50
2,50
liter/jiwa/hari
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
liter
-
16.730
16.878
17.143
17.405
liter liter
-
3.346 20.076
3.376 20.253
3.429 20.571
3.481 20.886
unit unit unit
40 liter 1.000 liter 8.000 liter
502 20 3
506 20 3
514 21 3
522 21 3
- Non Domestik > Besarnya Timbulan Sampah - Domestik - Non Domestik -Total
6.692
6.751
6.857
6.962
> Peralatan - Bin / tong - Gerobak (2 rit/hari/unit) - TPS / bak sampah permanen Sumber : Hasil Analisa
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-81
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Peta 5.8-2 Arahan Pengembangan Jaringan Telepon
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-82
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.8-3 Arahan Pengembangan Jaringan Listrik
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-83
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG
Peta 5.8-4 Arahan Pengembangan Jaringan Drainase
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-84
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.8-5 Arahan Pengembangan Sarana Persampahan
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-85
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG 5.4. ANALISA
Ngimbang
5.4.1.
Kegiatan Pertanian ...............................................................................5-37
............................................................................................................................................5-1
5.4.2.
Kegiatan Perdagangan Dan Jasa. .....................................................5-37
5.4.3.
Kegiatan Industri ...................................................................................5-38
5.4.4.
Kegiatan Peternakan............................................................................5-38
5.1.
WILAYAH
PERENCAnaAN
IKK
Analisa Kegiatan Ekonomi ...........................................................................5-37
Analisa Fisik Dasar..........................................................................................5-1
5.1.1.
Keadaan Tanah dan Jenis Tanah.........................................................5-1
5.1.2.
Keadaan Topografi dan Kelerengan ....................................................5-5
5.1.3.
Ketersediaan Air Tanah..........................................................................5-5
5.5.1.
Perumahan.............................................................................................5-39
5.1.4.
Analisa Kesesuaian Lahan ....................................................................5-6
5.5.2.
Fasilitas Pendidikan..............................................................................5-44
5.1.5.
Analisa Kesesuaian Pemanfaatan Air Baku........................................5-9
5.5.3.
Fasilitas Kesehatan ..............................................................................5-45
5.1.6.
Analisa Kesesuaian Lahan Permukiman Perkotaan........................5-10
5.5.4.
Fasilitas Peribadatan............................................................................5-51
5.1.7.
Evaluasi Kesesuaian Lahan Terhadap Penggunaan Lahan..........5-11
5.5.5.
Fasilitas Pemerintahan Dan Pelayanan Umum ...............................5-51
5.1.8.
Kendala Dan Limitasi Wilayah.............................................................5-16
5.5.6.
Sarana Perniagaan dan Industri .........................................................5-56
5.1.9.
Kecenderungan Perkembangan .........................................................5-17
5.5.7.
Fasilitas Olah Raga, Rekreasi Dan Penghijauan.............................5-56
5.2.
Analisa Kependudukan dan Sumber Daya Manusia ...............................5-18
5.5.
5.6.
Analisa Kebutuhan Perumahan dan Fasilitas Lainnya ...........................5-39
Analisa Transportasi .........................................................................................61
5.2.1.
Jumlah, Perkembangan Dan Prediksi Penduduk .............................5-18
5.6.1.
Prasarana Transportasi............................................................................61
5.2.2.
Kepadatan Penduduk ...........................................................................5-20
5.6.2.
Sarana dan Pola Pergerakan..................................................................63
5.3.
Analisa Struktur Pemanfaatan Ruang IKK Ngimbang .............................5-23
5.7.
Arahan Pengembangan Pola Penggunaan Lahan......................................64
5.8.
Analisa Kebutuhan Pelayanan Utilitas.......................................................5-73
5.3.1.
Analisa Perkembangan Struktur Kota dan Daerah Terbangun......5-23
5.3.2.
Pola Dan Intensitas Penggunaan Lahan Kota ..................................5-24
5.8.1.
Pelayanan Air Bersih ............................................................................5-73
5.3.3.
Analisa Arahan Pengembangan Kota ................................................5-27
5.8.2.
Telekomunikasi......................................................................................5-73
5.3.4.
Analisa Pengendalian Lingkungan .....................................................5-27
5.8.3.
Listrik.......................................................................................................5-78
5.3.5.
Fungsi Pusat Kegiatan Lokal IKK Ngimbang ....................................5-32
5.8.4.
Saluran Pembuangan Air Hujan Dan Air Kotor. ...............................5-78
5.3.6.
Analisa Intensitas dan Tingkat Kepadatan Bangunan.....................5-33
5.8.5.
Persampahan ........................................................................................5-80
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-86
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Peta 5.8-3 Arahan Pengembangan Jaringan Listrik ...............................................5-83 Peta 5.1-1 Analisa Kelayakan Berdasarkan Tingkat Kemudahan Pemanfaatan
Peta 5.8-4 Arahan Pengembangan Jaringan Drainase ..........................................5-84
Lahan.................................................................................................................................5-4
Peta 5.8-5 Arahan Pengembangan Sarana Persampahan ...................................5-85
Peta 5.1-2 Analisa Kelayakan berdasarkan tingkat ketinggian dan kelerengan ...5-7 Tabel 5.1-1 Kesesuaian Jenis Tanah Terhadap Jenis Tanaman ........................... 5-3 Peta 5.1-3 Analisa Kelayakan berdasarkan ketersediaan air ..................................5-8 Tabel 5.1-2 Kesesuaian Jenis Tanah Terhadap Erosi.............................................. 5-3 Peta 5.1-4 Zona Liputan Bangunan............................................................................5-12 Tabel 5.1-3 Kelas dan Kriteria Topografi .................................................................... 5-5 Peta 5.1-5 Kesesuaian Terhadap Ketinggian Bangunan........................................5-13 Tabel 5.2-1 Pertambahan Jumlah Penduduk IKK Ngimbang ................................5-18 Peta 5.1-6 Kesesuaian lahan permukiman perkotaan ............................................5-14 Tabel 5.2 -2 Hasil Perhitungan Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang Tahun Peta 5.1-7 Kesesuaian Lahan Jasa dan Komersial.................................................5-15 2005-2015 Menurut Metode Proyeksi........................................................................5-19 Peta 5.2-1 Faktor pembatas perkembangan kawasan............................................5-21 Tabel 5.2-3 Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang Tahun 2006-2016 .........5-20 Peta 5.2-2 Kecenderungan perkembangan..............................................................5-22 Tabel 5.2-4 Prediksi Jumlah Penduduk Masing-masing PKL di IKK Ngimbang Peta 5.3-1 kecenderungan perkembangan kawasan terbangun..............................28 Tahun 2006-2016..........................................................................................................5-20 Peta 5.3-2 Analisa Struktur Kota .................................................................................5-29 Tabel 5.3-1 Prosentase Penggunaan lahan di IKK Ngimbang ..............................5-24 Peta 5.3-3 Faktor pembatas perkembangan Kota di IKK Ngimbang ....................5-30 Tabel 5.3-2 Analisa KDB dan KLB Per Jenis Kegiatan Setiap Pusat Kegiatan Lokal Peta 5.3-4 Arahan Intensitas Penggunaan Lahan di IKK Ngimbang ....................5-31 (PKL) di Ibukota Kecamatan Ngimbang Tahun 2016 ............................................5-26 Peta 5.3-5 Arahan Struktur Kegiatan IKK Ngimbang ..............................................5-35 Tabel 5.3-3 Analisa Tingkat Kepadatan Bangunan Tiap Pusat Kegiatan Lokal.5-34 Peta 5.3-6 Arahan Struktur Kegiatan Kota dan PKL................................................5-36 Tabel 5.4-1 Luas Tanam dan Produksi Pertanian IKK Ngimbang ........................5-37 Peta 5.7-1 pengembangan Struktur jaringan jalan .....................................................66 Tabel 5.5-1 Rasio Jumlah Penduduk Per Rumah di Kota dan Kecamatan Peta 5.7-2 Arahan Pola Penggunaan Lahan Tahun 2015......................................5-70 Ngimbang .......................................................................................................................5-40 Peta 5.7-3 Arahan Pola Penggunaan Lahan PKL I Tahun 2015...........................5-71 Tabel 5.5 -2 Komposisi Jumlah Rumah dan Kebutuhan Luas Kavling Rumah Peta 5.7-4 Arahan Pola Penggunaan Lahan PKL II Tahun 2015..........................5-72 Berdasarkan Golongan Pendapatan..........................................................................5-42 Peta 5.8-1 Arahan Jaringan Air Bersih .........................................................................76 Peta 5.8-2 Arahan Pengembangan Jaringan Telepon............................................5-82
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-87
ANA LISA WILA YAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG Tabel 5.5-3 Prediksi Kebutuhan Perumahan Dilihat Dari Jenis Kaplingnya Tahun
Tabel 5.5-16 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Olahraga dan Ruang Terbuka Hijau
2016.................................................................................................................................5-42
Tahun 2005 – 2015.......................................................................................................5-59
Tabel 5.5-4 Perkiraan Jumlah Bangunan Rumah Tinggal Menurut Lokasi Pusat
Tabel 5.5-17 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Olahraga Dan Ruang Terbuka Hijau
Kegiatan Lokal Perkotaan Tahun 2006 - 2016 .........................................................5-43
Setiap PKL IKK Ngimbang Tahun 2015 ....................................................................5-60
Tabel 5.5-5 Perkiraan Kepadatan Rumah di IKK Ngimbang Sampai Tahun 20155-44
Tabel 5.8 -1 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kawasan Perencanaan Sampai Tahun
Tabel 5.5-6 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Tahun 2006 - 2016 ......5-47
2016 ................................................................................................................................5-75
Tabel 5.5 -7 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Setiap PKL IKK Ngimbang
Tabel 5.8-2 Prediksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana Telepon di Wilayah
Sampai Tahun 2015......................................................................................................5-48
Perencanaan Sampai Tahun 2015 ............................................................................5-77
Tabel 5.5-8 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Tahun 2006 - 2016......5-49
Tabel 5.8-3 Prediksi Kebutuhan Listrik Wilayah Perencanaan Sampai Tahun 2015
Tabel 5.5-9 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Setiap PKL Sampai Tahun
.........................................................................................................................................5-79
2016.................................................................................................................................5-50
Tabel 5.8-4 Prediksi Timbulan Sampah dan Kebutuhan Peralatan di Wilayah
Tabel 5.5-10 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Tahun 2006 - 2016 ..5-53
Perencanaan Sampai Tahun 2015 ............................................................................5-81
Tabel 5.5-11 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Setiap PKL Sampai Tahun Gambar 5.2-1 Perkembangan Jumlah Penduduk IKK Ngimbang ........................5-18 2015.................................................................................................................................5-53 Gambar 5.2-2 Proporsi Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang .....................5-20 Tabel 5.5 -12 Prediksi
Kebutuhan Fasilitas Perkantoran Dan Bangunan Umum
Tahun 2006 - 2016 ........................................................................................................5-54 Tabel 5.5-13 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perkantoran Dan Bangunan Umum Setiap PKL Sampai Tahun 2016.................................................................................5-55 Tabel 5.5-14 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan Dan Jasa Tahun 2006 – 2016.................................................................................................................................5-58 Tabel 5.5 -15 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Setiap PKL IKK Ngimbang Tahun 2016 .................................................................................................5-58
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 5-88